ANTIHIPERTENSI
Untuk memenuhi salah satu tugas
Dosen pembimbing: Boby Suryawan, dr
Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
PUSPARINI 12310358
GHEA VIRGINIA ALIFA 13310150
MUKHLIS R AHDA PETRA 13310262
NIKE SEPTIYANI 13310284
NUCKY NURHIKMAH RAHMAN 13310295
TEGUH RIZKI ALAMULHUD 13310401
TESA TIARA 13310403
UPI LESTARI 13310411
Terlebih dahulu kami ucapkan rasa puji syukur kita kepada Allah SWT
yang sudah memberikan ramhat, karuna, inayah dan hidayahnya sehingga penulis
kami selaku dari penulis makalah ini tidak luput dari kaya hambatan dan juga
kesulitan dalam pembuatannya, akan tetapi berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai macam pihak, akhirnya hambatan dan kesulitanpun bisa diatasi
dengan baik.
juga peka terhadap banyaknya hal-hal atau persoalan yang masih banyak
kekurangannya dalam laporan in. Baik bagian kualitas ataupun bagian kuantitas
Penulis juga sangat menyadari sekali bahwa penulisan makalah ini jauh
dari kata sempurna, sehingga penulis sangat membutuhkan sekali kritikan dan
juga saran yang memiliki sifat untuk membangun dari berbagai macam pihak
yang bertujuan untuk memperbaiki laporan ini supaya bisa menjadi lebih baik lagi
kedepannya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
1. Definisi
2. Obat antihipertensi
PENDAHULUAN
Saat ini hipertensi masih merupakan masalah yang cukup penting dalam
2013 yang tertinggi ialah di Afrika dengan angka kejadian hipertensi sekitar 46%
pada usia dewasa, kemudian di Amerika dengan prevalensi hipertensi sekitar 35%
pada usia dewasa, dan pada negara berkembang prevalensi hipertensi ialah sekitar
40% pada usia dewasa. Indonesia memiliki angka prevalensi hipertensi yang
diperoleh melalui pengukuran kategori umur ≥18 tahun mencapai sekitar 25,8%,
Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Hipertensi yang tidak
tepat, salah satunya adalah dengan melakukan kontrol tekanan darah secara
teratur.
kasus hipertensi dan komplikasi dapat terjadi jika hipertensi tidak ditangani
dengan baik, sehingga penggunaan obat pada pasien hipertensi merupakan salah
satu hal penting yang harus diperhatikan dalam tercapainya kualitas kesehatan
bagi pasien. Pemilihan antihipertensi yang tidak tepat dapat menyebabkan tekanan
darah?
adalah:
tekanan darah
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
(Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan JNC VII, 2003)
tanpa kelainan dasar patologi yang jelas, lebih dari 90% kasus merupakan
terhadap natrium, stress, dll) dan faktor lingkungan (gaya hidup, stress
emosi, dll)
Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus. Dapat berupa hipertensi
mungkin yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung, maupun kualitas
lainnya.
telah terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas kardio vascular, yaitu stroke,
2. Obat Antihipertensi
dan beta.
Vasodilator langsung.
Mekanisme kerja :
Obat hipertensi dan cara kerjanya dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
Meningkatkan pengeluaran air dalam tubuh : Diuretika
o Alfa-1-blockers:derivate quinazolin
bisoprolol,timolol, dll.
Efek samping
Umum
letih dan lesu, gangguan penglihatan, dan lambung-usus (mual, diare), ada
bersifat sementara yang hilang dalam waktu 1-2 minggu. Dapat dikurangi
diminum setelah makan agar kadar obat dalam plasma jangan mendadak
Khusus
lain:
2.1 Diuretik
menghambat reabsorpsi natrium dan air dari tubulus ginjal. Diuretik mempunyai
efek antihipertensi dengan meningkatkan pelepasan air dan garam natrium. Hal ini
tidak menahan kalium dan diuretik yang menahan kalium disebut diuretik hemat
kalium.
Enam kategori diuretik yang efektif untuk menghilangkan air dan natrium adalah :
Diuretik kuat
Diuretik osmotik.
Diuretik mercurial.
dalam pars asenden ansa henle tebal dan awal tubulus distal. Hilangnya K+, Na+,
Indikasi : obat awal yang ideal untuk hipertensi, edema kronik, hiperkalsiuria
patologi). Anuria.
Maksimal: 25.
o Furosemid (lasix)
Indikasi : diuretik yang dipilih untuk pasien dengan GFR rendah dan kedaruratan
hipertensi. Juga edema paru dan untuk mengeluarkan banyak cairan. Kadangkala
Maksimal: 80
Maksimal: 60.
Mekanisme kerja : -
Kontraindikasi : -
Efek samping : paling ototoksi, lebih banyak gangguan saluran cerna, kecil
Dosis : -
o Bumetanit (bumex)
Kontraindikasi : -
Dosis : -
o Amilorid (midamor)
Kontaindikasi : -
Maksimal: 10.
Efek samping : hiperkalemi, kekurangan natrium atau air. Pasien dengan diabetes
Indikasi : digunakan dengan tiazid untuk edema (pada gagal jantung kongesif),
sirosis, dan sindrom nefrotik. Juga digunakan untuk mengobati atau mendiagnosis
hiperaldosteronisme
pasien diabetes.
Maksimal: 100.
o Triamterin (Dyrenium)
spironolakton.
Kontraindikasi : -
Efek samping : dapat menyebabkan urine mmenjadi biru dan menurunkan aliran
Diuretik osmotik : menarik air ke urine, tanpa mengganggu sekresi atau absorpsi
Indikasi : gagal ginjal akut, glaukoma sudut tertutup akut, edema otak, untuk
2.2.2 Antiadrenergik
(reseptor β1) dan/atau membuat konstriksi pembuluh darah periver (reseptor α1).
norepinefrin dari terminal saraf periver (mis. Yang terkhir di jantung) obat-obat
Anti-adrenergi sentral
1. Klonidin (catapers)
Mekanisme kerja : seperti klonidin juga, disintesis menjadi metil norepi nefrin
cairan akibat aliran darah ginjal menurun), hentikan obat. Dikontra indikasikan
Maksimal: 1000.
Efek samping : mulut kering, sedasi, hipotensi ortostatik ringan. Beberapa pasien
hepatotoksisitas.
o Guanabenz (wytensin)
Mekanisme kerja : seperti klonidin. Juga mengosongkan simpanan norepinefrin
Kontra indikasi : -
Maksimal: 2.
Anti-adrenergik perifer
1. Reserpin (serpasil)
syaraf perifer dan mungkin pada SSP. Menurunkan resistensi perier total,
pasien dengan gagl jantung kongestif, asma, bronkitis, penyakit ulkus peptikum.
Maksimal: 0,25.
ulkus peptikum, sedasi dan depresi bunuh diri, gangguan ejakulasi, ginekomastia.
2. Guanetidin (esimel)
Maksimal: 50.
Kontra indikasi : -
Dosis : Awal:10.
Maksimal: 50.
4. Pargilin (eutonyl)
Indikasi : karena efek BERBAHAYA, obat ini merupakan obat anti hipertensi
pilihan terakhir.
Dosis : -
Efek samping : efek yang mengancam jiwa (stroke, frisis hipertensi, infark
fermentasi, keju) dan obat-obat (pil diet, obat-obat flu) yang mengandung
simpatomimetik.
Ø Blockers alfa dan beta bersaing dengan agonis endogen memperebutka
pada jantung.
karena efek yang tidak diinginkan lebih sedikit. Beberapa blocker β memiliki
1. Prazosin (minipress)
vena.
Kontra indikasi : -
Maksimal: 4.
dan hebat. Kekurangan natrium (sering akibat diet atau terapi diuretik pada pasien
kering, kongesti, sakit kepala, mimpi buruk, disfungsi seksual dan letargi.
2. Terazosin (Hytrin)
vena.
Kontra indikasi : -
Maksimal: 4.
dan hebat. Kekurangan natrium (sering akibat diet atau terapi diuretik pada pasien
kering, kongesti, sakit kepala, mimpi buruk, disfungsi seksual dan letargi.
3. Doxazosin (cardura)
vena.
Kontra indikasi : -
dan hebat. Kekurangan natrium (sering akibat diet atau terapi diuretik pada pasien
kering, kongesti, sakit kepala, mimpi buruk, disfungsi seksual dan letargi.
Mekanisme kerja : memblok α1, β1 dan β2. Mencapai tekanan darah yang lebih
Indikasi : hipertensi.
Maksimal: 300.
Efek samping : lebih jauh menekan gagal jantung. Kelelahan, impoten, diare,
5. Atenolol (tenormin)
frekwensi jantung dan curah jantung dan ↓ pelepasan renin. Efek bronkokonstriksi
Indikasi : terpi awal yang baik untuk hipertensi ringan sampai sedang
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Maksimal: 100.
Efek samping : lebih jauh menekan gagal jantung, depresi dan sedasi SSP.
6. Betaksolol (kerlole)
frekwensi jantung dan curah jantung dan ↓ pelepasan renin. Efek bronkokonstriksi
Indikasi : terpi awal yang baik untuk hipertensi ringan sampai sedang
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Dosis : -
Efek samping : lebih jauh menekan gagal jantung, depresi dan sedasi SSP.
7. Karteolol (cartlol)
frekwensi jantung dan curah jantung dan ↓ pelepasan renin. Efek bronkokonstriksi
Indikasi : terpi awal yang baik untuk hipertensi ringan sampai sedang
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Dosis : Awal: 2,5.
Maksimal: 10.
Sediaan : tablet 5 mg
Efek samping : lebih jauh menekan gagal jantung, depresi dan sedasi SSP.
8. Penbutolol (levatol)
frekwensi jantung dan curah jantung dan ↓ pelepasan renin. Efek bronkokonstriksi
Indikasi : terpi awal yang baik untuk hipertensi ringan sampai sedang
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Dosis : -
Efek samping : lebih jauh menekan gagal jantung, depresi dan sedasi SSP.
9. Metaprolol (lopressor)
frekwensi jantung dan curah jantung dan ↓ pelepasan renin. Efek bronkokonstriksi
Indikasi : terpi awal yang baik untuk hipertensi ringan sampai sedang
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Maksimal: 200.
Frekuensi pemberian: 1-2x.
Maksimal: 200.
Efek samping : lebih jauh menekan gagal jantung, depresi dan sedasi SSP.
pemblokan β1.
Indikasi : terpi awal yang baik untuk hipertensi ringan sampai sedang
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Maksimal: 800.
Efek samping : lebih jauh menekan gagal jantung, depresi dan sedasi SSP.
Indikasi : kadiosupresi pada infark miokard akut dan angina tak stabil.
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Dosis : -
Efek samping : lebih jauh menekan gagal jantung, depresi dan sedasi SSP.
Indikasi : kadiosupresi pada infark miokard akut dan angina tak stabil.
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Maksimal: 160.
Indikasi : kadiosupresi pada infark miokard akut dan angina tak stabil.
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Dosis : Awal: 20.
Maksimal: 160.
Indikasi : kadiosupresi pada infark miokard akut dan angina tak stabil.
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Maksimal: 40.
Indikasi : kadiosupresi pada infark miokard akut dan angina tak stabil.
Kontra indikasi : diabetes berat, bradikardi, blok jantung parsial, gagal jantung,
asma, emfisema.
Maksimal: 40.
hipertensi balik (dengan mendilatasi arteri besar melalui β2). Atau bronkospasme.
2.2.3 Vasodilator
angiotensis II, suatu vasokonstriktor poten. Selain itu, penghambat ACE dapat
Contoh obat:
1. Kaptopril (Capoten).
Mekanisme kerja: Menghambat ACE pada paru-paru, yang mengurangi
tinggi. Obat yang disuplai untuk pasien hipertensi nefropati diabetic karena kadar
Kontraindikasi : -
Maksimal: 100.
Dosis : Awal: 5.
Maksimal: 20.
Benazepril (Lotensin).
Fosinopril.
Maksimal: 5.
Maksimal: 20.
Maksimal: 40.
4. Enalapril (Vasotec).
kaptopril.
Indikasi : hipertensi ringan sampai berat dan hipertensi renovaskuler, gagal
Kontraindikasi : -
Dosis : Awal: 5.
Maksimal: 40.
Efek Samping : -
sel otot dinding pembuluh darah. Otot polos memutuhkan influks kalsium ekstra
konstipasi, efek samping yang tercapai pada terapi blockers saluran kalsium. Otot
jantung dan jaringan penghantar tergantung pada influks natrium cepat dan influk
Saluran kalsium lambat terutama penting pada nodus S-A dan A-V. Blokade
Contoh Obat :
1. Verapamil (isopten)
adrenergik alfa.
Indikasi : mengurangi frekuensi angina dan kebutuhan nitrat. Obat terpilih untuk
Kontraindikasi : pasien dengan digitalis atau bloker B4. Blok nodus A-V, sick
Maksimal: 320.
Sediaan : tablet 80 mg
2. Diltiazen (cardizem)
simpatis.
paru.
Maksimal: 360.
Maksimal: 360.
3. Nifedipin (Procardia)
Mekanisme kerja : vasodilatasi perifer lebih poten. Sedikit depresi nodus. Tidak
jantung.
Kontraindikasi : hipotensi.
Maksimal: 30.
Maksimal: 40.
Frekuensi pemberian: 2x.
Maksimal: 30.
Efek samping : edema perifer , pusing, mual, hipotensi, infark miokard, reflek
4. Nikardipin (cardene)
Kontraindikasi : hipotensi
Maksimal: 120.
Maksimal: 160.
Efek samping edema perifer, palpitasi, angina, pusing, sakit kepala, kemerahan,
astenia.
5. Isradipin (dynacric)
Mekanisme Kerja : secara selektif menghambat kontraksi otot polos vaskuler dan
konduksi nodus S-A dengan sedikit efek kontraktilitas jantung atau konduksi
nodus A-V.
Kontraindikasi : -
Maksimal: 10.
6. Nimodipin (nimotop)
Mekanisme Kerja : bloker pintu masuk kalsium dengan efek paling besar pada
perdarahan subaraknoid.
Kontraindikasi : -
Efek samping : karsinogenik dan teratogenik pada hewan percobaan. Paling sering
7. Bepridil (vascor)
Mekanisme kerja : sedikit vasodilatasi. Mengurangi frekuensi dan kontraktilitas.
Memperlambat konduksi.
Indikasi : angina, bila obat lain gagal. Tidak diindikasikan untuk hipertensi.
Dosis : -
8. Felodipin (plendil)
Indikasi : hipertensi.
Kontraindikasi : -
Dosis : Awal: 5.
Maksimal: 10.
pembuluh darah dengan mekanisme yang belum jelas, tetapi mungkin melibatkan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140
mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes). Obat antihipertensi
adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga
mencapai tekanan darah normal. Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau
lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi
Pengobatan Farmakologis
1. Diuretik
3. Antagonis Reseptor-Alfa
4. Kalsium Antagonis
5. ACE inhibitor
6. Vasodilator
waktu 1-2 minggu. Dapat dikurangi atau dihindarkan dengan cara pentakaran
“menyelinap”, artinya dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur
dinaikkan.
obat sebaiknya diminum setelah makan agar kadar obat dalam plasma jangan
B. SARAN