M DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN
SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS DI RUANG PERAWATAN
ANGGREK BLUD RS BENYAMIN
GULUH KABUPATEN KOLAKA
OLEH :
AGRIANI. S
P003200190151
AGRIANI. S
P003200190151
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
i
HALAMAN PENGESAHAN
AGRIANI. S
P003200190151
Karya Tulis ini telah dipertahankan pada Seminar Karya Tulis Ilmiah di depan TIM
Pada Hari/Tanggal : Selasa 14 Juli 2020
Dan telah dinyatakan memenuhi syarat
Tim Penguji :
Mengetahui,
ii
SURAT KETERANGAN KEASLIAN TULISAN
Nama : AGRIANI. S
NIM : P003200190151
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
AGRIANI
iii
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : AGRIANI.S
4. Agama : Islam
Kolaka
B. Pendidikan
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
MOTTO
Untuk menjadi sukses bukanlah hal yang instan. Sukses butuh yang namanya
usaha. Setiap usaha kecil yang dilakukan harus dengan sepenuh hati, dan
jangan pernah berhenti untuk melakukan usaha tersebut sebelum Kamu
mencapai tujuanmu.
Ubalah Pikiranmu Dan Kau
Dapat Mengubah Duniamu
vii
KATA PENGANTAR
viii
7. Teman-teman Mahasiswa D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
angkatan 2019 tercinta lainnya yang tidak bias saya sebutkan satu persatu atas
dukungan dan kerjasama kepada penulis selama penulis menempuh
pendidikan dibangku kuliah dan sampai pada penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah.
8. Kepada kedua orang tuaku, Suami dan Anak-anakku, saudara-saudaraku serta
seluruh keluarga besarku yang telah memberikan cinta kasih, perhatian,
pengorbanan dan doa restu serta dukungan moril dan materi.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmiah/ studi kasus ini
dapat bermafaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa yang akan
datang.
Kendari, 14 Juli 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ..................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan ................................................................... 4
D. Metode Penelitian .................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan .............................................................. 7
x
8. Pemeriksaan fisik ..................................................................... ..20
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ........................................................................................ 61
B. Diagnosa ........................................................................................... 62
C. Perencanaan ...................................................................................... 63
D. Intervensi Keperawatan .................................................................... 64
E. Implementasi Keperawatan .............................................................. 65
F. Evaluasi Keperawatan ...................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 71
B. Saran ................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Dokumentasi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang paling sering ditemukan yaitu gastritis akut yang datang mendadak
dalam beberapa jam atau beberapa hari dan dapat juga bersifat kronis
Gastritis secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau uluhati
dijumpai timbul secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa mual dan
muntah, nyeri, rasa lemah, nafsu makan menurun, sakit kepala dan bahkan
penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri.
Salah satunya adalah penyakit gastritis yang terjadi karena inflamasi yang
terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada
bagian perut. Penyakit ini tidak menular tapi bakteri helicobacter pylori
dan sosial (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Asuhan keperawatan
1
masalah aktual terhadap nyeri merupakan gangguan rasa nyaman nyeri
merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di
2014).
dengan jumlah pasien di tahun 2017 sebesar 7.324 kasus, tahun 2018
sebesar 8.596 kasus dan tahun 2019 sebesar 9.232 (Dinas Kesehatan
kabupaten kolaka).
kasus penyakit Gastritis pada tahun 2016 terdapat sebanyak 20 kasus laki-
2
menjadi 40 kasus laki-laki 10 perempuan 30 kasus, tahun 2018 terjadi
Kabupaten Kolaka”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
pencernaan gastritis.
3
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada klien dengan
gastritis.
gastritis.
C. Manfaat Penulisan
2. Manfaat Praktis
4
c. Bagi Rumah Sakit
a. Tempat Pelaksanaan
b. Waktu Pelaksanaan
yaitu:
a. Studi Kepustakaan
b. Studi Kasus
5
beberapa cara antara lain :
c. Observasi
keadaan klien.
d. Wawancara
pengamatan langsung.
e. Pemeriksaan Fisik
f. Studi Dokumentasi
g. Diskusi
6
E. Sistematika Penulisan
Tekhnik Penulisan disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu
keperawatan
kasus nyata.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit Gastritis
1. Definisi
2. Etiologi
lambung.
8
3. Infeksi bakteri: seperti H.phlori (paling sering), H. heilmanii,
dan Phycomycosis.
ke lambung.
lambung.
bagi menjadi:
a. Gastritis akut
9
penyakit, iritasi bahan semacam alcohol, aspirin, NSAID,
pankreas.
b. Gastritis kronik
c. Gastritis bacterial
3. Patofisiologi
kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa
berikut ini lambung yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan
anti nyeri yang berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut
10
akan merusak epitel-epitel sawar pada lambung. Ketika asam berdifusi
terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan sel mukosa yang hancur ini
4. Pemeriksaan Penunjang
bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
11
c. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori
terjadinya infeksi.
e. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-
ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat
5. Komplikasi
1 Gastritis akut
hemoragik.
2 Gastritis kronis
12
menyebabkan ulkus peptik dan perdarahan pada lambung. Beberapa
yang bermula pada sel-sel yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam
Wilson, 2012).
6. Penatalaksanaan
1. Gastritis Akut
13
obat yang dapat menjadi penyebab, serta dengan pengobatan
suportif.
dan lesi mukosa akan segera normal kembali, pada sebagian pasien
absolut.
gastroentestinal atas.
14
2. Gastritis Kronis
oleh adnya auto anti body terhadap sel parietal kelenjar lambung
15
dihindari. Bila terjadi anema defisiensi besi (yang di sebabkan oleh
2009).
7. Dampak Masalah
1. Bagi Keluarga
16
2. Bagi Penderita
3. Ekonomi
4. Sosial
diterapkan dalam praktek keperawatan yang mana hal ini disebut sebagai
Proses keperawatan sendiri terdiri atas lima tahap yang mendasar dan
17
Semua tahap ini berhubungan dengan fuksi intelektual problem
1. Fokus Pengkajian
laboratorium.
1) Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gastritis
18
memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah
penyakit ini.
3. Keluhan Utama
menjalar tembus ke pinggang 1-2 jam setelah makan dan biasanya disertai
presipitasi nyeri
menusuk.
(3) Region : radiation, relief : apakah rasa sakit bisa reda, apakah
(5) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk
Berisi tentang kapan terjadinya nyeri ulu hati, apakah penderita mual atau
muntah, apakah penderita tidak nafsu makan serta upaya apa yang telah
19
5. Riwayat kesehatan dahulu
medis apa yang pernah didapat maupun obat-obatan yang bisa digunakan
Pola makan yang tidak teratur, stress, kopi, banyak merokok, minum
8. Pemeriksaan fisik
(1) B1 (breath)
20
bronchial di atas trachea, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan
(2) B2 (blood)
kali/menit, regular
(3) B3 (brain) :
(4) B4 (bladder) :
daerah pubica.
21
(5) B5 (bowel) :
(1) Inspeksi : perut datar, tidak ada lesi, warna kulit sama dengan
(7) B7 (Pengindraan)
lambung
22
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
5) Agama : Islam
8) Pekerjaan : PNS
9) Pendapatan :-
b. Identitas Penanggung
3) Pekerjaan : Wiraswasta
23
2. Riwayat keluhan
c. Riwayat Keluhan
setelah makan
24
4. Riwayat Keluarga/Genogram
X X X
X
? ?
X 58 ? ? 48 33 28
5.
18 13 10
Keterangan :
6. : Laki-laki
7. : Perempuan
X : Meninggal
: Klien
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
ada
25
8. Pemeriksaan Fisik
2) Pernapasan : 20 kali/menit
1) Berat badan : 58 Kg
c. Kepala
2) Keadaan kulit Kepala : Nampak bersih tidak ada lesi dan ketombe
d. Mata
26
5) Konjungtiva : Agak pucat
e. Telinga
f. Hidung
27
g. Mulut
h. Leher
28
5) Trakhaea : Normal tidak ada nyeri dan peradangan
i. Paru - Paru
7) Dispneu : Ada
8) Ortopneu : Ada
j. Jantung
k. Abdomen
29
3) Ostomi : Tidak ada
l. Payudara
4) Massa :-
5) Nyeri :-
6) Lesi :-
m. Genetalia
2) Koordinasi : Baik
30
4) Orientasi : Baik, pasien respon terhadap pertanyaan
6) Keseimbangan : Baik
o. Reflex tendon
p. Refleks Patologis
r. Ekstremitas
31
2) Purpura/ekimosis : Tidak ada
32
9. Pengkajian Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Oksigenasi bantu pernafasan: -
b. Kebutuhan nutrisi
Tabel 3.2 Kebutuhan nutrisi
33
d. Perhitungan balance cairan
Tabel 3.4 perhitungan balance cairan
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Intake Cairan
Minum 2000cc 1400cc
Makan 90cc 50cc
Cairan intavena Tidak ada 500cc
Obat cair Tidak ada Tidak ada
Total 2900 1950 cc
Output Cairan
Sensibel water loss
(SWL)
BAK 1500cc
BAB 150cc
Cairan stoma Tidak ada
Drainase Tidak ada
Insensible water loss IWL : 15 CC X
(IWL) 77/24 = 48,145
Pernafasan 150cc
Kulit
Peningkatan suhu tubuh Tidak ada Tidak ada
Lain lain Tidak ada Tidak ada
Total output 2,048 CC
Input-output
e. Kebutuhan eliminasi
a. Buang air kecil
Tabel 3.5 Buang air kecil (BAK)
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Frekuensi BAK 8 kali/ Hari 5 kali/ hari
Pancaran
Jumlah <_ 1500-1700 cc <_ 1550 cc
Warna bening kuning
Dysuria Tidak ada Tidak ada
Nokturia Tidak ada Tidak ada
Perasaan penuh pada iya Tidak ada
kandung kemih
Perasaan setelah BAK Lega Lega
Kesulitan memulai Tidak ada Tidak ada
berkemih
Dorongan berkemih Ada Ada
Inkontinensia urine Tidak ada Tidak ada
34
Total produksi urine <_ 1700 cc <-1550
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
35
g. Kebutuhan aktivitas
Tabel 3.8 Kebutuhan aktifitas
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Kegiatan rutin PNS Duduk dan istirahat
Waktu senggang Istirahat Duduk, baring
Kemampuan berjalan Baik Baik
Kemampuan merubah Baik Baik
posisi saat berbaring
Kemampuan berubah Baik Dibantu
posisi : berbaring ke
duduk
Kemampuan Baik Dibantu
mempertahankan posisi
duduk
Kemampuan berubah Baik Dibantu
posisi : duduk ke berdiri
Kemampuan Baik Dibantu
mempertahankan posisi
berdiri
Kemampuan berjalan Baik Baik
Kemampuan alat bantu Tidak ada Tidak ada
dalam pergerakan
Despnea setelah Tidak Tidak
beraktivitas
Ketidaknyamanan Tidak ada Ada
setelah beraktivitas
Pergerakan lambat Tidak Ya
2. Berpakaian
Table 3.10 Berpakaian
3. Makan
Table 3.11 makan
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam Baik Kurang nafsu
perawatan diri makan makan
Kemampuan Baik/mampu Baik/ mampu
memasukkan makanan
ke mulut
Kemampuan Baik/mampu Baik/ mampu
mengunyah
Kemampuan memegang Baik/ mandiri Baik/ mampu
peralatan makan
37
Lain-lain
4. Eliminasi
Tabel 3.12 Eliminasi
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam Baik Baik
perawatan diri
eliminasi BAB dan
BAK
Kemampuan Baik/ mampu Baik mampu
maniulasi pakaian
untuk eliminasi
Kemampuan mencapai Mampu Mampu
toilet
Kemampuan naik ke Mampu Mampu
toilet
Kemampuan Mampu Mampu
menyiram toilet
Lain-lain
d. Kebutuhan keamanan
8) Imobilitas : tidak
38
11) Penyebab jatuh : Tidak ada
e. Kebutuhan kenyamanan
f. Kebutuhan seksualitas
Table 3.13 Kebutuhan seksualitas
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Perubahan aktivitas seksual - -
Gangguan kepuasan - -
seksualitas
Penurunan hasrat seksual - -
Gangguan yang - -
mempengaruhi hubungan
seksual
Dyspareunia - -
Lain-lain - -
g. Kebutuhan psikososial
39
5) Sejauh mana keterlibatan orang terdekat bila klien menghadapi
ada
h. Kebutuhan spiritual :
Terapi
40
- Furosemid Inj (IV)
A. Klasifikasi data
DS :
- Klien mengatakan nyeri abdomen
b. Q : seperti ditusuk-tusuk
c. R : Peristaltik abdomen
d. S : skala nyeri 6
e. T : Hilang timbul
DO :
- Klien mengatakan BB 3 kilo 58 kg turun menjadi 55 kg
- TTV :
TD : 164/99 mmHg
N : 116 kali/menit
P : 20 kali/menit
S : 36.6 oC
41
B. Analisa Data
42
makan cepat kenyang
setelah makan
Mukosa lambung
- Nafsu makan menurun kehilangan
- Klien mengatakan mual
DO : Refluk isi duodenum ke
lambung
- Klien mengatakan
BB 3 kilo 58 kg turun
Mual
menjadi 55 kg
- Membran mukosa
pucat Dorongan ekspulsi isi
lambung ke mulut
Muntah
Kekurangan volume
Diagnosa Keperawatan :
mukosa lambung
43
D. Rencana Keperawatan
Tabel 3.16 Rencana Keperawatan
44
2. DS : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
selama 3x24 jam dengan Defisit nutrisi di Observasi
- Klien mengatakan
tandai dengan : 1. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
makan cepat kenyang - Status nutrisi baik nutrient
a. Nafsu makan meningkat 2. Identifikasi makanan yang disukai
setelah makan
b. BB meningkat 3. Monitor asupan makanan
- Nafsu makan menurun 4. Monitor berat badan
5. Monitor hasil laboratorium
- Klien mengatakan mual
Terapeutik
DO : 1. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Klien mengatakan BB
2. Berikan makanan yang tinggi kalori dan
3 kilo 58 kg turun tinggi protein
3. Berikan suplemen makanan
menjadi 55 kg
Edukasi
- Membran mukosa 1. Anjurkan pasien duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
pucat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antlemetik) dan
kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.
45
D. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.17 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Hari Ke I
No Diagnosa Hari /
Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal
1. DS : 29 April 09.00 - Mengidentifikasi nyeri yang S : - Klien mengatakan masih
- Klien mengatakan 2020 komprehensif (P,Q,R,S,T) merasa nyeri
nyeri abdomen Hasil : O : - Klien tampak meringis dan
P : Mukosa lambung teriritasi gelisah memegang daerah
- Klien mengeluh
Q : Seperti ditusuk-tusuk nyeri
tidak nyaman R : Peristaltik abdomen - Skala 6
P : mukosa lambung 09.15 S : Skala nyeri 6. A : Masalah nyeri akut belum
teriritasi T : Hilang timbul teratasi
Q:seperti ditusuk- - Memonitor keberhasilan therapy P : Intervensi di lanjut dengan :
tusuk komplementer yang sudah di berikan. - Kontrol lingkungan di
R:Peristaltik abdomen Hasil : TD : 164/99 mmHg pertahankan
09.20 N : 116 x/m - Therapy teknik non
S : skala nyeri 6
RR : 20x/menit farmakologis (Kompres air
T : Hilang timbul SB : 36.6 0C hangat)
DO : - Memberikan teknik non farmakologis - Therapy amlodipine di
-Klien tampak 09.30 untuk mengurangi rasa nyeri (Therapy pertahankan bila nyeri
merintih/menangis kompres air hangat) timbul
-Klien tampak gelisah Hasil :
-Klien tampak sulit Klien diajarkan teknik kompres air
hangat, ketika nyeri timbul.
tidur - Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri ( Mis. Suhu
46
- TTV : ruangan, pencahayaan, kebisingan)
TD : 164/99 mmHg Hasil :
N : 116x/m Suhu ruangan di atur, pencahayaan di
atur dan kebisingan di kurangi guna
P : 20x/m
meningkatkan kenyamanan klien.
S : 36.6 oC - Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil :
Pemberian Amlodipine ketika nyeri
timbul
47
-Membran
mukosa pucat
Hari Ke II
No. Diagnosa Hari / Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal
1. DS : 30 April 09.00 - Mengidentifikasi nyeri yang S : - Klien mengatakan masih
- Klien mengatakan 2020 komprehensif (P,Q,R,S,T) merasa nyeri
nyeri abdomen Hasil : O : - Klien tampak meringis dan
P : Mukosa lambung teriritasi gelisah memegang daerah
- Klien mengeluh
Q : Seperti ditusuk-tusuk nyeri
tidak nyaman R : Peristaltik abdomen - Skala 4
P : mukosa lambung 09.15 S : Skala nyeri 6. A : Masalah nyeri akut belum
teriritasi T : Hilang timbul teratasi
Q:seperti ditusuk- - Memonitor keberhasilan therapy P : Intervensi di lanjut dengan :
tusuk komplementer yang sudah di berikan. - Kontrol lingkungan di
R:Peristaltik abdomen Hasil : TD : 130/80 mmHg pertahankan
09.20 N : 98 x/m - Therapy teknik non
S : skala nyeri 6
RR : 20x/menit farmakologis (Kompres air
T : Hilang timbul SB : 36.6 0C hangat)
DO : - Memberikan teknik non farmakologis - Therapy amlodipine di
-Klien tampak 09.30 untuk mengurangi rasa nyeri (Therapy pertahankan bila nyeri
merintih/menangis kompres air hangat) timbul
-Klien tampak gelisah Hasil :
-Klien tampak sulit Klien diajarkan teknik kompres air
hangat, ketika nyeri timbul.
48
tidur - Mengontrol lingkungan yang
- TTV : memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
TD : 164/99 mmHg ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Hasil :
N : 116x/m
Suhu ruangan di atur, pencahayaan di
P : 20x/m atur dan kebisingan di kurangi guna
S : 36.6 oC meningkatkan kenyamanan klien.
- Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil :
Pemberian Amlodipine ketika nyeri
timbul
2. DS : 30 April 09.00 - Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan S : - Klien mengatakan nafsu
2020 jenis nutrient makan masih kurang
-Klien mengatakan
09.15 Hasil : O : - Klien mengatakan porsi
makan cepat kenyang - Memonitor asupan makanan makan belum mulai
Hasil : kurang
setelah makan
09.20 - Menyajikan makanan secara menarik dan A : Masalah nutrisi sebagian
-Nafsu makan suhu yang sesuai teratasi
- Memberikan makanan sedikit-demi P : Intervensi di lanjut dengan :
menurun
sedikit dengan kondisi hangat - Menganjurkan klien untuk
-Klien mengatakan 09.30 - Memonitor berat badan duduk
Hasil : - Mengajarkan diet yang di
mual
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, programkan
DO : jika perlu
- Berikan makanan yang tinggi kalori dan
-Klien mengatakan
tinggi protein
BB 3 kilo 58 kg - Kolaborasi Pemberian Medikasi
Hasil :
49
turun menjadi 55 kg Pemberian pengobatan antlemetik
-Membran mukosa
pucat
Hari Ke III
50
-Klien tampak sulit Hasil :
tidur Klien diajarkan teknik kompres air hangat,
- TTV : ketika nyeri timbul.
- Mengontrol lingkungan yang memperberat
TD : 164/99 mmHg
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
N : 116x/m pencahayaan, kebisingan)
P : 20x/m Hasil :
S : 36.6 oC Suhu ruangan di atur, pencahayaan di atur
dan kebisingan di kurangi guna
meningkatkan kenyamanan klien.
- Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil :
Pemberian Amlodipine di hentikan
2. DS : 01 Mei 09.00 - Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis S : - Klien mengatakan makan
2020 nutrient sudah baik (habis 1 porsi)
-Klien mengatakan
09.15 Hasil : O : - Klien mengatakan mual
makan cepat kenyang - Memonitor asupan makanan dan muntah sudah tidak
Hasil : lagi
setelah makan
09.20 - Menyajikan makanan secara menarik dan A : Masalah nutrisi teratasi
-Nafsu makan menurun suhu yang sesuai P : Intervensi dihentikan
- Memberikan makanan sedikit-demi sedikit
-Klien mengatakan
dengan kondisi hangat
mual - Memonitor berat badan
09.30 Hasil :
DO :
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
-Klien mengatakan perlu
- Berikan makanan yang tinggi kalori dan
51
BB 3 kilo 58 kg tinggi protein.
turun menjadi 55 kg
- Kolaborasi Pemberian Medikasi
-Membran mukosa Hasil :
Pemberian pengobatan analgetik
pucat
52
BAB IV
PEMBAHASAN
terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada klien
dengan diagnosa medis Gastritis gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman sistem
A. Pengkajian
metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang
mengatakan sakit di tinjau secara umum, maka hasil pengkajian pada tinjauan kasus
tidak jauh berbeda dengan pengkajian pada tinjauan pustaka. Setelah penulis
kasus, nyeri abdomen, tidak nyaman, mual, , makan cepat kenyang setelah makan,
dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil 164/99 mmHg, Nadi 116
tersebut sesuai dengan tanda dan gejala Gastritis menurut buku rencana asuhan
Pada pengkajian dalam tinjauan pustaka tidak ada diagnosa pada penyakit
61
Sedangkan pada tinjauan kasus di jumpai tanda dan gejala gangguan pencernaan
laboratorium dengan hasil Hemoglobin 8,9 g/dl (normal : 12-16 g/dl) namun tidak
dimasukkan dalam diagnosa karena bukan keluhan utama klien, tetapi ditangani
sesuai dengan tindakan keperawatan dan kolaborasi dengan dokter. Klien juga
riwayat penyakit hipertensi diketahui baru 1 bulan (riwayat keturunan) tidak masuk
Rontgen, Uji nafas urea, Pemeriksaan feses, tidak dilakukan pemeriksaan karena
tidak ada anjuran dokter dan juga keterbatasan alat-alat fasilitas rumah sakit.
B. Diagnosa Keperawatan
manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual/potensial) dari individu
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk
1. Nyeri Akut akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis : Inflamasi mukosa
lambung
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 1 hari (SDKI,
2017).
62
Nyeri terjadi diawali adanya faktor predisposisi yang menyebabkan
kurang olaraga, terlalu sering mengonsumsi obat), gastritis yang terasa panas dan
nyeri akut sebab berdasarkan teori SDKI (2017), menyatakan bahwa batasan
salah satu tanda atau data seperti mengeluh nyeri tekan pada abdomen.
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang
sering terjadi adalah gastritis superfical akut dan gastritis atrofik kronis. Diagnosa
diperoleh data secara subjektif Ny. M dengan mengatakan nyeri abdomen, tidak
nyaman, mual, makan cepat kenyang, nafsu makan menurun dan data objektif
Defisit nutrisi sebab berdasarkan teori SDKI (2017), menyatakan bahwa batasan
salah satu tanda atau data seperti mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk
C. Perencanaan
keperawatan juga menurut sesuai prioritas agar pemenuhan kebutuhan pasien dapat
terpenuhi. Dan perencanaan yang ada pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan
63
Seperti pada Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera Fisiologis :
pustaka terdapat perencanaan periksa tanda-tanda vital, kaji skala nyeri, lokasi
nyeri, atur posisi yang nyaman bagi pasien, ajarkan teknik distraksi dan relaksasi,
penulis juga melakukan perencanaan yang tidak jauh berbeda dengan tinjauan
pustaka.
nutrisi tidak adekuat. Kaji status nutrisi dan faktor-faktor penyebab kurangnya
intake nutrisi, menganjurkan pasien makan dalam porsi kecil tapi sering, timbang
berat badan setiap hari, dan kolaborasi dengan ahli gizi. Berdasarkan hal tersebut
penulis melakukan perencanaan dalam diagnosa ini juga sesuai karena untuk
D. Intervensi Keperawatan
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
disesuaikan dengan teori asuhan keperawatan yang ada. Intervensi dari diagnosa
pertama nyeri akut disusun sesuai dengan SDKI yaitu manajemen nyeri, intervensi
dengan SDKI manajemen nutrisi, dengan identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient, identifikasi makanan yang disukai, monitor asupan makanan, monitor berat
64
badan, monitor hasil laboratorium. Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada
rencana yang telah ditetapkan dalam teori. Namun, penulis tidak dapat melaksanakan
semua rencana yang ada pada teori tetapi penulis melaksanakan semua rencana
penulis melihat tindakan yang dilakukan perawat ruangan, penulis melihat dan
E. Implementasi Keperawatan
hal tersebut penulis dalam mengelola pasien dalam implementasi dengan masing-
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
perawat yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain
untuk membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan
kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon
telah disusun. Implementasi dari diagnosa pertama yaitu nyeri akut yaitu
Implementasi hari I yang didapat pada Ny. M tanggal 29 April 2020 adalah
Inflamasi mukosa lambung karena peningkatan asam lambung. Pada diagnosa ini
penulis selama 3 x 24 jam melakukan pengkajian nyeri dengan metode PQRST, dan
respon pasien secara subyektif yaitu klien mengatakan nyeri pada pada perut P :
skala 6 (0-10), T : hilang timbul, respon obyektifnya wajah pasien tampak menahan
area yang terkena. Tujuan dilakukan pengkajian nyeri yaitu untuk mengetahui
tindakan perawatan selanjutnya untuk pasien. Dan untuk mengurangi nyeri penulis
memberikan posisi yang nyaman dan melatih pasien distraksi dan relaksasi. Untuk
tanda-tanda vital ini yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan dari pasien dan
diperoleh data tanda-tanda vital sebagai berikut : TD : 164/99 mmHg, Nadi : 116
kali/menit, SB: 36.6 0C, memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (Therapy kompres air hangat) dengan hasil Klien diajarkan teknik
kompres air hangat, ketika nyeri timbul, mengontrol lingkungan yang memperberat
66
rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) dengan hasil suhu ruangan
kali/m dan SB : 36 0C, memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (Therapy nafas dalam) dengan hasil Klien dapat melakukan therapy nafas
dalam dengan mandiri, mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
nutrisi. Implementasi hari I yang didapat pada Ny. M tanggal 29 April 2020 adalah
monitor berat badan, dengan menganjurkan klien porsi makan dihabiskan sedikit
demi sedikit sehingga terpenuhi asupan nutrisi terpenuhi. Dalam konsep asuhan
keperawatan klien terdapat anemia dan hipertensi (tidak masuk dalam masalah
Implementasi hari II defisit nutrisi yang didapat pada Ny. M tanggal 30 April
asupan makanan, menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai,
67
memberikan makanan sedikit demi sedikit dengan kondisi hangat, memonitor
berat badan. Lakukan oral hygiene sebelum makan, berikan makanan yang tinggi
Implementasi hari III defisit nutrisi yang didapat pada Ny. M tanggal 01 Mei
2020 adalah mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient dengan hasil
memonitor asupan makanan dengan hasil menyajikan makanan secara menarik dan
hangat, memonitor berat badan hasil lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu, berikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein, kolaborasi Pemberian
F. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menetukan apakah tujuan yang telah ditetapkan
Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi dilakukan, Evaluasi yang dilakukan pada
diagnosa keperawatan Nyeri akut dan defisit nutrisi pada hari ketiga evaluasi pada
lambung
Data Subjektif klien mengatakan nyerinya berkurang (skala nyeri 2), Klien
dapat melakukan therapy nafas dalam dengan mandiri, kontrol lingkungan dapat
objektif didapatkan data klien tidak lagi meringis dan gelisah, hasil pemeriksaan
tanda - tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit,
68
pernafasan 20 kali/menit dan suhu 36 ̊C.
sebagian, karena dalam proses implementasi nyeri membutuhkan proses dan waktu
dalam penerapannya untuk mendapatkan kriteria hasil nyeri yang terkontrol, dalam
hal ini membutuhkan perawatan yang berlanjut dengan intervensi yang sama agar
01 Mei 2020 klien mengatakan nyeri berkurang dari skala 6 ke skala 2. Keadaan
akut ini masalah hanya teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan oleh perawat
jaga.
makan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak
adekuat. Yang sudah di evaluasi pada tanggal 01 Mei 2020 klien mengatakan sudah
tidak sering mual dan nafsu makan mulai ada sedikit. Keadaan umum baik,
pemenuhan nutrisi tidak adekuat ini masalah hanya teratasi sebagian dan intervensi
penulis temukan dalam studi kasus belum dapat teratasi sesuai dengan tujuan yang
69
ketiga diagnosa tersebut pada dasarnya mengalami kemajuan-kemajuan yang cukup
berarti.
70
BAB V
PENUTUP
secara langsung pada pasien dengan diagnosa gangguan pemenuhan kebutuhan rasa
Guluh Kabupaten Kolaka, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sekaligus
saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien
A. Simpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada
abdomen, tidak nyaman, mual, makan cepat kenyang, nafsu makan menurun
dan data objektif berat badan menurun, membran mukosa pucat, tampak
metabolisme.
71
4. Tahap pelaksanaan asuhan keperawatan Ny. M didasarkan pada perencanaan
yang telah disusun penulis bersama pasien dan keluarga, Implementasi dilakukan
selama 3 hari dari tanggal 28-30 April sampai dengan 01 Mei 2020.
dilakukan selama tiga hari masalah nyeri akut teratasi sebagian yaitu terjadi
penurunan nyeri skala 6 menjadi skala 2 belum dapat teratasi karena klien
telah lama menderita penyakit gastritis sehingga memerlukan waktu yang relatif
lama untuk penyembuhannya dan pada diagnosis defisit nutrisi sudah teratasi
kerena nafsu makan pasien sudah baik, porsi makan sudah dihabiskan meskipun
B. Saran
Bertolak dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai berikut:
yang baik dan keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
diagnosa gastritis.
baiknya diadakan suatu seminar atau sutau pertemuan yang membahas tentang
72
DAFTAR PUSTAKA
Adithia Kwee. (2015). Dampak Penyakit Gastritis Bagi Penderita. Tahun 2015.
Aru, Sudoyo, W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing
Aru, S. et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Carpenito, Lynda Juall. 2015. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.
Dialih bahasakan oleh Yasmin Asih. Jakarta : EGC.
Mustafa, M., Menon, J., Muiandy, RK., Fredie R., Sein MM., Fariz, A. (2015).
Risk Factors,Diagnosis, and Management of Peptic ulcer Disease. IOSR
Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS).e-ISSN: 2279-
0853, pISSN: 2279-0861.Volume 14, Issue 7 Ver. VIII (July. 2015), PP
40-46.
Muttaqin,Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan aplikadi pada praktik klinik,
Jakarta: Salemba Medika.
xiv
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.
Manurung, S. (2011). Buku ajar keperawatan maternitas asuham keperawatan
intranatal. Jakarta : Trans Info Media.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Kolaka 2018.: Dinas Kesehatan Kolaka; 2019.
Rendy dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
xv
xvi
xvii