Disusun oleh :
Dosen Pembimbing
Setianingsih,S.Kep.,Ns.,M.PH
A. Latar Belakang
Kulit merupakan sistem organ tubuh yang paling luas. Kulit menjadi pemisah
organorgan internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam banyak
fungsi tubuh yang vital. Smeltzer & Bare (2009) berpendapat kulit merupakan
cerminan dari keadaan umum pasien, banyak kondisi sistemik dapat disertai dengan
manifestasi dermatologic. Corwin (2009) mengemukakan gangguan integritas kulis
akibat kontak merupakan inflamasi non infeksi kulit yang diakibatkan oleh senyawa
yang mengalami kontak dengan kulit tersebut. Ciri umum dari dermatitis kontak ini
adalah adanya eritema (kemerahan), edema (bengkak), papul (tonjolan padat diameter
< 5mm), vesikel berisi cairan diameter < 5mm, crust/krusta.
Williams & Wilkins (2011) menyatakan penyakit kulit akibat kerja adalah
proses patologis kulit yang timbul pada waktu melakukan pekerjaan dan pengaruh
lingkungan kerja. Kerusakan integritas kulit akibat kerja akan mengurangi
kenyamanan dalam melakukan tugas dan akhirnya akan mempengaruhi proses
produksi secara keseluruhan. Integritas kulit akibat kerja merupakan salah satu
kelompok utama penyakit akibat kerja dalam hal prevalensi. Meskipun integritas kulit
akibat kerja tidak mengancam jiwa, dampak ekonominya sangat besar.
B. Tujuan
1. Mengetahuipengertiantentangintegritaskulit
2. MengetahuitentangFaktor Risiko Berkembangnya Ulkus Tekan
3. MengetahuitentangFaktor yang Mempengaruhi Pembentukan Ulkus Tekan
4. MengetahuitentangIndikasiIntegritasKulit
5. MengetahuitentangCara Pemberian Balutan Kering dan Lembab
BAB 2
PEMBAHASAN
E. IndikasiIntegritasKulit
MenurutPerrydan Potter (2005), terdapatbeberapafaktor yang
mempengaruhiintegritaskulit, yaitusebagaiberikut:
Citra tubuh.
Penampilanumumpasiendapatmenggambarkanpentingnya hygiene pada orang
tersebut. Citra
tubuhmerupakankonsepsubjektifseseorangtentangpenampilanfisiknya. Citra
tubuhinidapatseringberubah. Citra tubuhmempengaruhicaramempertahankan
hygiene. Citra
tubuhdapatberubahakibatadanyapembedahanataupenyakitfisikmakaharusmembua
tsuatuusahaekstrauntukmeningkatkan hygiene.
Praktiksosial.
Kelompok-
kelompoksosialwadahseseorangpasienberhubungandapatmempengaruhipraktik
hygiene pribadi. Selamamasakanak-kanak, kanak-kanakmendapatkanpraktik
hygiene dari orang tuamereka. Kebiasaankeluarga, jumlah orang dirumah,
danketersediaan air panasdanatau air mengalirhanyamerupakanbeberapafaktor
yang mempengaruhiperawatankebersihan.
Status sosioekonomi.
Sumberdayaekonomiseseorangmempengaruhijenisdantingkatpraktikkebersihan
yang dilakukan. Apakahdapatmenyediakanbahan-bahan yang
pentingsepertideodoran, sampo, pasta gigi, dankosmestik (alat-alat yang
membantudalammemelihara hygiene dalamlingkunganrumah).
Pengetahuan.
Pengetahuantentangpentingnya
hygiene danimplikasinyabagikesehatanmempengaruhipraktik hygiene.
Kendatidemikian, pengetahuanitusendiritidakcukup,
harustermotivasiuntukmemeliharaperawatandiri.
Kebudayaan.
Kepercayaankebudayaanpasiendannilaipribadimempengaruhiperawatanhygiene.
Orang darilatarkebudayaan yang berbedamengikutipraktekperawatandiri yang
berbeda.
Pilihanpribadi.
Kebebasanindividuuntukmemilihwaktuuntukperawatandiri, memilihproduk yang
ingindigunakan, danmemilihbagaimanacaramelakukan hygiene. Kondisifisik.
Padakeadaansakittertentukemampuanuntukmerawatdiriberkurangsehinggaperluba
ntuanuntukmelakukanperawatandiri.
F. Evaluasi
Perawat mengevaluasi tindakan keperawatan untuk mengurangi dan
menangani tekanan pada luka dengan menentukan respons klien terhadap terapi
keperawatan dan dengan menentukan apakah klien mencapai setiap tujuan. Untuk
mengevaluasi kriteria hasil dan respons terhadap perawatan, perawat mengukur
keefektifan intervensi yang diberikan. Kriteria hasil yang optimal adalah untuk
mencegah cedera pada kulit dan jaringan, mengurangi cedera pada kulit dan jaringan
dasar, serta memperbaiki integritas kulit.
Klien dengan kerusakan mobilitas yang minimal atau keadaan kesehatan yang
relatif stabil hanya memerlukan beberapa pemeriksaan. Perawat mengevaluasi
tindakan keperawatan untuk mengurangi dan menangani luka tekan dengan
menentukan respons klien terhadap terapi keperawatan dan apakah klien mencapai
setiap tujuan.Tentukan apa yang mereka ketahui tentang kerusakan integritas kulit,
dan buat rencana perawatan untuk memberikan edukasi/pendidikan.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesumpulan
Kulit memiliki dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Dua lapisan tersebut dibatasi
oleh membran yang sering disebut sebagal penghubung dermal-epidermal. Epidermis,
atau lapisan paliag atas, memiliki beberapalapisan Stratum korncum merupakan
lapisan terluar epidermis yang tipis. Ulkus tekan, nyeri tekan, ulkus dekubitus, dan
luka baringadalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan gangguan integritas kulit
yang berhubungan dengan tekanan yang lama dan tidak diatasi. faktor predisposisi
menyebabkan pembentukan ulkus tekan pada klien. Faktor ini sering dihubungkan
dengan penyakit, misalnya menurunnya tingkat kesadaran yang berhubungan dengan
efek setelah trauma terjadi, tekanan pada gips, atau akıbat penyakit seperti
menurunnya sensasi yang berhubungan dengan cedera serebrovaskular.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa perawat setelah membaca makalah ini dapat
memahami dan mendalami tentangintegritaskulityang merupakan kebutuhan dasar
manusia.