OLEH :
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan akhir stase Bedah
(KMB) ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang penyakit Ulkus Dekubitus di Ruang Bedah
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mahasiswa profesi Ners dalam memenuhi
stase medikal secara cepat dengan bantuan dan dukungan dari CI lahan maupun CI institusi.
Oleh karena itu penulis sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah
diberikan.
Dalam pembuatan laporan ini, penyusun menyadari bahwa hasil laporan akhir stase
medikal ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan ini dapat
Ambon,Januari 2023
Penyusun
BAB I
1.1.1 Definisi
Ulkus dekubitus merupakan nekrosis jaringan local yang cenderung terjadi ketika
jaringan lunak tertekan di antara tonjolan tulang dengan permukaan eksternal dalam
jangka waktu lama.
Dekubitus adalah kerusakan jaringan yang disebabkan karena adanya kompresi
jaringan lunak diatas tulang yang menonjol dan adanya luka tekan dari luar dalam jangka
waktu yang lama. Pada fase ini akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada
daerah yang tertekan. Apabila hal ini berlangsung lama akan menyebabkan insufiensi
aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel
(Nursalam, 2014).
Dekubitus sering disebut ulkus dermal / ulkus dekubitus atau luka tekan terjadi
akibat tekanan yang sama pada suatu bagian tubuh yang mengganggu sirkulasi
(Harnawatiaj, 2008).
1.1.2 Etiologi
Luka dekubitus disebabkan oleh kombinasi dari faktor ekstrinsik dan intrinsik pada
1. Faktor Ekstrinsik
1) Tekanan : kulit dan jaringan dibawahnya tertekan antara tulang dengan
permukaan keras lainnya, seperti tempat tidur dan meja operasi. Tekanan ringan
dalam waktu yang lama sama bahayanya dengan tekanan besar dalam waktu
dan nekrosis. tekanan antar muka ( interface pressure). Tekanan antar muka
adalah kekuatan per unit area antara tubuh dengan permukaan matras. Apabila
tekanan antar muka lebih besar daripada tekanan kapiler rata rata, maka pembuluh
darah kapiler akan mudah kolap, daerah tersebut menjadi lebih mudah untuk
terjadinya iskemia dan nekrotik. Tekanan kapiler rata rata adalah sekitar 32
mmHg.
integritas jaringan rusak. Kulit mengalami regangan, lapisan kulit bergeser terjadi
dan keringat. Jaringan yang mengalami maserasi akan mudah mengalami erosi.
4) Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan
medik yang menyebabkan klien terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga
1. Fase Intrinsik
1) Usia : pada usia lanjut akan terjadi penurunan elastisitas dan vaskularisasi. Pasien
yang sudah tua memiliki resiko yang tinggi untuk terkena luka tekan karena kulit
penurunan elastisitas kulit, serta penurunan kohesi antara epidermis dan dermis.
Perubahan ini berkombinasi dengan faktor penuaan lain akan membuat kulit
merobek. Selain itu, akibat dari penuaan adalah berkurangnya jaringan lemak
kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh.
mengalami penurunan untuk merasakan sensari nyeri akibat tekanan diatas tulang
yang menonjol. Bila ini terjadi dalam durasi yang lama, pasien akan mudah
terkena luka tekan. karena nyeri merupakan suatu tanda yang secara normal
merasakan nyeri.
5) Karena itu klien malnutrisi juga memiliki resiko tinggi menderita ulkus dekubitus.
Menurut penelitian Guenter (2000) stadium tiga dan empat dari luka tekan pada
orang tua berhubungan dengan penurunan berat badan, rendahnya kadar albumin,
berpindah. Pasien yang berbaring terus menerus ditempat tidur tanpa mampu
untuk merubah posisi beresiko tinggi untuk terkena luka tekan. Orang-orang yang
7) Merokok : Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah dan
penelitian Suriadi (2002) ada hubungaan yang signifikan antara merokok dengan
temperatur merupakan faktor yang signifikan dengan resiko terjadinya luka tekan.
10) Anemia
penyembuhannya.
b. Stadium II Hilangya sebagian lapisan kulit epidermis atau dermis cirinya adalah
lukanya superficial, abrasi, melepuh atau membentuk lubang yang dangkal. Ulserasi
mengenai dermis dan meluas sampai jaringan adipose, terlihat eritema dan indurasi
(melepuh). Stadium ini akan sembuh dalam waktu 10-15 hari.
c. Stadium III Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkutis dan otot, dalam fase ini
sudah adanya edema, inflamasi, infeksidan dan hilangya struktur jaringan. Tepi ulkus
tidak teratur dan terlihat hiper atau hipopigementasi dengan fibrosis. Hilangya lapisan
kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringan subkutan atau lebih
dalam, tapi tidak sampai fascia. Luka terlihat seperi lubang yang dalam. Dapat sembuh
dalam waktu 3-8 minggu.
d. Stadium IV Ulserasi dan nekrosis meluas sampai mengenai fascia, otot, tulang,
serta sendi. Hal ini dapat terjadi arthritis septic atau osteomelitis dan sering disertai
anemia.
Hilangya lapisan kulit secar lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan,
kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran sinus
juga termasuk dalam dtadium IV dari luka tekan.dapat sembuh dalam waktu sekitar 3-6
bulan.
1.1.6 Penatalaksanaan
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gangguan Ulkus Dekubitus
1.2.1 Pengkajian
1. Keluhan Utama
Hal- hal yang perlu dikaji adalah mulai kapan keluhan dirasakan, lokasi
keluhan, intensitas, lamanya atau frekuensi, faktor yang memperberat atau
memperingan serangan, serta keluhan- keluhan lain yang menyertai dan upaya-
upaya yang telah dilakukan perawat disini harus menghubungkan masalah kulit
dengan gejalanya seperti: gatal, panas, mati rasa, immobilisasi, nyeri, demam,
edema, dan neuropati.
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada keher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering
terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah
bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur/ ganda, diplopia, lensa
mata keruh.
2) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit didaerah sekitar ulkus dan gangrene, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernapasan.
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada, pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
4) Sistem kardiovaskuler
5) Sistem gastrointestinal
6) Sistem urinaria
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
7) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstremitas.
8) Sistem neurologis
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam
post prandial > 200 mg/dl.
2. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada
urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
3. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
5. Penatalaksanaan
1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan mekanis dari jaringan
sekunder akibat tekanan, pencukuran dan gesekan.
2. Nyeri yang berhubungan dengan trauma kulit, infeksi kulit dan perawatan luka.
3. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan pemajangan ulkus decubitus terhadap
feses/drainase urine.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia
sekunder terhadap ketidak cukupan masukan oral.
5. Kerusakan mobilitas fisik yang bergubungan dengan pembatasan gerakan yang
diharuskan, status yang tak dikondisikan, kehilangan kontrol motorik atau perubahan
status mental
6. Koping keluarga tak efektif yang berhubungan dengan luka kronis, perubahan body
image.
https://id.scribd.com/doc/306559206/LP-Ulkus-Dekubitus-doc
https://www.academia.edu/16447539/Asuhan_Keperawatan_Ulkus_Dekubitus