Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF


“ PENYAKIT TERMINAL UNTUK KANKER STADIUM AKHIR “

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7


1. DONI FADILA S PO71202220017
2. SOLITA EMELIANA F PO71202220018
3. RINDA AGUSTINA PO71202220037
4. NUR FADILLA BAHRI PO71202220039
5. REBECCA ULI SINAGA PO71202220050
6. TANIA GITHA ULI PO71202220055
7. YULIZA PO71202220057
8. INDOK SOGI PO71202220063
9. LILI APRILIA PO71202220065
10. FREDI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan penyertaan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ KONSEP PERAWATAN
PALIATIF ” dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Paliatif.
Melalui penulisan makalah ini, penyusun berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyusunan makalah ini. penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini,karena itu kritik dan saran untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini sangatdiperlukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jambi, 27 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................
2.1 Konsep Dasar Kanker .........................................................................................
2.2 Pengertian Pelayanan Paliatif Kanker .................................................................
2.3 Tahap Program Pencegahan Timbulnya Kanker .................................................
2.4 Masalah Pasien Kanker .......................................................................................
2.5 Prinsip Pelayanan Paliatif Pasien Kanker………………………………………
2.6 Indikasi Pelayanan Paliatif ..................................................................................
2.7 Langkah-langkah Dalam Pelayanan Paliatif .......................................................
2.8 Tim dan Tempat Pelayanan Paliatif ....................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, ditambah
dengan ditemukannya kasus-kasus yang tidak mendapatkan pengobatan kanker menyebabkan
angka harapan hidup yang lebih pendek. Pasien-pasien dengan kondisi tersebut mengalami
penderitaan yang memerlukan pendekatan terintegrasi berbagai disiplin agar pasien memiliki
kualitas hidup yang baik dan pada akhirnya meninggal secara bermartabat. Integrasi
perawatan paliatif ke dalam tata laksana kanker terpadu telah lama dianjurkan oleh Badan
Kesehatan Dunia, WHO, seiring dengan terus meningkatnya jumlah pasien kanker dan angka
kematian akibat kanker. Penatalaksanaan kanker telah berkembang dengan pesat. Walaupun
demikian, angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang
diharapkan. Sebagian besar pasien kanker akhirnya akan meninggal karena penyakitnya.
Pada saat pengobatan kuratif belum mampu memberikan kesembuhan yang diharapakan dan
usaha preventif baik primer maupun sekunder belum terlaksana dengan baik sehingga
sebagian besar pasien ditemukan dalam stadium lanjut, pelayanan paliatif sudah semestinya
menjadi satu satunya layanan fragmatis dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang
menderita akibat penyakit- penyakit tersebut di atas.
Sebagai disiplin ilmu kedokteran yang relatif baru, pelayanan paliatif merupakan filosofi
dan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan, sehingga penatalaksanaan
pasien kanker menjadi efektif dan efisien. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik
untuk mengambil kasus tentang Perawatan Paliatif Pada Pasien Kanker.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan paliatif pada pasien kanker.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pelayanan paliatif ?
2. Apa saja tahapan program pencegahan pada kanker ?
3. Apa saja penderitaan pada pasien kanker ?
4. Apa saja prinsip pelayanan paliatif pada pasien kanker ?
5. Apa saja indikasi pelayanan paliatif pada pasien kanker ?
6. Bagaimana langkah dalam pelayanan paliatif pada pasien kanker ?
7. Siapa tim kesehatan yang mampu melayani pasien paliatif dengan kanker ?
8. Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien kanker?
BAB II
TINJAUAN TEORI

PELAYANAN PALIATIF PADA PASIEN KANKER


2.1 Konsep Dasar Kanker
Kanker adalah penyakit yang menyerang proses dasar kehidupan sel, mengubah genom
sel (komplemen genetik total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan pertumbuhan sel-
sel. Kanker adalah istilah umum untuk petumbuhan sel tidak normal(yaitu, tumbuh sangat
cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup (invasive) dan terus
menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf
tulang belakang ke jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker
bukan merupakan penyakit menular. Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh
sebagai akibat dari sel – sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas dan
sangat liar.
1. Etiologi
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti, karena
merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada
beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko kanker, sebagai berikut
a. Faktor Keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi
menderita kanker tertentu dibandingkan keluarga lainnya.

b. Faktor Lingkungan
Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara),
dan kandung kemih.Faktor lingkungan lainnya, yaitu Sinar Ultraviolet matahari serta
radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen
dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom hingga
menjangkau jarak sangat jauh.

c. Faktor Makanan Berbahan Kimia


Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker,
terutama kanker pada saluran pencernaan. Seperti makanan junkfood, snack, dan
makanan yang mengandung bahan kimia.
d. Faktor Terserang Virus
e. Infeksi
f. Faktor Perilaku
Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman
beralkohol. Selain itu, perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini
dan sering ganti pasangan.
g. Gangguan Keseimbangan Hormonal
Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung
mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya
pertumbuhan sel yang berlebihan.Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon
estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker
payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada
pria.
h. Faktor Kejiwaan
Stres berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh.
Keadaan tegang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif
dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
i. Radikal Bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai
electron bebas tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber-sumber radikal bebas
yaitu : 1) Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolism;
2) Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari
makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari; 3)
Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan
(berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan,
baik stress secara fsik, psikologis,maupun biologis.
2. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda
dalam hal penyebab dab biologisnya setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena
kanker hamper semua kanker yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan
bertumpuk didalam sel kanker dan sel anak-anaknya (lihat bagian mekanisme untuk jenis
cacat yang umum).
Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika
pencegahan dan perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada,
dan mungkin diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan
penjagaan terhadap kanker dengan berbagai metoda, seperti apoptosis, molekul pembantu
(beberapa polimerase DNA), penuaan/(senescence), dan lain-lain. Namun, metoda
koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan yang membuat
kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan menyebar.Sebagai contohnya, lingkungan
tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut dengan bahan karsinogen,
cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan yang membuat sel tidak
mungkin bertahan, seperti hipoksia.Karena itu, kanker adalah penyakit progresif, dan
berbagai kecacatan progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak
berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai
penyebab kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada
akhirnya akan berlipat ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya :
a. Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel
anangnya mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.
b. Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal
penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.
c. Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan
merusak sel yang lebih sehat.
d. Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel
rusak bisa membuat sel sehat rusak selamanya.

A. Cancer Staging
Setelah terdeteksi adanya kanker dalam tubuh seseorang, maka dokter akan melakukan
biopsy (pengambilan sampel tubuh) untuk mengetahui seberapa ganasnya tumor tersebut.
Ada beberapa metode untuk menentukan tahap-tahap kanker.Sistem yang banyak digunakan
adalah sistem TNM, singkatan dari tumor (T), node (N), dan metastasis (M). TNM
didasarkan pada tiga faktor :
a. Berapa besar tumor utama dan dimana letaknya? (T). Menggunakan angka (0-2) untuk
ukuran dan huruf (a-b) untuk lokasinya.
T1: Ukuran tumor adalah 5 cm (cm) atau lebih kecil.
T1a: Tumor ini dangkal.
T1b: Tumor ini dalam.
T2: Ukuran tumor lebih besar dari 5 cm.
T2a: Tumor ini dangkal.
T2b: Tumor ini dalam.
b. Apakah sel menyebar ke kelenjar getah bening ? (N). Setiap jenis tumor mengalir ke
kelenjar getah bening di dekatnya disebut kelenjar getah bening regional
N0: Kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening regional.
N1: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening regional.
c. Apakah sel menyebar ke bagian tubuh yang lain/ metastasis? (M)
M0: Kanker tidak metastasis.
M1: Terdapat metastasis ke bagian lain dari tubuh.
Histologis grade (G). Histologis grade menggambarkan betapa berbedanya sel-sel kanker
dari sel-sel jaringan normal ketika diperiksa di bawah mikroskop, apakah termasuk grade
(G) rendah atau G tinggi.

Kanker tahap pengelompokan


Dokter menetapkan tahap kanker dengan menggabungkan klasifikasi T, N, dan M.
Tahap I: meliputi tumor grade rendah, T1a, T1b, T2a, T2b, dan N0, M0.
Tahap II: tumor grade tinggi, T1a atau T2a, N0, M0.
Tahap III: tumor grade tinggi ,T2b, N0, M0.
Tahap IV: tumor grade rendah atau tinggi, N1,M1,T1- T2.
3. Tanda dan Gejala
Gejala umum kanker biasanya tergantung pada jenis, tempat dan stadium kanker.
Dari sini kemudian, gejala umum kanker adalah sebgai berikut :
a. Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena ( misal ada benjolan di payudara,
diperut.
b. Terjadi perubahan warna (misal perubahan warna tahi lalat).
c. Demam kronis
d. Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada
kanker leher).
e. Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih (misal perubahan
pola BAB, BAB berdarah,dsb)
f. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
g. Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar cairan abnormal dari
puting payudara).
Sedangkan dilihat dari penyebabnya, komplikasi akibat kanker dibagi 3 yaitu :
a. Akibat langsung kanker (misalnya, sumbatan saluran cerna pada kanker usus,
patah tulah pada kanker tulang, dst).
b. Akibat tidak langsung (misalnya, demam, penuruna berat badan, anemia,
penurunan kekebalan tubuh, dsb).
c. Akibat pengobatan (misalnya, pembengkakan akiba sumbatan kelenjar getah
bening pada radiasi kanker payudara, gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel
darah, kebotakan pada kemoterapi)

4. Penatalaksanaan
1) Kemoterapi
Penggunaan obat anti kanker yang bertujuan mematikan sel kanker
Indikasi dan prinsip :
a. Sebanyak mungkin mematikan sel kanker seminimal mungkin mengganggu sel
normal.
b. Dapat digunakan untuk : pengobatan, pengendalian, paliatif.
c. Jangan diberikan jika bahaya/komplikasinya lebih besar dari manfaatnya.
d. Obat kemotherapi umumnya sangat toksik, teliti/cermat evaluasi kondisi pasien
Kompilaksinya :
a) Efek samping :
i. Nausea, vomiting
ii. Alopecia
iii. rasa (pengecap) menurun
iv. mucositis
b) Toksik
i. hematologik : depresi sumsum tulang, anemia
ii. ginjal, hepar.
2) Radiotherapy
Menggunakan X-ray atau radiopharmaceuticals (radionuclides). Terapi radiaisi
eksternal yaitu pengobatan noninvasive dan mungkin lebih sering disarankan untuk
lansia lemah yang tidak mampu menjalani pembedahan. (Buku Ajar Keperawatan
Gerontik,2006).
3) Pembedahan
Pembedahan dapat digunakan sebagai upaya kuratif atau digunakan untuk
meingkatkan kualitas hidup. Pembedahan kurang menimbulkan debilitasi dari pada
kemoterapi atau terapi radiasi untuk pasien yang cukup sehat utnuk menjalani
anastesi dan hanya merupakan satu – satunya terapi untuk banyak lansia dengan
kanker. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006).
4) Immunoterapi
Immunoterapi yang disebut juga terapi biologis merupakan jenis pengobatan kanker
yang relative baru. Sekalipun demikian diperkirakan akan segera maju pesat dan
menjadi andalan para dokter dalam upaya penyembuhan kanker secara total. Tidak
beda dengan imunisasi pada umumnya, immunoterapi bertujuan untuk meningkatkan
kekebalan tubuh guna melawan sel –sel kanker. Ada tiga macam immunoterapi, yaitu
aktif (vaksin kanker), pasif, dan terapi adjuvant.
5) Terapi Gen
Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Mengganti gen yang rusak atau hilang.
b. Menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan sel
kanker.
c. Menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan di
hancurkan oleh system kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun radioterapi.
d. Menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah baru di
jaringan kanker sehingga sel – sel kankernya mati.
5. Pemeriksaan
a. Pemindaian/scanning (misalnya pemindaian hati atau tulang).
b. Pewarnaan terhadap jaringan sehingga bila ada kanker jaringan patologis dapat
diketahui.
c. CT (Computed Tomography).
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging).
e. Mediastinoskopi.
f. Biopsi sumsum tulang, yaitu pengambilan sample jaringan tubuh.
g. Endoskopi, untuk melihat kanker di bagian dalam tubuh manusia.

2.2 Pengertian Pelayanan Paliatif Kanker


Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal
dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam
International Classification of Diseases (ICD).
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat
lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Fokus terapi pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter
berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien.
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai
masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi
juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup
pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak
hanya pemenuhan/ pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap
kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin
yang dikenal sebagai perawatan paliatif.
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien
dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian
yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual.
Pelayanan paliatif pasien kanker adalah pelayanan terintegrasi oleh tim paliatif untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan memberikan dukungan bagi keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan kondisi pasien dengan mencegah dan
mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan
nyeri dan masalah masalah lain, baik masalah fisik, psikososial dan spiritual (WHO, 2002),
dan pelayanan masa duka cita bagi keluarga (WHO 2005).

2.3 Tahapan Program Pencegahan Timbulnya Kanker


1. Pendidikan Masyarakat
2. Pencegahan penyakit stadium lanjut melalui program deteksi dini
3. Penurunan angka kematian dengan terapi kanker
4. Pencegahan penderita dengan perawatan paliatif

2.4 Masalah Pasien Kanker


1. Fisik
Gejala fisik juga dapat muncul karena pengobatan yang dilakukan. Kemoterapi atau
radiasi dibagian tertentu dapat memberikan efek samping mual, muntah, tidak nafsu
makan, cepat lelah dsb. Nyeri atau gangguan fungsi bagian tubuh yang dioprasi dapat
terjadi akibat oprasi. Kondisi tirah baring dalam waktu lama dapat menimbilkan
pasien merasa semakin lelah, gangguan buang air besar, luka dibagian tubuh yang
tertindih dsb. Kondisi lain yang menyertai yang telah ada sebelumnya juga dapat
menambah gejala yang muncul.
2. Psikologis
Gangguan psikologis dapat juga muncul akibat gejala fisik, progresifitas penyakit,
kecacatan yang timbul, perubahan bentuk tubuh, ketergantungan fisik, kelelahan fisik,
kegagalan pengobatan, biaya yang harus dibayarkan, komunikasi yang buruk dengan
petugas kesehatan.
3. Spiritual dan Agama
Masalah spiritual dan agama seperti menganggap penyakit akibat hukuman,
menyalahkan diri sendiri, hidup tidak berguna dapat menjadi sumber penderitaan.

2.5 Prinsip Pelayanan Paliatif Pasien Kanker


Pada pelayanan paliatif, pasien memiliki peran yang penting dalam membuat keputusan
yang akan diambil. Tujuan pelayanan paliatif bagi setiap pasien berbeda dan dibuat dengan
memperhatikan hal yang ingin dicapai oleh pasien bila memungkinkan, hal ini biasanya
disampaikan dalam bentuk fungsi tubuh misalnya Aku ingin bisa melakukan….atau kejadian
penting misalnya Aku ingin melihat anakku menikah. Secara umum pelayanan paliatif
bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan gejala lain, meningkatkan kualitas hidup,
memberikan dukungan psikososial dan spiritual serta memberikan dukungan kepada keluarga
selama pasien sakit dan selama masa dukacita. Prinsip-prinsip pada pelayanan paliatif pasien
kanker yaitu :
1. Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain
2. Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal
3. Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian
4. Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial dan spiritual
5. Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin
6. Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya
8. Menghindari tindakan yang sia sia

2.6 Indikasi Pelayanan Paliatif


Pelayanan paliatif dimulai sejak diagnosis kanker ditegakkan bila didapatkan satu atau
lebih kondisi di bawah ini :
1. Nyeri atau keluhan fisik lainnya yang tidak dapat diatasi
2. Stres berat sehubungan dengan diagnosis atau terapi kanker
3. Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibatkannya
4. Permasalahan dalam pengambilan keputusann tentang terapi yang akan atau sedang
dilakukan
5. Pasien/keluarga meminta untuk dirujuk ke perawatan paliatif
6. Angka harapan hidup < 12 bulan (ECOG > 3 atau kanofsky < 50%, metastasis otak, dan
leptomeningeal, metastasis di cairan interstisial, vena cava superior sindrom, kaheksia,
serta kondisi berikut bila tidak dilakukan tindakan atau tidak respon terhadap tindakan
yaitu: kompresi tulang belakang, bilirubin ≥2,5 mg/dl, kreatinin ≥3 mg/dl ). *tidak
berlaku pada pasien kanker anak
7. Pada pasien kanker stadium lanjut yang tidak respon dengan terapi yang diberikan .

2.7 Langkah-langkah Dalam Pelayanan Paliatif :


1. Menentukan tujuan perawatan dan harapan pasien
2. Membantu pasien dalam membuat Advanced Care Planning (wasiat atau keingingan
terakhir)
3. Pengobatan penyakit penyerta dan aspek sosial yang muncul
4. Tata laksana gejala ( sesuai panduan dibawah )
5. Informasi dan edukasi perawatan pasien
6. Dukungan psikologis, kultural dan social
7. Respon pada fase terminal: memberikan tindakan sesuai wasiat atau keputusan keluarga
bila wasiat belum dibuat, misalnya: penghentian atau tidak memberikan pengobatan yang
memperpanjang proses menuju kematian (resusitasi, ventilator, cairan, dll)
8. Pelayanan terhadap pasien dengan fase terminal

EVALUASI, apakah
a. Nyeri dan gejala lain teratasi dengan baik
b. Stress pasien dan keluarga berkurang
c. Merasa memiliki kemampuan untuk mengontrol kondisi yang ada
d. Beban keluarga berkurang
e. Hubungan dengan orang lain lebih baik
f. Kualitas hidup meningkat
g. Pasien merasakan arti hidup dan bertumbuh secara spiritual
Jika Pasien MENINGGAL
a. Perawatan jenazah
b. Kelengkapan surat dan keperluan pemakaman
c. Dukungan masa duka cita ( berkabung )

2.8 Tim dan Tempat Pelayanan Paliatif


Dalam mencapai tujuan pelayanan paliatif pasien kanker, yaitu mengurangi penderitaan
pasien , beban keluarga, serta mencapai kualitas hidup yang lebih baik, diperlukan sebuah
tim yang bekerja secara terpadu ( lihat tabel tim paliatif ). Pelayanan paliatif pasien kanker
juga membutuhkan keterlibatan keluarga dan tenaga relawan.
Dengan prinsip interdisipliner (koordinasi antar bidang ilmu dalam menentukan tujuan
yang akan dicapai dan tindakan yang akan dilakukan guna mencapai tujuan ), tim paliatif
secara berkala melakukan diskusi untuk melakukan penilaian dan diagnosis, untuk bersama
pasien dan keluarga membuat tujuan dan rencana pelayanan paliatif pasien kanker, serta
melakukan monitoring dan follow up.
Kepemimpinan yang kuat dan manajemen program secara keseluruhan harus memastikan
bahwa manajer lokal dan penyedia layanan kesehatan bekerja sebagai tim multidisiplin
dalam sistem kesehatan, dan mengkoordinasikan erat dengan tokoh masyarakat dan
organisasi yang terlibat dalam program ini, untuk mencapai tujuan bersama. Komposisi tim
perawatan paliatif terdiri :
1. Dokter
Dokter memainkan peran penting dalam pelayanan paliatif interdisipliner, harus
kompeten di kedokteran umum, kompeten dalam pengendalian rasa sakit dan gejala lain,
dan juga harus akrab dengan prinsip-prinsip pengelolaan penyakit pasien. Dokter yang
bekerja di pelayanan paliatif mungkin bertanggung jawab untuk penilaian, pengawasan
dan pengelolaan dari banyak dilema pengobatan sulit.
2. Perawat
Merupakan anggota tim yang biasanya akan memiliki kontak terlama dengan
pasien sehingga memberikan kesempatan unik untuk mengetahui pasien dan pengasuh,
menilai secara mendalam apa yang terjadi dan apa yang penting bagi pasien, dan untuk
membantu pasien mengatasi dampak kemajuan penyakit. Perawat dapat bekerja sama
dengan pasien dan keluarganya dalam membuat rujukan sesuai dengan disiplin ilmu lain
dan pelayanan kesehatan. Peran perawat dalam
a. Konsultasi layanan paliatif
b. Penanggulangan nyeri
c. Penanggulangan keluhan lain penyerta penyakit primer
d. Bimbingan psikologis, social dan spiritual
e. Persiapan kemampuan keluarga untuk perawatan pasien dirumah
f. Kunjungan rumah berkala, sesuai kebutuhan pasien dan keluarga
g. Bimbingan perawatan untuk pasien dan keluarga
h. Membantu penyediaan tenaga perawat homecare
i. Membantu penyediaan pelaku perawat (caregiver)
j. Membantu kesiapan akhir hayat dengan tenang dalam iman
k. Membantu dukungan masa duka cita
l. Konsultasi melalui telepon.
3. Pekerja sosial dan psikolog
Perannya membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi masalah pribadi
dan sosial, penyakit dan kecacatan, serta memberikan dukungan emosional/konseling
selama perkembangan penyakit dan proses berkabung. Masalah pribadi biasanya akibat
disfungsi keuangan, terutama karena keluarga mulai merencanakan masa depan.
4. Konselor spiritual
Konselor spiritual harus menjadi pendengar yang terampil dan tidak menghakimi,
mampu menangani pertanyaan yang berkaitan dengan makna kehidupan. Sering juga
berfungsi sebagai orang yang dipercaya sekaligus sebagai sumber dukungan terkait
tradisi keagamaan, pengorganisasian ritual keagamaan dan sakramen yang berarti bagi
pasien kanker. Sehingga konselor spiritual perlu dilatih dalam perawatan akhir kehidupan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat
kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review
catatan sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan
data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan. Pengkajian
meliputi:
a. Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses
keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk
mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .
b. Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas
kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.
c. Data biografi /biodata meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain :
nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
d. Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya
ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
e. Riwayat kesehatan masa lalu, apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
f. Pengkajian fisik meliputi keadaan umum, tingkah laku, BB dan TB, Pengkajian head
to toe
g. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun,
leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
h. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar
X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
i. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi
nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur, personal hygiene, identifikasi masalah
psikologis, sosial dan spritual

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

3. Perencanaan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
– Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
– Nyeri tekan tidak ada
– Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
4) Ukur tanda-tanda vital
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
– Klien dapat beraktivitas sehari – hari. 
– Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.


Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
– Klien tampak tenang
– Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.

3) Diskusikan tanda dan gejala depresi


4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.

d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah


Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
– Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
– Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
2) Tinjau ulang efek pembedahan
3) Berikan dukungan emosi klien.
4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.


Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil : 
– Tidak ada tanda – tanda infeksi.
– Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
1) Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan


penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
– Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya
– Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya
Intervensi :
1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang.
2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan
cairan yang adekuat.
3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur

g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak


adekuat
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
- Nafsu makan meningkat
- Klien tidak lemah
- Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi :
1) Kaji pola makan klien
2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien

4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan,
pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-
tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya.
Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana
perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya
5. Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian
mengganti
Rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat
mengevaluasi kemampuan pasien kea rah pencapaian hasil.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perawatan palliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup


pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual. Perawatan palliatif diantaranya yaitu penanganan rasa nyeri, pengambilan
keputusan yang tepat dalam penggunaan kemoterapi palliatif

4.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat saling bersinergi
guna menerapkan perawatan yang yang maksimal bagi pasien paliatif khususnya pada
klien dengan kanker.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC : Jakarta


Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman teknis pelayanan paliatif kanker. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Jakarta
Mansjoer, dkk. (2009). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. EGC : Jakarta
Sjamsuhidajat. (2007). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. EGC : Jakarta
Tapan. (2005). Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai