Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


“STIMULASI PERSEPSI MEMBACA ARTIKEL”
RUANG 23 E RUMAH SAKIT UMUM dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi DIII Keperawatan Departemen


Jiwa di Ruang 23 E RS Saiful Anwar Malang

Oleh:
KELOMPOK 26
SITTI MASITHA S SAFI (201510300511032)
NIBRAS MUTHMAINNAH(201510300511077)
LAILATUS SYAMSIYAH (201510300511080)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) dr. SAIFUL ANWAR


MALANG
2017
PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


“STIMULASI PERSEPSI MEMBACA ARTIKEL”
RUANG 23 E RUMAH SAKIT UMUM dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi DIII Keperawatan Departemen


Jiwa di Ruang 23 E RS Saiful Anwar Malang

Oleh:
KELOMPOK 26
SITTI MASITHA S SAFI (201510300511032)
NIBRAS MUTHMAINNAH(201510300511077)
LAILATUS SYAMSIYAH (201510300511080)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


“STIMULASI PERSEPSI MEMBACA ARTIKEL”
RUANG 23E RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas


Pendidikan Profesi Departemen Jiwa

Oleh :
Sitti Masitha S Safi (201510300511032)
Nibras Muthmainnah (201510300511077)
Lailatus Syamsiyah (201510300511080)

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari : Sabtu
Tanggal : 23-12-2017
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Wachid Abdillah, S, ST

NIP.198005142008011013

Mengetahui,
Kepala Ruangan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan
sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan
koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi. Upaya
kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat yang
didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain seperti keluarga dan
lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain menunjang upaya kesehatan jiwa
juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa seseorang, pada
tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam kondisi gangguan
jiwa (Videbeck, 2008).
Meningkatnya pasien dengan gangguan jiwa ini disebabkan banyak hal.
Kondisi lingkungan sosial yang semakin keras diperkirakan menjadi salah satu
penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami gangguan
kejiwaan. Apalagi untuk individu yang rentan terhadap kondisi lingkungan
dengan tingkat kemiskinan terlalu menekan.
Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan jiwa adalah
pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu
fokus terapi adalah membuat sadar diri (self-awareness). Peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya. Kelompok adalah suatu
system social yang khas yang dapat didefinisikan dan dipelajari. Sebuah
kelompok terdiri dari individu yang saling berinteraksi, interelasi,
interdependensi dan saling membagikan norma social yang sama (Stuart &
Sundeen, 1998).

1.2 Tujuan
Tujuan umum Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi untuk pasien
dengan gangguan persepsi sensori yaitu peserta dapat meningkatkan kemampuan
dalam menyampaikan topik pembicaraan tertentu dalam anggota kelompok.
Tujuan khususnya adalah:
1. Klien mampu menyebutkan apa yang dibaca
2. Klien dapat memberikan pendapat tentang terhadap artikel yang dibaca
3. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan gangguan
persepsi sensori agar mempunyai kemampuan dalam menyampaikan topik
pembicaraan yang jelas, ringkas dan relevan.
1.3.2 Manfaat Bagi Terapis
 Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara
holistik.
 Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan
Strategi Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan
keperawatan klien.
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan
kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa diploma III Keperawatan sebagai
aplikasi dari pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien
dengan gangguan persepsi sensori.
1.3.4 Manfaat Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik
pada pasien dengan gangguan persepsi sensori, pada khususnya, sehingga
diharapkan keberhasilan terapi lebih optimal.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi kelompok


Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan 1 dengan
yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (stuart dan
Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang
yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik
(Yolam, 1995 dalam stuart dan laraia, 2001). Semua kondisi ini akan
mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam
kelompok.

2.2 Tujuan dan Fungsi Kelompok


Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan
kelompok ada pada konstribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam
mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu
satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok
merupakan laboraturium tempat untuk mencoba dan menemukan hubungan
interpersonal yang baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota
kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya oleh anggota
kelompok yang lain.

2.3 Jenis Terapi Kelompok


2.3.1 Terapi kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien
ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi
persyaratan tertentu. Fokus terapi kelompok adalah membuat sadar diri
(self-awareness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan, atau ketiganya.

2.3.2 Kelompok terapeutik


Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi,
penyakit fisik krisis, tumbuh kembang, atau penyesuaian sosial,
misalnya, kelompok wanita hamil yang akan menjadi ibu, individu yang
kehilangan, dan penyakit terminal. Banyak kelompok terapeutik yang
dikembangkan menjadi self-help-group. Tujuan dari kelompok ini
adalah sebagai berikut:
a. Mencegah masalah kesehatan
b. Mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok
c. Mengingatkan kualitas kelompok. Antara anggota kelompok
saling membantu dalam menyelesaikan masalah.
2.3.3 Terapi Aktivitas Kelompok
Wilson dan Kneisl (1992), menyatakan bahwa TAK adalah manual,
rekreasi, dan teknik kreatif untik menfasilitasi pengalaman seseorang serta
meningkatkan respon sosial dan harga diri. Aktivitas yang digunakan
sebagai terapi didalam kelompok yaitu membaca puisi, seni, musik, menari,
dan literatur. Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi
aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita, dan terapi
aktivitas kelompok.

2.4 Stimulasi Sensori.


Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi melatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami,
diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi
adaptif. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori digunakan sebagai
stimulus pada sensori klien. Terapi aktivitas kelompok orientasi realita melatih
klien mengorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien. Terapi
aktivitas kelompok Stimulasi Sensori untuk membantu klien melakukan
Stimulasi Sensori dengan individu yang ada disekitar klien.
Sensori adalah stimulus atau rangsangyang datang dari dalam maupun luar
tubuh. Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori (panca
indera). Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta
perbedaan antar hal yang terjadi melalui proses mengamati, mengetahui dan
mengartikan setelah mendapat rangsang melalui indera. Dalam menjalankan
fungsinya organ sensori berkaitan erat dengan sistem persyarafan yang
berfungsi sebagai reseptor dan penghantar stimulus sehingga tercipta sebuah
persepsi yang dapat menimbulkan reaksi dari individu.

Bentuk stimulasi:
1. Stimulus suara : music
2. Stimulus visual : gambar
3. Stimulus gabungan visual dan suara : melihat televisi, video

A. Definisi
Terapi aktivitas kelompok (TAK): Stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan akivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman
dan/ atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
B. Tujuan
Tujuan Umum TAK stimulasi persepsi adalah klien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan
stimulus kepadanya.
Sementara, tujuan khususnya:
1. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya
dengan tepat.
2. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang
dialami.
C. Aktivitas dan Adiksi
Aktivitas dibagi dalam empat bagian, yaitu mempersepsikan stimulus
nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respons yang dialami dalam
kehidupan, stimulus yang tidak nyata dan respons yang dialami dalam
kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah.
Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari :
a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi : menonton
televisi.
b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi : membaca
majalah/koran/artikel.
c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi : melihat gambar.
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perubahan sensoris
persepsi dan klien menarik diri yang telah mengikuti TAKS. Aktivitas
Mempersepsikan Stimulus Nyata dan Respons yang Dialami dalam
Kehidupan. Aktivitas ini khusunya untuk klien perilaku kekerasan. Aktivitas
ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : menegenal kekerasan
yang bisa dilakukan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan;
akibat perilaku kekerasan)
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui kegiatan fisik
c. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui interaksi sosial asertif;
d. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui kepatuhan minum obat;
e. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui kegiatan ibadah.
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perilaku kekerasan yang
kooperatif. Aktivitas mempersepsikan Stimulus Tidak Nyata dan Respons
yang dialami dalam Kehidupan. Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak
nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan, khususnya untuk klien
halusinasi.
Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:
a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengenal halusinasi
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengusir/menghardik
halusinasi;
c. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi :mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan ;
d. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap
e. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat.
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien halusinasi. Aktivitas
Mempersiapkan Stimulus Nyata yang Menyebabkan Harga Diri Rendah.
Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: mengidentifikasi aspek
yang membuat harga diri rendah dan aspek positif kemampuan yang
dimiliki selama hidup (di rumah dan di rumah sakit)
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: melatih kemampuan yang
dapat digunakan di rumah sakit dan di rumah.
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien gangguan konsep diri :
harga diri rendah.

BAB III
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

3.1 KARAKTERISTIK KLIEN DAN PROSES SELEKSI


Karakteristik klien
a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik
c. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekannya.
d. Klien dengan gangguan persepsi-sensori dan/atau isolasi sosial.
e. Klien yang mudah diajak berinteraksi.

Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien dengan riwayat gangguan persepsi-sensori dan/atau
isolasi sosial.
b. Mengumpulkan keluarga klien yang termasuk dari karakteristik masalah
gangguan persepsi sensori dan/atau isolasi sosial untuk mengikuti TAK.

3.2 TUGAS DAN WEWENANG


1. Tugas Leader dan Co-Leader
- Memimpin acara: menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan.
- Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan klien
- Memberikan motivasi kepada klien
- Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan
- Memberikan reinforcement positif terhadap klien
2. Tugas Fasilitator
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok
- Memastikan lingkungan dan situasi aman dan kondusif bagi klien
- Menghindarkan klien dari distraksi selama kegiatan berlangsung
- Memberikan stimulus/motivasi pada klien lain untuk berpartisipasi
aktif
- Memberikan reinforcement terhadap keberhasilan klien lainnya
- Membantu melakukan evaluasi hasil
3. Tugas Klien
- Mengikuti seluruh kegiatan
- Berperan aktif dalam kegiatan
- Mengikuti proses evaluasI

PERATURAN KEGIATAN
1. Klien diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hinggga akhir.
2. Klien dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai
dilaksanakan.
3. Klien yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi peringatan lisan.

3.3 TEKNIK PELAKSANAAN


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Tema : Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi membaca


Sasaran : Pasien gangguan persepsi-sensori dan/atau isolasi sosial.
Hari/ tanggal : sabtu, 23 Desember 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Rehabilitasi, R. 23 Psikiatri RSSA
Terapis:
1. Leader :
2. Co Leader :
3. Fasilitator 1 :
4. Fasilitator 2 :
5. Fasilitator 3 :

Tahapan Sesi:
A. Tujuan
1. Klien mampu menyebutkan apa yang dilihat
2. Klien dapat memberikan pendapat tentang terhadap artikel yang dibaca
3. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
B. Sasaran
1. Kooperatif.
2. Tidak terpasang restrain.

C. Nama Klien
1.
2.
3.
4.
D. Setting
 Fasilitator dan klien duduk bersama dalam satu atau dua baris
 Ruangan nyaman dan tenang.

E. MAP
L

K F K F

K F K F

Keterangan :
L : Leader
C: Co Leader
F : Fasilitator
K : Klien

F. Alat dan Bahan


 Majalah/koran/artikel
 Buku catatan dan pulpen
 Jadwal kegiatan klien
G. Metode
 Dinamika kelompok
 Diskusi dan tanya jawab

H. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi:
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan masalah yang dirasakan.
3. Menanyakan penerapan TAK yang lalu
c. Kontrak:
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
2. Menjelaskan aturan main, yaitu:
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Bila ingin keluar kelompok klien harus seijin pemimpin TAK
 Lama kegiatan yaitu 45 menit
3. Tahap kerja
SESI 1
a. Leader, co-leader, dan fasilitator menentukan bacaan yang akan dibaca.
Bacaan yang dipilih adalah bacaan yang menarik dan mudah dimengerti
oleh klien.
b. Memberi kesempatan bagi klien untuk hmembaca artikel hingga selesai
c. Menanyakan pendapat seorang klien mengenai artikel yang telah dibaca
d. Menanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
e. Memberi pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat
f. Mengulangi c,d, dan e sampai semua klien mendapat kesempatan
g. Memberi kesimpulan mengenai artikel yang dibaca..
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut.
1. Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan membaca dan
mendiskusikannya pada orang lain.
2. Membuat jadwal membaca.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi Hasil
Sesi 1: TAK
Kemampuan menyampaikan pendapat mengenai apa yang dilihat dan
didengar

a. Kemampuan verbal : memberi pendapat


Nama klien
No. Aspek yg dinilai

1 Memberi pendapat
dengan jelas
2 Memberi pendapat
secara ringkas
3 Memberi pendapat
yang relevan
4 Memberi pendapat
secara spontan
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
Nama klien
No. Aspek yg dinilai
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yg sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah

BAB IV
HASIL EVALUASI

a. Kemampuan verbal : memberi pendapat


Nama klien
No. Aspek yg dinilai

1 Memberi pendapat
dengan jelas
2 Memberi pendapat
secara ringkas
3 Memberi pendapat
yang relevan
4 Memberi pendapat
secara spontan
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
Nama klien
No. Aspek yg dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yg sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, A.Y.S. 1999. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak
dan Remaja, Widya Medika, Jakarta.
Hurlock, E. 1998. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, Edisi 5, Erlangga, Jakarta.
Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah
Keperawatan, Sagung Seto, Jakarta.
Stuart, Gail and Laraia, M. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing,
8th edition, Mosby, St. Louis.
Stuart & Sundeen. 1995. Principles an Practice of Psychiatric Nursing, fifth
edition, Mosby, St.Louis.
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003

Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa.Edisi 1.


Bandung: RSJP.2000

Direja. S. H, Ade. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta. Nuha Medika

Damaiyanti, Mukhripah & Iskandar. 2012. Asuhan Keperatan Jiwa. Gunarsa, Aep
(ed). Bandung : PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai