Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN LEUKEMIA

Oleh :
Kelompok IV
1. I Made Budi Sukarya (203221120)
2. Dewa Ayu Putu Dian Novitayanti (203221121)
3. I Gusti Putu Ardana (203221122)
4. Ni Luh Mamik Damiasih (203221123)
5. Ni Putu Wisma Dewi (203221124)
6. Luh Komang Tri Mahayani (203221125)
7. Tut Wuri Umbarwati (203221126)
8. Ni Putu Sri Rahayu (203221127)
9. I Wayan Sukartika Yasa (203221128)
10. I gusti Ngurah Aryana (203221129)
11. Ni Kadek Sugiasih (203221130)
12. Ni Putu Sri Arya Trisnawati (203221131)
13. Anak Agung Sri Swandewi Putra (203221132)
14. I Gst Pt Enny Rusyka (203221153)

PROGRAM ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah tentang Keperawatan Anak II.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Denpasar, 28 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
A. Laporan Pendahuluan (Konsep Dasar Penyakit) .............................................................. 3
Definisi Leukimia .................................................................................................................. 3
Epidemiologi...........................................................................................................................3
Etiologi Leukimia .................................................................................................................. 4
Klasifikasi .............................................................................................................................. 6
Patofisiologi ........................................................................................................................... 6
Pathway ..................................................................................................................................10
Komplikasi ............................................................................................................................. 11
Pemeriksaan Penunjang .........................................................................................................12
Pengobatan Penyakit Leukimia.............................................................................................. 12
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ................................................................................. 13
Pengkajian .............................................................................................................................. 13
Diagnosa Keperawatan ..........................................................................................................20
Intervensi Keperawatan .........................................................................................................21
Implementasi Keperawatan ....................................................................................................28
Evaluasi Keperawatan ............................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................30

ii
A. LAPORAN PENDAHULUAN (KONSEP DASAR PENYAKIT)
1. Definisi
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam.
Ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel – sel
pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Leukemia ini mrupakan penyakit
proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif, yang ditandai oleh proliferase
abnormal dari sel – sel hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada
sumsum tulang (Sunaryanti, 2011).
Leukimia adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah putih (leokusit), leukosit
yang dihasilkan imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan dan leukosit tersebut
melakukan infansi dalam berbagai organ tubuh, sel-sel leukemik berinfilstrasi ke dalam
sumsum tulang, mengganti unsur sel-sel yang normal (Betz Lynn. C & Sowden. AL, 2009).
Jadi dapat disimpulkan Leukimia adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam
dimana menghasilkan sel darah putih (leokusit), leukosit yang dihasilkan imatur atau
abnormal dalam jumlah berlebihan, ditandai oleh proliferase abnormal dari sel – sel
hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum tulang.

2. Epidemiologi
Leukemia menempati 40% dari semua keganasan pada anak. Faktor risiko terjadi
leukemia adalah kelainan kromosom, bahan kimia, radiasi, faktor hormonal, infeksi
virus.Walaupun menyerang kedua jenis kelamin, tetapi laki-laki terserang sedikit lebih
banyak dari perempuan. Leukemia limfositik akut lebih sering pada anak-anak umur dibawah
15 tahun, dengan puncaknya diantara umur 2 dan 4 tahun; keadaan ini juga terdapat pada
orang dewasa semua umur. Leukemia limfositik kronik biasanya ditemukan pada individu
yang lebih tua(Supandiman, 2011).
Leukemia limfoblastik akut merupakan leukemia yang paling sering dijumpai pada anak-
anak. Dapat mengenai baik anak laki-laki maupun wanita dengan frekunsi yang sama.
Gambaran penyakitnya bervariasi, pada anak kecil ditandai dengan mendadak panas, pucat
dan memar dikulit. Pada anak yang lebih besar sering didahului dengan nyeri ditulang
beberapa minggu/bulan sebelum timbulnya ecchymosis, pucat dan panas badan. Perasaan
lemah dan berat badan yang tidak bertambah atau nafsu makan yang sangat menurun,
kadang-kadang epistaksis dan perdarahan gusi dapat merupakan keluhan tambahan
(Supandiman, 2011).

3
3. Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, sangat sulit bagi kita
untuk menghindarinya, setidaknya ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi terhadap
frekuensi leukemia. Ada beberapa faktor tersebut antara lain(Sunaryanti, 2011) yaitu :
a. Radiasi
Menurut data, LMA lebih disebabkan karena serangan radiasi. Sedang LLK sendiri
jarang mendapat laporan karena faktor radiasi. Jadi ada kemungkinan pegawai radiologi
bisa memiliki kemungkinan terkena serangan Leukemia, penderita dengan radioterapi
lebih sering menderita leukimia, Sebenarnya untuk serangan Leukemia pada anak-anak
sendiri meningkat setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Semenjak itu,
mulai banyak laporan mengenai anak-anak yang menderita Leukemia ini.
b. Faktor Leukemogenik
Maksudnya disini itu karena faktor zat kimia tertentu. Biasanya Racun lingkungan seperti
benzena, Insektisida, obat-obatan terapi kaya kemoterapi juga akan memungkinkan
terjadinya Leukemia.
c. Virus
Virus ini biasanya sih Virus HTLV penyebab utamanya. HTLV ituT-cell Leukemia
Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidak normalan perkembangan sel
daraputih. Biasanya sih HTLV I atau II. Virus lainnya antara lain retrovirus atau virus
leukemia feline.
d. Herediter
Herediter disini maksudnya keturunan. Biasanya orang yang memiliki Sindrom Down
lebih rentan terkena Leukemia dibanding yang tidak. Kemungkinan terkenanya sekitar 20
kali lebih rentan dibanding yang normal.

Menurut Suzanne (2009), terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya


leukemia yaitu:
a. Keturunan
1) Adanya Penyimpangan Kromosom
Insidensi leukemia meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya pada
sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich,
sindroma Ellis van Creveld, sindroma Kleinfelter, D-Trisomy sindrome, sindroma von
Reckinghausen, dan neurofibromatosis. Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat

4
dengan adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group
Trisomy, atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.
2) Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana kasus-
kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran. Hal ini berlaku juga pada
keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi
b. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom
dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan insiden
yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ALL
c. Virus
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan
leukemia pada hewan termasuk primata. Penelitian pada manusia menemukan
adanya RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi tidak ditemukan
pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang merupakan virus RNA
yang menyebabkan leukemia pada hewan. (Wiernik, 1985). Salah satu virus yang
terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia .
Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia.
d. Bahan Kimia dan Obat-obatan
1) Bahan Kimia
Paparan kromis dari bahan kimia (misal: benzen) dihubungkan dengan peningkatan
insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering terpapar benzen. Selain
benzen beberapa bahan lain dihubungkan denganresiko tinggi dari AML, antara lain :
produk – produk minyak, cat, ethylene oxide, herbisida, pestisida, dan ladang
elektromagnetik
2) Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik (misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan
AML.Kloramfenikol, fenilbutazon,danmethoxypsoralendilaporkanmenyebabkan
kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML
e. Radiasi
Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia (ANLL) ditemukan pada pasien-
pasien anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti
peningkatan insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat dari ledakan bom
5
atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat terapi
radiasi misal : pembesaran thymic, para pekerja yang terekspos radiasi dan para
radiologis.

4. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala dari leukimia sebagai berikut(Nuratif & Kusuma, 2015) yaitu :
a. Leukemia granulositik kronik (LGK)
LGK adalah suatu penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan
seri granulosit yang relatif matang. Gejala LGK antara lain rasa lelah, penurunan BB,
rasa penuh di perut dan mudah berdarah. Pada pemeriksaan fisis hampir selalu
ditemukan splenomegali, yaitu pada 90% kasus. Juga sering didapatkan nyeri tekan pada
tulang dada dan hepatomegali. Kadang-kadang ada purpura, perdarahan retina, panas,
pembesaran kelenjar getah bening dan kadang-kadang priapismus.
b. Leukemia mieloblastik akut (LMA)
Gejala penderita LMA antara lain rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang, anemia, petekie,
perdarahan, nyeri tulang, infeksi, pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan
kelenjar mediastinum. Kadang-kadang juga ditemukan hipertrofi gusi, khususnya pada
leukemia akut monoblastik dan mielomonositik.
c. Leukemia limfositik kronik
Gejala LLK antara lain limfadenopati, splenomegali, hepatomegali, infiltrasi alat tubuh
lain (paru, pleura, tulang, kulit), anemia hemolitik, trombositopenia,
hipogamaglobulinemia dan gamopati monoklonal sehingga penderita mudah terserang
infeksi.
d. Leukemia limfoblastik akut
Gejala penderita LLA adalah sebagai berikut: rasa lelah, panas tanpa infeksi, purpura,
nyeri tulang dan sendi, macam-macam infeksi, penurunan berat badan dan sering
ditemukan suatu masa yang abnormal. Pada pemeriksaan fisis ditemukan splenomegali
(86%), hepatomegali, limfadenopati, nyeri tekan tulang dada, ekimoses dan
perdarahan retina.

5. Klasifikasi

Menurut Sunaryanti (2011) Leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan


leukemia kronik. Pembagian ini tidak menggambarkan lamanya harapan hidup
tetapi menggambarkan kecepatan timbulnya gejala dan komplikasi. Pada garis
besarnya pembagian leukemia adalah sebagai berikut yaitu :
6
a. Leukimia limfositik akut (LLA)
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga
terdapat pada orang dewasa, terutama mereka yang telah berumur 65 tahun atau lebih.
Penelitian yang dilakukan pada ALL menunjukkan bahwa ALL mempunyai homogenitas
pada fenotip permukaan sel blas dari setiap pasien. Hal ini memberi dugaan bahwa
populasi sel leukimia itu berasal dari sel tunggal. Oleh karena homogenitas itu dibuat
klasifikasi LLA secara morfologik sebagai berikut(Suzanne, 2009):
1) L – 1 terdiri dari sel limfoblas kecil serupa, dengan kromatin homogen, anak inti
umumnya tidak nampak dan sitoplasma sempit.

2) L – 2 pada jenis ini limfoblas adalah besar tetapi ukurannya bervariasi, kromatin lebih
kasar dengan satu atau lebih anak inti.

3) c. L – 3 terdiri dari sel limfoblas besar, homogen dengan kromatin berbercak, banyak
ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan berfakualisasi.

7
b. Leukemia mielositik akut (LMA)
Penyakit yang lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Tipe ini
dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
c. Leukimia limfositik kronis (LLK)
Penyakit ini sering di derita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun.
Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda dan hampir tidak ada pada anak-anak.
d. Leukimia mielositik kronis (LMK)
Penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa dan dapat juga terjadi pada anak-anak,
namun sangat sedikit kemungkinannya.

6. Patofisiologi

Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit atau
sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari
sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke
dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal
bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai
hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul,
tulang dada, dan pada proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai
tinmgkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang
sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya merupakan
petunjuk untk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi
ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis (^)%), kadang-kadang
leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar
hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel
blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel
stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid dan sel
plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem
limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T
helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga
anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit tulang juga

8
sering dijumpai. Jugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah-
muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan( Nuratif & Kusuma, 2015).

9
7. Pathway

FACTOR PENCETUS
Sel neoplasma
- Genetik - kelainan kromosom
- Radiasi - infeksi virus
berproliferasi didalam
- Obat – obatan - paparan bahan kimia sumsum tulang

Infiltrasi sumsum tulang Penyebaran ekstramedular Sel onkogen

Pertumbuhan berlebih
Melalui sirkulasi darah Melalui sistem limfatik

Kebutuhan nutrisi
Pembesaran hati dan Nodus limfe
meningkat
limfe

Limfadenopati
Hepatosplenomegali
Hipermetabolisme

Penekanan ruang Peningkatan tekanan


abdomen intra abdomen
Defisit Nutrisi(D.0019)

Sel normal digantikan


Nyeri Akut(D.0077)
oleh sel kanker

Depresi produksi Suplai oksigen ke Perfusi perifer tidak


sumsum tulang jaringan inadekuat efektif(D.0009)

Penurunan eritrosit Risiko perdarahan(D.0012)


Anemia
Penurunan trombosit
Trombositopenia Kecenderunga perdarahan

Penurunan fungsi
leukosit Daya tahan tubuh Risiko infeksi(D.0142)

Infiltrasi periosteal Kelemahan tulang

Tulang lunak dan lemah

Fraktur fisiologis

Gangguan mobilitas fisik (D.0054)

10
8. Komplikasi
Adapun komplikasi dari leukemia ada beberapa yaitu sebagai berikut (Betz Lynn. C &
Sowden. AL, 2009) :
a. Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka
anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses
terapi Leukemia juga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.
b. Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia) pada
keadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan
pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan hematom.
c. Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada leukemia dapat timbul dari tulang atau sendi. Keadaan
ini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit abnormal yang berkembang
pesat.
d. Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat keadaan
leukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa bertambah besar,
bahkan beresiko untuk pecah.
e. Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien dengan kasus
leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar
trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang
abnormal dan mengakibatkan stroke.
f. Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan leukemia adalah abnormal, tidak
menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih
rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan leukemia juga dapat menurunkan kadar
leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
g. Kematian.

Leukemia limfositik akut menyerupai leukemia granulositik akut dengan tanda dan
gejala dikaitkan dengan penekanan unsur sumsum tulang normal (kegagalan sumsum tulang)
atau keterlibatan ekstramedular oleh sel leukemia. Akumulasi sel-sel limfoblas ganas di
sumsumtulang menyebabkan berkurangnya sel-sel normal di darah perifer dengan manifestasi
utama berupa infeksi, perdarahan, dan anemia (Suzanne, 2009). Gejala lain yang dapat
ditemukan yaitu:
a. Anemia: mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada
b. Anoreksia, kehilangan berat badan, malaise

11
c. Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukemia), biasanya
terjadi pada anak
d. Demam, banyak berkeringat pada malam hari(hipermetabolisme)
e. Infeksi mulut, saluran napas, selulitis, atau sepsis. Penyebab tersering adalah gramnegatif
ususstafilokokus, streptokokus, serta jamur
f. Perdarahan kulit, gusi, otak, saluran cerna, hematuria
g. Hepatomegali, splenomegali, limfadenopati
h. Massa di mediastinum (T-ALL)
i. Leukemia SSP (Leukemia cerebral); nyeri kepala, tekanan intrakranial naik,
muntah,kelumpuhan saraf otak (VI dan VII), kelainan neurologik fokal, dan perubahan
statusmental.

9. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik pada penderita leukemia
sebagai berikut (Nuratif & Kusuma, 2015 ; Ngastyah, 2005) yaitu :
a. Pemeriksaan darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi
yang monoton, terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik untuk leukimia.
b. Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya
terdiri dari sel limfopoetik patologis, sedangkan sistem lain terdesak (apabila sekunder).
c. Biopsi limfe
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limfe yang mendesak, seperti limfosit normal, Res, granulosit dan pulp cell.
d. Cairan serebrospinalis
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukemia
meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam
keadaan remisi maupun keadaan kambuh. Untuk mencegahnya diberikan metrotreksat
(MTX) secara intra tekal.

10. Pengobatan Penyakit Leukimia


Pengobatan pada penderita leukemia dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
antara lain sebagai berikut :
a. Kemoterapi dengan obat

12
Penggunaan ini bersifat menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker patologis
yang menyerang akan tubuh. Nah kalau tadi penggunaan kemoterapi dapat mengakibatkan
kanker baru memang benar. Biasanya penggunaan obat ini ditambahkan dengan obat
penghambat munculnya penyakit baru. Biasanya obat yang digunakan adalah hydrea /
hydroksiurea, mercapto purinetol dan myleran. Rosy Periwinkle di hutan madagaskar
sering juga digunakan untuk penyembuhan Leukemia ini. Sayangnya tumbuhan ini
terancam punah.
b. Transplantasi Sumsung tulang belakang
Biasanya adalah sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau saudara dekat.
Keuntungannya adalah sisem imun tidak akan aktif untuk membunuh sel hasil
transplantasi. Kerugiannya sendiri adalah sel yang akan berfungsi dalam waktu yang
sangat lama, tidak akan berfungsi dengan baik dalam waktu yang singkat.
c. Radioterapi
Untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
d. Terapi terfokus
Untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
e. Terapi biologis
Untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel kanker.
(Tarwoto dan Wartonah. 2008).

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Penting dilakukan Pengkajian terhadap Klien secara holistik (Biologis,
Psikologis, Social dan Spiritual) untuk mendapatkan data yang lengkap dan
sistematis. Adapun metode yang dapat dipakai dalam Proses Pengkajian yaitu :

a. Status kesehatan
1) Status kesehatan saat ini
2) Status kesehatan masa lalu
3) Riwayat penyakit keluarga
4) Riwayat kehamilan dan kelahiran
5) Riwayat imunisasi

b. Pola kebutuhan dasar


1) Persepsi dan Penanganan Kesehatan
13
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan piñata laksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan,
pengetahuan tentang praktek kesehatan.
Komponen:
a) Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini
b) Alasan kunjungan dan harapan,
c) Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang dilakukan:
‐ Kepatuhan terhadap pengobatan
‐ Pencegahan/tindakan dalam menjaga kesehatan
‐ Penggunaan obat resep dan warung,
‐ Penggunaan produk atau zat didalam kehidupan sehari-hari dan frekuensi (misal :
rokok, alkohol)
‐ Penggunaan alat keamanan dirumah/sehari-hari, dan faktor resiko timbulnya
penyakit
‐ Gambaran kesehatan keluarga

2) Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola
makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual / muntah,
kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, akanan kesukaan.
Komponen:
a) Gambaran yang biasa dimakan (Pagi,siang,sore,snack)
b) Tipe dan intake cairan
c) Gambaran bagaimana nafsu makan, kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi makan
dan nafsu makan
d) Penggunaan obat diet
e) Makanan Kesukaan, Pantangan,alergi
f) Penggunaan suplemen makanan
g) Gambaran BB, perubahan BB dalam 6-9 bln,
h) Perubahan pada kulit (lesi, kering, membengkak,gatal)
i) Proses penyembuhan luka (cepat-lambat)
j) Adakah faktor resiko terkait ulcer kulit (penurunan sirkulasi, defisit sensori,penurunan
mobilitas)

14
3) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit.

Komponen :

a) Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin


b) Adakah masalah dalam proses miksi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi
c) Gambaran pola BAB, karakteritik
d) Penggunaan alat bantu
e) Bau bdn, Keringat berlebih,lesi & pruritus
4) Aktivitas-Latihan
Menggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi.

Komponen:

a) Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga


b) Aktivitas saat senggang/waktu luang
c) Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,palpitasi,nyeri
pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan ADL : Level Fungsional (0-IV), Kekuatan
Otot (1-5)
5) Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.

Komponen:

a) Berapa lama tidur dimalam hari


b) Jam berapa tidur-Bangun
c) Apakah terasa efektif
d) Adakah kebiasaan sebelum tidur
e) Apakah mengalami kesulitan dalam tidur

6) Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil, penciuman, persepsi
nyeri, bahasa, memori dan pengambilan keputusan.

Komponen:

a) Kemampuan menulis dan membaca


15
b) Kemampuan berbahasa
c) Kemampuan belajar
d) kesulitan dalam mendengar
e) Penggunaan alat bantu mendengar/melihat
f) Bagaimana visus
g) Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya
h) Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas,nyeri
i) Apakah merasa nyeri (Skala dan karaketeristik)

7) Persepsi Diri – Konsep Diri


Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan,harga
diri,gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri.

Komponen:

a) Bagaimana menggambarkan diri sendiri


b) Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri
c) Apa hal yang paling menjadi pikiran
d) Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana gambarannya
8) Peran – Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya.

Komponen:

a) Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)


b) Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
c) Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterikatan
d) Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik
e) Bagaimana keadaan keuangan
f) Apakah mempunyai kegiatan sosial?
9) Seksualitas – Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.

Komponen:

a) Apakah kehidupan seksual aktif


b) Apakah menggunakan alat bantu/pelindung
16
c) Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
d) Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause riwayat
kehamilan, masalah terkait dengan haid
10) Koping – Toleransi Stres
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan sistem
pendukung.

Komponen:

a) Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam bbrp thn terakhir
b) Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan?efektif?
c) Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai
sekarang?
d) Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
e) Adakah penggunaan obat/zat tertentu
11) Nilai – Kepercayaan
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam hidup.

Komponen:

a) Apakah anda selalu mendapatkan apa yang diinginkan


b) Adakah tujuan,cita-cita,rencana di masa yang akan datang
c) Adakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh
d) Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup? Gambarkan

c. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat
composmentis selama belum terjadi komplikasi.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
3. Pemeriksaan fisik Head To Toe
a. Pemeriksaan Kepala

17
Bentuk : Perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada
penderita leukemia betuk kepala simetris.
Rambut : Perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: Palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak
ada nyeri tekan.
b. Pemeriksaan Mata
Palpebra : Perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : Anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan
konjungtiva yang anemis.
Sclera : Ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.

c. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip.
Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ),
perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut –
sudut bibir pecah – pecah.
e. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi
pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak
ditemukan kelainan dan bersifat normal.
f. Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP,
normalnya 5-2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g. Pemeriksaan Thorak
Jantung :
Inspeksi : Iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita
leukemia, iktus terlihat
Palpasi : Raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : Tentukan batas jantung.
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru :

18
Inspeksi : Kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya
normal.
Palpasi : Vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi :
Auskultasi : Biasanya bunyi nafas vesikuler.
h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb.
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya
terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : Lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah
abdomen
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan
bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang
dan persendian.

d. Pemeriksaan Penunjang
1) Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit
lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur,
hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2) Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
3) Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4) Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5) SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6) PTT : memanjang
7) LDH : mungkin meningkat
8) Asam urat serum : mungkin meningkat
9) Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10) Copper serum : meningkat
11) Zink serum : menurun

19
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis(mis: inflamasi, iskemia,
neoplasma).
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan.
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
d. Risiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi(misalnya trombositopenia).
e. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis.
f. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin.

20
3. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Nyeri akut NOC NIC
Pain control Pain management
Factor yang
Indicator Aktivitas
berhubungan: Agen
a) Mengenali onsetnyeri  Melakukan pengkajian
pencedera fisiologis
b) Menjelaskan factor penyebab nyeri termasuk lokasi,
c) Melaporkan perubahan nyeri karateristik, onset/durasi,
d) Melaporkan gejala yang tidak frekuensi, kualitas atau
terkontrol keparahan nyeri, dan
e) Menggunakan sumber daya factor pencetusnyeri
yang tersedia untuk  Observasi tanda non
mengurangi nyeri verbal dari
f) Mengenali gejala nyeri yang ketidaknyamanan,
berhubungan dengan terutama pada pasien
penyakit yang tidak bisa
g) Melaporkan nyeri terkontrol berkomunikasi secara
efektif
 Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalama nyeri pasien
dan respon
pasienterhadap nyeri
 Kaji pengetahuandan
kepercayaan pasien
tentang nyeri
 Tentukan dampak dari
nyeri terhadap kualitas
hidup (tidur, selera
makan, aktivitas,dll)
 Evaluasi keefektifan
manajemen nyeri yang

21
pernah diberikan
sebelumnya
 Control factor lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
ketidaknyamanan pasien
 Kolaborasi dengan pasien,
anggota keluarga, dan
tenaga kesehatan lain
untuk implementasi
manajemen nyeri
nonfarmakologi
 Dukung pasien untuk
menggunakan pengobatan
nyeri yang adekuat

Defisit Nutrisi NOC: NIC


Berhubungan  Kaji adanya alergi makanan
a. Nutritional status: Adequacy
dengan :
ofnutrient  Kolaborasi dengan ahli gizi
Ketidakmampuan
b. Nutritional Status : foodand untuk menentukan jumlah
untuk menelan
FluidIntake kalori dan nutrisi yang
makanan
c. WeightControl dibutuhkan pasien
 Yakinkan diet yang dimakan
Setelah dilakukan tindakan
mengandung tinggi serat
keperawatan selama….x 24
untuk mencegah konstipasi
jam, diharapkan nutrisi
 Ajarkan pasien bagaimana
kurang teratasi dengan kriteria
membuat catatan makanan
hasil :
harian.
 Albuminserum
 Monitor adanya penurunan
 Pre albuminserum
BB dan guladarah
 Hematokrit  Monitor lingkungan selama
makan
 Hemoglobin
 Jadwalkan pengobatan dan

22
tindakan tidak selama jam
 Total iron bindingcapacity
makan
jumlah limosit
 Monitor turgor kulit

 Monitor kekeringan, rambut


kusam, total protein, Hb dan
kadarHt
 Monitor mual dan muntah

 Monitor pucat, kemerahan,


dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor intake nuntrisi

 Informasikan pada klien dan


keluarga tentang manfaat
nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.

 Atur posisi semi fowler atau


fowler tinggi selama makan
 Kelola pemberan anti emetik
 Anjurkan banyakminum
Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik apa bila
lidah dan cavitas oval

23
Gangguan Mobilitas NOC NIC
Fisik a) Joint Movement : Active Exercise therapy :
Berhubungan dengan : b) Mobility Level Ambulation
Penurunan kekuatan c) Self care : ADLS  Monitoring vital sign
otot d) Transfer performance sebelum atau sesudah
latihan dan lihat respon
Kriteria Hasil : pasien saat latihan
a) Klien mampu meningkat  Kaji kemampuan pasien
dalam aktivitas fisik dalam mobilisasi
b) Mengerti tujuan dari  Latih pasien dalam
peningkatan mobilitas pemenuhan kebutuhan
c) Memverbalisasikan ADLS secara mandiri
perasaan dalam sesuai kemampuan
meningkatkan kekuatan dan  Ajarkan pasien bagaimana
kemampuan berpindah merubah posisi dan berikan
d) Bantu untuk mobilisasi bantuan jika diperlukan
(Walker)  Dampingi dan bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLS
pasien
 Berikan alat bantu jika
klien memerlukan
 Konsultasikan dengan
terapi fisik tentang rencana
ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
 Bantu klien untuk
menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah
terhadap cedera

24
Risiko Infeksi NOC NIC Label :
berhubungan dengan a) Immune status Infection control (control
penyakit kronis b) Knowledge : infection infeksi)
control  Pertahankan teknik isolasi
c) Risk control  Bersihkan lingkungan
Setelah diberikan asuhan setelah dipakai pasien lain
keperawatan selama ..x 24 jam,  Instruksikan pada
diharapkan tidak terjadi resiko pengunjung untuk
infeksi dengan kriteria hasil : mencuci tangan saat
a) Klien bebas dari tanda dan berkunjung dan setelah
gejala infeksi berkunjung meninggalkan
b) Mendeskripsikan proses pasien.
penularan penyakit, factor  Gunakan sabun
yang mempengaruhi antimikrobia untuk cuci
penularan serta tangan
penatalaksanaannya  Perhatikan lingkungan
c) Menunjukkan kemampuan aseptik selama
untuk mencegah timbulnya pemasangan alat
infeksi  Tingkatkan intake nutrisi
d) Jumlah leukosit dalam batas  Berikan terapi antibiotic
normal bila perlu infection
e) Menunjukkan perilaku hidup protection (proteksi
sehat terhadap infeksi)
 Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
 Monitor hitung
granulosit, WBC
 Monitor kerentanan
terhadap infeksi
 Pertahankan teknik
asepsis pada pasien yang
beresiko
 Inspeksi kulit dan

25
membrane mukosa
kemerahan, panas,
drainase
 Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
Resiko Pendarahan NOC NIC
Berhubungan dengan : a) Blood lose severity Bleeding precautions
Gangguan koagulasi b) Blood koagulation  Monitor ketat tanda-tanda
(misalnya Setelah diberikan asuhan perdarahan
trombositopenia) keperawatan selama…x 24 jam,  Catat Hb dan HT sebelum
diharapkan tidak terjadi risiko dan sesudah terjadinya
pendarahan dengan kriteria perdarahan
hasil :  Monitor nilai lab
a) Tidak ada hematuria dan (Koagulasi) yang meliputi
hematemesis PT, PTT, Trombosit
b) Kehilangan darah yang  Pertahankan bedrest
terlihat selama perdarahan aktif
c) Tekanan darah dalam batas  Kolaborasi dalam
normal sistol dan diastole pemberian produk darah
d) Tidak ada distensi abdominal (platelet atau fresh frezen
e) Hamoglobin dan hematokrit plasma)
dalam batas normal  Lindungi pasien dari
f) Plasma, PT, PTT, dalam trauma yang dapat
batas normal menyebabkan perdarahan
 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
makanan yang banyak
mengandung vitamin K
Bleeding reduction :

26
 Identifikasi penyebab
perdarahan
 Monitor tekanan darah
dan parameter
hemodinamika (Cvp,
pulmonary capillary atau
artery wedge pressure)
 Monitor status caitran
yang meliputi intake dan
output
 Pertahankan patensi IV
line
Perfusi perifer tidak NOC NIC
efektif a) Circulation status Peripheral sensation
Berhubungan dengan : b) Tissue perfusion : cerebral management (manajemen
Penurunan konsentrasi Setelah diberikan asuhan sensari perifer)
hemoglobin keperawatan selama..x 24 jam,  Monitor adanya daerah
diharapkan perfusi perifer tidak tertentu yang hanya peka
efektif dengan kriteria hasil : terhadap panas/ dingin/
a) Tekanan systole dan diastole tajam/ tumpul
dalam rentang yang  Monitor adanya paratese
diharapkan  Intruksikan keluarga
b) Tidak ada tanda- tanda untuk mengobservasi
peningkatan tekanan kulit jika ada isi laserasi
intracranial (tidak lebih dari  Gunakan sarung tangan
15 mmhg) untuk proteksi
c) Berkomunikasi dengan jelas  Batasi gerakan pada
dan sesuai dengan kepala, leher, dan
kemampuan punggung
d) Menunjukkan perhatian,  Monitor kemampuan
konsentrasi dan orientasi BAB
e) Memproses informasi  Kolaborasi pemberian
analgetik

27
 Monitor adanya
tromboplebitis
 Diskusikan mengenai
penyebab perubahan
sensasi.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap
pasien. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
keperawatan diantaranya : intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi : keterampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan
dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien
dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien. pada tahap implementasi ini
merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk
mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada pasien.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan
leukemia adalah:

a) Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi


b) Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya
laporan peningkatan toleransi aktifitas.
c) Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
d) Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
e) Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
f) Masukan nutrisi adekuat
g) Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-
bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.

28
h) Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak
membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan
menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
i)Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya.

29
DAFTAR PUSTAKA

Betz &Sowden. (2013). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta, EGC.
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, Joanne M. and Wagner, Cheryl
M.(2016). Nursing Interventtions Classification (NIC), Sixth Edition.USA : Mosby
Elsevier
FKUI. (2009). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 5. Jakarta, FKUI.
Herdman, T.H.& Kamitsuru, S.(2015). Nursing Diagnoses Definitions and Classification
(NANDA) 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell
Herdman. T.H. & Kamitsuru. S. (2014). Nursing Diagnosis Definition and Classification
2015-2017. Tenth Edition. Oxlord: Wiley Blackwell
Landier, W., Bhatia S., Eshelman, D.A., Forte, K.J., Sweeney, T., Hester, A.L., et al. (2012).
Development of risk-based guidelines for pediatric cancer survivors: the
Children'sOncology Group Long-Term Follow-Up Guidelines from the Children's
OncologyGroup Late Effects Committee and Nursing Discipline. J Clin Oncol.
22(24):4979-90
Moorhead, Sue., Jonson, Marion., Mass, Meridean L. and Swanson, Elizabeth. (2016).
Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri : Mosby
Elsevier
Nuratif Huda.A & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 2. Jogjakarta : Medication.

Ngastyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Nani, S.(2015). Prosedur Dan Cara Pemberian Obat Kemoterapi.Disampaikan Pada Pelatihan
Kemoterapi Di RS Kariadi Semarang, Tanggal 13-15 November 2015.
Reeves, Lockart. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Cetakan 3. Jakarta, Salemba Raya.
Ribera, J.M. & Oriol, A. (2011). Acute lymphoblastic leukemia in adolescents and young
adults. Hematol Oncol Clin North Am. 23(5):1033-42.2
Rosa S.M. (2010). Prinsip Perawatan Pediatri. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Supandiman, Iman. 2011. Penyakit Leukemia Limfoblastik Akut. Diperoleh dari :
http://dokternetworkangk97.com/2011/01/leukemia-limfoblastik-akut.html (akses : 9
September 2018).
Suzanne,S.C. (2009).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih
bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta: EGC.
Sylvia, P. A. &Lorraine, W.M. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sunaryati shinta.S. 2014. Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan.
Jogjakarta : FlashBooks.

Tarwoto dan Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah gangguan Hematologi. Jakarta :
Trans Info Media.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Edisi 1):
DPP PPNI.

30

Anda mungkin juga menyukai