Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH DIABETES MELLITUS

OLEH

KELOMPOK 2

 NAOMI M.LAMALEI
 ASRID Y NENOBAIS
 PUTRI L.M TANGPEN
 SITI NURBAITI
KELAS/SEMESTER :B/VI
MATAKULIAH : KEPERAWATAN KELUARGA

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah, kami dapat meyelesaikan makalah diabetes melitus
Tak lupa terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman satu kelompok dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
para pembaca. Tentu saja makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan guna untuk menjadikan lebih baik kedepannya
nanti.

Kupang 24 juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1

1.2 Tujuan........................................................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................................................3

2.1 KONSEP KELUARGA.............................................................................................................3

2.1.1 Definisi Keluarga...............................................................................................................3

2.1.2 Fungsi keluarga..................................................................................................................3

2.1.3 Tipe keluarga.....................................................................................................................4

2.1.4 Struktur keluarga..............................................................................................................5

2.1.5 Tahap perkembangan keluarga........................................................................................7

2.2 Konsep penyakit........................................................................................................................7

2.2.1 Definisi diabetes mellitus...................................................................................................7

2.2.2 Gejala dan tanda awal.......................................................................................................8

2.2.3 Etiologi................................................................................................................................8

2.2.4 Komplikasi.........................................................................................................................9

2.2.5 Penatalaksanaan diabetes mellitus.................................................................................10

SATUAN ACARA PENYULUHAN........................................................................................................10

LIFLET.....................................................................................................................................................19

BAB I
iii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah salah satu bagian dari penyakit tidak menular. Diabetes Mellitus
merupakan penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah akibat gangguan pada
pankreas dan insulin. Empat jenis penyakit tidak menular utama menurut WHO adalah penyakit
kardiovaskulair (Penyakit Jantung Koroner dan Stroke), Kanker, Penyakit Pernafasan Kronis
(Asma Dan Penyakit Paru Obstruksi Kronis), dan Diabetes Mellitus (Depkes, 2012).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mengatakan bahwa wawancara yang
dilakukan terhadap responden yang berumur ≥ 15 tahun didapatkan hasil prevalensi Diabetes
Mellitus di Indonesia yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5%. Diabetes Mellitus terdiagnosis
dokter atau gejala sebesar 2,1%. Prevalensi Diabetes Mellitus yang terdiagnosis dokter tertinggi
terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan
Timur (2,3%). Data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta jumlah penderita DM di kota
Yogyakarta pada tahun 2013 mencapai 13.850 jiwa dan pada tahun 2014 mencapai 50.837 jiwa.
Kasus kunjungan pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Wirobrajan selama tahun 2017 adalah
sebesar 3339 kasus ( Laporan Bulanan Penyakit Puskesmas Wirobrajan, 2017). Penderita
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan tepat dapat mengakibatkan masalah kesehatan lebih
lanjut, seperti Gangguan Penglihatan Mata, Katarak, Penyakit Jantung, Sakit Ginjal.
Peran keluarga sangatlah penting, apakah keluarga sudah tepat menyajikan diit DM,
mengontrolkan rutin gula darah, mengontrol minum obat DM dengan lima benar : benar obat,
benar dosis, benar orang, benar waktu, benar cara minumnya, bagaimana dengan aktifitas sehari-
hari atau olah raganya, bagaimana cara mengatasi stressnya. Peran perawat adalah memberikan
asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang mengalami DM untuk
mencegah terjadinya masalah yang lebih lanjut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga
mengalami DM

iv
1.2.2 Tujuan khusus
Mampu menerapkan proses keperawatan keluarga, dengan salah satu anggota keluarga
mengalami DM.
1) Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan penyakit diabetes
melitus
2) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga penyakit diabetes melitus
3) Mampu menetapkan rencana keperawatan keluarga penyakit diabetes melitus
4) Mampu melakukan tindakan keperawatan keluarga penyakit diabetes melitus
5) Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga penyakit diabetes melitus

v
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 KONSEP KELUARGA


2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan dengan
istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi
orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan
personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang
disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014)
Menurut Duval keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan,adopsi,kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan upaya yang
umum,meningkatkan perkembangan fisik mental,emosional dan social dari tiap anggota
keluarga (Harnilawati,2013). Menurut Helvie keluarga adalah sekelompok manusia yang
tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga,berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman,2010)
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan melalui ikatan perkawinan,darah,adopsi serta tinggal dalam satu rumah.

2.1.2 Fungsi keluarga


Menurut Friedman fungsi keluarga terbagi atas :
a. Fungsi Afektif
fFungsi ini merupakan presepsi keluarga terkait dengan pemenuhan kebutuhan
psikososial sehingga mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses perkembangan individu sebagai hasil dari adanya
interaksi sosial dan pembelajaran peran sosial.. Fungsi ini melatih agar dapat
beradaptasi dengan kehidupan sosial.
vi
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan secara ekonomi dan mengembangkan
kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan.
e. Fungsi Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan,pakaian,tempat tinggal,perawatan kesehatan.
(Harnilawati,2013)
2.1.3 Tipe keluarga
Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas
suami,istri dan anak
2) Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun tidak
memiliki anak
3) Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anak yang
terjadi akibat peceraian atau kematian.
4) Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri dari
satu orang dewasa yang tidak menikah
5) Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan anggota keluarga lainnya
6) Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri dirumah
dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga sendiri.
7) Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan Bersama.
b. Tipe keluarga non tradisional
1. Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2. Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama tanpa
adanya ikatan perkawinan.

vii
3. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan jenis
kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4. Nonmarital Hetesexual Cohabiting family,keluarga yang hidup Bersama
tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti pasangan
5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan
darah dalam waktu sementara. (Widagdo,2016)
2.1.4 Struktur keluarga
Menurut Friedman (1998), struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur, terbuka, melibatkan emosi, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi dalam
keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-
media, message, environtment, dan reciever. Komunikasi dalam keluarga yang
berfungsi adalah:
1) Karakteristik pengirim yang berfungsi, yaitu yakin ketika menyampaikan
pendapat, jelas dan berkualitas, meminta feedback, mene-rima feedback.

2) Pengirim yang tidak berfungsi


a) Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang
obyektif)
b) Ekspresi yang tidak jelas (contoh : marah yang tidak diikuti ekspresi
wajahnya)
c) Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu
yang tidak didasari pertimbangan yang matang
d) Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
e) Komunikasi yang tidak sesuai.
3) Karakteristik penerima yang berfungsi
a) Mendengar
b) Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengala-man)
c) Memvalidasi
viii
4) Penerima yang tidak berfungsi
a) Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
b) Diskualifikasi
c) Offensive (menyerang bersifat negatif)
d) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
e) Kurang memvalidasi.
5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
a) Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
b) Komunikasi terbuka dan jujur
c) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
d) Konflik keluarga dan penyelesaiannya.
6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
a) Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
b) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
c) Kurang empati
d) Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
e) Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
f) Komunikasi tertutup
g) Bersifat negatif
h) Mengembangkan gosip.

b. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensi dan aktual) dari individu untuk
mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain ke arah positif. Ada
beberapa macam tipe stuktur kekuatan, yaitu :
1) Legitimate power (power)
2) Referent power (ditiru)
3) Reward power (hadiah)
4) Coercive power (paksa)
5) Affective power
6) Expert power (keahlian)
ix
c. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
d. Struktur Norma dan Nilai
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan
sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar masyarakat keluarga.
2.1.5 Tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga dengan kelahiran anak pertama (child
bearing family )
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
berumur 30 bulan atau 2,5 tahun
1) Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua
dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan
orang tua dapat tercapai.

2.2 Konsep penyakit


2.2.1 Definisi diabetes mellitus
Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan
karakteristik gula darah melebihi nilai normal. Diabetes adalah suatu penyakit dimana
tubuh penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula dalam darah.
Pada tubuh yang sehat pancreas melepas hormone insulin yang bertugas mengangkut
gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain untuk memasok energi. Penderita
x
diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak
mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula
didalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah ini menjadi racun bagi
tubuh (Wirnasari, 2019).
2.2.2 Gejala dan tanda awal
1. Keluhan Fisik
a. Penurunan berat badan dan rasa lemah
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam waktu yang relative
singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah yang menyebabkan
penurunan prestasi disekolah dan lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini
disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga
sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Sumber tenaga
terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu lemak dan otot. Dampaknya
penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.
b. Banyak kencing
Karena sifatnya kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan
banyak kencing. Kencing yang sering dan banyak akan sangat mengganggu
penderita, terutama pada waktu malam hari.
c. Banyak minum
Rasa haus amat sering dialami penderita karena sebanyak cairan yang
keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalah artikan, dikiranya
sebab rasa haus yaitu udara panas atau beban kerja berat. Jadi untuk
menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak
d. Banyak makan
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisme menjadi glukosa
dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu merasa
lapar

2.2.3 Etiologi
a. Diabetes Mellitus tipe 1

xi
Diabetes Tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas. Kombinasi
factor genetic, imuniologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi virus)
diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta. Factor-faktor genetic penderita
diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri : tetapi mewarisi sautu
presdiposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1.
Kecenderungan genetic ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA (human leucocyte antigen) tertentu.
b. Diabetes Mellitus tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Factor genetic diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat
factor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes
tipe II, factor tersebut sebagai berikut :
1) Usia (resistensi insulin cenderung menigkat pada usia diatas 65 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
2.2.4 Komplikasi
1. Komplikasi akut (komplikasi yang segera terjadi dalam waktu pendek) :
hipoglikemi (kekurangan glukosa/gula). Gejalanya: lapar, gemetar, keringat
dingin, pusing. Penanggulangan : makan makanan yang mengandung karbohidrat
tinggi dan mudah dicerna seperti : makan roti dan pisang.
2. Koma diabetik (glukosa terlalu tinggi). Gejalanya: nafsu makan menurun, haus,
minum dan BAK banyak, mual, muntah, nafas cepat. Penanggulangan: segera
kerumah sakit.
3. Komplikasi kronis (komplikasi yang muncul dalam waktu yang lama, bila kadar
gula tidak terkontrol). Seperti :
a. Telinga : pendengaran menurun
b. Mata : pengelihatan berkurang
c. Ginjal : mudah terkena penyakit ginjal
d. Urat syaraf : tegang, kesemutan, rasa baal, keram
e. Pembuluh darah : mengecil dan mudah timbul luka
xii
2.2.5 Penatalaksanaan diabetes mellitus
Menurut Wirnasari (2019) penatalaksanaan pasien diabetes mellitus dikenal 4 pilar penting
dalam mengontrol perjalanan penyakit dan komplikasi. Empat pilar tersebut adalah edukasi,
terapi nutrisi, aktifitas fisik dan farmakologi.
1. Edukasi
Edukasi yang diberikan adalah pemahaman tentang perjalanan penyakit,
pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi yang timbul dan resikonya,
pentingnya intervensi obat dan pemantauan glukosa darah, cara mengatasi
hipoglikemia, perlunya latihan fisik yang teratur, dan cara mempergunakan fasilitas
kesehatan. Mendidik pasien bertujuan agar pasien dapat mengontrol gula darah,
mengurangi komplikasi dan meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri.
2. Terapi gizi
Perencanaan makan yang baik merupakan bagian penting dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Diet seimbang akan mengurangi beban
kerja insulin dengan meniadakan pekerjaan insulin mengubah gula menjadi
glikogen. Keberhasilan terapi ini melibatkan dokter, perawat, ahli gizi, pasien
itu sendiri dan keluarganya.

BAB III
PENGKAJIAN HASIL

xiii
A. PENGKAJIAN
I. Data umum
Kepala Keluarga : Tn P.A
Jenis Kelamin : Laki Laki
Umur/Tgl Lahir : 24 Tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Oesapa
II. Susunan angota keluarga
No Nam umu sex Hub dgn Pen Status imunisasi
a r kk d BCG polio DPT hepati cam Status kes
tis pak
1 Tn 25 th L Suami SD
P.A
2 Ny 23 th P Istri SM
R.B A
3 An 2 th P Anak -  
A.A

a.Genogram :
b. Tipe keluarga : keluargga inti dengan kelahiran anak pertama
c.Suku bangsa : Timor
d. Agama : Kristen
III. Kebutuhan Hidup Sehari – Hari
A. Kebutuhan Nutrisi
1. Pengadaan makanan keluarga sehari – hari : masak sendiri
2. Komposisi jenis makanan
 Makanan pokok : selalu ada

xiv
 Lauk pauk : selalu ada
 Protein hewani : kadang – kadang
 Sayur,buah,susu : selalu ada
 Protein nabati : selalu ada
3. Cara menyajikan makanan : selalu tertutup
4. Pantangan makanan : tidak ada
5. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum : dimasak
6. Kebiasaan keluarga dalam mengelola makanan : dicuci baru dipotong
7. Kebiasaan makan dalam keluarga : makan bersama angota keluarga
B. Istirahat dan Tidur
1. Setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur disinang hari
2. Setiap anggota keluarga tidak memiliki kamar tidur masing-masing
C. Aktivitas olahraga
1. Anggota keluarga tidak senang melakukan olahraga
2. Olahraga yang dilakukan tidak tertentu
D. Kebersihan diri
 Mandi : 2x/hari
 Sikat gigi :2x/hari
 Cuci rambut :3x seminggu
IV. Status social ekonomi
 Setiap anggota keluarga sudah mempunyai penghasilan sendiri
 Penghasilan digunakan untuk kepentingan keluarga
 Pendapatan keluarga sebulan : 500.000-1.500,000
 Penghasilan keluarga cukup untuk kebutuhan sehari-hari
 Anggota keluarga mempunyai tabungan
 Pengelola keuangan dalam keluarga : ibu

V. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


xv

Tahap perkembangan keluarga : Tahap IIKeluarga dengan kelahiran anak
pertama,yang paling dominan dalam pengambilan keputusan adah suami
sebagai kepala keluarga
VI. Data Lingkungan
A. Rumah

Jenis rumah : petak

Jenis bangunan : permanen

Luas pekarangan : 3 cm2

Luas bangunan 3x4 cm2

Status rumah : sewa bulanan

Adakah ventilasi rumah : Ya,luasnya <10% luas lantai

Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari : Ya

Penerangan : Listrik

Lantai : Plaster
B. Pengelolaan sampah
 Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah : Ya, terbuka
 Bila tidak bagaimana pengelolaan tempat sampah rumah tanga : dibakar
 Apakah keluarga mempunyai sumber air : Ya, air sumur
 Apa jenis sumurnya : sumur gali
 Apakah air untuk minum diambil dari sumber air tersebut : Ya
 Bagaimana keadaan fisiknya : ada pengendapan
 Apakah keluarga mempunyai WC sendiri : Ya
 Apa jenis jambannya : leher angsa
 Jarak tempat penampung dengan sumber air : < 10 meter

VII. Struktur keluarga


xvi
A. Struktur peran : kepala keluarga berperan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari anggota
keluarga
B. Nilai atau norma keluarga
 Suku ayah : Timor
 Suku ibu : Timor
 Budaya yang dominan dalam keluarga : Timor
 Keluarga sering mengikuti kegiataan keagamaan : Ya, Kor paduan suara di gereja
C. Pola komunikasi keluarga
 Cara komunikasi : langsung
 Sifat komunikasi : terbuka
 Anggota keluarga yang paling dominan berbicara : Ibu
 Bahasa yang sering digunakan : Bahasa Indonesia
 Paling sering terjadi interaksi dalam keluarga : malam hari
VIII. Fungsi Keluarga
A. Fungsi ekonomi
Tn A mengatakan kondisi keuangan saat ini cukup untuk makan sehari-hari
B. Fungsi social
Menurut keluarga kehidupan mereka tidak terlepas dari berbagai macam lingkungan,jadi
yang terpenting bisa menjaga sikap dan perilaku dalam masyarakat untuk menjaga
kerukunan antar keluarga lain

IX. Pemeriksaan fisik


1) Kulit dan rambut
 Inspeksi Kulit : pucat, tidak ada lesi, turgor kulit menurun, edema. Jumlah
rambut : tidak rontok Warna rambut : hitam Kebersihan rambut : bersih
 Palpasi : Akral teraba dingin
2) Kepala
 Inspeksi : Bentuk simetris antara kanan dan kiri Bentuk kepala lonjong
tidak ada lesi
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
xvii
3) Mata
 Inspeksi : Bentuk bola mata lonjong, sklera ikhterik.
4) Telinga
 Inspeksi : Ukuran sedang, simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
serumen pada lubang telinga, tidak ada benjolan.
5) Hidung
 Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi
 Palpasi : Tidak ada benjolan.
6) Mulut
 Inspeksi : Bentuk mulut simetris, lidah bersih, gigi bersih, mukosa
lembab.
7) Leher
 Inspeksi : Bentuk leher simetris, tidak terdapat benjolan di leher.
 Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
8) Paru
 Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri
 Palpasi : getaran lokal femitus sama antara kanan dan kiri
 Auskultasi : normal Perkusi : resonan
9) Abdomen
 Inspeksi : perut datar simetris antara kanan dan kiri
 Palpasi : tidak ada nyeri Perkusi : resonan
10) Ekstremitas atas
 Inspeksi : tangan kanan dan kiri normal.
11) Ekstremitas bawah
 Inspeksi : terdapat luka dikaki
 Palpasi : Terdapat nyeri pada luka

B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
xviii
a. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar infomasi (D.0111)
b. Ketidak mampuan koping keluargga

C. Intervensi
No Diagnose Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 Defisit Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan ( I.12383)
pengetahuan b.d ( L.12111 ) Observasi
kurang terpapar Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi kesiapan dan
infomasi keperawatan selama 1x24 kemampuan menerima
jam diharapkan tingkat informasi
pengetahuan masyarakat  Identifikasi factor-faktor yang
meningkat dengan kriteria dapat meningkatkan dan
hasil: menurunkan motivasi perilaku
 Perilaku sesuai anjuran hidup bersih dan sehat
meningkat (5)
 Kemampuan Terapeutik
menjelaskan tentang  Sediakan materi dan
suatu topic meningkat pendidikan kesehatan
(5)  Jadwalkan pendidikan
 Perilaku sesuai dengan kesehatan sesuai
pengetahuan meningkat kesepakatan
(5)  Berikan kesempatan untuk
 Persepsi tentang bertanya
masalah menurun (5) Edukasi
 Perilaku membaik (5)  Jelaskan factor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat

xix
 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

2 Ketidak Status koping keluarga Dukungan koping keluarga


mampuan (09088) (I.09260)
koping Setelah dilakukan Observasi
keluargga tindakan keperawatan  Identifikasi reson
selama 1x24 jam emosional terhadap
diharapkan Status koping kondisi saat ini
keluarga membaik dengan  Identifikasi beban
kriteria hasil: prognosis secara
 Kepuasan terhadap psikologis
erilaku bantuan  Identifikasi pemahaman
anggota keluarga tentang keputusan
lain meningkat (5) perawatan setelah pulang
 Keterpaparan  Identifikasi kesesuaian
informasi Antara harapan pasien
meningkat (5) keluarga dan tenaga
 Perasaan diabaikan kesehatan.
menurun (5) Terapeutik
 Komitmen pada  Dengarkan masalah
perawatan perasaan dan
/pengobatan pertanyaan keluarga
menngkat (5)  Terima nilai-nilai
 Perasaan tertekan keluarga dengan cara
atau depresi tidak menghakimi
menurun (5)  Fasilitasi
 Ketergantungan pengungkapan

xx
pada anggota perasaan Antara pasien
keluarga lain dan keluarga atau antar
menurun (5) angota keluarga
 Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar
keluarga
Edukasi
 Informasikan
kemajuan pasien
secara berkala
 Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi
 Rujuk untuk terapi
keluarga jika perlu

D. Prioritas masalah
No. Diagnosa Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
Keperawatan penyelesaian (+) untuk Score
Keluarga masalah untuk peningkatan
Penyelesaian
1.rendah kualitas
dikomunitas
hidup
2.sedang
0:tidak ada
3.tinggi 0:tidak ada
1.rendah
1.rendah
2.sedang
2.sedang
3.tinggi
3.tinggi

xxi
1 Defisit 3 2 2 7
pengetahuan b.d
kurang terpapar
informasi

2 Ketidakmampuan 3 3 2 8
koping keluarga

E. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan program. Program
dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari keluarga, memandirikan keluarga.
Seringkali perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup
untuk merenacanakan implementasi (Komang Ayu Henny Achjar, 2012).
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan
sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan program kerja dan efektifitas
dari serangkaian program yang digunakan terkait program kegiatan, karakteristik dan
hasil yang telah dicapai (Komang Ayu Henny Achjar, 2012).
Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada perencana program
dan pengambil kebijakan tentang efektivitas dan efisiensi program. Evaluasi merupakan
sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah program sudah sesuai
rencana dan tuntutan keluarga. Evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa tujuan
yang ditetapkan telah tercapai dan apakah intervensi yang dilakukan efektif untuk
keluarga setempat sesuai dengan kondisi dan situasi keluarga, apakah sesuai dengan
rencana atau apakah dapat mengatasi masalah keluarga. Evaluasi ditujukan untuk
menjawab apa yang menjadi kebutuhan keluarga dan program apa yang dibutuhkan
keluarga, apakah media yang digunakan tepat, ada tidaknya program perencanaan yang
dapat diimplementasikan, apakah program dapat menjangkau keluarga, siapa yang
menjadi target sasaran program, apakah program yang dilakukan dapat memenuhi
kebutuhan keluarag. Evaluasi juga bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dalam
perkembangan program dan penyelesainnya

xxii
xxiii

Anda mungkin juga menyukai