Oleh :
Kelompok 2
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Obat diuretik dan
anti hipertensi”.
Bersama ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Dr. H. Mustofa Haris, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Yayasan STIKES Ngudia
Husada Madura.
2. Lely Vida Apriyanti, selaku Ketua Prodi D IV Kebidanan STIKES Ngudia
Husada Madura.
3. Bapak M. Shofwan Haris, S.Farm., Apt., MAP dan Ibu Riyadatus Solihah,
S.Farm., Apt., M.Si.s selaku dosen mata kuliah Farmakologi.
4. Teman-teman yang sudah membantu penulisan makalah ini
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna tetapi kami berharap
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi profesi kebidanan.
Penulis,
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun penulis membuat makalah ini agar para bidan mengetahui
penggunaan obat diuetik dan anti hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui Pengertian dari obat diuretik dan anti hipertensi
b. Mengetahui macam – macam obat diuretik dan anti hipertensi
c. Mengetahui cara kerja obat dan khasiat obat diuretik dan
antihipertensi
d. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi obat diuretik dan anti
hipertensi
e. Mengetahui dosis obat diuretik dan anti hipertensi yang digunakan
f. Mengetahui efek samping dan cara mengatasinya
g. Mengetahui penggunaan obat diuretik dan anti hipertensi pada ibu
hamil dan menyusui.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.7 penggunaan obat diuretik dan anti hipertensi pada ibu hamil dan menyusui
1. Penggunaan pada ibu hamil
Dapat menembus placenta dan terbukti ditemukan pada darah tali pusat, jadi tidak
di anjurkan di konsumsi pada ibu hamil.
2. Penggunaan pada ibu menyusui
Dapat di ekresikan ke air susu ibu, sehingga penggunaan pada ibu menyususi tidak
di anjurkan, jika dihadapkan dengan yang sulit, keputusan harus di ambil untuk
megutamakan hal yang lebih penting. Yaitu , hentikan pemberian asi.
2.2 Obat Anti Hipertensi
2.2.1 Pengertian
Obat ant hipertensi adalah kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan
tekanan darah akibat hipertensi. Hipertensi yang tidak ditangani dengan benar dapat
menyebabkan komplikasi, mulai dari stroke, serangan jantung, gagal jantung, hingga
gagal ginjal.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah
sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari
90 mmHg ( Priyanto, 2010 ).
b. HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium
sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer
menurun.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam
jaringan ginjal.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,
cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,
hipertensi pada kehamilan.
Dosis : Dewasa 25 – 50 mg/hr
Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/12 – 24 jam
4. Kalsium Antagonis
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi.
Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi perifer.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Kalsium
Antagonis:
a. Diltiazem (kalsium antagonis)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja
kalsium melalui slow cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler
perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan
saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan
bersama beta bloker. Efek terhadap konduksi jantung
dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin.
Simotidin meningkatkan efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan
5. ACE inhibitor
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat
enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah baik secara langsung
menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk
sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan pengeluaran
netrium melalui urine sehingga volume plasma dan curah jantung
menurun.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori ACE inhibitor
:
a. Kaptopril
Nama paten : Capoten
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya
pelepasan renin dan aldosterone.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita
dengan riwayat angioedema dan wanita menyusui.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi,
dyspepsia, pandangan kabur, myalgia.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Tidak boleh diberikan bersama dengan vasodilator
seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain. Indometasin dan
AINS lainnya menurunkan efek obat ini. Meningkatkan
toksisitas litium.
Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr.
b. Lisinopril
Nama paten : Zestril
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan
sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita
hamil, hipersensivitas.
Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung,
insomnia, pusing.
Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretic. Indomitasin meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi
litium meningkat bila diberikan bersama.
Dosis : awal 10 mg/hr
c. Ramipril
Nama paten : Triatec
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan
sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema,
hipersensivitas. Hati – hati pemberian pada wanita hamil dan
menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut,
bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis
litiumm meningkat.
Dosis : awal 2,5 mg/hr
6. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam
golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang
kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala
dan pusing.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Vasodilator :
a. Hidralazin
Nama paten : Aproseline
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga
resistensi perifer menurun, meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna,
muka merah, kulit kemerahan.
Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama
diazodsid.
Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.
kronik
Dapat Hiperkalemia
Antagonis Hiperkalemia,
Midamor mengoreksi berat dengan
reseptor kekurangan natrium
(amilorid) alkalosis suplemen
aldosteron atau air
metabolik kalsium
Tabel (Simpatolitik)
Golongan Merek Efek tak
indikasi kontraindikasi
Obat dagang diharapkan
Mulut kering,
sedasi
sedang pusat
Tabel (Penghambat Angiotensin)
Merek Efek tak
GolonganObat indikasi kontraindikasi
Dagang diharapkan
Hipertensi Hipotensi,
Kaptopril
ACE inhibitor dengan renin pusing, ruam,
(Capoten)
tinggi, takikardi
Gangguan
menyusui
Tabel (Vasodilatator)
Golongan Efek tak
Merek dagang indikasi kontraindikasi
Obat diharapkan
Retensi cairan,
Hipertensi Penyakit jantung
Hidralazin Apresoline palpitasi, refleks
sedang iskemik
takikardi
Lesi otot
hirsutisme,
Hipotensi berat,
Nitroprusid Nipride Krisis hipertensi
hepatotoksisitas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih(diuresis)
melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnyaYang menstimulasi diuresis
dengan mempengaruhi ginjal secara tidak langsung tidak termasuk dalam defenisi ini,
misalnya, zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin,teofilin),
memperbesar volume darah (dekstran), atau merintangisekresi hormon anti diuretik
ADH.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik
> 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes). Obat
antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol
anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme
normal regulasi TD.
3.2 Saran
Agar kiranya makalah ini digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu,
terutama tentang obat antihipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umm.ac.id/42800/3/jiptummpp-gdl-hawafilman-48664-3-babii.pdf
https://www.alodokter.com/obat-antihipertensi
https://lifepack.id/daftar-golongan-obat-hipertensi-beserta-mekanismenya/
http://mandasweety.blogspot.com/2012/11/tugas-makalah-farmakologi-obat-anti.html?
m=1
https://www.academia.edu/9938967/FARMAKOLOGI_DIURETIK