OLEH
KELOMPOK 2
NAOMI M.LAMALEI
ASRID Y NENOBAIS
PUTRI L.M TANGPEN
SITI NURBAITI
KELAS/SEMESTER :B/VI
MATAKULIAH : KEPERAWATAN KELUARGA
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah, kami dapat meyelesaikan makalah diabetes melitus
Tak lupa terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman satu kelompok dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
para pembaca. Tentu saja makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan guna untuk menjadikan lebih baik kedepannya
nanti.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................................1
2.2.3 Etiologi................................................................................................................................8
2.2.4 Komplikasi.........................................................................................................................9
LIFLET.....................................................................................................................................................19
BAB I
iii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah salah satu bagian dari penyakit tidak menular. Diabetes Mellitus
merupakan penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah akibat gangguan pada
pankreas dan insulin. Empat jenis penyakit tidak menular utama menurut WHO adalah penyakit
kardiovaskulair (Penyakit Jantung Koroner dan Stroke), Kanker, Penyakit Pernafasan Kronis
(Asma Dan Penyakit Paru Obstruksi Kronis), dan Diabetes Mellitus (Depkes, 2012).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mengatakan bahwa wawancara yang
dilakukan terhadap responden yang berumur ≥ 15 tahun didapatkan hasil prevalensi Diabetes
Mellitus di Indonesia yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5%. Diabetes Mellitus terdiagnosis
dokter atau gejala sebesar 2,1%. Prevalensi Diabetes Mellitus yang terdiagnosis dokter tertinggi
terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan
Timur (2,3%). Data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta jumlah penderita DM di kota
Yogyakarta pada tahun 2013 mencapai 13.850 jiwa dan pada tahun 2014 mencapai 50.837 jiwa.
Kasus kunjungan pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Wirobrajan selama tahun 2017 adalah
sebesar 3339 kasus ( Laporan Bulanan Penyakit Puskesmas Wirobrajan, 2017). Penderita
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan tepat dapat mengakibatkan masalah kesehatan lebih
lanjut, seperti Gangguan Penglihatan Mata, Katarak, Penyakit Jantung, Sakit Ginjal.
Peran keluarga sangatlah penting, apakah keluarga sudah tepat menyajikan diit DM,
mengontrolkan rutin gula darah, mengontrol minum obat DM dengan lima benar : benar obat,
benar dosis, benar orang, benar waktu, benar cara minumnya, bagaimana dengan aktifitas sehari-
hari atau olah raganya, bagaimana cara mengatasi stressnya. Peran perawat adalah memberikan
asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang mengalami DM untuk
mencegah terjadinya masalah yang lebih lanjut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga
mengalami DM
iv
1.2.2 Tujuan khusus
Mampu menerapkan proses keperawatan keluarga, dengan salah satu anggota keluarga
mengalami DM.
1) Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan penyakit diabetes
melitus
2) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga penyakit diabetes melitus
3) Mampu menetapkan rencana keperawatan keluarga penyakit diabetes melitus
4) Mampu melakukan tindakan keperawatan keluarga penyakit diabetes melitus
5) Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga penyakit diabetes melitus
v
BAB II
KAJIAN TEORI
vii
3. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan jenis
kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4. Nonmarital Hetesexual Cohabiting family,keluarga yang hidup Bersama
tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti pasangan
5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan
darah dalam waktu sementara. (Widagdo,2016)
2.1.4 Struktur keluarga
Menurut Friedman (1998), struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur, terbuka, melibatkan emosi, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi dalam
keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-
media, message, environtment, dan reciever. Komunikasi dalam keluarga yang
berfungsi adalah:
1) Karakteristik pengirim yang berfungsi, yaitu yakin ketika menyampaikan
pendapat, jelas dan berkualitas, meminta feedback, mene-rima feedback.
b. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensi dan aktual) dari individu untuk
mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain ke arah positif. Ada
beberapa macam tipe stuktur kekuatan, yaitu :
1) Legitimate power (power)
2) Referent power (ditiru)
3) Reward power (hadiah)
4) Coercive power (paksa)
5) Affective power
6) Expert power (keahlian)
ix
c. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
d. Struktur Norma dan Nilai
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan
sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar masyarakat keluarga.
2.1.5 Tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga dengan kelahiran anak pertama (child
bearing family )
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
berumur 30 bulan atau 2,5 tahun
1) Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua
dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan
orang tua dapat tercapai.
2.2.3 Etiologi
a. Diabetes Mellitus tipe 1
xi
Diabetes Tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas. Kombinasi
factor genetic, imuniologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi virus)
diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta. Factor-faktor genetic penderita
diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri : tetapi mewarisi sautu
presdiposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1.
Kecenderungan genetic ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA (human leucocyte antigen) tertentu.
b. Diabetes Mellitus tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Factor genetic diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat
factor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes
tipe II, factor tersebut sebagai berikut :
1) Usia (resistensi insulin cenderung menigkat pada usia diatas 65 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
2.2.4 Komplikasi
1. Komplikasi akut (komplikasi yang segera terjadi dalam waktu pendek) :
hipoglikemi (kekurangan glukosa/gula). Gejalanya: lapar, gemetar, keringat
dingin, pusing. Penanggulangan : makan makanan yang mengandung karbohidrat
tinggi dan mudah dicerna seperti : makan roti dan pisang.
2. Koma diabetik (glukosa terlalu tinggi). Gejalanya: nafsu makan menurun, haus,
minum dan BAK banyak, mual, muntah, nafas cepat. Penanggulangan: segera
kerumah sakit.
3. Komplikasi kronis (komplikasi yang muncul dalam waktu yang lama, bila kadar
gula tidak terkontrol). Seperti :
a. Telinga : pendengaran menurun
b. Mata : pengelihatan berkurang
c. Ginjal : mudah terkena penyakit ginjal
d. Urat syaraf : tegang, kesemutan, rasa baal, keram
e. Pembuluh darah : mengecil dan mudah timbul luka
xii
2.2.5 Penatalaksanaan diabetes mellitus
Menurut Wirnasari (2019) penatalaksanaan pasien diabetes mellitus dikenal 4 pilar penting
dalam mengontrol perjalanan penyakit dan komplikasi. Empat pilar tersebut adalah edukasi,
terapi nutrisi, aktifitas fisik dan farmakologi.
1. Edukasi
Edukasi yang diberikan adalah pemahaman tentang perjalanan penyakit,
pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi yang timbul dan resikonya,
pentingnya intervensi obat dan pemantauan glukosa darah, cara mengatasi
hipoglikemia, perlunya latihan fisik yang teratur, dan cara mempergunakan fasilitas
kesehatan. Mendidik pasien bertujuan agar pasien dapat mengontrol gula darah,
mengurangi komplikasi dan meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri.
2. Terapi gizi
Perencanaan makan yang baik merupakan bagian penting dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Diet seimbang akan mengurangi beban
kerja insulin dengan meniadakan pekerjaan insulin mengubah gula menjadi
glikogen. Keberhasilan terapi ini melibatkan dokter, perawat, ahli gizi, pasien
itu sendiri dan keluarganya.
BAB III
PENGKAJIAN HASIL
xiii
A. PENGKAJIAN
I. Data umum
Kepala Keluarga : Tn P.A
Jenis Kelamin : Laki Laki
Umur/Tgl Lahir : 24 Tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Oesapa
II. Susunan angota keluarga
No Nam umu sex Hub dgn Pen Status imunisasi
a r kk d BCG polio DPT hepati cam Status kes
tis pak
1 Tn 25 th L Suami SD
P.A
2 Ny 23 th P Istri SM
R.B A
3 An 2 th P Anak -
A.A
a.Genogram :
b. Tipe keluarga : keluargga inti dengan kelahiran anak pertama
c.Suku bangsa : Timor
d. Agama : Kristen
III. Kebutuhan Hidup Sehari – Hari
A. Kebutuhan Nutrisi
1. Pengadaan makanan keluarga sehari – hari : masak sendiri
2. Komposisi jenis makanan
Makanan pokok : selalu ada
xiv
Lauk pauk : selalu ada
Protein hewani : kadang – kadang
Sayur,buah,susu : selalu ada
Protein nabati : selalu ada
3. Cara menyajikan makanan : selalu tertutup
4. Pantangan makanan : tidak ada
5. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum : dimasak
6. Kebiasaan keluarga dalam mengelola makanan : dicuci baru dipotong
7. Kebiasaan makan dalam keluarga : makan bersama angota keluarga
B. Istirahat dan Tidur
1. Setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur disinang hari
2. Setiap anggota keluarga tidak memiliki kamar tidur masing-masing
C. Aktivitas olahraga
1. Anggota keluarga tidak senang melakukan olahraga
2. Olahraga yang dilakukan tidak tertentu
D. Kebersihan diri
Mandi : 2x/hari
Sikat gigi :2x/hari
Cuci rambut :3x seminggu
IV. Status social ekonomi
Setiap anggota keluarga sudah mempunyai penghasilan sendiri
Penghasilan digunakan untuk kepentingan keluarga
Pendapatan keluarga sebulan : 500.000-1.500,000
Penghasilan keluarga cukup untuk kebutuhan sehari-hari
Anggota keluarga mempunyai tabungan
Pengelola keuangan dalam keluarga : ibu
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
xviii
a. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar infomasi (D.0111)
b. Ketidak mampuan koping keluargga
C. Intervensi
No Diagnose Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 Defisit Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan ( I.12383)
pengetahuan b.d ( L.12111 ) Observasi
kurang terpapar Setelah dilakukan tindakan Identifikasi kesiapan dan
infomasi keperawatan selama 1x24 kemampuan menerima
jam diharapkan tingkat informasi
pengetahuan masyarakat Identifikasi factor-faktor yang
meningkat dengan kriteria dapat meningkatkan dan
hasil: menurunkan motivasi perilaku
Perilaku sesuai anjuran hidup bersih dan sehat
meningkat (5)
Kemampuan Terapeutik
menjelaskan tentang Sediakan materi dan
suatu topic meningkat pendidikan kesehatan
(5) Jadwalkan pendidikan
Perilaku sesuai dengan kesehatan sesuai
pengetahuan meningkat kesepakatan
(5) Berikan kesempatan untuk
Persepsi tentang bertanya
masalah menurun (5) Edukasi
Perilaku membaik (5) Jelaskan factor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Ajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
xix
Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
xx
pada anggota perasaan Antara pasien
keluarga lain dan keluarga atau antar
menurun (5) angota keluarga
Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar
keluarga
Edukasi
Informasikan
kemajuan pasien
secara berkala
Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi
keluarga jika perlu
D. Prioritas masalah
No. Diagnosa Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
Keperawatan penyelesaian (+) untuk Score
Keluarga masalah untuk peningkatan
Penyelesaian
1.rendah kualitas
dikomunitas
hidup
2.sedang
0:tidak ada
3.tinggi 0:tidak ada
1.rendah
1.rendah
2.sedang
2.sedang
3.tinggi
3.tinggi
xxi
1 Defisit 3 2 2 7
pengetahuan b.d
kurang terpapar
informasi
2 Ketidakmampuan 3 3 2 8
koping keluarga
E. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan program. Program
dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari keluarga, memandirikan keluarga.
Seringkali perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup
untuk merenacanakan implementasi (Komang Ayu Henny Achjar, 2012).
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan
sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan program kerja dan efektifitas
dari serangkaian program yang digunakan terkait program kegiatan, karakteristik dan
hasil yang telah dicapai (Komang Ayu Henny Achjar, 2012).
Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada perencana program
dan pengambil kebijakan tentang efektivitas dan efisiensi program. Evaluasi merupakan
sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah program sudah sesuai
rencana dan tuntutan keluarga. Evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa tujuan
yang ditetapkan telah tercapai dan apakah intervensi yang dilakukan efektif untuk
keluarga setempat sesuai dengan kondisi dan situasi keluarga, apakah sesuai dengan
rencana atau apakah dapat mengatasi masalah keluarga. Evaluasi ditujukan untuk
menjawab apa yang menjadi kebutuhan keluarga dan program apa yang dibutuhkan
keluarga, apakah media yang digunakan tepat, ada tidaknya program perencanaan yang
dapat diimplementasikan, apakah program dapat menjangkau keluarga, siapa yang
menjadi target sasaran program, apakah program yang dilakukan dapat memenuhi
kebutuhan keluarag. Evaluasi juga bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dalam
perkembangan program dan penyelesainnya
xxii
xxiii