1. IDENTITAS
a. Biodata Pasien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bojong Menteng Rt. 03/ IX Kelurahan Pasir Kuda
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan px : Istri
Alamat : Bojong Menteng Rt. 03/ IX Kelurahan Pasir Kuda
b. Eliminasi
: pasien mengatakan BAB 1x sehari pada waktu pagi dengan konsistensi lembek, warna kuning,
bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAB.
Klien BAK ± 2-6x sehari dengan warna kuning, bau khas, dan pasien tidak ada kesulitan dalam
BAK.
h Sakit : pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB dengan frekuensi 1x sehari,
konsistensi keras (berbentuk bulat-bulat kecil), warna hitam, bau khas dan pasien mengeluh sulit
untuk BAB.
Pasien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6x sehari warna kekuningan, bau khas dan tidak ada
keluhan dalam BAK.
d. Spiritual
Pasien beragama Islam, sebelum sakit ia taat beribadah, tetapi sekarang tidak bisa menjalankan
sholat lima waktu. Pasien hanya dapat berdoa demi kesembuhannya.
b. Kesadaran
CM (Composmentis) 4-5-6
d. Kepala
Kulit Kepala
Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada nyeri tekan.
Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.
Hidung
Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.
Telinga
Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Mulut
Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi.
e. Leher
Tidak terdapat pembesaran tiroid.
g. Abdomen
Inspeksi : simetris, datar
Palpasi : ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus ± 8x/menit
h. Ekstremitas
itas atas : terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan kiri, tidak terdapat oedem.
itas bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak oedem.
i. Genetalia
Tidak terpasang kateter.
8.
ANALISA DATA
Nama : Tn. “S” No.Reg : 101.8680
Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Tn. “S” No.Reg : 101.8680
Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile
CATATAN KEPERAWATAN
Oral :
Antasida (3x500 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)
Resume
EVALUASI
Oral :
Antasida (3x500 mg)
2 29 DS:
September 1.Tn. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya masih
2012/19.00 terasa nyeri.
2.Tn.“S” mengatakan masih belum nafsu makan
3.Tn.“S” mengeluh sering merasa mual dan muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : 1/4 porsi /5-6 gelas
T : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,5 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)
3. 30 1.Tn. “S” mengatakan kalau nyerinya masih terasa di
September daerah ulu hati
2012/10.00 2.Tn.“S” mengatakan nafsu makannya sudah
bertambah
3.Tn.“S” mengatakan sudah tidak merasa mual dan
muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : ½ porsi/6-7 gelas
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,3 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan penting ialah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas yang
banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim, 2009).
Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi
yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya peradangan tersebut merupakan akibat dari
infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan borok lambung yaitu Helicobacter Pylory.
Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita jumpai penderita Gastritis kronis selama bertahun-tahun
pindah dari satu dokter ke dokter yang lain untuk mengobati keluhan Gastritis tersebut. Berbagai
obat-obatan penekan asam lambung sudah pernah diminum seperti antasid, namun keluhan selalu
datang silih berganti. Keluhan yang berkepanjangan dalam menyembuhkan Gastritis ini dapat
menimbulkan stress, gara-gara Gastritis sekitar 10% dan biaya yang tidak sedikit. Bagi stress ini
bukan tidak mungkin justru menambah berat Gastritis penderita yang sudah ada (Budiana, 2006).
Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan
diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi
diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua.Angka
kejadian infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan
data yang cukup tinggi. Menurut Maulidiyah dan Unun (2006), di Kota Surabaya angka kejadian
Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup
tinggi sebesar 91,6%. Adanya penemuan infeksi Helicobacter Pylory ini mungkin berdampak
pada tingginya kejadian Gastritis. Faktor etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi
radiasi (2%) (Herlan, 2001).
Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis antara pria dan
wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia dewasa
muda hingga lanjut usia. Di Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun dengan
prevelensi 22% insiden total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus/1000 pada
kelompok umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk Gastritis adalah 10% (Harun Riyanto,
2008).
B.Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum tentang penerapan Asuhan Keperawatan pada klien
dengan Gastritis.
A.Pengertian
1. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus
atau lokal (Soepaman, 1998).
2. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
3. Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Obat- obatan, alcohol, garam empedu atau enzim- enzim pancreas dapat merusak mukosa
lambung ( gastritis erosive) mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi
kembali asam dan pepsin kedalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respons
mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi
mukosa, karena itu gangguan – gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dapat terjadi perdarahan.
Masuknya zat- zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan dan
nekrosis pada dinding lambung ( gastritis korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi
dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.
Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kalenjar- kalenjar lambung
dan keadaan mukosa terdapat bercak- bercak penebalan berwarna abu-abu atau abu kehijauan
( gastritis atopik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan berakibat berkurangnya sekresi
lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atopik dapat juga merupakan pendahuluan
untuk karsinoma lambung. Gastritis kronis dapat pula terjadi bersamaan dengan ulkus peptikum
atau mungkin terjadi setelah tindakan gastroyeyunostomi.
E.Klasifikasi
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan :
Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar mukosa usus halus
yang mengandung sel goblet.
F.Gejala klinis
G.Pemeriksaan Fisik
Factor utamanya adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung dengan porsi
kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis
reseptor H2 , inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antacid. Juga ditujukan sebagai
sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin. Keluhan akan mereda bila agen-agen penyebab
dapat dihilangkan. Obat antimuntah dapat diberikan untuk meringankan mual dan muntah, jika
keluhan diatas tidak mereda maka koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan IVFD.
Pemberian penghambat H2 ( ranitidine), antacid dapat berfungsi untuk mengurangi sekresi asam.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GASTRITIS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Z
Umur : 55 thn
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Pasar Usang tj. Belit Airtiris
No. Medical Record : 68.15.36
Ruang Rawat : murai I
Gol. Darah :A
B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Keluhan Utama/Gejala : Pasien mengeluh nyeri pada ulu hatinya, pasien
mengatakan tidak nafsu makan, masih mual dan muntah dan pasien mengatakan kurang mengerti
tentang penyakit yang di derita pasienTD : 110/60 mmHg, N : 97 x/i, RR : 24 x/i S: 37,2 C.
2. Kondisi atau keadaan klien saat pengkajian (menggunakan alat bantu, jelasklan) Kondisi
klien tampak lemah, klien terpasang INVD NACL 20tts/mnt.
Masalah Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, kurang pengetahuan tentang
penyakit yang diderita b.d kurang terpaparnya dengan informasi
C. RIWAYAT PENGOATAN TERAKHIR
Apakah sudah berobat : ya
Bila berobat kemana : puskesmas
Penanganan yang diterima : obat-obatan
Bila dirawat dimana : belum pernah di rawat
Berapa lama :-
Bila berobat jalan, obat-obatan yang diterima : antibiotik, analgesik
D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Penyakit yang pernah diderita : Demam
2. Penyebab Penyakit : Perubahan cuaca
3. Apakah sudah berobat? : Tidak
Bila sudah kemana :-
Penanganan yang diterima :-
Bila berobat jalan : Obat-obatan yang diterima ( - )
Bila dirawat : Alasan dirawat ( - )
4. Pernah dioperasi : tidak pernah
Bila pernah, kapan :-
Tempat :-
Lokasi operasi :-
5. Alergi : tidak ada riwayat alergi
c.Genogram Keluarga
: meninggal : Laki-
laki : pasien
: Perempuan : tinggal serumah
E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. PSIKOLOGIS
Suasana hati/mood : Baik
Karakter : pendiam
Keadaan Emosionil : labil
Konsep Diri : Baik
K. ANALISA DATA
N DATA FOCUS MASALAH PENYEBAB
O (SUJEKTIF DAN OBJEKTIF)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Data yang di dapat setelah pengkajian yang dilakukan pada Tn. Z dirasa sudah cukup sesuai
dengan pengkajian berdasarkan tinjauan teoritis yang ada. Data- data tersebut sudah menunjang
untuk melakukan asuhan keperawatan selanjutnya, karena semua data sudah di dapatkan dengan
jelas dan akurat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa pada amputasi yang muncul menurut (Doenges, 1999) :
1. Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, anorexia.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas masalah keperawatan pada klien
Tn. Z adalah:
Dx 1: -Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda
vital dan emosi.
-kaji ulang yang meningkatkan nyeri
-identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan
-Kolaborasi pemberian obat analgetik
Dx 2: -buat jadwal masukan tiap jam
-timbang BB tiap hari
-berikan makanan sedikit tapi sering sesuia indikasi
-berikan diet makanan mringan dengan tambahan makanan yang disukai
Dx 3: -tentukan persepsi tentang proses penyakit
-diskusikan program pengobatan jadwal dan kemungkinan efek samping obat-obatan
-anjurkan melakukan aktivitas biasa secara bertahap
-berikan informasi tertulis untuk ps atau orang terdekat
Intervensi yang disusun telah mengacu pada Tinjauan teoritis, yaitu diambil dari Doengoes,
2001.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun. Pada kasus Tn. Z semua
intervensi yang telah disusun telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur tetap yang ada.
E. EVALUASI
Evaluasi hasil dari implementasi keperawatan yang didapat pada Klien Tn. Z setelah dilakukan
perawatan selama 2x 24 jam sudah cukup Memuaskan, karena masalah sudah teratasi meskipun
hanya sebagian. Sehingga masih perlu melanjutkan intervensi-intervensi yang telah disusun
dilanjutkan oleh perawat di ruangan Murai I.
BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1. Pengkajian
Dalam makalah ini, antara pengkajian pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus sudah terdapat
kesamaan antara teori dan aplikasinya pada tinjauan kasus.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul yang ada pada tinjauan teoritis tidak seluruhnya muncul
pada tinjauan kasus. Namun diagnosa yang diangkat sesuai dengan masalah yang ada pada
tunjauan kasus sudah cukup mewakili dan sesuai dengan tinjauan teoritis.
3. Intervensi
Intervensi yang di susun berdasarkan prioritas masalah yang ada pada tinjauan kasus sudah
sesuai dengan tinjauan teoritis yaitu mengacu pada doengoes 2001.
4. Implementasi
Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun.
5. Evaluasi
Hasil evaluasi dari implementasi keperawatan pada tinjauan kasus setelah dilakukan perawatan
selama 2x24 jam sudah cukup memuaskan, karena masalahnya sudah teratasi sebagian tindakan
dilanjutkan oleh perawat ruangan.
B.SARAN
1. Dalam pengkajian diharapkan sesuai dengan kasus yang ada
2. Perioritas utama adalah dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dengan baik
3.Tindakan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang ada
4.Sebaiknya lebih ditingkatkan kualitas pelayanan agar ps lebih merasa nyaman .
5.kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasiennya
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC: Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih,
Jakarta : EGC, 2002.
1 komentar:
1.
INJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal : 492)Gastritis
adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi,
1999, hal : 181).Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung
dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).Gastritis dibagi menjadi 2
yaitu :
1.Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut
erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih
dalam daripada mukosa muskularis.
2.Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
menahun (Soeparman, 1999, hal : 101).Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus
lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart,
2000, hal : 188).Dari ketiga definisi, penulis dapat menyimpulkan gastritis adalah
inflamasi atau peradangan pada dinding lambung terutama pada mukosa lambung dapat
bersifat akut dan kronik.
B.Etiologi
Penyebab gastritis adalah obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin; bahan kimia,
misalnya lisol; merokok; alkohol; stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis,
trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat; refluk
usus lambung (Inayah, 2004, hal : 58).Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan
terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh
gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer,
Arif, 1999, hal : 492).
C. Manifestasi klinik
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung dan muntah merupakan salah
satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan juga perdarahan saluran cerna berupa
hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
Biasanya jika dilakukan anamnesa lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan
atau bahan kimia tertentu.Pasien dengan gastritis juga disertai dengan pusing, kelemahan
dan rasa tidak nyaman pada abdomen (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492-493).
1. Gastritis Akute
~ Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai panas serta
tachicardi.
~ Anoreksia
~ Perasaan tertekan pada epigastrium.
~ Vumitus.
~ Hematemisis.
2. Gastritis Kronis
Terdiri dari :
a. Gastritis Superfisialis.
~ Vumitus.
b. Gastritis Atropikan.
~ Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.
E.Patofisiologi
1.Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan
terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi
asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.Zat kimia maupun makanan yang
merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan
mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi
mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan
sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa
gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh
darah.Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia
juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl
dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat
berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi
pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya
perdarahan.Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga
berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48
jam setelah perdarahan.
2.Gastritis Kronis
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel
permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang
kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia.Metaplasia adalah salah satu
mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka
elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan
peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang
pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel
mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah
lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.(Price,
Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999 : 162)(www.google
,penyakit gastritis.com)
F.Pemeriksaan diagnostik / penunjang
Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah
atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi
2.Histopatologi.
3.Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu
memberikan hasil yang memuaskan.
G.Pengobatan
• Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan tidak
merangsang asam lambung
• Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti makanan pedas,
makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung
• Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti teh kopi, alkohol
Siapkan kunir, parut kemudian peras airnya. Campur air Kunir dengan madu kemudian
minum setiap hari selama gejala maag masih ada.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GASTRITIS
I. Data Demografi
1. Biodata
Agama : Islam
Alamat : Jln.Siswa,No. 13
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : S1 Manajemen
1.Ayah
Agama : Islam
Alamat : Jln.Siswa,No. 13
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1 Hukum
2. Ibu
Nama : Ny.R.H
Agama : Islam
Alamat : Jln.Siswa,No. 13
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1 Manajemen
keluhan utama klien yakni perut (ulu hati) terasa perih dan panas.
Status kesehatan saat ini : pada tanggal 15 Februari 2010 klien dibawa ke RSU Aloei Saboe dengan keluhan I
minggu yang lalu perutnya terasa perih dan panas.
Klien mengatakan bahwa klien belum pernah mengalami penyakit semacam ini sebelumnya.Klien tidak
mempunyai penyakit keturunan (DM, Hipertensi), maupun penyakit menular.
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit seperti yang diderita
klien dan tidak ada yang mempunyai penyakit menular atau keturunan (DM, Hipertensi).
GENOGRAM
Keterangan :
= Perempuan = Klien
= Meninggal = Menikah
= Keturunan
1. Nutrisi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan makan 3X sehari dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Makan selalu
habis dalam 1 porsi. Klien mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap makanan.
Selama sakit :
Klien mengatakan pagi ini klien makan bubur habis 1 porsi (makanan dari rumah sakit :
nasi, sayur dan lauk pauk tidak dimakan).
2. Cairan
Sebelum sakit :
Selama sakit :
Sebelum sakit :
Klien mengatakan BAB 1 X sehari pada waktu pagi dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan
tidak ada keluhan dalam BAB. Klien BAK ± 2-6 X sehari dengan warna kuning, bau khas, dan klien tidak
ada kesulitan dalam BAK.
Selama sakit :
Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB dengan frekuensi 1 X sehari, konsistensi keras
(berbentuk bulat-bulat kecil), warna hitam, bau khas dan klien mengeluh sulit untuk BAB. Untuk eliminasi
BAK nya, klien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6 X sehari warna kekuningan, bau khas dan tidak ada
keluhan dalam BAK.
4. Istirahat / Tidur
Sebelum sakit :
klien mengatakan tidur malam mulai pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00 WIB. Klien
jarang tidur siang.
Selama sakit :
klien mengatakan tidur malam mulai pukul 21.00, kalau malam sering terbangun karena
suasana yang panas dan rasa tidak nyaman pada abdomen, klien bangun pukul 06.00 WIB.
5. Personal Hygiene
Sebelum sakit :
Selama sakit :
Klien mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat
bergerak.
6. Aktifitas/Mobilitasi
sebelum sakit :
Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain maupun alat bantu.
Saat sakit :
7. Psikososial
Sebelum sakit :
Klien tinggal dirumah sendiri bersama kedua orang tuanya.Interaksi dalam keluarga baik, pola komunikasi
terbuka.
Saat sakit :
Keluarga membawa klien ke rumah sakit untuk dirawat inap. Dan yang dipikirkan klien
saat ini adalah kesembuhan klien.Hubungan klien dengan tenaga kesehatan baik.
8. Spiritual
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Sebelum sakit :
Klien sering melakukan jalan pagi setiap harinya,serta setiap akhir pekan klien bersama keluarga meluangkan
waktu untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata yg ada di Gorontalo.
Saat sakit :
Klien tidak dapat melakukan aktivitas olahraga seperti biasanya, begitu pula dengan
rekreasi.
V. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran composmentis.
2. Tanda-Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Berat badan : 60 Kg
Hidung : bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.
Mulut : bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan
gusi.
Abdomen : 1 : simetris, datar, Au : peristaltik ± 4 x/mnt, Pa : adanya nyeri tekan pada
abdomen (ulu hati), Pe : tympani.
Jantung : 1 : ictus cordis tidak tampak, Pa : ictus cordis teraba, ICS 5 Pe : pekak, Au :
terdengar suara murni 1, 2.
Muskuloskeletal : ekstremitas atas, klien terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kiri, tidak
terdapat oedem, ekstremitas bawah : tidak terdapat oedem.
V. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Endoskopi.
infus RL 20 tpm, injeksi cefo 1 gr, obat oral : Ranitidine 2 x 1 mg, antasid 3 x 500 mg.
V. Prioritas Masalah
1.Diagnosa Keperawatan
DS : klien mengatakan ia sakit jantung karena di ulu hati terasa perih dan panas.
DATA FOKUS
ANALISIS DATA
DO :
Ulu hati terasa perih dan
panas
klien terlihat bingung
terhadap penyakit yang
dideritanya sekarang.
Klien merasa ia
menderita penyakit
jantung
Kurangnya informasi
DATA
PENUNJANG
Berikan
pendidikan untuk menambah
kesehatan dan memperjelas
tentang informasi yang
penyakitnya. sudah klien
dapatkan.
motivasi klien
untuk
melakukan
anjuran dalam
pendidikan dengan mematuhi
kesehatan. anjuran dalam
penkes akan
mempercepat
kesembuhan
klien.
Beri
kesempatan
untuk klien
bertanya
tentang
penyakitnya.
dengan memberi
kesempatan
bertanya dapat
memberi
pengetahuan
dasar dimana
klien dapat
membuat pilihan
informasi atau
keputusan tentang
masa depan dan
kontrol masalah
kesehatan.
PENGKAJIAN KELUARGA
Genogram (Tigagenerasi)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki yang meninggal
: Klien
3. Agama
Semua anggota Tn. H beragama islam
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah terbuat dari kayu dan papan, dan 3 buah kamar, satu ruang tamu dan TV, lantai cukup
bersih, keluarga tidak ada merasakan maslah dengan rumahnya. Status rumah milik sendiri
dengan penerangan listrik, ventilasi, dan jendalanya dibuka setiap hari, keluarga mengatakan
tahu dampak dari lingkungan yang kurang memenuhi syarat dan tahu keuntungan yang didapat,
membersihkan rumah satu kali sehari, sumber air minum dan memasak dari sumur gali, dan
untuk wc keluaga yaitu jamban cemplung terbuka di sungai
Denah Rumah
Keterangan:
A : Pintu
B : Dapur
C : lemari
D : Jendela
E : Ruang Tamu
Keluarga Ny.B mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan biasanya dilakukan dengan
bermusyawarah antara keluarga. Karena itu Tn. H di bawa puskesmas atau mantri apabila
obatnya habis.
Keluarga mengatakan:
- Keluarga Tn. H mengatakan cukup mengerti tentang status kesehatan
- Anggota keluarga cukup peka terhadap keluarga yang sakit, namun kadang-kadang masalah
kesehatan tersebut dianggap sepele atau tidak begitu diperhatikan secara lebih lanjut.
- Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita cepat sembuh,dan selalu mencari solusi jika
keluarga sakit
- Keluarga sedikit takut dengan kemungkinan penyakit yang diderita salah satu anggota
keluarganya
- keluarga sering membawa anggota keluarganya yang mengalami maag berobat kebalai
kesehatan atau Puskesmas
- Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang dilakukan jika
masalah kesehatan muncul dalam keluarga.
Leher : Bentuk leher tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran kalenjar tiroid dan limfe dan tidak ada
masalah dalam menelan.
Mata : Bentuk kedua mata semitris, konjungtiva tidak anemis, kelopak mata tidak aa oedema, kornea
tamppak brwarna putih, kebersihan mata cukup bersih, dan fungsi penglihatan mata cukup baik..
Hidung : kedua lubang hidung klien tampak semetris, kebersihan hidung cukup bersih, tidak terdapat
massa atau lesi pada hidung, fungsi penciuman baik.
Mulut : Bibir tidak terlihat kering dan sianosis atau pucat
Telinga : kedua telinga tampak semetris, kebersihan telinga cukup bersih, tidak terdapat pus, dan fungsi
pendengaran cukup baik.
Dada : bentuk dada tampak semitris, tidak terdapat lesi, kebersihan dada cukup bersih,tidak terdapat
massa. Pergerakan dada saat inspirasi tampak semitris, suara jantung s1,s2 tunggal, dan tidak ada
tambahan bunyi nafas. Taktil premitus teraba semetris
Abdomen : pada pemeriksaan abdomen, bentuk abdomen semitris tidak ada teraba massa didalam
abdomen, dan tidak terdapat nyeri teka, perkusi abdomen terdengar timpani, dan paristaltik usus
10x/ menit
Reprodoksi : jenis kelamin laki-laki, klien memiliki 3 orang anak, klien BAB 1 kali
sehari dean BAK, sekitar 4-5 x dalam sehari
Ekstrimitas : pada ekstrimitas atas dan bawah tampak semitris, tidak adaketerbatasan
gerak, tidak terdapat nyeri pada ekstrimitas atas dan bawah, tidak terdapat oedema, tidak teradi
kelumpuhan, dari ke-4 ekstriitas mampu menggerakkan persendian,mampu mengangkat dan
melipat persendian secara sempurna. Skala aktivitas 0 (mandiri)
2. Ny. B
Keadaan umum : aik, kesadaran compos mentis
Tanda vital : TD : 130/80 mmHg R : 23x/m
N : 85x/m
Kepala : bentuk kepala tampak semetris, tidak ada kelainan, warna rambut hitam dan ada bercampur uban,
kebersihan kepala cukup bersih, tidak ada benjolan dan trauma kepala.
Leher : Bentuk leher tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran kalenjar tiroid dan limfedan tidak ada
masalah dalam menelan.
Mata : Bentuk kedua mata semitris, konjungtiva tidak anemis, kelopak mata tidak aa oedema, kornea
tamppak brwarna putih, kebersihan mata cukup bersih, dan fungsi penglihatan mata cukup baik..
Hidung : kedua lubang hidung klien tampak semetris, kebersihan hidung cukup bersih, tidak terdapat
massa atau lesi pada hidung, fungsi penciuman baik.
Mulut : Bibir tidak terlihat kering dan sianosis atau pucat
Telinga : kedua telinga tampak semetris, kebersihan telinga cukup bersih, tidak terdapat pus, dan fungsi
pendengaran cukup baik.
Dada : bentuk dada tampak semitris, tidak terdapat lesi, kebersihan dada cukup bersih,tidak terdapat
massa. Pergerakan dada saat inspirasi tampak semitris, suara jantung s1,s2 tunggal, dan tidak ada
tambahan bunyi nafas. Taktil premitus teraba semetris
Abdomen : pada pemeriksaan abdomen, bentuk abdomen semitris tidak ada teraba massa didalam
abdomen, dan tidak terdapat nyeri teka, perkusi abdomen terdengar timpani, dan paristaltik usus
10x/ menit
Reproduksi : jenis kelamin laki-laki, klien memiliki 3 orang anak, klien BAB 1 kali
sehari dean BAK, sekitar 4-5 x dalam sehari
Ekstrimitas : pada ekstrimitas atas dan bawah tampak semitris, tidak adaketerbatasan
gerak, tidak terdapat nyeri pada ekstrimitas atas dan bawah, tidak terdapat oedema, tidak teradi
kelumpuhan, dari ke-4 ekstrimitas mampu menggerakkan persendian,mampu mengangkat dan
melipat persendian secara sempurna. Skala aktivitas 0 (mandiri)
Evaluasi
No. No. Tanggal Evaluasi
DX
1 I 12-2-2014/16.00 S:
wita Keluarga belum mengenal akan masalah kesehatan
mengenai gastritis
O:
Tn. H tampak sering bertanya akan penyakitnya
A:
Masalah kurang pengetahuan Belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
2 II 12-2-2014/16.00 S:
wita Keluarga belum tahu bagaimana cara tentang merawat
keluarga yang sakit
Tn. H mengeluh kadang sering nyeri pada ulu hati jika
terlambat makan, mual, pusing dan kadang ingin
muntah serta tidak nafsu makan.
O:
TTV
TD ; 130/80
N ; 85 x/mnt
T ; 36,50C
R ; 25x/mnt
Data Antropometrik
BB :
TB :
BBI :
A:
Masalah Peubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
3 I 27-2-2013/16.00 S:
wita Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan
gejala serta pencegahan gastritis
O:
Keluarga tampak dapat menjawab pertanyaan tentang
pengertian tanda dan gejala serta pencegahannya
A:
Masalah kurang pengetahuan Teratasi
P:
Intervensi dihentikan
4 II 27-2-2013/16.00 S:
wita Keluarga tahu bagaimana cara tentang merawat
keluarga yang sakit
Tn. H mengatakan dirinya tidak lagi merasa mual dan
pusing setelah makannya teratur 3x sehari
O:
TTV
TD ; 130/80
N ; 85 x/mnt
T ; 36,50C
R ; 25x/mnt
Data Antropometrik
BB :
TB :
BBI :
A:
Masalah Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh teratasi
P:
Intervensi dihentikan
H. Pemeriksaan Fisik
1. Perdarahan 1. evaluasi
saluran penjelasan
cerna yang telah
diberikan
1. Luka pada
dinding 1. Berikan pujian
lambung terhadap
pengetahuan
1. Kebocoran keluarga
pada
dinding 1. Memotivasi
lambung dan bantu
2. Gangguan keluarga utnuk
penyerapan memutuskan
makanan tindakan yang
3. Kanker dapat
lambung dilakukan
untuk
Keluarga dapat mencegah
mengambil komplikasi
keputusan untuk
mengatasi gastritis 1. Kaji pola
makan klien
Seperti pedas, asam dan jenis
dan makanan makananyang
bergas. dikuasai
1. Diskusikan
dengan
keluarga
tentang cara
mendiskusika
n yang dapat
mengurangi
stress
1. evaluasi
penjelasan
yang telah
diberikan
1. Berikan pujian
terhadap
pengetahuan
keluarga
1. Kaji
pengetahuan
keluarga
tentang
manfaat
datang ke
fasilitas
kesehatan
1. Diskusikan
dengan
keluarga
tentang
manfaat
datang ke
fasilitas
kesehatan
1. evaluasi
penjelasan
yang telah
diberikan
1. Berikan pujian
terhadap
pengetahuan
keluarga
1 Kaji pengetahuan
keluarga tentang
fasilitas kesehatan
yang digunakan oleh
masyarakat.
1. Diskusikan
dengan
keluarga
tentang
fasilitas
kesehatan
yang
digunakan
oleh
masyarakat.
2. evaluasi
penjelasan
yang telah
diberikan
1. Berikan pujian
terhadap
pengetahuan
keluarga
Data Onjektif :
Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg.
Nadi : 76 x/menit.
RR : 22 x/menit.
Suhu 36,5 0 C.
Data Subjektif :
Data Objektif :
Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg.
Nadi : 76 x/menit.
RR : 22 x/menit.
Suhu 36,5 0 C.
1. B. Skoring
1. Kurang pengetahuan Ibu W b.d ketidakmampuan anggota keluarga mengenal
masalah gastritis
1. Resiko tinggi nyeri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gastritis
Cukup
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Masalah harus segera
masalah ditangani untuk mencegah
komplikasi yang lebih berat.
Masalah berat, harus
segera ditangani
Jumlah 3 4/3
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Klien : keluarga
dapat memahami
tentang penyakit
gastritis
Perawat : kontrak
waktu untuk TUK
2
S:
Keluarga
mengatakan jika
Ibu S sakit, ibu
Sminum obat yang
dibeli di apotek
atau ke dokter
Ibu Smengatakan
ingin cepat sembuh
Keluarga dapat
merawat anggota
keluarga yang sakit
gastritis
O:
Keluarga dapat
memutuskan untuk
membawa Ibu S
periksa ketempat
berobat terdekat
Keluarga dapat
merawat anggota
yang sakit
Keluarga dapat
melakukan cara
mengompres perut
dengan ir hangat
A:
Masalah teratasi
P:
Klien : dapat
memahami bila ada
anggota keluarga
yang sakit maka
segera dibawa
kefasilitas
kesehatan
Perawat : kontrak
waktu untuk TUK
3, TUK 4, TUK 5.
Gastritis adalah kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau
pengikisan. Berdasarkan jangka waktu perkembangan gejala, gastritis dibagi menjadi dua,
yaitu akut (berkembang secara cepat dan tiba-tiba) dan kronis (berkembang secara perlahan-
lahan).
Lambung memiliki sel-sel penghasil asam dan enzim yang berguna untuk mencerna
makanan. Untuk melindungi lapisan lambung dari kondisi radang atau pengikisan asam, sel-
sel tersebut juga sekaligus menghasilkan lapisan “lendir” yang disebut mucin.
Ketika gastritis terjadi, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada juga yang tidak.
Beberapa gejala gastritis di antaranya:
Temui dokter jika gejala gastritis selalu terasa setelah Anda mengonsumsi obat-obatan
tertentu, Anda merasakan gejala sakit maag selama seminggu lebih, Anda BAB dengan
tekstur tinja hitam pekat, dan Anda muntah darah.
Sakit atau nyeri di perut tidak selalu menandakan adanya gastritis. Pengobatan biasanya
bergantung pada penyebab penyakit ini.
Penyebab Gastritis
Diagnosis Gastritis
Sejumlah hal akan dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosis gastritis, mulai dari
menanyakan gejala, meninjau riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, melakukan
pemeriksaan fisik, hingga melakukan pemeriksaan lanjutan. Beberapa contoh pemeriksaan
lanjutan tersebut di antaranya adalah:
Jika Anda rentan terkena gejala gastritis, cobalah untuk membagi porsi makan Anda ke
jadwal makan baru. Sebagai contoh, jika sebelumnya Anda suka makan dengan porsi besar
tiap jadwal makan, ubah porsinya menjadi sedikit-sedikit sehingga jadwal makan Anda
menjadi lebih sering dari biasanya. Selain itu, hindari makanan berminyak, asam, atau pedas.
Jika Anda termasuk seseorang yang aktif mengonsumsi minuman beralkohol, maka
kurangilah kebiasaan tersebut karena alkohol juga dapat menyebabkan gejala gastritis. Selain
itu, kendalikan stres Anda.
Jika gejala gastritis sering kambuh setelah Anda menggunakan obat pereda sakit jenis
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) konsultasikan hal tersebut kepada dokter. Dalam kasus ini,
dokter biasanya akan mengganti OAINS dengan obat pereda nyeri golongan lain seperti
paracetamol.
Gejala penyakit gastritis bisa reda jika ditangani dengan benar. Ada beberapa obat yang
biasanya diresepkan oleh dokter, di antaranya:
Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker). Obat ini mampu meredakan gejala
gastritis dengan cara menurunkan produksi asam di dalam lambung. Salah satu contoh
obat penghambat histamin 2 adalah ranitidine.
Obat penghambat pompa proton (PPI). Obat ini memiliki kinerja yang sama
seperti penghambat histamin 2, namun lebih efektif. Salah satu contoh obat
penghambat pompa proton adalah omeprazole.
Obat antasida. Obat ini mampu meredakan gejala gastritis (terutama rasa nyeri)
secara cepat dengan cara menetralisir asam lambung.
Obat antibiotik. Obat ini diresepkan pada penderita gastritis yang kondisinya
diketahui disebabkan oleh infeksi bakteri. Contoh obat antibiotik adalah amoxicillin,
clarithromycin, dan metronidazole.
Komplikasi Gastritis
Komplikasi akibat gastritis bisa saja terjadi jika kondisi tersebut tidak diobati. Beberapa di
antaranya adalah:
Tukak lambung
Pendarahan di dalam lambung
Kanker lambung
Metode yang digunakan dalam penyuluhan bersifat fleksibel artinya akan lebih banyak
prioritas terhadap kebutuhan tingkat pengetahuan dan pendidikan mengenai reumatik
terhadap anggota keluarga yang mengikuti penyuluhan :
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Demonstrasi.
Alat Peraga
1. Lembar Balik
2. Leaflet
Strategi
a. Persiapan.
c. Penutup.
Evaluasi
Lampiran Materi
RHEUMATIK
Pengertian Reumatik
Reumatik adalah suatu penyakit sistemik kronik dengan manifestasi utama polioartritis
progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien arthritis
reumatoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresivitasnya.
Penyebab
Reumatik dapat disebabkan karena genetik, hormonal, infeksi, dan heat shock protein.
1. Proses menua
2. Kelelahan
3. Cedera mendadak
4. Infeksi kuman
5. Penurunan kekebalan tubuh