Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

OBAT DIURETIK DAN ANTI HIPERTENSI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi


Pengampu Bapak M. Shofwan Haris, S.Farm., Apt., MAP
Dan Ibu Riyadatus Solihah, S.Farm., Apt., M.Si.

Oleh :
Kelompok 2

DWI YULIANTI 21153020110


ESSI MEGASARI 21153020112
FARID NURAINI 21153020113
FATIMATUS ZAHROH 21153020114
FATMAWATI 21153020115

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Obat diuretik dan
anti hipertensi”.
Bersama ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Dr. H. Mustofa Haris, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Yayasan STIKES Ngudia
Husada Madura.
2. Lely Vida Apriyanti, selaku Ketua Prodi D IV Kebidanan STIKES Ngudia
Husada Madura.
3. Bapak M. Shofwan Haris, S.Farm., Apt., MAP dan Ibu Riyadatus Solihah,
S.Farm., Apt., M.Si.s selaku dosen mata kuliah Farmakologi.
4. Teman-teman yang sudah membantu penulisan makalah ini
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna tetapi kami berharap
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi profesi kebidanan.

Bangkalan, April 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………….… i


Daftar Isi ……………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………. 1
1.3.1 Tujuan Umum ……………………………………………… 1
1.3.2 Tujuan Khusus ………………………………………………. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………... 3
BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………… 10
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 10
B. Saran …………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diuretik merupakan agen yang mampu meningkatkan volume urin
melalui kerja pada epitel tubulus ginjal (Katzung & Trevor, 2015). Diuretik
digunakan sebagai terapi penyakit hipertensi, gagal jantung kongestif, edema
paru, serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (Shree, 2011). Obat
diuretik banyak digunakan sebagai terapi berbagai macam penyakit. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa diuretik menjadi obat yang 2 paling banyak
diresepkan pada penderita hipertensi yaitu sebesar 49% (Herlina & Muchtaridi,
2018). Diuretik juga merupakan terapi utama untuk mengatasi edema pada
penderita gagal jantung, sindroma nefrotik, dan sirosis hepatik (Qavi et al.,
2015). Efek samping yang sering dilaporkan pada pasien yang menerima terapi
diuretik antara lain adalah hipokalemia sebesar 20-40%, hipomagnesemia 5%-
10%,(Papademetriou, 2006).
Hipertensi merupakan kondisi tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Wells et al., 2000). Hipertensi
disebabkan peningkatan resistensi perifer total karena penyempitan arteri kecil.
Perubahan tekanan darah diatur oleh refleks baroreseptor, sedangkan
pengontrolan tekanan darah, garam, dan cairan diatur oleh jalur renin
angiotensin aldosteron (Thomas, 2003). Hipertensi menyebabkan komplikasi
seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal, diabetes melitus dan infark miokard
yang berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup (Martin, 2008).
Menurut World terus Health Organization (WHO) bahwa jumlah
penderita hipertensi di dunia akan meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk, dari 600 juta tahun 1980 menjadi hampir 1 miliar tahun
2008. Terjadi perbedaan prevalensi hipertensi antara negara ekonomi
berkembang yaitu 40 % dan negara maju yaitu 35% (WHO, 2010). Obat
antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah
tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol
anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal
regulasi TD. EKG. Jakarta 1996.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah pengertian dari obat diuretik dan anti hipertensi ?
b. Apa saja macam – macam obat diuretik dan anti hipertensi ?
c. Bagaimana cara kerja obat dan khasiat obat diuretik dan antihipertensi ?
d. Apa saja indikasi dan kontraindikasi obat diuretik dan anti hipertensi ?
e. Bagaimana dosis obat diuretik dan anti hipertensi yang digunakan ?
f. Apa saja efek samping dan cara mengatasinya ?
g. Bagaimana penggunaan obat diuretik dan anti hipertensi pada ibu hamil
dan menyusui.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun penulis membuat makalah ini agar para bidan mengetahui
penggunaan obat diuetik dan anti hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui Pengertian dari obat diuretik dan anti hipertensi
b. Mengetahui macam – macam obat diuretik dan anti hipertensi
c. Mengetahui cara kerja obat dan khasiat obat diuretik dan
antihipertensi
d. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi obat diuretik dan anti
hipertensi
e. Mengetahui dosis obat diuretik dan anti hipertensi yang digunakan
f. Mengetahui efek samping dan cara mengatasinya
g. Mengetahui penggunaan obat diuretik dan anti hipertensi pada ibu
hamil dan menyusui.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat Diuretik


2.1.1 Pengertian obat diuretic
Adalah obat yang digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air
dari dalam tubuh melalui urine.
2.1.2 macam – macam obat diuretic
1. Diuretic loop
2. Diuretic hemat calium
3. Thiaside diuretic
4. Penghambat karbonat anhidrase
5. Diuretic osmotik
2.1.3 cara kerja dan khasiatnya
Bekerja dengan mencegah garam, termasuk natrium dan klorida, di ginjal.
Kadar garam juga mempengaruhi kadar air yang diserap atau dikeluarkan
oleh ginjal, dengan cara kerja ini, garam dan air akan di buang dari tubuh
melalui pengeluaran urine.
2.1.4 indikasi dan kontraindikasi
1. Indikasi
a. Hipertensi
b. Retensi air berlebih, oedema, atau ascites
c. Gagal jantung kongestif atau sirosis hati
d. Glukoma
e. Peningkatan tekanan darah intracranial ( tekanan di dalam kepala )
2. Kontra indikasi
Gagal ginjal dengan anuria, pre koma dan koma hepatic, defisiensi
elekrolit, hiporolemia, dehidrasi, peningkatan kreatinin darah.
2.1.5 dosis obat
Dosis yang diberikan tergantung pada jenis dan bentuk obat, serta usia dan kondisi
pasien.
Dewasa ; 2,5 mg sekali sehari jika diperlukan.
Dosis dapat ditingkatkan menjadi 5mg perhari setelah 1 minggu
pengobatan

2.1.6 efek samping


a. Pusing
b. Sakit kepala
c. Mulut kering
d. kram perut
e. kram otot
f. Sembelit
g. Telinga berdenging
h. Turunnya tekanan darah
i. Mudah lelah
j. Peningkatan asam urat
Cara mengatasi efek samping dari obat diuretic dengan banyak konsumsi cairan,
tetap rendah garam, istirahat yang cukup, makan dan minum yang teratur.

2.1.7 penggunaan obat diuretik dan anti hipertensi pada ibu hamil dan menyusui
1. Penggunaan pada ibu hamil
Dapat menembus placenta dan terbukti ditemukan pada darah tali pusat, jadi tidak
di anjurkan di konsumsi pada ibu hamil.
2. Penggunaan pada ibu menyusui
Dapat di ekresikan ke air susu ibu, sehingga penggunaan pada ibu menyususi tidak
di anjurkan, jika dihadapkan dengan yang sulit, keputusan harus di ambil untuk
megutamakan hal yang lebih penting. Yaitu , hentikan pemberian asi.
2.2 Obat Anti Hipertensi
2.2.1 Pengertian
Obat ant hipertensi adalah kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan
tekanan darah akibat hipertensi. Hipertensi yang tidak ditangani dengan benar dapat
menyebabkan komplikasi, mulai dari stroke, serangan jantung, gagal jantung, hingga
gagal ginjal.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah
sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari
90 mmHg ( Priyanto, 2010 ).

2.2.2 Klasifikasi Obat Anti Hipertensi


berdasarkan aksinya, obat anti hipertensi diklasifikasikan dalam beberapa
jenis, yaitu :
1. Diuretik
Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk meningkatkan ekskresi
natrium, air klorida, sehingga dapat menurunkan volume darah dan cairan
ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Antagonis
Reseptor Beta :
a. Furosemide
Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix,
uresix.
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen
tubuli ke dalam intersitium pada ascending limb of henle.
Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung
kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek
ototoksit meningkat bila diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh
diberikan bersama asam etakrinat. Toksisitas silisilat meningkat bila
diberikan bersamaan.
Dosis : Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr

b. HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium
sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer
menurun.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam
jaringan ginjal.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,
cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,
hipertensi pada kehamilan.
Dosis : Dewasa 25 – 50 mg/hr
Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/12 – 24 jam

2. Antagonis Reseptor- Beta


Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan
denyut dan curah jantung.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Antagonis
Reseptor Beta :
a. Asebutol (Beta bloker)
Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
Sediaan obat : tablet, kapsul.
Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan
aktivitas renin, menurunka outflow simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma,
kardiomiopati obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.
Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes
mellitus, bradikardia, depresi.
Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi
buruk, lesu
Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi
bersama insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid
dan asam urat bila diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus
AV dan SA meningkat bila diberikan bersama dengan
penghambat kalsium
Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).

b. Atenolol (Beta bloker)


Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin,
internolol.
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai
vasodilatasi perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP,
penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor di
ginjal.
Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung
tersembunyi, bradikardia, syok kardiogenik, anuria, asma,
diabetes.
Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu,
gangguan tidur, kulit kemerahan, impotensi.
Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan
bersama insulin. Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid
dan asam urat. Iskemia perifer berat bila diberi bersama alkaloid
ergot.
Dosis : 2 x 40 – 80 mg/hr

c. Metoprolol (Beta bloker)


Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti
vasodilatasi perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP,
penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1
di ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali
sehari.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat
perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung
dan tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier
plasenta dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris
Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III,
syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi
Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi
buruk, diare
Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya
Dosis : 50 – 100 mg/kg.
d. Propranolol (Beta bloker)
Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan
curah jantung, menghambat pelepasan renin di ginjal,
menghambat tonus simpatetik di pusat vasomotor otak.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali
sehari. Sangat mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing
dengan obat – obat lain yang juga sangat mudah berikatan
dengan protein.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat
perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung
dan tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier
plasenta dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren,
stenosis subaortik hepertrofi, miokard infark, feokromositoma
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia
dan blok jantung tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati
– hati pemberian pada penderita biabetes mellitus, wanita haminl
dan menyusui.
Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah,
bronkospasme, agranulositosis, depresi.
Interaksi obat : hati – hati bila diberikan bersama dengan
reserpine karena menambah berat hipotensi dan kalsium
antagonis karena menimbulkan penekanan kontraktilitas
miokard. Henti jantung dapat terjadi bila diberikan bersama
haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin meningkatkan
kebersihan obat ini. Simetidin menurunkan metabolism
propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.
Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.

3. Antagonis Reseptor - Alfa


Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara normal
berespon terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Kalsium
Antagonis:
a. Klonidin (alfa antagonis)
Nama paten : Catapres, dixarit
Sediaan obat : Tablet, injeksi.
Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adrenergic
di SSP.
Indikasi : hipertensi, migren
Kontraindikasi : wanita hamil, penderita yang tidak patuh.
Efek samping : mulut kering, pusing mual, muntah, konstipasi.
Interaksi obat : meningkatkan efek antihistamin, andidepresan,
antipsikotik, alcohol. Betabloker meningkatkan efek
antihipertensinya.
Dosis : 150 – 300 mg/hr.

4. Kalsium Antagonis
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi.
Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi perifer.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Kalsium
Antagonis:
a. Diltiazem (kalsium antagonis)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja
kalsium melalui slow cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler
perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan
saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan
bersama beta bloker. Efek terhadap konduksi jantung
dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin.
Simotidin meningkatkan efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan

b. Nifedipin (antagonis kalsium)


Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat,
Nifecard, Vasdalat.
Sediaan obat : Tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer,
menurunkan spasme arteri coroner.
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme
coroner, gagal jantung refrakter.
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil
dan menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan
hipotensi berat atau eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis
dalam darah. Meningkatkan waktu protombin bila diberikan
bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya dalam
plasma.
Dosis : 3 x 10 mg/hr
c. Verapamil (Antagonis kalsium)
Nama paten : Isoptil
Sediaan obat : Tablet, injeksi
Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel
otot jantung dan vaskuler sistemik sehingga menyebabkan
relaksasi arteri coroner, dan menurunkan resistensi perifer
sehingga menurunkan penggunaan oksigen.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.
Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik,
fibrilasi, blok jantung tingkat II dan III, hipersensivitas.
Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema,
lesu, dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias
menimbulkan efek negative pada denyut, kondiksi dan
kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar digoksin dalam
darah. Pemberian bersama antihipertensi lain menimbulkan efek
hipotensi berat. Meningkatkan kadar karbamazepin, litium,
siklosporin. Rifampin menurunkan efektivitasnya. Perbaikan
kontraklitas jantung bila diberi bersama flekaind dan penurunan
tekanan darah yang berate bila diberi bersama kuinidin.
Fenobarbital nemingkatkan kebersihan obat ini.
Dosis : 3 x 80 mg/hr

5. ACE inhibitor
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat
enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah baik secara langsung
menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk
sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan pengeluaran
netrium melalui urine sehingga volume plasma dan curah jantung
menurun.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori ACE inhibitor
:
a. Kaptopril
Nama paten : Capoten
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya
pelepasan renin dan aldosterone.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita
dengan riwayat angioedema dan wanita menyusui.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi,
dyspepsia, pandangan kabur, myalgia.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Tidak boleh diberikan bersama dengan vasodilator
seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain. Indometasin dan
AINS lainnya menurunkan efek obat ini. Meningkatkan
toksisitas litium.
Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr.

b. Lisinopril
Nama paten : Zestril
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan
sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita
hamil, hipersensivitas.
Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung,
insomnia, pusing.
Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretic. Indomitasin meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi
litium meningkat bila diberikan bersama.
Dosis : awal 10 mg/hr

c. Ramipril
Nama paten : Triatec
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan
sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema,
hipersensivitas. Hati – hati pemberian pada wanita hamil dan
menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut,
bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis
litiumm meningkat.
Dosis : awal 2,5 mg/hr

6. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam
golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang
kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala
dan pusing.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Vasodilator :
a. Hidralazin
Nama paten : Aproseline
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga
resistensi perifer menurun, meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna,
muka merah, kulit kemerahan.
Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama
diazodsid.
Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.

5 NAMA OBAT ANTI HIPERTENSI YANG BEREDAR DI PASARAN


Tabel (Deuritik)
 Merek
GolonganObat Indikasi Kontraindikasi Efek tak diharapkan
dagang

Tiazid Hydrodiuril Ideal untuk Ibu hamil, Hipokalemia,

hipertensi, anuria Hiperglikemi,Oliguria,

dan edema- anuria, hiperkalsemia

kronik

Loop diuretic Lasik Untuk darurat Kekurangan Dehidrasi,

(furosemid) hipertensi, elektrolit, hipokalemia,


edema, dan hiperglikemi,
anuria
edema paru hipovolemia

Dapat Hiperkalemia
Antagonis Hiperkalemia,
Midamor mengoreksi berat dengan
reseptor kekurangan natrium
(amilorid) alkalosis suplemen
aldosteron atau air
metabolik kalsium

Tabel  (Simpatolitik)
Golongan Merek Efek tak
indikasi kontraindikasi
Obat dagang diharapkan

Mulut kering,

Klonidin Baik untuk Bradikardi,hipotensi,sindrom hipotensi,


α – blocker
(Catapresan) hipertensi simpul sinus bradikardi,

sedasi

Baik untuk Depresi dan

Atenolol hipertensi Diabetes berat, bradikardi, sedasi


β – blocker
(Tenormin) ringan dan gagal jantung, asma susunan saraf

sedang pusat

Tabel  (Penghambat Angiotensin)
  Merek Efek tak
GolonganObat indikasi kontraindikasi
  Dagang diharapkan

Hipertensi Hipotensi,
Kaptopril
ACE inhibitor dengan renin pusing, ruam,
(Capoten)
tinggi, takikardi
Gangguan

fungsiginjal, Vertigo, ruam


Losartan  Hipertensi
ARB anak-anak, kulit, gangguan
(Lozaar) esensial
kehamilan, masa ortostatik

menyusui

Tabel  (Vasodilatator)
Golongan Efek tak
Merek dagang  indikasi kontraindikasi
Obat diharapkan

Retensi cairan,
Hipertensi Penyakit jantung
Hidralazin Apresoline palpitasi, refleks
sedang iskemik
takikardi

Lesi otot

Hipertensi yang Penyakit jantung jantung,


Monoksidil Loniten
belum terkontrol iskemik hidralazin,

hirsutisme,

Hipotensi berat,
Nitroprusid Nipride Krisis hipertensi
hepatotoksisitas
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih(diuresis)
melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnyaYang menstimulasi diuresis
dengan mempengaruhi ginjal secara tidak langsung tidak termasuk dalam defenisi ini,
misalnya, zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin,teofilin),
memperbesar volume darah (dekstran), atau merintangisekresi hormon anti diuretik
ADH.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik
> 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes). Obat
antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol
anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme
normal regulasi TD.
3.2 Saran
 Agar kiranya makalah ini digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu,
terutama tentang obat antihipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/42800/3/jiptummpp-gdl-hawafilman-48664-3-babii.pdf

https://www.alodokter.com/obat-antihipertensi

https://lifepack.id/daftar-golongan-obat-hipertensi-beserta-mekanismenya/

http://mandasweety.blogspot.com/2012/11/tugas-makalah-farmakologi-obat-anti.html?

m=1

https://www.academia.edu/9938967/FARMAKOLOGI_DIURETIK

Anda mungkin juga menyukai