Oleh:
Christine Yohana Sianturi, S.Ked
Devi Restina, S.Ked
Fuad Iqbal Eka, S.Ked
Wage Nurmaulina, S.Ked
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan sykur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas berkatNya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Millennium Development Goals (MDGs) dan
Sustainabel Development Goals (SDGs)”. Adapun salah satu tujuan pembuatan referat ini
adalah sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun, sangat penulis harapkan demi tercapainya perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk penulis, tetapi juga bagi siapa pun
yang membacanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Titik sejarah baru dalam pembangunan global dimulai dalam Sidang Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) ke 70 pada bulan September 2015 di New York, Amerika Serikat.
Sebanyak 193 kepala negara dan pemerintahan dunia hadir untuk menyepakati agenda
pembangunan universal baru yang tertuang dalam dokumen berjudul Transforming Our
World: the 2030 Agenda for Sustainable Development yang berisi 17 tujuan dan 169
sasaran yang berlaku mulai tahun 2016 hingga tahun 2030. Dokumen ini lebih dikenal
dengan istilah Sustainable Development Goals atau SDGs.
Berakhirnya MDGs pada 2015 masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan pada periode SDGs yang akan dilaksanakan sampai dengan 2030. Tujuan
MDGs yang telah dilaksanakan selama periode 2000-2015 memang telah membawa
4
berbagai kemajuan. Sekitar 70 persen dari total indikator yang mengukur target MDGs
telah berhasil dicapai oleh Indonesia. Akan tetapi, beberapa indikator yang mengukur
target di bidang kesehatan masih cukup jauh dari capaian dan harus mendapatkan
perhatian khusus. Target yang belum tercapai di antaranya adalah tingkat kemiskinan
nasional. angka kematian bayi, angka kematian ibu, prevalensi gizi buruk, prevalensi HIV
dan AIDS serta beberapa indikator terkait lingkungan.
SDGs terdiri dari 17 tujuan yang harus dicapai. Adapun tujuan-tujuan itu adalah
mengakhiri kemiskinan, mengakhiri kelaparan, menjamin kesehatan, menjamin
pendidikan yang berkualitas, mencapai persamaan gender, menjamin ketersediaan air dan
sanitasi yang baik, menjamin akses energi, menjamin pekerjaan yang layak dan
perkembangan ekonomi, membangun infrastruktur, industri dan inovasi, mengurangi
ketidaksetaraan dalam maupun antar negara, pembangunan komunitas dan kota yang
berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, gerakan iklim, menjaga
kehidupan di bawah air, menjaga kehidupan di darat, kedamaian, keadilan dan institusi
yang kuat, serta kemitraan untuk tujuan bersama. Dua dari 17 tujuan SDGs yang
berhubungan dengan sektor kesehatan adalah menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usis, serta menjamin ketersediaan
dan manajemen air dan sanitasi bagi semua orang secara berkelanjutan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak seperti pemerintah, swasta,
maupun masyarakat. Karena itulah setiap pihak, terutama pembuat kebijakan perlu
mendapatkan informasi yang cukup mengenai SDGs untuk mendorong keberhasilan
program tersebut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MDGs berisi delapan butir tujuan pembangunan yang diuraikan menjadi 18 target dan 48
indikator untuk pemantauan yang harus dicapai dalam kurun waktu 1990-2015.
Targetnya adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada
tahun 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia
yang terurai dalam Deklarasi Milenium, diadopsi oleh 189 negara, serta ditandatangani
oleh 147 kepala pemerintahan dan kepa negara yang hadir dalam KTT Milenium.
Adapun tujuan dan target MDGs adalah sebagai berikut:
1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
a. Target 1: Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya kurang
dari $1 (PPP) per hari menjadi setengahnya antara 1990 – 2015
b. Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi
setengahnya antara 1990 – 2015.
2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
a. Target 3: Memastikan pada 2015 semua anak-anak dimanapun, laki-laki maupun
perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar.
6
3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
a. Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan
lanjutan pada 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.
4. Menurunkan Angka Kematian Anak
a. Target 5: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990
– 2015
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
a. Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990
– 2015
6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya
a. Target 7: Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah
kasus baru pada 2015
b. Target 8: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus
malaria dan penyakit lainnya pada 2015
7. Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup
a. Target 9: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan
kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan
yang hilang.
b. Target 10: Menurunkan separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber
air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015
c. Target 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin
di pemukiman kumuh pada tahun 2020
8. Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan
a. Target 12: Mengembangkan lebih lanjut sistem perdagangan dan keuangan yang
terbuka, berdasarkan aturan yang jelas, terprediksi, tidak diskriminatif, komit
pada tata pemerintahan, pembangunan dan pengurangan kemiskinan yang baik
secara nasional dan internasional.
b. Target 13: Menanggapi kebutuhan khusus negara-negara belum berkembang
termasuk akses bebas tarif dan kuota ekspor mereka, meningkatkan penghapusan
utang bagi negara-negara penghutang berat, pembatalan utang bilateral resmi dan
menyediakan bantuan pembangunan lebih besar terhadap negara-negara yang
komit pada pengurangan kemiskinan.
7
c. Target 14: Menanggapi kebutuhan khusus negara-negara yang hanya berbatasan
dengan daratan dan negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang
melalui program aksi untuk pembangunan berkelanjutan.
d. Target 15: Menyelesaikan secara menyeluruh masalah utang negara-negara
berkembang melalui berbagai upaya nasional dan internasional agar utangnya
dapat dilunasi dan dikelola secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
e. Target 16: Bekerja sama dengan negara-negara berkembang untuk
mengembangkan dan melaksanakan strategi lapangan kerja yang layak dan
produktif bagi generasi muda.
f. Target 17: Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan farmasi menyediakan
akses yang lebih luas bagi obat-obatan penting dengan harga yang terjangkau di
negara berkembang.
g. Target 18: Bekerja sama dengan sektor swasta memperluas pemanfaatan
teknologi baru khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah kelanjutan dari MDGs yang berakhir
pada tahun 2015. Sustainable Development Goals (SDGs) adalah suatu dokumen yang
berisikan kesepakatan 193 kepala negara dan pemerintahan dunia mengenai agenda
pembangunan universal dan berkelanjutan berjusul Transforming Our World: the 2030
Agenda for Sustainable Development. Kesepakatan ini dibuat dalam sidang umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke 70 pada bulan September 2015 di New York,
Amerika Serikat yang akhirnya menjadi menjadi titik sejarah baru dalam pembangunan
global. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Sasaran yang berlaku mulai tahun 2016 hingga
tahun 2030. SDGs merupakan kelanjutan Millennium Development Goals (MDGs) yang
disepakati oleh negara anggota PBB pada tahun 2000 dan berakhir pada akhir tahun
2015. Tujuan yang tertuang dalam SDGs adalah sebagai berikut:
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan
mencanangkan pertanian berkelanjutan.
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di
segala usia
8
4. Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan
kesempatan belajar seumur hidup untuk semua
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dan anak perempuan
6. Menjamin ketersediaan dan manajemen air dan sanitasi secara berkelanjutan
7. Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan,
dan modern
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, kesempatan
kerja penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua
9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif dan
berkelanjutan dan mendorong inovasi
10. Mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara
11. Membuat kota dan pemukiman manusia yang adil, merata, aman, tangguh dan
berkelanjutan
12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya
14. Melestarikan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan untuk
pembangunan berkelanjutan
15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan secara berkelanjutan
ekosistem darat, mengelola hutan, memerangi desertifikasi, dan menghentikan dan
memulihkan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati
16. Meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun
institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan
9
Evaluasi pun dilakukan oleh berbagai pihak terhadap pelaksanaan MDGs dalam empat
belas tahun terakhir. Walaupun masih banyak hal yang belum dicapai, namun perlu
diakui bahwa selama ini MDGs sudah membawa perubahan besar di dunia. MDGs
telah menjadi saksi sejarah proses pengurangan kemiskinan terbesar dalam sejarah
manusia. Penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan internasional, yaitu $1,25
per hari, sudah berkurang setengah miliar. Laju kematian anak turun lebih dari 30
persen, dengan sekitar tiga juta jiwa anak terselamatkan setiap tahunnya dibandingkan
tahun 2000. Kematian akibat malaria juga turun hingga seperempatnya.
Pelaksanaan MDGs juga telah memberikan perubahan yang positif untuk Indonesia.
Walaupun masih ada beberapa target MDGs yang masih diperlukan kerja keras untuk
mencapainya, tetapi sudah banyak target yang telah menunjukan kemajuan yang
signifikan bahkan telah tercapai. Indonesia berhasil menurunkan proporsi penduduk
dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari dari 20,60 persen
pada tahun 1990 menjadi 5,90 persen pada tahun 2008. Pemerintah juga telah berhasil
menurunkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan lanjutan. Hal ini dapat dilihat
dari penurunan yang signifikan pada indikator rasio Angka Partisipasi Murni (APM)
perempuan terhadap laki-laki SMA/MA/ Paket C dari 93,67 persen ada tahun 1993
menjadi 101,40 persen pada tahun 2011. Selain itu, angka kejadian tuberkulosis di
Indonesia sudah berhasil mencapai target MDGs yaitu dari 343 pada tahun 1990
menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2011.
Pada tahun 2015 Millennium Development Goals (MDGs) yang dimulai pada tahun
2000 berakhir masa berlakunya dan digantikan oleh agenda pasca 2015. Pada tanggal
25 September 2015, berbagai negara yang tergabung dalam Persatuan Bangsa-Bangsa
(PBB) membuat berbagai tujuan untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi bumi dan
menjamin kemakmuran bagi semua orang sebagai bagian dari agenda perkembangan
berkelanjutan yang baru melalui Sustainable Development Goals (SDGs). Setiap tujuan
memiliki target spesifik yang harus dicapai pada tahun 2030.
Menurut T Brundtland Commission of the United Nations pada tahun 1987, yang
dikatakan sebagai sustainable development atau pembangunan berkelanjutan adalah
10
pembangunan yang dapat mencakup kebutuhan orang banyak di masa depan tanpa
menyepelekan kemampuan generasi mendatang untuk menggapai segala kebutuhannya.
Global Goals hadir untuk melangkah lebih maju dibandingkan dengan MDGs,
mengacu kepada akar dari masalah kemiskinan dan kebutuhan yang universal untuk
berkembang yang berguna dan dibutuhkan oleh seluruh warga dunia.
Global Goals bertujuan untuk menyelesaikan MDGs yang tertinggal, dan menjamin
bahwa tidak ada hal lain yang tertinggal dibelakang.SDGs atau Global Goals menjadi
suatu program yang lebih menyeluruh dan mendetail karena merupakan gabungan dari
Global Sustainability Objects / GSO dan MDGs.
Istilah SDGs diusulkan untuk menjadi agenda pembangunan global pertama kali
diusulkan oleh pemerintah Kolombia, Peru, Guatemala dan Uni Emirat Arab sebelum
konferensi Rio+20 pada tahun 2012. SDGs diharapkan menjadi suatu agenda
pembangunan yang akan menyelesaikan apa yang telah ditetapkan oleh MDGs dan
agenda pembangunan yang mampu menghadapi tantangan lama dan baru yang semakin
meningkat, setidaknya masalah perubahan iklim. SDGs juga diharapkan menjadi suatu
11
agenda transformasi yang akan membentuk kembali perkembangan global yang
bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Sebagaimana hasil dari Konferensi
Pembangunan Berkelanjutan PBB 2012 (Rio20+) yang telah menegaskan bahwa semua
komunitas internasional harus melakukan pembangunan global dengan cara dimana
semua bangsa harus bertanggung jawab atas kesejahteraan manusia dan planet.
2. Kekurangan MDGs
a. Untuk negara berkembang, kebijakan yang dicetuskan dengan beberapa indikator
akan menjadi beban ganda yang menjadi tantangan yang berat dengan berbagai
masalah yang melanda negara-negara berkembang seperti Indonesia, Upaya
Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun
2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung
beban pembayaran utang yang sangat besar.
12
b. Dengan target pencapaian MDGs yaitu tahun 2015, dari segi menejamen
waktunya mungkin terlalu cepat dan tidak efisien. Dengan jangka waktu seperti
itu, dan dihubungkan dengan masalah internal bagi negara berkembang tidak
menutup kemungkinan bahwa target pencapaian MDGs sulit tercapai.
c. Sebagian dari tujuan MDGs dalam penentuan evaluasi hanya berdasar pada data
kuantitatif apakah data yan didapatkan mencapai target atau tidak. Tidak
mengkaji aspek kualitas yang dihasilkan.
Hal tersebut berkontribusi pada adanya beberapa perbedaan penting antara MDGs dan
SDGs. Pertama, SDGs dirumuskan berdasarkan prinsip-prinsip HAM, inklusivitas, dan
antidiskriminasi. Kedua, dalam hal agenda, SDGs tidak hanya berfokus pada upaya
pemenuhan kebutuhan masa sekarang, tetapi juga memerhatikan kebutuhan masa yang
akan datang atau berkelanjutan. Ketiga, SDGs ditujukan untuk memastikan bahwa
semua manusia dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahwa kemajuan
ekonomi, sosial, dan teknologi terjadi selaras dengan alam/lingkungan. Keempat, SDGs
juga dirancang untuk mendorong perdamaian agar terwujud masyarakat adil dan inklusif
yang bebas dari rasa takut dan kekerasan. Kelima, SDGs mengutamakan kerja sama
seluruh pemangku kepentingan.
13
MDGs dan SDGs juga berbeda dalam hal jumlah tujuan dan indikator. Sebelumnya,
pada MDGs ada 8 tujuan dan 60 indikator. Pada SDGs, jumlah tersebut bertransformasi
menjadi 17 tujuan dan 232 indikator (revisi terakhir dari UNStats pada Maret 2017). Di
antara 17 tujuan pada SDGs, ada 4 yang benar-benar tidak ada pada MDGs, yaitu tujuan
9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), tujuan 10 (mengurangi ketimpangan), tujuan 11
(masyarakat dan kota yang berkelanjutan), dan tujuan 16 (perdamaian, keadilan, dan
institusi yang kuat).
14
komprehensif untuk menemukan sebuah agenda yang berbicara tentang semua
negara dan semua tingkat pembangunan ekonomi, untuk memastikan bahwa tidak
ada yang tertinggal.
15
2.5 Tujuan, Target, dan Indikator SDGs
Secara ringkas, tujuan, targer, dan indikator Sustainable Development Goals (SDGs)
adalah sebagai berikut.
1. Menghapus Segala Bentuk Kemiskinan
Target:
a. Memastikan mobilisasi sumber daya dari berbagai sumber, termasuk melalui
peningkatan kerjasama pembangunan, dalam rangka menyediakan sarana yang
memadai dan dapat diprediksi bagi negara-negara berkembang, di negara-negara
berkembang khususnya, untuk melaksanakan program dan kebijakan untuk
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.
b. Membuat kerangka kebijakan suara di tingkat nasional, regional dan internasional,
berdasarkan strategi pembangunan pro-miskin dan sensitif gender, untuk
mendukung percepatan investasi dalam pemberantasan kemiskinan
Indikator:
a. Pada tahun 2030, memberantas kemiskinan ekstrim untuk semua orang dimanapun,
dengan penghasilan kurang dari $ 1,25 per hari.
b. Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan
dan anak-anak dari berbagai usia yang hidup dalam kemiskinan di seluruh dimensi
menurut definisi nasional.
c. Menerapkan sistem perlindungan sosial yang tepat secara nasional dan pada tahun
2030 mencapai cakupan besar kaum miskin.
d. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya
kaum miskin, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
ke layanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk-bentuk lain dari
properti, warisan, sumber daya alam, yang sesuai teknologi baru dan jasa
keuangan, termasuk keuangan mikro.
e. Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka dalam
situasi rentan dan mengurangi eksposur dan kerentanan mereka terhadap kejadian
ekstrem yang berkaitan dengan iklim dan guncangan ekonomi, sosial dan
lingkungan lainnya dan bencana
16
2. Mengakhiri Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Peningkatan Gizi,
dan Mencanangkan Pertanian Berkelanjutan
Target:
a. Meningkatkan investasi, termasuk melalui kerja sama internasional yang
disempurnakan, di infrastruktur pedesaan, penelitian dan penyuluhan pertanian,
pengembangan teknologi dan tanaman dan bank gen ternak dalam rangka
meningkatkan kapasitas produktif pertanian di negara-negara berkembang.
b. Memperbaiki dan mencegah pembatasan perdagangan dan distorsi dalam pasar
pertanian dunia, termasuk melalui penghapusan paralel segala bentuk subsidi
ekspor pertanian dan semua langkah ekspor dengan efek setara, sesuai dengan
amanat Putaran Pembangunan Doha
c. Mengadopsi langkah-langkah untuk memastikan berfungsinya pasar komoditas
makanan dan turunannya dan memfasilitasi akses yang tepat terhadap informasi
pasar, termasuk cadangan pangan, dalam rangka untuk membantu membatasi
volatilitas harga pangan yang ekstrim
Indikator:
a. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses oleh semua orang,
khususnya orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan, termasuk bayi,
untuk makanan yang aman, bergizi dan cukup sepanjang tahun.
b. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi, termasuk mencapai,
pada tahun 2025, target yang disepakati secara internasional pada stunting dan
wasting pada anak di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui dan orang tua.
c. Pada tahun 2030, dua kali lipat produktivitas pertanian dan pendapatan produsen
makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat adat, petani keluarga,
penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama dengan
tanah, sumber daya produktif lainnya dan masukan, pengetahuan, jasa keuangan,
pasar dan peluang untuk penambahan nilai dan pekerjaan non-pertanian.
d. Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan
menerapkan praktik tangguh pertanian yang meningkatkan produktivitas dan
produksi, yang membantu menjaga ekosistem, yang memperkuat kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir dan bencana lainnya
dan semakin meningkatkan lahan dan kualitas tanah.
17
e. Pada tahun 2020, mempertahankan keragaman genetik benih, tanaman
dibudidayakan dan bertani dan peliharaan hewan dan spesies liar yang terkait,
termasuk melalui nyenyak dikelola dan beragam benih dan tanaman bank di tingkat
nasional, regional dan internasional, dan mempromosikan akses dan adil dan
merata berbagi manfaat yang timbul dari pemanfaatan sumber daya genetik dan
pengetahuan tradisional terkait, seperti yang disepakati secara internasional.
Indikator:
a. Pada tahun 2030, mengurangi angka kematian global ibu kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup.
b. Pada tahun 2030, akhir kematian dapat dicegah dari bayi yang baru lahir dan anak
di bawah 5 tahun, dengan semua negara yang bertujuan untuk mengurangi angka
18
kematian neonatal untuk setidaknya serendah 12 per 1.000 kelahiran hidup dan di
bawah-5 kematian setidaknya serendah 25 per 1.000 kelahiran hidup.
c. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit
tropis terabaikan dan memerangi hepatitis, penyakit yang terbawa air dan penyakit
menular lainnya.
d. Pada tahun 2030, mengurangi oleh satu kematian prematur ketiga dari penyakit
tidak menular melalui pencegahan dan pengobatan dan meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan.
e. Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk
penyalahgunaan obat narkotika dan penggunaan berbahaya dari alcohol.
f. Pada tahun 2020, membagi jumlah kematian global dan cedera akibat
kecelakaan lalu lintas jalan
g. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual
dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan
integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional
h. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan keuangan risiko,
akses ke layanan perawatan kesehatan penting kualitas dan akses ke aman, efektif,
berkualitas dan terjangkau obat esensial dan vaksin untuk semua.
i. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi jumlah kematian dan penyakit dari
bahan kimia berbahaya dan udara, air dan polusi tanah dan kontaminasi.
19
c. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan guru yang berkualitas,
termasuk melalui kerjasama internasional untuk pelatihan guru di negara-negara
berkembang, terutama terbelakang negara dan pulau kecil dan negara berkembang
Indikator:
a. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki
menyelesaikan bebas, adil dan kualitas primer dan pendidikan menengah yang
mengarah ke hasil belajar yang relevan dan efektif
b. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki
memiliki akses ke pengembangan anak usia dini yang berkualitas, peduli dan
pendidikan anak usia dini sehingga mereka siap untuk pendidikan dasar
c. Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki
untuk pendidikan yang terjangkau dan kualitas teknis, kejuruan dan pendidikan
tinggi, termasuk perguruan tinggi
d. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan orang
dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis
dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan
e. Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan dan
menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan
untuk rentan, termasuk penyandang cacat, masyarakat adat dan anak-anak dalam
situasi rentan
f. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua pemuda dan sebagian besar orang
dewasa, baik laki-laki dan perempuan, mencapai membaca dan menghitung
g. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi
manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non-kekerasan, dunia
kewarganegaraan dan penghargaan keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya
untuk pembangunan berkelanjutan
20
5. Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Semua Perempuan dan
Anak Perempuan
Target:
a. Melakukan reformasi untuk memberikan wanita hak yang sama terhadap sumber
daya ekonomi, serta akses ke kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk-
bentuk lain dari properti, jasa keuangan, warisan dan sumber daya alam, sesuai
dengan hukum nasional
b. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, informasi dan
komunikasi khususnya teknologi, untuk mempromosikan pemberdayaan
perempuan
c. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang sehat dan perundang-undangan
berlaku untuk promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan
anak perempuan di semua tingkatan
Indikator:
a. Mengakhiri semua bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan anak
perempuan di mana-mana
b. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan anak
perempuan di ruang publik dan swasta, termasuk perdagangan dan seksual dan
jenis-jenis eksploitasi
c. Hilangkan semua praktek-praktek berbahaya, seperti anak, awal dan pernikahan
paksa dan mutilasi alat kelamin perempuan
d. Kenali dan nilai dibayar perawatan dan pekerjaan rumah tangga melalui
penyediaan pelayanan publik, infrastruktur dan kebijakan perlindungan sosial dan
promosi tanggung jawab bersama dalam rumah tangga dan keluarga sebagai tepat
secara nasional
e. Menjamin partisipasi penuh dan efektif perempuan dan kesempatan yang sama
untuk kepemimpinan di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan
politik, ekonomi dan masyarakat
f. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak-hak
reproduksi yang disepakati sesuai dengan Program Aksi dari Konferensi
Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan dan Beijing Platform for
Action dan dokumen hasil peninjauan konferensi mereka
21
6. Menjamin Ketersediaan dan Manajemen Air dan Sanitasi secara Berkelanjutan
Target:
a. Pada tahun 2030, memperluas kerjasama dan pembangunan kapasitas internasional
dukungan untuk negara-negara berkembang dalam kegiatan air dan sanitasi-terkait
dan program, termasuk pemanenan air, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air
limbah, daur ulang dan teknologi penggunaan kembali
b. Mendukung dan memperkuat partisipasi masyarakat lokal dalam meningkatkan
pengelolaan air dan sanitasi
Indikator:
a. Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan adil terhadap air minum yang aman
dan terjangkau untuk semua
b. Pada tahun 2030, mencapai akses ke sanitasi dan kebersihan yang memadai dan
merata untuk semua dan mengakhiri buang air besar terbuka, memberikan
perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan anak perempuan dan orang-orang
dalam situasi rentan
c. Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghilangkan dumping dan meminimalkan pelepasan bahan kimia berbahaya dan
bahan, mengurangi separuh proporsi air limbah yang tidak diobati dan secara
substansial meningkatkan daur ulang dan penggunaan kembali aman secara global
d. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan efisiensi penggunaan air di
semua sektor dan menjamin penarikan dan pasokan air tawar untuk mengatasi
kelangkaan air dan secara substansial mengurangi jumlah orang yang menderita
kelangkaan air yang berkelanjutan
e. Pada tahun 2030, menerapkan manajemen sumber daya air terpadu di semua
tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas batas yang sesuai
f. Pada tahun 2020, melindungi dan memulihkan ekosistem yang berhubungan
dengan air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah, sungai, dan danau akuifer
22
energi dan canggih dan teknologi bahan bakar fosil bersih, dan mempromosikan
investasi di bidang infrastruktur energi dan teknologi energi bersih
b. Pada tahun 2030, memperluas infrastruktur dan meningkatkan teknologi untuk
penyediaan layanan energi modern dan berkelanjutan untuk semua di negara-
negara berkembang, di negara-negara kurang berkembang khususnya, pulau kecil
yang sedang bekembang, dan negara-negara berkembang tanah-terkunci, sesuai
dengan program masing-masing dari dukungan
Indikator:
a. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan energi yang
terjangkau, handal dan modern
b. Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi terbarukan dalam
bauran energi global
c. Pada tahun 2030, dua kali lipat tingkat global perbaikan dalam efisiensi energi
Indikator:
a. Mempertahankan per pertumbuhan ekonomi kapita sesuai dengan keadaan nasional
dan, pertumbuhan produk domestik khususnya, setidaknya 7 persen gross per tahun
di negara-negara berkembang
b. Mencapai tingkat yang lebih tinggi dari produktivitas ekonomi melalui
diversifikasi, peningkatan teknologi dan inovasi, termasuk melalui fokus pada nilai
tambah tinggi dan sektor padat karya
23
c. Mempromosikan kebijakan pembangunan yang berorientasi yang mendukung
kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja yang layak, kewirausahaan,
kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro,
kecil dan menengah, termasuk melalui akses ke layanan keuangan
d. Meningkatkan progresif, melalui 2.030, efisiensi sumber daya global dalam
konsumsi dan produksi dan usaha untuk memisahkan pertumbuhan ekonomi dari
degradasi lingkungan, sesuai dengan kerangka 10-tahun dari program pada
konsumsi dan produksi berkelanjutan, dengan negara-negara maju memimpin
e. Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan penuh dan produktif dan pekerjaan yang
layak untuk semua wanita dan pria, termasuk bagi orang-orang muda dan
penyandang cacat, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya
f. Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi pemuda tidak dalam
pekerjaan, pendidikan atau pelatihan
g. Mengambil tindakan segera dan efektif untuk memberantas kerja paksa,
mengakhiri perbudakan modern dan perdagangan manusia dan menjamin
pelarangan dan penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak,
termasuk perekrutan dan penggunaan tentara anak, dan pada tahun 2025 akhir
pekerja anak dalam segala bentuk
h. Melindungi hak-hak buruh dan mempromosikan aman dan aman lingkungan kerja
untuk semua pekerja, termasuk pekerja migran, migran perempuan khususnya, dan
orang-orang dalam pekerjaan berbahaya
i. Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan
pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan
budaya lokal dan produk
j. Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk mendorong dan
memperluas akses ke perbankan, asuransi dan jasa keuangan untuk semua
24
b. Mendukung pengembangan teknologi dalam negeri, penelitian dan inovasi di
negara-negara berkembang, termasuk dengan memastikan lingkungan kebijakan
yang kondusif untuk, antara lain, diversifikasi industri dan penambahan nilai
komoditas
c. Secara signifikan meningkatkan akses ke informasi dan teknologi komunikasi dan
berusaha untuk menyediakan akses universal dan terjangkau ke Internet di negara-
negara berkembang pada tahun 2020
Indikator:
a. Mengembangkan kualitas, infrastruktur yang handal, berkelanjutan dan tangguh,
termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan
ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses terjangkau dan
merata untuk semua
b. Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan, pada tahun 2030,
secara signifikan meningkatkan pangsa industri kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan dua kali lipat pangsa di negara-negara kurang
berkembang
c. Meningkatkan akses skala kecil industri dan perusahaan lainnya, khususnya di
negara berkembang, untuk jasa keuangan, termasuk kredit terjangkau, dan integrasi
mereka ke dalam rantai nilai dan pasar
d. Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri untuk membuat
mereka berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dan
adopsi yang lebih besar dari teknologi bersih dan ramah lingkungan dan proses
industri, dengan semua negara mengambil tindakan sesuai dengan kemampuan
masing-masing
e. Meningkatkan penelitian ilmiah, meningkatkan kemampuan teknologi dari sektor
industri di semua negara, di negara-negara berkembang, termasuk, pada tahun
2030, mendorong inovasi dan secara substansial meningkatkan jumlah penelitian
dan pengembangan pekerja per 1 juta orang dan penelitian dan pengembangan
belanja publik dan swasta.
25
10. Mengurangi Ketimpangan Dalam dan Antar Negara
Target:
a. Menerapkan prinsip perlakuan khusus dan berbeda untuk negara-negara
berkembang, di negara-negara kurang berkembang tertentu, sesuai dengan
kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia
b. Mendorong bantuan pembangunan resmi dan arus keuangan, termasuk investasi
asing langsung, untuk Serikat di mana kebutuhan paling besar, di negara-negara
berkembang khususnya, negara-negara Afrika, pulau kecil yang sedang
bekembang dan terkurung daratan negara-negara berkembang, sesuai dengan
rencana dan program nasional mereka
c. Pada tahun 2030, mengurangi kurang dari 3 persen biaya transaksi pengiriman
uang migran dan menghilangkan koridor remittance dengan biaya yang lebih
tinggi dari 5 persen
Indikator:
a. Pada tahun 2030, progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan
pendapatan dari bagian bawah 40 persen dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional
b. Pada tahun 2030, memberdayakan dan mempromosikan inklusi sosial, ekonomi
dan politik dari semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, cacat, ras, etnis, asal,
agama atau status ekonomi atau lainnya
c. Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan dari hasil,
termasuk dengan menghilangkan hukum yang diskriminatif, kebijakan dan
praktik dan mempromosikan undang-undang yang tepat, kebijakan dan tindakan
dalam hal ini
d. Mengadopsi kebijakan, terutama fiskal, kebijakan upah dan perlindungan sosial,
dan progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar
e. Meningkatkan regulasi dan pengawasan pasar keuangan global dan lembaga-
lembaga dan memperkuat pelaksanaan peraturan tersebut
f. Menjamin perwakilan ditingkatkan dan suara untuk negara-negara dalam
pengambilan keputusan berkembang di lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan
internasional global dalam rangka untuk memberikan lembaga yang lebih efektif,
kredibel, akuntabel dan sah
26
g. Memfasilitasi tertib, aman, teratur dan bertanggung jawab migrasi dan mobilitas
orang, termasuk melalui penerapan kebijakan migrasi direncanakan dan dikelola
dengan baik
11. Membuat Kota dan Pemukiman Penduduk yang Inklusif, Aman, Tangguh, dan
Berkelanjutan
Target:
a. Mendukung hubungan ekonomi, sosial dan lingkungan yang positif antara daerah
perkotaan, per-perkotaan dan pedesaan dengan memperkuat perencanaan
pembangunan nasional dan daerah
b. Pada tahun 2020, secara substansial meningkatkan jumlah kota dan pemukiman
manusia mengadopsi dan menerapkan kebijakan yang terintegrasi dan rencana
menuju inklusi, efisiensi sumber daya, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,
ketahanan terhadap bencana, dan mengembangkan dan melaksanakan, sejalan
dengan Kerangka Sendai untuk Risiko Bencana pengurangan 2015-2030,
manajemen risiko bencana holistik di semua tingkatan
c. Dukungan setidaknya negara-negara maju, termasuk melalui bantuan keuangan
dan teknis, dalam membangun bangunan berkelanjutan dan tangguh
memanfaatkan bahan lokal
Indikator:
a. Pada tahun 2030, menjamin akses untuk semua untuk yang memadai, aman dan
terjangkau perumahan dan pelayanan dasar dan upgrade kumuh
b. Pada tahun 2030, menyediakan akses ke aman, terjangkau, dapat diakses dan
berkelanjutan sistem transportasi untuk semua, meningkatkan keselamatan jalan,
terutama dengan memperluas angkutan umum, dengan perhatian khusus pada
kebutuhan mereka di rentan situasi, wanita, anak-anak, penyandang cacat dan
orang tua
c. Pada tahun 2030, meningkatkan urbanisasi inklusif dan berkelanjutan dan
kapasitas untuk perencanaan pemukiman manusia partisipatif, terpadu dan
berkelanjutan dan manajemen di semua negara
d. Memperkuat upaya untuk melindungi dan menjaga warisan budaya dan alam
dunia
27
e. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan jumlah
orang yang terkena dan secara substansial mengurangi kerugian ekonomi
langsung relatif terhadap produk domestik global yang kotor disebabkan oleh
bencana, termasuk bencana yang berhubungan dengan air, dengan fokus pada
melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan
f. Pada tahun 2030, mengurangi per kapita dampak lingkungan yang merugikan dari
kota, termasuk dengan membayar perhatian khusus untuk kualitas udara dan
pengelolaan sampah kota dan lainnya
g. Pada tahun 2030, menyediakan akses universal ke ruang aman, inklusif dan dapat
diakses, hijau dan masyarakat, khususnya untuk perempuan dan anak-anak, orang
tua dan penyandang cacat
Indikator:
a. Mengimplementasikan kerangka 10 tahun dari program pada konsumsi dan
produksi berkelanjutan, semua negara mengambil tindakan, dengan negara-
negara maju memimpin, dengan mempertimbangkan perkembangan dan
kemampuan negara-negara berkembang
28
b. Pada tahun 2030, mencapai pengelolaan yang berkelanjutan dan efisiensi
penggunaan sumber daya alam
c. Pada tahun 2030, membagi dua per kapita global yang sisa makanan di tingkat
ritel dan konsumen dan mengurangi kerugian makanan bersama produksi dan
rantai pasokan, termasuk kerugian pasca panen
d. Pada tahun 2020, mencapai pengelolaan ramah lingkungan dari bahan kimia dan
semua limbah sepanjang siklus hidup mereka, sesuai dengan kerangka kerja
internasional yang disepakati, dan secara signifikan mengurangi pembebasan
mereka ke udara, air dan tanah untuk meminimalkan dampak buruk terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan
e. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi limbah melalui pencegahan,
pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali
f. Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional, untuk
mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan dan untuk mengintegrasikan informasi
keberlanjutan dalam siklus pelaporan mereka
g. Mempromosikan praktik pengadaan publik yang berkelanjutan, sesuai dengan
kebijakan dan prioritas nasional
h. Pada tahun 2030, memastikan bahwa orang di mana-mana memiliki informasi
yang relevan dan kesadaran untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup
selaras dengan alam
29
dan pulau kecil negara berkembang, termasuk fokus pada wanita, pemuda dan
daerah dan masyarakat terpinggirkan
Indikator:
a. Memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif terhadap bahaya yang terkait
dengan iklim dan bencana alam di semua negara
b. Mengintegrasikan langkah-langkah perubahan iklim ke dalam kebijakan nasional,
strategi dan perencanaan
c. Meningkatkan pendidikan, peningkatan kesadaran dan manusia dan kapasitas
kelembagaan pada mitigasi perubahan iklim, adaptasi, pengurangan dampak dan
peringatan dini
Indikator:
a. Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi pencemaran laut
dari semua jenis, khususnya dari kegiatan berbasis lahan, termasuk sampah laut
dan polusi nutrisi
30
b. Pada tahun 2020, mengelola secara berkelanjutan dan melindungi laut dan pesisir
ekosistem untuk menghindari dampak buruk yang signifikan, termasuk dengan
memperkuat ketahanan mereka, dan mengambil tindakan untuk restorasi mereka
untuk mencapai lautan yang sehat dan produktif
c. Meminimalkan dan mengatasi dampak pengasaman laut, termasuk melalui
kerjasama ilmiah ditingkatkan di semua tingkatan
d. Pada tahun 2020, secara efektif mengatur panen dan akhir penangkapan ikan yang
berlebihan, penangkapan ikan ilegal dan praktek penangkapan ikan yang merusak
dan melaksanakan rencana manajemen berbasis ilmu pengetahuan, dalam rangka
untuk memulihkan stok ikan dalam waktu singkat layak, setidaknya ke tingkat
yang dapat menghasilkan hasil maksimum yang lestari sebagaimana ditentukan
oleh karakteristik biologis mereka
e. Pada tahun 2020, menghemat setidaknya 10 persen dari pesisir dan laut daerah,
konsisten dengan hukum nasional dan internasional dan berdasarkan yang terbaik
informasi ilmiah yang tersedia
f. Pada tahun 2020, melarang bentuk-bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang
berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan overfishing, menghilangkan
subsidi yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan ilegal dan menahan diri
dari memperkenalkan subsidi seperti baru, mengakui bahwa perlakuan khusus
dan berbeda yang tepat dan efektif untuk mengembangkan dan negara-negara
kurang berkembang harus menjadi bagian integral dari Organisasi Perdagangan
Dunia subsidi perikanan negosiasi
g. Pada tahun 2030, meningkatkan manfaat ekonomi ke Pulau Kecil Negara-negara
berkembang dan negara-negara kurang berkembang dari pemanfaatan
berkelanjutan sumber daya laut, termasuk melalui pengelolaan perikanan
berkelanjutan, budidaya dan pariwisata
31
15. Melindungi, Memulihkan, dan Meningkatkan Pemanfaatan secara
Berkelanjutan terhadap Ekosistem Darat, Mengelola Hutan secara
Berkelanjutan, Memerangi Desertifikasi, dan Menghentikan dan Memulihkan
Degradasi Lahan dan Menghentikan Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Target:
a. Memobilisasi dan secara signifikan meningkatkan sumber daya keuangan dari
semua sumber untuk melestarikan dan penggunaan keanekaragaman hayati dan
ekosistem yang berkelanjutan
b. Memobilisasi sumber daya yang signifikan dari semua sumber dan di semua
tingkatan untuk membiayai pengelolaan hutan berkelanjutan dan memberikan
insentif yang memadai untuk negara-negara berkembang untuk memajukan
manajemen tersebut, termasuk untuk konservasi dan reboisasi
c. Meningkatkan dukungan global untuk upaya untuk memerangi perburuan dan
perdagangan spesies yang dilindungi, termasuk dengan meningkatkan kapasitas
masyarakat lokal untuk mengejar peluang mata pencaharian yang berkelanjutan
Indikator:
a. Pada tahun 2020, menjamin konservasi, restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan
dari ekosistem air tawar darat dan pedalaman dan layanan mereka, khususnya
hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan dengan kewajiban
berdasarkan perjanjian internasional
b. Pada tahun 2020, mempromosikan pelaksanaan manajemen berkelanjutan dari
semua jenis hutan, menghentikan deforestasi, memulihkan hutan yang rusak dan
secara substansial meningkatkan aforestasi dan reforestasi global
c. Pada tahun 2030, memerangi penggurunan, memulihkan lahan kritis dan tanah,
termasuk tanah yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha
untuk mencapai dunia degradasi lahan-netral
d. Pada tahun 2030, menjamin konservasi ekosistem gunung, termasuk
keanekaragaman hayati, dalam rangka meningkatkan kapasitas mereka untuk
memberikan manfaat yang penting untuk pembangunan berkelanjutan
e. Mengambil tindakan segera dan signifikan untuk mengurangi degradasi habitat
alami, menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati dan, pada tahun 2020,
melindungi dan mencegah kepunahan spesies terancam
32
f. Mempromosikan pembagian yang adil dan merata dari keuntungan yang
dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya genetik dan mempromosikan akses
yang tepat terhadap sumber daya tersebut, seperti yang disepakati secara
internasional
g. Mengambil tindakan segera untuk mengakhiri perburuan dan perdagangan satwa
dilindungi flora dan fauna dan alamat permintaan dan pasokan produk satwa liar
h. Pada tahun 2020, memperkenalkan langkah-langkah untuk mencegah
pendahuluan dan secara signifikan mengurangi dampak dari spesies asing invasif
di darat dan air ekosistem dan mengendalikan atau membasmi spesies prioritas
i. Pada tahun 2020, mengintegrasikan ekosistem dan keanekaragaman hayati nilai-
nilai ke dalam perencanaan nasional dan daerah, proses pembangunan, strategi
pengurangan kemiskinan dan rekening
Indikator:
a. Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan tingkat kematian
terkait di mana-mana
b. Mengakhiri penyalahgunaan, eksploitasi, perdagangan dan segala bentuk
kekerasan terhadap dan penyiksaan anak-anak
c. Mempromosikan aturan hukum di tingkat nasional dan internasional dan
menjamin akses yang sama terhadap keadilan bagi semua
33
d. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi terlarang keuangan dan lengan
arus, memperkuat pemulihan dan pengembalian aset curian dan memberantas
segala bentuk kejahatan terorganisir
e. Substansial mengurangi korupsi dan suap dalam segala bentuknya
f. Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel dan transparan di semua
tingkatan
g. Pastikan responsif, inklusif, partisipatif dan perwakilan pengambilan keputusan di
semua tingkatan
h. Memperluas dan memperkuat partisipasi negara-negara berkembang di lembaga-
lembaga pemerintahan global
i. Pada tahun 2030, memberikan identitas hukum bagi semua, termasuk pendaftaran
kelahiran
j. Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi kebebasan
fundamental, sesuai dengan undang-undang nasional dan perjanjian internasional
34
e. Mengadopsi dan menerapkan rezim promosi investasi bagi negara-negara
berkembang
Teknologi
a. Meningkatkan Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan kerjasama regional dan
internasional segitiga dan mengakses ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi
dan meningkatkan pengetahuan berbagi atas dasar persetujuan bersama, termasuk
melalui peningkatan koordinasi antar mekanisme yang ada, khususnya di tingkat
PBB, dan melalui mekanisme fasilitasi teknologi global
b. Mempromosikan pengembangan, transfer, diseminasi dan penyebaran teknologi
ramah lingkungan untuk negara-negara berkembang yang menguntungkan,
termasuk persyaratan konsesi dan preferensi, sebagaimana disepakati
c. Sepenuhnya mengoperasionalkan bank teknologi dan ilmu pengetahuan,
teknologi dan inovasi mekanisme pembangunan kapasitas bagi negara-negara
kurang berkembang pada 2017 dan meningkatkan penggunaan teknologi yang
memungkinkan, khususnya informasi dan teknologi komunikasi
Pembangunan Kapasitas
a. Meningkatkan dukungan internasional untuk melaksanakan efektif dan
ditargetkan pembangunan kapasitas di negara-negara berkembang untuk
mendukung rencana nasional untuk menerapkan semua tujuan pembangunan
yang berkelanjutan, termasuk melalui Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan
kerjasama segitiga
Perdagangan
a. Mempromosikan, aturan berbasis, terbuka, sistem perdagangan multilateral yang
universal non-diskriminatif dan adil di bawah Organisasi Perdagangan Dunia,
termasuk melalui kesimpulan dari perundingan di bawah nya Doha Development
Agenda
b. Secara signifikan meningkatkan ekspor negara-negara berkembang, khususnya
dengan maksud untuk menggandakan pangsa negara-negara berkembang 'dari
ekspor global pada tahun 2020
c. Menyadari pelaksanaan tepat waktu bebas bea dan akses pasar kuota bebas secara
abadi untuk semua negara-negara berkembang, yang konsisten dengan keputusan
35
Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk dengan memastikan bahwa aturan
preferensial asal berlaku untuk impor dari negara-negara paling maju yang
transparan dan sederhana, dan berkontribusi untuk memfasilitasi akses pasar
Masalah Sistemik
Kebijakan dan Koherensi Kelembagaan
a. Meningkatkan stabilitas makroekonomi global, termasuk melalui koordinasi
kebijakan dan koherensi kebijakan
b. Meningkatkan keterpaduan kebijakan untuk pembangunan berkelanjutan
c. Menghormati ruang kebijakan masing-masing negara dan kepemimpinan untuk
membangun dan menerapkan kebijakan untuk pengentasan kemiskinan dan
pembangunan berkelanjutan
Kemitraan Multi-Stakeholder
a. Meningkatkan kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan, dilengkapi
dengan kemitraan multi-stakeholder yang memobilisasi dan berbagi pengetahuan,
keahlian, teknologi dan sumber daya keuangan, untuk mendukung pencapaian
tujuan pembangunan berkelanjutan di semua negara, di negara-negara
berkembang khususnya
b. Mendorong dan mempromosikan publik yang efektif, kemitraan masyarakat
publik-swasta dan sipil, membangun pengalaman dan resourcing strategi
kemitraan
36
Gambar 4. Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)
Dari beberapa tujuan di atas, terdapat tiga tujuan prioritas SDGs, yaitu:
1. Mengakhiri kemiskinan yang ekstrem
Meskipun angka kemiskinan telah berkurang lebih dari setengahnya pada tahun 1990,
namun faktanya satu dari lima orang di negara berkembang masih hidup kurang dari
$1.25 per hari. Kemiskinan bukan hanya soal kekurangan pendapatan, namun juga
termasuk kelaparan dan malnutrisi, akses pendidikan dan pelayanan dasar lainnya
yang terbatas, serta diskriminasi sosial. Jika persoalan kemiskinan ini dapat diakhiri,
maka persoalan kelaparan dan malnutrisi, akses pendidikan dan pelayanan dasar
lainnya yang terbatas, serta diskriminasi sosial dapat teratasi. Apabila semuanya
sudah dapat teratasi maka kesejahteraan pun dapat dicapai baik di negara tersebut,
maupun di dunia.
37
Berdasarkan ketiga paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesetaraan dan
keadilan itu penting, karena dengan adanya kesetaraan dan keadilan maka kemiskinan
akan berakhir akibat pembangunan ekonomi yang inklusif dan pendistribusian
pendapatan yang merata, sehingga tidak ada lagi kesenjangan dalam mengakses
kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya.
Jika perubahan iklim ini tidak ditanggulangi maka akan timbul banyak penyakit dan
bahkan KLB akibat dari perubahan pola cuaca yang tidak sewajarnya, kemudian
akibat dari kenaikan suhu maka perekonomian pun akan terganggu seperti contoh di
atas. Dalam jangka panjang bila tidak ditanggulangi maka diperkirakan akan
memengaruhi keberlangsungan peradaban selanjutnya. Namun, agar tercapainya
penanggulangan terhadap perubahan iklim ini diperlukan solusi yang perlu
dikoordinasikan di tingkan internasional dan diperlukan kerjasama internasional
karena emisi dimana saja dapat memengaruhi daerah dimana saja pula.
Selain tiga tujuan prioritas di atas, beberapa perhatian khusus yang harus dilakukan
adalah di sektor kesehatan, seperti:
1. Pemberantasan Kemiskinan
Pemberantasan kemiskinan yaitu mengakhiri segala bentuk kemiskinan Akses
semesta terhadap jaminan sosial
a. Peningkatan persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan melalui
SJSN bidang kesehatan
b. Kepersertaan penerima bantuan iuran (PBI)melalui jaminan kesehatan nasional
(JKN/Kartu Indonesia Sehat)
38
2. Nol Kelaparan
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta
mendorong pertanian yang berkelanjutan
a. Peningkatan akses pangan yang aman bergizi dan mencukupi
b. Penurunan Stunting,wasting dan overweigh pada balita
c. Pemenuhan kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui serta
lansia
Pelaksanaan sampai saat ini: Perbaikan kualitas konsumsi pangan masyarakat masih
rendah karena harga pangan yang masih tinggi sehingga masyarakat yang tingkat
ekonominya rendah tidak bisa mengkonsumsi pangan yang berkualitas. Pemerintah
membuat kegiatan POS GIZI yang di danai APBN, dimana petugas gizi membuat
menu sehat selama 12 hari dan diberikan kepada anak yang mengalami gisi
kurang/buruk. Kemudian dilakukan pemantauan terhadap berat badan anak.
39
c. Akses kepada pelayanan Kesehatan reproduksi (termasuk KB dan pencegahan
Kehamilan pada remaja)
d. Kematian akibat PTM dan pengendalian tembakau
e. Penyalahgunaan NAPZA dan alkohol
f. Kematian dan cidera kecelakaan lalu lintas
g. Universal Health Coverage
h. Kontaminasi dan Polusi Air, Udara, TAnah
i. Penanganan Krisis dan kegawatdaruratan kesehatan
Kebijakan pemerintah
Pelayanan kesehatan yang baik dimana masyarakatnya hidup dalam lingkungan
sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam
wilayah kesatuan Negara RI
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan
profesionalisme, desentralisasi dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui
program peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan lingkungan sehat,
pelayanan kesehatan dan didukung oleh sistem pengamatan, Informasi dan
manajemen yang handal.
Tenaga yang mempunyai sikap nasional, etis dan profesional, juga memiliki
semangat pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan negara, berdisiplin, kreatif,
berilmu dan terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi.
Pelaksanaan sampai saat ini: Sampai saat ini unit fasilitas kesehatan tingkat pertama
(puskesmas) pada umumnya sudah tersedia di setiap kecamatan, dan seluruh
masyarakat bisa menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di setiap Puskesmas
secara gratis karena ada kebijakan pemerintah yang disebut Total Convert, yaitu
kebijakan dimana masyarakat dapat berobat secara gratis di puskesmas walaupun
tidak terdaftar sebagai anggota BPJS. Sayangnya, FKTP pada umumnya untuk sarana
dan prasarana termasuk obat masih banyak yang tidak lengkap, sehingga masyarakat
menjadi memilih pelayanan kesehatan swasta. Bagi masyarakat mampu mungkin itu
bukan masalah, tetapi bagi masyarakat miskin mereka lebih memilih tidak berobat
40
medis dan akhirnya pergi ke dukun sehingga masih ditemukan adanya kematian Ibu
dan Bayi.
4. Kesetaraan Gender
Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan anak
perempuan
a. Pemenuhan hak pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk Kb
b. Pendidikan dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi untuk wanita dan
remaja
Kebijakan pemerintah
Kegiatan Safari KB Adalah pemasangan KB secara gratis yang dilaksanakan
pada momen tertentu seperti KB Kes TNI, bagi grender yang tidak terdaftar BPJS
bisa mendapatkan pelayanan secara gratis
Kegiatan program PKPR (Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Petugas Puskesmas telah melaksanakan kegiatan ini pada sekolah sekolah
mengenai pendidikan reproduksi dan pusksmas menyediakan layanan konsultasi
dengan petugas PKPR melalui sms center
Pelaksanaan. sampai saat ini: Kegiatan ini sampai saat ini tetap terlaksana setiap
tahunnya
Kebijakan Pemerintah: Sampai 2019 Indonesia harus mencapai Universal akses yaitu
100% akses air bersih dan sanitasi (jamban,sampah,SPAL) 0% daerah kumuh.
41
Pelaksanaan Sampai Saat ini: Pemerintah kab/kota membuat kebijakan untuk
sanitarian di Puskesmas yaitu harus mengODF kan 1 Nagari/Kelurahan dalam 1
Tahun.
Saat ini menggunakan dua pendekatan yaitu berbasis masyarakat dan berbasis
institusi. Pendekatan berbasis masyarakat digunakan untuk skala lingkungan atau
komunitas, sedangkan pendekatan berbasis institusi digunakan untuk skala daerah
dengan lintas sektor. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat (Edukasi Advokasi, Sosialisasi, Promosi dan
Kampanye).
2. Peningkatan Kepedulian, Komitmen dan Kesiapan Pemda (Advokasi Pemda
(Eksekutif & Legislatif)).
3. Peningkatan Kelembagaan & Kompetensi SDM (Bantuan teknis kelembagaan dan
Peningkatan Kapasitas SDM (Regulator & Operator)).
4. Peningkatan Sumber Pendanaan.
5. Kerjasama lintas sektor dan kemitraan (Sinkronisasi lintas sektor dalam
implementasi/pendanaan). Misalnya dengam KORAMIL dalam gerakan seribu
jamban
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan atau
42
Upaya Kesehatan Masyarakat:
43
BAB III
Latar Belakang :
Pada penelitian dijelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, termasuk di Kabupaten Trenggalek. Penurunan
angka kematian ibu dan neonatal merupakan salah satu indikator target Millennium
Development Goals (MDGs), yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun
2015, sedangkan untuk daerah Kabupaten Trenggalek sendiri terdapat 22 kematian ibu dan
164 kematian bayi dari 10.993 kelahiran hidup pada tahun 2001 dan masih terdapat 1.653
kelahiran yang ditolong dukun bayi. Jurnal tersebut juga menjelaskan mengenai jumlah
dukun bayi yang lebih banyak, yaitu dua kali lebih banyak jumlah bidan. Jurnal tersebut
bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program kemitraan bidan dan dukun bayi
di Kabupaten Trenggalek yang dicanangkan sebagai upaya akselerasi pencapaian MDGs
melalui upaya penurunan AKI dan AKB.
Metode:
Penelitian yang dijelaskan dalam jurnal ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Pada
jurnal ini, dilakukan analisis data primer dan data sekunder. Data primer yang didapat dengan
wawancara pada beberapa informan, seperti Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi
Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, para staf pengelola program Bidang Kesehatan
44
keluarga dan Gizi, bidan di desa, kepala puskesmas, dukun bayi, ibu hamil, serta beberapa
masyarakat umum di Kabupaten Trenggalek pada bulan Agustus-September tahun 2012.
Data sekunder berupa dokumen yang berhubungan dengan kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan MDGs yang berkaitan dengan AKI dan AKB dan didapat dari instansi tersebut,
surat kabar, dan bahan-bahan kepustakaan lain.
Pada jurnal ini dijelaskan mengenai sejarah terbentuknya program kemitraan, tantangan yang
ditemui, dan tahapan pelaksanaan program, dimulai dari studi banding, penyusunan materi
dan kegiatan program, hingga evaluasi di tingkat kabupaten. Program kemitraan ini tidak
berdiri sendiri. Empat puluh empat puskesmas difasilitasi dengan bidan yang terlatih,
Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi dasar), serta adanya kebijakan
Jampersal (Jaminan Persalinan).
Seperti yang diketahui, semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, maka akan
diikuti penurunan kematian ibu di wilayah tersebut. Kemitraan ini menempatkan bidan
sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan menjadi
mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, yang berdasarkan kesepakatan yang telah
dibuat antara bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang
ada. Selain itu, tingginya AKI dan AKB juga ditekan dengan adanya program jampersal
yang meingkatkan jumlah ibu hamil yang memutuskan untuk melakukan persalinan di tenaga
kesehatan. Sehingga pogram ini berhasil menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten
Trenggalek dari 200,13 pada tahun 2001 menjadi 103 pada tahun 2010, untuk AKI dan dari
183 pada tahun 2001 menjadi 111 pada tahun 2011 untuk AKB.
45
Pada jurnal ini dijelaskan bahwa dalam kemitraan ini harus selalu memegang prinsip saling
menghargai keahlian setiap mitra, keterbukaan, dan saling menguntungkan. Membangun
kemitraan ini sangat penting karena dapat membawa berbagai dampak positif seperti
peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan yang akhirnya meningkatkan kepercayaan
kepada para bidan desa, peningkatan pengetahuan para ibu dan dukun tentang perawatan
kesehatan ibu dan anak, dan sebagainya.. Hal lain yang dapat dipelajari adalah pentingnya
pendekatan budaya, kegigihan tenaga kesehatan, kontinuitas, dan kerjasama berbagai pihak
demi berlangsungnya suatu program dan tercapainya target yang diinginkan.
Kesimpulan
Program Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kabupaten Trenggalek menjadi salah satu
terobosan dinas kesehatan setempat yang berhasil menurunkan AKI dan AKB sehingga
menunjang proses akselerasi pencapaian MDGs. Program ini berhasil menurunkan AKI dan
AKB di Kabupaten Trenggalek dari 200,13 pada tahun 2001 menjadi 103 pada tahun 2010,
untuk AKI dan dari 183 pada tahun 2001 menjadi 111 pada tahun 2011 untuk AKB. Metode
pendekatan holistik, lintas sektoral, lintas program, dan multidisiplin merupakan metode yang
tepat karena permasalahan kesehatan merupakan permasalahan yang kompleks. Selain itu,
program kesehatan bisa berjalan tanpa harus meninggalkan unsur kebudayaan setempat, yang
dalam hal ini adalah penghormatan terhadap peran dukun oleh masyarakat serta penghargaan
terhadap masing-masing peran, yaitu bidan sebagai penolong persalinan dan dukun sebagai
pendamping. Oleh karena itu, program kemitraan ini sangat berpeluang untuk direplikasi di
daerah lain karena beberapa wilayah di Indonesia memiliki karakter yang hampir serupa
terkait dengan budaya persalinan.
Analisis VIA
a. Validity
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber data primer yang didapat dari
wawancara mendalam pada informan, meliputi pada beberapa informan, seperti Kepala
Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, para staf
pengelola program Bidang Kesehatan keluarga dan Gizi, bidan di desa, kepala puskesmas,
dukun bayi, ibu hamil, serta beberapa masyarakat umum di Kabupaten Trenggalek.
Sumber data yang dijadikan pembahasan topik yang diangkat mengandung survey, riset,
dan teori kepustakaan. Sumber kepustakaan berjumlah 14 kepustakaan terdiri dari data
46
nasional maupun daerah, laporan kementrian kesehatan maupun dinas yang terkait, serta
beberapa jurnal peneilitian mengenai topik terkait.
b. Importance
Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka
kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Pada penelitian dalam jurnal ini
menjelaskan mengenai fakta bahwa penurunan AKI belum sesuai dengan target yang
diharapkan. Hal ini dapat diketahui dengan masih tingginya AKI dan AKB di Indonesia,
terutama di Kabupaten Trenggalek, yaitu terdapat 22 kematian ibu dan 164 kematian bayi
dari 10.993 kelahiran hidup pada tahun 2001, serta masih 1.653 persalinan yang ditolong
oleh dukun bayi. Jurnal ini juga menunjukkan bahwa jumlah dukun bayi yang dua kali
lipat lebih banyak dari jumlah bidan, yaitu 449 dukun bayi dan 186 bidan pada tahun
2001, padahal hasil penelitian dari 97 negara menunjukkan bahwa ada korelasi yang
signifikan antara pertolongan persalinan dengan kematian ibu, dimana angka tersebut akan
berkurang jika cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat. Jurnal ini tidak
hanya membahas mengenai gambaran program kemitraan secara rinci, namun juga
menjelaskan mengenai kesulitan yang ditemui dan solusi agar dapat mencapai target yaitu
membangun kemitraan antara bidan dan dukun untuk mencapai tujuan MDGs. Selain itu,
penelitian ini menunjukkan bahwa program kesehatan bisa berjalan tanpa harus
meninggalkan unsur kebudayaan setempat, yang dalam hal ini adalah penghormatan
terhadap peran dukun oleh masyarakat serta penghargaan terhadap masing-masing peran,
yaitu bidan sebagai penolong persalinan dan dukun sebagai pendamping.
c. Applicability
Penelitian pada jurnal ini dapat diaplikasikan mengingat bahwa beberapa wilayah di
Indonesia memiliki karakter yang hampir serupa terkait dengan budaya persalinan, yaitu
penggunaan jasa dukun. Program ini merupakan satu terobosan dinas kesehtaan yang
berhasil menurunkan AKI dan AKB sehingga menunjang proses akselerasi pencapaian
MDGs, dimana bidan berperan sebagai penolong persalinan, dan dukun sebagai
pendamping. Namun dikarenakan program MGDs telah selesai maka data dan program ini
juga dapat menjadi dasar untuk mencapaian program selanjutnya yaitu program
Sustainable Development Goals (SDGs).
47
BAB IV
KESIMPULAN
telah memiliki prioritas pembangunan, sesuai dengan program dan priotitas dalam
kemiskinan, nol kelaparan,kesehatan yang baik, kesetaraan gender, air bersih dan
sanitasi layak.
48
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik dan Bappenas. 2011. Pedoman Definisi Operasional Indikator MDGs.
Jakarta: Bappenas dan BPS
Badan Pusat Statistik. 2015. Kompilasi data indikator statistik lintas sektor kajian indikator
Sustainable Development Goals (SDGs). [online] Available at:
http://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/dasar/pdf?kd=3289&th=2014 [diakses 10 Mei
2018].
Badan Pusat Statistik. 2016. Potret Awal Tujuam Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Develompent Goals) di Indonesia. [online] Available at:
http://filantropi.or.id/pubs/uploads/files/3%20BPS%20Potret%20Awal%20TPB%20di
%20Indonesia.pdf [diakses 10 Mei 2018].
PBB. 2016. Sustainable Development Goals. [online] Available at:
https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs [diakses 10 Mei 2018].
Stalker, Peter. 2008. Millenium Development Goals. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Sulistiawan, Dedik, Nurmalasari. 2014. Program Kemitraan Bidan dan Dukun sebagai Good
Governance Innovation Akselerator Pencapaian Millennium Development Goals
(MDGs). MKMI J. 10 (1): 21-29.
UNDP. 2015. Sustainable Development Goals (SDGs). [online] Available
at:http://www.undp.org/content/undp/en/home/mdgoverview/post-2015-development-
agenda.html [Diakses 9 Mei 2018].
United Nations Sustainable Development. 2015. Reduce inequality within and among
countries - United Nations Sustainable Development. [online] Available at:
http://www.un.org/sustainabledevelopment/inequality/ [diakses 10 Mei 2018].
WHO. 2015. Health in 2015: from MDGs, Millennium Development Goals to SDGs,
Sustainable Development Goals. Geneva: World Health Organization.
49