0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
91 tayangan9 halaman
Analisis jurnal ini membahas pengaruh latihan fisik dan aktivitas daily living (ADL) terhadap inkontinensia urine pada lansia di panti jompo. Penelitian ini menggunakan desain randomisasi parallel group dengan 98 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi menerima latihan fisik dan ADL selama 3 bulan. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan kebocoran urine pada kelompok intervensi dibanding kontrol.
Analisis jurnal ini membahas pengaruh latihan fisik dan aktivitas daily living (ADL) terhadap inkontinensia urine pada lansia di panti jompo. Penelitian ini menggunakan desain randomisasi parallel group dengan 98 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi menerima latihan fisik dan ADL selama 3 bulan. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan kebocoran urine pada kelompok intervensi dibanding kontrol.
Analisis jurnal ini membahas pengaruh latihan fisik dan aktivitas daily living (ADL) terhadap inkontinensia urine pada lansia di panti jompo. Penelitian ini menggunakan desain randomisasi parallel group dengan 98 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi menerima latihan fisik dan ADL selama 3 bulan. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan kebocoran urine pada kelompok intervensi dibanding kontrol.
EFFECT OF PHYSICAL TRAINING ON URINARY INCONTINENCE:
A RANDOMIZED PARALLEL GROUP TRIAL IN NURSING HOMES (Efek Latihan Fisik Pada Penderita Inkontinensia) Disusun sebagai Salah Satu Tugas dalam Program Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik
OLEH :
1. Vinda Yulia Dewi J230135049 2. Edi Sumarwan J230135060 3. Aji Galih Nur Pratomo J230135061 4. Glaudya Aurora J230135070 5. Sri Handayani J230135071
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Intenkontinensia urine adalah keluarnya urine yang tidak kembali pada waktu yang tidak dikehendaki tanpa memperhatikan frekuensi dan jumlahnya, yang mengakibatkan masalah social dan higienis penderitanya (Setiati, 2006) Inkontinensia urine bisa disebabkan oleh karena komplikasi dari penyakit infeksi saluran kemih, kehilangan kontrol spinkter atau terjadinya perubahan tekanan abdomen secara tiba-tiba. Inkontinensia bisa bersifat permanen misalnya pada spinal cord trauma atau bersifat temporer pada wanita hamil dengan struktur dasar panggul yang lemah dapat berakibat terjadinya inkontinensia urine. Meskipun inkontinensia urine dapat terjadi pada pasien dari berbagai usia, kehilangan kontrol urinari merupakan masalah bagi lanjut usia (Pranarka, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dari tanggal 10 sampai tanggal 12 Juni 2014 ditemukan kasus Inkontinensia urine sebanyak 38 dari 80 pasien. Selama observasi selama 3 hari untuk mengatasi inkontenensia urine pasien belum mendapatkan intervensi apapun. Program pelatihan fisik dalam jurnal ini mencakup aktivitas fisik dan pelatihan ADL bertujuan untuk mengurangi intensitas urine. Oleh karena itu kami tertarik mengambil tema tentang Effect of physical training on urinary incontinence: a randomized parallel group trial in nursing homes
( paragraf ide pokok dan lebih satu kalimat)
B. TUJUAN 2 Memberikan informasi kepada perawat di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dirancang untuk meningkatkan aktivitas hidup sehari-hari dan mengurangi intensitas urine.
Tujuan analisa jurnal mu apa 1. Megidemtifikasi ;;;; 2. Menggambarkan.. 3.
C. MANFAAT Memberikan gambaran dan masukan artikel atau jurnal tindakan keperawatan dengan program pelatihan yang mencakup aktifitas fisik dan pelatihan ADL dalam mengurangi inkontinensia urine pada orang tua di panti jompo. Manfaat apa? 1.. 3... .
D. SISTEMATIKA PENULISAN Makalah ini terdiri dari 3 BAB yang sistematis disusun sesuai berikut ; 1. BAB 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan. 2. BAB 2 Tinjauan Pustaka, terdiri dari analisis jurnal dan pembahasan. 3. BAB 3 Penutup, terdiri dari implikasi, kesimpulan dan saran.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ANALISA JURNAL (PICO) Pembahasan dalam jurnal ini menggunakan Population, Intervention, Comparation, dan Outcome (PICO). 1. Population (P) Populasi penelitian dipanti jompo sebanyak 115 orang, yang tidak memenuhi syarat sebanyak 17 orang diantaranya adalah 4 orang menolak dan data tidak komplit 13. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 98 pasien yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak yaitu kelompok intervensi awal sebanyak 48 pasien dan kelompok kontrol awal sebanyak 50 pasien. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien orang tua yang tinggal dipanti jompo yang memiliki gangguan aktivitas fisik dan gangguan inkontinensia. Dalam penelitian ini dilakukan di Norwegia . Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : a. Berusia 65 tahun, b. Orang tua yang tinggal di panti jompo selama lebih dari 3 bulan 4 c. Kebutuhan ADL hanya 1 bantuan. d. Warga panti jompo dengan harapan hidup.
2. Intervention (I) Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok control. Kelompok Intervensi diberikan program pelatihan, yang mencakup aktivitas fisik dan Pelatihan ADL. Perlakuan dikelompok intervensi ini berlangsung selama 3 bulan. Personal mengobati untuk setiap subject. Program pelatihan kemampuan pindah dan berjalan, keseimbangan, kekuatan otot, dan daya tahan diberikan kepada setiap individu dalam kelompok, sementara pelatihan ADL dilakukan ketika orang tua membutuhkan bantuan saat makan dengan mandiri. Masing-masing subjek diminta berpartisipasi dalam kegiatan kreatif atau menghibur. Semua staf anggota di bangsal diberitahu tentang setiap orang tua. Pengobatan dan pengawasan pribadi yang ditawarkan tentang bagaimana memberikan hanya kepada yang tepat' untuk warga. Dua fisioterapi dan dua terapis okupasi disewa dari luar panti jompo untuk memberikan layanan intervensi. Kelompok kontrol mereka menerima perawatan biasa dari staf panti jompo berdasarkan rencana perawatan individual seperti biasanya. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 98 pasien yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak yaitu kelompok intervensi sebanyak 48 pasien dan kelompok control sebanyak 50 pasien. Pada saat berjalannya penelitian terdapat beberapa responden yang mangkir dari penelitian diantaranya ada 17 responden kontrol yaitu 6 responden meninggal dan 4 responden berpindah. Sedangkan pada kelompok intervensi terdapat 13 orang yang mangkir yaitu 4 orang mati dan data tidak komplit 2. Jadi hasil akhir sampel yang masih ada di kelompok control terdapat 33 orang dan 35 orang pada kelompok intervensi. 5 Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan 24 PWT. Software SPSS (versi 17.0; SPSS, Inc, Chicago) digunakan untuk analisis. Karena penelitian ini menarik bagi peserta dan sumber daya yang lebih besar penelitian, analisis kekuatan apriori tidak dilakukan.
3. Comparation (C) Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vinsnes dkk menemukan bahwa kurangnya pengetahuan staf tentang Urinari Incontinence secara umum dan lebih khusus lagi tidak memiliki keterampilan untuk menyelidiki permasalahan Incontinensia Urin. Saat melakukan penilaian program Incontinensia Urin maka perawat sering gagal ketika melakukan implementasi. Oleh karena itu, kurangnya staf atau peneliti dapat menjelaskan uninterpretable atau tidak lengkapnya data pada awal. Hubungan kandung kemih dan cairan yang masuk digunakan untuk mengukur fungsi kandung kemih, namun karena data yang hilang kami memutuskan untuk menggunakan 24PWT sebagai hasil ukuran utama. Selain itu sepuluh warga meninggal selama penelitian, meskipun di awal penelitian penduduk dengan harapan hidup kurang dari 6 bulan dikeluarkan. Ini menggaris bawahi fakta bahwa subjek orang tua lemah dimana mereka membutuhkan bantuan untuk melakukan beberapa atau semua ADL. Peningkatan kerapuhan dari waktu ke waktu adalah sama dan sependapat dengan penelitian lain. Sedangkan peneliti saat ini adalah dengan membandingkan kelompok control dan kelompok intervensi yang diberikan program pelatihan, yang mencakup aktivitas fisik dan Pelatihan ADL. Perlakuan dikelompok intervensi ini berlangsung selama 3 bulan.
4. Outcome (O) 6 Terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok control dan kelompok intervensi. Dalam waktu 3 bulan sesudah dilakukan intervensi perbedaan antara kelompok menurut jumlah kebocoran adalah 191 g (P = 0,03). Hasil ini secara statistic signifikan disesuaikan untuk dasar tingkat, usia, jenis kelamin, dan status fungsional. Temuan dalam penelitian ini membuat kita untuk mempertimbangkan pentingnya fungsi fisik secara keseluruhan dalam pencegahan memburuknya inkontinensia urine pada orang tua. Dimana orang tua, telah tercatat bahwa gangguan fungsional merupakan pencetus pada gangguan inkontinensia urine dan inkontinensia urine merupakan factor resiko untuk mengurangi aktifitas fisik, penurunan fungsional dan kelemahan.
B. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dengan responden sejumlah 98 pasien yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak yaitu kelompok intervensi awal sebanyak 48 pasien dan kelompok control awal sebanyak 50 pasien. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien orang tua yang tinggal dipanti jompo yang memiliki gangguan aktivitas fisik dan gangguan inkontenensia. Dengan cara dilakukan Program pelatihan kemampuan pindah dan berjalan, keseimbangan, kekuatan otot, dan daya tahan diberikan kepada kepada setiap individu dalam kelompok, sementara pelatihan ADL dilakukan ketika orang tua membutuhkan bantuan saat makan dengan mandiri. Penelitian ini sangat baik untuk mengurangi Inkontinensia Urine. Dimana kedua kelompok dilakukan intervensi yang berbeda untuk mengetahui hasil yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh latikhan ADL terhadap Inkontinensia Urine. Hasil penelitian ini sangat valid dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok control dan kelompok intervensi. Dibuktikan 7 dalam waktu 3 bulan sesudah dilakukan intervensi perbedaan antara kelompok menurut jumlah kebocoran adalah 191 g (P = 0,03).
Bahasa disini mbak dan mas?
Lampirkan prosedurnya
BAB III PENUTUP
A. IMPLIKASI 1. Perawat Setelah dibahas dalam penelitian ini, terapi ADL dapat diterapkan di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta karena terapi ADL sangat mudah dan praktis dilakukan, selain itu terapi ADL tidak membutuhkan alat dan biaya. Terapi ADL hanya membutuhkan ketelatenan dan komunikasi yang baik. Hai ini dapat diterapkan di Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta dengan cara mengadakan kegiatan yang dimana kegiatan tersebut dapat terdapat dalam terapi ADL dan sosialisai terhadap orang tua yang berada di Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta pentingnya ADL bagi mereka. 2. Pasien 8 Pada seluruh orang tua yang berada di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta, khususnya pada orang tua yang berada di kelompok 5 atau ruang Isolasi Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta.
B. KESIMPULAN ADL dapat mengurangi Inkontinensia Urine pada orang tua yang berada di Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta, terutama orang tua yang berada di kelompok 5 untuk mengurangi Inkontinensia Urine.
C. SARAN ADL merupakan terapi yang praktis dan tidak membutuhkan alat dan biaya, dimana ADL dapat mengurangi Inkontinensia Urine pada orang tua yang berada di Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta. Dimana terapi ADL dapat memperbaiki lingkungan di Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta agar menjadi lebih terawat, bersih, dan tidak berbau tidak sedap.
DAFTAR PUSTAKA
Pranaka K. 2009. Buku Ajar Geriatri, Edisi 4. Jakarta : Rineka Cipta
Setiati, S., Putu, ID. 2006. Inkontinensia Urin dan Kandung Kemih, Dalam Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid 3. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Anne G Vinsnes, Jorunn L Helbostad, Signe Nyrnning, Gene E Harkless1, Randi Granbo, Arnfinn Seim. 2012. Effect of physical training on urinary incontinence: a randomized parallel group trial in nursing homes. Diakses tanggal 8 Juni 2014. Pukul 10.00 WIB. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22334767
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri