Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan penyertaan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ KONSEP PERAWATAN
PALIATIF ” dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Paliatif.
Melalui penulisan makalah ini, penyusun berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyusunan makalah ini. penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini,karena itu kritik dan saran untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini sangatdiperlukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................
2.1 Konsep Dasar Kanker .........................................................................................
2.2 Pengertian Pelayanan Paliatif Kanker .................................................................
2.3 Tahap Program Pencegahan Timbulnya Kanker .................................................
2.4 Masalah Pasien Kanker .......................................................................................
2.5 Prinsip Pelayanan Paliatif Pasien Kanker………………………………………
2.6 Indikasi Pelayanan Paliatif ..................................................................................
2.7 Langkah-langkah Dalam Pelayanan Paliatif .......................................................
2.8 Tim dan Tempat Pelayanan Paliatif ....................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, ditambah
dengan ditemukannya kasus-kasus yang tidak mendapatkan pengobatan kanker menyebabkan
angka harapan hidup yang lebih pendek. Pasien-pasien dengan kondisi tersebut mengalami
penderitaan yang memerlukan pendekatan terintegrasi berbagai disiplin agar pasien memiliki
kualitas hidup yang baik dan pada akhirnya meninggal secara bermartabat. Integrasi
perawatan paliatif ke dalam tata laksana kanker terpadu telah lama dianjurkan oleh Badan
Kesehatan Dunia, WHO, seiring dengan terus meningkatnya jumlah pasien kanker dan angka
kematian akibat kanker. Penatalaksanaan kanker telah berkembang dengan pesat. Walaupun
demikian, angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang
diharapkan. Sebagian besar pasien kanker akhirnya akan meninggal karena penyakitnya.
Pada saat pengobatan kuratif belum mampu memberikan kesembuhan yang diharapakan dan
usaha preventif baik primer maupun sekunder belum terlaksana dengan baik sehingga
sebagian besar pasien ditemukan dalam stadium lanjut, pelayanan paliatif sudah semestinya
menjadi satu satunya layanan fragmatis dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang
menderita akibat penyakit- penyakit tersebut di atas.
Sebagai disiplin ilmu kedokteran yang relatif baru, pelayanan paliatif merupakan filosofi
dan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan, sehingga penatalaksanaan
pasien kanker menjadi efektif dan efisien. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik
untuk mengambil kasus tentang Perawatan Paliatif Pada Pasien Kanker.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan paliatif pada pasien kanker.
b. Faktor Lingkungan
Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara),
dan kandung kemih.Faktor lingkungan lainnya, yaitu Sinar Ultraviolet matahari serta
radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen
dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom hingga
menjangkau jarak sangat jauh.
A. Cancer Staging
Setelah terdeteksi adanya kanker dalam tubuh seseorang, maka dokter akan melakukan
biopsy (pengambilan sampel tubuh) untuk mengetahui seberapa ganasnya tumor tersebut.
Ada beberapa metode untuk menentukan tahap-tahap kanker.Sistem yang banyak digunakan
adalah sistem TNM, singkatan dari tumor (T), node (N), dan metastasis (M). TNM
didasarkan pada tiga faktor :
a. Berapa besar tumor utama dan dimana letaknya? (T). Menggunakan angka (0-2) untuk
ukuran dan huruf (a-b) untuk lokasinya.
T1: Ukuran tumor adalah 5 cm (cm) atau lebih kecil.
T1a: Tumor ini dangkal.
T1b: Tumor ini dalam.
T2: Ukuran tumor lebih besar dari 5 cm.
T2a: Tumor ini dangkal.
T2b: Tumor ini dalam.
b. Apakah sel menyebar ke kelenjar getah bening ? (N). Setiap jenis tumor mengalir ke
kelenjar getah bening di dekatnya disebut kelenjar getah bening regional
N0: Kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening regional.
N1: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening regional.
c. Apakah sel menyebar ke bagian tubuh yang lain/ metastasis? (M)
M0: Kanker tidak metastasis.
M1: Terdapat metastasis ke bagian lain dari tubuh.
Histologis grade (G). Histologis grade menggambarkan betapa berbedanya sel-sel kanker
dari sel-sel jaringan normal ketika diperiksa di bawah mikroskop, apakah termasuk grade
(G) rendah atau G tinggi.
4. Penatalaksanaan
1) Kemoterapi
Penggunaan obat anti kanker yang bertujuan mematikan sel kanker
Indikasi dan prinsip :
a. Sebanyak mungkin mematikan sel kanker seminimal mungkin mengganggu sel
normal.
b. Dapat digunakan untuk : pengobatan, pengendalian, paliatif.
c. Jangan diberikan jika bahaya/komplikasinya lebih besar dari manfaatnya.
d. Obat kemotherapi umumnya sangat toksik, teliti/cermat evaluasi kondisi pasien
Kompilaksinya :
a) Efek samping :
i. Nausea, vomiting
ii. Alopecia
iii. rasa (pengecap) menurun
iv. mucositis
b) Toksik
i. hematologik : depresi sumsum tulang, anemia
ii. ginjal, hepar.
2) Radiotherapy
Menggunakan X-ray atau radiopharmaceuticals (radionuclides). Terapi radiaisi
eksternal yaitu pengobatan noninvasive dan mungkin lebih sering disarankan untuk
lansia lemah yang tidak mampu menjalani pembedahan. (Buku Ajar Keperawatan
Gerontik,2006).
3) Pembedahan
Pembedahan dapat digunakan sebagai upaya kuratif atau digunakan untuk
meingkatkan kualitas hidup. Pembedahan kurang menimbulkan debilitasi dari pada
kemoterapi atau terapi radiasi untuk pasien yang cukup sehat utnuk menjalani
anastesi dan hanya merupakan satu – satunya terapi untuk banyak lansia dengan
kanker. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006).
4) Immunoterapi
Immunoterapi yang disebut juga terapi biologis merupakan jenis pengobatan kanker
yang relative baru. Sekalipun demikian diperkirakan akan segera maju pesat dan
menjadi andalan para dokter dalam upaya penyembuhan kanker secara total. Tidak
beda dengan imunisasi pada umumnya, immunoterapi bertujuan untuk meningkatkan
kekebalan tubuh guna melawan sel –sel kanker. Ada tiga macam immunoterapi, yaitu
aktif (vaksin kanker), pasif, dan terapi adjuvant.
5) Terapi Gen
Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Mengganti gen yang rusak atau hilang.
b. Menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan sel
kanker.
c. Menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan di
hancurkan oleh system kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun radioterapi.
d. Menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah baru di
jaringan kanker sehingga sel – sel kankernya mati.
5. Pemeriksaan
a. Pemindaian/scanning (misalnya pemindaian hati atau tulang).
b. Pewarnaan terhadap jaringan sehingga bila ada kanker jaringan patologis dapat
diketahui.
c. CT (Computed Tomography).
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging).
e. Mediastinoskopi.
f. Biopsi sumsum tulang, yaitu pengambilan sample jaringan tubuh.
g. Endoskopi, untuk melihat kanker di bagian dalam tubuh manusia.
EVALUASI, apakah
a. Nyeri dan gejala lain teratasi dengan baik
b. Stress pasien dan keluarga berkurang
c. Merasa memiliki kemampuan untuk mengontrol kondisi yang ada
d. Beban keluarga berkurang
e. Hubungan dengan orang lain lebih baik
f. Kualitas hidup meningkat
g. Pasien merasakan arti hidup dan bertumbuh secara spiritual
Jika Pasien MENINGGAL
a. Perawatan jenazah
b. Kelengkapan surat dan keperluan pemakaman
c. Dukungan masa duka cita ( berkabung )
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat
kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review
catatan sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan
data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan. Pengkajian
meliputi:
a. Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses
keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk
mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .
b. Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas
kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.
c. Data biografi /biodata meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain :
nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
d. Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya
ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
e. Riwayat kesehatan masa lalu, apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
f. Pengkajian fisik meliputi keadaan umum, tingkah laku, BB dan TB, Pengkajian head
to toe
g. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun,
leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
h. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar
X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
i. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi
nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur, personal hygiene, identifikasi masalah
psikologis, sosial dan spritual
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.
3. Perencanaan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
– Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
– Nyeri tekan tidak ada
– Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
4) Ukur tanda-tanda vital
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
– Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
– Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan,
pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-
tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya.
Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana
perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya
5. Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian
mengganti
Rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat
mengevaluasi kemampuan pasien kea rah pencapaian hasil.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat saling bersinergi
guna menerapkan perawatan yang yang maksimal bagi pasien paliatif khususnya pada
klien dengan kanker.
DAFTAR PUSTAKA