Oleh :
UTARI PRATIWI
P07220120045
Oleh :
UTARI PRATIWI
P0722012004
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
Agama : Islam
Rapak Dalam.
B. Riwayat Pendidikan
Timur
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT serta shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada baginda Rasullullah SAW, atas berkat rahmat dan karunia-
Nya, yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dalam rangka memenuhi persyaratan ujian akhir program Diploma III
Samarinda”
semua pihak yang telah meberikan dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak
baik materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya dengan hati yang tulus
kepada :
3. Ns. Tini., S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi D- III Keperawatan
Ilmiah ini.
vi
5. Ns. Frana Andrianur, S.Kep., M.Kep selaku Dosen pembimbing 2
7. Orang tua saya dan keluarga saya yang selalu mendoakan dan
9. Serta teman- teman dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan
maupuntidak langsung.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih jauh dari
membangun dan berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis
UTARI PRATIWI
vii
ABSTRAK
SUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II
DI RUANG ASTER RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
Utari Pratiwi
Pembimbing 1 Dr. Ratanto,S.Kep.,M.Kep
Pembimbing 2 Ns. Frana Andrianur,S.Kep.,M.Kep
vii
ABSTRACK
NURSING CARE OF TYPE II DIABETES MELITUS PATIENTS IN
ASTER ROOM ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA HOSPITAL
Utari Pratiwi
Advisor 1 Dr. Ratanto,S.Kep.,M.Kep
Advisor 2 Ns. Frana Andrianur,S.Kep.,M.Kep
viii
DAFTAR ISI
2.1.2 Patofisiologi.......................................................................................10
x
4.1 Hasil ...............................................................................................................39
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................77
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Identitas Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II di
Samarinda Tahun
2023. ..................................................................................................... 41
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II di
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II
Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu Pasien dengan Diabetes
Tabel 4.5 Obat yang Diterima Pasien dengan Diabetes MellitusTipe II di Instalasi
Tabel 4.6 Analisa Data Pasien 1 (Ny. D) Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II
Tabel 4.7 Analisa Data Pasien 2 (Tn. S) Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II
xii
di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
insulin secara memadai. Penyakit ini bisa dikatakan sebagai penyakit kronis
2020). Diabetes melitus tipe II terjadi karena akibat adanya resistensi insulin
yang mana sel-sel dalam tubuh tidak mampu merespon sepenuhnya insulin.
Diabetes mellitus (DM) type II adah jenis yang paling banyak dikenal
adalah bahwa jaringan tubuh dan sel otot pasien tidak peka secara efektif
kedalam sel dan dalam jangka panjang menumpuk dalam aliran darah
(Kemenkes, 2020).
1
2
jiwa pada tahun2019 dan jumlah kematian pada kasus ini yaitu 4,2 juta jiwa
juta. IDIABETIC FOOT juga memperkirakan bahwa pada tahun 2045 kasus
Tenggara.
Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2018, empat negara bagian memiliki
dimana 4.794 kasus adalah laki-laki dan 7.894 kasus adalah perempuan.
dengan rincian 93 laki-laki dan 163 perempuan (Dinkes Kaltim, 2017). Pada
tipe II di RSUD AWS periode pada tahun 2020, kelompok usia yang paling
merupakan salah satu penyebab utama penyakit ginjal dan kebutaan pada
usia dibawah 65 tahun, dan juga amputasi. Selain itu, diabetes juga
4
Tanda-tanda dan efek samping diabetes mellitus buang air kecil yang
meluas, rasa haus yang meluas, penurunan berat badan, kelaparan, masalah
sampingnya sangat penting untuk penentuan diabetes tipe I atau tipe II.
Dengan asumsi hasil tes glukosa menujukkankadar gula ≥ 200 mg/dL, maka
2018).
praktik senam kaki diabetik terhadap penurunan kadar glukosa pada pasien
adalah 202,67 mg/dl, setelah melakukan latihan senam kaki turun menjadi
Samarinda.
Samarinda.
Samarinda.
Samarinda.
Sjahranie Samarinda.
7
Samarinda.
Samarinda.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas
Diabetes mellitus (DM) type II adah jenis yang paing banyak dikenal
adalah bahwa jaringan tubuh dan sel otot pasien tidak peka secara efektif
kedalam sel dan dalam jangka panjang menumpuk dalam aliran darah
tahun didunia menderita DM, pada tahun 2019 ditemukan adanya prevalensi
8
9
ditandai dengan kenaikan gula darah (Suryati, 2021). Diabetes mellitus tipe
tubuh. Salah satu jenis diabetes mellitus yang paling banyak diderita saat ini
suatu kelainan pada neuropati dan adanya kelainan pada pembuluh darah .
Aliran darah yang kurang akan sulit di dalam pengelolaan ulkus diabetes
kaki yang mengalami beban yang cukup besar. Neuropati sensori perifer
kavitas yang bisa membesar dan terjadi rupture hingga pada permukaan
satu faktor paling utama yang mengkonstribusi terjadinya luka. Pada pasien
diabetik yang terjadi pada masalah luka yang terkait dengan adanya
pengaruh saraf yang ada pada kaki atau disebut dengan neuropati perifer.
Gangguan sirkulasi sering terjadi pada pasein diabetik. Efek sirkulasi yang
akan berdampak pada suatu sistem saraf autonomy, yang akan mengontrol
fungsi otot halus dan kelenjar. Adanya suatu gangguan pada saraf autonomy
2.1.2 Patofisiologi
suatu kelainan pada neuropati dan adanya kelainan pada pembuluh darah .
11
Aliran darah yang kurang akan sulit di dalam pengelolaan ulkus diabetes
kaki yang mengalami beban yang cukup besar. Neuropati sensori perifer
kavitas yang bisa membesar dan terjadi rupture hingga pada permukaan
satu faktor paling utama yang mengkonstribusi terjadinya luka. Pada pasien
diabetik yang terjadi pada masalah luka yang terkait dengan adanya
pengaruh saraf yang ada pada kaki atau disebut dengan neuropati perifer.
Gangguan sirkulasi sering terjadi pada pasein diabetik. Efek sirkulasi yang
akan berdampak pada suatu sistem saraf autonomy, yang akan mengontrol
fungsi otot halus dan kelenjar. Adanya suatu gangguan pada saraf autonomy
2.1.3 Pathway
Bagan 2. 1 Pathway Dm
tipe II
2.1.4 Etiologi
yaitu poliuria.
fase ini akan menunjukkan berat badan yang terus naik atau
bertambah.
jelas.
meliputi:
tebal.
dan menipis.
yang tinggi .
Selain itu dalam mengukur kadar 12 gula darah juga bisa dilakukan sendiri
glucose). Patokan nilai kritertia kadar gula darah normal perdiabetes dan
diabetes.
2.1.5 Penatalaksanaan
1. Edukasi
umumnya terjadi karena gaya hidup dan perilaku yang tidak baik
umumnya terjadi karena gaya hidup dan perilaku yang tidak baik
hidup yang buruk dan secara efektif mendorong klien agar mereka
sdikemudian hari.
a. Terapi Gizi
16
b. Latihan Jasmani
selama ± 30 menit dengan jeda antar latihan fisik lebih dari 2 hari
dan berenang.
fisik. Klien dengan kadar glukosa darah < 100 mg/dl harus
dan uji latih sebelum latihan fisik. Latihan jasmani lain yang dapat
2. Intervensi Farmakologi
yaitu :
a) Sulfonilurea
fungsi hati dan ginjal. Contoh obat dalam kelas ini adalah
b) Glinid
a) Metformin
b) Thaizolidinedione
adalah acarbose.
a) DPP-IV Inhibitor
Obat golongan ini dapat menurunkan berat badan dan tekanan darah. Efek
samping dari pemberian obat ini adalah infeksi salurankemih dan genital
1) Insulin
e) Krisis hipeerglikemia
kerja cepat.
hipogikemia
Dulaglutide.
1. Biodata
tahun,DM tipe II usia > 30 tahun, cenderung meningkat pada usia > 65
2. Riwayat kesehatan
sembuh.
(Poliuria), sering merasa lapar dan haus (Polifagia dan Polidipsi), luka
a. Penyakit pankreas
c. Gangguan hormonal
penyakit DM.
6. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/istirahat
kekuatan otot.
otot.
b. Sirkulasi
lama.
dehidrasi parah.
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
hiperaktif.
e. Makanan/cairan
seperti diuretic.
(aseton)
f. Neurosensori
penglihatan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
tampak berhati-berhati.
h. Pernapasan
(infeksi) .
i. Keamanan
(diabetes neuropati).
j. Seksualitus
(perempuan).
k. Pengajaran/pembelajaran
regulasi (D.0037).
Hiperglikemia
Terapeutik
2.10Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien &
dokumentasiakan hasilpemantauan
Edukasi
2.10 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2.11 Informasikan hsail
pemanatuan,jika perlu.
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan
atau kriteria hasil yang dibuat. Tujuan dari evaluasi adalah untuk
evaluasi menggunakan :
tindakan.
METODE PENELITIAN
yang digunakan pada studi kasus ini adalah proses asuhan keperawatan
Sampel yang akan di pilih yaitu sample yang ada Di Rumah Sakit
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
34
35
selesai
kadar gula dalam darah sehingga tubuh tidak dapat memproduksi hormon
insulin, dengan salah satu faktor resiko seperti gaya hidup yang tidak
sehat.
3. Senam kaki adalah gerakkan atau olahraga yang dilakukan 4 kali dalam
glukosa
36
Di Kota Samarinda.
a. Wawancara
b. Observasi
37
pendengaran, rasa, kontak, dan rasa berdasarkan realitas saat ini dari
waktu yang tepat. Pengkajian aktual adalah proses melihat tubuh klien
1. Data Primer
berupa hasil dari wawancara klien dan hasil observasi dari objek tertentu.
2. Data sekunder
klien.
38
3. Data Tersier
secara langsung dari klien sebagai penilaian terhadap suatu keadaan atau
kejadian atau apa yang sedang di rasakan oleh klien. Sedangkan informasi
4.1 Hasil
Care, Kamar Operasi, Stroke Center, CSSD dan Gizi. Untuk instalansi
Mei – 06 Mei 2023. Ruang Aster terdiri dari 2 tim yaitu tim 1
23, terdapat 20 kamar rawat inap dan 3 kamar inap isolasi dalam 1
39
40
1. Pengkajian Keperawatan
Tabel 4. 1
Hasil Anamnesis Identitas Pasien dengan Diabetes Mellitus
Tipe II di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2023
Data Anamnesis Pasien 1 Pasien 2
Nama Pasien Ny. D Tn. S
Tanggal Lahir 08 Juni 1977 31 Desember 1973
Suku Bangsa Bugis Jawa
Agama Islam Islam
Pendidikan SLTA SLTA
Pekerjaan IRT Petani
Alamat Muara Badak Jl. AWS
Dx Medis DM Tipe II + Post Op DM Tipe II
No. Registerasi 01.31.73.34 01.90.3405
MRS/Tanggal pengkajian 01 Mei 2023 30 April 2023
Keluhan Utama Pasien mengeluh pusing Pasien mengeluh pusing berputar
Riwayat Penyakit sekarang Pada tanggal 23 Maret Pada tanggal 30 April 2023 jam
2023 pasien masuk IGD 10:00 WITA pasien merasakan
RS Dirgahayu dan di lemas dan bengkak pada bagiankaki
diagnose Tumor lalu lalu dibawa ke ugd RS AWS dengan
dilakukan operasi pada hasil GDS 449 mg/dl dan
tanggal 24 Maret 2023, dipindahkan ke ruangan Aster pada
dan pada tanggal 30 April tanggal 30 April 2023 jam 13:00
2023 1 bulan setelah WITA
operasi pasien mengeluh dengan tanda – tanda vital
keluar nanah sehingga tekanan darah 160/80 mmhg. Nadi
keluarga memutuskan 96×/ menit. RR 22×/menit. Saturasi
membawa pasien ,pasien oksigen 99 % dan nilai GDS awal
mengalami keluar nanah masuk RS 400 mg/dl.
masuk IGD RS AWS
dengan keluhan keluar
nanah pada kepala dan di
diagnose DM Tipe II. Lalu
41
pasien dipindahkan
keruangan rawat Aster
jam 13:00 WITA dengan
tanda – tanda/ vital
tekanan darah 170/70
mmhg. Nadi 96×/menit.
RR 22×/menit. Saturasi
oksigen 98% dan nilai
GDS awal masuk RS 305
mg/dl.
Riwayat penyakit dahulu Pasien memiliki riwayat Pasien tidak memiliki riwayat
hipertensi dan tumor pada penyakit dahulu
kepala pada 2 bulan yang
lalu.
Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan Pasien mengatakan keluarganya
keluarganya tidak tidak memiliki riwayat penyakit DM
memiliki riwayat penyakit dan Hipertensi
DM dan Hipertensi
Perilaku yang mempengaruhi Pasien tidak meminum Pasien tidak meminum minuman
Kesehatan minuman beralkohol, beralkohol, merokok maupun
merokok maupun mengkonsumsi obat obatan
mengkonsumsi obat terlarang. Pasien juga jarang
obatan terlarang. Pasien berolahraga
juga jarang berolahraga
Genogram Pasien 1
Keterangan:
42
Genogram Pasien 2
Keterangan:
Tabel 4. 2
Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien dengan Diabetes Mellitus
Tipe II di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2023
Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2
Keadaan umum Posisi pasien semi fowler, Posisi pasien semi fowler,
terpasang infus. terpasang infus.
Kesadaran Compos Mentis E4M6V5 Compos Mentis E4M6V5
Tanda – tanda vital TD: 170/70 mmHgN : 98x/ TD : 160/80 mmHgN : 99x/
menit menit
RR : 22 x/menitS : 36,5 o C RR : 22 x/menitS : 36,5 o C
Kenyamanan/nyeri Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak
mengeluh nyeri mengeluh nyeri
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Status Fungsional Barthel Total Skor : 18 Dengan Total Skor : 15 Dengankategori
Index kategori tingkat tingkat
ketergantungan ringan ketergantungan ringan
43
Perkusi : Auskultasi :
Suara sonor, batas paru hepar Suara napas vesikuler,
di ICS 4 Dextra Auskultasi :
Suara napas vesikuler.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Pemeriksaan jantung • Keluhan nyeri dada: Keluhan nyeri dada:
• Tidak ada Tidak ada
• Inspeksi : Inspeksi :
• Tidak ada pulsasi iktus Tidak ada pulsasi iktus kordik,
kordik, CRT CRT
• Palpasi : Palpasi :
• Iktus cordis teraba di ICS 5 Iktus cordis teraba di ICS 5
midclavikula kiri, akral midclavikula kiri, akral teraba
teraba hangat. hangat.
• Perkusi : Perkusi :
• Batas atas: • Batas atas:
• Pada ICS II line sternalis • Pada ICS II line sternalis dextra
dextra dan ICS II line dan ICS II line sternalis sinistra
sternalis sinistra • Batas bawah :
• Batas bawah : • Pada ICS V line midclavikula
• Pada ICS V line sinistra
midclavikula sinistra • Batas kanan :
• Batas kanan : • Pada ICS IV line sternalis
• Pada ICS IV line sternalis dextra
dextra • Batas kiri :
• Batas kiri : • Pada ICS IV line midclavikula
• Pada ICS IV line sinistra
midclavikula sinistra Auskultasi :
• Auskultasi : • BJ II Aorta:
• BJ II Aorta : • ICS II parasternal dextra
• ICS II parasternal dextra • ,tunggal,reguler,intensitas kuat.
• , tunggal, reguler, intensitas • BJ II Pulmonalis:
kuat. • ICS II parasternal sinistra,
• BJ II Pulmonalis : tunggal, reguler, intensitas
• ICS II parasternal sinistra, kuat.
tunggal, reguler, intensitas • BJ I Triskuspidalis :
kuat. • ICS V parasternal sinistra,
• BJ I Triskuspidalis : ICS V tunggal reguler intensitas kuat.
parasternal sinistra, tunggal • BJ Mitral :
reguler intensitas kuat. • ICS V midclavikula sinistra
• BJ Mitral : Tunggal, reguler, intensitas
• ICS V midclavikula sinistra kuat tidak ada bunyi
Tunggal, reguler, intensitas • jantung tambahan dan tidak ada
kuat tidak ada kelainan
• bunyi jantung tambahan dan
tidak ada kelainan.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Pemeriksaan sistem Berat badan 60 kg, tinggi Berat badan 80 kg, tinggi
pencernaan dan status nutrisi badan 159 cm, IMT : 23 badan 158 cm, IMT : 32
kg/m2 dengan kategori berat kg/m2 dengan kategori berat
badan lebih. BAB 2x sehari, badan lebih. BAB 2x sehari,
konsistensi lunak, diet lunak konsistensi lunak, diet lunak DM
DM 1700 kalori jenis bubur, 1700 kalori jenis bubur, nafsu
nafsu makan baik 3x sehari, makan baik 3x sehari, porsi
porsi makan habis. makan habis.
45
Pemeriksaan sistem endokrin Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid, tidak ada tiroid, tidak ada pembesaran
pembesaran kelenjar getah kelenjar getah bening,
bening, Hiperglikemia GDA : Hiperglikemia GDA : 449
243 mg/dl,226 mg/dl mg/dl,226 mg/dl Tidak ada luka
Tidak ada luka gangrene gangren
Masalah keperawatan Ketidakstabilan Kadar Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah Glukosa Darah
Keamanan lingkungan Total skor penilaian risiko Total skor penilaian risiko pasien
pasien jatuh dengan skala jatuh dengan skala morse (pasien
morse (pasien dewasa) : 30 ( dewasa) : 30 (kategori pasien
kategori pasien sedang) sedang)
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Pengkajian psikososial Persepsi klien terhadap Persepsi klien terhadap
penyakitny adalah cobaan penyakitny adalah cobaan tuhan.
tuhan. Ekspresi klien terhadap Ekspresi klien terhadap penyakit
penyakit adalah diam. Reaksi adalah diam. Reaksi saat
saat interaksi adalah interaksi adalah kooperatif. Tidak
kooperatif. Tidak mengalami mengalami gangguan konsep diri.
gangguan
konsep diri.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Personal hygiene Mandi 1x kali sehari (seka), Mandi 1x kali sehari (seka),
Keramas 2 hari sekali, Keramas 2 hari sekali, memotong
memotong kuku 1x dalam kuku 1x dalam seminggu , ganti
seminggu , ganti pakaian 1x pakaian 1x sehari, sikat gigi 1x
sehari, sikat gigi 1x sehari. sehari.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Pengkajian spiritual Kebiasaan ibadah sebelum Kebiasaan ibadah sebelum
sakit sering solat, setelah sakit sakit sering solat, setelah sakit
masih bisa solat masih bisa solat
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Tabel 4. 3
Hasil Pemeriksaan Penunjang Pasien dengan Diabetes Mellitus
Tipe II di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun2023
Pasien 1
Tanggal
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal
pemeriksaan
30 April 2023 Leukosit 13.61 4.8-10.8 10^3/µl
Eritrosit 4.22 4.20-5.40 10^6 /µl
Hemoglobin 14.8 g/dl 14-18 g/Dl
Hematokrit 35.0 % 37.0 – 54.0 %
Glukosa sewaktu 250 mg/dl < 200m g/dL
Ureum 30.8 mg/dl 19.3 – 49,2 mg//dL
Creatinin 1.3 mg/dl 0,7 – 1.3 mg/dL
HbA1c 8.5% < 5,7 %
48
Pasien 2
Tanggal
pemeriksaan Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal
Leukosit 13.61 4.8-10.8 10^3/µl
Eritrosit 4.22 4.20-5.40 10^6 /µl
Hemoglobin 13.8 g/dl 14-18 g/dL
Hematokrit 38.0 % 37.0 – 54.0 %
Glukosa sewaktu 449 mg/dl < 200m g/Dl
Ureum 25.9 mg/dl 19.3 – 49,2 mg//dL
Creatinin 1.2 mg/dl 0,7 – 1.3 mg/dL
HbA1c 10.5 % < 5,7 %
Tabel 4. 4
Hasil Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu Pasien dengan Diabetes Mellitus
Tipe II di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2023
Pemeriksaan gula darah sewaktu
Pasien 1 Ny. S Pasien 2 Tn. D
Jam Jam
Tanggal Tanggal
08:00 12:00 08:00 12:00
01 Mei 2023 243mg/dl 449mg/dl 01 Mei 2023 449mg/dl 449mg/dl
02 Mei 2023 449mg/dl 297mg/dl 02 Mei 2023 249mg/dl 297mg/dl
03 Mei 2023
249mg/dl 189mg/dl 03 Mei 2023 280mg/dl 305mg/dl
Tabel 4. 5
Obat yang Diterima Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II di Instalasi
Rawat Inap Ruang Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2023
Pasien 1 Ny. D Pasien 2 Tn. S
NacL 0.9% 20 TPM ( IV Line ) NacL 0.9% 20 TPM ( IV Line )
Novorapid 3x 16 unit ( Insulin ) Novorapid 3x 16 unit ( Insulin )
Metformin 2×500 mg per oral Levemir 1x 16 unit ( Insulin )
Vitamin C 1×1 per oral Metformin 2×500 mg per oral
Tabel 4. 6
Analisa Data Pasien 1 (Ny. D) Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II di
Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2023
No Data Etiologi Masalah
49
Tabel 4. 7
Analisa Data Pasien 2 (Tn. S) Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II di
Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2023
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Resistensi insulin Ketidakstabilan kadar
Pasien mengeluh lelah dan glukosa darah
pusing (D.0027)
DO:
Glukosa sewaktu
01/05/2023
08.00 : 449 mg/dl
12.00 : 350 mg/dl
Jumlah urine klien meningkat
700 cc/8 jam
2. DS: Kelebihan konsumsi Obesitas
Pasien mengatakan berat badan gula (D.0030)
naik 1 bulan yang lalu dari 60
kg ke 80 kg
DO:
IMT: 32 kg/m2
50
2. Diagnosa Keperawatan
Indonesia (SDKI).
Tabel 4. 8
Diagnosa Keperawatan Pasien dengan Diabetes Mellitus
Tipe II di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
Pasin Ny. D Pasien Tn.S
No Hari/tanggal Diagnosa Hari/tanggal
ditemukan keperawatan ditemukan Diagnosa keperawatan
1. Senin, 1 Mei 2023 Ketidakstabilan Selasa, 2 Mei 2023 Ketidakstabilan kadar
kadar glukosa darah glukosa darah
berhubungan dengan berhubungan dengan
resistensi insulin resistensi insulin
DS : DS:
Pasien mengeluh lelah Pasien mengeluh lelah
dan pusing dan pusing
DO : DO:
Glukosa sewaktu Glukosa sewaktu
01/05/2023 01/05/2023
08.00 : 243 mg/dl 08.00 : 449 mg/dl
12.00 : 449 mg/dl 12.00 : 350 mg/dl
Jumlah urine klien Jumlah urine klien
meningkat 800 cc/8jam meningkat 700 cc/8 jam
Kode Dx : D.0027
Kode Dx: D.0027
2. Selasa, 2 Mei 2023 Defisit pengetahuan Rabu, 3 Mei 2023
Obesitas berhubungan
berhubungan dengan
dengan kelebihan
kurang terpapar
informasi konsumsi gula
51
DS:
Pasien menyanyakan DS:
masalah yang dihadapi Pasien mengatakan berat
karena tidak tau kalau badan naik 1 bulan yang
mengalami Diabetes lalu dari 60kg ke 80 kg
Mellitus.
DO:
DO: IMT: 32 kg/m2
Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat Kode Dx . D.0030
DS : DS :
Pasien mengatakan Pasien menanyakan
habis operasi kepala masalah yang dihadapi
karena tidak tau kalau
DO : mengalami Diabetes
Terdapat kerusakan Mellitus.
integritas kulit di area
kepala post op DO :
craniotomy dan Menjalani pemeriksaan
terdapat nanah pada yang tidak tepat.
area post op.
3. Perencanaan Keperawatan
Indonesia ( SIKI).
Tabel 4. 9
Perencanaan Keperawatan Pasien 1 dengan Diabetes Mellitus
Tipe II di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
Diagnosis
Hari/tanggal Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
Senin, 1 Mei Ketidakstabilan Setelah dilakukan tidakan Manajemen
2023 kadarglukosa keperawatan 3×8 jam maka Hiperglikemia(I.03115)
darah berhubungan diharapkan kestabilan 1.1 Monitor kadar
dengan resistensi kadar glukosa darah glukosadarah
insulin (D.0027) (L.03022) meningkat 1.2 Monitor tanda dan
dengankriteria hasil : gejalahiperglikemia
52
asupan nutrisi
3.10 Ajurkan
meningkatkan
asupan cairan
3.11 Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika perlu
Tabel 4. 10
Perencanaan Keperawatan Pasien 2 dengan Diabetes Mellitus
Tipe II di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
Hari/ Diagnosis Keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi
Tanggal hasil Keperawatan
Selasa, 2 Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan tidakanManajemen
mei glukosa darah keperawatan 3×8 jam Hiperglikemia(I.03115)
2023 berhubungan dengan maka diharapkan 1.1 Monitor kadar
resistensi insulin kestabilan kadarglukosa glukosadarah
(D.0027) darah (L.03022) 1.2 Monitor tanda dan
DS : meniungkat dengan gejala hiperglikemia
Pasien mengeluh lelah kriteria hasil : 1.3 Monitor intke dan
dan pusing 1. Mengantuk menurun output cairan
DO : 2. Lelah/ lesu menurun 1.4 Ajarkan pengelolaan
Glukosa sewaktu 3. Kadar glukosa darah diabetes
01/05/2023 membaik 1.5 Anjurkan memonitor
08.00 : 449 mg/dl 4. Kadar glukosa dalam kadar glukosa secara
urine mandiri
12.00 : 350 mg/dl Jumlah
urine klien meningkat 1.6 Kolaborasi
700 cc/8 jam pemberian cairan IV
1.7 Kolaborsi pemberian
insulin
Selasa, 2 Obesitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Edukasi berat badan
Mei dengan sering makan keperawatan 3 × 8 jam di efektif ( I.12365)
2023 (D.0030) harapkan berat badan 2.1 Identifikasi kesiapan
(L.03018) membaik dan kemampuan
dengan kriteria hasil : menerima informasi
1. Berat badan membaik 2.2 Sediakan materi dan
2. Tebal lipatan kulit media edukasi
membaik 2.3 Jadwalkan pendidikan
3. Indeks masa tubuh kesehatan sesuai
membaik kesepakatan
2.4 Berikan kesempatan
pada keluarga untuk
54
bertanya
2.5 Jelaskan hubungan
asupan makanan,
latihan, peningkatan,
dan penurun berat
badan
2.6 Jelaskan kondisi
medis yang dapat
mempengaruhi berat
badan
2.7 Jelaskan risiko
kondisi kegemukan
(overweight) dan
kurus (underweight)
2.8 Jelaskan kebiasaan,
tradisi,dan budaya,
serta factor genetik
yang mempengaruhi
berat badan
2.9 Ajarkan cara
mengelola berat badan
secara efektif
Selasa, 2 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi kesehatan
Mei berhubungan dengan keperawatan 3 × 8 jam ( I.12383)
2023 kuran terpapar diharapkan tingkat 3.1 Identifikasi kesiapan
informasi ( D.0111) pengetahuan (L.12111) dan kemampuan
meningkat dengan kriteria menerima informasi
DS : hasil: 3.2 Sediakan materi dan
Pasien menyanyakan 1. Kemampuan media pendidikan
masalah yang dihadapi menjelaskan pengetahuan kesehatan
karena tidak tau kalau tentang suatu topic 3.3 Jadwalkan pendidikan
mengalami Diabetes meningkat kesehatan sesuai
Mellitus. 2. Pertanyaan tentang kesepakatan
DO : masalah yang di hadapi 3.4 Berikan kesempatan
Menjalani pemeriksaan menurun untuk bertanya
yang tidak tepat. 3.5 Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
4. Implementasi Keperawatan
Tabel 4. 11
Implementasi Keperawatan Pasien 1 dengan Diabetes Mellitus Tipe II di
Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2023
Waktu Pelaksanaan Tindakan Evaluasi Paraf
keperawatan
Senin, 1 Mei 2023 1.1 Monitor kadar Glukosa darah 243
07.10 glukosa darah mg/dl
4.1 Identifikasi kesiapan
07.20 dan kemampuan Pasien mengatakan
menerima informasi tidak
mengetahui bahwa
pasien
mengalami kencing
manis
1.2 Memonitor tanda
07.50 dan gejala Pasien mengatakan
hiperglikemia masih
merasa lelah
1.3 Memonitor intake
09.00 dan output cairan Intake : 2.016 ml
Output : 1.850
BC : + 196
1.4 Mengajarkan kepada
09.15 pasien dan keluarga Pasien dan keluarga
mengenai memahami mengenai
pengelolaan diabetes pengelolaan diabetes
terutama mengenai dan
pengaturan pola mampu mengulang
makan, Latihan kembali penjelasan
fisik, monitor gula
darah dan
penggunaan insulin
13.50
3.5 Jelaskan tanda dan Pasien tampak
gejala infeksi memahami tanda dan
56
Pasien mengatakan
1.5 Menganjurkan akan mengatur makan
pengecekan gula agar tidakterlalu
darahsecara mengkonsumsi gula
mandiri
Mengedukasi mengecek
2.5 Jelaskan hubungan kadarglukosa secara
asupanmakanan, mandiri
10.10 latihan, peningkatan ,
berat badan
Pasien mengatakan 1
2.7 Jelaskan risiko kondisi bulan terakhir mengalami
10.30 kegemukan penongkatan berat badan
(overweight)dan dari60 kg menjadi 80 kg
(underweight)
tidak mengetahui
1.1 Monitor kadar glukosa bahwa pasien
darah mengalami kencing
11.55 manis
1.7 Kolaborasi pemberian
insulin levemir 16 unit Pasien mengatakan
12.00 belum mengetahui
1.3 Monitor intake dan
output tentang faktorDM
12.00
Monitor kadar glukosa
2.5 Jelaskan hubungan darah449 mg/dl
asupan makanan, lathan,
13.30 peningkatan dan Insulin telah di berikan
penurunan berat badan
Intake : 2.150
Output : 3.050 ml
BC : - 900 ml
Rabu, 3
Mei 2023 1.1 Monitor kadar glukosa Glukosa darah ( 297 mg/dl)
07.55 darah
Kamis , 4
Mei 2023 1.1 Memonitor kadar glukosa Glukosa darah (280 mg/dl)
08.00 darah
5. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4. 13
Evaluasi Keperawatan Pasien 1 dengan Diabetes Mellitus
Tipe II di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
Hari/Tan Diagnosis Evaluasi SOAP Paraf
ggal keperawatan
Senin , 1 Ketidakstabilan S: Pasien mengatakan
Mei 2023 kadar glukosa darah terkadang merasa Lelah
berhubungan dengan
resistensi insulin O:
ditandai dengan - GDS pukul 06.00 wita
lelah atau lesu, kadar (243mg/dl)
glukosa dalam darah - Kulit terlihat kering
atau urine tinggi - GDS pukul 12.00 wita
(D.0027) (449mg/dl)
- Pemberian insulin
novorapid 3×16 unit
secarasc
P: Lanjutkan intervensi
1.1 Monitor kadar glukosa
darah
1.2 Monitor tanda dan
gejalahiperglikemi
1.5 Kolaborasi pemberian
insulin novorapid 3×16
unit secara sc
Defisit pengetahuan S: Pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan mengetahui bahwa pasien
kurangterpapar mengalami kencing manis
informasi ( D.0111) biasa di sebut DM
A: Tingkat pengetahuan
belummeningkat
P:Lanjutkan intervensi
2.2 Lakukan pendidikan
kesehatan
62
O: Tampak tanda-tanda
infeksi berupa kemerahan
dan keluar nanah
P: Lanjutkan intervensi
3.1 Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
3.2 Batasi jumlah
pengunjung
3.3 Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan
3.6 Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Selasa , 2 Mei Ketidakstabilan S:
2023 kadar glukosa darah - Pasien mengatakan lelah
berhubungan dengan berkurang
resistensi insulin - Pasien dan keluarga
ditandai dengan lelah memahami mengenai
atau lesu, kadar pengelolaan Diabetes
glukosa dalam darah Mellitus
atau urine tinggi
(D.0027)
O:
- Pasien dan keluarga
mampu dan memahami
penjelasaan yang
diberikan
- GDS pukul 12.00wita
(297 mg/dl)
- Kulit terlihat kering
- Pemberian insulin
novorapid 3x16 unit
secara sc
P: Lanjutkan intervensi
1.1 Monitor kadar glukosa
darah
1.2 Monitor tanda dan
gejala hiperglikemia
1.5 Kolaborasi pemberian
insulin novorapid 3×16 unit
secara sc
63
A: Tingkat pengetahuan
cukup meningkat
P:Lanjutkan intervensi
2.2 Lakukan pendidikan
kesehatan
Risiko infeksi S: Pasien mengatakan
ditandai dengan efek kepala masih keluar nanah
prosedur invasif (
D.0142) O: Di kepala pasien tampak
keluar nanah saat
membersihkan luka atau
ganti perban,dan kulit di
area luka tampak
kemerahan
P: Lanjutkan intervensi
3.1 Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
3.2 Batasi jumlah
pengunjung
3.3 Cuci tangan sebelum
dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
Rabu , 3 Mei Ketidakstabilan S:
2023 kadar glukosa darah - Pasien mengatakan
berhubungan dengan terkadang merasa Lelah
resistensi insulin - Pasien dan keluarga
ditandai dengan lelah mengatakan memahami
atau lesu, kadar pengelolaan Diabetes
glukosa dalam darah Mellitus
atau urine tinggi (
D.0027) O:
- Pasien memahami
pengelolaan DM
- Pasien dan keluarga
mampu mengulang
penjelasan yang di
berikan
- GDS pukul 12.00 wita
(180 mg/dl)
64
A: Kestabilan kadar
glukossa darah meningkat
P: Intervensi dihentikan
Defisit pengetahuan S: Pasien mengatakan sudah
berhubungan dengan mulai paham mengenai
kurang terpapar penyakit DM yang di
informasi deritanya
(D.0111)
O: Pasien dapat mengulangi
beberapa informasi tentang
penyakit DM yang telah di
sampaikan
A:Tingkat pengetahuan
meningkat
P: Intervensi dihentikan
Risiko infeksi S:
ditandai dengan efek - Pasien mengatakan
prosedur invasive ( nanah sudah tidak keluar
D.0142) lagi
- Pasien mengatakan tidak
ada keluhan bagian
kepala
O:
- Kepala pasien tampak di
verban
- Kepala pasien tidak
tampak kemerahan
A: Tingkat infeksi menurun
P: Intervensi dihentikan
Tabel 4. 14
Evaluasi Keperawatan Pasien 2 dengan Diabetes Mellitus
Tipe II di Instalasi Rawat Inap Ruang Aster RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2023
Hari/Tanggal Diagnosis keperawatan Evaluasi SOAP Paraf
Selasa, 2 Mei Ketidakstabilan kadar S: Pasien mengatakan masih
2023 glukosa darah sering merasa lelah
berhubungandengan
resistensi insulin O:
ditandai dengan lelah - GDS pukul 12.00 wita
atau lesu, kadar glukosa (sebelum makan) 449
dalam darah atau urine mg/dl
tinggi - Kulit terlihat kering
( D.0027) - Pemberian insulin
novorapid 3×16 unit
secarasc
65
P: Intervensi di lanjutkan
1.1 Monitor kadar glukosa
darah
1.2 Monitor tanda dan gejala
hiperglikemi
1.7 Kolaborasi pemberian
insulin novorapid 3×16
unit secara sc
Obesitas berhubungan S: Pasien mengatakan 1
dengan mengkonsumsi bulan terakhir mengalami
gula,dan makanan kenaikan berat badan dari 60
berminyak (D.0030) kg menjadi 80 kg
P: Lanjutkan intervensi
2.5 Jelaskan hubungan
asupan makanan, latihan,
peningkatan Berat Badan
2.7 Jelaskan risiko kondisi
kegemukan (overweight) dan
(underweight) kurus
Defisit pengetahuan S:Pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan mengetahui bahwa pasien
kuran terpapar mengalami kencing manis
informasi (D.0111) biasa di sebut DM
A:Tingkat pengetahuan
belum meningkat
P:Lanjutkan intervensi
3.2 Lakukan pendidikan
kesehatan
Rabu, 3 Mei Ketidakstabilan kadar S:
2023 glukosa darah - Pasien mengatakan
berhubungan dengan terkadang merasa lelah
resistensi insulin - Pasien memahami tentang
ditandai dengan lelah pengelolaan Diabetes
atau lesu, kadar glukosa Melitus
dalam darah atau urine
tinggi (D.0027) O:
- Pasien mampu
mengulang penjelasan
yang di berikan
- GDS pukul 12.00
(sebelum makan siang)
66
297 mg/dl
- Kulit terlihat kering
- Pemberian insulin
Novorapid 3×16 unit
secara sc
P: Lanjutkan intervensi
1.1 Monitor kadar glukosa
darah
1.2 Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia
1.7 Kolaborasi pemberian
insulin Novorapid 3×16 unit
secara sc
Obesitas berhubungan S: Pasien mengatakan telah
dengan mengkonsumsi mengurangi mengkonsumsi
gula,dan makanan makanan yang berminyak,
berminyak (D.0030) berlemak,dan menadung
banyak gula yang
menyebabkan kenaikan
Berat badan
O:
Diet Dm 1700 kalori + bubur
sumsum DM 2×150 cc
P: Lanjutkan intervensi
Defisit pengetahuan S : Pasien mengatakan
berhubungan dengan memahami mengenai tanda
kuran terpapar dan gejala penyakit DM
informasi (D.0111) yang di deritanya
A: Tingkat pengetahuan
cukup meningkat
P: Lanjutkan intervensi
3.2 Lakukan pendidikan
kesehatan
Kamis, 4 Mei Ketidakstabilan kadar S:
2023 glukosa darah - Pasien mengatakan
berhubungan dengan terkadang merasa lelah
resistensi insulin - Pasien memahami
ditandai dengan lelah pengelolaan Diabetes
atau lesu, kadar glukosa Melitus
dalam darah atau urine
67
tinggi (D.0027) O:
- Pasien memahami
pengelolaan DM
- Pasien mampu
mengulang penjelasan
yang di berikan
- GDS pukul 12.00 wita (
sebelum makan) 305
mg/dl
- Kulit terlihat kering
- Pemberian insulin
Novorapid 3 ×16 unit
secara sc
P: Intervensi dihentikan
Obesitas berhubungan S: Pasien mengatakan telah
dengan mengkonsumsi mengurangi mengkonsumsi
gula, dan makanan makanan yang berminyak,
berminyak (D.0030) berlemak,dan menadung
banyak gula yang
menyebabkan kenaikan
Berat badan
O:
Diet Dm 1500 kalori + bubur
sumsum DM 2×150 cc
P: Intervensi dihentikan
A: Tingkat pengetahuan
meningkat
P: Intervensi dihentikan
4.2 Pembahasan
keperawatan yang dilakukan pada Ny.D dan Tn.S dengan kasus penyakit
Diabetes Mellitus type II yang dilakukan pada 01 Mei sampai 06 Mei 2023
variasi kadar glukosa darah naik dari rentang normal yang ditandai dengan
gejala dan tanda mayor yaitu mengeluhlelah/lesu dan kadar glukosa dalam
berhubungan dengan resistensi insulin. Hal ini sesuai dengan teori yang
terdapat pada buku SDKI dengan data yang didapatkan pada pasien 1
mengeluh lelah, kadar GDS jam 08:00 = 243 mg/dl. Kadar GDS jam 12:00
449 mg/dl, sedangkan pada pasien 2 mengeluh lelah dan lesu, kadar GDS
insulin,namun sifat insulin yang dihasilkan buruk dan tidak dapat bekerja
darah. Peluang lain terjadinya DM type II adalah bahwa jaringan tubuh dan
70
sel otot pasien tidak peka secara efektif 2 kebal terhadap (obstruksi insulin)
sehingga glukosa tidak ddapat masuk kedalam sel dan dalam jangka panjang
hiperglikemia.
kadar glukosa darah teratasi dengan GDS 08:00 = 180 mg/dl, GDS 12:00 =
297 mg/dl menunjukan mulai stabil tetapi masih dalam keadaan dipantau,
teratasi sebagian dengan nilai GDS 08:00 = 280 mg/dl dan GDS 12:00 =
305 mg/dl menunjukan kadar glukosa sudah dibatas normal dan masih
71
diabetes berupa tetap menjaga pola makan, rutin minum dan melakukan
mandiri.
penurunan glukosa darah sejak 3 hari yang lalu dan pada hari ke 4
kepatuhan minum obat dan pola makan serta aktivitas sedangkan pada
rawat di RSUD AWS pada tanggal 30 April 2023 dan tidak minum obat
dan kontrol, pasien juga masih bisa bekerja tetapi untuk pola makan
meningkatkan kadar gula darah, serta pola hidup pasien tidak sehat selama
ini dan tidak mengetahui kalau memiliki diabetes mellitus. Sedangkan pada
pasien 2 memiliki berat badan obesitas yaitu IMT 32 kg/m2 yang dimana
factor berat badan sangat mempengaruhi kadar gula darah, pasien memiliki
abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin, serta melampaui
yaitu obesitas. Hal ini sesuai dengan teori yang didapatkan pada buku SDKI
yakni difungsi sel β (Tandra, 2018). Resistensi insulin dan disfungsi sel β
adalah gambaran dini intoleransi glukosa maka pada pasien yang berawal
dari IGT akan berubah 13 menjadi diabetes serta tidak diragukan bahwa
penurunan.
IMT 24 kg/m2.
(D.0111)
informasi yang kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu dan dapat
gejala dan tanda mayor yaitu pasien menunjukkan perilaku yang tidak
masalah.
dan 2 yaitu defisi pengetahuan. Hal ini sesuai dengan teori yang didapatkan
pada buku SDKI dengan data yang didapatkan pasien 1 dan 2, pasien
terhadap masalah.
diperhatikan beberapa hal di antaranya yaitu materi atau pesan dan metode
protein, lemak, gula dan garam tetapi sedikit mengandung serat (Fatmawaty,
pentingnya menjaga pola makan ataupun gaya hidup. Dengan menjaga gaya
yang diderita dan mengetahui cara menjaga kadar glukosa agar stabil.
organisme patogenik.
yaitu resiko infeksi ditandai dengan penyakit kronis. Hal ini sesuai dengan
teori yang terdapat pada buku SDKI dengan data yang pada pasien 1
terdapat luka post op craniotomy 2 bulan yang lalu karena pasien memiliki
satu faktor paling utama yang mengkonstribusi terjadinya luka. Pada pasien
diabetik yang terjadi pada masalah luka yang terkait dengan adanya
pengaruh saraf yang ada pada kaki 12 atau disebut dengan neuropati perifer.
Gangguan sirkulasi sering terjadi pada pasein diabetik. Efek sirkulasi yang
76
akan berdampak pada suatu sistem saraf autonomy, yang akan mengontrol
fungsi otot halus dan kelenjar. Adanya suatu gangguan pada saraf autonomy
pasien memiliki luka post op craniotomy yang dimana sangat perlu dijaga
agar tidak terjadinya infeksi yang dapat menyebabkan masalah baru pada
pasien.
dengan keadaan teratasi dengan keadaan luka bekas post op bersih tidak ada
nanah.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
SIKI (2018) yang telah penulis susun. intervensi yang dilakukan pada
77
78
karena kadar glukosa belum stabil dan obesitas karena berat badan
5.2 Saran
Tipe II.
79
II.
DAFTAR PUSTAKA
Bickley Lynn S & Szilagyi Peter G. (2018). Buku Saku Pemeriksaan Fisik &
Riwayat Kesehatan.
Boule et al. (2018). Effects of exercise on glycemic and body mass in type
Diabetes Melitus: A meta-analysis of controlled clinical trialse. Jama,
286,(10): 1218-1227.
Brunner & Suddarth. 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta: EGC. 2018. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC.
Doengoes, M. E, Et. Editor Monica. (2018). Nursing Care Plans Guidelines For
Planning And Documenting Patient Care.American
Fakultas Kedokteran. (2018). Basic Physical Examination: Teknik Inspeksi,
Palpasi, Perkusi dan Auskultasi, (0271).
Fatmawaty, Desi. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus
Dengan Masalah Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit Di RSUD Dr
Harjono Ponorogo. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah
Ponorogo. Ponorogo. Diakses pada tanggal 20 September 2020
Hardika (2018). Penurunan Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
Melalui Senam Kaki Diabetes. Medisains.
Helmawati. 2021. Cegah Diabets Sebelum Terlambat. Editor Herman Adamson.
Yogyakarta : Healthy. Diakses pada tanggal 20 Juli 2021.
IDF. (2019). IDF Diabetes Atlas Ninth Edition 2019. International Diabetes
Federation. (Kementerian Kesehatan RI., 2020)
Irawan, Qonita P., Utami, Kurniati D., Reski, Sepsina., Saraheni (2022),
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar HbA1c pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Abdoel Wahab
Sjahranie. Samarinda
Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan
NANDA NIC NOC. Jakarta: TIM.
Notoatmodjo,S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
80
81