Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TUMOR WILLIEMS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah Keperawatan Anak 2

Disusun Oleh:
1. Arvian Ellysthiana Rozaeny (A11701528)
2. Askinatul Fuadah (A11701529)
3. Asnira Widiyaswuri (A11701530)
4. Asrifah Wahyuningrum (A11701531)
5. Ayu Wulandari (A11701532)
6. Bondan Berlian (A11701533)
7. Cahyani Anggitya U (A11701534)
8. Desi Rumiyati Q (A11701535)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Alloh SWT
yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah “TUMOR WILLIEMS”.
Adapun makalah tentang “TUMOR WILLIEMS” ini telah penulis
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan sampai
terselesaikannya makalah Tumor Williems ini masih banyak kekurangan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan
dan perbaikan untuk masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Gombong, 25 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan........................................................................................... 2
BAB II TOPIK BAHASAN
2.1 Definisi Tumor Williems.............................................................. 3
2.2 Etiologi Tumor Williems............................................................... 4
2.3 Pathway Tumor Williems............................................................ 6
2.4 Manifestasi Klinis Tumor Williems............................................. 9
2.5 Pemeriksaan Penunjang Tumor Williems...................................... 10
2.6 Fokus Pengkajian Tumor Williems............................................... 12
2.7 Pemeriksaan Fisik Tumor Williems ............................................. 17
2.9 Intervensi Keperawatan Tumor Williems....................................... 18
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................... 2
3.2. Saran.............................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak
terkendali dan progresif. Tumor dan kanker dapat diakibatkan oleh faktor
genetika atau diwariskan, kecendrerungan genetika untuk karsinogen
mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen pengatur, kerentanan terhadap
inisiator dan promotor, kesalahan enzim pengoreksi atau gagalnya sistem
imun. Kecenderungan genetik kita dapat positif atau negatif terhadap tumor
dipengaruhi oleh berbagai pengalaman prilaku dan lingkungan.
Menurut WHO (2010) Menyebutkan bahwa Tumor Williems yang
merupakan keganasan genitourianaria yang paling sering terjadi pada anak-
anak neoplasma embrional trifase yang merupakan hasil proliferasi dari
blastema, stoma dan epihelieum. Tumor ini merupakan 8% keganasan pada
anaka-anak dan enduduki peringkat kelima dari tumor pada sentral nervus
system, limfoma, neoublasma dan soft tissue saroma, namun tumor ini adalah
salah satu kanker penyebab kematian pada anak.
Wilms Tumor adalah keganasan terbanyak ke lima dan merupakan
tumor ginjal tersering pada anak – anak. Tumor ini terbanyak muncul pada
usia tiga tahun dan jarang ditemukan setelah usia 8 tahun. Wilms tumor yang
dikenal juga sebagai neprhoblastoma, diambil dari nama seorang ahli bedah
Jerman yaitu Max Wilms, yang pertama kali mendeskripsikan tumor ini pada
abad ke 19. (J.Crowin, elizabeth . 2010)
Terdapat 250 kasus Wilms Tumor yang pernah dilaporkan. Namun
demikian penegakan diagnosis Wilms Tumor preoperative pada orang dewasa
cukup sulit. Tumor ini biasanya muncul sebagai massa ginjal padat dengan
atau tanpa disertai oleh hematuria. Massa padat ini bisa disertai oleh proses
nekrosis fokal dan degenerasi. Kadangkala gambaran radiologi dapat
menyerupai kista renal hemoragik. Tumor ini dapat muncul pada satu atau
kedua ginjal.

1
Makalah ini akan membahas yang dimaksud dengan Tumor Wilms,
perjalanan penyakit, gejala – gejala klinis yang timbul, diagnosis bandingnya
sampai ke tahap pelaksanaan dari penyakit ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil, yaitu:
1. Apa definisi Tumor Williems?
2. Apa etiologi Tumor Williems?
3. Bagaimana pathway Tumor Williems?
4. Apa saja manifestasi klinis Tumor Williems?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang Tumor williems?
6. Apa saja pengkajian Fokus pada Tumor williems?
7. Apa aja pemeriksaan fisik pada Tumor Williems ?
8. Apa intervensi keperawatan Tumor Williems?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti tentang penyakit Tumor Williems pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi Tumor Williems?
b. Mengetahui etiologi Tumor Williems?
c. Mengetahui Bagaimana pathway Tumor Williems?
d. Mengehaui manifestasi klinis Tumor Williems?
e. Mengehaui pemeriksaan penunjang Tumor Williems?
f. Mengehaui pengkajian Fokus pada Tumor williems?
g. Mengehaui pemeriksaan fisik pada Tumor Williems ?
h. Mengehaui intervensi keperawatan Tumor Williems?

2
D. Manfaat
1. Manfaat Keilmuan
Menjadi penembangan penelitian dalam keperawatan Anak, khususnya
menjadi acuan dalam penelitian Tumor Williems
2. Manfaat Bagi Mahasiswa
Menjadi sumber bacaan bagi mahasiswa sehingga manambah ilmu
pengetahuan
3. Manfaat Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat sehingga mengetahui tentang
Tumor Williems

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Tumor Williems


Tumor williems adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering
dijumpai pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal,
biasanyamuncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang.
Tumor seringditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju
anaknya atau saatdokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang
tampak sehat. Tumor inisering timbul pada usia antara 1 dan 3 tahun. Insiden
tumor wilms adalah 1 dalam250.000, dan biasanya unilateral. Walaupun
dapat timbul di kedua ginjal (bilateral) (Husnaruna, 2011).
Tumor Wilms adalah tumor ganas embrional ginjal yang berasal
darimetanefros. Nama lain tumor ini adalah nefroblastoma atau embrioma
renal.Tumor ini pertama kali dilaporkan oleh Runce pada tahun 1814, tetapi
namatumor "Wilms" berasal dari seorang ahli bedah (Max Wilms)
yangmengungkapkan gambaran klasik secara lengkap penyakit tersebut
dalam tahun 1899.Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang
tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai
anak-anak sebelum usia lima tahun (kamus kedokteran dorland) (Husnaruna,
2011).
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari
selembrional primitive diginjal.Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-
anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak
yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas
intraabdomenyang tersering pada anak-anak (Husnaruna, 2011). Wilms’
tumor atau nefroblastoma merupakan keganasan ginjal tersering pada anak
(Tirawan & Nana, 2017).

4
B. Penyebab Tumor Williems
Penyebab pasti tumor Wilms tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit
ini merupakan akibat dari perubahan-perubahan pada satu atau beberapa gen.
Pada sel-sel dari sekitar 30% kasus tumor Wilms didapatkan delesi yang
melibatkan setidaknya dua lokus pada kromosom 11. Delesi-delesi
konstitusional hemizigous pada satu dari lokus ini, yaitu 11P13, juga
berhubungan dengan dua jenis kelainan yang jarang terjadi yang berkaitan
dengan tumor Wilms, yaitu sindroma WAGR (tumor Wilms, aniridia,
malformasi genitourinarius, dan retardasi mental) dan sindroma Denys-Drash
(tumor Wilms, nefropati, dan kelainan genital). Keberadaan lokus kedua,
11p15 dapat menjelaskan hubungan antara tumor Wilms dengan sindroma
Beckwith-Wiedemann, suatu sindroma kongenital yang ditandai dengan
beberapa tipe neoplasma embrional, hemihipertrofi, makroglosia, dan
viseromegali. Terdapat kemungkinan adanya keterlibatan lokus ketiga pada
tumor Wilms yang bersifat familial. Lebih dari 85% tumor Wilms dengan
anaplasia didapatkan adanya mutasi pada gen supresor p53, yang hampir
tidak pernah ditemukan pada tumor Wilms tanpa anaplasia (dengan gambaran
histologi yang lebih baik) (Hartanto & Nana, 2014).
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.
Tumor wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
1. Etiologi tumor ini pada dasarnya belum diketahui
2. Kelainan saluran kemih
3. Aniridia (tidak memiliki iris)
4. Hemihipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh )
Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam
kapsulnya.Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.Wilms bersifat
kongenital. Satu persen dari tumor wilms ditemukanfamilial dan diturunkan
secara dominan autosomal. Onkogen tumor wilms telah berlokasi pada
kromosom 11 p13. Timbul dalam parenkim ginjal, mungkin darisisa-sisa
blastoma nefrogen dan biasanya dari fokus tunggal, kadang-kadang lebihdari

5
1 area.Tumor Wilms dapat muncul dalam 3 gambaran klinik. Gambaranklinik
tersebut antara lain :
a) Sporadic
b) Berhubungan dengan sindrom genetic
c) Familial.
Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron
akibattidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk
menghasilkantubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan
blastema renalisuntuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur
kehamilan 8-34 minggu.Sehinga diperkirakan bahwa kemampuan blastema
primitif untuk merintis jalan kearah pembentukan tumor Wilms, apakah
sebagai mutasi germinal atau somatik, ituterjadi pada usia kehamilan 8-34
minggu.Sekitar 1,5% pasien mempunyai saudara atau anggota keluarga lain
yang jugamenderita tumor Wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak
bersifat keturunanyang berbeda dengan kasus tumor bilateral. Sekitar 7-10%
kasus Tumor Wilmsditurunkan secara autosomal dominan. Mekanisme
genetik yang berkaitan dengan penyakit ini, belum sepenuhnya diketahui.
Pada pasien sindrom WAGR (tumor Wilms, aniridia, malformasi genital dan
retardasi mental) memperlihatkan adanyadelesi sitogenetik pada kromosom
11. Pada beberapa pasien, ditemukan gen WT1 pada lengan pendek
kromosom 11, daerah pl3. Gen WT1 secara spesifik berekspresi di ginjal dan
dikenal sebagai faktor transkripsi yang diduga bertanggung jawab untuk
berkembangnya tumor Wilms (Husnaruna, 2011).

6
C. Pathway Tumor Williems
Kelainan genetika

Poliferasi patologik blastoma

Tubuli dan glomerulus tidak


berdifusi dengan baik pada
kehamilan

Blastema renalis di janin

TUMOR WILMS

Tumor belum menembus Kemoterapi Tindakan pre operasi


kapsul ginjal
Adanya massa di abdomen
Berdiferensiasi Rambut rontok, kulit kering
terasa perih, mual muntah,
dan tidak nafsu makan Rencana pembedahan
Tumor menembus kapsul
ginjal perirenal, vena renal Rasa lelah dan lemah
Kurang pengetahuan
sepanjang hari
Disfungsi ginjal Hematoma Sesak napas dan detak
jantung tidak biasa

Gangguan
Ggn. glomerulus Ggn. keseimbangan Menyebar ke Sulit tidur rasa nyaman
asam basa abdomen
Gelisah, cemas, suli
Ggn. filtrasi Ggn. tumbuh dan tidur
Asidosis metabolik Nyeri Akut kembang
Ansietas
Hematuria, Peningkatan asam
Cairan banyak lambung Risiko
keluar pertumbuhan
tidak proposional
Mual dan muntah
Resiko
kekurangan Nafsu makan
cairan berkurang
Nutrisi kurang dari
kebutuhan Tubuh

7
D. Manifestasi Klinis
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan
adanya nyeri perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi
tumor yang menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi
tumor yang menembus sistem pelveokalises. Demam dapat terjadi karena
reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa
muncul gejala seperti ;
1. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada
pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai darah keginjal, sehingga
terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor
sendiri mengeluarkan renin.
2. Anemia
3. Penurunan berat badan
4. Infeksi saluran kencing
5. Malaise
6. Anoreksia
Tumor wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya,
seperti aniridia, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.

E. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang pada tumor williems adalah sebagai
berikut :
1. IVP dengan pemeriksaan IVP tampak distorasi sistem pielokalises
(perubahan bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini
berguna umtuk mengtahui fungsi ginjal. Foto thoraks merupakan
pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor wilms
bilateral.
2. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor wilms nampak sebagai tumor padat di daerah

8
ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pandu pada biopsi, pada USG
bagian sagital tumor akan tampak mengalami pembesaran.
3. CT-Scan memberi beberapa keuntungan dalan mengevaluasi tumor wilms.
Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intra renal yang biasanya
menyingkirkan neuroblastoma, deteksi masa multipel, penentuan perluasan
tumor, termasuk keterlibatan oembuluh darah besar dan evaluasi dari
ginjal yang lain.
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI), dapat memberikan informasi tentang
perluasan tumor didalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah
intercardial. MRI akan memperlihatkan hipointensitas dan hiperintensitas.
Laboratorium, kada LDH meninggi dan VMA dalam batas normal.
Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan
anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan
subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan
abnormalitas pada analisa ser.

F. Pengkajian Fokus
1. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kening berwarna seperti cucian daging, bengkak
sekitar perut, tidak nafsu makan, mual, muntah, dan diare. Badan
panas hanya 1 hari pertama sakit.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya atau
gejala-gejala tumor wilms.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau
tumor sebelumnya.

9
3. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara
head to toe yang harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang ermat
dan pengukuran tekanan darah pada klien. Tumor dapat memprodusi
rennin atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga menyebabkan
hipertensi pada anak.
4. Pemeriksaan kebutuhan fisik dan psikososial
a. Pola Nutrisi dan Metabolik
Dapat terjadi kelebihan bebansirkulasi karena adanya rennin natrium
dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah
mengalami infeksi karena adanya depresi system imun. Adanya mual,
muntah, dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat.
BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat
terjadi karena uremia.
b. Pola Eliminasi
Eliminasi urine: gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa
metabolism tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air
dan natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguria, anuria, proteinuria, dan hematuria.
c. Pola Aktivitas dan Latihan
Pada klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus karena adanya hyperkalemia. Dalam perawatan, klien perlu
istirahat karena adanya kelainan jantung dan tekanan darah mutlak
selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah
sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema paru maka pada
inspeksi terlihat retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu napas,
teraba massa, auskultasi terdengar rales, dyspnea, ortopnea, dan pasien
terlihat lemah (kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan
pembesaran jantung), anemia, dan hipertensi yang disebabkan oleh
spasme pembuluh darah.

10
d. Pola Tidur dan Istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremi, keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot, dan kehilangan
tonus.
e. Pola Kognitif dan Perseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan gatal-
gatal karena adanya uremia. Gangguan penglihatan dapat
terjadiapabila terjadi ensefalopati hipertensi.
f. Pola Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya emas dan takut karena adanya warna urine
yang berwarna merah, adanya edema, serta perawatan yang lama.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis
ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien
dengan tumor Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
b. Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasive yang dapat membedakan tumor
solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan
USG, tumor Wilms tampak sebagai tumor padat didaerah ginjal. USG
juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsy. Pada potongan
sagittal USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak
mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai
massa hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur
heterogenus.
c. CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini
meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya
menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multiple; penentuan
perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan
evaluasi dari ginjal yang lain. CT-Scan memperlihatkan massa

11
heterogenus di ginjal kiri dan metastasis hepar multiple. CT-Scan
dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasis hepar
multiple dengan thrombus tumor didalam vena porta.
d. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang menunjang untuk
tumor Wilms adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan
Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat
menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anamia dapat juga
terjadi, terlebih pada pasien perdarahan subkapsuler. Pasien dengan
metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa
serum
e. Biopsy
Dilakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan
mikroskopik. Biopsy tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis

G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (penekanan oleh tumor)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mencerna makanan
3. Gangguan rasa nyaman b.d program pengobatan (kemoterapi)
4. Ansietas b.d agen stressor (tindakan pre operasi)
5. Resiko kekurangan cairan b.d disfungsi ginjal, kehilangan cairan aktif
6. Resiko petumbuhan tidak proporsional b.d penyakit kronis

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
b.d agen keperawatan selama 3x24 (3140)
cedera Jam masalah keperawatan 1. Monitor terapi
komplementer yang
biologis Nyeri akut b.d agen cedera
sudah diberikan
(penekanan biologis (penekanan oleh
2. Monitor efek samping

12
oleh tumor) tumor) dapat diatasi dengan penggunaan analgetik
3. Identifikasi skala
Kriteria hasil :
nyeri, lokasi, kulitas
Tingkat Nyeri (0066)
dan intensitas nyeri
Indikator A T secara berkala
Keluhan Nyeri 3 2
4. Identifikasi respons
Meringis 3 2
Kesulitan Tidur 3 2 non verbal
Menarik Diri 5. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Keterangan : 6. Kontrol lingkungan

1 : Menurun yang memperberat rasa


nyeri
2 : Cukup menurun
7. Jelaskan penyebab,
3 : Sedang
periode, dan pemicu
4 : Cukup meningkat nyeri
5 : Meningkat 8. Kolaborasi pemberian
analgetik

Indikator A T
Frekensi nadi 3 4
Nafsu makan 3 4
Pola Tidur 3 4

Ket:
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik
2. Ketidakseim Setelah dilakukan tindakan Status Nutrisi
bangan keperawatan selama 3x24 (03119)
nutrisi Jam masalah keperawatan 1. Monitor asupan makan
kurang dari Ketidakefektifan nutrisi 2. Monitor hasil
pemeriksaan
kebutuhan kurang dar kebutuhan tubuh
laboratorium
tubuh b.d b.d ketidakmampuan 3. Identifikasi status nutrisi
ketidakmam mencerna makanan dapat 4. Identifikasi alergi dan

13
puan diatasi dengan Kriteria hasil : intoleransi makanan
5. Identifikasi makanan
mencerna Termoregulasi (0800)
yang disukai
makanan Indikator A T
6. Sajikan makanan secara
Porsi makanan 1 3
menarik dan suhu yang
yang dihabiskan
sesuai
7. Berikan makanan tinggi
Keterangan ;
kalori dan tinggi protein
1 : Menurun 8. Kolaborasi dengan ahli
2 : Cukup menurun gizi untuk menentukan

3 : Sedang jumlah kalori dan


nutrient yang
4 : cukup meningkat
dibutuhkan
5 ; meingkat

Indikator A T
Nyeri abdomen 3 4
Keterangan ;
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : cukup meningkat
5 ; meingkat
Indikator A T
Indeks massa 3 4
tubuh
Frekuensi makan 3 4
Nafsu makan 3 4
Bising usus 3 4
Membran 3 4
mukosa

Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang

14
4 : Cukup membaik
5 : membaik
3. Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
pengetahuan keperawatan selama 3x24 (1233)
berhubunga Jam masalah keperawatan 1. Identifikasi
n dengan Defisit pengetahuan b.d kesiapan dan
Proses proses penyakit dapat diatasi kemampuan orang
penyakit dengan Kriteria hasil : tua menerima
Pengetahuan proses penyakit informasi
(1803) 2. Sediakan materi
Indikator A T dan media untuk
Pertanyaan 4 2 pendidikan
tentang masalah kesehatan
yang dihadapi 3. Berikan
Persepsi yang 4 2
kesempatan untuk
keliru terhadap
bertanya
masalah
Keterangan: 4. Jelaskan pada
1: Meningkat orang tua factor
2: Cukup meningkat resiko yang dapat
3: Sedang mempengaruhi
4: Cukup menurun kesehatan
5: Menurun 5. Ajarkan orang tua
perilaku hidup
Indikator A T bersih dan sehat
Perilaku 3 5 6. Ajarkan orang tua
strategi yang dapat
Keterangan:
digunakan untuk
1: Memburuk
meningkatkan
2: Cukup memburuk
perilaku hidup
3: Sedang
bersih dan sehat
4: Cukup membaik
5: Membaik

15
4. Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi
agen stressor keperawatan selama 3x24 (09326)
(tindakan Jam masalah keperawatan 1. Identifikasi penurunan
tingkat energi,
pre operasi) Ansietas b.d agen stressor
kemampuan konsentrasi,
(tindakan pre operasi) dapat
atau gejala lan yang
diatasi dengan Kriteria hasil : menganggu kemampuan
Tingkat Ansietas (09093) kognitif
Indikator A T 2. Ciptakan lingkungan
Perilaku gelisah 3 4 yang tenang dan tanpa
Perilaku tegang 3 4 gangguan dengan
Verbalisasi 3 4
pencahayaan dan suhu
kebingungan yang nyaman
1: Meningkat
3. Gunakan nada suara
2: Cukup meningkat lembut dan berirama
3: Sedang 4. Ajarkan orang tua untuk

4: Cukup menurun mengalihkan fokus anak


dengan mengajaknya
5: Menurun
bermain ringan di dalam
bangsal maupun keluar
5. Anjurkan orang tua
untuk membawakan
mainan-mainan yang
disukai dirumah
6. Anjurkan orang tua
untuk menuruti
keinginan sang anak
7. Bawa anak untuk
berjalan-jalan
disekitaran ruang
perawatan ketika dirasa
bosan

5. Resiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen


kekurangan keperawatan selama 3x24 hipovolemia (03116)

16
cairan b.d Jam masalah keperawatan 1. Periksa tanda dan
disfungsi kekurangan cairan b.d gejala hypovolemia
ginjal, disfungsi ginjal, kehilangan (Mis,frekensi nadi
kehilangan cairan aktif dapat diatasi meningkat, nadi teraba
cairan aktif dengan Kriteria hasil : lemah dll)
Status Cairan (0302) 2. monitor intake dan
Indikator A T asupan cairan
Kekuatan nadi 3 5 3. hitung kebutuhan
Turgor kulit 3 5
Output urine 3 5 cairan
Keterangan ; 4. berikan asupan
1 : Menurun cairan oral
2 : Cukup menurun 5. posisikan
3 : Sedang trendelenburh
4 : cukup meningkat 6. anjurkan orang tua
5 ; meingkat untuk memberikan
Indikator A T asupan cairan sesua
Intake Cairan 3 5
Suhu Tubuh 3 5 kebutuhan
Keterangan: 7. kolaboorasikan
1: Memburuk pemberian cairan IV
2: Cukup memburuk isotonic/hipotonik
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik

6. Resiko Setelah dilakukan tindakan Edukasi Nutrisi


petumbuhan keperawatan selama 3x24 Anak (12396)
tidak Jam masalah keperawatan 1. identifikasi
proporsional Resiko petumbuhan tidak kesiapan dan
b.d penyakit proporsional b.d penyakit kemampuan orang tua
kronis kronis dapat diatasi dengan untuk menerima
Kriteria hasil : materi

17
Status Pertumbuhan 2. sediakan materi dan
(10102) media untuk edukasi
Indikator A T 3. jelaskan kebutuhan
Berat badan 3 4 gizi seimbang anak
sesuai usia 4. jelaskan pentingnya
Panjang/tinggi 3 4
pemberian makanan
badan sesuai
mengandung vit.D dan
usia
Asupan nutrisi 3 4 zat besi pada masa pra
pubertas dan pubertas
Keterangan ; 5. anjurkan
1 : Menurun menghindari makanan
2 : Cukup menurun jajanan yang tidak
3 : Sedang sehat
4 : cukup meningkat 6. ajarkan ibu untuk
5 ; meingkat mengidentifikasi
makanan dengan gizi
seimbang
7. ajarkan perilaku
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari
sel embrional primitive diginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada
anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada
anak yang lebih besar atau orang dewasa.
Tumur Wilms merupakan tumor ginjal padat yang sering dijumnpai
pada anak dibawah umur 10 th dan merupakan kira-kira 10% keganasan pada
anak. Paling sering dijumpai pada umur tiga tahun dan kira-kira 10%
merupakan lesi bilateral
Penghapusan (delesi) yang melibatkan salah satu dari minimal dua
lokus kromosom 11 telah ditemukan dalam sel dari lebih kurang 33% tumor
Wilms. Delesi constitutional hemi zigot dari salah satu dari lokus ini, 11p13,
berkaitan dengan dua sindrom yang langka yang mencakup tumor wilms:
sindrom WAGR (tumor Wilms, Aniridia, Malforasi genitourinaria, dan
Retardasi Mental) dan sindrom Denys-Drash (Tumor Wilms, nefropati,
kelainan genital). Terdapatnya lokus kedua, 11p15, dapat menjelaskan
hubungan tumor wilms dengan sindrom Beckwith-Wiedemann, suatu

19
sindrom congenital yang ditandai dengan beberapa tipe neoplasma embrional,
hemihipertrofi, makroglosi, dan viseromegali.

B. Saran
Untuk menjadikan makalah ini menjadi makalah yang sempurna maka
harus disertai saran-saran yang bersifat mendorong dan membangun, saran -
saran itu antara lain :
1. Kita hendaknya lebih memahami Tumor Wilms dalam meningkatkan
pelayanan pada penderita/ anak khususnya dalam pemberian asuhan
keperawatan.
2. Kita hendaknya mampu dan mau mempelajari makalah “Asuhan
Keperawatan Anak Dengan Tumor Wlims”, untuk menambah pengetahuan
dibidang ilmu keperawatan khususnya, dan dibidang pelayanan pemberian
asuhan keperawatan pada umumnya.
Demikian saran dari kami semoga apa yang kami suguhkan dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya

20
DAFTAR PUSTAKA

Nelson, Behrman, Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak (Textbook of


Pediatrics). Edisi 15. Jakarta : EGC
G. Crowin, elizabeth . 2010 . Buku Saku patofisiologi tumor williems . Jakarta :
Penerbit Buku kedokteran EGC.
Hartanto, S. Nana, S. Tatalaksana Tumor Wils. Journal of The Indonesian
Radiation Oncology Society Vol. 5 (2).
Husnaruna. 2011. Makalah Tumor Wilms. Diakses di
https://id.scribd.com/doc/60754718/Makalah-Tumor-Wilms pada tanggal 24
Maret 2020 pukul 10.00 WIB.
Tirawan, S. Nana, S. Radioterapi pada Wilms Tumor. Journal of The Indonesian
Radiation Oncology Society Vol. 8 (2).
PPNI. 2019. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PNI
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PNI
PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PNI

21
22

Anda mungkin juga menyukai