KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2021
DISUSUN OLEH :
RISMA WATI
201811130
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangren adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jaringan tubuh mati
dan mengalami luka berwarna merah kehitaman dan berbau tidak sedap.
Kondisi serius ini umumnya berawal dari bagian-bagian tubuh paling
ujung seperti tungkai, jari kaki, atau jari tangan dan terdapat juga pada
punggung, pinggang, serta bokong.(3) Meski demikian, gangren juga bisa
terjadi pada otot serta organ dalam. Selain itu terdapat beberapa faktor
yang dapat memicu terjadinya ulkus diabeik dan ganggren diabetik
diantaranya: usia pasien yang lebih dari 40 tahun, riwayat ulkus kaki atau
amputasi, penurunan denyut nadi perifer, riwayat merokok, deformitas
anatomis atau bagian yang menonjol (seperti bunion dan kalus).(4)
Pernyataan oleh Woodbury mengatakaan bahwa luka gangren diabetik
memberikan efek luar biasa kepada penderitanya, mulai dari amputasi,
seringkali terjadi infeksi yang mengharuskan penderita dirawat dalam
jangka waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan kompleksitas DM
lainnya, sehingga biaya perawatan yang diperlukan lebih banyak dan
mempunyai ancaman kematian lebih tinggi dibandingkan dengan pasien
DM tanpa gangren.(4) Penyakit diabetes juga dapat merusak kualitas hidup
dari penderitanya, misalnya kesehatan psikologi, fungsi fisik, dan
keaktifan dalam bersosialisasi. Jumlah penderita DM meningkat
disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk, urbanisasi dan
meningkatnya populasi obesitas dan minimnya aktivitas fisik.(5)
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
c. Bagi Responden
E. Ruang Lingkup
F. Keaslian Penelitian
Penelitian penelitian
1. Cicilia L, Hubungan Variable Penelitian ini Hasil penelitian
aktivitas fisik Independen : menggunakan menunjukkan
Wulan P.J.
dengan kejadian aktivitas fisik survei analitik bahwa hubungan
Kaunang,
diabetes mellitus Variable dengan desain antara aktivitas
Fima pada pasien Dependen : cross sectional fisik dengan
rawat jalan di kejadian study atau studi kejadian diabetes
L.F.G.
RSUD Kota diabetes potong lintang dan pada pasien rawat
Langi
Bitung. mellitus populasi yang jalan di Poli
(2018) diambil adalah Interna RSUD
seluruh pasien yang Bitung mempunyai
datang berkunjung hubungan, dengan
dan sesuai dengan nilai p
kriteria inklusi dan value=0,026<0,05
kriteria ekslusi. nilai kemaknaan
Sampel yang yang telah
digunakan adalah ditetapkan.
total sampling.
2. Satya Faktor-faktor Variable Jenis penelitian ini Hasil penelitian
Kirana yang Independen : merupakan mendapatkan
Berdasarkan (p=0,001;
perhitungan OR=9,203;
sampel CI95%=2,675-
menggunakan 31,661) dengan
rumus sampel kejadian
minimal dari buku gangren pada
Lemeshow, pasien diabetes
didapat sebanyak mellitus di RSUD
35 sampel kasus K.R.M.T.
dan 35 sampel Wongsonegoro
kontrol sehingga Semarang.
total sampel 2. Tidak ada
penelitian sebanyak hubungan yang
70 sampel yang bermakna antara
dipilih usia (p=0,232;
menggunakan OR=1,778;
teknik consecutive CI95%=0,690-
sampling. 4,582),
jenis kelamin
(p=0,138;
OR=2,105;
CI95%=0,782-
5,666),
kebiasaan
memotong kuku
kaki (p=0,220;
OR=1,837;
CI95%=0,693-
4,873),
penggunaan alas
kaki (p=0,089;
OR=2,310;
CI95%=0,872-
6,118),
dan perawatan kaki
(p=0,055;
OR=0,391;
CI95%=0,149-
1.029)
dengan kejadian
gangren pada
pasien diabetes
mellitus di
RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro
Semarang.
3. Yulfa Pengaruh Range Variable Metode penelitian Hasil uji t
Intan Of Motion Independen : menggunakan dependen
Lukita, (ROM ) aktif pengaruh quasi experimental menunjukkan
Nur terhadap risiko range of dengan desain adanya perbedaan
Widayati, terjadinya ulkus motion penelitian non signifikan nilai
Wantiyah kaki diabetic (ROM) aktif randomized risiko ulkus kaki
(2018) pada pasien kaki control group diabetik sebelum
diabetes mellitus Variabel pretest postest. dan sesudah
tipe 2 di desa Dependen : Teknik dilakukan ROM
Kaliwining risiko pengambilan aktif kaki pada
Kabupaten terjadinya sampel dalam kelompok
Jember. ulkus kaki penelitian ini perlakuan
diabetik. menggunakan (p=0,000). Pada
purposive kelompok kontrol
sampling. Jumlah juga ditemukan
sampel yang penurunan risiko
diambil adalah ulkus kaki diabetik
30 responden, 15 antara pretest dan
pasien pertama posttest namun
dijadikan sebagai tidak signifikan
kelompok (p=0,582). Hasil
responden dan 15 uji t independent
pasien berikutnya menunjukkan
dijadikan sebagai perbedaan
kelompok kontrol. signifikan antara
kelompok
perlakuan dan
kelompok kontrol
(p=0,000).
Kesimpulan
penelitian ini
adalah terdapat
pengaruh ROM
aktif kaki terhadap
risiko ulkus kaki
diabetik pada
pasien DM tipe 2.
Perawat
diharapkan dapat
menerapkan
latihan ROM aktif
kaki sebagai salah
satu intervensi
untuk mencegah
timbulnya ulkus
kaki diabetik.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian
dan responden.
penelitian.
2. Persamaan dengan penelitian kedua Satya Kirana Dela Rosa, dkk (2019)
3. Persamaan dengan penelitian ketiga Yulfa Intan Lukita, dkk (2018) terdapat
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa
> 120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
b. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara Benedict (reduksi). Hasil dapat dilihat
melalui perubahan warna pada urine : hijau (+), kuning (++),
merah (+++) dan merah bata (++++).
c. Kultur Pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotic
yang sesuai dengan jenis kuman.(20)
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi ganggren diabetic
a. Umur > 60 tahun
Umur > 60 tahun berkaitan dengan terjadinya ganggren
diabetic karena pada usia tua, fungsi tubuh secara fisiologis
menurun karena proses aging terjadi penurunan sekresi atau
resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap
pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal.(22)
b. Lama menderita diabetes mellitus
Semakin lama seseorang menderita DM, maka akan makin
beresiko mengalami komplikasi. Risiko ulkus berulang akan
semakin besar pada penderita DM yang lamanya lebih 3 tahun
tercatat 35-40% dari 70 % pada penderita lebih dari 5 tahun
menderita DM (Melville et.al. 2000). Ulkus terjadi apabila kadar
glukosa darah tidak terkendali karena akan muncul komplikasi
yang berhubungan dengan vaskuler sehingga mengalami
makroangiopati yang akan terjadi vaskulopati dan neuropati yang
mengakibatkan menurunnya sirkulasi darah dan adanya robekan
atau luka pada kaki.
c. Pola makan atau kepatuhan diet
Kepatuhan diet DM merupakan upaya yang sangat penting
dalam pengendalian kadar glukosa darah, kolesterol dan trigliserida
mendekati normal sehingga dapat mencegah komplikasi kronik,
seperti ganggren diabetic. Gizi yang baik dapat membantu dalam
proses penyembuhan luka, menunjang fase penyembuhan luka
yang meliputi inflamasi, granulasi dan epitelialisasi. Kebutuhan
makronutrien seperti protein dan lemak sangat mempengaruhi
kecepatan dan kualitas penyembuhan luka.
d. Kadar gula darah
Kadar gula darah merupakan hal yang tak terpisahkan dari
penderita dan pengelolaan DM. Pengontrolan kadar gula darah
termasuk salah satu bagian yang harus dilakukan dalam
manajemen perawatan ganggren diabetic. Hal ini dikarenakan efek
hiperglikemia yang tidak terkontrol menyebabkan penebalan
membrane kapiler yang dapat berlanjut pada kekakuan.
e. Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik (olahraga) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan sirkulasi darah, menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas terhadap insulin, sehingga akan
memperbaiki kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah terkendali
maka akan mencegah komplikasi kronik DM. olahraga rutin (lebih
3 kali dalam seminggu selama 30 menit) akan memperbaiki
metabolism karbohidrat, berpengaruh positif terhadap metabolism
lipid dan sumbangan terhadap penurunan berat badan. Penelitian
yang dilakukan oleh bla…aktivitas fisik seperti berjalan kaki
setidaknya 30 menit perhari dapat menurunkan terjadinya
komplikasi seperti timbulnya ulkus diabetikum.
f. Pengobatan tidak teratur
Pengobatan rutin pada penderita DM tipe 1, menurut hasil
penelitian di Amerika Serikat dikutip oleh Minadiarly didapatkan
bahwa pengobatan intensif akan dapat mencegah dan menghambat
timbulnya komplikasi kronik, seperti ganggren diabetic.
g. Perawatan kaki tidak teratur
Perawatan ganggren diabetic yang teratur akan mencegah
atau mengurangi terjadinya komplikasi kronik pada kaki.
h. Penggunaan alas kaki tidak tepat
Penderita DM tidak boleh berjalan tanpa alas kaki karena
tanpa menggunakan alas kaki yang tepat memudahkan terjadi
trauma yang mengakibatkan ganggren diabetic, terutama apabila
terjadi neuropati yang mengakibatkan sensasi rasa berkurang atau
hilang. Penelitian oleh bla… tentang tekanan pada kaki karena
penggunaan alas kaki yang tidak tepat dengan kejadian ganggren
diabetic, menghasilkan bahwa penggunaan alas kaki tidak tepat
menyebabkan tekanan yang tinggi pada kaki sehingga risiko terjadi
ganggren diabetic 3 kali dibandingkan dengan penggunaan alas
kaki yang tepat.(22)
C. Kerangka Teori
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
di teliti, Notoatmodjo dalam Swajarna.(26)
Dalam kerangka konsep ini penelitian melihat hubungan aktivitas fisik
dengan terjadinya ganggren diabetik pada pasien diabetes mellitus di
Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor. Dimana variabel independen
(bebas) yaitu aktivitas fisik dan variabel dependen (terikat) yaitu ganggren
diabetik.
Dari uraian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat
dikemukakan dalam bagan dibawah ini :
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
Definisi operasional, merupakan variabel operasional yang dilakukan
penelitian berdasarkan karakteristik yang diamati. Definisi operasional
ditentukan berdasarkan parameter ukuran dalam penelitian. Definisi
operasional mengungkapkan variabel dari skala pengukuran masing-masing
variabel tersebut. Definisi operasional berfungsi menyederhanakan arti kata
atau pemikiran tentang ide, hal dan kata – kata yang digunakan agar orang
lain memahami maksud sesuatu dengan keinginan peneliti.(28)
No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel Independen
1. Aktivitas Gerakan tubuh Kuesioner Peneliti 1.Tingkat Ordinal
Fisik yang meningkat, GPAQ mengisi
pengeluaran ( Global lembar
tenaga dan Physical observasi
pembakaran Activity dengan cara
kalori. Questionai melihat
re) data
>600-<3000
kuesioner
Variabel Dependen
2. Ganggren Suatu Rekam Peneliti 1. Grade 0 Ordinal
Diabetik komplikasi medik mengisi 2. Grade I
diabetes mellitus lembar 3. Grade II
yang disebabkan observasi 4. Grade III
karena dengan cara 5. Grade IV
kekurangan melihat 6. Grade V
suplai darah. data rekam
Mulai dari medik.
proses infeksi
atau
peradangan,dise
rtai luka masih
dalam keadaan
utuh dan
kelainan bentuk
bentuk kaki
seperti callus
sampai dalam
keadaan terdapat
lesi/ulkus
disertai
ganggren
dibagian kaki
atau tungkai
bawah pasien
yang tertulis di
status pasien.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pernyataan penelitian.
Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua
variabel, variabel bebas dan vaiabel terikat. Hipotesis berfungsi untuk
menentukan kearah pembuktian. Kalau hipotesis terseebut terbukti maka
menjadi thesis. Lebih dari itu rumusan rumusan hipotesis itu sudah akan
tercermin variabel-variabel itu akan diamati atau di ukur, dalam bentuk
hubungan antara variabel-variabel yang akan dihipotesikan. Oleh karena itu,
hipotesis sebagiannya : spesifik, konkret dan observable (dapat diamati/di
ukur).(27)
Rumusan Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Rumusan Hipotesis Kerja. Hipotesis kerja adalah suatu rumusan hipotesis
dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi
apabila suatu gejala muncul. Hipotesis inni juga sering disebut hipotesis
alternative, karena mempunyai rumusan dengan implikasi alternative
didalamnya.(27)
Hipotesis Alternatif (Ha) menyatakan adanya hubungan antara dua
varriabel atau lebih, bisa juga menyatakan adanya perbedaan dalam hal
tertentu pada kelompok yang berbeda. Kesimpulan uji statistic yang
digunakan adalah jika nilai hitung (resultant value) lebih besar dari pada
nilai kritis, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :(27)
1. Ha : Ada Hubungan Aktivitas Fisik dengan Terjadinya Ganggren
Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Ciampea
Kabupaten Bogor Tahun 2021, jika p value < 0,05. (H0 ditolak, Ha
diterima).
2. H0 : Tidak Ada Hubungan Aktivitas Fisik dengan Terjadinya
Ganggren Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas
Ciampea Kabupaten Bogor 2021, jika p value > 0,05. (Ha ditolak,
H0 diterima).
G. Tempat Penelitian
H. Waktu Penelitian
I. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengobservasi menggunakan
lembar observasi kepada responden. Selanjutnya lembar observasi akan
disampaikan kepada responden dengan menekankan pada etika yang
meliputi :(27)
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti disertai judul penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti
tidak memaksa dan menghormati hak subjek.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden tetapi mencantumkan inisial saja.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
4. Privacy
Membahas tentang jaminan informasi yang diberikan responden
merupakan hak responden untuk dirahasiakan informasinya.
1. Jenis Data
a. Data Primer, yaitu data yang diambil langsung oleh pengumpul data
yaitu dari hasil observasi dari setiap variabel. Data primer dalam
penelitian ini dikumpulkan dengan observasi yaitu dengan melakukan
wawancara dan memberikan lembar kuesioner kepada responden
untuk mendapatkan data.
b. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh instansi atau badan
yang terkait atau tidak dikumpulkan oleh peneliti sendiri dan
digunakan oleh peneliti untuk melengkapi dan melaksanakan
penelitian. Data pasien diabetes mellitus dengan ganggren diabetic
dan gambaran umum lokasi penelitian di dapat dari Puskesmas
Ciampea Kabupaten Bogor.
Keterangan :
r xy : Angka indeks ‘’r’’ produk moment ( antara variabel X dan Y )
N : Jumlah respoden
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat mengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
(29)
Reliabilitas artinya kestabilan pengukuran dikatakan reliabel
jika digunakan ulang dengan keputusan uji bila nilai cronbah’s alpha
≥ 0,6 maka pertanyaan reliabel.(30)
k–1 st2
Keterangan:
k : Banyaknya pertanyaan
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai
berikut :(31)
a. Editing
Editing adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan baik
berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku registrasi. Editing bertujuan
untuk melengkapi data yang belum lengkap.
b. Koding
Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori. Biasanya dalam pemberian kode dibuat
daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali
melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Koding dalam
penelitian ini meliputi :
1) Variabel independen aktivitas fisik
a) Tingkat aktivitas fisik tinggi
b) Tingkat aktivitas fisik sedang
c) Tingkat aktivitas fisik rendah
2) Variabel dependen ganggren diabetik
a) Derajat 0
b) Derajat I
c) Derajat II
d) Derajat III
e) Derajat IV
f) Derajat V
c. Entry data
Data yang telah di kode kemudian dimasukan dalam program
computer untuk selanjutnya akan diolah
d. Tabulating
e. Processing
Ialah jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
telah berbentuk kode (angka atau huruf) lalu di proses kedalam
program (SPSS). Dalam proses ini dituntut keahlian agar bisa terjadi
dan merubah semua hasil jawaban responden dengan mengkode
jawaban dengan menggunakan angka yang merubah nilai.
f. Cleaning data
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di
entry apakah ada kesalahan atau tidak dan kegiatan peneliti dalam
memasukan data-data hasil penelitian kedalam table-tabel sesuai
kriteria yang telah ditentukan berdasarkan lembar observasi dan
kuesioner yang telah itentukan kodenya.
Langkah-langkah pembersihan data adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui missing data
Untuk mengetahui data yang hilang (missing) dapat
dilakukan dengan membuat distribusi frekuensi masing-
masing variabel.
2) Mengetahui variasi data
Dengan melihat variasi data dapat dideteksi apakah data
yang dimasukkan benar atau salah. Cara mendeteksi dengan
membuat distribusi masing-masing variabel.
3) Mengetahui konsistensi data
Cara untuk mengetahui adanya ketidakkonsistenisan data
dapat dilakukan dengan menghubungkan dua variabel.
L. Analisa Data
f
X= ×100 %
N
Keterangan:
X : Hasil presentase
N : Total seluruh responden
F : Nilai yang diperoleh dari setiap kelompok
100% : Bilangan genap
3. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk menjelaskan
hipotesis hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.(27)
Analisis bivariat ini berfungsi dalam mencari hubungan antara
variabel yaitu adalah Hubungan aktivitas fisik dengan kejadian ganggren
diabetik pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Ciampea Kabupaten
Bogor 2021. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis
statistik dengan menggunakan uji chi-square. Rumus statistik Chi-Square
sebagai berikut:(32)
X2 = ∑(0-E)2
E
Rumus 3.4 Chi - Sqruare
Keterangan:
X2: chi- square
0 : nilai observasi pada sel tabel
E : nilai ekspansi yang dihitung dengan rumus
Dengan ketentuan :
1) Jika P value < 0,05 (Ho ditolak, Ha diterima) berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara kedua variabel.
2) Jika P value > 0,05 (Ho diterima, Ha ditolak) berarti tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel.