Disusun Oleh :
Bayu Suryono (1061711023)
Budhy Indriani (1061711024)
Charis Satun Nimah (1061711025)
Christoper W. Roy Y. (1061711026)
Dessilva Rachma Harto P. (1061711027)
Desy Ayu Arisca (1061711028)
Diah Ratih N. (1061711029)
Dian Maidita Yudi Pertiwi (1061711030)
Dian Wahyu Harmiyani (1061711031)
Dimas Alprima Winatra (1061711032)
Dinar Dibayu Nirwana (1061711033)
1
BAB I
PENDAHULUAN
pengobatan sendiri atau swamedikasi biasa disebut dengan obat tanpa resep atau
obat OTC (over the counter). Adapun definisi swamedikasi menurut WHO adalah
pemilihan dan penggunaan obat modern, herbal, mau pun obat tradisional oleh
merupakan bagian dari upaya masyarakat menjaga kesehatannya sendiri. Dari data
World Health Organization, di banyak negara sampai 80% orang yang sakit
dengan obat modern sebagai tindakan pertama bila sakit (Depkes RI, 1995).
berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai
dengan penyakitnya dan apotekerlah yang bisa berperan disini. Apoteker bisa
2
dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Pada praktek
Nyeri haid merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada wanita. Nyeri
haid dapat dibagi menjadi 2 yaitu nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder.
Nyeri haid primer didefinisikan sebagai nyeri kram yang berulang, dan terjadi saat
menstruasi tanpa ada kelainan patologik pada pelvis. Nyeri haid sekunder
merupakan nyeri saat haid yang didasari oleh adanya kelainan patologik pada
pelvis (Dawood, 2006). Nyeri haid primer biasanya mulai saat usia remaja, saat
dimana siklus ovulasi mulai teratur. Penyebab nyeri haid primer sampai saat ini
Gejala dari nyeri haid primer berupa rasa nyeri di perut bagian bawah,
diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur
hilang setelah darah haid keluar (Dawood, 2006). Penanganan awal pada
rasa nyeri dan sebesar 80% penderita mengalami penurunan rasa nyeri haid
3
setelah minum obat penghambat prostaglandin (Speroff, 2005). Obat-obatan anti
dan aspirin banyak digunakan sebagai terapi awal untuk nyeri haid (Dawood,
2006).
Meskipun keluhan nyeri haid umum terjadi pada wanita, sebagian besar
wanita yang mengalami nyeri haid jarang pergi ke dokter, mereka mengobati
nyeri tersebut dengan obat-obat bebas tanpa resep dokter. Telah diteliti bahwa
sebesar 30-70% remaja wanita mengobati nyeri haidnya dengan obat anti nyeri
4
BAB II
ISI
2.1 MENSTRUASI
2.1.1 Definisi
Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang
tergantung pada berbagai faktor seperti : kesehatan wanita, status nutrisi, dan
yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya darah
menstruasi adalah lima hari (dengan rentang tiga sampai enam hari) dan jumlah
5
2.1.2 Fisiologi Menstruasi
pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga
tetap datang hanya jangka waktunya lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3
hari. Siklus haid atau menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi
setiap 21-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 3-6 hari. Namun ada sebagian
perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid
yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali
mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (Premenstruasi
syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi. Gangguan ini
jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur
Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua
tahun pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah
mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun
haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak
6
terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan
pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / faseluteal. Fase sekresi selalu
Pada setiap siklus haid, FSH (follicle stimulating hormone) dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat
menjadi folikel de graff yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi
hormon gonadotropin (FSH dan LH) adalah dibawah pengaruh releasing hormone
Dipengaruhi pula oleh pengaruh dari luar seperti cahaya, bau bauan melalui
7
yang menyebabkan endometrium berproliferasi. Proses ini disebut masa
mendekati permukaan ovarium dan kemudian terjadilah ovulasi. Pada ovulasi ini
kadang terdapat sedikit perdarahan yang akan merangsang rasa sakit yang sering
endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan hyperemia yang diikuti oleh
spasme dan iskemia. Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan
(Wiknjosastro, 2008).
8
dan luteinizing hormon (LH). FSH penting untuk merangsang pertumbuhan
folikel ovarium dan LH adalah penting dalam produksi steroid untuk ovulasi. FSH
merupakan cara umpan balik negatif untuk menghentikan sekresi FSH dan LH.
Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus
melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan
oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam
perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita. Hari dimulainya
biasanya terjadi dari hari 1 sampai 5 dari siklus menstruasi, Walaupun mungkin
9
Adapun rangkaian dari terjadinya menstruasi adalah sebagai berikut :
a. Siklus Endometrium
1. Fase Menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai
pendarahan dan la pisan yang masih utuh hanya stratum basale. Darah haid
mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis
atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis,
dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Rata-rata fase ini
berlangsung selama lima hari (3-6 hari ). Pada awal fase menstruasi kadar
terendah selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) mulai
meningkat.
2. Fase Proliferasi
ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase
proliferasi berlangsung sejak sekitar hari kelima ovulasi, misalnya hari ke-10
siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan
endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau
menjelang perdarahan berhenti. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8-10 kali lipat (+
3,5 mm), yang berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi
10
Fase proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu :
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari
Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk
transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi.
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti
3. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum
4. Fase iskemi/Premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari
setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum
estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai
11
b. Siklus hipotalamus-hipofisis
progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini
puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi
fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh
karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi
(Bobak, 2004).
c. Siklus ovarium
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan
terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini
folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang
terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium
progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan
12
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak
2. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan
tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan
hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika
13
14
15
Gambar 1. Skema siklus menstruasi ; hipofisis-hipotalamus, ovarium dan endometrium
(Bobak, 2004)
16
2.1.5 Faktor-Faktor Siklus Menstruasi
Beberapa faktor yang memegang peranan dalam siklus menstruasi antara lain:
1.Faktor Hormonal
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang
langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang
dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur, merangsang terjadinya
ovulasi, pembentukan korpus luteum, serta sintesis steroid seks. Folikel yang
melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel
lutein dan disebut korpus luteum (Syahrum et. al., 1994 dan Greenspan et. al.,
1998).
FSH dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini
pubertas. FSH mengembangkan folikel primer yang mengandung oosit primer dan
17
3) Prolaktin Releasing Hormon (PRH)
Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua serta
berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteum (Syahrum et. al., 1994).
b. Steroid ovarium
steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat
1) Estrogen
proliferasi, yaitu lapisan endometrium berkembang dan menjadi lebih tebal. Hal
ini diikuti dengan lebih banyak kelenjar-kelenjar, pembuluh darah arteri maupun
vena. Hormon estrogen dihasilkan oleh teka interna folikel. Estradiol (E2)
merupakan produk yang paling penting yang disekresi oleh ovarium karena
memiliki potensi biologik dan efek fisiologik yang beragam terhadap jaringan
serum akan mencapai kadar terendah selama beberapa hari dan terjadi
peningkatan kedua kadar estradiol plasma yang akan mencapai puncaknya pada
18
pertengahan fase luteal, yang akan mencerminkan sekresi estrogen oleh korpus
plasma pada fase pra-evolusi dan pertengahan fase luteal dari siklus (Syahrum et.
2) Progesteron
Kadar progesteron adalah rendah selama fase folikuler, kurang dari 1 ng/ml
(3,8 nmol/l) dan kadar progesteron akan mencapai puncak yaitu antara 10-20 mg/
ml (32-64 nmol) pada pertengahan fase luteal. Selama fase luteal, hampir semua
bahwa ovulasi telah terjadi. Perkembangan uterus yang sudah dipengaruhi hormon
Kelenjar mensekresi zat yang berguna untuk makanan dan proteksi terhadap
embrio yang akan berimplantasi. Pembuluh darah akan menjadi lebih panjang dan
3) Androgen
ovarium dan adrenal, sebagai pembakal estrogen. Androgen pada wanita dapat
gangguan yang berarti. Fase folikuler dan fase luteal kadar rata-rata testosteron
19
plasma berkisar antara 0,2 ng/mg-0,4ng/mg (0,69-1,39 nmol/l) dan sedikit
2.Faktor Enzim
berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-
ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan
3. Faktor Vaskuler
nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun
20
4. Status Gizi
ovarium sedikit. Bila wanita mengalami gizi baik, maka sebaliknya bisa
5. Kondisi Fisik
terganggu. Karena kelelahan fisik juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab
6. Usia
tahun dan masa menopause yaitu sekitar 45 tahun ke atas (Wiknjosatro, 2008).
7. Penyakit Ginekologi
kemaluan (labia mayora dan labia minora menyatu), hymen imperforate (selaput
dara tidak berlubang), tidak terbentuk vagina, septum vagina dan kelainan
21
lainnya. Sehingga seorang gadis terdiagnosa amenore primer (Wiknjosastro,
2008).
9. Gangguan Psikologi
mentruasinya banyak saat mengalami stress tetapi ada yang sebaliknya atau
Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada masa remaja.
Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang signifikan pada pasien
maupun keluarganya. Faktor fisik dan psikologis berperan pada masalah ini
(Chandran, 2008).
sebagai berikut :
2) Hipomenorea
1) Polimenorea
2) Oligomenorea
3) Amenorea
22
c. Gangguan pendarahan di luar siklus haid :
1) Menometroragia
1) Dismenorea
2) Sindroma prahaid
2.2. DISMENORE
2.2.1. Pengertian
Dismenore adalah nyeri kram atau tegang di daerah perut, mulai terjadi pada
24 jam sebelum terjadinya pendarahan menstruasi dan dapat bertahan 24-36 jam.
Kram tersebut terutama dirasakan di daerah perut bagian bawah dan dapat
saat ini. Dahulu disebutkan faktor keturunan, psikis, dan lingkungan dapat
zat kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin. Dimana telah dibuktikan
uterus. Para ahli berpendapat, bila pada keadaan tertentu, dimana kadar
23
yang berlebih dapat menimbulkan gejala nyeri kepala, pusing, rasa panas, dan
dingin pada muka, diare serta mual yang mengiringi nyeri pada waktu haid.
a. Menarche dini
Menarche pada usia lebih awal yaitu sebelum umur 12 tahun menyebabkan
alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami
Perempuan yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan saraf
Lama menstruasi lebih dari normal yaitu lebih dari 7 hari dapat menimbulkan
adanya kontraksi uterus yang terjadi lebih lama mengakibatkan uterus lebih sering
uterus yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan
terjadi dismenore.
d. Umur
Perempuan semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi maka leher rahim
bertambah lebar, sehingga pada usia tua kejadian dismenore jarang ditemukan.
24
e. Mengkonsumsi alkohol
Alkohol merupakan racun bagi tubuh kita, dan hati bertanggung jawab
terhadap penghancur estrogen untuk disekresi oleh tubuh. Fungsi hati terganggu
karena adanya konsumsi alkohol yang terus menerus, maka estrogen tidak bisa
disekresi dari tubuh, akibatnya estrogen dalam tubuh meningkat dan dapat
menstruasi dan kurangnya olah raga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah
dan oksigen menurun. Dampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi
g. Stres
2.2.3. Klasifikasi
dua yaitu :
a. Dismenore Primer
akibat adanya prostaglandin yang diproduksi oleh endometrium pada fase sekresi.
Dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar usia 2-3 tahun setelah
25
menarche dan mencapai maksimal antara usia 15-25 tahun. Akan tetapi,
dismenore primer juga mengenai sekitar 50-70% wanita yang masih menstruasi.
Molekul yang berperan pada dismenore adalah prostaglandin F2, yang selalu
jam pertama. Hal ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas keluhan
nyeri haid. Nyeri dismenore primer mirip seperti kejang spasmodik, yang
dirasakan pada perut bagian bawah (area suprapubik) dan dapat menjalar ke paha
dan pinggang bawah dapat juga disertai dengan keluhan mual, muntah, nyeri
kepala, rasa lelah, atau diare sering menyertai dismenore yang diduga karena
b. Dismenore Sekunder
kelainan anatomis genitalis. Dismenore sekunder terjadi pada wanita berusia 30-
45 tahun dan jarang sekali terjadi sebelum usia 25 tahun. Nyeri dismenore
sekunder dimulai 2 hari atau lebih sebelum menstruasi, dan nyerinya semakin
hebat serta mencapai puncak pada akhir menstruasi yang bisa berlangsung selama
2 hari atau lebih. Secara umum, nyeri datang ketika terjadi proses yang mengubah
tekanan di dalam atau di sekitar pelvis, perubahan atau terbatasnya aliran darah,
atau karena iritasi peritoneum pelvis. Proses ini berkombinasi dengan fisiologi
26
normal dari menstruasi sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Ketika gejala
ini terjadi pada saat menstruasi, proses ini menjadi sumber rasa nyeri. Penyebab
syndrome.
2.2.4. Patofisiologi
Dismenore terjadi pada saat fase pramenstruasi (sekresi). Pada fase ini terjadi
prolaktin dapat meningkatkan kontraksi uterus. Hormon yang juga terlibat dalam
yang menstimulasi hormon oksitosin. Dan hormon oksitosin ini juga mempunyai
con-panggul gestion sindrom, polip rahim atau leher rahim, fibroid rahim, genital
27
2.2.5. Gejala
c. Terkadang nyerinya hilang setelah satu atau dua hari, namun ada juga wanita
yang masih merasakan nyeri perut meskipun sudah dua hari haid.
d. Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian
e. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul
a. Dismenore ringan
Dismenore ringan adalah rasa nyeri yang dirasakan waktu menstruasi yang
berlangsung sesaat, dapat hilang tanpa pengobatan, sembuh hanya dengan cukup
istirahat sejenak, tidak mengganggu aktivitas harian, rasa nyeri tidak menyebar
b. Dismenore sedang
saat menstruasi yang bisa berlangsung 1-2 hari, menyebar di bagian perut bawah,
memerlukan istirahat dan memerlukan obat penangkal nyeri, dan hilang setelah
28
mengkonsumsi obat anti nyeri, kadang-kadang mengganggu aktivitas hidup
sehari-hari.
c. Dismenore berat
Dismenore berat adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah pada saat
menstruasi dan menyebar ke pinggang atau bagian tubuh lain juga disertai pusing,
sakit kepala bahkan muntah dan diare. Dismenore berat memerlukan istirahat
sedemikian lama yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau
2.2.7. Penatalaksanaan
kontrasepsi, tingkat aktivitas seksual pasien, potensi efek samping, dan biaya.
29
Terapi Farmakologis
adalah pengobatan pilihan awal. Yang paling umum digunakan adalah naproxen
konsumsi makanan atau susu untuk meminimalkan efek ini. Telah disarankan
bahwa pemuatan dosis (dua kali dosis tunggal biasa) dari NSAID dapat
digunakan, diikuti dengan dosis biasanya dianjurkan sampai gejala hilang. Sebuah
rekomendasi alternatif adalah untuk menggunakan NSAID pada awal mens atau
30
yang mempunyai kontraindikasi pada penggunaan NSAID, agen hormonal harus
dipertimbangkan.
menyebabkan nyeri panggul. Pada Sebuah percobaan, 2 sampai 3 bulan dari dosis
signifikan dalam dismenorea ringan, sedang ,dan berat akan dicatat dengan
penggunaan kontrasepsi oral. Agen ini memiliki manfaat lain, seperti pencegahan
memilih itu seperti yang akan digunakan untuk memilih kontrasepsi (biaya,
31
kepatuhan masalah, efek samping). Jika kontrasepsi tidak diinginkan, maka
NSAID dijadwalkan dosis mulai 1 hari sebelum mens. Jika NSAID kontraindikasi
atau pasien memiliki riwayat gangguan saluran cerna yang akan menghalangi
NSAID adalah terapi awal yang sering digunakan untuk dismenore. NSAID
prostaglandin dan menekan jumlah darah haid yang keluar. Seperti diketahui
berbeda, yaitu COX-1 dan COX-2. Sebagian besar NSAID bekerja menghambat
COX-2.
serta kram uterus. Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi sangat efektif untuk
mengatasi dismenore dan sekaligus akan membuat siklus haid menjadi teratur.
progesteron asetat (MPA) 5 mg atau didrogesteron 2x10 mg mulai haid hari ke-5
sampai 25. Bila penggunaan obat tersebut gagal mengatasi nyeri haid sebaiknya
32
Terapi Nonfarmakologis
Aplikasi panas topikal melalui patch perut untuk 12 jam berturut-turut/ hari telah
terbukti sama efektifnya dengan 400 mg ibuprofen dosis tiga kali sehari. Karena
topikal panas, olahraga, dan perubahan pola makan tidak memberikan efek
2.3 KASUS
Nn. Ratih 23 tahun datang ke apotek mengatakan saat ini sedang mestruasi
hari kedua dan merasakan nyeri hebat pada perut bagian bawah sehingga
bagian bawah tetapi tidak menganggu aktifitasnya dan akan mereda apabila
1. Subjektif
Umur : 23 tahun
33
Keluhan : Rasa nyeri hebat pada perut bagian bawah sehingga
mengganggu aktivitas.
2. OBJEKTIF
-
3. ASSESMENT
dilihat dari gejala dismenore yang mirip seperti keluhan yang dirasakannya
yaitu nyeri hebat ketika haid sampai tidak mampu melakukan aktivitas.
Pasien memiliki riwayat nyeri serupa yang timbul pada setiap siklus haid.
4. PLANNING
nafas dalam).
- Memperbanyak istirahat.
b. Terapi Farmakologi
34
5. KIE
sehari satu tablet saat perut dan panggul terasa nyeri. Diminum setelah
makan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Gynecology
Elsevier
Erlangga
Hendrik, H. 2006. Problema Haid (Tinjauan Syariat Islam dan Medis). Solo: Tiga
Serangkai
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Sarwono
36
Speroff. 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Sarwono Prawirohardjo.
37