OLEH :
ALDINA AGUSTIANI
P07220119002
SAMARINDA
2022
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH :
ALDINA AGUSTIANI
P07220119002
SAMARINDA
2022
i
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI
UNTUK DIUJIKAN
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III Keperawatan
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Diuji
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji,
Penguji Anggota :
Mengetahui
Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M. Kes NS. Andi Lis Arming G., S. Kep., M.Kep
NIP. 196803291994022001 NIP. 196508251985032001
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan
bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari karya tulis Ilmiah orang lain untuk
Aldina Agustiani
P07220119002
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA DIRI
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Mahasiswi
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Sampai sekarang
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan kasih karunia-
Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dalam rangka memenuhi persyaratan ujian akhir program Diploma III
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gagal Ginjal Kronis
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya banyak mengalami kesulitan dan
hambatan akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan bantuan dari berbagai
pihak baik materi maupun teori. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
Syahranie.
5. Ns. Andi Lis Arming Gandini, S. Kep., M. Kep, Selaku Ketua Prodi D-III
Timur.
vi
6. Ns. Indah Nur Imamah, SST., M.Kes, Selaku Pembimbing I dalam
8. Orang Tua saya Terima Kasih banyak sudah selalu mendukung dan
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,
saran, serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita kembalikan semua urusan dan
semoga dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai
Penulis
vii
ABSTRAK
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS
DI RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA”
Aldina Agustiani
Pembimbing 1 Ns. Indah Nur Imamah, SST., M.Kes
Pembimbing 2 Ns. Diah Setiani, SST., M.Kes
viii
ABSTRACT
“NURSING CARE IN PATIENTS OF CHRONIC RENAL FAILURE IN
RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA”
Aldina Agustiani
Advisor 1 Ns. Indah Nur Imamah, SST., M.Kes
Advisor 2 Ns. Diah Setiani, SST., M.Kes
ix
DAFTAR ISI
x
2.1.4 Faktor Resiko .......................................................................................10
2.1.5 Patofisiologi...........................................................................................13
2.1.6 Pathway.................................................................................................14
2.1.7 Manifestasi Klinis..................................................................................15
2.1.8 Komplikasi…………………………………………………………....16
2.1.9 Penatalaksanaan.....................................................................................16
2.1.10 Pemeriksaan Penunjang………………………………………………
19
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan…………………………………... ..................21
2.2.1 Pengkajian Keperawatan.......................................................................21
2.2.2 Diagnosis Keperawatan…………………………………………….....26
2.2.3 Perencanaan Keperawatan.....................................................................27
2.2.4 Implementasi Keperawatan……………………...................................48
2.2.5 Evaluasi Keperawatan...........................................................................49
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................51
3.1 Desain Penelitian.............................................................................................51
3.2 Subyek Penelitian............................................................................................51
3.3 Batasan Istilah.................................................................................................51
3.4 Lokasi dan Waktu Penulisan...........................................................................52
3.5 Prosedur Penulisan..........................................................................................52
3.6 Metode Penelitian............................................................................................52
3.7 Keabsahan Data...............................................................................................54
3.8 Analisa Data....................................................................................................55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................56
4.1 Hasil Studi Kasus............................................................................................56
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian.................................................................56
4.1.2 Data Asuhan Keperawatan....................................................................57
4.1.2.1 Pengkajian.................................................................................57
4.1.2.2 Diagnosis Keperawatan............................................................65
4.1.2.3 Intervensi Keperawatan............................................................66
xi
4.1.2.4 Implementasi Keperawatan.......................................................69
4.1.2.5 Evaluasi Keperawatan...............................................................75
4.2 Pembahasan.....................................................................................................90
4.2.1 Pola Napas Tidak Efektif.............................................................90
4.2.2 Perfusi Perifer Tidak Efektif........................................................92
4.2.3 Hipervolemia................................................................................94
4.2.4 Nausea..........................................................................................95
4.2.5 RIsiko Infeksi...............................................................................97
4.2.6 Ketidakpatuhan............................................................................98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….....100
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………….100
5.2 Saran………………………………………………………………………...100
Daftar Pustaka…………………………………………………………………104
Lampiran………………………………………………………………….……107
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
secara dunia peristiwa gagal ginjal kronis lebih dari 500 juta orang dan yang
harus menjalani hidup dengan bergantung pada cuci darah (hemodialisa) ialah
1,5 juta orang. Gagal ginjal kronis termasuk 12 penyebab kematian umum
pada dunia, terhitung 1,1 juta kematian dampak gagal ginjal kronis yang telah
semakin tinggi sebanyak 31,7% dari tahun 2010 sampai 2015 (Neuen et al.,
2017).
gagal ginjal kronis yaitu prevalensi tertinggi di DKI Jakarta 38,7% Sementara
(RISKESDAS, 2018).
1
2
Hal ini sesuai dengan penelitian Eva S. dan Sri I. tahun 2015 yang
hidup kurang sehat dan penyakit penyebab seperti diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi dapat menyebabkan Gagal Ginjal Kronis. Gagal Ginjal
rawat inap, ketika pasien lama dirawat di rumah sakit dan seringnya penyakit
yang disebabkan oleh Gagal Ginjal Kronis antara lain hiperkalemia atau
anemia, gagal jantung, dan banyak lagi. (Nurarif & Kusuma, 2015)
Pada intinya Gagal Ginjal Kronis dapat dicegah dengan mengontrol faktor
perawatan yang benar dan sesuai. Upaya keperawatan yang dapat dilakukan
yaitu dengan menjaga tekanan darah, menjaga dan membatasi asupan cairan
ke dalam tubuh, menjaga diet asupan nutrisi seperti rendah protein, rendah
kalium dan rendah natrium, yang bertujuan untuk meringankan beban kerja
3
ginjal. Upaya lain yang dapat dilakukan guna mempertahankan fungsi ginjal
yaitu dengan upaya kolaboratif yaitu melakukan terapi pengganti ginjal atau
dengan data penelitian yang cukup, studi literatur yang luas, serta tempat
bahwa prevalensi dari Penyakit Ginjal Kronis masih cukup tinggi di Indonesia
Kalimantan Timur?
4
Ginjal Kronik
Ginjal Kronis.
Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat menjadi sebagai bahan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min
2011), karena itu penting bagi manusia untuk memperhatikan kesehatan ginjal.
Salah satu penyakit ginjal yang paling serius adalah gagal ginjal kronis (Satoso,
ginjal yang terjadi dalam waktu 3 bulan berupa kelainan struktural dan
fungsional ginjal dengan atau tanpa disertai penurunan laju filtrasi glomerulus
6
7
Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
secara terus menerus berupa cuci darah atau transplantasi ginjal. Salah satu
sindrom klinis yang terjadi pada gagal ginjal adalah uremia. hal ini disebabkan
2.1.2 Klasifikasi
National Kidney Foundation (NKF) tahun 2016 terdapat 5 stage pada penyakit
gagal ginjal kronik. Berdasarkan adanya kerusakan ginjal dan laju filtrasi
2.1.3 Etiologi
akibat perfusi ginjal yang tidak mencukupi dan penurunan laju filtrasi
hiperparatiroidisme).
tubulus ginjal. Kondisi seperti luka bakar, cedera syok dan infeksi, dan
1. Usia yang lebih tua mempunyai resiko Gagal Ginjal Kronisyang lebih
nefron yang berfungsi berkurang sekitar 10% setiap 10 tahun dan pada
2. Jenis Kelamin Laki – laki memiliki resiko lebih besar mengalami Gagal
Ginjal Kronis dibandingkan yang tidak menderita penyakit DM. hal ini
2.1.5 Patofisiologi
Sisa nefron (nefron adalah fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri
(reabsorbsi dari beberapa zat terlarut dapat diatur secara bebas terpisah
dalam setiap nefron, meskipun GFR diseluruh massa nefron turun dibawah
dan inflamasi interstial dan fibrosis adalah ciri khas dari Gagal Ginjal
atau lebih protein per 24 jam atau 30 mg/dl dalam ginjal) akan
13
Pada gagal ginjal kronik, fungsi ginjal menurun secara drastic yang
berasal dari nefron. Insifisiensi dari gagal ginjal tersebut akan mengalami
sekitar 20% sampai dengan 50% dalam hal GFR. Pada penurunan fungsi
rata-rata 50%, biasanya akan muncul tanda dan gejala azotemia sedang,
poliuria (sering buang air kecil), hipertensi dan sesekali terjadi anemia
pada gagal ginjal. Selain itu, selama terjadi kegagalan fungsi ginjal kronik
hampir sama dengan gagal ginjal akut, namun persamaan waktunya saja
membawa dampak yang sangat sistemik terhadap seluruh system yang ada
bertahap.
14
2.1.6 Pathway
Bagan 2.1 Pathway gagal ginjal kronik (Nurarif & Kusuma, 2015)
15
2) Pulmoner yaitu yang ditandai dengan krekels, sputum kental dan liat,
yang diakibatkan oleh penumpukan kristal ureum dibawah kulit, saat ini
jarang terjadi karena penanganan dini. Warna kulit abu – abu mengkilat,
kulit kering bersisik, ekimosis, kulit kering dan bersisik, serta rambut
diare.
1) Anemia
2) Neuroperifer
3) Komplikasi kardiopulmoner
4) Komplikasi gastrointestinal
5) Disfungsi seksual
6) Paresthesia
8) Hiperkalemia
2.1.9 Penatalaksanaan
1) Terapi farmakologis
(1) Antasida
(2) Antihipertensi
(4) Eritropoetin
2) Terapi gizi
sama, asupan kalori dan vitamin harus adekuat. Protein juga dibatasi
karena urea,asam urat, dan asam organik hasil pemecahan makanan dan
3) Terapi dialisis
ginjal.
yang akan terjadi mencakup diet pasien, tidur dan istirahat, penggunaan
1) Pemeriksaan Laboraturium
(1) Hematologi
memperkirakan LFG.
20
2) Pemeriksaan Urin
urin juga untuk melihat volume urin yang biasanya < 400 ml/jam atau
miglobin, berat jenis < 1.015 menunjukkan gagal ginjal, osmolalitas <
3) Pemeriksaan Radiologis
struktural, batu ginjal, tumor, dan massa yang lain), urografi intravena
2.2.1 Pengkajian
gagal ginjal kronik menurut Doeges (2000), dan Smeltzer dan Bare (2002)
gula darah tidak teratur pada penderita tekanan darah tinggi dan
diabetes mellitus.
(2) Pola nutrisi dan metabolik : perlu dikaji adanya mual, muntah,
warna urin.
Balance Cairan
Rumus IWL
IWL : 15 x BB / 24 jam
somnolen)
23
(6) Pola persepsi sensori dan kognitif : rasa panas pada telapak kaki,
memori, kacau.
(7) Persepsi diri dan konsep diri : perasaan tidak berdaya, tak ada
peran.
5) Pengkajian Fisik
penglihatan kabur.
cuping hidung.
(12) Jantung :
(13) Abdomen :
Nilai 1: Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada
sendi.
Nilai 2: Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan
gravitasi.
tekanan pemeriksaan.
kekuatanya berkurang.
kekuatan penuh.
(D.0022)
(D.0011)
gelisah (D.0080)
Pemantauan Cairan
I.03121
Observasi
1.1 Monitor frekuensi dan
kekuatas nadi
1.2 Monitor frekuensi
napas
1.3 Monitor tekanan darah
1.4 Monitor berat badan
1.5 Monitor waktu
pengisian kapiler
1.6 Monitor elastisitas atau
turgor kulit
1.7 Monitor jumlah, warna
dan berat jenis urine
1.8 Monitor kadar albumin
dan protein total
1.9 Monitor hasil
pemeriksaan serum
(mis. osmolaritas
serum, hematokrit,
natrium, kalium, BUN)
1.10 Monitor intake dan
output cairan
1.11 Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis.
frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membran
mukosa kering, volume
urin menurun,
hematokrit meningkat,
haus, lemah,
konsentrasi urine
meningkat, berat badan
30
Terapeutik
3.9 Bersihkan sekret pada
mulut, hidung dan
trakea, jika perlu
3.10 Pertahankan kepatenan
jalan napas
3.11 Siapkan dan atur
peralatan
Observasi
7.1 Identifikasi
karakteristik nyeri dada
44
Terpeutik
7.8 Pertahankan tirah
baring minimal 12 jam
7.9 Pasang akses intravena
7.10 Puaskan hingga bebas
nyeri
7.11 Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi ansietas dan
cemas
7.12 Sediakan lingkungan
yang kondusif untuk
beristirahat dan
pemulihan
7.13 Siapkan menjalani
intervensi coroner
perkutan, jika perlu
7.14 Berikan dukungan
emosiona dan spiritual
Edukasi
7.15 Anjurkan segera
melaporkan nyeri dada
7.16 Anjurkan menghindari
maneuver valsava (mis.
Mengedan saat BAB
atau Batuk)
7.17 Jelaskan tindakan
yang dijalani pasien
7.18 Ajarkan teknik
menurunkan kecemasan
dan ketakutan
Kolaborasi
7.19 Kolaborasi pemberian
45
Edukasi
1.11 Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
1.12 Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
1.13 Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
1.14 Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif
1.15 Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
1.16 Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
1.17 Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
1.18 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1.19 Kolaborasi
pemberian obat
antlantsietas
pemikiran dan analisis kritis, dan pengkajian yang tepat dari perawat. Meskipun
dasar manusia. Sementara profesional perawatan kesehatan lain focus pada aspek
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah
implementasi yang telah dilakukan serta mengetahui sejauh mana tujuan telah
SOAP yaitu :
pengukuran atau hasil observasi perawat secara langsung pada klien dan
masih terjadi atau juga dapat dituliskan masalah diagnostik baru yang
METODE PENELITIAN
bentuk studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan klien dengan Penyakit gagal ginjal coroner di RSUD Abdul Wahab
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua orang responden yang
terdiagnosa Penyakit Ginjal Kronis di Ruang Edelwis Rumah Sakit Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda.
perawatan.
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
52
cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urin (NKF. 2016). Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang
progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari
Penulisan studi kasus ini akan di lakukan di Ruang Rawat Inap Edelwis
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, dengan waktu
menggunakan metode studi kasus. Setelah disetujui oleh penguji proposal maka
penelitian.
1) Wawancara
ini dapat segera memberikan hasil. Data tambahan juga dapat diperoleh
53
dari sumber data lain, seperti keluarga klien, perawat, dan rekam medis.
klien, identitas orang tua, alasan masuk rumah sakit, keluhan terpenting
Palpasi, Perkusi)
3) Dokumentasi
Dalam studi kasus ini, data diperoleh dari wawancara, observasi, dan
Pada studi kasus ini, alat atau instrument pengumpulan data yang
yang diperoleh dalam studi kasus sehingga menghasilkan data yang akurat. Data
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari klien
terdekat klien, seperti orang tua, kerabat atau pihak lain, yang memahami
Data tersier adalah sumber data yang diperoleh dari rekam medis atau
rekam medis, riwayat kesehatan, hasil tes diagnostik, dari perawat lain dan
klien.
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
oleh penelitian dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya
diinterprestasikan oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil
pengamatan tentang data umum pasien dan tentang gambaran lokasi umum
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 19-21 mei 2022 dengan jumlah sempel
Syahranie Samarinda yang terletak di Jl. Palang Merah Indah No. 01, kelurahan
Wahab Syahranie adalah rumah sakit tipe A sebagai Rumah Sakit rujukan terdapat
Radiologi, Instalasi Bedah Sentral, Apotek, Instalasi Gizi, Histologi atau Kamar
Dalam studi kasus ini peneliti melakukan studi kasus pada tanggal 19
sampai 20 mei 2022 diruang Edelweis yaitu ruang rawat inap kelas 2 sampai 3
dan pasien diterima langsung dari IGD atau dari poliklinik. Tenaga keperawatan
57
diruang edelweis terdiri dari 41 orang dengan kasus penyakit meliputi diantaranya
pasien dengan penyakit Diabetes Melitus, CKD, CA, Fraktur dan penyakit dalam
tempat tidur, 23 kamar mandi pasien, 2 kamar mandi perawat, 1 ruang kepala
4.1.2.1 Pengkajian
Table 4.1 Pengkajian Pasien dengan Penyakit Gagal Ginjal Kronis di Ruang
Edelweis RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda tahun 2022
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
1 Pasien bernama Tn. A, Pasien bernama Ny. H
berjenis kelamin laki-laki berjenis kelamin perempuan
dengan tanggal lahir 21 dengan tanggal lahir 02
januari 1958 berusia 64 februari 1966 berusia 56
tahun, bersuku bangsa tahun, bersuku
Identitas Pasien Kutai/Indonesia, Pasien Bugis/Indonesia, Pasien
beragama islam, pendidikan beragama islam, pendidikan
terakhir pasien SMP, pasien terakhir SD, pasien tidak
tidak bekerja, dan beralamat bekerja dan beralamat di
di Desa Embalut Rt. 08 No Muara Badak, No Register
Register 40.90.XX 01.05.14.XX
2 Diagnosa Medis CKD St. V On HD CKD St. V
3 Pasien mengeluh Sesak Pasien mengeluh Sesak
Keluhan Utama
Napas Napas
Pada saat pengkajian pasien Pada saat pengkajian pasien
mengeluh sesak napas dan mengeluh sesak napas dan
nyeri kepala sejak 05 mei batuk berdahak sejak 14 mei
2022, bentuk dada simetris, 2022, Bentuk dada simetris
4 terdapat asites pada terdapat asites pada
Riwayat abdomen frekuensi napas 28 abdomen frekuensi napas 27
Penyakit x/menit terdapat pernapasan x/menit tidak ada
Sekarang cuping hidung dan pernapasan cuping hidung,
penggunaan otot bantu terdapat penggunan otot
pernapasan, terpasang nasal bantu pernapasan,
kanul 3 lpm Terpasang nasal kanul 2 lpm
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
bulan lalu dengan diagnosa ± 5 tahun dan menderita
ckd dengan riwayat kontrol diabetes melitus ±2 tahun.
hemodialisa setiap rabu dan Pasien merupakan penderita
5 sabtu, pasien sudah hipertensi terkontrol dengan
melakukan hemodialisa riwayat penggunaan obat
Penyakit
selama 7 tahun, pasien tidak yaitu amlodiphine 1x10 mg
Dahulu
memiliki riwayat alergi, dan jika gula darah tidak
pasien melakukan operasi terkontrol maka diberikan
pada tanggal 10 untuk insulin 4 unit
pemasangan selang pericard
dan pleura
15 Keluarga pasien mengatakan Keluarga pasien mengatakan
Riwayat
tidak ada riwayat penyakit jika orang tua pasien
Penyakit
menderita penyakit
Keluarga
hipertensi dan rematik.
16
Genogram
: Laki-laki : Laki-laki
: Perempuan : Perempuan
X : Meninggal X : Meninggal
: Pasien : Pasien
17 Posisi pasien semi fowler, Posisi pasien semi fowler,
terpasang IVFD disebelah terpasang IVFD disebelah
Keadaan Umum kiri yang juga terhubung ke kiri, keadaan umum sedang.
syringe pump, keadaan
umum sedang.
18 Kesadaran pasien Compos Kesadaran pasien Compos
Kesadaran Mentis dengan GCS : 15 Mentis dengan GCS : 15
E4M6V5 E4M6V5
Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Masalah keperawatan
keperawatan keperawatan
19 Pemeriksaan tanda – tanda Pemeriksaan tanda – tanda
vital pasien didapatkan vital pasien didapatkan
tekanan darah : 100/70 tekanan darah : 110/80
Tanda – Tanda mmHg, mmHg, nadi : 82 x/menit,
Vital nadi : 107x/menit, RR : RR : 27x/menit, suhu : 36,4 ̊
28x/menit, suhu : 36,2 ̊ C, C, saturasi oksigen : 98 %,
saturasi oksigen : 99%, MAP : 90 mmHg
MAP : 80 mmHg
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Keperawatan keperawatan keperawatan
20 Kenyamanan/ Pasien tidak merasakan Pasien tidak merasakan
Nyeri nyeri nyeri
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
59
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
Keperawatan keperawatan keperawatan
21 Kategori tingkat Kategori tingkat
Status Fungsional ketergantungan pasien ketergantungan pasien
Barthel Indeks adalah ketergantungan adalah ketergantungan
ringan dengan Total skor 13 ringan dengan Total skor 14
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Keperawatan keperawatan keperawatan
22 Kepala : Kepala :
Mata : Mata :
Hidung : Hidung :
Pemeriksaan
Kepala Hasil dari pemeriksaan Hasil dari pemeriksaan
hidung didapatkan, Terdapat hidung didapatkan, Terdapat
pernapasan cuping hidung penggunaan otot bantu
dan penggunaan otot bantu pernapasan, pernapasan
pernapasan, posisi septum cuping hidung tidak ada,
nasal simetris, lubang posisi septum nasal simetris,
hidung bersih, tidak ada lubang hidung bersih, tidak
penurunan ketajaman ada penurunan ketajaman
penciuman dan tidak ada penciuman dan tidak ada
kelainan. kelainan.
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
23 Pasien mengeluh sesak Pasien mengeluh sesak
napas, tidak ada batuk dan napas terdapat batuk tidak
tidak ada nyeri saat berdahak dan tidak ada
bernapas. nyeri saat bernapas.
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
batas atas berada di ICS 2 batas atas berada di ICS 2
parasternal dextra, batas parasternal dextra, batas
bawah berada di ICS 5 bawah berada di ICS 5
midline clavicula sinistra, midline clavicula sinistra,
batas kanan berada di ICS 3 batas kanan berada di ICS 3
parasternal dextra, batas kiri parasternal dextra, batas kiri
berada di ICS 3 parasternal berada di ICS 3 parasternal
sinistra sinistra
Abdomen :
Abdomen :
Pada inspeksi didapatkan
bentuk abdomen bulat, tidak Pada inspeksi didapatkan
62
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
terlihat bayangan vena, tidak bentuk abdomen bulat, tidak
ada benjolan atau massa, terlihat bayangan vena, tidak
tidak ada luka operasi, dan ada benjolan atau massa,
tidak tepasang drain pada tidak ada luka operasi, dan
abdomen tidak tepasang drain pada
abdomen
Pada auskultasi didapatkan
peristaltic usus 8x/menit Pada auskultasi didapatkan
peristaltic usus 8x/menit
Pada palpasi didapatkan
tidak ada nyeri tekan, tidak Pada palpasi didapatkan
ada massa dan tidak ada tidak ada nyeri tekan, tidak
pembesaran hepar, lien ada massa dan tidak ada
maupun ginjal. pembesaran hepar, lien
maupun ginjal.
Pada perkusi didapatkan
terdapat asites pada Pada perkusi didapatkan
abdomen, dan tidak ada terdapat asites pada
nyeri ketuk pada ginjal, abdomen, dan tidak ada
terdengar pekak. nyeri ketuk pada ginjal,
terdengar pekak.
Masalah Nausea Nausea
Keperawatan
26 Pemeriksaan Pasien dapat mengingat Pasien dapat mengingat
Sistem Syaraf kejadian yang terjadi kejadian yang terjadi
sebulan yang lalu dan dapat sebulan yang lalu dan dapat
mengulang perkataan yang mengulang perkataan yang
telah disampaikan, dengan telah disampaikan, dengan
bahasa yang baik, Kognisi : bahasa yang baik, Kognisi
Baik, Orientasi Baik Baik, Orientasi Baik
(Terhadap orang, tempat, (Terhadap orang, tempat,
dan waktu) dan waktu)
a. Refleks fisiologis a. Refleks fisiologis
- Patella : 2 - Patella : 2
(Normal) (Normal)
- Achilles : 2 - Achilles : 2
(Normal) (Normal)
- Bisep : 2 (Normal) - Bisep : 2 (Normal)
- Brankioradialis : 2 - Brankioradialis : 2
(Normal) (Normal)
b. Terdapat keluhan b. Terdapat keluhan
pusing pusing
c. Istirahat/tidur 5 c. Istirahat/tidur 6
jam/hari jam/hari
d. Pemeriksaan syaraf d. Pemeriksaan syaraf
kranial kranial
- N1(olfaktorius) : - N1 (olfaktorius) :
Normal (Pasien Normal (Pasien
63
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
mampu mampu
membedakan bau membedakan bau
minyak kayu putih minyak kayu putih
dan alcohol) dan alcohol)
- N2 (optikus) : - N2 (optikus) :
Normal (Pasien Normal (Pasien
mampu melihat mampu melihat
dalam jarak 30 cm) dalam jarak 30 cm)
- N3 (okulomotor) : - N3 (okulomotor) :
Normal (pasien Normal (pasien
mampu mampu
mengangkat mengangkat
kelopak mata) kelopak mata)
- N4(troklearis) : - N4 (troklearis) :
Normal (Pasien Normal (Pasien
mampu mampu
menggerakkan bola menggerakkan bola
mata ke bawah) mata ke bawah)
- N5 (trigeminus) : - N5 (trigeminus) :
Normal (Pasien Normal (Pasien
mampu mampu
mengunyah) mengunyah)
- N6 (abdusen) : - N6 (abdusen) :
Normal (Pasien Normal (Pasien
mampu mampu
menggerakkan menggerakkan
mata ke samping) mata ke samping)
- N7 (fasialis) : - N7 : (fasialis)
Normal (pasien Normal (pasien
mampu tersenyum mampu tersenyum
dan mengangkat dan mengangkat
alis mata alis mata
- N8 (akustikus) : - N8 (akustikus) :
Normal (pasien Normal (pasien
mampu mendengar mampu mendengar
dengan baik) dengan baik)
- N9 - N9
(glossopharyngeal) (glossopharyngeal)
: Normal (pasien : Normal (pasien
mampu mampu
membedakan rasa membedakan rasa
manis dan asam manis dan asam
- N10 (vagus) : - N10 (vagus) :
Normal (pasien Normal (pasien
mampu menelan) mampu menelan)
- N11(aksesorius) : - N11(aksesorius) :
Normal (pasien Normal (pasien
mampu mampu
64
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
mengerakkan bahu mengerakkan bahu
dan melawan dan melawan
tekanan) tekanan)
- N12 (hipoglossus) : - N12 (hipoglossus) :
Normal (pasien Normal (pasien
mampu mampu
menjulurkan lidah menjulurkan lidah
dan menggerakkan dan menggerakkan
lidah ke berbagai lidah ke berbagai
arah) arah)
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Keperawatan keperawatan keperawatan
27 Area genetalia bersih, Area genetalia bersih,
kemampuan berkemih kemampuan berkemih
secara spontan, tidak ada secara spontan, tidak ada
Pemeriksaan keluhan kencing, produksi keluhan kencing, produksi
Sistem urine 850 ml/hari, berwarna urine 600 ml/hari, berwarna
Perkemihan kuning keruh, berbau khas kuning keruh, berbau khas
urine, tidak ada pembesaran urine, tidak ada pembesaran
dan nyeri tekan pada dan nyeri tekan pada
kandung kemih. kandung kemih.
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Keperawatan keperawatan keperawatan
28 Pergerakkan sendi pada Pergerakkan sendi pada
pasien didapatkan pasien didapatkan
keterbatasan bebas. keterbatasan bebas,
Kekuatan otot pasien 5 pada Kekuatan otot pasien 5 pada
semua ekstermitas,tidak ada semua ekstermitas, Tidak
kelainan ekstermitas,Tidak ada kelainan ekstremitas,
ada kelainan tulang Tidak ada kelainan tulang
belakang, Tidak ada fraktur belakang, Tidak ada fraktur
dan tidak terpasang traksi, dan tidak terpasang traksi,
Pemeriksaan
Kulit berwarna coklat, Kulit berwarna coklat,
Sistem
Turgor kulit kembali dalam Turgor kulit kembali dalam
Muskuloskeletas
3 detik, Tidak ada luka ulkus 3 detik, Tidak ada luka ulkus
dan Integumen
diabetic, Terdapat edema diabetic, Terdapat edema
pada ekstermitas bawah pada kedua sekitar mata dan
pasien (femur sebelah kaki kiri, Terdapat pitting
kanan), Terdapat Pitting edema pada Ekstermitas
edema pada Ekstermitas Bawah, RU : (+1). Nilai
Bawah, RL : (+1), Nilai risiko dekubitus 14, pasien
risiko dekubitus 15, pasien dalam kategori risiko rendah
dalam kategori resiko rendah untuk mengalami dekubitus
untuk mengalami dekubitus
Masalah keperawatan Hipervolemia Hipervolemia
29 Pemeriksaan Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
Sistem Endokrin kelenjar tiroid, tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah pembesaran kelenjar getah
65
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
benih, tidak ada tanda dan benih, terdapat tanda dan
gejala trias DM, tidak gejala trias DM, GDS : 118,
terdapat luka gangrene, tidak terdapat luka gangrene,
pasien tidak memiliki pasien tidak memiliki
riwayat luka sebelumnya riwayat luka sebelumnya
dan tidak memiliki riwayat dan tidak memiliki riwayat
amputasi. amputasi
Masalah Tidak ada masalah Risiko ketidakstabilan kadar
Keperawatan keperawatan glukosa darah
30 Pasien tidak memiliki Pasien tidak memiliki
masalah pada prostat dan benjolan pada Payudara,
Seksualitas dan
tidak ditemui kelainan tidak sedang hamil. Pasien
Reproduksi
lainnya. juga tidak memiliki flour
albus dan prolapse urteri.
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Keperawatan keperawatan keperawatan
31 Total skor dari hasil Total skor dari hasil
penilaian dengan penilaian dengan
Keamanan
menggunakan Morse Fall menggunakan Morse Fall
Lingkungan
Scale didapatkan skor pasien Scale didapatkan skor pasien
35 dengan kategori sedang. 35 dengan kategori sedang.
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Keperawatan keperawatan keperawatan
32 Persepsi klien terhadap Persepsi klien terhadap
penyakitnya adalah penyakitnya adalah
merupakan cobaan tuhan, merupakan cobaan tuhan,
Ekspresi klien terhadap Ekspresi klien terhadap
penyakit terlihat penyakit adalah
murung/diam, Pasien murung/diam, Pasien
kooperatif saat interaksi, kooperatif saat interaksi,
Pasien tidak mengalami Pasien tidak mengalami
Pengkajian
gangguan konsep diri gangguan konsep diri,
Psikososial
Pasien baru mengetahui
penyakitnya dan disarankan
untuk melakukan
hemodialisa atau cuci darah,
Namun pasien dan keluarga
menolak melakukan
hemodialisa karena merasa
takut.
Massalah Tidak ada masalah Ketidakpatuhan
keperawatan keperawatan
33 Personal Hygiene Pasien mandi 1x/ hari Pasien mandi 1x/ hari
dibantu keluarga untuk dibantu keluarga untuk
ketoilet, selama dirawat ketoilet, selama dirawat
pasien belum ada keramas, pasien belum ada keramas,
kuku pasien dipotong kuku pasien dipotong
1x/minggu, pasien ganti 1x/minggu, pasien ganti
66
No
Data Anamnesa Pasien I (Tn. A) Pasien II (Ny. H)
.
pakaian 1x/hari, sikat gigi pakaian 1x/hari, sikat gigi
1x/hari dibantu keluarga. 1x/hari dibantu keluarga.
Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Masalah keperawatan
keperawatan keperawatan
34 Pasien mengatakan sering Pasien mengatakan sering
Pengkajian beribadah sebelum sakit, beribadah sebelum sakit,
Spiritual karena sakit pasien kadang- karena sakit pasien kadang-
kadang beribadah. kadang beribadah.
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Keperawatan keperawatan keperawatan
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Penunjang Pada Tn. A dan Ny. H dengan Penyakit
Gagal Ginjal Kronis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
No Pasien Tanggal Tanggal Nilai Normal
(18 Mei 2022) (20 Mei 2022)
1 Pasien 1 1. Leukosit 9,70 1. Leukosit 6,97 (4,80 – 10,8)
Tn. A 2. Eritrosit 4,50 2. Eritrosit 4,19 (4,20 – 5,40)
3. Hemoglobin 9,3 g/dl 3. Hemoglobin 10,1 g/dl (12,0 – 16,0)
4. Hematokrit 32,5 g/dl 4. Hematokrit 30,5 g/dl (37,0 – 54,0)
5. Ureum 89,7 mg/dL 5. Ureum 61,3 mg/dL (19,3 – 49,2)
6. Creatinim 6 mg/dL 6. Creatinim 5,5 mg/Dl (0,5 – 1,1)
No pasien Tanggal Tanggal Nilai Normal
(19 Mei 2022) (21 Mei 2022)
2 Pasien 2 1. Leukosit 8,03 1. Leukosit 10,3 (4,80 – 10,8)
Ny. H 2. Eritrosit 1,95 2. Eritrosit 3,22 (4,20 – 5,40)
3. Hemoglobin 5,7 g/dl 3. Hemoglobin 9,3 g/dl (12,0 – 16,0)
4. Hematokrit 16,5 g/dl 4. Hematokrit 26,3 g/dl (37,0 – 54,0)
5. Ureum 215,2 mg/dL 5. Ureum 210,6 mg/dL (19,3 – 49,2)
6. Creatinim 26,1 mg/Dl 6. Creatinim 20,7 mg/dL (0,5 – 1,1)
Table 4.3 Balance Cairan Pada Tn. A Dengan Penyakit Gagal Ginjal Kronis
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Intake Tgl Tgl Tgl Output Tgl Tgl Tgl Satuan
19 20 21 19 20 21
67
Table 4.4 Balance Cairan Pada Ny. H Dengan Penyakit Gagal Ginjal Kronis
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Intake Tgl Tgl Tgl Output Tgl Tgl Tgl Satuan
19 20 21 19 20 21
Mei Mei Mei Mei Mei Mei
2022 2022 2022 2022 2022 2022
Minum Peroral 250ml 250ml 300ml Urine (0,5 – 1 600ml 700ml 700ml Ml/
ml/Kg/BB/jam) 24jam
Cairan Infus 720ml 720ml 720ml Drain
Obat IV 50 ml 50 ml 50 ml IWL (10 – 15 600 600 600 Ml/
ml/Kg/BB/24jam) ml ml ml 24jam
Transfusi darah 222 255 Feses 100 100 100
ml ml Ml
Makanan (1 kalori = 178ml 178ml 178ml Muntah 45 ml 45 ml Ml/
0,14ml/hari) 24jam
Total 1420 1453 1248 1345 1445 1400
ml ml ml ml ml ml
Tabel 4.4 Penatalaksanaan Terapi Pasien dengan Penyakit Gagal Ginjal Kronis
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
TERAPI FARMAKOLOGIS
Pasien 1( Tn. A ) Pasien 2 ( Ny. H )
Kamis 19 mei – Jumat 21 mei 2022 (08.00) Kamis, 19 mei 2022 (08.00)
68
TERAPI FARMAKOLOGIS
Tabel 4.5 Diagnosis Keperawatan Pasien Dengan Penyakit Gagal Ginjal Kronis di
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
No Pasien 1( Tn. A ) No Pasien 2 (Ny. H )
Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan Hari/Tgl Diagnosis Keperawatan
Ditemukan Ditemukan
1 19 mei 2022 Pola napas tidak efektif 1 19 mei 2022 Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan berhubungan dengan
hambatan upaya napas hambatan upaya napas
dibuktikan dengan (D.0005). dibuktikan dengan (D.0005).
Data Subjektif : Data Subjektif :
a. Pasien mengatakan sesak a. Pasien mengatakan sesak
napas napas
b. Pasien mengatakan jika b. Pasien mengatakan jika
bernapas terasa berat bernapas terasa berat
Data Objektif : Data Objektif :
a. Repirasi 28x/menit a. Repirasi 27x/menit
b. Terpasang nasal kanul 3 b. Terpasang nasal kanul 2
lpm lpm
c. Terdapat penggunaan c. Terdapat penggunaan
napas cuping hidung napas cuping hidung
d. Terdapat penggnaan otot d. Terdapat penggnaan otot
bantu pernapasan bantu pernapasan
69
4 19 mei 2022 Nausea berhubungan dengan 4 19 mei 2022 Nausea berhubungan dengan
biokimia, yang dibuktikan biokimia yang dibuktikan
dengan (D.0076). dengan (D.0076).
Data subjektif Data subjektif
70
Table 4.6 Intervensi Keperawatan Pasien dengan Penyakit Gagal Ginjal Kronis di
Ruang Edelweis RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
71
Diagnosis
No Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1 Pola napas tidak Pola Napas (L.01004) Manajemen jalan napas (1.01011)
efektif b.d hambatan Setelah dilakukan tindakan Observasi
upaya napas keperawatan selama 3x24 jam I.1 Monitor frekuensi, irama,
dibuktikan dengan diharapkan pola napas kedalaman, dan upaya napas.
dispnea, pola napas kembali efektif dengan, I.2 Monitor pola napas (seperti
abnormal (D.0005). kriteria hasil : bradipnea, takipnea)
1. Dyspnea menurun I.3 Monitor saturasi oksigen
2. Penggunaan otot bantu I.4 Identifikasi adanya kelelahan
napas menurun otot bantu pernapasan
3. Frekuensi napas membaik I.5 Identifikasi efek perubahan
(24x/menit) posisi terhadap status
4. Kedalaman napas pernapasan
membaik Terapeutik
5. Pernapasan cuping hidung I.6 Berikan posisi fowler atau semi
menurun fowler
I.7 Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan (nasal kanul)
I.8 Ajarkan teknik batuk efektif
I.9 Ajarkan teknik relaksasi napas
dalam
I.10 Ajarkan cara mengubah posisi
secara mandiri
Kolaborasi
I.11 Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
2 Perfusi perifer tidak Perfusi Perifer (L.02011) Perawatan sirkulasi (1.02079)
efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan penurunan keperawatan selama 3x24 jam 2.1 Identifikasi sirkulasi perifer
konsentrasi diharapkan perfusi perifer (nadi perifer, edema, CRT,
hemoglobin efektif dengan kriteria hasil : warna, suhu, konjungtiva)
dibuktikan dengan 1. Hemoglobin dalam rentan 2.2 Monitor hasil laboraturium yang
Pengisian kapiler > 3 normal : 14 – 18 g/dl diperlukan
detik, Konjungtiva 2. Tanda – tanda vital dalam Terapeutik
anemis, Akral teraba rentan normal 2.3 Periksa kesesuaian hasil
dingin, warna kulit 3. CRT 2 detik laboraturium dengan keadaan
pucat (D.0009). 4. Konjungtiva kemerahan klinis
2.4 Ambil sampel darah sesuai
protokol
Kolaborasi
2.5 Kolaborasikan pemberian obat
oral sesuai intruksi dokter
2.6 Kolaborasikan pemberian
produk darah sesuai intruksi
dokter
3 Hipervolemia Keseimbangan Cairan Manajamen Hipervolemia
berhubungan dengan (L.03020) (1.03114)
kerusakan mekanisme Setelah dilakukan tindakan Observasi
regulasi dibuktikan keperawatan selama 3 x 24 3.1 Identifikasi penyebab
72
Diagnosis
No Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
dengan dyspnea, jam diharapkan terjadi hipervolemia
edema, kadar Hb keseimbangan cairan dengan 3.2 Periksa tanda dan gejala
turun, oliguria kriteria hasil : hipervolemia (edema, dyspnea,
(D.0022). 1. Edema menurun suara nafas tambahan)
2. Tanda – tanda vital dalam 3.3 Monitor status hemodinamik
rentan normal (frekuensi jantung, TD, MAP)
3. Turgor kulit membaik 3.4 Monitor intake dan output
3.5 Monitor tanda hemokonsentrasi
(kadar natrium, BUN,
hematokrit, kreatinin)
3.6 Monitor kecepatan infus
Terapeutik
3.7 Batasi asupan cairan dan garam
3.8 Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan makanan dan
haluaran urin
kolaborasi
3.9 Kolaborasi pemberian diuretic
3.10 Kolaborasi pemberian
hemodialisa
Diagnosis
No Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
anjuran meningkat Edukasi
3. Risiko komplikasi 5.4 Informasikan program
penyakit atau masalah pengobatan yang harus dijalani
kesehatan menurun 5.5 Informasikan manfaat yang akan
diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan
5.6 Anjurkan pasien dan keluarga
melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat,
jika perlu.
6 Risiko infeksi ditandai Tingkat Infeksi (L.14137) Perawatan selang dada (1.01022)
dengan efek prosedur Setelah dilakukan tindakan Observasi
infasif (D.0142). keperawatan selama 3x24 jam 6.1 Monitor tanda – tanda infeksi
diharapkan tingkat infeksi 6.2 Monitor kebocoran udara dari
menurun, dengan kriteria hasil selang
: 6.3 Monitor jumlah cairan pada
1. Kebersihan tangan tabung
meningkat Terapeutik
2. Kebersihan badan 6.4 Lakukan kebersihan tangan
meningkat sebelum dan sesudah perawatan
3. Nyeri menurun selang dada
6.5 Lakukan perawatan diarea
pemasangan sesuai kebutuhan
Kolaborasi
6.6 Kolaborasi pemberian
antibiotic, jika perlu
7 Risiko ketidakstabilan Kestabilan kadar glukosa Manajemen hiperglikemia
kadar glukosa darah darah (L.03022) (I.03115)
ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi
ketidaktepatan keperawatan selama 3x8 jam 7.1 Identifikasi penyebab
pemantauan glukosa diharapkan kadar glukosa hiperglikemia
darah (D.0038) daraah dalam rentan normal, 7.2 Monitor kadar glukosa darah
dengan kriteria hasil : 7.3 Monitor tanda dan gejala
1. Pusing menurun hiperglikemia
2. Lelah/lesu menurun Edukasi
3. Kadar glukosa dalam 7.4 Anjurkan monitor kadar glukosa
darah membaik darah secara mandiri
Kolaborasi
7.4 Kolaborasi pemberian insulin,
jika perlu.
Table 4.7 Implementasi Keperawatan Pada Pasien Tn. A dengan Penyakit Gagal
Ginjal Kronis di Ruang Edelweis RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/Jam nama
Kamis 1.1 Memonitor status respirasi 1.1 RR : 28x/menit Aldi
, 19 Ada penggunaan otot na
mei bantu napas tidak ada
2022 bunyi suara napas
tambahan
1.6 Mengatur posisi menjadi SpO2 : 99 %
07.30 semi fowler 1.6 Pasien dapat berpindah Aldi
posisi na
07.30 1.10 Mengajarkan cara mengubah
posisi secara mandiri 1.10 Pasien awalnya tertidur Aldi
dan mampu mengubah na
07.35 1.7 Memasang oksigen sesuai posisi semi fowler
kebutuhan 1.7 Pasien terpasang oksigen
07.40 nasal kanul 3 lpm Aldi
2.1 Memeriksa sirkulasi perifer 2.1 CRT : 3 detik na
Nadi : 107 x/menit
Suhu : 36,2 ̊ C
Konjungtiva : anemis Aldi
Edema : edema paru na
07.45 ekstermitas bawah
1.1 Mengidentifikasi penyebab (femur dekstra)
07.50 hipervolemia 1.1 Penyebab hipervolemia
2.1 Melihat tanda dan gejala akibat retensi na dan air Aldi
hipervolemia (edema paru) na
2.1 Pasien edema paru
Pitting edema positif
Urin 850 (dengan
bantuan furosemide) Aldi
Ekstermitas bawah na
RL : (+1)
LFG 12,3 ml/min/1,73
2
m
Balance cairan
08.00 Input : 1.866 cc
4.1 Memonitor status nutrisi Output : 1.690 cc
Balance : +170cc
08.10 ada Shifting dullness
4.2 Identifikasi Penyebab Mual 4.1 Pasien terlihat mual
Pasien hanya Aldi
08.20 menghabiskan 2-3 na
4.4 Mengajurkan pasien untuk sendok makan saja
08.30 menghabiskan porsi 4.2 Penyebab pasien mual Aldi
makanannya dikarenakan ureum na
4.7 Mengkolaborasi asupan pasien meningkat yaitu
09.20 makanan dengan ahli gizi 89,7 mg/dl Aldi
75
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/Jam nama
4.4 Pasien mengatakan ingin na
3.1 Memonitor status muntah bila makan
hemodinamik 4.7 Jenis diet RP (0,8 Aldi
g/kgBB), RG (400 mg na
12.00 Na), kalori : 35
Kkal/KgBB
3.1 TD : 100/70 mmHg Aldi
3.9 Memberikan injeksi MAP : 80 mmHg na
12.30 furosemide 10 mg via IV Nadi : 107 kali/menit Aldi
Temp : 36,2 ̊ C na
Spo2 : 99 %
6.1 Monitoring tanda – tanda 3.9 Obat masuk semua
13.00 infeksi dibagian thorax kedalam tubuh pasien,
setelah diberikan obat Aldi
keluaran urin pasien lebih na
2.2 Memelakukan observasi hasil banyak
lab 6.1 Tidak ada Rubor
(kemerahan)
Tidak ada Kalor (panas) Aldi
Tidak ada Tumor na
(bengkak)
Tidak ada Dolor (nyeri)
2.2 Hb : 9,3 g/dl
Ht : 32,5 % Aldi
Ureum : 89,7 mg/dl na
Kreatinin : 6,0 mg/dl
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/Jam nama
dalam tubuh pasien, na
setelah diberikan obat
09.05 keluaran urin pasien lebih
Aldi
6.6 Memberikan injeksi banyak.
na
09.30 ceftriaxone 1 g via IV
6.1 Monitor tanda – tanda infeksi
6.6 obat masuk semua
di thorax kedalam tubuh pasien
6.1 Tidak ada Rubor
Aldi
(kemerahan)
10.00 Tidak ada Kalor (panas) na
6.5 Melakukan perawatan luka Tidak ada Tumor
11.30 (ganti perban) (bengkak)
3.3 Memonitor status Tidak ada Dolor (nyeri) Aldi
hemodinamik 6.5 Mengganti perban 2 hari
na
sekali dan membersihkan
menggunakan NaCl
12.00 3.3 TD : 114/70
Aldi
MAP : 84 x/menit
4.1 Memonitor intake dan output Nadi : 98 x/menit na
Temp : 36,4 ̊ C
Spo2 : 98%
4.1 Balance Cairan Aldi
Input : 1.896
na
Output : 1.730
Balance : +166
Aldi
na
Sabtu, 1.1 Memonitor status respirasi 1.1 RR : 23 x/meenit Aldi
21 mei Pernapasan vesikuler
na
2022 Irama napas regular
Tidak terpasang alat
07.30 bantu napas berupa
oksigen
Tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu
pernapasan
Tidak terdapat adanya
penggunaan cuping
07.50 4.4 Memonitor status nutrisi hidung
pasien Spo2 : 99% Aldi
4.4 Terlihat frekuensi mual
na
pasien berkurang
08.00 Pasien terlihat
77
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/Jam nama
2.1 Memonitor sirkulasi perifer menghabiskan setengah
porsi makanannya
2.1 CRT : 2 detik
09.00 Konjungtiva : anemis Aldi
3.9 Memberikan injeksi Mukosa bibir lembab
na
furosemide 10 mg via IV Nadi : 90x/menit
3.9 Obat masuk semua
09.05 kedalam tubuh pasien,
Aldi
6.6 Memberikan injeksi setelah diberikan obat
10.30 ceftriaxone 1 gr via IV keluaran urin pasien lebih na
3.3 Memonitor status banyak
hemodinamik 6.6 Obat masuk semua ke
dalam tubuh pasien
Aldi
3.3 TD : 120/82 mmHg
na
11.20 MAP : 95 mmHg
Nadi : 95x/menit
Aldi
3.2 Memeriksa tanda Temp : 36 ̊ C
na
hypervolemia SPO2 : 99 %
3.2 Terlihat edema yang
berkurang
11.30 Terdapat asites pada
abdomen berkurang
Aldi
Urin : 900cc
na
6.1 Memonitor tanda – tanda Pitting edema (-)
11.40 infeksi di bagian thorax 6.1 Tidak ada Rubor
(kemerahan)
Tidak ada Kalor (panas)
2.2 Melakukan observasi hasil lab Tidak ada Tumor
12.00 (bengkak)
Aldi
Tidak ada Dolor (nyeri)
na
2.2 Hb : 10,1 g/dl
3.4 Memonitor intake dan output Ht : 30,5 %
12.00 Ureum : 61,3 mg/dl
Kreatinin : 5,5 mg/dl
Aldi
3.4 Balance Cairan
3.10 Mengantar pasien ke ruang Input : 1.8116 na
HD Output : 1.700
Balance : +116
3.10 Pasien terlihat tenang
Jenis mesin : Surdial
Aldi
Type Dialyzer : Elisio
Mulai HD : 12.00 na
Selesai HD : 16.30
Akses vascul : Cimino
Lama HD : 4,5 jam Aldi
UFG/Target : 1500
na
78
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/Jam nama
Tabel 4.8 Implementasi Keperawatan Pada Pasien Ny. H dengan Penyakit Gagal
Ginjal Kronis di Ruang Edelweis RSUD Abdul Wahab Sjahrani Samarinda
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/ nama
Jam
Kamis 1.1 Memonitor status respirasi 1.1 RR : 27x/menit Aldi
, 19 Ada penggunaan otot na
mei bantu napas tidak ada
2022 bunyi suara napas
tambahan
1.6 Mengatur posisi menjadi SpO2 : 98 %
07.30 semi fowler 1.6 Pasien dapat berpindah Aldi
07.40 1.10 Mengajarkan cara mengubah posisi na
posisi secara mandiri 1.10 Pasien awalnya tertidur Aldi
dan mampu mengubah na
07.50 1.7 Memasang oksigen sesuai posisi semi fowler
kebutuhan 1.7 Pasien terpasang oksigen
08.10 nasal kanul 2 lpm Aldi
2.1 Memeriksa sirkulasi perifer 2.1 CRT : 3 detik na
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,4 ̊ C
Konjungtiva : anemis Aldi
08.20 Edema : edema na
3.1 Mengidentifikasi penyebab periorbital
08.30 hipervolemia 3.1 Penyebab hipervolemia
3.2 Melihat tanda dan gejala akibat retensi na dan air Aldi
hipervolemia (edema paru) na
3.2 Pasien edema periorbital
Pitting edema positif
Urin 600 (dengan Aldi
bantuan furosemide) na
Ekstermitas bawah Aldi
RU : (+) na
LFG 2,27 ml/min/1,73
m2
Balance cairan
Input : 1.420
11.00 Output : 1.345
3.3 Memonitor status Balance : +75
hemodinamik Terdapat Asites
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/ nama
Jam
12.00 MAP : 90 mmHg
Nadi : 83 kali/menit
3.9 Melakukan injeksi Temp : 36,4 ̊ C
Furosemide 10 mg via IV Spo2 : 99 %
12.30 3.9 Obat masuk semua
ketubuh pasien, setelah
12.40 7.1 Memonitor kadar glukosa diberikan obat keluaran
darah urin pasien lebih banyak
7.1 GDS : 118
12.45 4.1 Memonitor status nutrisi
4.1 Pasien terlihat mual
Pasien hanya
12.50 4.2 Identifikasi penyebab mual menghabiskan 4-5
sendok makan saja
12.55 4.2 Penyebab pasien mual
4.4 Mengajurkan pasien untuk dikarenakan ureum
13.20 menghabiskan porsi pasien tinggi yaitu 215,2
makanannya mg/dl.
4.7 Mengkolaborasi asupan 4.4 Pasien mengatakan ingin
makanan dengan ahli gizi muntah bila makan
13.35 2.2 Melakukan observasi hasil 4.7 Jenis diet DM 1700 Kkal
lab RP (1g/KgBB)
2.2 Hb : 5,7 g/dl
14.00 Ht : 16,5 %
Ureum : 215,2 mg/dl
14.20 2.3 Melihat kesesuaian hasil Kreatinin : 26,1 mg/dl
laboraturium dengan nilai 2.3 Terjadi penurunan Hb dan
normal Ht, dan terjadi
peningkatan pada Ureum
2.6 Memberikan produk darah
14.30 dan Kreatinin
2.6 PCR 1 kolf O+
5.1 Identifikasi kepatuhan
Volume/unit : 222
menjalani program
5.1 Anak pasien mengatakan
pengobatan
keluarganya menolak
melakukan HD
5.5 memberikan Informasi
dikarenakan takut
tentang manfaat yang akan
pengobatannya gagal
diperoleh jika teratur
5.5 Keluarga pasien paham
menjalani program
dan mengerti
pengobatan
Jumat, 1.1 Memonitor status respirasi 1.1 RR : 25 x/menit Aldi
20 mei Terlihat masih na
2022 menggunakan otot bantu
pernapasan
07.30 Warna bibir pucat
Tidak ada penggunaan
cuping hidung
80
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/ nama
Jam
07.40 1.7 Memasang oksigen sesuai Spo2 : 98%
07.50 kebutuhan 1.7 Terpasang nasal kanul 1 Aldi
2.1 Memeriksa sirkulasi perifer lpm na
2.1 CRT : 3 detik
08.00 Konjungtiva anemis Aldi
3.2 Memeriksa tanda edema Nadi : 83 x/menit na
3.2 Urin 700 CC
Pitting edema (+) Aldi
09.00 Ekstermitas bawah na
3.4 Memonitor intake dan output RU : (+)
3.4 Balance Cairan
Input : 1.453 cc Aldi
09.20 Output : 1.445 cc na
10.00 3.6 Memonitor kecepatan infus Balance : +8 cc
3.9 Memberikan injeksi 3.6 Terpasang IVFD D10%
furosemide 10 mg via IV 10 tpm
10.10 3.9 Obat masuk semua Aldi
6.6 Memberikan injeksi kedalam tubuh pasien, na
11.00 ceftriaxone 1 gr via IV setelah diberikan obat Aldi
2.2 Melakukan observasi hasil keluaran urin lebih na
lab banyak
6.6 Obat masuk semua
11.30 kedalam tubuh pasien Aldi
2.2 Hb : 9,3 g/dl na
3.3 Memonitor status Ht : 26,3 %
hemodinamik Ureum : 210,6 mg/dl Aldi
Kreatinin : 20,7 mg/dl na
12.00 3.3 TD : 122/84 mmHg
12.20 MAP : 97 mmHg
Nadi : 85 x/menit
12.30 7.1 Memonitor kadar glukosa Temp : 36,5 ̊ C Aldi
darah Spo2 : 99 % na
2.3 Memberikan produk darah 7.1 GDS : 128
2.3 PRC 1 kolf O+
5.1 Mengidentifikasi kepatuhan Volume/unit : 255
menjalani program 5.1 Keluarga pasien masih Aldi
pengobatan menolak untuk na
melakukan cuci darah Aldi
atau HD na
Aldi
na
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/ nama
Jam
Tidak terpasang alat
07.40 bantu napas berupa
oksigen
Tidak terdapat adanya
penggunaan cuping Aldi
hidung
na
08.00 4.4 Melihat status nutrisi pasien Warna bibir dan wajah
pucat
Spo2 : 99 %
4.4 Terlihat frekuensi mual
pasien berkurang Aldi
Pasien mual tanpa
na
pengeluaran muntah
Pasien terlihat mulai
makan dengan lahap
09.00 3.9 Memberikan injeksi Pasien terlihat hanya
furosemide 10 mg via IV menghabiskan setengah
porsi makananya
Aldi
3.9 Obat masuk semua
na
09.10 6.6 Memberikan injeksi kedalam tubuh pasien,
ceftriaxone 1 gr via IV setelah diberikan obat
10.00 2.1 Memeriksa sirkulasi perifer keluaran urin pasien lebih
banyak
Aldi
6.6 Obat masuk semua
na
kedalam tubuh pasien.
10.20 3.2 Memeriksa tanda 2.1 CRT : 2 detik
hipervolemia Konjungtiva anemis
Aldi
Mukosa bibir lembab
na
Nadi : 88x/menit
11.00 3.2 Terlihat edema mulai
3.4 Memonitor intake dan output berkurang pada
Aldi
ekstermitas
na
Asites pada abdomen
11.30 berkurang
3.3 Memonitor status Urin 700 cc
hemodinamik 3.4 Balance Cairan
Intake : 1.248 cc
Output : 1.400 cc Aldi
12.00 Balance : - 152
na
3.3 TD : 124/84 mmHg
7.1 Memonitor kadar glukosa MAP : 97 mmHg
darah Nadi : 88 x/menit
Temp : 36,2 ̊ C
Spo2 : 99% Aldi
7.1 GDS :116 na
82
Hari/ Paraf
Tanggal Implementasi Evaluasi Tindakan &
/ nama
Jam
Aldi
na
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
Kamis, 19 Perfusi perifer tidak S:
mei 2022 efektif berhubungan 1. Pasien mengatakan badanya
dengan penurunan terasa lemah
konsentrasi hemoglobin 2. Pasien mengatakan kepalanya
dibuktikan dengan terasa pusing
Pengisian kapiler > 3 O:
detik, Konjungtiva 1. Pengisian kapiler : 3 detik
anemis, Akral teraba 2. Konjungtiva anemis
dingin, warna kulit pucat 3. Mukosa bibir kering dan pucat
(D.0009). 4. Akral teraba dingin
5. Respirasi : 28 x/menit
6. Nadi : 107 kali/menit
7. Hemoglobin : 9,3 g/dL
8. Hematokrit : 32,5 g/dL
A : Masalah perfusi tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 Identifikasi sirkulasi perifer (nadi
perifer, edema, CRT, warna,
suhu, konjungtiva)
2.2 Monitor hasil laboraturium
Kamis, 19 Hipervolemia S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatakan sesak
kerusakan mekanisme 2. Pasien mengatakan bengkak
regulasi, yang dibuktikan dibagian paha
dengan dyspnea, edema, 3. Pasien mengatakan haluaran
kadar Hb turun, oliguria kencing hanya sedikit
(D.0009). O:
1. Terpasang IVFD NaCl 0,9%
10 tpm
2. Terlihat edema pada
ekstermitas bawah (paha)
3. Terdapat asites pada abdomen
4. Shifting dullness (+)
5. Urin : 850 cc
6. Pitting edema (+)
7. Ekstermitas bawah
RL : +1
8. Balance cairan
Input : 1.866 cc
Output : 1.690 cc
Balance : + 170 cc
9. Ureum : 89,7 mg/dL
10. Kreatinin : 6 mg/dL.
A : Masalah hipervolemia belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
84
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
3.1 Periksa tanda dan gejala
hipervolemia
3.2 Monitor status hemodinamik
3.3 Monitor intake dan output
cairan
3.4 Monitor tanda
Hemokonsentrasi
3.5 Kolaborasi pemberian diuretic
3.6 Kolaborasi pemberian hemodialisa
Kamis, 19 Nausea berhubungan S:
mei 2022 dengan biokimia, yang 1. Pasien mengatakan mual, tapi
dibuktikan dengan tidak ada keluar muntah.
mengeluh mual, merasa 2. Pasien mengatakan malas
ingin muntah, tidak makan karena mulut terasa
berminat makan pahit
(D.0076). 3. Pasien mengatakan hanya
menghabiskan 3 sendok makan
saja.
O:
1. Terlihat frekuensi mual pasien
>5 kali
2. Pasien mual tanpa pengeluaran
muntah
3. Pasien terlihat hanya
menghabiskan 3 sendok saja
4. Ureum : 89,7 mg/dL
5. Kreatinin : 6 mg/dL
A : Masalah nausea belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Monitor mual
4.2 Monitor asupan nutrisi dan
kalori
4.3 Berikan makanan dalam
jumlah kecil tapi menarik
4.4 Kolaborasi pemberian
antiemetic
Kamis, 19 Risiko infeksi ditandai S : Pasien mengatakan tidak ada nyeri
mei 2022 dengan efek prosedur dan bengkak
infasif (D.0142). O:
1. Tidak ada Rubor (kemerahan)
2. Tidak ada Kalor (panas)
3. Tidak ada Tumor (bengkak)
4. Tidak ada Dolor (nyeri)
A : Masalah resiko infeksi teratasi
P : Lanjutkan intervensi
6.1 Memonitor tanda tanda infeksi
85
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
2 Jumat 20 Pola napas tidak efektif S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatkan sesak
hambatan upaya napas berkurang dengan posisi semi
dibuktikan dengan fowler
dispnea, pola napas 2. Pasien mengatakan nyaman
abnormal (D.0005). bernapas dengan posisi semi
fowler
O:
1. RR : 26 x/menit
2. Pernapasan takipnea
3. Terpasang nasal kanul 2 lpm
4. Terdapat penggunaan otot
bantu pernapasan
5. Tidak terdapat penggunaan
pernapasan cuping hidung
6. Warna bibir dan wajah pucat
7. Spo2 : 99 %
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
2.2 Monitor hasil laboraturium
Jumat, 20 Hipervolemia S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatakan sesak
kerusakan mekanisme 2. Pasien mengatakan haluaran
regulasi, yang dibuktikan kencing lebih banyak dari
dengan dyspnea, edema, kemarin
kadar Hb turun, oliguria O:
(D.0009). 1. Terpasang IVFD NaCl 0,9%
10 tpm
2. Terlihat edema pada
ekstermitas bawah (paha)
3. Terdapat asites pada abdomen
4. Shifting dullness (+)
5. Urin : 950 cc
6. Pitting edema (+)
7. Ekstermitas bawah
RL (+1)
8. Balance cairan
Input : 1.896 cc
Output : 1.730 cc
Balance : +166 cc
A : Masalah hipervolemia belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Periksa tanda dan gejala
hipervolemia
3.2 Monitor status hemodinamik
3.3 Monitor intake dan output
cairan
3.4 Monitor tanda
Hemokonsentrasi
3.5 Kolaborasi pemberian diuretic
3.6 Kolaborasi pemberian
hemodialisa
Jumat, 20 Nausea berhubungan S:
mei 2022 dengan biokimia, yang 1. Pasien mengatakan mual
dibuktikan dengan berkurang saat diberikan obat
mengeluh mual, merasa 2. Pasien mengatakan mau
ingin muntah, tidak makan karena merasa lapar
berminat makan 3. Pasien mengatakan
(D.0076). menghabiskan setengah porsi
makanannya.
O:
1. Terlihat frekuensi mual pasien
berkurang
2. Pasien mual tanpa pengeluaran
muntah
87
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
3. Pasien terlihat hanya
menghabiskan setengah porsi
makanannya
A : Masalah nausea belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Monitor mual
4.2 Monitor asupan nutrisi dan
kalori
4.3 Berikan makanan dalam jumlah
kecil tapi menarik
4.4 Kolaborasi pemberian
antiemetic
Jumat, 20 Risiko infeksi ditandai S : Pasien mengatakan tidak ada nyeri
mei 2022 dengan efek prosedur dan bengkak
infasif (D.0142). O:
1. Tidak ada Rubor (kemerahan)
2. Tidak ada Kalor (panas)
3. Tidak ada Tumor (bengkak)
4. Tidak ada Dolor (nyeri)
A : Masalah resiko infeksi teratasi
P : Lanjutkan intervensi
6.1 Memonitor tanda tanda infeksi
3 Sabtu, 21 Pola napas tidak efektif S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatkan sudah tidak
hambatan upaya napas merasa sesak
dibuktikan dengan O:
dispnea, pola napas 1. RR : 23 x/menit
abnormal (D.0005). 2. Pernapasan vesikuler
3. Irama napas regular
4. Tidak terpasang alat bantu
napas berupa oksigen
5. Tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu
pernapasan
6. Tidak terdapat adanya
penggunaan pernapasan
cuping hidung
7. Warna bibir dan wajah pucat
8. Spo2 : 99 %
A : Masalah pola napas efektif teratasi
P : pertahankan intervensi
4.1 Monitor status respirasi dan
oksigen
4.2 Berikan posisi fowler atau
semi fowler
4.3 Berikan oksigen sesuai
kebutuhan
88
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
Sabtu, 21 Perfusi perifer tidak S:
mei 2022 efektif berhubungan 1. Pasien mengatakan badanya
dengan penurunan terasa bugar dan segar
konsentrasi hemoglobin 2. Pasien mengatakan dirinya
dibuktikan dengan sudah sehat
Pengisian kapiler > 3 O:
detik, Konjungtiva 1. Pengisian kapiler : 2 detik
anemis, Akral teraba 2. Konjungtiva anemis
dingin, warna kulit pucat 3. Mukosa bibir lembab
(D.0009). 4. Akral teraba hangat
5. Respirasi : 24 x/menit
6. Nadi : 95 x/menit
7. Hemoglobin :10,1 g/dL
8. Hematocrit : 30,5 %
A : Masalah perfusi tidak efektif
teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
2.1 Identifikasi sirkulasi perifer
(nadi perifer, edema, CRT,
warna, suhu, konjungtiva)
2.2 Monitor hasil laboraturium
Sabtu, 21 Hipervolemia S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatakan sesak
kerusakan mekanisme sudah hilang
regulasi, yang dibuktikan 2. Pasien mengatakan haluaran
dengan dyspnea, edema, kencing semakin hari semakin
kadar Hb turun, oliguria banyak
(D.0009). O:
1. Terpasang IVFD NaCl 0,9%
10 tpm
2. Terlihat edema pada
ekstermitas bawah berkurang
(paha)
3. Terdapat asites pada abdomen
berkurang
4. Shifting dullness (-)
5. Urin : 900 cc
6. Pitting edema (+)
7. Balance cairan
Input : 1.816 cc
Output : 1.700 cc
Balance : +116 cc
8. Ureum : 61,3 mg/dL
9. Kreatinin : 5,5 mg/d
10. Pasien post HD jam
A : Masalah hipervolemia teratasi
sebagian
89
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Periksa tanda dan gejala
hipervolemia
3.2 Monitor status hemodinamik
3.3 Monitor intake dan output
cairan
3.4 Monitor tanda
Hemokonsentrasi
3.5 Kolaborasi pemberian diuretic
3.6 Kolaborasi pemberian
hemodialisa
Sabtu, 21 Nausea berhubungan S:
mei 2022 dengan biokimia, yang 1. Pasien mengatakan tidak ada
dibuktikan dengan rasa mual
mengeluh mual, merasa 2. Pasien mengatakan
ingin muntah, tidak menghabiskan satu porsi
berminat makan makanannya
(D.0076). O:
1. Terlihat frekuensi mual pasien
berkurang
2. Pasien mual tanpa pengeluaran
muntah
Table 4.9 Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Ny. H degan Penyakit Gagal Ginjal
Kronis di Ruang Edelweis RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
1 Kamis, 19 Pola napas tidak efektif S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatkan merasa
hambatan upaya napas sesak
dibuktikan dengan O:
dispnea, pola napas 1. RR : 27 x/menit
abnormal (D.0005). 2. Pernapasan takipnea
3. Terpasang nasal kanul 2 lpm
4. Terdapat penggunaan otot
bantu pernapasan
5. Terdapat penggunaan
pernapasan cuping hidung
6. Warna bibir dan wajah pucat
7. Spo2 : 98 %
A : Masalah pola napas tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.1 Monitor status respirasi dan
oksigen
1.2 Berikan posisi fowler atau
semi fowler
1.3 Berikan oksigen sesuai
kebutuhan
1.4 Ajarkan teknik relaksasi napas
dalam
Kamis, 19 Perfusi perifer tidak S:
mei 2022 efektif berhubungan 1. Pasien mengatakan badanya
dengan penurunan terasa lemah
konsentrasi hemoglobin 2. Pasien mengatakan kepalanya
dibuktikan dengan terasa pusing
Pengisian kapiler > 3 O:
detik, Konjungtiva 1. Pengisian kapiler : 3 detik
anemis, Akral teraba 2. Konjungtiva anemis
dingin, warna kulit pucat 3. Mukosa bibir kering dan pucat
(D.0009). 4. Akral teraba dingin
5. Respirasi : 27 x/menit
6. Nadi : 82 x/menit
7. Hemoglobin : 5,7 g/dL
8. Hematocrit : 16,5 g/dL
9. Post transfusi PCR 1 kolf O+
Volume/unit : 222
A : Masalah perfusi tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 Identifikasi sirkulasi perifer (nadi
perifer, edema, CRT, warna,
91
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
suhu, konjungtiva)
2.2 Monitor hasil laboraturium
Kamis, 19 Hipervolemia S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatakan sesak
kerusakan mekanisme 2. Pasien mengatakan bengkak
regulasi, yang dibuktikan dibagian mata
dengan dyspnea, edema, 3. Pasien mengatakan haluaran
kadar Hb turun, oliguria kencing hanya sedikit
(D.0009). O:
1. Terpasang IVFD NaCl 0,9%
10 tpm
2. Terlihat edema pada bagian
sekitar mata dan kaki kiri
3. Terdapat asites pada abdomen
4. Shifting dullness (+)
5. Urin : 600 cc
6. Pitting edema (+)
7. Ekstermitas bawah
RU : (+)
8. Balance cairan
Input : 1.420 cc
Output : 1.345 cc
Balance : + 75 cc
9. Ureum : 215,2 mg/dL
10. Kreatinin : 26,1 mg/dL
A : Masalah hipervolemia belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Periksa tanda dan gejala
hipervolemia
3.2 Monitor status hemodinamik
3.3 Monitor intake dan output
cairan
3.4 Monitor tanda
Hemokonsentrasi
3.5 Kolaborasi pemberian diuretic
3.6 Kolaborasi pemberian
hemodialisa
Kamis, 19 Nausea berhubungan S:
mei 2022 dengan biokimia, yang 1. Pasien mengatakan mual da
dibuktikan dengan nada muntah.
mengeluh mual, merasa 2. Pasien mengatakan malas
ingin muntah, tidak makan karena mual
berminat makan 3. Pasien mengatakan hanya
(D.0076). menghabiskan 4-5 sendok
makan saja.
O:
92
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
1. Terlihat frekuensi mual pasien
sering
2. Pasien terlihat muntah
3. Keluaran muntah berwarna
kuning konsistensi cair 10 cc
4. Pasien terlihat hanya
menghabiskan 4-5 sendok saja
5. Ureum : 215,2 mg/dL
6. Kreatinin : 26,1 mg/dL
A : Masalah nausea belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Monitor mual
4.2 Monitor asupan nutrisi dan
kalori
4.3 Berikan makanan dalam jumlah
kecil tapi menarik
4.4 Kolaborasi pemberian
antiemetic
Kamis, 19 Ketidakpatuhan S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien menolak untuk
ketidakadekuatan melakukan hemodialisa
pemahaman, yang O:
dibuktikan dengan 1. pasien menolak hemodialisa
menolak menjalani dikarenakan keluarga menolak
pengobatan (D.0114). A:
Masalah ketidakpatuhan belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
5.1 Identifikasi kepatuhan
menjalani program pengobatan
5.2 Diskusikan hal – hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
5.3 Informasikan program
pengobatan yang harus dijalani
5.4 Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan
Kamis, 19 Risiko ketidakstabilan S : Pasien mengatakan memiliki
mei 2022 kadar glukosa darah riwayat penyakit diabetes mellitus
ditandai dengan O : GDS : 118
manajemen medikasi A : Masalah resiko ketidakstabilan
tidak terkontrol (D.0038) glukosa darah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
a. Identifikasi penyebab
hiperglikemia
93
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
b. Monitor glukosa darah
2 Jumat, 20 Pola napas tidak efektif S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatkan sesak
hambatan upaya napas berkurang dengan posisi semi
dibuktikan dengan fowler
dispnea, pola napas 2. Pasien mengatakan nyaman
abnormal (D.0005). bernapas dengan posisi semi
fowler
O:
1. RR : 25 x/menit
2. Irama pernapasan takipnea
3. Terpasang nasal kanul 1 lpm
4. Tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu
pernapasan
5. Tidak terlihat penggunaan
pernapasan cuping hidung
6. Warna bibir dan wajah pucat
7. Spo2 : 98 %
A : Masalah pola napas tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.1 Monitor status respirasi dan
oksigen
1.2 Berikan posisi fowler atau
semi fowler
1.3 Berikan oksigen sesuai
kebutuhan
1.4 Ajarkan teknik relaksasi napas
dalam
Jumat, 20 Perfusi perifer tidak S:
mei 2022 efektif berhubungan 1. Pasien mengatakan badanya
dengan penurunan masih terasa lemah
konsentrasi hemoglobin 2. Pasien mengatakan kepalanya
dibuktikan dengan terasa pusing
Pengisian kapiler > 3 O:
detik, Konjungtiva 1. Pengisian kapiler : 3 detik
anemis, Akral teraba 2. Konjungtiva anemis
dingin, warna kulit pucat 3. Mukosa bibir kering dan pucat
(D.0009). 4. Akral teraba hangat
5. Respirasi :25 x/menit
6. Nadi : 83 x/menit
7. Hemoglobin : 9,3 g/dL
8. Hematocrit : 26,3 g/dL
9. Post transfusi PCR O+
Volume/unit : 255
A : Masalah perfusi tidak efektif
94
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 Identifikasi sirkulasi perifer
(nadi perifer, edema, CRT,
warna, suhu, konjungtiva)
2.2 Monitor hasil laboraturium
Jumat, 20 Hipervolemia S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatakan merasa
kerusakan mekanisme sesak
regulasi, yang dibuktikan 2. Pasien mengatakan haluaran
dengan dyspnea, edema, kencing lebih banyak dari
kadar Hb turun, oliguria kemarin
(D.0009). O:
1. Terpasang IVFD NaCl 0,9%
10 tpm
2. Terlihat edema pada
ekstermitas bawah (paha)
3. Terdapat asites pada abdomen
4. Shifting dullness (+)
5. Urin : 700 cc
6. Pitting edema (+)
7. Ekstermitas bawah
RU : (+)
8. Balance cairan
Input : 1.453 cc
Output : 1.445 cc
Balance : + 8
9. Ureum : 210,6 mg/dL
10. Kreatinin : 26,3 mg/dL
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
ingin muntah, tidak makan karena merasa lapar
berminat makan 3. Pasien mengatakan
(D.0076). menghabiskan setengah porsi
makanannya.
O:
1. Terlihat frekuensi mual pasien
berkurang
2. Pasien terlihat mulai mau
makan
3. Pasien terlihat hanya
menghabiskan setengah porsi
makanannya
4. Ureum : 210,6 mg/dL
5. Kreatinin : 26,3 mg/dL
A : Masalah nausea belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Monitor mual
4.2 Monitor asupan nutrisi dan
kalori
4.3 Berikan makanan dalam jumlah
kecil tapi menarik
4.4 Kolaborasi pemberian
antiemetic
Jumat, 20 Ketidakpatuhan S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien menolak untuk
ketidakadekuatan melakukan hemodialisa
pemahaman, yang O:
dibuktikan dengan 1. pasien menolak hemodialisa
menolak menjalani dikarenakan keluarga menolak
pengobatan (D.0114). A:
Masalah ketidakpatuhan belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
5.1 Identifikasi kepatuhan
menjalani program pengobatan
5.2 Diskusikan hal – hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
5.3 Informasikan program
pengobatan yang harus dijalani
5.4 Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan
Jumat, 20 Risiko ketidakstabilan S : Pasien mengatakan memiliki
mei 2022 kadar glukosa darah riwayat penyakit diabetes mellitus
96
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
ditandai dengan O : GDS : 128
manajemen medikasi A : Masalah resiko ketidakstabilan
tidak terkontrol (D.0038) glukosa darah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
a. Identifikasi penyebab
hiperglikemia
b. Monitor glukosa darah
Sabtu, 21 Pola napas tidak efektif S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatakan sudah tidak
hambatan upaya napas merasa sesak
dibuktikan dengan O:
dispnea, pola napas 1. RR : 20 x/menit
abnormal (D.0005). 2. Pernapasan vesikuler
3. Irama napas regular
4. Tidak terpasang alat bantu
napas berupa oksigen
5. Tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu
pernapasan
6. Tidak terdapat adanya
penggunaan pernapasan
cuping hidung
7. Warna bibir dan wajah pucat
8. Spo2 : 99 %
A : Masalah pola napas efektif teratasi
P : pertahankan intervensi
1.1 Monitor status respirasi dan
oksigen
1.2 Berikan posisi fowler atau
semi fowler
1.3 Berikan oksigen sesuai
kebutuhan
Sabtu, 21 Perfusi perifer tidak S:
mei 2022 efektif berhubungan 1. Pasien mengatakan badanya
dengan penurunan terasa bugar dan segar
konsentrasi hemoglobin 2. Pasien mengatakan dirinya
dibuktikan dengan sudah sehat
Pengisian kapiler > 3 O:
detik, Konjungtiva 1. Pengisian kapiler : 2 detik
anemis, Akral teraba 2. Konjungtiva anemis
dingin, warna kulit pucat 3. Mukosa bibir lembab
(D.0009). 4. Akral teraba hangat
5. Respirasi : 22 x/menit
6. Nadi : 88 x/menit
A : Masalah perfusi tidak efektif
teratasi
P : Pertahankan intervensi
97
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
2.1 Identifikasi sirkulasi perifer (nadi
perifer, edema, CRT, warna,
suhu, konjungtiva)
2.2 Monitor hasil laboraturium
Sabtu, 21 Hipervolemia S:
mei 2022 berhubungan dengan 1. Pasien mengatakan sesak
kerusakan mekanisme sudah hilang
regulasi, yang dibuktikan 2. Pasien mengatakan haluaran
dengan dyspnea, edema, kencing semakin hari semakin
kadar Hb turun, oliguria banyak
(D.0009). O:
1. Terpasang IVFD NaCl 0,9%
10 tpm
2. Terlihat edema pada bagian
mata berkurang
3. Terdapat asites pada abdomen
berkurang
4. Shifting dullness (-)
5. Urin : 700 cc
6. Pitting edema (-)
7. Balance cairan
Input : 1.248 cc
Output : 1.400 cc
Balance : - 700 cc
A : Masalah hipervolemia belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Periksa tanda dan gejala
hipervolemia
3.2 Monitor status hemodinamik
3.3 Monitor intake dan output
cairan
3.4 Monitor tanda
Hemokonsentrasi
3.5 Kolaborasi pemberian diuretic
3.6 Kolaborasi pemberian
hemodialisa
Sabtu, 21 Nausea berhubungan S:
mei 2022 dengan biokimia, yang 1. Pasien mengatakan masih ada
dibuktikan dengan rasa mual
mengeluh mual, merasa 2. Pasien mengatakan
ingin muntah, tidak menghabiskan setengah porsi
berminat makan makanannya
(D.0076).
O:
6. Terlihat frekuensi mual pasien
berkurang
98
No Hari/
Tanggal/ Diagnosis Evaluasi (SOAP)
Jam Keperawatan
7. Pasien mual tanpa pengeluaran
muntah
8. Pasien terlihat menghabiskan
setengah porsi makanannya
9. Ureum : 210,6 mg/dL
10. Kreatinin : 20,7 mg/dL
A : Masalah nausea belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
4.1 Monitor mual
4.2 Monitor asupan nutrisi dan
kalori
4.3 Berikan makanan dalam jumlah
kecil tapi menarik
4.4 Kolaborasi pemberian
antiemetic
Sabtu, 21 Ketidakpatuhan S : Pasien menolak untuk melakukan
mei 2022 berhubungan dengan hemodialisa
ketidakadekuatan O : pasien menolak hemodialisa
pemahaman, yang dikarenakan keluarga menolak
dibuktikan dengan A : Masalah ketidakpatuhan belum
menolak menjalani teratasi
pengobatan (D.0114). P : Lanjutkan intervensi
5.1 Identifikasi kepatuhan
menjalani program
pengobatan
5.2 Diskusikan hal – hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
5.3 Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
5.4 Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
Sabtu, 21 Risiko ketidakstabilan S : Pasien mengatakan memiliki
mei 2022 kadar glukosa darah riwayat penyakit diabetes mellitus
ditandai dengan O : GDS : 116
manajemen medikasi A : Masalah resiko ketidakstabilan
tidak terkontrol (D.0038) glukosa darah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
a. Identifikasi penyebab
hiperglikemia
b. Monitor glukosa darah
99
4.2 Pembahasan
keperawatan yang sesuai dengan teori dan hasil asuhan keperawatan yang
dilakukan pada Tn. A dan Ny. H dengan kasus penyakit gagal ginjal kronis yang
dilakukan pada tanggal 19 mei sampai dengan 20 mei 2022 di ruang EDELWEIS
RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Tindakan yang dilakukan pada pasien meliputi
pasien gagal ginjal kronis yaitu : pola napas tidak efektif, perfusi perifer tidak
4.2.1 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
(D.0005)
cuping hidung, pola napas abnormal, frekuensi napas pada pasien I Tn. A
edema paru. Kondisi ini terjadi pada pasien I Tn. A dan pasien II Ny. H
positif dengan hasil terdapat asites pada abdomen, dan pada pasien I Tn. H
pula penggunaan otot bantu nafas dan pernafasan cuping hidung pada
semifowler dan nasal kanul pada pasien I Tn. A 3 lpm dan pada pasien II
Ny. H 2 lpm.
pertama dan hari kedua pola napas belum teratasi pada kedua pasien, yang
cuping hidung dan otot bantu pernapasan, Namun pada hari ketiga masalah
101
pola napas kedua pasien teratasi yang ditandai dengan kedua pasien sudah
tidak mengeluh sesak, pernapasan cuping hidung tidak ada, dan otot bantu
pernapasan tidak ada, serta selang WSD sudah dilepas pada pasien I Tn. A.
menyebabkan sesak napas, masalah pola napas tidak efektif dapat teratasi
dikarenakan tidak ada penumpukan cairan pada abdomen dan edema paru,
kedua pasien diberikan terapi oksigen yang teratur dan memberikan pasien
posisi semi-fowler.
perifer pada kedua pasien, didapatkan data, antara lain pada kedua pasien
mengatakan badan terasa lemah dan mudah lelah, kepala terasa pusing dan
pada masing – masing pasien, mukosa bibir yang kering dan pucat, akral
pada pasien I Tn. A yaitu 3 detik dan pada pasien II Ny. H 3 detik,
102
yaitu 9,3 mg/dL dan pada pasien II Ny. H 5,7 mg/dL pada pasien II.
otomatis sumsum tulang belakang membuat sel darah merah yang lebih
umum dari anemia pada pasien penyakit ginjal kronis yaitu kehilangan
darah pada saat hemodialisa dan rendahnya tingkat nutrisi yang ditemukan
dalam makanan yang dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan kondisi pasien I
Tn. A yang telah HD selama 7 tahun serta terjadi penurunan nafsu makan
pada kedua pasien. Dalam kondisi anemia ini, sel darah merah mengalami
adekuat dan tubuh menjadi lemas, tidak bertenaga, mudah lelah, pusing,
meningkat.
dimana pada hari pertama dan kedua perawatan masalah belum teratasi
Ht : 16,5 g/dL, namun pada hari ketiga perawatan kedua pasien masalah
Hb : 10,1 g/dL dan pada pasien II Ny. H Hb : 9,3 g/dL. Masalah perfusi
(D.0022)
104
dengan penilaian pada pasien I Tn. A RL : +1, dan pada pasien II Ny. H
RU : +1, serta balance cairan yang bernilai positif dimana pasien I : +170
kedua pasien untuk melihat kemampuan fungsi ginjal dan didapatkan data
kimia klinik pada pasien I Tn. A yaitu, ureum : 89,7 mg/dL, kreatinin : 6
mg/dL, sedangkan nilai kimia klinik pada pasien II Ny. H yaitu, ureum :
pasien gagal ginjal kronis karena produksi urin yang dikeluarkan akan
dapat meningkat.
mengajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran urine dan
IV.
pada hari pertama perawatan kedua pasien belum teratasi yang ditandai
ada pitting edema pada kedua pasien, dan pada hari ketiga pasien I Tn. A
pada kedua pasien. Pada pasien I Tn. A mengatakan mual tanpa adanya
makan karena rasa pahit di mulut dan terasa mual ketika makanan masuk
dalam satu kali makan, bibir kedua pasien terlihat pucat, pasien terlihat
lemah, pasien terlihat mual, dan terlihat piring makan kedua pasien yang
didapatkan terjadi peningkatan ureum pada kedua yaitu, pada pasien I Tn.
mg/dL dan biasa disebut dengan uremia. Sampah sisa metabolisme ini
dianggap sebagai racun oleh tubuh, dan ketika ginjal kehilangan fungsinya
107
menimbulkan gejala mual dan dapat pula disertai dengan keluhan muntah.
mual hingga muntah dan mengakibatkan penurunan nafsu makan. Teori ini
penurunan nafsu makan pada kedua pasien, bibir kedua pasien terlihat
pucat, pasien terlihat lemah, pasien terlihat mual, dan terlihat piring makan
kimia klinik, didapatkan terjadi peningkatan ureum pada kedua yaitu, pada
pasien I Tn. A yaitu : 89,7 mg/dL, dan pada pasien II Ny. H yaitu : 215
mg/dL.
perasaan tidak enak pada bagian tenggorok atau lambung yang dapat
menyebabkan muntah.
108
3x8 jam, pada hari pertama dan hari ketiga masalah belum teratasi yang
pada pasien I Tn. A yaitu, 61,3 mg/dL dan pada pasien II Ny. H yaitu,
(Widiyanto, 2012).
tanda infeksi dan mengajarkan tanda – tanda infeksi pada pasien dan
keluarga pasien.
dapat menimbulkan resiko infeksi apabila tidak dilakukan ganti perban dan
hingga hari kedua resiko infeksi tidak terjadi/ belum teratasi yang ditandai
dengan tidak ada tanda – tanda infeksi, tidak ada keluhan nyeri, tidak ada
kemerahan, tidak ada bengkak dan tidak ada demam pada daerah insersi
ketiga WSD pada pasien I Tn. A sudah terlepas. Masalah resiko infeksi
infeksi yang mucul seperti tidak ada rubor (kemerahan), tidak ada kalor
(panas), tidak ada tumor (bengkak), dan tidak ada dolor (Nyeri).
110
(D.0114)
dengan keluarga pasien dan pasien untuk melakukan hemodialisa dan juga
pengobatan.
pengobatan hemodialisa.
dibuktikan dengan gula darah yang tidak stabil, bila gula darah pasien II
keperawatan 3x8 jam didapatkan pada hari pertama hingga hari ketiga
risiko ketidakstabilan glukosa darah tidak terjadi atau belum teratasi yang
ditandai dengan gula darah masih dalam rentan normal pada hari pertama
GDS : 118 mg.dL, hari kedua GDS : 128 mg/dL, dan hari ketiga GDS :
glukosa darah tidak terjadi dikarenakan glukosa darah pasien masih dalam
batas normal.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Tn. A dan pasien II Ny. H pada pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis di Ruang
5.1.1 Pengkajian
masalah kesehatan dan keperawatan yang ada pada pasien. Pada pasien
data dari kedua pasien. Pada persamaan data didapatkan pasien I Tn. A
dan pasien II Ny. H yaitu sesak napas, badan terasa lemas, pasien
tegakkan sesuai dengan tanda dan gejala mayor dan minor serta sesuai
5.1.5 Evaluasi
sudah teratasi pada pasien I Tn. A adalah pola napas tidak efektif.
5.2 Saran
perbaikan, diantaranya :
Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Kriteria Hasil, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
World Health Organization. (2017). Global Status Report on Noncommunicable
Disease 2013
120
Di Tempat
NIM : P07220119002
keperawatan pasien gagal ginjal kronik diruang Edelwis RSUD. Abdul Wahab
partisipasi yang terlampir dalam lembar ini. Atas perhatian serta kesediaan Sdr/i,
Penulis
121