SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
Yang Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2016” yang
terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun
materil, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan FKM USU.
FKM USU.
petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Dosen Penguji II yang telah
8. dr. Fazidah Agustina Siregar, M.Kes Ph.D selaku Dosen Penguji III yang
9. Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dan Kepala Bagian Rekam
10. Kepada kedua orang tua saya tercinta Alm. Ayahanda (Edward Linton
Sirait) dan Ibunda (Dorti Br. Silaen) yang senantiasa mendoakan, memberi
motivasi, nasehat dan kasih sayang kepada penulis sehingga penulis dapat
11. Kepada kakak saya tercinta (Mesni Sirait), adik-adik saya tercinta (Hema
Malini Sirait, Rudi Firgod Sirait dan Anita Priskila Sirait) terima kasih atas
Moita Hanna Simanik, Sari Dewi Sinaga, Dinar Syafitri, Mona Aisyah
13. Anggota Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rimba (Ary Rizaldi Manthey, Ramadhania, Rinaldi Hasibuan, Yudi
Irawan dan Idham Khalid) terima kasih atas dukungan, dan doanya.
skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini
dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... xvii
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 31
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.13.4 Kategori Komplikasi Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang ................................................................... 53
4.13.5 Jenis Pengobatan Berdasarkan Kadar HbA1c ....................... 55
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 87
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan
Penyaringan dan Diagnosa DM ......................................................... 11
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang
Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata di RS
St. Elisabeth Medan Tahun 2016 ....................................................... 48
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 5.11 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi
yang Dirawat Inap Berdasarkan Pemeriksaan HbA1c di RS
St. Elisabeth Medan Tahun 2016 ..................................................... 71
Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Umur Penderita DM Tipe 2 dengan Komp-
likasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di
RS St. Elisabeth Medan Tahun 2016 ............................................... 79
Gambar 5.18 Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM Tipe 2 dengan
Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi
di RS St. Elisabeth MedanTahun 2016 ............................................ 81
xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
Maret 1995. Beragama Kristen Protestan dan bersuku Bata Toba, berasal dari
Merupakan anak kedua dari lima bersaudara, pasangan Alm. Bapak Edward
Jenjang pendidikan formal penulis dimulai dari SD Katolik Don bosco 043
xvii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup
Diabetes Mellitus (DM) dan Hipertensi. Demikian juga dengan pola penyakit
Salah satu penyakit degeneratif dengan sifat kronis adalah DM yang dalam
itu mulai dari tingkat awal atau yang berisiko DM sampai pada tingkat lanjut atau
pada mata, ginjal, pembuluh darah dan lain-lain. Masalah kesehatan akibat DM
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
masalah kesehatan yang serius pada masa sekarang. Setiap tahunnya, jumlah
kasus diabetes dari seluruh penderita di seluruh dunia adalah DM tipe 2. Selain
Western Pasific adalah salah satu wilayah dengan angka kematian tertinggi yang
44,9 % kematian akibat DM terjadi pada usia dibawah usia 60 tahun. Negara Cina
adalah bagian dari Western Pasific yang mencapai 40,8% kematian dibawah usia
60 tahun. Angka ini menjadikan negara Cina menjadi posisi teratas sebagai 10
negara dengan penderita diabetes usia dewasa terbanyak dengan 39,4% penduduk
Indonesia adalah bagian dari wilayah Western Pasific dengan 39 negara lainnya.
2000 menjadi sekitar 6.2% pada tahun 2030. Laporan ini menunjukkan adanya
peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035.
Prevalensi diabetes di Indonesia tahun 2013 adalah 2,1%. Angka tersebut lebih
tinggi dibanding dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31 provinsi yang ada di
Hasil Riset Kesehatan Dasar khusus Provinsi Sumatera Utara tahun 2013,
prevalensi DM tertinggi di Deli Serdang 2,9%, di daerah Karo 1,9% dan terendah
itu sendiri. Di Indonesia sendiri komplikasi kronik dari DM ini terdiri atas
penelitian Tarigan (2011) di RSU Herna Medan tahun 2009 – 2010 terdapat 134
Santa Elisabeth tahun 2016 penderita DM tipe 2 yang dirawat inap terdapat 287
komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2016.
1.2 Permasalahan
yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2016.
komplikasi yang di rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2016
berdasarkan pengobatan.
komplikasi.
komplikasi.
pengobatan.
sewaktu pulang.
HbA1c.
tipe 2.
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak Rumah Sakit Santa
TINJAUAN PUSTAKA
DM atau kencing manis, yang sering kali juga disebut dengan “Penyakit
Gula” merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia.
Dikatakan “Penyakit Gula” karena memang jumlah atau konsentrasi glukosa atau
gula di dalam darah melebihi keadaan normal. Konsentrasi glukosa normal bila
pada keadaan puasa pagi hari tidak melebihi 100 mg/dl. Dan seorang dikatakan
glukosa darah dalam keadaan puasa pagi hari lebih atau sama dengan 126 mg/dl
atau 2 jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl. Diabetes merupakan suatu
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kalenjar pankreas. Secara
fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormon
glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas (Manaf, 2009).
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan sebagai
anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke sel beta dengan akibat glukosa akan
tetap berada dalam pembuluh darah yang artinya kadarnya di dalam darah akan
Jika gula darah menumpuk dalam tubuh dan tingkat yang tidak terkontrol,
resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan sekresi
penyakit disebabkan multifaktor. Banyak hal yang menjadi faktor risiko penderita
diantaranya adalah interaksi antara gaya hidup, lingkungan, genetik, dan imunitas
tubuh terkait insulin (Hillson, 2015). Diabetes tipe 2 merupakan bentuk tersering
insulin, serta kenaikan produksi glukosa di hati. Pada awalanya terdapat resistensi
sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada
kelainan dalam pengikat insulin dengan reseptor pada membra sel yang selnya
insulin yang beredar dan tidak lagi dapat untuk mempertahankan euglikemia.
Pada awalnya, resistensi insulin belum menyebabkan diabetes klinis. Sel beta
glukosa darah masih normal atau baru sedikit meningkat. Kemudian setelah
terjadi kelelahan sel beta pankreas, akan terjadi DM klinis, yang ditandai dengan
adanya kadar glukosa darah yang meningkat, memenuhi kriteria diagnosa diabetes
(Price, 2006).
(Perkeni, 2015):
a. Gejala klasik DM: sering buang air kecil (poliuria), sering merasa haus
b. Gejala lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
darah. Dalam menentukan diagnosa DM harus diperhatikan asal bahan darah yang
diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosis, pemeriksaan yang
darah plasma vena. Untuk memastikan diagnosa DM, pemeriksaan glikosa darah
kondisi setempat dapat juga dipakai bahan darah untuk (whole blood), vena
yang tidak bergejala, yang mempunyai risiko DM. (Serangkaian uji diagnostik
glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti
Table 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagia Patokan
Penyaringan dan Diagnosa Diabetes Mellitus (DM)
Bukan DM Belum Pasti DM
DM
Kadar Plasma vena < 100 100-199 > 200
glukosa
darah Darah kapiler < 90 90-199 > 200
sewaktu
(mg/dl)
Kadar Plasma vena < 100 100-125 > 126
glikosa
darah puasa Darah kapiler < 90 90-99 > 100
(mg/dl)
Sumber: Perkeni 2015
menjadi salah satu kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada saran laboratorium
yang telah terstandarisasi dengan baik HbA1c adalah zat yang terbentuk dari
reaksi kimia antara glukosa dan hemoglobin (bagian dari sel darah merah).
darah merah yang diselubungi oleh gula. Semakin tinggi nilainya berarti kontrol
gula darah buruk dan kemungkinan komplikasi semakin tinggi. Pada orang yang
tidak menderita diabetes, kadar HbA1c berkisar antara 4,5% sampai 6%. Jika
kadarnya 6,5% atau lebih pada dua pemeriksaan terpisah, maka kemungkinan
keadaan pradiabetes. Penderita diabetes yang tidak terkontrol dalam waktu yang
lama biasanya memiliki kadar HbA1c lebih dari 9% sedangkan target pengobatan
Bila kadar gula darah tinggi dalam beberapa minggu, maka kadar HbA1c
juga akan tinggi. Ikatan HbA1c yang terbentuk bersifat stabil yang dapat bertahan
hingga 2-3 bulan. Kadar HbA1c akan mencerminkan rata-rata kadar dalam jangka
waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan. Dengan mengukur kadar HbA1c dapat
2011).
a. Menurut Orang
Saat ini diperkirakan lebih dari 9% penduduk dunia umur dewasa diatas 18
tahun memiliki penyakit DM (WHO, 2015). Lebih dari 44,9% kematian akibat
DM terjadi pada usia dibawah usia 60 tahun. Sebanyak 320,5 juta jiwa penduduk
umur produktif (20-64 tahun) menderita diabetes dan 94,2 juta jiwa berusia 65-79
tahun. Penderita DM berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2015 lebih tinggi pada
laki-laki. Sebanyak 215,2 juta jiwa laki-laki menderita DM dan 199,5 juta jiwa
pada perempuan. Pada tahun 2040 diproyeksikan 313,3 juta jiwa penderita DM
berjenis kelamin perempuan dan 328,3 juta jiwa penderita DM laki-laki (IDF,
2015).
pada perempuan dan pada laki-laki 71,9 % (WHO, 2014). Proporsi penderita DM
tertinggi pada kelompok usia 65-74 tahun (13,30%), jenis kelamin perempuan
b. Menurut Tempat
adalah 126,7 juta jiwa sedangkan di daerah perkotaan adalah 186,2 juta jiwa.
daerah perkotaan dan 163, 9 juta di daerah pedesaan tahun 2040 (IDF, 2015).
daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan,
DM. Dari yang terdeteksi tersebut hanya 26,3% yang terdiagnosa sebelumnya
dan 73,7% tidak terdiagnosa sebelumnya. Sedangkan pada Riskesdas 2013, dari
c. Menurut Waktu
Menurut WHO (2014) lebih dari 350 juta penduduk dunia menderita DM
pada tahun 2012. Penyakit ini menjadi penyebab langsung kematian 1,5 juta
penduduk dewasa diseluruh dunia yang menderita diabetes tahun 2015 terdata 415
juta penduduk di seluruh dunia yang menderita penyakit DM. Jumlah ini akan
mengalami peningkatan pada tahun 2040 menjadi 642 juta penduduk (IDF, 2015).
a. Genetika
memiliki setidaknya ada satu orang tua yang menderita DM atau riwayat
(Ali, 2015).
kuat. Indeksnya untuk DM tipe 2 pada kembar monozigot hampir 100%. Risiko
berkembangnya DM tipe 2 pada saudara kandung mendekati 40% dan 33% untuk
anak cucunya. Transmisi genetik adalah paling kuat. Jika orangtua menderita DM
tipe 2, rasio diabetes dan nondiabetes pada anak 1:1 (Price, 2006).
b. Usia
kelompok umur > 40 tahun dan < 40 tahun didapat nilai p = 0,000 (p < 0,05),
terbukti ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian DM tipe 2.
Selain itu, menurut penelitian Swiss dikutip suwondodah pada usia > 60 tahun.
diabetes pada usia tua > 60 tahun 3 kali lebih banyak daripada usia muda < 55
tahun.
Kebanyakan kasus DM tipe 2 terjadi sesudah umur 40 tahun. Pada usia ini
terjadi defisiensi sekresi insulin karena gangguan pada sel beta prankreas dan
Endokrinologi Indonesia (Perkeni) salah satu faktor risiko DM adalah orang yang
c. Jenis Kelamin
Pekanbaru periode 2003-2004, dilaporkan bahwa presentase nilai HbA1c > 6,5
pada perempuan (56,7%) lebih tinggi dari pada laki-laki. Demikian pula penelitian
Lesi Kurnia Putri yang dilakukan tahun 2012 di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru,
menurut presentasi nilai HbA1c > 6,5 pada perempuan 58,3% lebih tinggi dari
pada laki-laki.
peningkatan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih besar. Sindroma Siklus
d. Kegemukan (Obesitas)
kegemukan didapat nilai p = 0,000 (p < 0,05), terbukti ada hubungan yang
protein serta kerusakan berbagai jaringan tubuh (Manaf, 2009). Menurut definisi,
obesitas berarti berat badan berlebih sebanyak 20% dari berat badan ideal atau
nilai p= 0,000 < 0,005 sehingga kesimpulan Ha diterima atau ada hubungan antara
tahun 2012. Hasil dari Odds Ratio menunjukan bahwa hubungan pola makan nilai
pola makan yang buruk memiliki 10 kali lipat risiko terjadi DM tipe 2.
yang tinggi energi dan tinggi lemak, selain aktivitas fisik yang rendah, akan
simpanan yang jarang digunakan. Asupan energi yang berlebihan itu sendiri akan
yang signifikan. Diet tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah karbohidrat berkaitan
dengan DM tipe 2. Diet yang kaya energi dan rendah serat akan meningkatkan
kenaikan berat badan dan resistensi insulin pada populasi yang berisiko rendah
Olahraga juga berperan dalam kontrol kadar gula darah. Otot yang
berkontraksi atau aktif tidak atau kurang memerlukan insulin untuk memasukkan
glukosa ke dalam sel, karena otot yang aktif lebih sensitif terhadap insulin,
glukosa oleh sel sehingga glukosa darah turun. Pengidap DM tipe 1 harus berhati-
hati sewaktu berolahraga karena dapat terjadi penurunan glukosa darah yang
a. Hipoglikemia
normal. Walaupun kadar gula glukosa plasma puasa pada orang normal jarang
melampaui 99 mg% (5.5 mmol/L), tetapi kadar gula < 108 mg% (6 mmol/L)
masih dianggap normal. Kadar glukosa plasma kira kira 10% lebih tinggi
ditegakkan bila kadar glukosa plasma < 63 mg% (3.5 mmol/L) (Soemadji, 2009).
mana glukosa turun. Keluhan hipoglikemia pada dasarnya dapat dibagi dalam dua
kategori besar, yaitu: 1) Keluhan akibat otak tidak mendapat cukup kalori
konsentrasi, mata kabur, capek, bingung, kejang, atau koma. 2) Keluhan akibat
efek samping hormon lain (adrenalin) yang berusaha menaikkan kadar glukosa
darah, yaitu pucat, berkeringat, nadi berdenyut cepat, berdebar, cemas, serta rasa
lapar. Pada awalnya ketika glukosa darah berada pada tingkat 40-55 mg/dl, pasien
diabetes mengalami gemetaran, keringat dingin, mata kabur, lemah, lapar, pusing,
sakit kepala, tegang, mual, jantung berdebar, dan kulit dingin. Pada saat glukosa
darah di bawah 40 mg/dl, pasien akan merasa mengantuk, sukar bicara, seperti
orang mabuk, dan bingung. Dan pada saat kadar glukosa di bawah 20 mg/dl
keluhan atau gejala yang terjadi adalah kejang, tidak sadarkan diri (koma
b. Hiperglikimia
peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-1200 mg/dl), tanpa tanda dan gejala
Keadaan kelebihan gula darah yang biasanya disebabkan oleh makan secara
tetapi pada saat bersamaan juga oleh rendahnya respons jaringan tubuh terhadap
bersifat asam dalam darah yang berasal dari asam lemak bebas hasil pemecahan
sel-sel lemak jaringan. Gejala dan tandanya dapat berupa nafsu makan turun,
merasa haus, banyak minum, banyak kencing, mual dan muntah, nyeri perut,
pernapasan cepat dan dalam, napas berbau khas (keton), hipotensi, penurunan
kesadaran sampai koma (Irianto, 2014). KAD adalah komplikasi akut DM yang
Keluhan dan gejala KAD timbul akibat adanya keton yang meningkat
dalam darah. Keluhan dan gejala tersebut berupa napas yang cepat dan dalam,
napas bau keton atau aseton, nafsu makan turun, mual, muntah, demam, nyeri
perut, berat badan turun, capek, lemah, bingung, mengantuk, dan kesadaran
dehidrasi berat, hiperglikemia berat dan sering kali disertai gangguan neurologis
(Soewondo, 2009).
Pada keadaan normal, ginjal berfungsi mengeliminasi glukosa di atas abang batas
resistensi insulin. Keluhan pasien HHNK ialah: rasa lemas, gangguan penglihatan,
atau kaki kejang. Dapat pula ditemukan keluhan mual dan muntah, namun lebih
jarang jika dibandingkan dengan KAD. Kadang, pasien datang dengan disertai
keluhan saraf seperti letargi, disorientasi, hemiparesis, kejang atau koma (Sudoyo,
2009).
a. Komplikasi Mikroangiopati
berlanjut dengan penurunan fungsi laju filtrasi glumerular dan berakhir dengan
ginjal yang menyebabkan kerja ginjal menjadi kurang efisien atau bahkan rusak
dan menjadi gagal ginjal (IDF, 2015). Kelainan fungi ginjal dapat menyebabkan
gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa) (Pudiastuti,
2013).
tanpa diabetes. Mempertahankan kadar gula darah dan tekanan darah dalam
keadaaan normal adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit ginjal
(IDF, 2015).
saraf otonom dan merupakan suatu komplikasi yang lazim terjadi pada penderita
sering ditemukan pada DM. Risiko yang dihadapi pasien DM dengan ND antara
lain ialah infeksi berulang, ulkus yang tidak sembuh sembuh dan amputasi jari
(Subekti, 2009).
disfungsi ereksi dan banyak fungsi lainnya. Bagian tubuh yang paling rentan
saraf di bagian kaki menyebabkan rasa nyeri, kesemutan, dan hilang rasa. Hilang
rasa pada penderita DM sangat berkaitan dengan luka dan infeksi yang sering
tidak disadari, bahkan berisiko untuk diamputasi (IDF, 2015). Kerusakan pada
saraf menyebabkan kulit lebih sering cedera, kesemutan, nyeri, dan rasa lemah
(Pudiastuti, 2013).
penglihatan akibat kerusakan retina mata. Tanda perubahan retina paling dini
penurunan kapiler retina mata yang diikuti oleh perdarahan berbentuk titik dan
(Pudiastuti, 2013).
keseluruhan penderita DM. komplikasi ini merusak pembuluh darah pada bagian
ditemukan pada usia dewasa antara 20 sampai 74 tahun. Pasien diabetes memiliki
menyebabkan kebutaan. Kadar glukosa darah yang tinggi, kolesterol tinggi dan
b. Komplikasi Makroangiopati
perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga dapat
Terapi DM dengan komplikasi ulkus adalah insulin, karena insulin bersifat baik
maupun DM tipe 2) adalah penyakit Jantung Kononer, yang merupakan salah satu
sebagai aterosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital (jantung dan
kali. Peningkatan risiko ini tidak hanya disebabkan karena penyakit jantung
iskemik. Dalam beberapa tahun terakhir ini diketahui bahwa pasien DM dapat
lemak di dinding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah. Jika pembuluh
darah koroner menyempit, otot jantung akan kekurangan oksigen dan makanan
akibat suplai darah yang kurang. Selain menyebabkan suplai darah ke otot jantung
b.4 Hipertensi
insulin terjadi akibat ketidakseimbangan antara efek pressor dan depresso. The
insulin dengan hipertensi pada subjek normal namum tidak pada subjek dengan
orang yang tidak menderita DM. Hipertensi bisa merusak pembuluh darah.
obesitas, dan pengapuran atau penebalan dinding pembuluh darah (Tandra, 2014).
b.5 Stroke
diabetes. Stroke lebih sering timbul dan dengan prognosis yang lebih serius untuk
penderita diabetes. Akibat berkurangnya aliran arteri karotis interna dan arteri
2009).
menjadi sasaran adalah orang orang belum sakit artinya mereka masih sehat.
mempropagandakan pola hidup sehat dan menghindari pola hidup yang berisiko.
mengandung lemak rendah atau pola makan yang seimbang adalah alternatif
terbaik dan harus sudah ditanamkan pada anak-anak sekolah sejak taman kanak-
kanak. Selain makanan juga cara hidup berisiko lainnya harus dihindari. Jaga
berat badan agar tidak gemuk, dengan olahraga teratur. Dengan menganjurkan
merupakan salah satu upaya pencengahan primer yang sangat efektif dan murah
(Sudoyo, 2009).
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang
dikontrol hanya dengan diet dan latihan fisik saja berdasarkan cara kerjanya
digolongkan menjadi:
mempunyai efek utama meningkatkan sekresi oleh sel beta pankreas yang
merupakan pilihan utama untuk pasien berat badan normal atau kurang,
Sulfonilurea kerja panjang tidak dianjurkan pada orang tua, gangguan faal
hati dan ginjal serta malnutrisi. Sedangkan golongan glinid cara kerjanya
usus. Peptida ini disekresi bila ada makanan yang masuk. GLP-1
Namun GLP-1 secara cepat diubah menjadi metabolik yang tidak aktif
b. Insulin
hidup penderita. Beberapa jenis DM tipe 2, yang tidak dapat diatasi hanya dengan
diet dan atau OHO, pasien DM gestasional, DM dengan ketoasidosis, koma non
insulin pada semua keadaan tersebut bukan hanya untuk menormalkan glukosa
mencapai glukosa darah puasa 90-120 mg/dl, glukosa postprandial < 150 mg/dl,
HbA1c < 7%. Pada pasien kurang patuh terhadap terapi mungkin perlu dicapai
nilai glukosa darah yang lebih tinggi (140 mg/dl) dan postprandial 200-250 mg/dl
(Gunawan, 2007).
ke dalam pencegahan tersier. Upaya ini terdiri dari 3 tahap (Suyono, 2009):
pencegahan sekunder.
atau jaringan.
Dalam upaya ini diperluhkan kerja sama yang baik, baik antara pasien
dengan dokter maupun antara dokter ahli diabetes dengan dokter-dokter yang
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan yang berada
di Jl. Haji Misbah No.7 Medan Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian
komplikasi.
3.3.1 Populasi
dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi. Dari
jumlah populasi sebanyak 287 kasus dapat dicari besar sampel yang dibutuhkan
n=
n=
n = 167
Keterangan:
dilakukan dengan cara Simple Random Sampling dengan teknik undian dengan
cara mengundi nomor rekam medis yang telah tersedia di daftar populasi
kemudian dilanjutkan dengan pengambilan kartu status sesuai nomor rekam medis
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat pada kartu
status (rekam medik) penderita DM tipe 2 dengan komplikasi yang dirawat inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2016 dan dicatat sesuai dengan
komputer. Data dianalisis dengan analisis univariat secara deskriptif dan analisis
bivariat menggunakan uji chi-square dan uji t-test. Kemudian data disajikan
dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram pie, dan diagram bar.
berdasarkan diagnosis dokter sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.
yang tercatat pada kartu status pasien dan dikategorikan dengan kelompok
1. ≤ 35 tahun
2. 36-45 tahun
3. 46-55 tahun
4. 56-65 tahun
5. > 65 tahun
1. < 45 tahun
2. > 45 tahun
1. Laki-laki
2. Perempuan
c. Suku adalah etnik atau ras yang melekat pada diri penderita DM tipe 2
dengan komplikasi sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien,
dikelompokkan atas:
1. Jawa
2. Batak (Toba, Karo, Mandailing, Simalungun)
3. Nias
4. Lain-lain (Minang, Melayu, Tamil, Chinesse)
tipe 2 dengan komplikasi sesuai dengan yang tercatat pada kartu status
1. Islam
2. Kristen Protestan
3. Katolik
4. Budha
5. Hindu
dengan komplikasi tinggal sesuai dengan yang tercatat pada kartu status
1. Kota Medan
2. Luar Kota Medan
3.7.3 Keluhan utama adalah keluhan utama yang dialami penderita DM tipe 2
kelompokkan atas:
3.7.4 Jenis Komplikasi adalah penyakit lain yang timbul sebagai akibat dari
penyakit DM tipe 2 sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien,
dikelompokkan atas:
1. Retinopati Diabetik
2. Neuropati Diabetik
3. Nefropati Diabetik
1. Ulkus Diabetik/Ganggrene
2. Hipertensi
3. PJK
4. Stroke
5. TB Paru
komplikasi yang tercatat pada kartu status pasien, jenis komplikasi ini
atas:
3.7.6 Pemeriksaan kadar HbA1c adalah ada atau tidak ada dilakukannya
pemeriksaan kadar HbA1c pada penderita yang tercatat pada kartu status
1. Tidak ada
2. Ada
3.7.7 Kadar HbA1c adalah kadar pemeriksaan kendali darah HbA1c yang
dikelompokkan atas:
3.7.8 Kadar gula darah sewaktu masuk adalah hasil pemeriksaan kadar gula
darah sewaktu pasien masuk sesuai dengan yang tercatat pada kartu
pasien.
3.7.9 Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi atau keadaan penderita DM tipe 2
dikelompokkan atas:
tipe 2 dengan komplikasi sesuai dengan yang tercatat pada kartu pasien,
dikelompokkan atas:
4. Biaya Sendiri
5. BPJS
6. Asuransi
masuk sampai tanggal keluar sesuai dengan yang tercatat pada kartu status
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Medan. Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit milik Kongregasi Fransiskanes
orang yang paling membutuhkan, tanpa membedakan suku, bangsa, agama dan
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Rumah Sakit ini telah dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari Poli
Umum, Spesialis, Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU).
UGD Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan buka 24 jam yang dilengkapi
oleh tenaga dokter dan perawat yang profesional. UGD memberikan pertolongan
secara cepat, tepat dan cermat serta dilengkapi dengan ruang tindakan, ruang
resusitasi, ruang bedah, ruang one day care dan fasilitas yang memadai. Poli
Umum dilayani oleh dokter umum yang melayani pasien rawat jalan non
kulit/kelamin, mata, gigi, bedah umum, dan bedah saraf. Kamar bedah yang
tersedia adalah kamar bedah digestif, thorax, orthopedi, urologi, saraf, anak, THT,
mata, mulut, kebidanan dan onkologi. Rumah sakit ini memiliki 4 kamar operasi,
2 kamar tindakan untuk bedah minor, dan 1 kamar ruang pemulihan (recovery
room).
(Rontgent, Ct-Scan, MRI), Unit Fisioterapi, Laboratorium, Unit BKIA, PMI, Unit
Endoscopy, Farmasi (Rawat Jalan & Rawat Inap), Unit Electro Encephato Gram
Penunjang umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi,
jaringan komputer, telepon, sumber air, sumber listrik, pengelolaan air limbah,
instalasi gizi dan dapur umum, Ruang Sterilisasi (CSSD), unit kerohanian dan
4 Suku
Jawa 6 3,6
Batak 150 89,8
Nias 4 2,4
Lain-lain 7 4,2
Total 167 100
5 Agama
Islam 15 9
Kristen Protestas 112 67,1
Khatolik 36 21,5
Buhda 2 1,2
Hindu 2 1,2
Total 167 100
6 Pekerjaan
Tidak bekerja/pensiunan/ibu rumah tangga 84 50,3
PNS/TNI/POLISI 23 13,7
Pegawai swasta 6 3,6
Wiraswasta 29 17,4
Petani/nelayan 14 8,4
Lain-lain 11 6,6
Total 167 100
7 Tempat Tinggal
Kota Medan 92 55,1
Luar Kota Medan 75 44,9
Total 167 100
dengan komplikasi yang dirawat inap di RS St. Elisabeth Medan Tahun 2016
DM tipe 2 dengan komplikasi berdasarkan kelompok umur adalah > 46-55 tahun
umur < 35 tahun sebanyak 2 orang (1,2%). Proporsi kategori < 45 tahun sebanyak
11 orang (6,6%) dan kategori umur > 45 tahun sebanyak 156 orang (93,4%).
Proporsi berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan 59,9% dan proporsi pada
laki-laki 40,1%. Proporsi tertinggi berdasarkan suku yaitu Batak 89,8% sedangkan
yang terendah yaitu Nias 2,4%. Proporsi tertinggi berdasarkan agama yaitu
Kristen Protestan 67,1% sedangkan proporsi terendah yaitu Budha dan Hindu
rumah tangga 50,3% sedangkan proporsi terendah yaitu Pegawai Swasta 3,6%.
Proporsi berdasarkan tempat tinggal yaitu penderita yang tinggal di Kota Medan
55,1% dan proporsi penderita yang tinggal di luar Kota Medan 49.9%.
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan keluhan utama dapat
mual dan muntah 79% sedangkan proporsi terendah yaitu penglihatan kabur 1,2%.
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan jenis komplikasi
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan kategori komplikasi
komplikasi campuran 9,6%, dan proporsi terendah adalah komplikasi akut 1,8%.
53,3%.
inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2016 berdasarkan kadar HbA1c dapat
terdapat proporsi kadar tidak normal 94,9 % dan kadar normal 5,1 %.
inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2016 berdasarkan kadar gula darah sewaktu
penderita DM tipe 2 berdasarkan kadar gula darah sewaktu masuk adalah 200-
399 mg/dl (56,9 %) dan sedangkan proporsi terendah yaitu >500 mg/dl (8,9%).
inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2016 berdasarkan keadaan sewaktu pulang
yaitu Pulang Berobat Jalan (PBJ) 88% sedangkan proporsi terendah yaitu
meninggal 1,8 %.
inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2016 berdasarkan pengobatan dapat dilihat
dan insulin 38,9 % dan proporsi terendah yaitu pengobatan dengan OHO + Insulin
22,2%.
inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2016 berdasarkan sumber biaya dapat
tipe 2 dengan komplikasi berdasarkan sumber biaya proporsi tertinggi yaitu biaya
dirawat inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata
Penderita DM tipe 2 dengan komplikasi adalah 4,96 hari (5 hari) dengan standart
bervariasi yaitu lama rawatan tercepat 1 hari dan lama rawatan terlama adalah 20
hari.
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat dilihat dari 167 penderita DM tipe 2
kelompok umur <45 tahun sebesar 33,3% sedangkan pada kelompok umur >45
pada kelompok umur <45 tahun sebesar 6,1% sedangkan pada kelompok umur
campuran pada kelompok umur <45 tahun sebesar 6,2% sedangkan pada
dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) dengan expected Count kurang dari 5,
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat dilihat dari 167 penderita DM tipe 2
kelompok umur <45 tahun sebesar 6,1% sedangkan pada kelompok umur >45
komplikasi campuran pada kelompok umur <45 tahun sebesar 10,5% sedangkan
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 0,363 (p > 0,05)
berarti secara statistik tidak ada perbedaan proporsi umur penderita DM tipe 2
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat dilihat dari 167 penderita DM tipe
sebesar 12,5%.
dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) dengan expected Count kurang dari 5,
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat dilihat dari 167 penderita DM tipe
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 0,085 (p > 0,05)
berarti secara statistik tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin penderita DM
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, dapat dilihat dari 167 penderita DM tipe 2
dilakukan karena terdapat 4 sel (44,4%) dengan expected Count kurang dari 5,
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, dapat dilihat dari 167 penderita DM tipe 2
DM tipe 2 dengan komplikasi yang diberikan insulin dan OHO + insulin terdapat
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 0,217 (p > 0,05)
Elisabeth Medan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, dapat dilihat dari 167 penderita DM tipe 2
berobat jalan (PBJ) terdapat 2% yang mengalami komplikasi akut, 88,5% yang
dilakukan karena terdapat 6 sel (66,7%) dengan expected Count kurang dari 5,
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, dapat dilihat dari 167 penderita DM tipe 2
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 1,00 (p > 0,05)
berarti secara statistik tidak ada perbedaan proporsi kategori komplikasi penderita
yang dirawat inap di RS St. Elisabeth tahun 2016 berdasarkan kadar HbA1c dapat
kadar HbA1c normal yang diberikan pengobatan OHO 100%, insulin 0% dan
OHO + insulin 0%. Proporsi DM tipe 2 kadar HbA1c tidak normal yang diberikan
dilakukan karena terdapat 3 sel (50%) dengan expected Count kurang dari 5,
kadar HbA1c normal yang diberikan pengobatan OHO 100%, insulin dan OHO +
insulin 0%. Proporsi DM tipe 2 kadar HbA1c tidak normal yang diberikan
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 0,017 (p < 0,05)
BAB V
PEMBAHASAN
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan umur dapat dilihat
Umur
1,2%
7,3%
30,5%
kelompok umur 46-55 tahun 32,3% kemudian diikuti kelompok umur 56-65 tahun
30,5%, 65 tahun 28,7%, 36-45 tahun 7,3% sedangkan proporsi terendah pada
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
Adanya pasien yang menderita DM tipe 2 pada umur < 35 tahun, dapat
terjadi dikarenakan gaya hidup yang tidah sehat, yaitu komsumsi makanan tinggi
energi dan tinggi lemak, akibatnya asupan energi yang berlebih akan
meningkatkan resistensi insulin, dan aktivitas fisik yang rendah (Gibney, 2005).
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan kategori umur dapat
Kategori Umur
6,6%
> 45 tahun
< 45 tahun
93,4%
tipe 2 dengan komplikasi berdasarkan kategori umur yaitu < 45 tahun 6,6% dan >
45 tahun 93,4%.
Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya DM. Pada penelitian
ini, jumlah kasus penderita DM tipe 2 meningkat drastis di atas usia 45 tahun.
Hasil ini sesuai dengan teori tentang faktor risiko DM tipe 2 biasanya terjadi pada
usia dewasa tua meskipun dapat terjadi juga pada usia dewasa muda (Rustama
dkk, 2010). Pada kelompok umur tersebut terjadi penurunan fungsi tubuh
dengan umur seseorang. Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya DM.
Pada penelitian ini jumlah kasus penderita DM tipe 2 meningkat drastis di usia
> 45 tahun.
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan jenis kelamin dapat
Jenis Kelamin
40,1%
Perempuan
Laki laki
59,9%
tipe 2 dengan komplikasi berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan 59,9% dan
laki-laki 40,1%.
Baik laki-laki maupun perempuan memiliki risiko yang sama besar untuk
mengidap DM tipe 2 sampai usia dewasa awal. Jika dilihat dari faktor risiko,
peningkatan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih besar. Sindroma Siklus
daripada laki-laki.
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan suku dapat dilihat
Suku
3,6% 2,4%
4,2%
Batak
Lain lain
Jawa
Nias
89,8%
89,9%, diikuti lain-lain 4,2% (terdiri dari suku Melayu 0,6%, Tamil 1,2%, Cina
Proporsi suku Batak lebih besar dari suku yang lainnya, hal ini
menunjukkan bahwa bukan berarti suku Batak lebih beresiko untuk menderita
Suku Batak terdiri dari Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing. Dari
penderita DM tipe 2 dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan terdapat 150 (89,8%) suku Batak, diantaranya yaitu Batak Toba
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan agama dapat dilihat
Agama
1,2% 1,2%
9%
Kristen Protestan
Khatolik
21,5%
Islam
Buhda
67,1%
Hindu
Protestan 67,1% diikuti Katolik 21,5%, Islam 9% sedangkan yang terendah yaitu
Proporsi agama Kristen Protestan dan Katolik lebih banyak bukan berarti
dan Katolik. Proporsi ini sesuai bila dibandingan dengan proporsi suku yang lebih
tinggi pada suku Batak, diamana biasanya suku Batak mayoritas agama Kristen
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan pekerjaan dapat
60,0%
50,3%
50,0%
Proporsi (%)
40,0%
30,0%
17,4% 13,8%
20,0%
8,4% 6,6%
10,0% 3,6%
0,0%
Pekerjaan
Gambar 5.6 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita DM tipe 2 dengan
Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RS
St. Elisabeth Medan Tahun 2016
8,4% (Petani 7,7%, Nelayan 0,7%), Lain-Lain 6,6% (Guru 2,4%, Pendeta 1,2%,
dan Suster/Biarawati 3%), dan yang terendah adalah Pegawai Swasta 3,6%.
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan tempat tinggal dapat
Tempat Tinggal
44,9% Medan
55,1% Luar Medan
2 dengan komplikasi berdasarkan tempat tinggal adalah di Kota Medan 55,1% dan
Penderita yang berasal dari luar kota tempatnya bervariasi, ada yang
tempatnya dekat dengan Kota Medan seperti dari Lubuk Pakam, Deli Serdang,
Pancur Batu, dan Berastagi, namun ada juga tempat tinggalnya jauh dari Kota
Medan seperti dari Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Siantar, Asahan dan Nias
bahkan ada juga yang datang berobat dari luar provinsi seperti dari Riau dan
Aceh. Pasien yang berasal dari luar Kota Medan cukup banyak yang berobat ke
Elisabeth Medan baik yang berasal dari Kota Medan maupun Luar Kota Medan
hampir semuanya datang sendiri, hanya beberapa orang yang dikirim oleh dokter
tinggal penderita Diabetes Mellitus yang dirawat inap yaitu Kota Medan 62,4%.
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan keluhan utama dapat
90% 79%
80%
70%
60%
Proporsi
50%
40%
30% 24,6%
18% 16,2%
20% 13,8% 12,6% 11,4%
6% 3,6%
10% 1,2%
0%
Keluhan Utama
79% yang kemudian diikuti keluhan nyeri ulu hati 24,6%, sesak nafas dan nyeri
dada 18%, kepala pusing/oyong 16,2%, sesak nafas dan batuk 13,8%, kebas-
kesadaran 3,6% dan yang paling terendah yaitu penglihatan kabur 1,2%.
biasanya bervariasi, tergantung jenis komplikasi yang dialami oleh penderita. Dari
semua keluhan utama yang dialami badan lemas, mual-mual dan muntah, sering
sakit kepala dan oyong/pusing hampir semua jenis komplikasi DM tipe 2 pernah
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karo
(2016) di Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2015 yang mendapatkan proporsi
terbesar keluhan utama penderita Diabetes Mellitus yang dirawat inap yaitu
40 37,1%
35
30
Proporsi 25 18%
20
12,6%
15 8,4% 8,4% 9%
10 6,6%
5 1,2%
0
Jenis Komplikasi
diikuti Ulkus Diabetik 18%, TB paru 12,6%, PJK 9%, Nefropati Diabetik 8,4%,
Neuropati Diabetik 8,4%, Stroke 6,6%, dan proporsi terendah yaitu Retinopati
Diabetik 1,2%.
terjadinya serangan jantung, retinopati, kerusakan ginjal, atau stroke. Antara 35-
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihotang
hipertensi 17,7%.
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan kategori komplikasi
Kategori Komplikasi
1,8%
9,6%
Komplikasi Kronik
Komplikasi Campuran
Komplikasi Akut
88,6%
komplikasi kronik 88,6%, diikuti oleh komplikasi campuran 9,6%, dan yang
dapat meninggal apabila tidak segera ditangani. Keluhan pada komplikasi kronik
darah yang tidak baik pada penderita DM tipe 2. Kontrol glukosa dan tekanan
darah yang baik pada penderita DM tipe 2 dapat mencegah dan memperlambat
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihotang
41,9 %. Begitu juga dengan penelitian Karo di (2016) di Rumah Sakit Umum
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan pemeriksaan HbA1c
Pemeriksaan HbA1c
tipe 2 dengan komplikasi yang melakukan pemeriksaan HbA1c yaitu 53,3% dan
alasan , salah satunya karena pasien banyak yang dirawat hanya dalam waktu
yang singkat yaitu 1-2 hari. Pada sebagian pasien ada juga yang menolak untuk
dilakukan pemeriksaan dengan alasan pribadi salah satunya masalah biaya. Selain
itu pemeriksaan juga jarang pada pasien baru dan dirawat dengan waktu singkat di
rumah sakit ini, umumnya pada pasien lama selalu dilakukan pemeriksaan HbA1c
2010, bahwa proporsi tertinggi yaitu tidak melakukan pemeriksaan HbA1c 51,3%
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan Kadar HbA1c dapat
Kadar HbA1c
5,1%
Tidak normal
Normal
94,9%
dilakukan pemeriksaan HbA1c terdapat kadar tidak normal 94,9% (74 orang) dan
Nilai kadar HbA1c yang normal < 6,5% dan kadar HbA1c tidak normal >
6,5%. Nilai kadar HbA1c yang paling rendah pada penderita DM tipe 2 yang
dirawat inap di rumah sakit ini adalah 6% dan nilai paling tinggi yaitu > 14%.
Nilai kadar normal sesuai nilai rujuk di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan yaitu
4,5% - 7%, diatas 7% menunjukkan kontrol gula darah tidak normal. Kadar
Komplikasi
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan kadar gula darah
8,9%
Berdasarkan gambar 5.13 di atas dapat diketahui bahwa dari 167 penderita
sewaktu masuk, proporsi kadar gula darah sewaktu yang terbesar adalah 200-399
mg/dl (56,9%), < 200 mg/dl (22,2%), dan 400-500 mg/dl (12%) sedangkan
proporsi kadar gula darah sewaktu masuk terendah adalah > 500 mg/dl (8,9%).
Pada penelitian ini nilai kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 dengan
komplikasi yang melakukan pemeriksaan darah sewaktu masuk yang paling tinggi
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan keadaan sewaktu
10,2%
PBJ
PAPS
Meninggal
88%
adalah pulang berobat jalan (PBJ) 88% (147 orang), diikuti oleh pulang atas
permintaan sendiri (PAPS) 10,2% (17 orang), dan yang terendah adalah dalam
Elisabeth Medan tahun 2016 lebih banyak pulang berobat jalan karena bila sudah
mengizinkan pasien PBJ bila komplikasi yang diderita sudah bisa ditangani.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Sihotang di RSUD Dr.
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan pengobatan dapat
Pengobatan
22,2%
38,9% OHO
Insulin
OHO + Insulin
38,9%
OHO dan Insulin 38,9% dan proporsi terendah terdapat pada pengobatan
target utama yaitu: menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran
masalah-masalah terkait obat yang dialami oleh penderita, salah satunya adalah
masalah pemilihan obat yang tidak tepat dapat mengakibatkan tujuan terapi tidak
sebaiknya ditekankan karena modifikasi gaya hidup mempunyai efek yang besar
Begitu juga dengan hasil penelitian Karo (2016) di Rumah Sakit Umum
inap di RS St. Elisabeth Medan pada tahun 2016 berdasarkan sumber biaya dapat
Sumber Biaya
18%
BPJS
Biaya sendiri
51,5%
Asuransi
30,5%
perawatan tertinggi adalah dengan BPJS 51,5%, biaya sendiri 30,5% sedangkan
dirawat inap di RS St. Elisabeth Medan adalah 5 hari. Lama rawatan tercepat
ada 12 orang (7,2%) dan yang dirawat inap selama 20 hari ada 1 orang (0,6%).
Diantara pasien yang dirawat inap selama 1 hari, terdapat 6 orang (3,6%) dengan
bukan biaya sendiri dan terdapat 6 orang (3,6%) biaya sendiri, kondisi 1 orang
inap selama 20 hari pulang dengan kondisi berobat jalan dengan biaya sendiri.
DM yang dirawat inap dengan lama rawatan tercepat 1 hari dan lama rawatan
rata-ratanya (5 hari).
rawat inap berdasarkan kategori komplikasi di RS St. Elisabeth Medan pada tahun
90
80
66,7%
70
60
Proporsi
50 33,3%
40 <45 tahun
30 >45 tahun
6,1% 6,2%
20
10
0
Komplikasi Akut Komplikasi Kronik Komplikasi Campuran
Kategori Komplikasi
Gambar 5.17 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Penderita DM Tipe 2
dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori
Komplikasi di RS St. Elisabeth Medan Tahun 2016
DM tipe 2 dengan komplikasi akut pada kelompok umur < 45 tahun 33,3%
sedangkan pada kelompok umur > 45 tahun 66,7%. Proporsi penderita DM tipe 2
dengan komplikasi kronik pada kelompok umur < 45 tahun 6,1%, sedangkan pada
komplikasi campuran pada kelompok umur < 45 tahun 6,2% sedangkan pada
akut. Dilihat dari umur berdasarkan kategori komplikasi, baik komplikasi akut,
kronik, maupun akut dan kronik, lebih banyak terjadi pada umur > 45 tahun.
umumnya terjadi pada usia dewasa tua, sesuai dengan teori bahwa salah satu
maka penderita DM tipe 2 dengan komplikasi akan semakin tinggi. Pada penderita
DM tipe 2, bila kadar gula darah tidak terkontrol penderita rentan untuk
pada umumnya di usia lansia, komplikasi DM tipe 2 yang paling sering terjadi
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 0,363 (p > 0,05)
berarti secara statistik tidak ada perbedaan proporsi umur penderita DM tipe 2
pada kelompok umur < 45 tahun dan > 45 tahun dapat terjadi komplikasi akut,
100 87,5%
80 66,7%
Proporsi
57,4%
60
42,6%
40 33,3
Perempuan
20 12,5%
Laki-laki
0
Komplikasi Akut Komplikasi Kronik Komplikasi
Campuran
Kategori Komplikasi
Gambar 5.18 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM
Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan
Kategori Komplikasi di RS St. Elisabeth Medan Tahun 2016
tipe 2 dengan komplikasi kronik pada perempuan 57,8% sedangkan pada laki-laki
Pada penelitian ini proporsi komplikasi kronik lebih besar pada perempuan
yaitu 57,8% sedangkan proporsi komplikasi akut lebih besar pada laki-laki yaitu
Elisabeth tahun 2015 lebih banyak perempuan (59,9%). Faktor jenis kelamin
merupakan salah satu variabel yang dapat memberikan perbedaan angka kejadian
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 0,085 (p > 0,05)
berarti secara statistik tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin penderita DM
bahwa kejadian DM tipe 2 pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan dapat
Elisabeth Medan pada tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut:
60,0%
50%
50,0%
Proporsi
Kategori Komplikasi
Gambar 5.19 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Pengobatan
Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap
Berdasarkan Kategori Komplikasi di RS St. Elisabeth
Medan Tahun 2016
insulin serta OHO dan insulin, lebih besar terdapat pada penderita DM tipe 2
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 0,217 (p > 0,05)
berarti secara statistik tidak ada perbedaan proporsi jenis pengobatan penderita
yang menetap dan harus dijaga agar tidak kambuh dan memperberat komplikasi.
Pengobatan yang diberi dapat berupa OHO, suntikan insulin, dan kombinasi,
tergantung keadaan pasien saat rawat inap maupun rawat jalan (Lukman, 2002).
Elisabeth Medan pada tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut:
120%
100%
100% 88,5% 88,2%
80%
Proporsi
Akut
60%
Kronik
40%
Campuran
20% 9,5%
11,8%
2% 0% 0% 0%
0%
PBJ PAPS Meninggal
tipe 2 dengan komplikasi yang pulang berobat jalan terdapat 2% yang mengalami
campuran, dan tidak ada satupun penderita DM tipe 2 dengan komplikasi yang
tinggi dari rumah sakit yaitu pulang berobat jalan. Hal ini menunjukkan bahwa
penderita DM tipe 2 dengan komplikasi yang datang berobat ke rumah sakit ini
lebih banyak mengalami komplikasi kronik. Hal ini sesuai dengan data
yang paling banyak diderita pasien DM tipe 2 dengan komplikasi yang dirawat
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 1,00 (p > 0,05)
berarti secara statistik tidak ada perbedaan proporsi kategori komplikasi penderita
komplikasi yang di rawat inap berdasarkan kadar HbA1c di RS St. Elisabeth pada
tahun 2016
80
Proporsi
60
39,2% Normal
40 33,8%
27% Tidak Normal
20
0% 0%
0
OHO Insulin OHO+Insulin
Jenis Pengobatan
100%, insulin 0% dan OHO +insulin 0%. Proporsi DM tipe 2 kadar HbA1c tidak
normal yang diberikan pengobatan OHO 33,8%, insulin 39,2% dan OHO+insulin
27%.
HbA1c normal (< 6,5%) yang kemungkinan terkontrol kadar HbA1c secara baik
dengan mengonsumsi obat secara teratur dan juga didukung dengan pola hidup
yang sehat. Pada penderita yang kadar HbA1c tidak normal (> 6,5%) yang
kemungkinan besar tidak bisa menjaga pola hidup yang sehat maupun kurang
Analisis statistik dengan Fisher Exact Test diperoleh p = 0,017 (p < 0,05)
berarti secara statistik ada perbedaan proporsi jenis pengobatan penderita DM tipe
BAB VI
6.1 Kesimpulan
87
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
hari.
87
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
komplikasi.
komplikasi.
6.2 Saran
obat sesuai anjuran dokter, memeriksakan kadar HbA1c secara rutin setiap
87
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M A., 2015. A New Approach in Type 2 Diabetes Mellitus Treatment. Anchor
Academy Publishing, Hamburg.
Barrett et.all., 2015. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong (Alih bahasa:
Brahm U. Pendit). Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Bilous, D. 2014. Buku Pegangan Diabetes Edisi Ke 4. Bumi Medika, Jakarta.
CDC, 2014. National Diabetes Statistics Report 2014. National Center for
Chronic Disease Prevention and Health Promotion Division of Diabetes
Translation, Atlanta http://www.cdc.gov/diabetes/pubs/statsreport14/nationa
l-diabetes-report-web.pdf
Corwin, E. J. 2007. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Depkes R.I., 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Depkes. 2013. Infodiabetes. http://www.depkes.go.id
Gibney, M.J. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Gunawan dan Sulistia, 2007. Farmakologi Dan Terapi. Edisi V. FKUI. Jakarta.
90
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
Lukman., 2002. Pola Penggunaan Obat Oral Anti diabetik dan Insulin Pada Pende
rita Diabetes Militus Tipe 2 Rawat Inap Di RSKST. Vincentius A. Paulo
Surabaya Selama Bulan November Dan Desember 2001.
Tesis Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya.
Kemenkes, 2014. Hasil Riskesdas 2013. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. http:
//www.depkes.go.id
Marpaung, J., 2006. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus yang Dirawat Inap
di RSU Pematang Siantar Tahun 2004-2008. Skripsi Mahasiswa FKM USU.
Putri Lk. Gambaran Penggunaan Jenis Obat Antidiabetes dan Pengetahuan Pasien
Diabetes Mellitus Dalam RSUD Achmad Provinsi Riau Pekanbaru. Skripsi.
Univesitas Riau: 2012.
Romadhania. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Kompliksi
Kronik yang Dirawat Di instansi Rawat jalan Bagian Penyakit Dalam
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Skripsi.Univesitas Riau: 2016.
Rustama, D.S., dkk., 2010. Diabetes Mellitus. Dalam: Jose RL. Batubara, dkk,
Endokrinologi Anak, Edisi I. Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.
Sudaryanto A, dkk. 2013. Hubungan Antara Pola Makan, Genetik dan Kebiasaan
Olahraga Terhadap Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nusukan Banjarsari. Publication: 22.
Sudoyo Aw, Setiyoha B, Alwi I, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
3, Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Sukarmin, Riyandi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wuwungan, G., 2013. Analisis Hubungan Antara Umur dan Riwayat Keluarga
Menderita DM dengan Kejadian Penyakit DM tipe 2 pasien Rawat Jalan di
Poliklinik Penyakit Dalam Blu RSUP PROF. Dr. R.D Kandou Manado.
Skripsi Mahasiswa FKM Universitas Sam Ratulangi Manado.
Yunir dan Soebardi., 2009. Terapi Non Farmakologis Pada Diabetes Melitus Dala
m: Sudoyo AW dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Edisi
Kelima. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.
1 07 1/Dir-RSE IWX/2017
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU
Medan-20155
Perihal : Selesai Penelitian
Dengan hormat,
Sehubungan dengan surat dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara nomor:
9759/I-IN5.2.1.10/I(RIV20L7 tmggal 18 Agustus 2017, Perihal: Permohonan Izin Penelitian, maka
dengan ini kami sampaikan bahwa Mahasiswa tersebut telah selesai melaksanakan penelitian pada
tanggal 19 September 2017 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.
berikut:
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Cc Arsip
1 45 2 2 1 2 2 5 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
2 52 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
3 60 4 2 2 2 2 4 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
4 51 3 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2
5 63 4 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2
6 32 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
7 57 4 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2
8 39 2 1 1 2 3 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1
9 74 5 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2
10 65 4 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1
11 80 5 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
12 45 2 2 2 2 2 4 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
13 51 3 2 2 5 5 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
14 74 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1
15 78 5 2 1 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
16 52 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
17 46 3 2 2 2 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
18 71 5 2 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2
19 48 3 2 1 2 3 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
20 46 3 2 1 2 1 4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
21 43 2 1 1 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
22 48 3 2 1 2 2 5 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 46 3 2 1 2 2 5 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2
24 59 4 2 1 2 2 4 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 47 3 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
26 53 3 2 2 5 1 4 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
27 66 5 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 78 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
30 67 5 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2
31 48 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
32 62 4 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
33 62 4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
34 72 5 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
35 63 4 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
36 75 5 2 2 2 3 5 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
37 65 4 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 60 4 2 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1
39 69 5 2 1 2 2 5 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 56 4 2 2 2 2 5 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
41 74 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1
42 67 5 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2
43 49 3 2 2 2 2 5 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
44 58 4 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
45 61 4 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
46 77 5 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
47 56 4 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
48 78 5 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
49 72 5 2 2 5 4 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
50 62 4 2 2 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
51 50 3 2 2 2 2 4 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
52 59 4 2 2 2 2 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
53 47 3 2 1 2 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
54 73 5 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
55 52 3 2 1 2 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
57 54 3 2 1 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1
58 55 3 2 2 2 2 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1
59 54 3 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
60 55 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
61 53 3 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
62 61 4 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
63 73 5 2 1 2 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
64 59 4 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
65 61 4 2 1 1 1 5 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2
66 64 4 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
67 52 3 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
68 49 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1
69 49 3 2 1 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
70 59 4 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
71 71 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1
72 57 4 2 2 2 2 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1
73 63 4 2 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
74 57 3 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
75 40 2 1 2 2 2 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
76 57 3 2 2 2 2 5 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
77 27 1 1 1 5 2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2
78 58 3 2 1 2 3 6 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
79 47 3 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
80 53 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
81 66 5 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
82 53 3 2 1 2 2 3 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
83 38 2 1 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
85 73 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
86 58 4 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
87 71 5 2 2 2 3 6 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
88 55 3 2 1 2 2 6 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
89 61 4 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
90 44 2 1 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
91 65 4 2 2 2 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
92 61 4 2 1 2 2 6 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
93 46 3 2 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1
94 71 5 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
95 55 3 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2
96 65 4 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
97 54 3 2 1 2 2 3 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
98 67 5 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
99 67 5 2 2 2 3 5 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1
100 54 3 2 2 2 3 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
101 57 4 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
102 46 3 2 2 2 2 5 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
103 53 3 2 2 2 2 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
104 60 4 2 2 2 3 6 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
105 53 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
106 77 5 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
107 37 2 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
108 70 5 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
109 78 5 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
110 64 4 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1
111 44 2 1 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
113 68 5 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
114 63 4 2 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
115 73 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
116 49 3 2 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
117 80 5 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
118 58 4 2 1 2 3 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
119 55 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
120 52 3 2 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
121 51 3 2 1 2 1 5 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
122 56 4 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
123 66 5 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
124 65 4 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1
125 77 5 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
126 65 4 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
127 64 4 2 1 2 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
128 60 4 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
129 60 4 2 1 2 2 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
130 63 4 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
131 79 5 2 1 2 3 5 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1
32 39 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
133 73 5 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
134 58 4 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
135 80 5 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1
136 63 4 2 1 5 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
137 70 5 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
138 50 3 2 1 5 4 4 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
139 47 3 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
141 70 5 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2
142 78 5 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
143 66 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2
144 55 3 2 1 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2
145 71 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
146 75 5 2 2 2 3 6 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2
147 55 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
148 63 4 2 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
149 59 4 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
150 37 2 1 2 2 3 4 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
151 52 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
152 50 3 2 1 2 2 4 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
153 62 4 2 2 5 5 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2
154 67 5 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
155 62 4 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
156 41 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
157 54 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
158 61 4 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
159 54 3 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
160 86 5 2 2 2 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
161 69 5 2 1 2 2 6 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
162 61 4 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
163 79 5 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
164 53 3 2 2 2 2 6 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
165 58 4 2 2 2 2 6 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
166 67 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2
167 67 5 2 2 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Frequencies
Statistics
umur umurA umurB JK suku agama pkrjn T.tggl
N Valid 167 167 167 167 167 167 167 167
Missin
0 0 0 0 0 0 0 0
g
Frequency Table
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 27 1 ,6 ,6 ,6
32 1 ,6 ,6 1,2
37 2 1,2 1,2 2,4
38 1 ,6 ,6 3,0
39 2 1,2 1,2 4,2
40 1 ,6 ,6 4,8
41 1 ,6 ,6 5,4
43 1 ,6 ,6 6,0
44 2 1,2 1,2 7,2
45 2 1,2 1,2 8,4
46 5 3,0 3,0 11,4
47 4 2,4 2,4 13,8
48 3 1,8 1,8 15,6
49 4 2,4 2,4 18,0
50 3 1,8 1,8 19,8
51 3 1,8 1,8 21,6
52 7 4,2 4,2 25,7
53 9 5,4 5,4 31,1
54 7 4,2 4,2 35,3
55 7 4,2 4,2 39,5
56 3 1,8 1,8 41,3
57 5 3,0 3,0 44,3
58 6 3,6 3,6 47,9
59 5 3,0 3,0 50,9
60 5 3,0 3,0 53,9
61 7 4,2 4,2 58,1
62 5 3,0 3,0 61,1
63 7 4,2 4,2 65,3
64 3 1,8 1,8 67,1
65 7 4,2 4,2 71,3
66 4 2,4 2,4 73,7
67 7 4,2 4,2 77,8
68 1 ,6 ,6 78,4
69 2 1,2 1,2 79,6
70 3 1,8 1,8 81,4
71 5 3,0 3,0 84,4
72 2 1,2 1,2 85,6
73 5 3,0 3,0 88,6
74 3 1,8 1,8 90,4
75 2 1,2 1,2 91,6
77 3 1,8 1,8 93,4
78 5 3,0 3,0 96,4
79 2 1,2 1,2 97,6
80 3 1,8 1,8 99,4
86 1 ,6 ,6 100,0
Total 167 100,0 100,0
umurA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 35 tahun 2 1,2 1,2 1,2
36-45 tahun 12 7,2 7,2 8,4
46-55 tahun 54 32,3 32,3 40,7
56-65 tahun 51 30,5 30,5 71,3
> 65 tahun 48 28,7 28,7 100,0
Total 167 100,0 100,0
umurB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 45 tahun 11 6,6 6,6 6,6
> 45 tahun 156 93,4 93,4 100,0
Total 167 100,0 100,0
JK (Jenis Kelamin)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 67 40,1 40,1 40,1
perempuan 100 59,9 59,9 100,0
Total 167 100,0 100,0
suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid jawa 6 3,6 3,6 3,6
batak 150 89,8 89,8 93,4
nias 4 2,4 2,4 95,8
lain-lain 7 4,2 4,2 100,0
Total 167 100,0 100,0
agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 15 9,0 9,0 9,0
Kristen Protestan 112 67,1 67,1 76,0
Katolik 36 21,6 21,6 97,6
Budha 2 1,2 1,2 98,8
Hindu 2 1,2 1,2 100,0
Total 167 100,0 100,0
Pkrjn (Pekerjaan)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak
berkerja/pensiunan/ibu 84 50,3 50,3 50,3
rumah tangga
PNS/TNI/POLISI 23 13,8 13,8 64,1
pengawai swasta 6 3,6 3,6 67,7
wiraswasta 29 17,4 17,4 85,0
petani/nelayan 14 8,4 8,4 93,4
lain-lain 11 6,6 6,6 100,0
Total 167 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8 KU9 KU10
N Vali
167 167 167 167 167 167 167 167 167 167
d
Miss
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ing
Frequency Table
KU1 (Lemas/mual-mual dan muntah)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 35 21,0 21,0 21,0
ya 132 79,0 79,0 100,0
Total 167 100,0 100,0
KU9 (Kebas-kebas)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 146 87,4 87,4 87,4
ya 21 12,6 12,6 100,0
Total 167 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
J.kom J.kom J.kom J.kom J.kom J.kom J.kom J.kom J.kom J.kom
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
N Vali
167 167 167 167 167 167 167 167 167 167
d
Miss
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ing
Frequency Table
J.kom1 (Hipoglikemia)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 152 91,0 91,0 91,0
ya 15 9,0 9,0 100,0
Total 167 100,0 100,0
J.kom2 (Hiperglikemia)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 163 97,6 97,6 97,6
ya 4 2,4 2,4 100,0
Total 167 100,0 100,0
J.kom7 (Hipertensi)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 105 62,9 62,9 62,9
ya 62 37,1 37,1 100,0
Total 167 100,0 100,0
J.kom8 (PJK)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 152 91,0 91,0 91,0
ya 15 9,0 9,0 100,0
Total 167 100,0 100,0
J.kom9 (Stroke)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 156 93,4 93,4 93,4
ya 11 6,6 6,6 100,0
Total 167 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
K.HbA1c KGDsm S.biaya S.biayaA
N Valid 78 167 167 167
Missing 89 0 0 0
Frequency Table
K.HbA1c (Kadar HbA1c)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 6,5% = Normal 4 2,4 5,1 5,1
> 6,5% = Tidak
74 44,3 94,9 100,0
Normal
Total 78 46,7 100,0
Missing System 89 53,3
Total 167 100,0
S.biayaA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid biaya sendiri 51 30,5 30,5 30,5
bukan biaya sendiri 116 69,5 69,5 100,0
Total 167 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
AT.HbA1c
N Valid 167
Missing 0
Frequencies
Statistics
J.kompl123pe
J.komp123 ngabungan
N Valid 167 167
Missing 0 0
Frequency Table
J.komp123 (Jenis komplikasi)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid komplikasi akut 3 1,8 1,8 1,8
komplikasi kronik 148 88,6 88,6 90,4
komplikasi akut +
16 9,6 9,6 100,0
kronik(k.campuran)
Total 167 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
KS.Plg.gb
KS.plg ngan
N Valid 167 167
Missing 0 0
Frequency Table
Frequencies
Statistics
pgbtan pgbtan.Gabungan
N Valid 167 167
Missing 0 0
Frequency Table
Pgbtan (pengobatan)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Obat hipoglikemik
65 38,9 38,9 38,9
oral (OHO)
Insulin 65 38,9 38,9 74,3
Obat hipoglikemik
37 22,2 22,2 100,0
oral + insulin
Total 167 100,0 100,0
Descriptives
Lama rawatan
Descriptive Statistics
T-Test
One-Sample Statistics
One-Sample Test
Test Value = 0
Lower Upper
Chi-Square
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 3,552(a) 2 ,169
Likelihood Ratio 1,960 2 ,375
Linear-by-Linear
,659 1 ,417
Association
N of Valid Cases 167
a 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,20.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
J.kompl123pengabunga
167 100,0% 0 ,0% 167 100,0%
n * umurB
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,541(b) 1 ,462
Continuity
,060 1 ,807
Correction(a)
Likelihood Ratio ,473 1 ,491
Fisher's Exact Test ,363 ,363
Linear-by-Linear
,538 1 ,463
Association
N of Valid Cases 167
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,25.
J.komp123 * JK Crosstabulation
JK
laki-laki perempuan Total
J.komp123 komplikasi akut Count 2 1 3
Expected
1,2 1,8 3,0
Count
komplikasi kronik Count 63 85 148
Expected
59,4 88,6 148,0
Count
komplikasi akut + kronik Count 2 14 16
(k. Campuran) Expected
6,4 9,6 16,0
Count
Total Count 67 100 167
Expected
67,0 100,0 167,0
Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 6,330(a) 2 ,042
Likelihood Ratio 7,182 2 ,028
Linear-by-Linear
6,257 1 ,012
Association
N of Valid Cases 167
a 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,20.
J.kompl123pengabungan * JK Crosstabulation
JK
perempua
laki-laki n Total
J.kompl123pengabung komplikasi Count 63 85 148
an kronik Expected
59,4 88,6 148,0
Count
komplikasi akut Count 4 15 19
dan Expected
akut+kronik(k.c Count 7,6 11,4 19,0
ampuran)
Total Count 67 100 167
Expected
67,0 100,0 167,0
Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 3,244(b) 1 ,072
Continuity
2,411 1 ,121
Correction(a)
Likelihood Ratio 3,501 1 ,061
Fisher's Exact Test ,085 ,057
Linear-by-Linear
3,225 1 ,073
Association
N of Valid Cases 167
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,62.
C. Pengobatan*Jenis Kompikasi
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
J.komp123 * pgbtan 167 100,0% 0 ,0% 167 100,0%
pgbtan Total
Obat Obat
hipoglikemi hipoglikemi
k oral k oral +
(OHO) Insulin insulin
J.komp1 komplikasi akut Count
2 0 1 3
23
Expected
1,2 1,2 ,7 3,0
Count
komplikasi kronik Count 55 59 34 148
Expected
57,6 57,6 32,8 148,0
Count
komplikasi akut + Count
kronik (k. 8 6 2 16
Campuran)
Expected
6,2 6,2 3,5 16,0
Count
Total Count 65 65 37 167
Expected
65,0 65,0 37,0 167,0
Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 3,312(a) 4 ,507
Likelihood Ratio 4,438 4 ,350
Linear-by-Linear
,754 1 ,385
Association
N of Valid Cases
167
a 4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,66.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1,695(b) 1 ,193
Continuity
1,107 1 ,293
Correction(a)
Likelihood Ratio 1,654 1 ,198
Fisher's Exact Test ,217 ,147
Linear-by-Linear
1,685 1 ,194
Association
N of Valid Cases 167
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,40.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square ,825(a) 4 ,935
Likelihood Ratio 1,462 4 ,833
Linear-by-Linear
,016 1 ,900
Association
N of Valid Cases 167
a 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,392(b) 1 ,531
Continuity
,000 1 1,000
Correction(a)
Likelihood Ratio ,732 1 ,392
Fisher's Exact Test 1,000 ,694
Linear-by-Linear
,390 1 ,532
Association
N of Valid Cases 167
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,34.
E. K.HbA1c * pengobatan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 7,124(a) 2 ,028
Likelihood Ratio 8,286 2 ,016
Linear-by-Linear
5,297 1 ,021
Association
N of Valid Cases
78
a 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,03.
Chi-Square Tests
Exact Exact
Asymp. Sig. Sig. Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson
7,124(b) 1 ,008
Chi-Square
Continuity
4,571 1 ,033
Correction(a)
Likelihood Ratio 8,286 1 ,004
Fisher's Exact Test ,017 ,017
Linear-by-Linear
7,033 1 ,008
Association
N of Valid Cases 78
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,49.