Anda di halaman 1dari 54

PROMOSI KESEHATAN

H HADI SURYATNO, MKES


Pengantar
 Faktor perilaku merupakan faktor kedua
terbesar yang pengaruhi status kesehatan
(Blum)
 Upaya intervensi perilaku dalam bentuk:
– Tekanan (enforcement)
 Dalam bentuk peraturan, tekanan dan sanksi
 Perubahan cepat tapi tidak langgeng
– Edukasi (education)
 Melalui persuasi, himbauan, ajakan, kesadaran dll
 Perubahan lama tapi dapat langgeng
Dimensi Intervensi Perilaku
 Perubahan Perilaku
Perubahan dari perilaku yang tidak kondusif ke
yang kondusif bagi kesehatan
 Pembinaan Perilaku
Mempertahankan perilaku sehat
 Pengembangan Perilaku
Membiasakan hidup sehat bagi anak-anak
Tujuan Intervensi Perilaku
1. Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan
Misal : mengurangi kebiasaan merokok

2. Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi


kesehatan
Misal : mencegah meningkatnya perilaku ‘seks bebas’

3. Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan


Misal : mendorong kebiasaan olah raga

4. Mencegah menurunnya perilaku positif bagi


kesehatan
Misal : mencegah menurunnya perilaku makan kaya serat
Konsep Pendidikan Kesehatan
 Proses menjembatani gap antara informasi
kesehatan dan tindakan kesehatan
(President’s Committee on Health
Education)

 Perpaduan berbagai pengalaman belajar


yang dirancang untuk memudahkan adopsi
secara sukarela perilaku yang kondusif bagi
kesehatan (Green et al, 1980)
Konsep Promosi Kesehatan
 Proses untuk meningkatkan kemampuan orang
dalam mengendalikan dan meningkatkan
kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat,
seseorang atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu
memenuhi kebutuhan dan merubah atau
mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa,
1986)
 Promosi Kesehatan merupakan program yang
dirancang untuk memberikan perubahan terhadap
manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan.
Misi Promosi Kesehatan
1. Advokat (advocate)
Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau
pembuat kebijakan

2. Menjembatani (mediate)
Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan

3. Memampukan (enable)
Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatan secara mandiri
Strategi Promosi Kesehatan (WHO, 1984)

1. Advokasi (advocacy)
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang
menguntungkan kesehatan

2. Dukungan Sosial (social support)


Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan
dari tokoh masyarakat

3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)


Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan kesehatannya
Strategi Promkes (Piagam Ottawa, 1986)

1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan


2. Lingkungan yang Mendukung
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
4. Keterampilan Individu
5. Gerakan Masyarakat
Sasaran Promosi Kesehatan
 Sasaran Primer
Sesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga, ibu
hamil/menyusui, anak sekolah

 Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat,
tokoh adat, tokoh agama

 Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai
dari pusat sampai ke daerah
Ruang Lingkup Promkes (1)

Berdasarkan Aspek Kesehatan


Ruang Lingkup Promkes (2)

Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan (setting)


Ruang Lingkup Promkes (3)

Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Trims………
 Terima Kasih
Sasaran PROMOSI
KESEHATAN
 Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal
didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini
bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,
namun berkairan dengan pengubahan lingkungan
yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.
 Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui
penggabunngan:
 menciptakan lingkungan yang mendukung,
 mengubah perilaku, dan
 meningkatkan kesadaran.
 Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang
diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah
kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam
piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol
masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri.
 Promosi Kesehatan dengan Tatanan dari
Pelayanan Kesehatan Kuratif ke Promotif
dan Preventif
Kesehatan adalah kebutuhan dasar bagi
semua orang dimanapun berada. Dahulu
kala pelayanan kesehatan lebih perhatian
kepada masalah sakit atau penyakit yang
dialami oleh penderita untuk dilakukan
penyembuhan sampai penderita menjadi
sehat kembali. Tanpa memperhatikan lagi
bahwa penyakit tersebut dapat kampuh
kembali dikemudian hari.
 Konsep pencegahan dan pemeliharaan yang ada
kurang diperhatikan oleh petugas kesehatan hal
ini diserahkan kepada teman sejawat yang peduli
akan pencegahan yang mana profesionalisme,
keadaan sosialnya masih rendah untuk
meningkatkan pengadaan air bersih dan sanitasi,
pemberian vaksin dalam mencegah penyakit dan
penyuluhan ke masyarakat apa yang mereka
harus lakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan
agar menjadi lebih sehat. Sebetulnya kesehatan
dapat di promosikan secara baik di manapun.
 Tempat pelayanan kesehatan, petugas kesehatan
dan peralatan yang canggih dan mahal dengan
majunya perkembangan tehnologi saat ini untuk
manjalankan prosedur pemeriksaan kesehatan
mengakibatkan takutnya masyarakat ataupun
yang membutuhkan untuk berobat terutama untuk
sosial ekonomi yang rendah atau paspasan.
Sementara pelayan kesehatan yang bersifat
pencegahan dengan tehnologi yang sederhana
masih dibutuhkan, untuk mengurangi kematian.
 Dengan adanya perbedaan biaya kesehatan yang
mahal dan murah dibandingkan dengan hasilnya
maka menjadi tidak jelas. Penyebab kematian
sering tidak begitu jelas tapi ada hubungan yang
erat dengan kemiskinan, ketidaktahuan, kurang
gizi, lingkungan yang kotor atau berpolusi,
pemakaian NAPZA termasuk rokok dan gaya
hidup yang tidak sehat sering mempengaruhi
kesehatan masyarakat sampai menimbulkan
penyakit yang berbahaya dan kematian.
 Di Indonsia yang terdiri dari beribu pulau dengan
jumlah penduduk yang sangat banyak dengan
beraneka ragam budaya, sehingga hal ini
penanganan yang terintegrasi. Jumlah penduduk
Indonesia masih banyak di pedesaan dan
perkotaan yang kurang mendukung dari segi
kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Masih
banyak juga masyarakat kurang mampu
menjangkau pelayanan kesehatan karena
hambatan geogravis dan transportasi sehingga hal
ini menyababkan keterlambatan dalam
pertolongan.
 Dengan kemajuan tehnologi kedokteran saat ini
seharusnya semua masyarakat Indonesia
merasakan kemjuan tersebut, tetapi karena
keterbatasan biaya dan pemerataan pelyanan
maka tehnologi tersebut baru dapat dirasakan
sebagain kecil masyarakat saja. Keadaan tersebut
diatas merupakan gambaran pembangunan
kesehatan di Indonesia untuk itu sebaiknya
kesehatan harus menjadi kebutuhan dasar dan
merupakan juga hak azazi manusia dalam
mencapai Indonesia sehat 2010.
 Prinsip ini merupakan visi dari pembangunan
kesehatan Indonesia dimana semua masyarakat
hendaknya derajat kesehatannya memungkinkan
untuk produktif dalam bekerja dan berpartisipasi
secara aktif dalam pencegahan dan pemeliharaan
kesehatannya. Hal tersebut diatas tidak mungkin
dapat dicapai melalui kesehatan saja tetapi juga
harus melibatkan semua sektor yang terkait.
PENGGERAKAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) & KESEHATAN IBU dan ANAK
DI RUMAH TANGGA
INDONESIA kebanggaan kita
KAMPUNG (URBAN SLUM)

26
Pasar—Traditional Market
DESA DI BANTEN
28
http://www.arsip.banten.go.id/gambar/JB%205701-139%20(50).jpg

29
http://rumametmet.com/wp-content/uploads/2007/12/kampung-air-2.JPG
DESA (VILLAGE) IN
YOGYAKARTA

DESA (VILLAGE) IN 30
DIENG, CENTRAL JAVA
DESA DI TORAJA
SULAWESI

31
Source: http://www.britannica.com/eb/art/print?id=2005
DESA PENGLIPURAN DI BALI
Source: alambudaya.blogspot.com

32
DESA NELAYAN
(FISHERMAN VILLAGE)

33
http://www.papuaweb.org/main/wallpapers/alhamid-jende-350-250.jpg
http://www.papuaweb.org/main/wallpapers/alhamid-jende-350-250.jpg

http://www.peterloud.co.uk/photos/Indonesia/baliem2.jpg

34
http://www.janesoceania.com/papua_history/papua_village.jpg http://www.fotochris.com/images/Indonesie-Irian-Jaya-Dani-3-village.jpg
Modal sosial

35
SASARAN STRATEGIS PROMKES
SESUAI KEBIJAKAN KESEHATAN
 PROMOSI KESEHATAN  PERUBAHAN
PERILAKU YANG MENDUKUNG PENINGKATAN
DERAJAT KESEHATANKEMANDIRIAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

 PEMBERDAYAAN MASYARAKATPROSES
PENGORGANISASIAN POTENSI MASY DI BID
KESEHATAN SHG MAMPU MENGATASI DAN
MENINGKATKAN KESEHATANNYA
PERAN AKTIFKEMANDIRIANDESA SIAGA
36
1 2 3

Timbang Balita

4 5 6 7
4

Rumah Bebas Jentik Cuci tangan dengan sabun


& air mengalir

8 9
10

37
Peran Promosi kesehatan
 Kampanye melalui
media massa
elektronik, website,
cetak dan pameran
 Pemantapan jejaring
kemitraan
 Mengembangkan
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) disemua
tatanan.
PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT
 PHBS adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong
diri sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya.

 PHBS Bidang Gizi, PHBS Bidang


Kesehatan Lingkungan, PHBS Bidang
Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana, PHBS Bidang Pemeliharaan
Kesehatan, PHBS Bidang Gaya Hidup Sehat,
PHBS
PHBS PHBS BIDANG
BIDANG GIZI PHBS BIDANG KIA
KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN KB
MISAL: MISAL:
- MAKAN DENGAN GIZI MISAL:
SEIMBANG - MEMERIKSAKAN -MENGHUNI RUMAH
-MINUM TABLET BESI KEHAMILAN SEHAT
SELAMA HAMIL - PERSALINAN -PUNYA PERSEDIAAN
- MEMBERI BAYI ASI DITOLONG NAKES AIR BERSIH
EKSKLUSIF - MENIMBANG - PUNYA AKSES
- MENGONSUMSI BALITA SETIAP BULAN JAMBAN
GARAM BERYODIUM -MENGIMUNISASI - CUCI TANGAN SETELAH BAB
-MEMBERI BAYI DAN BALITA LENGKAP BAYI - MEMBERANTAS JENTIK
KAPSUL VITAMIN A - PUNYA TEMPAT SAMPAH

PHBS BIDANG PHBS


PEMELIHARAAN BIDANG GAYA PHBS BIDANG OBAT
KESEHATAN HIDUP SEHAT DAN FARMASI
MISAL:
MISAL: MISAL: - MEMILIKI TANAMAN
- PUNYA JAMINAN - TIDAK MEROKOK OBAT KELUARGA
PEMELIHARAAN KESEHATAN DI DALAM RUMAH - TIDAK MENGGUNAKAN
- AKTIF MENGURUS -MELAKUKAN NAPZA
UKBM/SEBAGAI KADER AKTIVITAS FISIK/ - MINUM ORALIT JIKA DIARE
- MEMANFAATKAN OLAHRAGA - JAUHKAN ANAK DARI BAHAN
PUSKESMAS/SARANA KES -MAKAN SAYUR BERBAHAYA
DAN BUAH -
PHBS Di Rumah Tangga
adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh


anggota keluarga dalam rumah tangga
 Pasangan usia subur
 Ibu hamil atau ibu menyusui
 Anak dan remaja
 Usia lanjut
 Pengasuh anak
MANFAAT PHBS
DI RUMAH TANGGA

 Setiap anggota keluarga meningkat


kesehatannya dan tidak mudah sakit.
 Anak tumbuh sehat dan cerdas
 Produktivitas kerja anggota keluarga
meningkat
 Pengeluaran biaya rumah tangga dapat
difokuskan untuk pemenuhan gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan keluarga
PERAN KADER DALAM PEMBINAAN
PHBS,KESEHATAN IBU & ANAK DAN
GIZI DI RUMAH TANGGA
Pembinaan PHBS
 Melakukan pendataan rumah tangga, ibu
hamil,anak baru lahir, ibu menyusui, anak balita
yang ada diwilayahnya dengan menggunakan
kartu PHBS
 Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah
& tokoh masyarakat untuk memperoleh dukungan
pembinaan PHBS ADVOKASI
 Sosialisasi/Penyuluhan PHBS di rumah tangga
yang ada didesa/kelurahan melalui kelompok
dasa wisma
BINA SUASANA
 Melakukan Gerakan PHBS bagi : ibu,keluarga,
kelompok, massa PENGGERAKAN
MASYARAKAT
PERAN KADER
……
Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak

 Manfaatkan kesempatan di desa/kelurahan untuk


memberikan penyuluhan pentingnya persalinan
ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan

 Bersama tokoh masyarakat setempat, berupaya


menggerakkan masy. Dalam kegiatan yang mendukung
keselamatan ibu dan bayi seperti : Dasolin, Tabulin,
Ambulans desa, calon donor darah, warga dan suami Siaga

 Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan


kesehatan selama masa nifas (sedikitnya 3 x : minggu
pertama, ketiga dan keenam setelah melahirkan)

 Menganjurkan ibu memberikan ASI saja sejak lahir sampai


umur 6 bulan ( ASI Ekslkusif)

 Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui


di Posyandu tentang pentingnya memberikan ASI Eksklusif
PERAN KADER ……
Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak

 Melakukan Kunjungan rumah kepada ibu nifas yang tidak


datang ke Posyandu dan menganjurkan agar rutin
memeriksakan kesehatan bayinya

 Memantau jumlah kunjungan ibu yang datang untuk


menimbang balitanya di Posyandu

 Manfaatkan kesempatan di desa/kelurahan untuk


memberikan penyuluhan pentingnya penimbangan bayi &
balita. Penyuluhan di Posyandu, arisan, pengajian,
kunjungan rumah

 Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak datang


ke Posyandu membawa balitanya dan menganjurkan agar
rutin menimbang bayi & balitanya di Posyandu

 Mengadakan kegiatan yang menarik seperti lomba bayi


& balita sehat, lomba memasak makanan balita sehat,
kegiatan makan bersama balita.
PHBS : PERSALINAN DITOLONG
OLEH TENAGA KESEHATAN
Persalinan atas kesadaran dan permintaan
si Ibu ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter,
bidan dan para medis lainnya) dirumah atau
disarana kesehatan

Target : 58% ( 2009)


Capaian : 61.7% ( 2007)

Angka Kematian Ibu : 250 dari 100.000 KH


Penyebab Utama : Anemia, 3T, bukan Nakes
BUAT KALIMAT BERMAKNA
PERILAKU
PHBS : BERI BAYI ASI EKSKLUSIF

Ibu dengan kesadaran penuh memberi


Bayi
nya ASI saja sejak lahir sampai usia 6
bulan.

Target : 58% (2009)


Capaian : 49% (2007)
Masalah :
 Masih adanya kebiasaan memberikan
makanan tambahan pada usia 5 minggu
 Adanya kepercayaan masyarakat bayi
diberi makanan akan cepat tumbuh
 Produksi ASI tidak cukup karena ibu kurang
PHBS : TIMBANG BAYI DAN
BALITA
Menimbang bayi/balita setiap bulan dan
mencatat berat badan bayi/balita dalam
Kartu Menuju Sehat (KMS)
 Target : 58% (2009)
 Capaian :
-> 4 kali ( 45.4%)
-1-3 kali (29.1%)
-Tidak pernah ditimbang ( 25.5%)
 Masalah :
- Jarak ke Posyandu jauh (2-5 bulan/X)
- budaya/kebiasaan/kepercayaan
- Masih sering kejadian GIBUR/GIRANG
BUAT KALIMAT BERMAKNA
PERILAKU
PHBS : CUCI TANGAN DENGAN AIR
DAN SABUN
Anggota rumah tangga selalu mencuci tangan
dengan air bersih yang mengalir dan memakai
sabun.
Target : 58% (2009)
 Capaian : (2006) MASIH RENDAH
- 12 % CTPS sesudah BAB
- 14 % CTPS sebelum makan
- 7 % CTPS sebelum memberi makan bayi
- 9 % CTPS setelah bersihkan tinja bayi
(Sumber : Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Depkes RI, 2008)

 Masalah : -Belum dibudayakan di keluarga/RT


 MANFAAT : Menurunkan angka Kematian
akibat Diare, Kholera, Disentry dan penyakit
Infeksi Pencernaan lainnya 43-45% (WHO).
PHBS : MAKAN SAYUR DAN BUAH
SETIAP HARI
Anggota rumah tangga (terutama usia 10 tahun
keatas) mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan
2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari
(dlm 1 minggu terakhir).sumber serat terbaik
 Target : 58% (2009)
 Capaian :
- 17% : sesuai porsi dan hari
- 25 % : 1 kali/hari
 Masalah : - Pengetahuan masyarakat kurang
ttg pentingnya konsumsi sayur & buah
(walaupun ketersediaan memadai)
- Meningkatnya angka incidens Penyakit Kanker
termasuk Kanker Usus Besar
30.13
Persentase PHBS Rumah Tangga Sehat

43,2

Riau
40,5

Sumatera Barat
39,2 39,9

Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
37,1 37,2 37,4 38,3

Sulawesi Selatan
(ada yang perlu dicermati)
di Indonesia, Tahun 2006

Bali
Kalimantan Barat
Sumatera Selatan
35,0

DI Yogyakarta
33,6 34,1

Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
32,5

kepulauan Riau
28,7 28,8 29,8

Sulawesi Tenggara
Bangka Belitung
Jambi
26,9 28,0

Nusa Tenggara Barat


Jawa Timur
25,3

Lampung
21,7 Papua
20,1 20,7 20,8
Kalimantan Selatan
Maluku
Nusa Tenggara Timur

19,1 19,4
Bengkulu
Jawa Barat

16,5 17,0 17,1 17,5


Kalimantan Tengah
Irian Jaya Barat
Maluku Utara
DKI Jakarta

15,0
Gorontalo

13,5
Banten

37,00

Anda mungkin juga menyukai