Disusun Oleh :
Nama : Yenni Kristiwati Saragih
Nim : 042020023
1.3.Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang Metode PromKes.
2. Mengetahui Media Promkes
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh karena itu seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila ia menggunakan
lebih dari satu indera
Keterbatasannya adalah :
Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas
Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh adalah terbatas
sekali
Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan menimbulkan prasangka
pada keluarga lainnya
2. Pertemuan Umum
Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran dimana di sampaikan
beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.
Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik, seperti :
Rundingkan dahulu dengan orang-orang yang terkait
Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda acara sementara
Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila diperlukan)
Usahakan ikut sertanya semua golongan di tempat itu.
Hal-hal perlu diperhatikan :
Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan penerangan dan udara yang
segar
Waktu yang dipilh adalah waktu luang masyarakat
Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang berjauhan
Tepat memulai dan mengakhiri pertemuan
Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan memberikan kesempatan untuk
berdiskusi. Hindari pertengkaran pendapat
Anjuran mempergunakan alat-alat peraga
Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan mendorong kegiatan
Memberikan penghargaan kepada semua golongan yang hadir
Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat
Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada)
Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang didiskusikan
Kekurangan / keterbatasannya :
Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu cukup
Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali
Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir adalah campuran
Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat mengurangi jumlah
kehadiran
3. Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi Terfokus )
Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih sedikit pesertanya yaitu
berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi yang baik dari peserta yang hadir. Biasanya
dipergunakan untuk menjelasan suatu informasi yang lebih rinci dan mendetail serta pertukaran
pendapat mengenai perubahan perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan FGD banyak tergantung
dari petugas penyuluh untuk :
Memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta
Memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta
Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan pendapatnya dan
menghindari dominasi beberapa orang saja
Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai pada kesimpulan yang
tepat.
4. Demonstrasi cara atau percontohan
Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok bagaimana melakukan
suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu
perilaku kesehatan. Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian, tetapi sebuah usaha
pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu
yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan
suatu ketrampilan yang baru.melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang diperlukan,
seperti :
sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa peralatan dan bahan yang diperlukan
Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat melihatnya dan ikut dalam
diskusi
Anjuran :
2.4.2. Kegunaan
Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan
photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal,
ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran
b. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa
yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat
tentan suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga,
deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau
disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD,
pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri
dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.
4. Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dll
a. Photo
Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :
Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan
suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album.
Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan
topik yang sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang berisi kegiatan-
kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya menjadi di jamban
dengan CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari Bupati.
Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa
dalam bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, “Ayo, buang air besar di jamban
agar anak tetap sehat”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kpd masyarakat, kelompok atau individu. Suatu proses promosi
kesehatan yg menuju tercapainya tujuan pendidikan yaki perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak
faktor. Salah satunya yaitu metode. Metode harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual.
Banyak metode untuk menyampaikan informasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Media promosi
kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan
oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan
sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan.
Simnett dan Ewles (1994) menambahkan bahwa metode mengajar dan alat belajar seperti leaflet, poster
dan video banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan.
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan foto dan
sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal
yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau
gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pemerintah untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat melalui
program metode dan media pembelajaran promosi kesehatan yang sifatnya menyeluruh guna
menciptakan perubahan perilaku dan lingkungannya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan,
Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2008
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan
Perilaku, Untuk KIBBLA, Jakarta 2008
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi Kesehatan,
Jakarta 2004