Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

Disusun Oleh:

INDRA WARDANI P07220218007

M.TEDY KURNIAWAN P07220218015

NOVALINNA APPLEANGELINE.R P07220218023

SERLY HARDANIA P07220218031


YUDISTIRA WAHYU.P P07220218039

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TINGKAT I

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-nya
sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah tentang “promosi kesehatan ” Dalam
penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
penulis.Namun sebagai manusia biasa,penyusun tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik
dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian,penyusunan berusaha
serta mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana

Penyusun menyadari tanpa kerja sama antara penyusun serta beberapa kerabat yang memberi
berbagai masukan yang bermanfaat bagi penyusun demi tersusunnya makalah ini.Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tersebut diatas yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyususan
makalah ini.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada
umumnya penyusun mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun

Samarinda, 29 Januari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang…………………………………………………………………4
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………...4
1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan kesehatan klien………………………………………...5

2.2. Tujuan dari pendidikan kesehatan klien……………………………………......5.

2.3. Prinsip,metode,teknik dan strategi pendidikan kesehatan klien………………..7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………..21

3.2. Saran…………………………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami pemuktahiran dan
pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian masyarakat. Seiring dengan itu
banyak pula masalah-masalah yang tentunya mampu membuat derajat kesehatan manusia
menurun. Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka status kesehatan masyarakat juga
mengalami degradasi.Pada masa sekarang status kesehatan telah menjadi suatu keharusan untuk
dipertahankan bagi setiap anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu wilayah tertentu.
Status kesehatan sekarang telah dianggap sesuatu yang berharga dan menjadi suatu hal yang
harus ditingkatkan oleh setiap manusia. Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang
meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan
dan domain kesehatan ini harus didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program
ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka
tentang pentingnya kesehatan itu sendiri.Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan
kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan
pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendidikan kesehatan klien ?


2. Bagaimana tujuan dari pendidikan kesehatan klien?
3. Bagaimana prinsip,metode,teknik dan strategi pendidikan kesehatan klien?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai referensi bagi pembaca dalam
mendapatkan informasi tentang pendidikan kesehatan sehingga pembaca dapat memahami
tentang kesehatan masyarakat yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam
memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau
masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela
dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991).

Pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh


menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka
mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara
kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997).

Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk
merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya
program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Menurut
Stewart dikutip dari Effendi (1997).

Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam


memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan kesehatan
merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik
individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui
kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Menurut
(Notoatmodjo. S, 2003: 20)

2.2. Tujuan dari pendidikan kesehatan klien.

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan
kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan
mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

5
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan
adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun
social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya
(Mubarak, 2009).

Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan
3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain), dan psikomotor
(psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003: 127) Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam
perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan,
yakni:

1. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:

a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
b. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
c. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
d. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
e. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
2. Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan


memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c. Menghargai
(valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
c. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau tindakan (practice) Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:

6
a. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided response) Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang
benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
c. Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut.
2.3. Prinsip,metode,teknik dan strategi pendidikan kesehatan klien.

2.3.1. Prinsip Pembelajaran

1. Pengertian Prinsip Pembelajaran

Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986
dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip
pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah
teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang
akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru
mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.

Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis, petunjuk-


petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa dalam hal :

1) pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan;


2) pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya, hal-
hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya;
3) guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus
dilaksanakan;
4) siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan
5) Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.

2. Sumber Prinsip Pembelajaran

7
Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang
relevan. Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan
pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4) teori
psikologi.

Teori Belajar Teori Belajar Teori Bahasa Teori Psikologi


Bahasa
Behaviorism Teori behavioris Teori tradisional Behaviorisme
Piaget’s Teori mentalis Teori struktural Kognitif
Development Teori transformasi
Theory Teori tagmemik
Vygotsky and Teori fungsional
Social Cognition Teori relasional
Constructivism
Neuroscience
Brain-Based
Learning
Learning Styles
Multiple
Inteligence
Right Brain/Left
Brain Thinking
Communities of
Practice
Control Theoty
Observational
Learning
Problem-Based
Learning

8
Catatan:

Teori belajar di atas dikutip dari Syamsudin (1999) ”Teori Belajar dalam Buku Teks” dalam
Bahan Pelatihan Penulisan Buku Teks tanggal 22 Nopember – 24 Desember 1999 yang
diselenggarakan atas Kerja sama SEAMEO-RECSAM-DEPDIKNAS di Universitas Negeri
Semarang. Dari ke-13 teori belajar di atas, yang terpenting untuk dipahami adalah teori 1)
Behaviorism, 2) Piaget’s Development Theory, 3) Vygotsky and Social Cognition, 4)
Contructivism, 5) Multiple Intelligence, dan 6) Problem-Based Learning karena teori-teori
tersebut merupakan dasar dari perkembangan teori belajar lainnya.

3. Fungsi Prinsip Pembelajaran

Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang memiliki banyak arti di antaranya:
jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran adalah jabatan, kedudukan,
atau kegiatam. Jadi, prinsip pembelajaran bahasa berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman
pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Sebagai pedoman/kerangka teori,
setiap butir prinsip pengajaran bahasa memberikan arah yang harus ditempuh dalam
pelaksanaan pengajaran.

4. Macam-macam Prinsip Pembelajaran

Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2)
prinsip khusus (lihat Supani, dkk. 1997/1998).

a. Prinsip umum, yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk semua
mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran di
antaranya sebagai berikut.
1) Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong
siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa
dalam belajar.

9
2) Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi
yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti
belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato.
3) Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-
situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.
4) Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam
berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan
lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut
memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.

b. Prinsip khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata
pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran memiliki
banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya
sebagai berikut.
1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa, yaitu pembelajaran bahasa merupakan
aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai
penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai
melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik
menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas
mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.
2) Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi
dalam proses pembelajaran atau di kelas. Artinya, kegiatan pembelajaran tidak
semata-mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses
pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu
dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang
topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif).
3) Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai
sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.

10
4) Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari
bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa
pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari.
2.3.2. Metode Pembelajaran

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos ’jalan’, ’cara’. Karena itu, metode
diartikan cara melakukan sesuatu.
Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan ’cara untuk mencapai tujuan’. Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan
urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan
bersifat filosofis, atau bersifat aksioma.
Dengan demikian, metode bersifat prosedural. Artinya, menggambarkan prosedur
bagaimana mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Karena itu, tepat bila dikatakan bahwa setiap
metode pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu.
Kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu bila digambarkan dalam bentuk
bagan akan tampak sebagai berikut.

Tahap Kegiatan
Seleksi (pemilihan bahan ajar dengan berpedo-man
kepada kurikulum.
I. Persiapan Gradasi (penyusunan bahan, tujuan, dan seba-gainya
sehingga menjadi rencana pembelajaran (RPP).
Presentasi awal (penyajian atau pengenalan bahan
II. Pelaksanaan kepada siswa)
Presentasi lanjut (pemantapan, latihan).
Penilaian formatif (proses pembelajaran)
III. Penilaian Penilaian sumatif sudah di luar metode

Jadi, secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu

11
persiapan (preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula
oleh langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di atas terlihat bahwa tahap I
(persiapan) tidak kelihatan di sekolah karena biasa dilakukan guru di rumah. Ini membuktikan
bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan guru yang ada di rumah
sampai ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah rencana
pembelajaran yang mencakup pemilihan, penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan
yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya.
Karena itu,metode pengajaran dapat dikatan sebagai cara-cara guru mencapai tujuan
pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan pokok. Kegiatan-kegiatan
tersebut sebagai berikut:
1) pemilihan bahan,
2) penyusunan bahan,
3) penyajian,
4) pemantapan, dan
5) penilaian formatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua metode
pengajaran itu sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-prinsip yang
dianutnya. Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat menentukan corak sebuah
metode pengajaran. Metode disusun (dilaksanakan tahap-tahapnya) dengan berpedoman kepada
pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianut. Pendekatan (dan juga prinsip) inilah yang
mempengaruhi setiap langkah kegiatan metode, yaitu mempengaruhi pemilihan bahan,
penyusunan, pengajian, pemantapan, dan juga penilaian. Karena itu, tidak heran bila nama-nama
metode pengajaran bahasa banyak yang menggunakan nama-nama pendekatannya. Contohnya
metode komunikatif berasal dari pendekatan komunikatif dan metode SAS berasal dari
pendekatan SAS.
Sama seperti prinsip dan pendekatan, metode pengajaran juga terbagi atas dua bagian,
yaitu metode umum dan metode khusus.

a. Metode Umum (Metode Umum Pembelajaran)


Metode umum adalah metode yang digunakan untuk semua bidang studi/mata pelajaran,

12
milik bersama semua bidang studi. Contoh metode umum ini antara lain:
a. metode ceramah,
b. metode tanya jawab,
c. metode diskusi,
d. metode ramu pendapat,
e. metode demonstrasi,
f. metode penemuan,
g. metode inkuiri,
h. metode pemberian tugas dan resitasi, dan
i. metode latihan.

b. Metode Khusus (Metode Khusus Pembelajaran Bidang Studi Tertentu)


Metode khusus adalah metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi, misalnya metode
khusus pengajaran bahasa. Metode khusus ini tentu sangat ditentukan oleh corak bidang
studi yang bersangkutan dan tujuan pengajarannya. Bidang studi yang mirip tentu akan
memiliki metode khusus yang mirip pula. Metode khusus pembelajaran bahasa dapat dibagi
atas dua bagian besar, yaitu:
a. metode pengajaran bahasa pertama (bahasa ibu), dan
b. metode pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing.
Di antara kedua jenis metode pengajaran bahasa ini, metode pengajaran bahasa kedualah
yang lebih banyak ragamnya, lebih berkembang berkat pengajaran bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua atau bahasa asing di seluruh dunia. Istilah bahasa kedua dalam hal ini
mencakup pula bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya yang dipelajari oleh seseorang.
Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua. Hal itu karena
sewaktu kecil mereka telah beroleh bahasa ibu, dalam hal ini bahasa ibu. Contoh metode-
metode pengajaran bahasa kedua yang pernah populer adalah
a. metode tata bahasa terjemahan,
b. metode langsung,
c. metode eklektik,
d. metode audiolingual,
e. metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), dan

13
f. metode komunikatif.
2.3.3.Teknik Pembelajaran

Bila Anda hanya mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya Anda baru
mengetaui penyampaian pelajaran secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada suatu
alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu, yaitu
teknik.
Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik
pengajaran atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru
untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka
menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (TIK/TPK
pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum 2004) saat itu.
Karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap
pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang
sedang mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru - murid itu adalah teknik
mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau
cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat
memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang
digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain,
pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik. Karena
itu, teknik yang digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat
digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor.
Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemmapuan
guru itu mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan
berhasil dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik
pembelajaran di antaranya 1) situasi kelas, 2) lingkungan, 3) kondisi siswa, sifat-sifat siswa,
dan kondisi yang lain.
Dalam percakapan sehari-hari kata metode dan taknik ini diartikan sama, yaitu cara.
Dengan demikian, guru sering mencampuradukkan antara metode pengajaran dan teknik
mengajar. Kalau teknik mengajar disebut metode mengajar masih bisa diterima karena
metode mencakup teknik. Sebaliknya, kalau sebuah metode pengajaran disebut teknik

14
pengajaran jelas tidak tepat sama sekali.
Agar lebih jelas, ada baiknya kita perbandingkan metode dan teknik ini dengan
menampilkan perbedaannya sebagai berikut.

No. Metode Teknik


1 Mencakup semua tahap dalam Hanya tertuju kepada satu tahap
proses belajar mengajar. proses belajar mengajar, yaitu pada
tahap pelaksanaan.
2 Bersifat prosedural (menggam- Bersifat implementasional (meng-
barkan prosedur langkag-lang-kah gambarkan pelaksanaan pengajaran di
menyeluruh proses belajar kelas).
mengajar).
3 Tidak tampak, tidak bisa dide-teksi Tampak pada saat melihat guru yang
dengan jelas dengan melihat guru sedang mengajar di kelas.
yang sedang mengajar di kelas.
4 Ditunjukkan untuk mencapai Ditujukan untuk mencapai tujuan
tujuan umum pengajaran (TIU/ khusus (TIK/TPK pada kurikulum
TPU pada kurikulum sebelum sebelum 2004, indikator untuk
2004, KD pada kurikulum setelah kurikulum setelah 2004) suatu
2004). pertemuan.
5 Jumlahnya hanya satu (satu Jumlahnya sangat banyak untuk setiap
metode khusus) untuk satu bidang pengajaran bidang studi dalam suatu
studi dalam satu program. program.

6 Metode pengajaran (metode Guru bebas memilih teknik asal cocok


khusus) ditetapkan oleh kur- dan dapat mencapai tujuan pengajaran
ikulum, guru tinggal mengi- bahan yang sedang diajarkannya.
kutinya.

Seperti halanya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas

15
dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.

1. Teknik Umum (Teknik Umum Mengajar)


Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik
umum di antaranya sebagai berikut.
a. teknik ceramah
b. teknik tanya jawab
c. teknik diskusi
d. teknik ramu pendapat
e. teknik pemberian tugas
f. teknik latihan
g. teknik inkuiri
h. teknik demonstrasi
i. teknik simulasi.
Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun
wujudnya tentu berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan,
penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana
menyajikan bahan, dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai
dalam suatu pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.

b. Teknik Khusus (Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)


Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan
pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan
jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam
lingkup yang keci!. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas
teknik pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara,
teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik pembelajaran
kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca permulaan
dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak macam.
Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan

16
dengan rincian bahan pembelajaran.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya
menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang
sejum!ah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun
khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan.
2.3.4.Strategi Pembelajaran

Dalam pembelajarkan suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu model
pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Artinya, setiap model
pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan
model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam
memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi pelajaran, jam
pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang
yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan (kompetensi) pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
dicapai.

Hal itu sejalan dengan pemikiran Arends (1997:7) yaitu model pembelajaran mengacu
pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahapkegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan engelolaan kelas.
Hal itu dengan harapan bahwa setiap model pembelajaran dapat mengarahkan kita mendesain
pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh 1) sifat dari materi yang akan diajarkan, 2) tujuan akan dicapai dalam
pengajaran, 3) tingkat kemampuan peserta didik, 4) jam pelajaran (waktu pelajaran), 5)
lingkungan belajar, dan 6) fasilitas penunjang yang tersedia.

Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk.
Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif.
Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan (kompetensi), yaitu
meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang

17
ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat
dipastikan berlangsung baik.

Karena itu, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang
berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada
sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak konsep
dan informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak kegiatan
pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan
proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto 2007: 5-6).

Berikut ini diberikan contoh model pembelajaran yang mengaitkan antara tema, subtema,
pembelajaran menjadi unit kegiatan pembelajaran yang terpadu dan berkesinambungan.

Contoh 1

Topik/Tema : Lingkungan

Subtopik : Beberapa subtopik yang dapat dipilih

1. Kebersihan lingkungan
2. Pencemaran lingkungan
3. Ketertiban lingkungan
4. Peran pemuda dalam melestarikan lingkungan

Aspek keterampilan bahasa yang dikembangkan

1. Membaca (menangkap isi bacaan)

2. Menulis (menggunakan kata baru dalam konteks)

3. Berwawancara

4. Menulis (menulis karangan atau surat)

5. Membaca (membaca cerpen kemudian membicarakan hal-hal yang menarik)

18
Apabila subtopik yang dipilih adalah kebersihan lingkungan maka pengembangannya menjadi
program belajar dapat berwujud, misalnya, seperti berikut ini.

1. Membaca bacaan tentang pentingnya kebersihan lingkungan


2. Menyusun dan menjawab pertanyaaan tentang isi bacaan
3. Mencari kata sulit, sinonim, dan lawan kata.
4. Menggunakan kata sulit dalam kalimat
5. Melakukan pengamatan tentang masalah kebersihan di lingkungan setempat
6. Mencatat hasil pengamatan
7. Membuat daftar pertanyaan tentang masalah kebersihan lingkungan
8. Berwawancara dengan penduduk setempat tentang kebersihan lingkungan
9. Mencatat dan membuat laporan hasil wawancara
10. Menulis karangan singkat tentang masalah kebersihan lingkungan
11. menulis surat pembaca atau surat kepada Kepala Desa mengenai kebersihan
12. Membaca cerpen dan mendiskusikan hal-hal yang menarik dalam cerpen itu.
Misalnya tentang pelukisan atau suasana.

Contoh 2

Tema : Teknologi

Subtema : Beberapa anak tema yang dapat dipilih

1. Teknologi untuk kepentingan sehari-hari

2. Teknologi dalam rumah tangga

3. Teknologi di pedesaan

4. Manfaat teknologi untuk meningkatkan produksi

Aspek keterampilan bahasa yang dikembangkan

1. Menyimak penjelasan dan menangkap maksudnya

2. Mengamati

19
3. Mencatat sesuatu yang diamati

4. Menjelaskan cara kerja atau atau cara menggunakan sesuatu alat

5. Menulis karangan

Apabila yang dipilih teknologi dalam rumah tangga maka pengembangan model
pembelajarannya dapat berwujud sebagai berikut.

1. Menyimak penjelasan apa yang dimaksud dengan teknologi dan manfaatnya


bagi manusia.
2. Menceritakan kembali secara lisan hasil simakannya.
3. Mencatat manfaat tiap macam teknologi.
4. Menjelaskan apa akibatnya jika tidak ada teknologi.
5. Menjelaskan bagaimana cara kerja dan cara menggunakan alat rumah
tangga dan merawatnya (tertulis).
6. Membuat karangan fiksi, misalnya apa yang terjadi apabila teknologi tidak
berkembang seperti sekarang.

20
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah diatas adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang
mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya
perawat berperan sebagai perawat pendidik.
2. Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku
sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai
kesehatan
3. Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak
mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu dan lain
sebagainya.
3.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu perlu
untuk diteapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan kesehatan
masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam kesehatan
sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang membahayakan diri
sendiri.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.

Badudu, J.S. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.

Notoatmojo,soekidjo.2003.Pendidikan dan perilaku kesehatan.jakarta ;RINEKA CIPTA


Setiawati,Dermawan.2008.Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan.Jakarta;TRANS
INFO MEDIA

22

Anda mungkin juga menyukai