Anda di halaman 1dari 19

RESUME PROMOSI KESEHATAN

Disusun Oleh :
Nama : Yenni Kristiwati Saragih
Nim : 042020023

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK JALUR TRANSFER


STIKes Santa Elisabeth Medan
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan
tersebut maka masyarakat, kelompok dan individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan.
Dengan kata lain dengan adanya pendidikan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap
perubahan perilaku sasaran.
Upaya mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan dengan  melakukan
perubahan perilaku kesehatan melalui komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan meliputi kegiatan
pendidikan kesehatan disertai pemberdayaan masyarakat. Komunikasi kesehatan memiliki tujuan utama
mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang diharapkan. Peningkatan
pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan memicu sikap mendukung perilaku sehat. Proses
komunikasi kesehatan merupakan proses transfer informasi tentang kesehatan yang diharapkan melalui
suatu media komunikasi kepada masyarakat. Komponen komunikasi tersusun atas pengirim dan
penerima pesan, isi pesan, media dan efek dari pesan.   
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau
pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan
mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan. Promosi kesehatan
disekolah misalnya, merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat,
khususnya dalam mengembangkan perilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Suhardjo (2003), media sebagai sarana belajar mengandung pesan atau gagasan
sebagai perantara untuk menunjang proses belajar atau penyuluhan tertentu. Menurut Notoatmodjo
(2005), promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan disampaikan
dengan mudah dipahami dan lebih menarik. Media juga dapat menghindari kesalahan persepsi,
memperjelas informasi, mempermudah pengertian. Disamping itu, dapat mengurangi komunikasi yang
verbalistik dan memperlancar komunikasi. Dengan demikian sasaran dapat mempelajari pesan tersebut
dan mampu memutuskan mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan. Simnett
dan Ewles (1994) menambahkan bahwa metode mengajar dan alat belajar seperti leaflet, poster dan
video banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan.
   
1.2. Rumusan Masalah
1. Metode Pendidikan Dan Promosi Kesehatan ?
2. Media Dalam Promosi Kesehatan

1.3.Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang Metode PromKes.
2. Mengetahui Media Promkes
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku
beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau pelaing tidak beresiko rendah.
Program Promosi Kesehatan tidak di rancang ”di belakang meja”. Supaya efektif, program harus
dirancang berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat sasaran setempat. Umumnya ada
empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya, yaitu : (i) Fasilitasi,
yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah,
misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat; (ii) Pengertian yaitu bila perilaku yang baru
masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal, (iii) Persetujuan, yaitu bila tokoh
panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku
yang di anjurkan dan (iv) Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya
kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan
potensi yang di miliki.
Program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”. Maksudnya adalah (i) bersama
dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakat untuk
memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan inginkan, (ii) bersama dengan masyarakat
fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang beresiko misalnya jamban
keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dan nyaman serta (iii) bersama
dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan memantau dampaknya
secara terus-menerus.
2.2. Penyerapan materi dalam promosi kesehatan
Seseorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera ternyata berbeda pengaruhnya
terhadap hasil belajar seseorang, sebagai mana gambaran berikut :

Oleh karena itu seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila ia menggunakan
lebih dari satu indera

Apa yang bisa kita ingat :

10% dari yang kita baca

20% dari yang kita dengar

30% dari yang kita lihat

50% dari yang kita lihat dan


dengar

80% dari yang kita ucapkan


90% dari yang kita ucapkan dan
lakukan
2.3 Metode Promosi Kesehatan
2.3.1. Jenis Metode Promosi Kesehatan
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang
dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.
1. Berdasarkan Teknik Komunikasi
a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran.
Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan
di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung. Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan
secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara
(media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film,
dsb
2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai
a. Pendekatan PERORANGAN
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung
dengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan
lain-lain
b. Pendekatan KELOMPOK
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok sasaran.
Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain : Pertemuan,
Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain
c. Pendekatan MASAL
Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran
yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini adalah :
Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran tulisan/poster/media cetak lainnya,
Pemutaran film, dll
3. Berdasarkan Indera Penerima
a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN.
Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan
Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film
b. Metode PENDENGARAN.
Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar, umpamanya :
Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
c. Metode “KOMBINASI”.
Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba)

2.3.2. Kelebihan dan kekurangan masing-masing metode


1. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan masyarakat
sasaran dan keluarganya di rumah ataupun ditempat biasa mereka berkumpul. Biasanya kegiatan
ini disebut anjang sono, anjang karya, dsb.
Cara melakukannya dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut
 Ada maksud dan tujuan tertentu
 Tepat waktunya dan tidak membuang-buang waktu
 Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk menghemat waktu
 Kunjungi pula sasaran yang jauh dan terpencil
 Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila metode-metode lainnya
tidak mungkin
Selama berkunjung harus diingat hal-hal seperti :
 Membicarakan soal-soal yang menarik perhatian
 Biarkan keluarga sasaran berbicara sebanyak-banyaknya dan jangan memotong
pembicaraannya
 Bicara bila keluarga sasaran itu ingin mendengarkannya
 Bicara dalam gaya yang menarik sasaran
 Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan dan suasana menyenangkan
 Harus sungguh-sungguh dalam pernyataan
 Jangan memperpanjang mempersilat lidah
 Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan yang baik
 Harus jujur dalam mengajar maupun belajar
 Meninggalkan keluarga sasaran sebagai kawan
 Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil dan janji
 Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada keluarga sasaran. Ini akan
menjalin persahabatan

Kelebihan metode ini adalah :


 Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah kesehatan
 Membina persahabatan
 Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-anjurannya diterima
 Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik
 Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran menjadi kurang
 Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode lainnya
 Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih tinggi

Keterbatasannya adalah :
 Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas
 Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh adalah terbatas
sekali
 Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan menimbulkan prasangka
pada keluarga lainnya

2. Pertemuan Umum
Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran dimana di sampaikan
beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.
Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik, seperti :
 Rundingkan dahulu dengan orang-orang yang terkait
 Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda acara sementara
 Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila diperlukan)
 Usahakan ikut sertanya semua golongan di tempat itu.
Hal-hal perlu diperhatikan :
 Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan penerangan dan udara yang
segar
 Waktu yang dipilh adalah waktu luang masyarakat
 Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang berjauhan
 Tepat memulai dan mengakhiri pertemuan
 Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan memberikan kesempatan untuk
berdiskusi. Hindari pertengkaran pendapat
 Anjuran mempergunakan alat-alat peraga
 Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan mendorong kegiatan
 Memberikan penghargaan kepada semua golongan yang hadir
 Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat
 Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada)
 Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang didiskusikan

Kelebihan metode ini adalah :


 Banyak orang yang dicapai
 Menjadi tahap persiapan untuk metode lainnya
 Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan
 Segala macam topik/judul dapat diajukan
 Adopsi suatu anjuran secara murah/sedikit biaya

Kekurangan / keterbatasannya :
 Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu cukup
 Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali
 Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir adalah campuran
 Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat mengurangi jumlah
kehadiran
3. Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi Terfokus )
Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih sedikit pesertanya yaitu
berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi yang baik dari peserta yang hadir. Biasanya
dipergunakan untuk menjelasan suatu informasi yang lebih rinci dan mendetail serta pertukaran
pendapat mengenai perubahan perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan FGD banyak tergantung
dari petugas penyuluh untuk :
 Memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta
 Memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta
 Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan pendapatnya dan
menghindari dominasi beberapa orang saja
 Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai pada kesimpulan yang
tepat.
4. Demonstrasi cara atau percontohan
Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok bagaimana melakukan
suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu
perilaku kesehatan. Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian, tetapi sebuah usaha
pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu
yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan
suatu ketrampilan yang baru.melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang diperlukan,
seperti :
 sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa peralatan dan bahan yang diperlukan
 Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat melihatnya dan ikut dalam
diskusi
Anjuran :

 Pilihlah topik yang berdasarkan keperluan masyarakat


 Demonstrasi dilakukan tepat masanya
 Pengumuman yang luas sebelum waktunya untuk menarik banyak perhatian dan peserta
 Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang
 Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut
 Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakat
Kelebihan / keuntungan metode ini :
 Cara mengajar ketramilan yang efekif
 Merangsasang kegiatan
 Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri
Kekurangan / keterbatasannya :
 Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan\
 Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang buruk

2.4.Media Promosi Kesehatan


2.4.1. Pengertian
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar
komunikasi dan penyebar-luasan informasi

2.4.2. Kegunaan
Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan
photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal,
ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
 Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
 Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran

2.4.3 Klasifikasi Media Promosi Kesehatan


Umar Hamalik, Djamarah dan Sadiman dalam Adri (2008), mengelompokkan media promosi kesehatan
menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan jenisnya, yaitu:
Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder.
Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual, seperti tv,
layar plasma, dll.
Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
– Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide
– Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak,
seperti film, video cassete dan VCD.
2. Berdasarkan fungsinya
a. Media cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya terdiri atas
gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah,
surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan
menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya
tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan
meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat menstimulasi efek suara dan efek gerak serta
mudah terlipat.
b. Media elektronik
Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan dalam menyampaikan
pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi, radio, film, kaset, CD, VCD, DVD, slide
show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal masyarakat,
melibatkan semua pancaindra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar,
adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, janagkauan relatif lebih besar/luas, serta dapat
diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit,
memerlukan energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan matang,
peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu
keterampilan dalam pengoprasian.

c. Media luar ruang / media papan (billboard)


Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang secara umum melalui
media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar
lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai informasi umum dan hiburan,
melibatkan semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka,
penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi,
sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan
yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan.
2.4.4. Jenis / Macam Media
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :
1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk
serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke
mana- mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain :

 Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dsb


 Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol
pengawet, dll
 Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dll
2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.
Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini
dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu
besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah,
kayu, semen, plastik dan lain-lain.
3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll
a. Poster
Adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar- gambar dengan sedikit kata-
kata. Kata- kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah
dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat
yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir
jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan,
ilustrasi, kartun, gambar atau photo.Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang
banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus menarik,
sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah
poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta
dapat mendorong untuk bertindak.

b. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa
yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat
tentan suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga,
deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau
disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD,
pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri
dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.
4. Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dll
a. Photo
Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :
 Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan
suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album.
Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan
topik yang sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang berisi kegiatan-
kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya menjadi di jamban
dengan CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari Bupati.

 Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak


disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau
titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll
b. Slide
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini sangat
effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap
materi dengan cara seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulang
c. Film
Film lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun bernuansa edikati

2.4.5 Pesan Dalam Media


Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang
sesuai untuk sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh karena itu, pesan
harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
 Memfokuskan perhatian pada pesan (command attention)
Ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan dikembangkan. Bila
terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan sasaran dan mereka akan mudah
melupakan pesan tersebut.
 Mengklarifikasi pesan (clarify the message)
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan
informasi yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan
oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal.
 Menciptakan kepercayaan (Create trust)
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat
percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu harus
dibarengi bahwa harga sabun terjangkau atau mudah didapat di dekat tempat tinggalnya.
 Mengkomunikasikan keuntungan (communicate a benefit)
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran termotivasi
membuat jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak
akan terkena penyakit diare.
 Memastikan konsistensi (consistency)
Pesan harus konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun
disampaikan melalui media yang berbeda secara berulang; misal di poster, stiker, dan
lain-lain.
 Cater to heart and head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif
tidak hanya sekadar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-
nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.

 Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa
dalam bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, “Ayo, buang air besar di jamban
agar anak tetap sehat”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kpd masyarakat, kelompok atau individu. Suatu proses promosi
kesehatan yg menuju tercapainya tujuan pendidikan yaki perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak
faktor. Salah satunya yaitu metode. Metode harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual.
Banyak metode untuk menyampaikan informasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Media promosi
kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan
oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan
sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan.
Simnett dan Ewles (1994) menambahkan bahwa metode mengajar dan alat belajar seperti leaflet, poster
dan video banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan.
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan foto dan
sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal
yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau
gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.

3.2 Saran
Diharapkan kepada pemerintah untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat melalui
program metode dan media pembelajaran promosi kesehatan yang sifatnya menyeluruh guna
menciptakan perubahan perilaku dan lingkungannya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan,
Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2008
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan
Perilaku, Untuk KIBBLA, Jakarta 2008
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi Kesehatan,
Jakarta 2004

Anda mungkin juga menyukai