MUSKULOSKELETA
L
1. Harus ada pasokan energi kimia yang konstan (ATP dan kreatin
fosfat)
2. Harus ada sarana untuk mengatur aktivitas mekanis (kecepatan,
lama, dan kekuatan kontraksinya pada otot)
3. Mesin tersebut harus dihubungkan dengan operator
4. Harus ada cara untuk mengembalikan mesin tersebut kepada
keadaan semula
OTOT
Pada pemeriksaan mikroskopik :
Otot rangka (otot skeletal) dan otot jantung terlihat
bergaris-garis atau lurik (striata)
Otot polos tidak terlihat bergaris-garis (nonstriata)
Sistem Pengendalian:
Otot rangka di bawah kendali otot saraf volunter
Otot jantung, otot polos bersifat involunter (di luar
kehendak)
Otot lurik tersusun dari sel serabut multinukleus yang
dikelilingi membran plasma yang bisa dirangsang arus
listrik yang disebut sarkolema
Sebuah sel serabut otot, yang dapat memanjang
mengikuti seluruh panjang otot, mengandung berkas
miofibril yang tersusun paralel dan terbenam dalam
cairan intrasel yang dinamakan sarkoplasma.
Sarkoplasma mengandung: glikogen, senyawa ATP
berenergi-tinggi, fosfokreatin, enzim yang diperlukan
untuk glikolisis
MIOFIBRIL
Terdiri dari filamen tebal dan filamen tipis.
Filamen tebal mengandung protein miosin
Filamen tipis mengandung protein aktin,
tropomiosin dan troponin
Dalam mengadakan interaksi, filamen tebal dan
tipis saling mengadakan interaksi lewat jembatan-
silang
PROTEIN UTAMA OTOT
Massa otot terbentuk oleh air 75% dan protein lebih dari 20%.
Dua protein utama otot adalah aktin dan miosin
G-aktin monomerik (43 kDa; G, globular) menyusun protein
otot sebanyak 25% berdasarkan beratnya. G-aktin melakukan
polimerisasi nonkovalen hingga terbentuk filamen heliks-
ganda tak-larut, yang dinamakan F-aktin yang mempunyai
struktur berulang setiap 35,5 nm.
Miosin menyusun 55% protein otot berdasarkan berat dan
membentuk filamen tebal. Miosin merupakan molekul
heksamer asimetrik dengan massa molekul sekitar 460 kDa.
Miosin otot skeletal mengikat aktin untuk membentuk
aktinomiosin dan aktivitas ATPase meningkat dalam komplek
ini (aktin-miosin).
Jika miosin dicernakan oleh tripsin maka miosin
akan menghasilkan dua fragmen miosin
(meromiosin).
1.Meromiosin Ringan (LMM)
Tidak memperlihatkan aktivitas ATPase dan tidak
terikat dengan F-aktin
2. Meromiosin Berat (HMM)
Memperlihatkan aktivitas ATPase dan tidak terikat
dengan F-aktin
Fragmentasi HMM dengan enzim papain
menghasilkan 2 buah sub fragmen, yaitu sub
fragmen S-1 dan S-2
Sub fragmen S-2 tidak memperlihatkan aktivitas
ATPase dan tidak terikat dengan F-aktin.
KONTRAKSI OTOT
Pengikatan dan pelepasan secara siklik bagian kepala S-1
miosin dengan filamen F-aktin.
Proses ini dapat disebut pembuatan dan pemutusan jembatan-
silang
Pelekatan aktin pada miosin diikuti oleh perubahan bentuk
yang penting khususnya pada kepala S-1 dan bergantung pada
nukleotida yang ada (ADP atau ATP).
Perubahan ini menghasilkan cetusan kekuatan yang
mendorong gerakan filamen aktin melewati filamen miosin.
Energi bagi cetusan kekuatan dipasok oleh ATP yang
dihidrolisis menjadi ADP dan Pi. Meskipun demikian cetusan
kekuatan itu sendiri terjadi sebagai akibat perubahan bentuk
kepala miosin ketika ADP meninggalkannya.
ATP didapat dari Fosforilasi Oksidatif
BERBAGAI SUMBER ATP DI
DALAM OTOT
ENERGI PADA KONTRAKSI OTOT
5 TAHAP BIOKIMIAWI SIKLUS
KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT
1. Dalam fase relaksasi pada kontraksi otot, kepala S-1 miosin menghidrolisis ATP
menjadi ADP+Pi, tetapi kedua produk ini tetap terikat. Resultan kompleks ADP-Pi-
miosin telah mendapatkan energi dan berada dalam bentuk “energi-tinggi”
2. Kalau kontraksi otot distimulasi (melalui kejadian yang melibatkan Ca2+, troponin,
tropomiosin dan aktin), maka aktin akan dapat terjangkau dan kepala S-1 miosin
akan menemukannya, mengikatnya serta membentuk kompleks aktin-miosin-
ADP-Pi.
3. Pembentukan kompleks ini meningkatkan pelepasan Pi yang akan memulai cetusan
kekuatan. Peristiwa ini diikuti oleh pelepasan ADP dan disertai dengan perubahan
bentuk yang besar pada kepala miosin dalam hubungannya dengan bagian ekornya
yang akan menarik aktin sekitar 10 nm ke arah bagian pusat sarkomer. Kejadian ini
dinamakan cetusan kekuatan (power stroke). Miosin kini berada pada keadaan
berenergi rendah yang ditunjukkan sebagai aktin-miosin.
4. Molekul ATP yang lain terikat pada kepala S-1 dengan membentuk kompleks aktin-
miosin-ATP
5. Kompleks miosin-ATP mempunyai afinitas yang rendah terhadap aktin dan dengan
demikian aktin akan dilepaskan. Tahap terakhir ini merupakan komponen relaksasi
yang sangat penting dan bergantung pada pengikatan ATP dengan kompleks aktin-
miosin
.
Siklus lainnya kemudian dimulai dengan melakukan hidrolisis
ATP yang menghasilkan kembali bentuk energi-tinggi