Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

(REVIEW KONSEP PROMOSI KESEHATAN)

OLEH :

NAMA : ODE PURNAMA

NPM : 1420116107

PRODI : KEPERAWATAN

KELAS : SIANG

SEMESTER : VI (ENAM)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MALUKU HUSADA

KAIRATU

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatillahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Review Konsep Promosi Kesehatan”.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk


Ibu Sunik selaku dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami
juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait definisi, strategi , ruang lingkup
dan sasaran promosi kesehatan.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti
kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya,
sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai
saran yang konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PROMOSI KESEHATAN


B. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
C. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
D. SASARAN PROMOSI KESEHATAN

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. (Depkes RI, 2007).

Promosi kesehatan juga merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari
proses belajar. Seseorang dapat dikatakan belajar bila dalam dirinya terjadi
perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu
menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga unsur
pokok yang saling berkaitan, yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output).
Dalam proses belajar, terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain
subjek belajar, pengajar atau fasilitator belajar,U metode yang digunakan dan materi
atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri,
yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar
(Notoatmodjo, 2007).

B. Tujuan
 Tujuan Umum
 Tujuan Khusus
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Promosi Kesehatan

Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan


kesehatan, yang berkembang sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan
masyarakat ( publick health ). Perubahan paradigma kesehatan keputusan dan penentu
kebijakan publik serta pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) lainnya.

Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut diatas, WHO


memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “ the process of enabling
individuals and communtes to increase control over the determinants of health and
thereby improve their health “. (proses mengupayakan individu-individu dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).

Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut, di Indonesia


pengertian promosi kesehatan dirumuskan sebagai berikut : “ uapaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, dan bersama
masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”.

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut


pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk
perubahan lingkungan.

(Sumber:

B. Strategi Promosi Kesehatan

Untuk mencapai tujuan promosi kesehatan, maka perlu dilakukan strategi


dalam pelaksanaan promosi kesehatan yang bekerja sama dengan tenaga kesehatan
dan sektor terkait. Strategi tersebut adalah sebagai berikut. (Depkes RI, 2006).

 Advokasi

Yaitu pendekatan pimpinan dengan tujuan untuk mengembangkan


kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Hasil yang diharapkan adalah
kebijakan dan peraturan-peraturan yang mendukung untuk memengaruhi
terciptanya prilaku hidup bersih sehat serta adanya dukungan dana atau
sumber daya lainya. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pendekatan
perorangan melalui lobi, dialog, negosiasi, debat, petisi, mobilisasi, dan lain-
lain.

Contoh : 43 juta anak Indonesia usia 0 – 14 tahun tinggal dengan perokok.


Merokok menyebabkan kematian karena kankerr paru.

 Bina suasana
Yaitu penciptaan situasi yang kodusif untuk memberdayakan perilaku
hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat tercipta dan
berkembang jika lingkungan mendukung hal ini. Dalam hal ini, lingkungan
fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik.

Contoh :

1. Adanya peraturan dilarang merokok bagi seluruh gedung perkantoran


pemerintah.
2. Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama (MUI, PGIPHDI, WALUBI)
untuk menyebarluaskan pentingnya hidup bersih dan sehat bagi umat
pada acara keagamaan (khotbah jumat, hari minggu dan lain-lain).
3. Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama islam untuk memberi contoh
PHBS dan GJB (Gerakan Jumat bersih).

 Gerakan pemberdayaan masyarakat

Yaitu gerakan dari, oleh, dan untuk masyarakat mengenai dan


memelihara masalah kesehatan sendiri serta untuk memelihara, meningkatkan,
dan melindungi kesehatannya. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendekatan
ini adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan keterampilan untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat. Perubahan dari tahu ke mau pada
umumnya dicapai dengan menyajikan fakta-fakta dan permasalahan yang
terjadi. Selain itu, juga dengan mengajukan harapan bahwa masalah tersebut
dapat dicegah dan / atau diatasi.

Bilamana sasaran sudah akan berubah dari mau ke mampu


melaksanakan, boleh jadi akan berkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal
ini, kepada yang bersangkutan dpat diberikan bantuan langsung, tetapi yang
sering kali dipraktikan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses
perorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan
masyarakat (community development).

Contohnya, bila program kesehatan ibu dan anak menghendaki setiap


ibu hamil memeriksakan kandungannya secara teratur di puskesmas, maka
harus dilakukan penggerakan dan pemberdayaan; pembinaan suasana
lingkungan sosialnya; dan advokasi kepada pihak-pihak yang dapat
mendukung perilaku mereka.

Strategi dalam memengaruhi orang lain adalah sebagai berikut:


o Dapatkan perhatiannya terlebih dahulu.
Contoh: “coba ibu lihat pertumbuhan anak ibu, berat badannya
termasuk kurang untuk anak seusianya”.
o Selanjutnya, tunjukkan kebutuhannya
Contoh: “anak baita ibu perlu lebih banyak makan makanan bergizi”.
o Berikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan tersebut.
Contoh: “sudah saatnya ibu mulai sekarang memberikan makan yang
bergizi”.
o Gambarkan dalam pikirannya keuntungan dan kerugian tidak
menerapkan gagasan perawat.
Contoh: “jika tidak dilakukan dengan segera, maka pertumbuhan dan
perkembangan anak ibu dapat terlambat, kelihatan kururs dan sering
sakit. Sedangkan, jika kebutuhan gizinya terpenuhi maka anak ibu
menjadi sehat, gagah, lincah, dan cerdas”.

(Sumber: Efendi Ferry, Makhfuldi. 2009. Keperawatan kesehatan Komunitas.


Jakarta: Salemba Medika.

C. Ruang Lingkup promosi Kesehatan

Ruang lingkup promosi kesehatan secara sederhana menurut (Notoatmodjo,


2010) mencakup pendidikan kesehatan yang menekankan pada perubahan perilaku,
pemasaran sosial yang menekankan pada pengenalan produk melalui kampanye,
penyuluhan yang menekankan pada penyebaran informasi, upaya promotif yang
menekankan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, upaya advokasi
untuk mempengaruhi pihak lain dalam mengembangkan kebijakan, pengorganisasian,
pengembangan, pergerakan dan pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan definisi promosi kesehatan yang merupakan proses yang
memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas status kesehatan mereka,
untuk itu kesehatan tidak hanya dipandang sebagai tujuan hidup melainkan juga
dipandang sebagai sumber daya bagi kehidupan sehari-hari karena kesehatan
merupakan konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta
kemampuan fisik.
Promosi kesehatan memiliki cakupan yang luas, baik sebagai ilmu maupun
seni, ada dua cakupan menurut demensinya, yaitu dimensi aspek pelayanan kesehatan
dan dimensi tatanan atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan. Berikut adalah
penjelasan dari kedua cakupan tersebut.
a. Mengembangkan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung.
c. Memperkuat kegiatan masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan perorangan.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan yang lebih meberdayakan masyarakat.

D. Sasaran Promosi Kesehatan


Pelaksanaan promosi kesehatan ditujukan kepada sasaran yang telah
disesuaikan. Sasaran dalam promosi kesehatan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
(Kementerian Kesehatan, 2011):
1. Sasaran primer upaya promosi kesehatan adalah pasien, individu sehat dan
keluarga atau rumah tangga yang diharapkan dapat mengubah perilaku, misalnya
mengubah perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
2. Sasaran sekunder upaya promosi kesehatan yaitu para pemuka masyarakat baik
pemuka informal seperti pemuka adat dan pemuka agama, maupun pemuka
formal seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintahan, serta organisasi
kemasyarakatan dan media massa yang diharapkan dapat turut serta dalam upaya
peningkatan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga.
3. Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan, bidang lainnya yang berkaitan dan
pihak yang memfasilitasi sumber daya.

Media Promosi Kesehatan


Dalam melakukan promosi kesehatan perlu diperhatikan media yang
digunakan agar dapat menarik perhatian sasaran dalam mengikuti promosi kesehatan.
Menurut (Kholid, A., 2012) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya.
Media merupakan alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan atau pengajaran (Maulana, H. D., 2007). Tujuan dari penggunaan media
dalam pengajaran yaitu untuk memperjelas pesan, mengatasi keterbatasan ruang,
waktu tenaga, daya indra, menimbulkan semangat belajar, interaksi langsung antara
peserta didik dan sumber belajar, serta memungkinkan peserta belajar mandiri sesuai
bakat (Simamora, 2009).
Media yang berupa alat peraga berfungsi untuk (Maulana, H. D., 2007):
a. menimbulkan minat sasaran
b. mencapai sasaran yang lebih banyak
c. membantu mengatasi hambatan dalam pemahaman
d. merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain
e. memudahkan penyampaian informasi
f. memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran
g. mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh orang banyak.
h. mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami, dan mendapat pengertian
yang lebih baik.
i. membantu menegakkan pengetahuan yang diterima agar bisa lebih lama tersimpan
dalam ingatan.

Pelaksanaan promosi kesehatan membutuhkan media yang dapat memudahkan


aktivitas promosi kesehatan terutama pada saat pendidik (sumber) tidak dapat bertemu
langsung dengan sasaran. Adapun jenis – jenis media pembelajaran menurut (Kholid,
A., 2012) yaitu:
1. Media visual seperti grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun dan komik
2. Media auditif seperti radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media seperti slide, over head projector, in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media seperti film, televise, video, computer dan sejenisnya.

Sedangkan, menurut Sharon, S. E. (2005) terdapat enam jenis dasar dari media
pembelajaran, yaitu:
1. Teks, yaitu penyampaian informasi yang berupa tulisan.
2. Media audio, seperti suara latar, musik, atau rekaman suara yang dapat
meningkatkan daya tarik sasaran.
3. Media visual, yaitu media yang memberikan rangsangan - rangsangan visual
seperti gambar/photo, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun poster dan papan
bulletin.
4. Media proyeksi gerak, seperti film geral, film gelang, program TV, video kaset
(CD, VCD, atau DVD).
5. Benda-benda tiruan/miniatur, seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat
disentuh dan diraba oleh penerima pesan.
6. Manusia, yang dapat berupa guru, siswa, atau pakar/ ahli dibidang/ materi
tertentu.

Adapun ciri – ciri media pembelajaran menurut (Gerlach & Ely, 1971) yaitu:

1. Ciri fiksasif
2. Ciri manipulatif
3. Ciri distributif

Kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran menurut


(Kholid, A., 2012) yaitu:
1. Sesuai dengan tujuan atau standar kompetensi yang ingin dicapai.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip dan
generalisasi
3. Praktis, luwes dan bertahan
4. Memperhatikan pengelompokan sasaran.
5. Penyaji terampil dalam menggunakan media.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemapuan


masyarakat melalui proses pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempatdan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai calon
tenaga kesehatan dapat memahami tentang konsep promosi kesehatan dalam rangka
memajukan kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan pada masyaraka, dan
dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan kita sebagai analis kesehatan dapat mencegah berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi Ferry, Makhfuldi. 2009. Keperawatan kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT

RINIKA CIPTA. Jakarta:

Kholid, Ahmad, 2012. Promosi Kesehatan dengan pendekatan teori prilaku, media, dan
aplikasinya. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Jakarata : Rajawali
Pers. Mahadewa, T. G. B., & Maliawan, S. 200
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai