DISUSUN OLEH:
Kalimantan Timur
Tahun 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal apabila prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan ( 37 minggu ) tanpa disertai adanya
penyulit.(Asuhan Persalinan Normal,2007)
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan ( 37- 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2007).
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(Damayanti, dkk, 2015).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Harianto.2010).
2. Etiologi
Teori penurunan hormon progesterone.Progesterone menimbulkan
relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan
estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone
menurun sehingga menimbulkan his. Teori oxytocin. Pada akhir kehamilan
kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim.
Teori plasenta menjadi tua. Plasenta yang tua akan menyebabkan
turunnya kadar estrogen dan progesterone yang akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.Teori
prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan. Pengaruh janin.Hipofise
dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus,
kehamilan sering lama dari biasanya.
Teori distensi rahim. Rahim yang menjadi besar dan teregang yang
menyebabkan iskemia otot – otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi
uteroplasenta.Teori iritasi mekanik, Dibelakang serviks terletak ganglion
servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin
maka akan menimbulkan his.
3. Manifestasi Klinis
a. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum
persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis
minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap setelah
lightening. Wanita sering menyebut lightening sebagai “kepala bayi
sudah turun”. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan
sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang.
Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang
menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul
sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau ia
perlu defekasi.
Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan foramen
ischiadikum mayor dan menuju ke tungkai.
Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen
akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat
aliran balik darah dari ekstremitas bawah.
b. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya
selama masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak,
sekarang serviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan
mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit
dilatasi.
Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita
dan paritasnya sebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu multipara
secara normal mengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada
primigravida dalam kondisi normal serviks menutup. Perubahan serviks
diduga terjadi akibat peningkatan instansi kontraksi Braxton Hicks.
Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum
persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk
persalinan.
c. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada
persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi
Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar enam
minggu kehamilan. Bagaimanapun, persalinan palsu juga
mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat.
d. Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan.
Apabila terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban
Pecah Dini (KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil.
Kurang lebih 80% wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan
dan mengalami KPD mulai mengalami persalinan spontan mereka pada
waktu 24 jam.
e. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya
dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan merupakan
tanda persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah
dilakukan 48 jam sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah
selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau
perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
f. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal
tersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh
energi yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus
diinformasikan tentang kemungkinan lonjakan energi ini untuk menahan
diri menggunakannya dan justru menghemat untuk persalinan.
g. Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan
mencerna, mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang
persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa
wanita mengalami satu atau beberapa gejala tersebut (Varney, 2007).
4. Patofisiologi
5. Pathway
Gambar 5.1 pathway Intra Natal Care
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada setiap ibu bersalin diperlukan untuk
melakukan screening terhadap penyakit – penyakit yang dapat menyertai pada
setiap ibu bersalin. Pemeriksaan penunjang mutlak harus lakukan mengingat
salah satu manfaatnya adalah untuk mendeteksi adanya penyakit yang
menyertai ibu bersalin seperti anemia, Diabetes Melitus, Pre Eklamsia dan
Eklamsia. Beberapa diantaranya adalah:
1. Pemeriksaan Hemoglobin
2. Pemeriksaan Protein Urine
3. Pemeriksaan urine reduksi
7. Penatalaksanaan
Beberapa terapi bisa diterapkan untuk mengurangi rasa nyeri pada waktu
persalinan diantaranya adalah:
1. Terapi Fisik
Terapi fisik merupakan proses pemijatan dengan mengompres air
hangat, air dingin panas, serta memberikan tekanan balik pada bagian
yang nyeri dapat meredakan sebagian nyeri, Moms. Pemijatan ini harus
dilakukan oleh pendamping persalinan yang terlatih atau tenaga
kesehatan yang terampil agar dapat membantu mengurangi rasa nyeri.
2. Refleksologi
Ahli refleksologi percaya bahwa organ dalam dapat diakses melalui
titik-titik tertentu di telapak kaki. Dengan memijat telapak kaki selama
proses persalinan,maka dapat mengurangi ketegangan pada rahim dan
merangsang kelenjar pituitari.
3. Akunpuntur dan Akupresur
Akunpuntur dan Akupresur merupakan teknik yang efektif untuk
meredakan rasa nyeri. Para ilmuwan telah menemukan bahwa jarum yang
ditusukkan pada titik-titik tertentu dalam terapi akupuntur memicu
pelepasan beberapa senyawa kimia otak, di antaranya endorin yang
menghambat sinyal nyeri sehingga dapat meredak nyeri bahkan
mempercapat persalinan.
4. Hypnobirthing
Hypnobirthing adalah metode yang menggunakan self-hypnosis
(hipnotis diri sendiri) dan teknik relaksasi untuk membantu ibu hamil
merasa siap serta mengurangi persepsi akan ketakutan, kecemasan atau
tegang, dan rasa sakit saat melahirkan.
Hypnobirthing didasarkan pada kekuatan sugesti. Prosesnya dapat
menggunakan musik, video, pemikiran dan kata-kata positif guna
memandu pikiran, membuat tubuh santai, dan mengendalikan napas saat
proses persalinan berlangsung. Misalnya diputarkan musik suara alam,
video berkembangnya sebuah bunga, atau memikirkan kalimat-kalimat
pernyataan seperti “saya ingin melahirkan secara normal”, “saya relaks,
bayi saya juga relaks”.
8. Komplikasi
1. Pemberian obat penghilang rasa sakit yang tidak tepat
Seperti kita tahu, persalinan merupakan salah satu proses yang cukup
menyakitkan dan bisa berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
Kondisi seperti ini tentu saja sangat melelahkan bagi Ibu, baik secara fisik
atau psikologis.Ibu sebetulnya bisa mengurangi rasa sakit tersebut dengan
mempersiapkan diri secara mental atau mengikuti kursus prenatal guna
mempersiapkan diri saat persalinan nanti.
Jika ibu masih juga mengalami rasa sakit yang berlebih, suntikan
anestesi epidural oleh ahli anestesi juga bisa diberikan. Bila tindakan ini
efektif, ibu biasanya akan merasakan kakinya memberat, bahkan mungkin
tidak mampu untuk menggerakkannya. Karena itu bantuan kateter biasanya
juga diberikan untuk membantu ibu buang air kecil.
Ini biasanya terjadi pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.
Kondisi ini terjadi karena perut ibu belum terkondisi untuk melahirkan,
sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk merespon hormon pemicu
kontraksi.
Proses melahirkan tidak hanya membuat stres ibu tapi juga bayi.
Sementara pelvis ibu belum membuka sempurna agar dokter bisa
memberikan tindakan dengan forceps atau vakum; janin yang sudah siap
dilahirkan bisa saja mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen sehingga
janin berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan.
Dokter umumnya akan segera merekomendasikan operasi Caesar bila hal ini
yang terjadi.
5. Sungsang
Dulu dokter bisa saja berusaha untuk memutar posisi bayi dengan cara
memberi tekanan dari luar pada perut ibu (external cephalic version) namun
karena dinilai beresiko cara ini kini dihilangkan.Cara mengatasi komplikasi
persalinan sungsang adalah dengan operasi Caesar.
Pendarahan bisa saja terjadi bila rahim ibu terlalu lelah untuk berkontraksi
setelah melalui proses persalinan yang lama. Jika pendarahan tidak banyak,
dokter akan memberikan suntikan uterotonika untuk membantu rahim
berkontraksi kembali.Jika pendarahan terus terjadi maka dokter mungkin
akan melakukan pengikatan pembuluh darah atau malah mengankat rahim
(histerektomi)
9. Pengkajian
Kala I
Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
Seksualitas
Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.
Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam
pada primipara).
Kala II
1. Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
Lingkaran hitam di bawah mata
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi
Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7. Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm)
Peningkatan perdarahan pervagina
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
Kala III
1. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
3. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5. Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
Kala IV
1. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat
pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml
untuk kelahiran saesaria
3. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
10. Diagnosa Keperawatan
Kala I
Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi
Risiko cidera maternal
Risiko kerusakan gas janin
Kala II
Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
Kala III
Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan
Risiko kekurangan volume cairan
Kala IV
o Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas.
o Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota keluarga
o Resiko kekurangan volume cairan
b. Kala II
Tabel 11.2 Intevensi keperawatan kala II
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi derajat
tekanan mekanis asuhan keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan 2. Berikan tanda/
presentasi nyeri terkontrol tindakan kenyamanan
dengan kriteria hasil: seperti perawatan
TTV dbn kulit, mulut, perineal
Pasien dapat dan alat-alat tenun
mendemostrasikan yang kering
nafas dalam dan 3. Bantu pasien memilih
teknik mengedan posisi yang nyaman
untuk mengedan
4. Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
5. Kolaborasi
pemasangan kateter
dan anastesi
2. Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan darah
jantung b.d asuhan keperawatan dan nadi tiap 5 – 15
fluktuasi aliran selama…..,diharapkan menit
balik vena kondisi 2. Anjurkan pasien
cardiovaskuler pasien untuk inhalasi dan
membaik dengan ekhalasi selama upaya
kriteria hasil: mengedan
TD dan nadi dbn 3. Anjurkan klien /
Suplay O2 tersedia pasangan memilih
posisi persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi.
c. Kala III
Tabel 11.3. Intervensi Keperawatan kala III
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA NOC NIC
N
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Bantu penggunaan
trauma jaringan asuhan keperawatan teknik pernapasan
setelah selama…,diharapkan 2. Berikan kompres es
melahirkan nyeri terkontrol pada perineum
dengan criteria hasil: setelah melahirkan
Pasien dapat 3. Ganti pakaian dan
control nyeri liner basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
2,. Risiko Setelah dilakukan 1. Instruksikan klien
kekurangan asuhan keperawatan untuk mendorong
volume cairan selama….,diharapkan pada kontraksi
cairan seimbang 2. Kaji tanda vital
denngan criteria hasil: setelah pemberian
TTV dbn oksitosin
Darah yang 3. Palpasi uterus
4. Kaji tanda dan gejala
keluar ± 200 – shock
300 cc 5. Massase uterus
dengan perlahan
setelah pengeluaran
plasenta
6. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
d. Kala IV
Tabel 11.4. Intervensi keperawatan kala IV
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA NOC NIC
N
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat
efek hormone, tindakan keperawatan ketidaknyamanan
trauma,edema selama … diharapkan 2. Beri informasi yang
jaringan, pasien dapat tepat tentang perawatan
kelelahan fisik mengontrol nyeri, nyeri selama periode
dan psikologis, berkurang dengan pascapartum
ansietas Kriteria hasil : 3. Lakukan tindakan
Pasien melaporkan kenyamanan
nyeri berkurang 4. Anjurkan penggunaan
Menunjukkan postur teknik relaksasi
dan ekspresi wajah 5. Beri analgesic sesuai
rileks kemampuan
Pasien merasakan
nyeri berkurang
pada skala nyeri (0-
2)
2. Penurunan koping Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien untuk
keluarga b.d asuhan keperawatan menggendong,
transisi/peningkat selama…..,diharapkan menyentuh bayi
an anggota proses keluarga baik 2. Observasi dan catat
keluarga dengan kriteria hasil: interaksi bayi
o Ada kedekatan ibu 3. Anjurkan dan bantu
dengan bayi pemberian ASI,
tergantung pada
pilihan klien
3. Resiko Setelah dilakukan 1. Tempatkan klien pada
kekurangan asuhan keperawatan posisi rekumben
volume cairan selama….,diharapkan 2. Kaji hal yang
cairan simbang dengan memperberat kejadian
criteria hasil: intrapartal
TD dbn 3. Kaji masukan dan
Jumlah dan warna haluaran
lokhea dbn 4. Perhatikan jenis
persalinan dan anastesi,
kehilangan daripada
persalinan
5. Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
6. Dengan perlahan
massase fundus bila
lunak
7. Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
8. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin A.B dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, Edisi
I, Catatan I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sasworo Prawirohardjo