Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KASUS PENYAKIT HIPOGLIKEMI


Diajukan guna memenuhi tugas akademik dalam Praktek Klinik Keperawatan
Medikal Bedah ( KMB )

Dosen Pembimbing :
Widya Sepalanita, S. Kep., Ners., M.Kep., Sp. Kep. MB

Disusun Oleh :

Penni Widjayanti
P27906120028

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar Hipoglikemi
1. Pengertian
Hipoglikemia merupakan suatu
keadaan dimana kadar glukosa darah
<60 mg/dl. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa, hipoglikemia merupakan kadar glukosa  darah  dibawah 
normal  yaitu <60 mg/dl (McNaughton,2011).
Penyakit diabetes mellitus (DM) adalah ketidakmampuan organ
pancreas memproduksi hormone insulin atau sel tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang telah dihasilkan organ pancreas secara baik.
Akibat dari kelainan ini, maka kadar gula (glukosa) akan meningkat
tidak terkendali. Kadar gula (glukosa) pada pasien DM harus di
pertahankan pada nilai normal. Ambang normal gula darah manusia
adalah 60-120 mg/dl pada waktu puasa dan dibawah 140 mg/dl dua jam
sesudah makan (Sutanto, 2013).
2. Etiologi
1) Hipoglikemia pada stadium dini
2) Hipoglikemia dalam rangka pengobatan DM
a) penggunaan insulin
b) penggunaan sulfonylurea
c) bayi yang lahir dari ibu pasien DM
3) Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM
a) hiperinsulinesme alimenter pasca gastrektomi
b) insulinoma
c) penyakit hati berat
d) tumor ekstra pankreatik,fibrosarkoma,karsinoma ginjal
e) hipopituitarism.
Penyebab Hipoglikemia yang lainya yaitu :
1) Dosis suntikan insulin terlalu banyak.
Saat menyuntikan obat insulin, anda harus tahu dan paham dosis
obat yang anda suntik sesuai dengan kondisi gula darah saat itu.
Celakanya, terkadang pasien tidak dapat memantau kadar gula
darahnya sebelum disuntik, sehingga dosis yang disuntikan tidak
sesuai dengan kadar gula darah saat itu. Memang sebaiknya bila
menggunakan insulin suntik, pasien harus memiliki monitor atau
alat pemeriksa gula darah sendiri.
2) Lupa makan atau makan terlalu sedikit.
Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat insulin dengan
kerja lambat dua kali sehari dan obat yang kerja cepat sesaat
sebelum makan. Kadar insulin dalam darah harus seimbang dengan
makanan yang dikonsumsi. Jika makanan yang anda konsumsi
kurang maka keseimbangan ini terganggu dan terjadilah
hipoglikemia.
3) Aktifitas terlalu berat.
Olah raga atau aktifitas berat lainnya memiliki efek yang mirip
dengan insulin. Saat anda berolah raga, anda akan menggunakan
glukosa darah yang banyak sehingga kadar glukosa darah akan
menurun. Maka dari itu, olah raga merupakan cara terbaik untuk
menurunkan kadar glukosa darah tanpa menggunakan insulin.
4) Minum alkohol tanpa disertai makan.
Alkohol menganggu pengeluaran glukosa dari hati sehingga kadar
glukosa darah akan menurun.
5) Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.
Pengobatan diabetes yang intensif terkadang mengharuskan anda
mengkonsumsi obat diabetes pada malam hari terutama yang
bekerja secara lambat. Jika anda salah mengkonsumsi obat
misalnya anda meminum obat insulin kerja cepat di malam hari
maka saat bangun pagi, anda akan mengalami hipoglikemia.
6) Penebalan di lokasi suntikan.
Dianjurkan bagi mereka yang menggunakan suntikan insulin agar
merubah lokasi suntikan setiap beberapa hari. Menyuntikan obat
dalam waktu lama pada lokasi yang sama akan menyebabkan
penebalan jaringan. Penebalan ini akan menyebabkan penyerapan
insulin menjadi lambat.
7) Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan.
Tiap tiap obat insulin sebaiknya dikonsumsi menurut waktu yang
dianjurkan. Anda harus mengetahui dan mempelajari dengan baik
kapan obat sebaiknya disuntik atau diminum sehingga kadar
glukosa darah menjadi seimbang.
8) Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa.
Beberapa penyakit seperti celiac disease dapat menurunkan
penyerapan glukosa oleh usus. Hal ini menyebabkan insulin lebih
dulu ada di aliran darah dibandingan dengan glukosa. Insulin yang
kadung beredar ini akan menyebabkan kadar glukosa darah
menurun sebelum glukosa yang baru menggantikannya.
9) Gangguan hormonal
Orang dengan diabetes terkadang mengalami gangguan hormon
glukagon. Hormon ini berguna untuk meningkatkan kadar gula
darah. Tanpa hormon ini maka pengendalian kadar gula darah
menjadi terganggu.
10) Pemakaian aspirin dosis tinggi
Aspirin dapat menurunkan kadar gula darah bila dikonsumsi
melebihi dosis 80 mg.
11)  Riwayat hipoglikemia sebelumnya
Hipoglikemia yang terjadi sebelumnya mempunyai efek yang
masih terasa dalam beberapa waktu. Meskipun saat ini anda sudah
merasa baikan tetapi belum menjamin tidak akan mengalami
hipoglikemia lagi.
3. Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan
dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 –
1200 mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak
yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal
disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau
toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi
ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180
mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis
tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan
mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai
kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri
menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang
keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan
protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi
polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi
sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan
oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga
berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
Apabila jumlah insulin berkurang jumlah glukosa yang
memasuki sel akan berkurang pula, di samping itu produksi glukosa
oleh hati menjadi tidak terkendali, kedua factor ini akan menimbulkan
hipoglikemia. Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang
berlebihan dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa
bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan kalium). Diuresis
osmotic yang di tandai oleh urinaria berlebihan (poliuria) ini akan
menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit. penderita
ketoasidosis diabetic yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 liter air
dan sampai 400 hingga mEq natrium, kalium serta klorida selama
periode waktu 24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak
(liposis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliseral.asam lemak
bebas akan di ubah menjadi badan keton oleh hati, pada keton asidosis
diabetic terjadi produksi badan keton yang berlebihan sebagai akibat
dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya
keadaan tersebut, badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk
dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis
metabolic.
Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun,
sistem saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam
darah menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi,
palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah
menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk
bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem saraf
pusat mencakup ketidak mampuan berkonsentrasi, sakit
kepala,vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, pati rasa di daerah bibir
serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan
emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan
perasaan ingin pingsan. Kombinasi dari gejala ini (di samping gejala
adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang.
Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami
gangguan yang sangat berat, sehingga pasien memerlukan pertolongan
orang lain untuk mengatasi hipoglikemia yang di deritanya. Gejalanya
dapat mencakup perilaku yang mengalami disorientasi, serangan
kejang, sulit di bangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan
kesadaran. (Smeltzer, 2001).
Pathway
4. Manifestasi klinis
hipoglikemia menurut Setyohadi (2012) antara lain:
1. Adrenergikseperti: pucat, keringat dingin, takikardi, gemetar, lapar,
cemas, gelisah, sakit kepala, mengantuk.
2. Neuroglikopeniaseperti bingung, bicara tidak jelas, perubahan sikap
perilaku, lemah, disorientasi, penurunan kesadaran, kejang,
penurunan terhadap stimulus bahaya.
3. Kadar glukosa puasa tidak normal
4. iperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul
rasa haus
5. Rasa lapar yang semakin besar dan BB berkurang
6. Gejala lain yaitu kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi, peruritas
vulva
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang sangat penting dilakukan pada penderita
DM untuk menegakkan diagnose kelompok resiko DM yaitu kelompok
usia dewasa tua (lebih dari 40 tahun), obesitas, hipertensi, riwayat
keluarga DM riwayat kehamilan dengan bayi lebih dari 4000 gram,
riwayat DM selama kehamilan. Pemeriksaan dilakukan dengan
pemeriksaan gula darah sewaktu kemudian dapat diikuti dengan Test
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) Untuk kelompok resiko yang hasil
pemeriksaan nya negatif, perlu pemeriksaan ulang setiap tahunnya.
Pada pemeriksaan dengan DM dipemeriksaan akan didapatkan
hasil gula darah puasa >140 mg/dl pada dua kali pemeriksaan. Dan gula
darah post prandial >200mg/dl. Selain itu juga dapat juga dilakukan
pemeriksaan antara lain:
1. Aseton plasma (keton) > positif secara mencolok
2. Asam lemak bebas:kadar lipid dan kolesterol meningkat
3. Elektrolit :natrium naik ,turun kalium naik, turun, fosfor turun
4. Gas Darah Arteri :menunjukkan PH menurun dan HCO3 menurun
(Asidosis Metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
5. Urine: Gula dan aseton positif (berat jenis dan osmolaritas
meningkat.
6. Kultur dan Sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih infeksi saluran pernafasan, dan infeksi pada luka.
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan secara medis
1) Obat Hipoglikemik Oral
a) Golongaan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat
dikombinasikan dengan obat golongan lain, yaitu biguanid
inhibitor alfa glukosidase atau insulin. Obat golongan ini
mempunyai efek utama meningkatkan produksi insulin oleh
sel- sel beta pankreas, karena itu menjadi pilihan utama para
penderita DM tipe 2 dengan berat badan berlebihan
b) Golongan Biguanad /metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,
memperbaiki pengambilan glukosa dari jaringan (glukosa
perifer) dianjurkan sebagai obat tinggal pada pasien
kelebihan berat badan.
c) Golongan Inhibitor Alfa Glikosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di
saluran pencernaan sehingga dapat menurunkan kadar gula
sesudah makan. Bermanfaat untuk pasien dengan kadar gula
puasa yang masih normal.
2) Insulin
1) Indikasi insulin
Pada DM tipe 1 yang tHuman Monocommponent Insulin
(40 UI dan 100 UI/ml injeksi) yang beredar adalah actrapid
Injeksi insulin dapat diberikan kepada penderita DM tipe11
yang kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak
berhasil dengan penggunaan obat-obatan anti DM dengan
dosis maksimal atau mengalami kontra indikasi dengan
obat-obatan tersebut. Bila mengalami ketoasidosis,
hiperosmolar asidosis laktat, stress berat karena infeksi
sistemik, pasien operasi berat , wanita hamil dengan gejala
DM yang tidak dapat dikontrol dengan pengendalian diet.
2) Jenis insulin
a) Insulin kerja cepat jenisnya adalah reguler insulin,
cristalin zink, dan semilente
b) Insulin kerja sedang Jenisnya adalah NPH (Netral
Protamine Hagerdon)
c) Insulin kerja lambat Jenisnya adalah PZI (Protamine
Zinc Insulin)

b. Penatalaksanaan Secara Keperawatan


1) Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan
makanan walaupun telah mendapat penyuluhan perencanaan
makanan, lebih dari 50% pasien tidak melaksanakannya.
Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu yang
seimbang dengan komposisi Idealnya sekigtar 68%
karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein. Karena itu diet yang
tepat untuk mengendalikan dan mencugah agar berat badan
ideal dengan cara:
a) Kurangi Kalori
b) Kurangi Lemak
c) Kurangi Karbohidrat komplek
d) Hindari makanan manis
e) Perbanyak konsumsi serat
2) Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena
membuat insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga
membantu menurunkan berat badan, memperkuat jantung dan
mengurangi stress .Bagi pasien DM melakukan olahraga
dengan teratur akan lebih baik tetapi janganmmelakukan
olahraga terlalu berat.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
Yang meliputi nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama,
alamat, tanggal masuk RS, diagnosa, no rekam medis.
b) Keluhan Utama
a. Kondisi hiperglikemi: Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan
banyak kencing, dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala,
penurunan kesadaran
b. Kondisi hipoglikemi Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi,
gelisah, rasa lapar, sakit kepala, susah konsentrasi, vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir, pelo, perubahan
emosional, penurunan kesadaran
c) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang adalah bagaimana kondisi pasien saat
ke RS. Biasanya pasien yg datang dengan keluhan utama
kesemutan/rasa berat, mata kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu
klien juga mengeluh poliurea, polidipsi, anorexia, mual dan
muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri perut,
kram otot, gangguan tidur/istirahat, haus, pusing/sakit kepala, dan
penurunan kesadaran.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu adalah status kesehatan yang pernah
di alami pasien sebelumnya meliputi kecelakaan, pernah dirawat,
operasi , alergi , imunisasi, kebiasaan
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM
d) Pola aktivitas sehari-hari
a. Pola nutrisi dan metabolism
Menggambarkan asupan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit, kondisi rambut, kuku dan kulit, kebiasaan makan,
frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang
disukai dan banyaknya minum yang dikaji sebelum dan sesudah
masuk RS.
b. Pola eliminasi
Menggambarkan pola eliminasi klien yang terdiri dari frekuensi,
volume, adakah disertai rasa nyeri, warna dan bau.
c. Pola tidur dan istirahat
Menggambarkan penggunaan waktu istirahat atau waktu senggang,
kesulitan dan hambatan dalam tidur, pada pasien dengan kasusu
DM Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah
sakit yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan istirahat
penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami
perubahan.
d. Pola aktivitas dan latihan
Menggambarkan kemampuan beraktivitas sehari-hari, fungsi
pernapasan dan fungsi sirkulasi. Pada kasus DM adanya luka
gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah
menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas
sehari-hari secara maksimal, penderita  mudah mengalami
kelelahan.
e. Pola tata nilai dan kepercayaan
Menggambarkan sejauh mana keyakinan pasien terhadap
kepercayaan yang dianut dan bagaimana dia menjalankannya.
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
serta luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam
melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah penderita.
e) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,
berat badan dan tanda – tanda vital.
2) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah
goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan
kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
3) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah  sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku
4) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM
mudah terjadi infeksi.
5) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau   berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegali
6) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
obesitas.
7) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
8) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan,
cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
9) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
2. Diagnosa keperawatan
a. (D.0019) Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrient
b. (D.0027) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d hipoglikemia
c. (D.0056) Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1 (D.0019) (L.02011) Status Nutrisi (I. 03119)
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
b.d keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi
ketidakmampuan diharapkan keadekuatan asupan - Monitor asupan makanan
mengabsorbsi nutrisi untuk memenuhi - Monitor hasil pemeriksaan
nutrien kebutuhan metabolisme membaik. labolatorium
Dengan kriteria hasil : Terapeutik
1. porsi makanan yang - Lakukan oral hygiebe
dihabiskan 4 (cukup sebelum makan
meningkat) - Sajikan makanan secara
2. berat badan 4 (cukup menarik dan suhu yang
membaik) sesuai
3. indeks massa tubuh 4 (cukup - Berikan makanan tinggi
membaik) kalori dan tinggi protein
4. frekuensi makan 4 (cukup Edukasi
membaik) - Anjurkan posisi duduk
5. nafsu makan 4 (cukup - Anjurkan diet yang
membaik) diprogramkan
6. membran mukosa 4 (cukup Kolaborasi
membaik) - Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan

(I. 03123)Pemantauan nutrisi


- Monitor mual dan muntah
- Timbang Berat Badan
2 (D.0027) (L.05022) Kestabilan Kadar (I.03115) Manajemen
Ketidakstabilan Glukosa Darah hipoglikemia
kadar glukosa Setelah dilakukan tindakan Observasi
darah b.d keperawatan selama 3 x 24 jam - Identivikasi tanda dan
hipoglikemia diharapkan kadar glukosa darah gelaja hipoglikemia
berada pada rentang normal - Identifikasi kemungkinan
1. Mengantuk 5 (menurun) penyebab hipoglikemia
2. Pusing 5 (menurun) Terapeutik
3. Lelah/lesu 5 (menurun) - Memberikan karbohidrat
4. Keluhan lapar 5 (menurun) sederhana
5. Kadar gulkosa dalam daran 5 - Berikan glucagon
(membaik) - Pertahankan kepatenan
jalan nafas
- Pertahankan akses IV
Kolaborasi
- pemberian humulin R 8 unit
3xsehari dan humulin N 10
unit/hari
- kolaborasi pemebrian
dekstrose
- kolaborasi pemberian
gulkagen
Edukasi
- Anjurkan monitor kadar
glukasa darah
- Anjurkan berdiskusi dengan
tim perawatan diabetes
tentang penyesuaian
program pengobatan
- Anjurkan perawatan
mandiri untuk mencegah
hipoglikemia
(mis,mengurangi
insulin/agen oral dan
meningkatkan aspuan
makanan untuk ber
olahraga)

3 (D.0056) (L.05047) Toleransi Aktivitas (I.05178) Manajemen Energi


Intoleransi Setelah dilakukan tindakan
Observasi
aktivitas b.d keperawatan selama 3 x 24 jam
imobilitas diharapkan respon fisiologis - Identifkasi gangguan fungsi
terhadap aktivitas yang tubuh yang mengakibatkan
membutuhkan tenaga meningkat kelelahan
dengan kriteria hasil: - Monitor kelelahan fisik dan
1. Frekuensi nadi 4 (cukup emosional
meningkat) - Monitor pola dan jam tidur
2. Keluhan lelah 5 (menurun) - Monitor lokasi dan
3. Dispnea saat aktivitas 5 ketidaknyamanan selama
(menurun) melakukan aktivitas
4. Dispnea setelah aktivitas 4
Terapeutik
(cukup menurun)

- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
- Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan

Edukasi

- Anjurkan tirah baring


- Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana
tindakanuntuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi di
mulai setelah rencana tindakan di susun dan di tujukan pada rencana
strategi untuk membantu mencapai tujuan yang di harapkan. Oleh sebab
itu, rencana tindakan yang spesifik di laksanakan untuk memodifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. Tujuan dari
implementasi adalah membantu dalam mencapai tujuan yang telah di
tetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Harahap, 2019)
5. Evaluasi Keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan
melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan
yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi,
2012).

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

I. BIODATA

Identitas pasien
Initial pasien : Tn. M
Pekerjaan : Buruh
Usia : 50 tahun
No. RM : 070336
Jenis kelamin : Laki-laki
Tgl pengkajian : 28 April 2020
Agama : Islam
Status pernikahan: Menikah

Penanggung jawab
Initial : Ny. R
Usia : 38 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub dg pasien : Istri

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan mual, muntah, dan lemas
III. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan datang ke RSUD “X” pada tanggal 27 April 2020
pukul 21.00 WIB dengan keluhan mual, muntah dan merasa lemas.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter pasien dianjurkan untuk di
rawat inap karena didapatkan hasil GDS 40 mg/dl. dan akhirnya pasien
dipindahkan keruang perawatan pada pukul 23.00 WIB. Saat dilakukan
pengkajian pasien mengatakan mual, muntah lebih dari 5 kali/hari, nafsu
makan berkurang dan badan terasa lemas, selain itu pasien juga
mengatakan sering merasa mengantuk. Saat dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan hasil TD: 90/50 mmhg S: 35,8, RR: 24x/menit,
bisisng usus terdengar Pasien tampak compos mentis dengan keadaan
umum lemah dan wajah tampak pucat, pasien terpasang infus D10 7tpm
Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu dan
menggunakan humulin R 8 unit 3x/hari, dan humulin N 10 unit/hari.
Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang dialami pasien saat ini.

IV. AKTIVITAS/ ISTIRAHAT


Gejala (Subjektif)
Pekerjaan : Buruh
Aktivitas/ hobi : sebelum sakit pasien mengatakan senang bersepedah ,
namun selama di RS pasien hanya berbaring ditempat tidur
Aktivitas waktu luang : selama dirawat psien mengisi waktu luang dengan
membaca buku
Perasaan bosan/ tidak puas : tidak ada
Keterbatasan karena kondisi : tidak ada
Tidur Jam 21.00 WIB
Tidur siang 2 jam
Kebiasaan tidur: -
Insomnia : tidak ada
Tanda (Objektif)

Respons terhadap aktivitas yang teramati : baik


Kardiovaskular : tidak ada kelainan
Pernapasan : normal
Status mental (mis.,menarik diri/ letargi) : baik
Pengkajian neuromuskular : tidak ada kelainan
Massa/ tonus otot : tonus otot baik
Postur : baik
Tremor : tidak ada
Rentang gerak : aktif
Kekuatan :4/5
Deformitas : tidak ada

V. SIRKULASI
Gejala (Subjektif)

Riwayat tentang :
Hipertensi: tidak ada
Masalah jantung : tidak ada
Demam rematik : tidak ada
Edema mata kaki/ kaki : tidak ada edema
Flebitis: tidak ada
Penyembuhan lambat : tidak
Klaudikasi : tidak ada
Ekstremitas : Kesemutan tidak ada, Kebas tidak ada
Batuk/ hemoptisis : tidak ada
Perubahan frekuensi/ jumlah urine : tidak ada
Tanda (Objektif)

TD : kanan dengan posisi berbaring :90/50mmHg


Tekanan nadi : baik Gap auskultator : -
Nadi (palpasi) : Karotis teraba kuat 80x/menit
Jantung (palpasi) : tidak teraba adanya massa
Getaran : tidak teraba getaran atau dorongan yang terlalu kuat
Bunyi jantung : Lup Dup Frekuensi : 100x/menit, Irama : teratur, Kualitas
: baik
Friksi gesek : tidak ada , Murmur : tidak ada
Bunyi napas : normal
Distensi vena jugularis : tidak ada
Ekstremitas : suhu : 35.8 0 C Warna : merah muda
Pengisian kapiler : < 3 detik
Tanda Homan’s : tidak ada
Varises : tidak ada
Abnormalitas kuku : tidak ada
Penyebaran/ kualitas rambut : merata
Warna : hitam
membran mukosa : kering
Bibir : simetris
Punggung kuku : hangat
Konjungiva : tidak ada anemis
Sklera : tidak ada ikterik
Diaforesis : berkeringat normal
VI. INTEGRITAS EGO

Gejala (Subjektif)
Faktor stres : Pasien mengatakan selama sakit pasien terkadang merasa
sedih karna tidak bisa beraktivitas seperti biasanya
Cara menangani stres : pasien mengatakan biasanya langsung istirahat
Masalah-masalah finansial : pasien mengatakan finansialnya cukup dan
tidak ada masalah
Status hubungan : pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga
dan tetangga disekitar rumah
Faktor-faktor budaya : tidak ada budaya tertentu yang dianut dalam
penyembuhan penyakitnya, pasien percaya kepada pengobatan medis
Agama : islam
Kegiatan keagamaan : pasien rutin menjalankan sholat 5 waktu
Gaya hidup : pasien mengatakan tidak pernah merokok ataupun minum-
minuman beralkohol, kadang melakukan olahraga jalan santai saat hari
libur bersama suami dan anak-anaknya
Perubahan terakhir : selama di rawat di RS pasien hanya berbaring dan
sesekali duduk di tempat tidur
Perasaan-perasaan : Ketidak berdayaan pasien mengatakan selama ini
tidak bisa menjalankan perannya sebaga kepala keluarga
Keputusasaan : pasien mengatakan menyesal selama sehat tidak menjaga
kesehatannya
Ketidak berdayaan : -

Tanda (Obyektif)
Status emosional (beri tanda cek untuk yang sesuai) :Tenang
Cemas : -
Marah :-
Menarik diri :-
Takut:-
Mudah tersinggung :-
Tidak sabar :-
Euforik :-
Respons-respons fisiologis yang terobservasi:-
VII. ELIMINASI
Gejala (Subjektif)
Pola BAB : pasien mengatakan BAB 1 kali dalam sehari yaitu pada pagi
hari, Penggunaan laksatif : tidak ada
Karakter fases : lunak , BAB terakhir : sebelum masuk rumah sakit
Riwayat perdarahan : tidak ada, Hemoroid : tidak ada
Konstipasi : pasien mengatakan tidak ada konstipasi saat BAB , Diare:
pasien mengatakan tidak ada diare
Pola BAK : pasien mengatakan BAK 5-6 kali/hari ,Inkontimensia/ kapan :-
Karakter urine: kuning jernih
Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada
Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak ada
Penggunaan diuretik : tidak ada
Tanda (Objektif)
Abdomen : Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan , Lunak/ keras: lunak
Massa : tidak terdapat masa , Ukuran/ lingkar abdomen:-
Bising usus : 12x/menit , Hemoroid : tidak terdapat hemoroid
Perubahan kandungan kemih : tidak terdapat perubahan kandung kemih ,
BAK terlalu sering : tidak ada

VIII. MAKANAN/ CAIRAN


Gejala (Subjektif)
Diit biasa (tipe) : pasien mengatakan makanan dengan porsi normal yaitu
nasi, sayur, lauk pauk Jumlah makanan per hari : makan 3 kali/hari
Makan terakhir/ masukan : Pola diit : tidak ada
Kehilangan selera makan : ada , Mual/ muntah : ada
Nyeri ulu hati/ salah cerna: tidak ada nyeri ulu hati ,
Disembuhkan oleh : tidak ada
Alergi/ intoleransi makanan : pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap
makanan tertentu
Masalah-masalah mengunyah/ menelan : tidak ada
Gigi : jumlah gigi 32buah, tidak ada ompong
Berat badan biasa : 55kg Perubahan berat badan: pasien mengatakan tidak
ada perubahan BB
Penggunaan diuretik : tidak ada

Tanda (Objektif)
Berat badan sekarang .:65 kg Tinggi badan : 165cm , Bentuk tubuh :-
Turgor kulit : elastis Kelembaban/ kering membran mukosa : kulit tampak
lembab
Edema : Umum : tidak ada edema, Dependen:-
Periorbital : tidak ada , Asites : tidak ada
Distensi vena jugularis : tidak terdapat peningkatan vena jugularis
Pembesaran tiroid : tidak ada , hernia/ massa : tidak ada , Halitosis : tidak
ada
Kondisi gigi/ gusi : gusi berwarna merah muda, tidak terdapat perdarahan
Penampilan lidah : lidah terdapat bercak bercak putih
Membran mukosa : mukosa tampak kering
Bising usus : terdengar 12x/menit
Bunyi napas : vesikuler
Urin S/ A atau Kemstiks :-
IX. HIGIENE
Gejala (Subjektif)
Aktivitas sehari-hari :
Tergantung/ Mandiri : mandiri
Mobilitas : pasien mengatakan setiap hari beraktiftas sebagai buruh
Hegiene : pasien mengatakan mandi dua kali/hari , Berpakaian : pasien
mengatakan lebih suka mengenakan pakaian santai bila dirumah
Toileting : pasien BAK 5-6 kali/hari
Waktu mandi yang diinginkan : pagi dan sore
Pemakaian alat bantu/ prostetik : tidak ada
Bantu diberikan oleh : -

Tanda (Objektif)
Penampilan umum : pasien tampak rapih
Cara berpakaian : rapih , Kebiasaan pribadi : tidak ada
Bau badan : tidak ada , Kondisi kulit kepala : kulit kepala tampak bersih
Adanya kutu : tidak terdapat kutu

X. NEUROSENSORI
Gejala (Subjektif)
Rasa ingin pingsan/ pusing : pasien mengatakan tidak pusing atau ingin
pingsan
Sakit kepala : Lokasi nyeri : tidak ada , Frekuensi : tidak ada
Kesemutan/ kebas/ kelemahan (lokasi) : tidak ada
Stroke (gejala sisa) : tidak ada
Kejang : tidak ada , Tipe : - .Frekuensi : -
Status postikal : tidak ada , Cara mengontrol : -
Mata :
Kehilangan penglihatan : tidak ada , Pemeriksaan terakhir : tidak ada
Glaukoma : tidak ada , Katarak : tidak ada
Telinga : Kehilangan pendengaran : tidak ada , Pemeriksaan terakhir: tidak
ada
Epistaksis: tidak ada

Tanda (Objektif)
Status mental : baik
Terorientasi/ disorientasi : terorientasi waktu, tempat, dan Orang
Kesadaran : compos mentis , Mengantuk :- Letargi : -
Stupor : -
Koma : -
Kooperatif : ya
Menyerang : -
Delusi :-
Halusinasi :-
Afek (gambarkan) : -
Memori : Saat ini baik , Yang lalu: baik
Kaca mata : tidak ada , Kontak lensa : - Alat bantu dengar : -
Ukuran/ rekasi pupil : Ka/ Ki : mengecil saat terkena cahaya
Facial drop :tidak ada , Menelan ; baik
Genggaman tangan/ lepas : Ka/ Ki : baik, Postur : seimbang
Refleks tendom dalam : normal , Paralisis : tidak ada
XI. NYERI/ KETIDAKNYAMANAN
Gejala (Subjektif)
Lokasi : tidak ada .
intensitas (1-10 dimana 10 sangat nyeri) : - Frekuensi : -
Kualitas : -
Durasi : -
Penjalaran : -
Faktor-faktor pencetus :-
Cara menghilangkan, faktor-faktor yang berhubungan:-

Tanda (Objektif)
Mengkerutkan muka : tidak ada
Menjaga area yang sakit : tidak ada
Respons emosional : baik
Penyempitan fokus : tidak ada

XII. PERNAPASAN
Gejala (Subjektif)
Dispnea yang berhubungan dengan batuk/ sputum : tidak ada
Riwayat bronkitis : tidak ada
Asma : tidak ada
Tuberkulosis : tidak ada
Emifisema : tidak ada
Pneumonia kambuhan : tidak ada
Pemanjanan terhadap udara berbahaya :tidak ada
Perokok : pasien mengatakan tidak merokok
Penggunaan alat bantu pernapasan : tidak ada , Oksigen : tidak ada

Tanda (Objektif)
Pernapasan : Frekuensi : 24x/menit
Kedalaman : cukup dalam , Simetris : ya
Penggunaan otot-otot asesori : tidak ada , Napas cuping hidung : tidak ada
Fremitus : tidak ada
Bunyi napas : vesikuler
Egofoni : tidak ada
Sianosis : tidak ada , Jari tubuh : tidak ada
Karakteristik sputum : -
Fungsi mental/ gelisah : fungsi mental baik

XIII. KEAMANAN
Gejala (Subjektif)
Alergi/ sensitivitas : tidak ada alergi Reaksi : tidak ada
Perubahan sistem imun sebelumnya :tidak ada , Penyebab : -
Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/ tipe) : tidak ada
Perilaku resiko tinggi : tidak ada , Periksaan :tidak ada
Tranfusi darah/ jumlah : belum pernah Kapan :tidak ada
Gambaran reaksi :tidak ada
Riwayat cedera kecelakaan : tidak ada
Fraktur/ dislokasi :tidak ada
Artritis/ sendi tak stabil :tidak ada
Masalah punggung : tidak ada
Perubahan pada tahi lalat : tidak ada, Pembesaran nodus : tidak ada
Kerusakan penglihatan, pendengaran : tidak ada
Protese : tidak ada , Alat ambulatori : tidak ada

Tanda (Objektif)
Suhu tubuh : 35.8 0 C Diaforesis : ada
Integritas kulit : baik
Jaringan parut : tidak ada , Kemerahan : tidak ada

Laserasi : tidak ada , Ulserasi :tidak ada

Ekimosis : tidak ada , Lepuh : tidak ada

Luka bakar : (derajat/ persen) : tidak ada ,Drainase : tidak ada

Tandai lokasi pada diagram di bawah ini :


Kekuatan Umum : sedang Tonus otot : cukup kuat

Cara berjalan : normal , ROM : normal

Parestesia/ paralisis : tidak ada

Hasil kultur, Pemeriksaan sistem imun : tidak ada

XIV. SEKSUALITAS (Komponen dari Interaksi sosial)

Aktif melakukan hubungan seksual : aktif

Penggunaan Kondom : tidak ada

Masalah-masalah/ kesulitan seksual ; Tidak ada masalah

Perubahan terakhir dalam frekuensi/ minat : tidak ada

Pria
Gejala (Subjektif)
Rabas penis : - Gangguan prostat : tidak ada
Sukumsisi : ya Vasektomi :-
Melakukan pemeriksaan sendiri : tidak , Payudara/ Testis : simetris
Prostoskopi/ pemeriksaan prostat terakhir :normal
Tanda (Objektif)
Pemeriksaan : Payudara/ penis/ testis : normal, simetris
Kutil genital/ lest :-
XV. INTERAKSI SOSIAL

Gejala (Subjektif)

Status perkawinan menikah , Lama : 30 tahun

Hidup dengan : istri dan anak-anaknya

Masalah-masalah/ stress : tidak ada

Keluarga besar : ya

Orang pendukung lain : istri dan anak-anak

Peran dalam struktur keluarga : seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya

Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit/ kondisi : tidak ada

Perubahan bicara : penggunaan alat bantu komunikasi : tidak ada

Adanya laringektomi : tidak ada

Tanda (Objektif)

Bicara : jelas , Tak jelas : -

Tidak dapat dimengerti :- Afasia : tidak ada

Pola bicara tak biasa/ kerusakan : tidak ada

Pengunaan alat bantu bicara : tidak ada penggunaan alat bantu

Komunikasi verbal/ nonverbal dengan keluarga/ orang terdekat lain : baik

Pola interaksi keluarga (perilaku) : baik

XVI. PENYULUHAN/ PEMBELAJARAN

Gejala (Subjektif)

Bahasa dominan (khusus) : tidak ada , Melek huruf : pasien tidak buta
huruf

Tingkat pendidikan : SLTA


Ketidakmampuan belajar (khusus) : pasien mampu belajar
Keterbatasan kognitif : tidak ada
Keyakinan kesehatan/ yang dilakukan :
Orientasi spesifik terhadap perawatan kesehatan (spt, dampak dari agama/
kultural yang di anut) : tidak ada
Faktor resiko keluarga (tandai hubungan) : tidak ada
Diabetes : tidak ada
Tuberkulosis ; tidak ada
Penyakit jantung : tidak ada
Stroke : tidak ada
TD tinggi : tidka ada
Epilepsi : tidak ada
Penyakit ginjal : tidak ada, Kanker : tidak ada
Penyakit jiwa : tidak ada Lain-lain : -
Obat tanpa resep : Obat-obat bebas : tidak ada
Obat-obat jalanan : tidak ada , Tembakau : tidak ada

Perokok tembakau : pasien tidak merokok

Penggunaan alkohol (jumlah/ rekuensi) : tidak


Diagnosa saat masuk perdokter : hipoglikemi
Alasan di rawat per pasien : mual muntah lebih dari 5 kali dan GDS 40
mg/dl
Riwayat keluhan terakhir : masih mual dan muntah
Harapan pasien terhadap perawatan/ pembedahan sebelumnya : pasien
mengatakan ingin cepat sembuh
Bukti kegagalan untuk perbaikan : tidak ada
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir : normal
XVII. Pertimbangan Rencana Pulang
DRG yang menunjukkan lama dirawat rata-rata : 7 hari jika ada perbaikan
Tanggal informasi di dapatkan : 20 maret 2020
1. Tanggal pulang yang diantisipasi 27 maret 2020
2. Sumber-sumber yang tersedia : orang : anak kandung
Keuangan : istri dan anak kandung
3. Perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah
pulang : menghindari faktor pencetus mencegah asma kambuh
4. Area yang mungkin membutuhkan perubahan/ bantuan: lingkungan sekitar
rumah
Penyiapan makanan : istri pasien , Berbelanja : istri pasien
Transportasi : dijemput oleh keluarga , Ambulasi :-
Obat/ trapi IV : belum ada , Pengobatan : -
Perawatan luka : tidak ada , Peralatan : tidak ada
Bantuan perawatan diri (khusus) : tidak ada
Gambaran fisik rumah (khusus) : rumah permanen, ventilasi baik
Bantuan merapihkan/ pemeliharaan rumah : keluarga
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) : tidak ada

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG


Jenis Hasil Normal Ket
KIMIA DARAH
Glukosa darah sewaktu 40 mg/dl 60-100 mg/dL Rendah

Analisa Data
No Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)
1. DS : Hipoglikemi Resiko defisit nutrisi
 Pasien mengatakan
mual dan muntah penurunan suplai glukosa ke
lebih dari 5 kali jaringan dan seluler
 Pasien mengatakan
nafsu makan terjadinya gangguan pada jaringan
berkurang otot
DO :
 Pasien tampak pucat, terjadi pemecahan
bibir kering, glukagon/glikogen
berkeringat
 Pasien tampak lemas metabolisme an aerob yang
menghasilkan keton

menyebabkan nafas bau aseton

mual muntah

output berlebih

resiko defisit nutrisi


2. DS : Faktor resiko Ketidakstabilan kadar
 Pasien mengatakan glukosa darah
badan terasa lemas Pengobatan dan kontrol tidak
 Pasien mengatakan teratur
pusing dan mudah
mengantuk Glukosa sel tidak stabil
DO:
 GDS: 40 mg/dl Ketidakstabilan kadar glukosa

 Pasien tampak lemas darah

Diagnosa Keperawatan
1. (D.0032) Resiko defisit nutrisi b.d output berlebih
2. (D.0027) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d hipoglikemia

Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1 (D.0032) (L.02011) Status Nutrisi (I. 03119)
Resiko defisit Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
Nutrisi b.d output keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi
berlebih diharapkan keadekuatan asupan - Monitor asupan makanan
nutrisi untuk memenuhi - Monitor hasil pemeriksaan
kebutuhan metabolisme membaik. labolatorium
Dengan kriteria hasil : Terapeutik
7. porsi makanan yang - Lakukan oral hygiene
dihabiskan 4 (cukup sebelum makan
meningkat) - Sajikan makanan secara
8. berat badan 4 (cukup menarik dan suhu yang
membaik) sesuai
9. indeks massa tubuh 4 (cukup - Berikan makanan tinggi
membaik) kalori dan tinggi protein
10. frekuensi makan 4 (cukup Edukasi
membaik) - Anjurkan posisi duduk
11. nafsu makan 4 (cukup - Anjurkan diet yang
membaik) diprogramkan
12. membran mukosa 4 (cukup Kolaborasi
membaik) - Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan

(II. 03123)Pemantauan
nutrisi
- Monitor mual dan muntah
- Timbang Berat Badan
2 (D.0027) (L.05022) Kestabilan Kadar (I.03115) Manajemen
Ketidakstabilan Glukosa Darah hipoglikemia
kadar glukosa Setelah dilakukan tindakan Observasi
darah b.d keperawatan selama 1 x 24 jam - Identivikasi tanda dan
hipoglikemia diharapkan kadar glukosa darah gelaja hipoglikemia
berada pada rentang normal - Identifikasi kemungkinan
6. Mengantuk 5 (menurun) penyebab hipoglikemia
7. Pusing 5 (menurun) Terapeutik
8. Lelah/lesu 5 (menurun) - Memberikan karbohidrat
9. Keluhan lapar 5 (menurun) sederhana
10. Kadar gulkosa dalam - Berikan glucagon
daran 5 (membaik) - Pertahankan kepatenan
jalan nafas
- Pertahankan akses IV
Kolaborasi
- pemberian humulin R 8 unit
3xsehari dan humulin N 10
unit/hari
- kolaborasi pemebrian
dekstrose
- kolaborasi pemberian
gulkagen
Edukasi
- Anjurkan monitor kadar
glukasa darah
- Anjurkan berdiskusi dengan
tim perawatan diabetes
tentang penyesuaian
program pengobatan
- Anjurkan perawatan
mandiri untuk mencegah
hipoglikemia
(mis,mengurangi
insulin/agen oral dan
meningkatkan aspuan
makanan untuk ber
olahraga)

Impelentasi Kperawatan
Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Paraf
keperawatan
29 april 2020 (D.0032) 1. melakukan oral hygiene Penni
Resiko defisit sebelum makan
Nutrisi b.d putput hasil : mulut sudah
berlebih dibersihkan
2. menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
hasil : makanan yang di
sajikan habis setengah porsi
3. memerikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
hasil : makanan yang
disajikan sudah sesuai
kebutuhan
29 april 2020 (D.0027) 1. Memberikan karbohidrat Penni
Ketidakstabilan sederhana
kadar glukosa Hasil : sudah diberikan
darah b.d 2. memberikan glucagon
hipoglikemia hasil : hasil 50 mg/dl
3. mempertahankan kepatenan
jalan nafas
hasil : jalan nafas pasien
dalam batas normal
4. mempertahankan akses IV
hasil : pasien terpasang
infus d10 7tpm

30 april 2020 (D.0032) 1. melakukan oral hygiene Penni


Resiko defisit sebelum makan
Nutrisi b.d output hasil : mulut pasien sudah
berlebih dibersihkan
2. menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
hasil : makanan yang di
sajikan habis setengah porsi
3. memerikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
hasil : makanan yang
disajikan sudah sesuai
kebutuhan
30 april 2020 (D.0027) 1. Memberikan karbohidrat Penni
Ketidakstabilan sederhana
kadar glukosa Hasil : sudah diberikan
darah b.d 2. memberikan glucagon
hipoglikemia hasil : hasil 55
3. mempertahankan kepatenan
jalan nafas
hasil : jalan nafas pasien
dalam batas normal
4. mempertahankan akses IV
hasil : pasien terpasang
infus D10 7tpm

31 april 2020 (D.0032) 1. melakukan oral hygiene Penni


Resiko defisit sebelum makan
Nutrisi b.d output hasil : pasien
berlebih membersihkan mulutnya
dibantu keluarga
2. menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
hasil : makanan yang di
sajikan habis setengah porsi
3. memerikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
hasil : makanan yang
disajikan sudah sesuai
kebutuhan
31 april 2020 (D.0027) 1. Memberikan karbohidrat Penni
Ketidakstabilan sederhana
kadar glukosa Hasil : sudah diberikan
darah b.d 2. memberikan glucagon
hipoglikemia hasil : hasil 63 mg/dl
3. mempertahankan kepatenan
jalan nafas
hasil : jalan nafas pasien
dalam batas normal
4. mempertahankan akses IV
hasil : pasien terpasang
infus D10 7tpm

Evaluasi Keperawatan

Tgl Diagnosa SOAP Tanda


Keperawatan Tangan
01 mei (D.0032) resiko S : Penni
2020 defisit nutrisi b.d  Pasien mengatakan masih mual,
output berlebih namun sudah tidak muntah
 Pasien mengatakan masih tidak
nafsu makan
O:
 Pasien tampak lemas
 Mukosa bibir kering
 Pasien tampak pucat
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I : Manajemen nutrisi
01 mei (D.0027) S: Penni
2020 Ketidakstabilan  Pasien mengatakan masih lemas,
kadar glukosa pusing
darah b.d O :
hipoglikemia  Pasien tampak lemas
 GDS : 68 mg/dl
 Pasien masih tampak mengantuk
A : Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
I:
 melakukan manajemen
hipoglikemia

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa

Medis & Nanda Nic-Noc Panduan penyusunan Asuhan Keperawatan


Orwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Jakarta: EGC.

TimPokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

TimPokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran keperawatan Indonesia.


Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

TimPokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.


Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Wijaya &Putri . 2013. Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Anda mungkin juga menyukai