Anda di halaman 1dari 26

PORTOFOLIO

TERAPI KOMPLEMENTER MENGGUNAKAN


AROMATERAPI

Dosen Pengampu: Nurilla Kholidah. S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh
Kelompok 5:
1. Alfatihiyatul Fati 719621317
2. Ade Chairul Umam 718621154
3. Achmad Filani 718621156
4. Moh. Nabil Farid 718621145
5. Kevin Alif Pratama 718621111
6. Miftahul Arif 718621226

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS TERAPI KOMPLEMENTER

1. Judul : Terapi Inhalasi Menggunakan Aroma Terapi


2. Pembagian Tugas
a. Alfatihiyatul Fati : Bab 1
b. Ade Chairul Umam : PPT
c. Achmad Filani : Bab 2
d. Moh. Nabil Farid : Penyusun Makalah
e. Kevin Aif Pratama : Bab 3
f. Miftahul Arif : SOP Terapi Komplementer Aromaterapi

Sumenep, 30 Maret 2022


Menyetujui Fasilitator Ketua Kelompok

Nurilla Kholidah,S.Kep.,Ns.,M.Kep Alfatihiyatul Fati


NPM. 719621317

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Manfaat Terapi Komplementer Aromaterapi............................................2
C. Dampak Terapi Komplementer Aroma Terapi..........................................2
BAB II KONSEP TEORI ..................................................................................5
A. Definisi......................................................................................................5
B. Jenis Aromaterapi......................................................................................6
C. Tahapan Aromaterapi................................................................................8
D. Prinsip Dasar Terapi Aromaterapi.............................................................10
E. Penerapan Terapi Komplementer menggunakan Aromaterapi ................12
BAB III SOP TERAPI KOMPLEMENTER AROMATERAPI....................16
BAB IV PENERAPAN TERAPI KOMPLEMENTER AROMATERAPI
DALAM ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan dengan bau harum-haruman seperti minyak atsiri (Esensial
Oil) atau dengan senyawa fragrance telah lama dilakukan. Orang-orang Mesir
dan India telah melakukannya 4000 tahun yang lalu. Orang-orang Mesir
menggunakan tumbuhan beraroma untuk melakukan pemijatan setelah mandi,
pengobatan penyakit, dan untuk membalur tubuh agar kulit terawat, serta
parfum atau kosmetik. Sedangkan di India, telah lama digunakan sebagai obat
tradisional yang dikenal dengan Ayurveda. Ratu Mesir Cleopatra
menggunakan bunga ros segar di bawah bantalnya dengan maksud
menenangkan tidurnya. Gambar 1.1 menunjukkan bagaimana Ratu Mesir
menggunakan aroma dalam pengobatan. Dari gambar tersebut, sebetulnya
diuraikan dalam syair puisinya yang disebut Gilgamesch bahwa aroma
digunakan untuk fumigassi bagi si sakit, yang menurut keyakinan agamanya
mengusir roh-roh halus. Konsep ini sebetulnya mengarah pada desinfektan,
pembersihan dari kuman atau penyegaran badan. Perkembangan selanjutnya,
orang-orang Yunani menggunakan metode infusi dari ekstrak minyak atsiri
dari tumbuhan aroma. 1200 tahun yang lalu, dokter asal Yunani, Pedacius
Dioscorides menulis buku tentang herbal medicine yang dijadikan standar
bagi orang-orang Eropa Barat (Muchtaridi dan Moelyono, 2015).

1
Pada abad ke 19 dimana ilmu kedokteran mulai terkenal, beberapa
dokter pada zaman itu tetap memakai minyak esensial dalam praktek sehari-
hari mereka. Pada zaman aromaterapi modern, aromaterapi digali oleh Robert
Tisserand yang meniulis buku The Art of aromatherapy (Poerwadi, 2006).
Dewasa ini, riset membuktikan aneka penggunaan minyak aroma. Riset
kedokteran pada tahun-tahun belakangan ini mengungkapkan fakta bahwa bau
yang kita cium memiliki dampak penting pada perasaan kita. Menurut hasil
penelitian ilmiah, bau berpengaruh secara langsung terhadap otak seperti obat.
Misalnya, mencium lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa
terhadap kepala bagian belakang dan keadaan ini dikaitkan dengan relaksasi
(Sharma, 2009).
B. Manfaat Terapi Komplementer Aromaterapi
Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011) manfaat aromaterapi antara lain:
1. Mengatasi insomnia dan depresi, meredakan kegelisahan
2. Mengurangi perasaan ketegangan
3. Meningkatakan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa
4. Menjaga kestabilan ataupun keseimbanagan sistem yang terdapat dalam
tubuh menjadi sehat dan menarik
5. Merupakan pengobatan holistik untuk menyeimbangkan semua fungsi
tubuh
C. Dampak Terapi Komplementer Aroma Terapi
1. Relaksasi
Banyak penelitian membuktikan bahwa minyak esensial yang dipakai
dalam aromaterapi, seperti minyak bunga lavender dan kamomil, dapat
menenangkan Anda ketika dilanda kecemasan atau stres berlebih.
Aroma lavender dipercaya bisa memberikan efek relaksasi serta
mengendalikan sistem saraf simpatis, yaitu sistem saraf yang bertanggung
jawab pada respon stres fight or flight (melawan atau melarikan diri) dan
gejala fisiknya, seperti tangan berkeringat atau jantung yang berdegup
kencang.

2
2. Meningkatkan Kualitas Tidur
Karena minyak aromaterapi membantu orang untuk mengurangi stres,
maka dipercaya bahwa aromaterapi juga turut membantu seseorang untuk
tidur lebih nyenyak. Seseorang dengan insomnia, cemas, atau restless leg
syndrome dan gatal di malam hari yang sering terjadi dapat menggunakan
aromaterapi untuk membantu tidurnya.
Minyak esensial dalam aromaterapi yang digunakan dapat berupa
minyak bunga lavender. Coba nyalakan diffuser kira-kira satu jam sebelum
Anda tidur dengan minyak lavender atau minyak lainnya yang Anda
inginkan.
3. Mengobati Masalah Pernapasan
Beberapa minyak aromaterapi memiliki antiseptik yang dapat
membantu membersihkan udara dari bakteri, kuman, dan jamur.
Organisme-organisme tersebut diketahui dapat mengganggu pernapasan,
seperti sumbatan, batuk, atau bersin.
Tea tree oil atau minyak pohon teh dianggap memiliki kemampuan
antiseptik dan antimikroba sedangkan minyak eukaliptus dianggap dapat
melegakan pernapasan di saat flu.
4. Meredakan Nyeri dan Peradangan
Untuk meredakan nyeri atau pada otot yang tegang, nyeri sendi,
jaringan yang mengalami peradangan, atau sakit kepala, Anda bisa
menggunakan manfaat aromaterapi untuk mengurangi keluhan tersebut.
Minyak aromaterapi yang biasa digunakan adalah jahe, kunyit, dan
jeruk untuk meredakan nyeri sendi. Kemudian untuk sakit kepala Anda
bisa menggunakan aroma daun mint, spearmint, dan rosemary.
5. Baik untuk Pencernaan dan Mengurangi Rasa Mual
Minyak aromaterapi seperti jahe, kunyit, anggur, daun mint, lemon,
kamomil, dan eukaliptus dapat membantu mengatasi penyakit asam
lambung, mual, morning sickness (mual saat hamil), atau kram perut saat
PMS.
Menurut Journal of Basic Physiology and Pharmacology tahun 2015,
ditemukan bahwa minyak esensial kunyit dan jahe banyak digunakan di

3
negara-negara Asia sebagai pengobatan tradisional dan bahan makanan,
karena sifatnya yang melindungi lambung. Kedua minyak ini memiliki
kandungan yang tinggi akan antioksidan, yang dipercaya dapat
mengurangi nekrosis, erosi, dan perdarahan pada dinding lambung yang
secara signifikan menurunkan nyeri perut.

4
BAB II
KONSEP TEORI

A. Definisi
Aromaterapi adalah sebuah istilah yang mengacu pada penggunaan
volatile oil hasil ekstrak dari tanaman sebagai salah satu bentuk terapi. Cara
kerja aromaterapi adalah dengan menstimulus otak (apabila di inhalasi)
sehingga menimbulkan efek emosi tertentu. Biasanya efek yang dicari adalah
menenangkan, menyemangati, merilekskan. Sedangkan kegunaan minyak
atsiri secara topikal memiliki banyak manfaat farmakologis seperti
melancarkan peredaran darah, menghangatkan, anti- inflamasi, anti-
konvulsan, dll.
Aromaterapi didefinisikan dalam dua kata yaitu aroma yang berari wangi-
wangian (fragrance) dan therapy yang berarti perlakuan pengobatan, jadi
secara ilmiah diartikan sebagai wangi-wangan yang yang memiliki pengaruh
terhadap fisiologis manusia. Buchbauer menetapkan definisi universal untuk
aromaterapi, yaitu terapi menggunakan senyawa aromatik atau senyawa yang
mudah menguap (volatile) untuk mengobati, mengurangi atau mencegah suatu
penyakit, infeksi dan kegelisahan dengan cara menghirupnya (Muchtaridi,
2003).
Buckle (2002) mendefinisikan aromaterapi klinis sebagai pemakaian
minyak esensial untuk hasil tertentu yang dapat diukur. Orang Mesir Kuno
menggunakan aromaterapi untuk meredakan nyeri dan pada abad ke-19, daun
rosemary dibakar di rumah sakit untuk pengasapan. Sekarang, ahli
aromaterapi menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan hasil
kesehatan yang positif, termasuk perbaikan alam perasaan, edema, jerawat,
alergi, memar, dan stress.
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari
minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan,
membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga.
Aromaterapi memiliki manfaat yang sangat beragam, mulai dari pertolongan
pertama sampai membangkitkan rasa gembira (Hutasoit, 2002).

5
B. Jenis Aroma Terapi
Ada banyak jenis aromaterapi, yaitu minyak esensial, dupa, lilin, garam,
minyak pijat, dan sabun. Jenis-jenis tanaman juga ada sangat banyak, yaitu
lavender, jasmine, orange, frangipani, sandalwood, peppermint, basil, ginger,
lemon, rosemary, tea tree, dan masih banyak lagi. Modernisasi telah
membawa dua macam aromaterapi, minyak esensial untuk tujuan terapi dan
minyak esensial untuk minyak wangi, kesenangan, rekreasi atau kebersihan.
Minyak atsiri dapat wewangian atau parfum dan masih kurang dalam nilai
terapeutik. Untuk minyak esensial untuk perawatan, ia harus berada dalam
kelas terapeutik aromaterapi. Selain itu, minyak esensial harus diekstrak,
disiapkan dan disimpan dengan baik untuk menjadi terapeutik.
Menurut Online SupportMinyak Terapi (2009) ada beberapa bahan
minyak aromaterapi:
a. Cendana / Sandalwood (Santalum Album)
Termasuk dalam minyak esensial utama. Berasal dari kayu
tanaman cendana. Bekerja lambat tetapi memiliki efek kerja yang
dalam dan lama. Mempunyai efek stimulasi sekaligus efek relaksasi.
Karena efek relaksasinya, minyak sangat baik digunakan untuk
mengatasi rasa cemas, tegang, dan ketakutan. Cendana juga
mempenyai efek penenang dan dapat membantu mengatasi masalah
gangguan tidur. Pada perawatan kulit, minyak ini berfungsi sebagai
pelembut dan penyejuk yang sangat baik digunakan pada kulit kering,
berkerut, berkerak, atau pada kulit meradang karena sinar matahari.
Rasa gatal yang timbul pada kulit juga dapat dihilangkan dengan
minyak cendana.
b. Lemon (Citrus Lemon)
Termasuk minyak esensial sekunder. Berasal dari bagian buah
tanaman, merupakan minyak esensial dengan daya kerja tinggi, mudah
menguap. Menyegarkan badan dan melancarkan sirkulasi tubuh.
Sebagai tonikum yang kaya akan vitamin C, ampuh mengatasi
berbagai macam infeksi dan gangguan pencernaan. Sangat banyak

6
digunakan untuk terapi perawatan kulit. Baik digunakan untuk
influenza dan sakit tenggorokan. Menguatkan sistem kekebalan tubuh.
Membangkitkan nafsu makan. Meringan sakit karena rematik dan
nyeri sendi. Menyegarkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi.
Membantu menghilangkan depresi dan kecemasan.
c. Jasmine (Jasminum Grandiflorum)
Berasal dari bagian bunga. Bermanfaat untuk mengurangi depresi
dan rasa cemas. Menyejukkan, meningkatkan kepekaan, kejernihan
pikiran, ketenangan, menghangatkan emosi, membantu keteraturan
sistem pernafasan dan mengurangi iritasi karena batuk. Bersifat
sebagai afrodisiak dan dapat dipakai untuk perawat kulit kering dan
kulit sensitif.
d. Mawar (Rosa Centifolia)
Berasal dari bagian bunga dan kelopak bunga. Menyeimbangkan
fungsi-fungsi tubuh, membangkitkan semangat, memperbaiki suasana
hati (relaksasi), menenangkan, antidepresan. Bersifat sebagai
antioksidan dan penguat jantung. Dapat dipakai sebagai inhaler pada
penderita asma dan sebagai perawatan pada kulit sensitif, kulit kering,
dan kulit alergi.
e. Green Tea (CamelliaSinensis)
Berasal dari bagian daun, bersifat sebagai antioksidan kuat dan
antiradikal bebas. Menenangkan pikiran. Membangkitkan semangat,
memperbaiki konsentrasi. Dapat dipakai untuk melembutkan dan
melindungi kulit. Membantu menyeimbangkan fungsi sel tubuh,
meningkatkan fungsi liver, membantu menguraikan asam lemak,
menurunkan kadar gula dalam darah, melancarkan sistem pencernaan
dan urin. Menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki sistem peredaran
darah, dapat mengatasi tekanan darah tinggi, membantu mengeluarkan
dahak dan membersihkan paru.
f. Lavender(Lavendula Augustfolia)
Berasal dari bagian bunga dan kelopak bunga, salah satu minyak
terapi yang popular dipakai sebagai antiseptik dan penyembuhan luka.

7
Mempunyai efek relaksasi maupun perangsang, menenangkan
kecemasan dan depresi. Minyak lavender digunakan untuk mengatasi
masalah pencernaan, gangguan menstruasi, sumbatan pada hidung dan
sakit tenggorokan karena influenza. Menghilangkan sakit kepala, nyeri
sendi, dan nyeri lainnya. Mengatasi radang kulit akibat gigitan
serangga, bisul, bercak, ruam, dan luka bakar. Merangsang
pertumbuhan sel untuk regenerasi pada kulit yang luka. Dapat untuk
mengatasi jamur pada kulit.
g. Pine (Pinus Sylvestris)
Berasal dari bagian bunga dan buah. Aromaterapi cemara
bermanfaat untuk mengatasi gangguan paru-paru seperti influenza,
sakit tenggorokan, bronchitis, tuberculosisdan radang paru-paru
(pneumonia). Banyak digunakan sebagai bahan membuat sabun karena
efek aroma dan sifat desinfektan. Merangsang tubuh untuk membentuk
mukosa, sehingga dipakai untuk radang tenggorokan (laryngitis).
Dapat dipakai sebagai antiseptik dan antibakteri. Bermanfaat untuk
membantu perawatan infeksi saluran urin dan ginjal, melancarkan
buang air kecil dan peredaran darah. Dapat digunakan untuk
mempercepat penyembuhan luka di kulit dan iritasi kulit. Aroma
cemara memberikan kesegaran dan membangkitkan semangat. Sangat
berguna untuk mengatasi kelelahan fisik dan mental.
C. Tahapan Aromaterapi

8
Aromaterapi adalah penggunaan minyak essensial dari tanaman untuk
meningkatkan kesehatan, vitalitas tubuh, pikiran serta jiwa dengan cara
inhalasi, mandi rendam, kompres, pemakaian topikal dan pijat. Pemakaian
minyak essensial secara komersial untuk terapi stres dan pencegahan penyakit
sudah dilakukan sejak ratusan tahun (Rho dkk, 2006).
Hasil penelitian yang telah ada memperlihatkan bahwa aromaterapi
dapat mempengaruhi denyut nadi, tekanan darah, kekuatan otot, kesadaran
otak, temperatur tubuh dan sirkulasi darah (Field dkk, 2005).
Aromaterapi tidak berdiri sendiri namun digabungkan dengan praktik
komplementer yang lain. Menurut Davis dkk (2005), pijat aromaterapi dan
musik mampu menurunkan tingkat stres kerja pada perawat di ruang gawat
darurat.
Mekanisme kerja bahan aromaterapi adalah melalui sistem sirkulasi
tubuh dan sistem penciuman.  Organ penciuman merupakan satu-satunya
indera perasa dengan berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung
dengan dunia luar dan merupakan saluran langsung ke otak. Hanya sejumlah 8
molekul sudah dapat memicu impuls elektris pada ujung saraf. Dibutuhkan
kurang lebih sekitar 40 ujung saraf yang harus dirangsang sebelum seseorang
sadar bau apa yang dicium (Deveraux, 2003).
Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap di udara. Apabila
masuk ke rongga hidung melalui penghirupan, akan diterjemahkan oleh otak
sebagai proses penciuman. Proses penciuman terbagi dalam tiga tahap;
dimulai dengan penerimaan molekul bau tersebut oleh olfactory epithelium,
yang merupakan suatu reseptor yang berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya
bau tersebut akan ditransmisikan sebagai suatu pesan ke pusat penciuman
yang terletak pada bagian belakang hidung (Howard dan Hughes, 2007).
Pusat penciuman sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada
tempat ini berbagai sel neuron menginterpretasikan bau tersebut dan
mengantarnya ke sistem limbik yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus
untuk diolah (Deveraux, 2002).

9
Bila minyak esensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan
membawa unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak tersebut ke
puncak hidung. Rambut getar yang terdapat dalamnya, yang berfungsi sebagai
reseptor, akan menghantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya
ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh
tubuh melalui sistem sirkulasi (Howard dan Hughes, 2007).
Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu
aksi dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks,
tenang atau terangsang.  Melalui penghirupan, sebagian molekul akan masuk
ke dalam paru-paru. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada
saluran pernafasan, baik pada bronkus maupun pada cabang halusnya
(bronkioli). Pada saat terjadi pertukaran gas di dalam alveoli, molekul tersebut
akan diangkut oleh sirkulasi darah di dalam paru-paru. Pernafasan yang dalam
akan meningkatkan jumlah bahan aromatik ke dalam tubuh (Deveraux, 2002).
Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak.
Sebagai contoh, bau yang menyenangkan akan menstimulasi talamus untuk
mengeluarkan enkefalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami
dan menghasilkan perasaan tenang (Howard dan Hughes, 2007).
Kelenjar pituitari juga melepaskan agen kimia ke dalam sirkulasi darah
untuk mengatur fungsi kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal. Bau yang
menimbulkan rasa tenang akan merangsang daerah di otak yang disebut raphe
nucleus untuk mengeluarkan sekresi serotonin yang menghantarkan kita untuk
tidur (Howard dan Hughes, 2007).
D. Prinsip Dasar Terapi
Ada tiga prinsip dasar pada tindakan pengobatan atau perawatan alamiah
yaitu prinsip life force, yin dan yang, serta makanan organik.
a. Life force
            Life force merupakan energi atau kekuatan pada tubuh manusia yang
membuat seseorang akan tetap berada pada kondisi yang konstan dan harmonis.
Bangsa Cina menyebut energi ini chi dan bangsa India menyebutnya prana, yang
merupakan inti dari seluruh kehidupan makhluk hidup, baik manusia maupun

10
tumbuhan sehingga setiap makhluk hidup mempunyai karakteristik masing-
masing.
b. Yin dan Yang
Kedua kata ini mencerminkan kekuatan positif dan negatif. Gangguan
kesehatan manusia terjadi karena gangguan keseimbangan yin yang dalam
tubuhnya dan alam sekitarnya.
c. Makanan Organik
Kepentingan makanan organik terhadap kesehatan telah mulai disadari
oleh sejumlah masyarakat. Menjadi seorang vegetarian bukan sekadar tidak
makan daging atau ikan saja, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana cara
mengolah dan dari mana sumber tanaman tersebut diperoleh.
Banyak penelitian telah menemukan bahwa rangsangan penciuman
menghasilkan perubahan drastis dalam parameter fisiologis seperti tekanan
darah (BP), ketegangan otot, dilatasi pupil, intensitas berkedip, suhu kulit,
aliran darah kulit, aktivitas electrodermal, denyut nadi, dan kegiatan otak.
Menurut Dra. Koensoemardiyah Apt, SU, ahli terapiaroma di Fakultas
Farmasi UGM, senyawa pada minyak atsiri itu masuk ke dalam tubuh dan
mempengaruhi sistem limbik alias pengatur emosi. Molekul- molekul senyawa
atsiri sangat halus dan berukuran kecil atau nano partikel. Ketika aroma minyak
atsiri tercium oleh hidung, molekul itu akan berikatan dengan reseptor-
reseptor penangkap aroma yang terdapat dalam hidung. Selanjutnya reseptor
itu aakan mengirim sinyal-sinyal kimiawi melalui jalur syaraf ke sistem
limbik di otak. Sistem itulah yang mengatur keadaan emosi seseorang.
Dengan membangkitkan semangat, tubuh terdorong untuk menyembuhkan diri
sendiri.
Menurut (Chu & Downes, 2000) bau merupakan stimulan ingatan yang
sangat kuat, yang secara spontan memberikan tanda emosi dan data
autobiographical. Karena keunikan dari system penciuman dengan kontak
langsungnya dengan system limbic dan emosi kita. Annett (1996)
mengemukakan stimulus adalah proses pada level bawah sadar nonverbal
yang menghubungkan masa lalu dan masa sekarang dalam cara yang sangat
berbeda dari indra lainya.

11
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup,
senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan Jangsung
merangsang pada sistem ol/aclory. kemudian sistem ini akan menstimulasi
syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks serebral (Buckle,
1999). Senyawa-senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri
suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas
lokomotor (Buchbauer, 1991).
Mekanisme kerja bahan aromaterapi adalah melalui sirkulasi tubuh
dan sistem penciuman. Organ penciuman merupakan satu-satunya indera
perasa dengan berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia
luar dan merupakan saluran langsung ke otak. Hanya sejumlah 8 molekul
sudah dapat memicu impuls elektrik pada ujung saraf.
Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap langsung ke udara.
Apabila masuk ke rongga hidung melalui pernafasan, akan diterjemahkan oleh
otak sebagi proses penicuman. Proses penciuman terbagi menjadi:
- Penerimaan molekul bau tersebut oleh saraf olfactory epithelium,
yang merupakan suatu reseptor yang berisi 20 juta ujung saraf.
- Ditransmisikannya bau tersebut sebagai pesan ke pusat penciuman
yang terletak di bagian belakang hidung. Sel neuron menginterpretasi
bau tersebut dan mengantarkannya ke sistem limbik yang
kemudian akan dikirim ke hypothalamus untuk diolah. Bila
minyak essensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan
membawa unsure aromatic yang terdapat dalam kandungan minyak
tersebut ke puncak hidung.
Rambut getar yang terdapat didalam akan berfungsi sebagai reseptor.
Mengantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat
seseorang yang selanjutnya akan mengntarkan pesan balik ke seluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan
dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia
berupa perasaan senang, rilkes, tenang atau terangsang.
E. Penerapan Terapi Komplementer menggunakan Aromaterapi
Terapi aroma dapat digunakan melalui berbagai cara yaitu melalui:

12
a. Inhalasi
Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkandalam
penggunaan metode terapi aroma yang paling simpeldan cepat. Inhalasi juga
merupakan metode yang paling tuadalam penggunaan aromaterapi.
Aromaterapi masuk dari luartubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap
dengan mudah melewati paru-paru di alirkan ke pembuluh darah
melaluialveoli (Buckle, 2003).Hidung mempunyai dua fungsi yang jelas
yaitu sebagaipenghangat dan penyaring udara yang masuk,
dimanamerupakan salah satu bagian dari sistem olfactory. Inhalasisama
dengan penciuman, dimana dapat dengan mudah merangsang olfactory
setiap kali bernafas dan tidak akanmenggangu pernafasan normal apabila
mencium bau yangberbeda dari minyak esensial (Alexander, 2001).
Bagaimanapun aroma dapat memberikan efek yang cepat dan kadang
hanya dengan memikirkan baunya dapat memberikan bau yang nyata. Bau
cepat memberikan efek terhadap fisik dan psikologis (Buckle, 2003).
Cara inhalasi biasanya diperuntukkan untuk seorang klien, yaitu dengan
menggunakan cara inhalasi langsung, tetapi cara inhalasi dapat juga
digunakan secara bersamaanmisalnya dalam satu ruangan. Metode tersebut
disebut inhalasi tidak langsung.
Adapun cara penggunaan aromaterapi secara langsung menurut Buckle
(2003) adalah sebagai berikut:
1) Tissue atau Gulungan Gabus Ambil 1 – 5 tetes minyak esensial, teteskan
pada tissue atau kapas, kemudian hirup 5 – 10 menit. Dapat juga tissue atau
kapas tersebut diletakkan dibawah bantal.
2) Steam Tambahkan 1 – 5 tetes minyak esensial dalam alat steam atau
penguapan yang telah diisi air. Letakkan alat tersebut disamping atau
sejajar kepala pasien. Anjurkan pasien untuk menghirup selama 10 menit.
Anjurkan pasien untuk menutup mata dan melepaskan kontak lensa atau
kacamata selama inhalasi, karena dapat menyebabkan pedih.
Adapun beberapa cara inhalasi tidak langsung, antara lain:
1) Pengharum atau penyegar ruangan Tambahkan 1- 5 tetes minyak esensial
ke dalam alat pemanas yang telah berisi air, kemudian letakkan di tempat

13
yang aman atau sudut ruangan. Sangat bagus apabila ditambahkan air
conditioner (AC) dalam ruangan tersebut.
2) Terapi aroma yang digunakan melalui inhalasi caranya adalah minyak
aromaterapi ditempatkan di atas peralatan listrik, dimana peralatan listrik
ini sebagai alat penguap. Peralatan listrik harus dicek oleh petugas sebelum
digunakan demi keamanan pasien. Kemudian dilakukan penambahan 2 - 5
tetes minyak aromaterapi dalam vaporiser dengan 20 mL air untuk dapat
menghasilkan uap air. Minyak yang umum digunakan adalah peppermint
untuk mual, lavender untuk relaksasi, rose baik digunakan dalam suasana
sedih, floral citrus dapat memberikan kesegaran (Departement of Health,
2007).
b. Pijat
Teknik pijat adalah yang paling umum. Melalui pemijatan, daya
penyembuhan yang terkandung oleh minyak esensial bisa menembus
melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh, mempengaruhi jaringan internal
dan organ-organ tubuh. Karena minyak esensial sangat berbahaya bila
diaplikasikan langsung ke kulit dalam bentuk minyak yang murni. Minyak
esensial baru bisa digunakan setelah dilarutkan dengan minyak dasar
seperti, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak tertentu lainnya
(Departement of Health, 2007).
Terapi aroma apabila digunakan melalui pijat dilakukan dengan
langsung mengoleskan minyak terapi aroma yang telah dipilih di atas
kulit. Sebelum menggunakan minyak tersebut perlu diperhatikan adanya
kontraindikasi maupun adanya riwayat alergi yang dimiliki. Minyak
lavender terkenal sebagai minyak pijat yang dapat memberikan relaksasi.
Pijat kaki atau merendam kaki dalam panci dengan air sudah diberi efek
meredakan (Departement of Health, 2007).
Terapi aroma yang digunakan dengan cara pijat, merupakan cara
yang sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh,
memperbaiki sirkulasi darah dan merangsang tubuh untuk mengeluarkan
racun serta meningkatkan kesehatan pikiran. Dalam penggunaannya

14
dibutuhkan 2 tetes essensial oil ditambah 1 mL minyak pijat (Hutasoid,
2002).
c. Kompres
Penggunaan terapi aroma melalui kompres hanya sedikit
membutuhkan minyak aromaterapi. Kompres hangat dengan minyak terapi
aroma dapat digunakan untuk menurunkan nyeripunggung dan nyeri perut.
Kompres dingin yang mengandung minyak lavender digunakan pada
bagian perineum saat kala II persalinan (Departement of Health, 2007).
d. Berendam
Cara lain dalam menggunakan aromaterapi adalah dengan
menambahkan tetesan minyak esensial ke dalam air hangat yang
digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak esensial akan
membuai perasaan dan membuat pasien rileks, melarutkan pegal-pegal dan
nyeri, juga memberi efek yang merangsang dan mengembalikan energi.
Pasien akan memperoleh menfaat tambahan dari menghirup uap harum.
Minyak esensial aromaterapi yang menguap dari air panas (Hadibroto &
Alam, 2001).
Berendam dengan menggunakan aromaterapi dapat mengendurkan
otot yang tegang setelah bekerja seharian, berendam pada air hangat
merupakan saat yang menyenangkan. Untuk berendam membutuhkan
sekitar 5-8 tetes dari jenis essensial oil yang telah dipilih (Hutasoid, 2002).
F. Literatur Review Penerapan Terapi Komplementer Aromaterapi
1. Jurnal Ke-1
Periode Lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan
seseorang, dimana telah terjadi kemunduran fisik dan psikologis secara
bertahap. Kemunduran fisik maupun psikologis yang dialami lansia
akibat proses menua (aging proses) mengakibatkan terganggunya
pemenuhan kebutuhan dasar salah satunya adalah kebutuhan istirahat
dan tidur. Penyebab tidak adekuatnya kebutuhan tidur adalah
insomnia, dimana insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang
sering dialami oleh lansia. Insomnia merupakan ketidak mampuan
untuk tidur walaupun ada keinginan untuk melakukannya. Upaya yang

15
biasa dilakukan dalam menangani masalah ini adalah pemberian obat
tidur, dimana pemberian obat tidur dalam jangka waktu yang lama
dapat menimbulkan efek samping yang dapat membahayakan
pemakainya sendiri. Salah satu terapi yang dapat mengatasi tingkat
insomnia adalah aromateapi. Aromaterapi merupakan terapi yang
menggunakan minyak esensial (essensial oil) atau sari minyak murni
untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan,
membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan
jiwa dan merangsang proses penyembuhan. Salah satu aromaterapi
yang digunakan adalah metode inhalasi cendana atau yang dikenal
dengan inhalasi aromaterapi cendana. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Terapi Inhalasi Aromaterapi Cendana Terhadap
Perubahan Tingkat Insomnia Pada Lansia Di Dusun Lenangguar
Wilayah Kerja Puskesmas Lenangguar Kec. Lenangguar
Kab.Sumbawa Besar.
Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal ini ada pengaruh tingkat
insomnia sebelum inhalasi aromaterapi cendana dengan sesudah
inhalasi aromaterapi cendana pada lansia di Dusun Lenangguar.
(Engel, 2014)
2. Jurnal Ke-2
Nyeri perineum dapat memengaruhi kemampuan wanita untuk
mobilisasi sehingga dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan
post partum. Trauma pada perineum juga menimbulkan rasa tidak
nyaman dan nyeri saat melakukan hubungan seksual. Karena itu,
penanganan nyeri perineum ini penting dilakukan. Saat ini penanganan
yang sering digunakan yaitu terapi komplementer aromaterapi dengan
minyak essensial lavender, karena lavender mempunyai sifat
antikonvulsan, antidepresi, anxiolytic, dan menenangkan. Aromaterapi
akan menstimulasi hipotalamus untuk mengeluarkan mediator kimia
yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan menimbulkan
perasaan bahagia. . Data wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan ada
penurunan nyeri sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender

16
secara inhalasi (Z=-3,77) dengan p-value 0,001. Aromaterapi lavender
dapat menjadi alternative terapi komplementer untuk menurunkan
nyeri pada ibu post partum akan tetapi diperlukan penelitian lebih
lanjut dengan responden yang lebih banyak. (Widayani, 2017)
3. Jurnal Ke-3
Osteoartritis merupakan kelainan sendi progresif ditandai dengan
rasa nyeri yang mengakibatkan penurunan kualitas hidup lansia.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kompres hangat
aromaterapi lavender terhadap penurunan skala nyeri pasien rematik
(osteoarthritis) pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan
Aluih Sicincin Tahun 2014. kompres hangat aromaterapi lavender
5,50, sedangkan sesudah pemberian terapi kompres hangat aromaterapi
lavender rata-rata skala nyeri menjadi 2,56. Hasil uji T-test dua sampel
didapatkan p = 0,000 (p < 0,05), berarti hipotesis penelitian diterima
yaitu terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata skala nyeri sebelum
dan sesudah diberikan terapi kompres hangat aromaterapi lavender
terhadap penurunan skala nyeri pasien rematik (osteoarthritis) pada
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun
2014. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh
kompres hangat aromaterapi lavender terhadap penurunan skala nyeri
pasien rematik (osteoarthritis) pada lansia. Bagi keperawatan
hendaknya dapat melakukan pengembangan terapi komplementer
dalam upaya mengurangi nyeri rematik (osteoartritis). (Kunci, 2015)

17
BAB III
STANDARD OPERATIONAL PROSEDUR

A. PENGERTIAN
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat
B. TUJUAN
1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
C. Tahap Persiapan
1. Persiapan Pasien
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan
c. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
d. Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan tindakan
e. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
2. Persiapan Lingkungan
Menutup pintu dan memasang sampiran
3. Persiapan Alat
a. Alat Inhlasi
b. Air panas
c. Gelas 1 buah
d. Tisu
D. Tahap Pelaksanaan
1. Mencuci tangan dan memakai handscoon
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowler
3. Mendekatkan peralatan Inhalasi ke bed pasien
4. Mengisi gelas dengan air poanas dan teteskan 2 tetes aroma terapi ke
dalam gelas yang berisi air panas
5. Menghidupkan dari alat inhalasi
6. setelah sudah 20 menit stop menghirup aroma terapi
7. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
8. Bereskan alat

18
9. Buka handscoon dan mencuci tangan
E. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Dokumentasi prosedur dan hasil observasi

19
BAB IV
PENERAPAN TERAPI KOMPLEMENTER (AROMATERAPI) DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN

Terapi komplementer menggunakan aromaterapi pada makalah ini


diberikan pada pasien dengan gangguan Gangguan Pola Tidur Berhubungan
Dengan ketidakmampuan mengatasi stres yang dialami ditandai dengan susah
tidur, kualitas tidur tidak nyenyak, sulit untuk memulai tidur, sulit untuk
melanjutkan tidur jika sudah terbangun, pada umumnya terapi aroma terapi ini
juga dapat digunakan pada pasien dengan gangguan mental seperti; stress, depresi,
serta gangguan kecemasan (anxiety).
Penerapan terapi komplementer Aromaterapi dalam asuhan keperawatan
diawali dengan pengkajian, penentuan masalah, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Seperti pada asuhan keperawatan pada biasanya.
Pada tahap pengkajian kita sebagai perawat perlu mengkaji tentang
identitas dari pasien pada umumnya, dan tidak lupa pula menanyakan tentang
riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit keluarga, serta riwayat penyakit
yang dideritanya sekarang.
Pada tahap penentuan diagnosis keperawatan, umumnya diagnosis yang
muncul adalah gangguan Gangguan Pola Tidur, stress, depresi dan gangguan
kecemasan (anxiety). Pada tahap intervensi, Intervensi Keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan tugas perawatan yang pertama yaitu mengenalkan
masalah dengan cara mengkaji permasalahan insomnia kepada klien.
Mendiskusikan permasalahan insomnia kepada klien. Selanjutnya
memberitahukan dampak dari insomnia. Menjelaskan pada klien definisi
aromaterapi lavender. Menjelaskan pada klien manfaat aromaterapi lavender, kaji
pola tidur klien, diskusikan pada klien kemungkinan faktor lain yang
menyebabkan gangguan pola tidur, memeriksakan vital sign klien, dan
menganjurkan klien untuk menerapkan aromaterapi lavender sebelum tidur.
Implementasi dari diagnosa Gangguan pola tidur berhubungan dengan
ketidakmampuan mengatasi stres yang dialami ditandai dengan susah tidur, tidur

20
tidak nyenyak, dan wajah tampak tidak segar.Ny Y bisa mengenalkan dengan baik
masalah dari permasalahan insomnia klien. Dapat mengetahui permasalahan
insomnia klien. Selanjutnya klien dapat mengetahui dampak dari insomnia. Klien
dapat memahami defenisi, tujuan dan manfaat dari penerapan aromaterapi
lavender.
Evaluasi dari diagnosa keperawatan ini berdasarkan intervensi yang
dilakukan adanya perubahan dalam kualitas tidur pada pasien yang diberikan
aromaterapi lavender dengan cara inhalasi, aromaterapi lavender ini menggunakan
tungku yang diisi air sebanyak 75 ml dan teteskan minyak essensial 6-7 tetes , lalu
hidupkan lilin dibawah tungku dan hirup uap aromaterapi lavender Selama 15-30
menit aromaterapi lavender yang digunakan mengandung bahan utama dari
ekstrak tanaman lavender, senyawa utamanya adalah linalool (51%) dan linalyl
asetat (35%). Kedua senyawa ini dapat masuk kesistem saraf melalui indra
penciuman, sistem pernafasan dan kulit.

21
DAFTAR PUSTAKA

Agusta, Andria. 2002. Aromaterapi, Cara Sehat Dengan Wewangian Alami.


Jakarta : Penebar Swadaya

Anonim, 2009. Tips Aomaterapi & Relaksasi. www.blanjaspa.com (diakses pada


tanggal 24 Oktober 2016)

Alexander M.(2001). Biodegradation and Bioremediation. Ed ke-2. California:


Academic Pr.

Davis C, Marie C, Kerri H, Mark J, Julie F. 2005. The Effect Of Aromatherapy


Massage with Music on the Strss and Anxiety Levels of Emergency
Nurses. Australasian Emegency Nursing Journal. 8: 43-50

Departement of Health.(2007). Paint management, aromatheraphy sectio B


clinical guidelines King Edward Memorial Hospital Perth Western
Australia.
http//www.kemh.health.wa.gov.au/development/manuals/section/4/8272.p
df (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016)

Deveraux C. 2003. Aromatheraphy: Essential Oil and How to Use Them. United
States: Tutle Publishing, pp: 73-75

Field T, Diego M, Hernandez-reif M, Cisneros W, Feijo L, Vera Y, Gil K, Grina


D, Claire He Q. 2005. Lavender Fragrance cleansing gels effect on
relaxation. International Journal of Neurosciene, 115 (2): 207-222

Howard S, Hughes BM Expectancies.2007.  Not aroma, explain impact of


lavender aromatherapy .New England Journal of Medicine. 5(365):479-
485

Hutasoit, A.S. 2002. Panduan Praktik Pijat Aromaterapi Untuk Pemula. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.

Engel. (2014). 済無 No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a


Media History of Documents, 4(2), 83–88.

22
Kunci, K. (2015). PENGARUH KOMPRES HANGAT AROMATERAPI
LAVENDER TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PASIEN REMATIK
( OSTEOARTRITIS ) PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
SABAI NAN ALUIH SICINCIN Yanti Puspita Sari , 2 Rina STIKes Prima
Nusantara Bukittinggi. 6(36), 102–110.

Widayani, W. (2017). Aromaterapi Lavender dapat Menurunkan Intensitas Nyeri


Perineum pada Ibu Post Partum. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, 4(3),
123. https://doi.org/10.21927/jnki.2016.4(3).123-128

23

Anda mungkin juga menyukai