Anda di halaman 1dari 21

Analisis Jurnal keperawatan Ketoasidosis Diabetikum

(KAD)

Untuk memenuhi tugas keperawatan gawat daurat 2

Disusun oleh :

ARVIAN ELLYSTHIANA ROZAENY

A1170128

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG

TAHUN 201
jurnal 1

Efektivitas waktu injeksi insulin terhadap kadar glukosa darah 2 jam setelah
makan pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2

ABSTRAK

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan
atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin). Risiko utama terkait penyakit DM
adalah hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetik, dehidrasi dan
trombosis. Komplikasi akut dan kronis dari hipoglikemia dapat mengganggu
kehidupan, seperti interaksi sosial, tidur, aktivitas seks, mengemudi, olahraga,
dan aktivitas lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 terhadap kepatuhan terapi dan kualitas
hidup. Desain penelitian ini adalah studi potong lintang dengan subjek penelitian
pasien DM Tipe 2 dewasa yang menggunakan obat Anti Diabetes Oral (ADO)
lebih dari 6 bulan.Pasien dibagi menjadi 3 grup, yaitu: Mengalami hipoglikemia 3
bulan terakhir; Tidak mengalami hipoglikemia dalam 3 bulan terakhir; Tidak
pernah mengalami kejadian hipoglikemia. Pengukuran kepatuhan menggunakan
Morisky Modified Adherence Scale (MMAS), pengukuran kualitas hidup dengan
Diabetes Quality of Life Brief Clinical Inventory (DQoL- BCI). Data yang diperoleh
akan diolah secara statistik dengan menggunakan Uji Chi Square. Pada
penelitian ini belum bisa membuktikan hubungan hipoglikemia terhadap
kepatuhan terapi (p = 0,756; p>0,05) dan kualitas hidup pasien (p=0,143; p>
0,05)..

Kata kunci: Hipoglikemia, Diabetes Melitus tipe 2, Kualitas Hidup, Kepatuhan.

jurnal 2

Effects of Hypoglycemia on Patients with Type 2 Diabetes Mellitus on Therapy


Adherence and Quality of Life

ABSTRAKT

Tujuan penelitian untuk menganalisis efektivitas waktu injeksi insulin terhadap


kadar glukosa darah 2 jam setelah makan. Desain penelitian Experimental
randomized pretest-posttest two group design. Sampel sebanyak 34 pasien DM
tipe 2. Analisis menggunakan uji T-test dan ANOVA. Injeksi insulin dilakukan 0-
10 menit padakelompok intervensi I dan 11-20 menit kelompok intervensi II. Hasil
kadar glukosa darah intervensi I sebelum makan (234,88 mg/dl±79,68) dan 2 jam
setelah makan (246,94 mg/dl±76,76) dengan p value 0,000*. Intervensi II (234,12
mg/dl ± 80,86), 2 jam setelah makan (252,35 mg/dl ± 78,79) denga p value
0,000*. Selisih kadar glukosa darah intervensi I dan intervensi II (12,06±3,96),
(18,24±4,97) dengan p value 0,000*. Pengaruh variabel counfounding BMI
terhadap kadar glukosa darah diperoleh (p value 0,008 dan 0,037). Kesimpulan
pemberian injeksi insulin 0-10 menit lebih efektif dibandingan dengan pemberian
injeksi insulin 11-20 menit sebelum makan pada pasien DM tipe 2. Hasil ini dapat
dijadikan sebagai perubahan sikap perawat dalam pemberian injeksi insulin rapid
acting dan sebagai monitoring glukosa serta menentukan diet yang sesuai.

Kata kunci : Efektivitas Waktu Injeksi Insulin, Glukosa Darah 2 Jam setelah
Makan, DM Tipe 2

Jurnal 3

Penerapan Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap gula darah pada


pasien Diabetes Mellitus di Desa Puncel Kecamatan Dukuh seti Kabupaten Pati

ABSTRAK

Diabetes mellitus merupakan salah satu gangguan metabolik akibat pankreas


yang tidak cukup memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang telah diproduksi secara efektif, yang ditandai dengan adanya
peningkatan konsentrasi glukosa darah (hiperglikemia), biasanya disertai dengan
munculnya gejala utama yang khas, seperti terbuangnya glukosa bersama
dengan urin (glukosuria)2. Pilar utama dalam pengelolaan diabetes mellitus
langkah utama yang harus dilakukan adalah pengelolaan non farmakologis.
Tindakan non farmakologis untuk penderita diabetes mellitus diantaranya adalah
terapi Progressive Muscle Relaxation (Relaksasi Otot Progresif). Relaksasi otot
progresif merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan tegangan pada otot,
dan melepaskan otot, kemudian memusatkan pikiran untuk menjadi rileks.Tujuan
studi kasus ini adalah menggambarkan penerapan Progressive Muscle
Relaxation(Relaksasi Otot Progresif) terhadap gula darah pada pasien diabetes
mellitus di Desa Puncel Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati.Sempel yang
ditemukan 2 responden. Motode dari penelitian ini adalah desain penelitian
deskriptif, data ini diperoleh dengan cara wawancara, observasi, dan
dokumentasi.Hasil penelitian pada pemeriksaan gula darah sebelum dilakukan
terapi Progressive Muscle Relaxation (Relaksasi Otot Progresif) pada hari
pertama pada Ny.T yaitu 486 mg/dl dan Ny.P yaitu 520 mg/dl.Sedangkan hasil
pemeriksaan gula darah sesudah dilakukan terapi Progressive Muscle Relaxation
(Relaksasi Otot Progresif) pada hari ketujuh pada Ny.T yaitu 107 mg/dl dan Ny.P
yaitu 250 mg/dl.Terdapat pengaruh terapi Progressive Muscle Relaxation
(relaksasi otot progresif) pada responden 1 dan responden 2 terhadap
penurunan gula darah di Desa Puncel Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati .

Kata Kunci: DiabetesMellitus, Terapi Progressive Muscle Relaxation (Relaksasi


Otot Progresif), gula darah.

No Authour Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan

1. Willady 2019 penelitia Desain penelitian Hasil penelitian Jenis penelitian kuantitatif
Rasyid,B n yang yang digunakan ini sesuai dengan dengan menggunakan
usjra M dilakuka Experimental teori bahwasanya desain Experimental
Nur2,Dia n oleh randomized perempuan lebih randomized
na Oktavia pretest-posttest banyak
pretest-posttest two group
Irawati3, 2014, two group mengalami DM di
design. Populasi pasien
Fitrian pada design.Populasi banding dengan
DM tipe 2 rawat inap
Rayasari pasien pasien DM tipe 2 laki-laki ini
lantai III dan
4 DM tipe rawat inap lantai dikerenakan
2 III dan lantai IV akibat dari lantai IV Ambun Suri
menyata Ambun Suri peningkatan RSUD Dr. Achmad
kakan RSUD Dr. indek masa Mochtar Bukittinggibulan
sebanya Achmad Mochtar tubuh dan Mei-Juli 2018.
k 74,1% Bukittinggibulan perubahan
Sampel yang digunakan
memiliki Mei-Juli 2018. hormonal selama
berjumlah 34 responden.
jumlah Sampel yang kehamilan,
Teknik pengambilan
leukosit digunakan massa haid dan
sampel
yang berjumlah 34 masa pasca
tinggi. respondensesuai monopouse.. menggunakan teknik
Hasil RP dengan kriteria Penelitian sejalan probability sampling yaitu
dapat inklusi kemudian penelitian simple random sampling.
diketahu di bagi menjadi 2 Widodo 2016,
i bahwa kelompok. Teknik dari 48 Berdasarkan
penderit pengambilan responden
hasil analisis peneliti
a sampel menunjukkan
sudah mendapatkan
Diabete menggunakan hasil bahwa
saturasi data. Penelitian
s teknik probability sebagian besar
ini sudah menjawab
Melitus sampling yaitu responden yang
akan simple random memiliki tujuan penelitian yaitu
memiliki sampling. peningkatan Teridentifikasi efektivitas
risiko kadar glukosa waktu injeksi insulin
Variabel
0,77 kali darah adalah terhadap kadar
independen waktu
lebih perempuan
injeksi insulin, glukosa darah 2 jam
tinggi sebanyak 66,7%.
variabel setelah makan pada
untuk Penelitian yang
dependen glukosa pasien DM Tipe 2 di
mengala dilakukan
darah sebelum RSUD DR. Ahcmad
mi olehIrawan, 2010
injeksi insulin dan
peningk prevalensi DM Mochtar Bukittinggi.
2 jam setelah
atan tipe 2 lebih tinggi
makan dan
jumlah pada perempuan
variabel
leukosit yaitu
konfonding usia,
dari 6,71%,sedangka
jenis kelamin,
pada n pada laki-laki
IMT, riwayat
bukan prevalensi
hipertensi dan
penderit diabetes melitus
inf.sebelum injeksi
a sebesar 5,11%
insulin dan 2 jam
Diabete didapatkan
setelah makan
s bahwaperempua
kemudian
Melitus. n lebih berisiko
dibandingkan
untuk menderita
Rata- apakah ada
DM dibanding
rata perbedaan kadar
laki-laki yaitu
glukosa glukosa darah
1,33 kali
darah pada kelompok
dibanding laki-
pada intervensi I dan
laki.
kelompo kelompok
k intervensi II.
interven AlatPemerikassan
si I glukosa darah
sebelum menggunakan
makan glucometer accu
(234,88 check.
±79,68)
dan 2
jam
setelah
makan
(246,94
±76,76).
Selisih
rata-rata
kadar
glukosa
darah
interven
si I yaitu
(12,06±
3,96).
Kelomp
ok
interven
si II rata-
rata
glukosa
darah
sebelum
makan(2
34,12±8
0,86)
dan 2
jam
setelah
makan(2
52,35±7
8,79).
Selisihra
ta-rata
kadar
glukosa
darah
interven
si II
(18,24±
4,97).
Hasil uji
statistik
pada
kadar
glukosa
darah
sebelum
makan
dan 2
jam
setelah
makan
pada
kelompo
k
interven
si I
diperole
h
perbeda
an kadar
glukosa
darah
sebelum
dan
sesudah
interven
si. Hasil
uji
statistik
selisih
kadar
glukosa
interven
si I dan
interven
si II
diperole
h
perbeda
an
selisih
glukosa
darah
kelompo
k
interven
si I dan
Interven
si II.

2 Mesa 2019 Pada Teknik penarikan Pasien yang Pada penelitian ini belum
Sukmada penelitia sampel pada termasuk dalam bisa membuktikan
ni Rusdi , n ini penelitian ini kriteria inklusi hubungan hipoglikemia
Helmice pasien adalah dengan adalah pasien terhadap kepatuhan terapi
Afriyeni1 dibagi cara consecutive DM Tipe 2 yang (p = 0,756; p>0,05) dan
menjadi sampling, yaitu berobat ke kualitas hidup pasien
3kelomp proses penarikan puskesmas (p=0.143; p> 0,05).
ok, yaitu sampel dengan rentang Ketakutan terhadap
tidak berdasarkan umur 18 – 70 kejadian hipoglikemia bisa
pernah kriteria yang telah tahun dan berpengaruh terhadap
mengala ditetapkan oleh mendapatkan kepatuhan terapi, dan
mi peneliti sampai obat Anti Diabetik kualitas hidup, serta
kejadian pada kurun waktu Oral (ADO). komplikasi DM di masa
hipoglik tertentu. Sebanyak 4 datang.
emia, Selamaperiode pasien (4%)
pernah tersebut,terdapat dalam rentang
mengala 100 sampel umur 18 –44
mi pasien yang tahun , 21 pasien
hipoglik masuk ke dalam (21%) dalam
emia kriteria inklusi. rentang umur
namun 45– 54 tahun
tidak pasien, 44 pasien
dalam 3 (44%) dalam
bulan rentang umur 55
terakhir - 64 dan 31
dan pasien (31%)
pernah dengan umur
mengala lebih dari 65
mi tahun. Secara
hipoglik umum,
emia prevalensi DM
dalam 3 meningkat seiring
bulan bertambahnya
terakhir. umur (Kautzky-
Dari 100 Willer, Harreiter,
sampel dan Pacini,
pasien, 2015). Pasien
terdapat dengan umur
56 lebih tua memiliki
pasien risiko lebih besar
(56%) terhadap
yang kejadian
belum hiperglikemia.
pernah Hal ini
mengala disebabkanseirin
mi gnya
kejadian bertambahnya
hipoglik umur, semakin
emia, 17 berkurang fungsi
pasien pankreas dalam
(17%) mensekresikan
pernah insulin. Insulin
mengala merupakan
mi hormon yang
kejadian dibutuhkan tubuh
hipoglik untuk
emia mengendalikan
namun kadar glukosa
tidak darah yang
dalam 3 berlebih dan
bulan mengubahnya
terakhir, menjadi glikogen
dan 27 (Min dkk, 2010)
pasien
(27%)
pernah
mengala
mi
hipoglik
emia
dalam 3
bulan
terakhir.

3 Sukarmia 2019 Adapun Desain penelitian Dari data yang Terdapat penurunan
sih, Icca sampeln ini merupakan diperoleh pada terhadap penerapan
Narayani ya desain penelitian responden 1 saat terapi Progressive Muscle
Pramuda adalah deskriptif yaitu melakukan Relaxation(Relaksasi Otot
ningsih klien suatu penelitian implementasi Progresif) untuk
Ny.T yang dilakukan terapi menurunkan gula darah
dan untuk Progressive penderita diabetes
Ny.P, mendeskripsikan Muscle mellitus di Desa Puncel
data ini atau Relaxation Kecamatan Dukuhseti
diperole menggambarkan (relaksasi otot Kabupaten Pati dengan
h suatu fenomena progresif) selama hasil responden 1
dengan kesehatan yang 7 hari berturut- mengalami penurunan
cara terdapat di rumah turut kurang lebih dari hasil 486 mg/dl
yaitu : sakit maupun di 5 menit dengan 3 menjadi 107 mg/dl dan
wawanc masyarakat.Ranc kali pengulangan responden 2 mengalami
ara, angan studi kasus sehari dua kali penurunan dari hasil 520
observa inibertujuan untuk pagi dan sore mg/dl menjadi 250
si, mengetahui dari tanggal 14 mg/dl.Hal ini dapat
dokume bagaimana Mei 2019 sampai menurunkan gula darah
ntasi. penerapan terapi tanggal 20 Mei pada pasien diabetes
Pengelol Progressive 2019. Sebelum di mellitus, dengan
aan Muscle Relaxation berikan terapi memunculkan kondisi
kasus (Relaksasi Otot Progressive rilaks, pada kondisi ini
tentang Progresif) dalam Muscle terjadi perubahan impuls
penerap menurunkan gula Relaxation saraf pada jalur aferen ke
an terapi darah pada (relaksasi otot otak dimana aktivasi
Progres pasien diabetes progresif) pasien menjadi inhibisi.
sive mellitus. mengeluh mudah Perubahan impuls saraf
Muscle lelah, mudah ini menyebabkan
Relaxati ngantuk, badan perasaan tenang baik fisik
on terasa lemas, maupun mental, seperti
(relaksa mengalami menurunkan kecepatan
si otot stressor ekologis metabolisme tubuh dalam
progresif (ketidakcukupan hal ini mencegah
) gizi) dan peningkatan gula darah.
terhada pandangan
p gula kabur, klien juga
darah mengatakan
pada tidak pernah
pasien berolahraga.
diabetes Setelah diberikan
mellitus terapi
dilakuka Progressive
n di Muscle
Desa Relaxation
Puncel (relaksasi otot
Kecama progresif) pasien
tan tampak rileks,
Dukuhs badan lebih
eti terasa segar,
Kabupat rasa lelah
en Pati berkurang, gula
pada darah turun.
tanggal Untuk hasil
14 Mei pemeriksaan
2019 gula darah pada
sampai pertemuan hari
26 Mei pertama sebelum
2019. diberikan terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
(relaksasi otot
progresif) pasien
menjalankan
puasa terlebih
dahulu selama 8
jam kemudian
baru dilakukan
pemeriksaan
gula darah dan
hasil gula darah
pada responden
1 yaitu 486 mg/dl
dan setelah
diberikan terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
(relaksasi otot
progresif) pada
pertemuan hari
ketujuh, sebelum
diperiksa hasil
gula darahnya
pasien diminta
untuk
menjalankan
puasa terlebih
dahulu selama 8
jam dan hasil
gula darahnya
yaitu 107 mg/dl.
Hal ini
menunjukan ada
penurunan gula
darah pada
responden 1
setelah diberikan
terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
(relaksasi otot
progresif).

Pada responden
2 saat melakukan
implementasi
terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
(relaksasi otot
progresif) selama
7 hari berturut-
turut kurang lebih
5 menit dengan 3
kali pengulangan
sehari dua kali
pagi dan sore
dari tanggal 20
Mei 2019 sampai
tanggal 26 Mei
2019. Sebelum di
berikan terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
(relaksasi otot
progresif) pasien
mengeluh mudah
lelah, mudah
ngantuk, badan
terasa lemas,
mengalami
stressor ekologis
(ketidakcukupan
gizi) dan
pandangan
kabur, klien juga
mengatakan
tidak pernah
berolahraga,
pasien
memeriksakan
kesehatannya di
puskesmas 1
bulan sekali,
terakhir diperiksa
gula darahnya
yaitu ada 1295
mg/dl. Setelah
diberikan terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
(relaksasi otot
progresif) pasien
tampak rileks,
badan lebih
terasa segar,
rasa lelah
berkurang, rasa
ngantuk
berkurang, gula
darah turun.
Untuk hasil
pemeriksaan
gula darah pada
pertemuan hari
pertama sebelum
diberikan terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
(relaksasi otot
progresif) pasien
menjalankan
puasa terlebih
dahulu selama 8
jam kemudian
baru dilakukan
pemeriksaan
gula darah dan
hasil gula darah
pada responden
2 yaitu 520 mg/dl
dan setelah
diberikan terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
(relaksasi otot
progresif) pada
pertemuan hari
ketujuh, sebelum
diperiksa hasil
gula darahnya
pasien diminta
untuk
menjalankan
puasa terlebih
dahulu selama 8
jam dan hasil
gula darahnya
yaitu 250 mg/dl.
Hal ini
menunjukan ada
penurunan gula
darah pada
responden 2
setelah diberikan
terapi
Progressive
Muscle
Relaxation
(relaksasi otot
progresif) selama
7 hari.
Daftar Pustaka

1.Willady Rasyid,Busjra M Nur2,Diana Irawati3,Fitrian Rayasari4,2019.Efektivitas


waktu injeksi insulin terhadap kadar glukosa darah 2 jam setelah makan pada
pasien Diabetes Mellitus tipe 2.Jurnal Keperawatan Silampari (JKS).e-ISSN :
2581-1975,p-ISSN :2597-7482.

2.Mesa Sukmadani Rusdi , Helmice Afriyeni1.2019.Effects of Hypoglycemia on


Patients with Type 2 Diabetes Mellitus on Therapy Adherence and Quality of Life.
Journal of Pharamaceutical and Science.Electronic ISSN : 2656-3088

3.Sukarmiasih, Icca Narayani Pramudaningsih,2019.Penerapan Progressive


Muscle Relaxation (PMR) terhadap gula darah pada pasien Diabetes Mellitus di
Desa Puncel Kecamatan Dukuh seti Kabupaten Pati. Akademi Keperawatan
Krida Husada Kudus.P-ISSN 2355-8040

Anda mungkin juga menyukai