Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN BENCANA

ANI RATNANINGSIH
DEFINISI MANAJMENE BENCANA

• Merupakan sebuah konsep keberlanjutan yang terintegrasi terkait dengan fase bencana
• Usaha mengurangi resiko dan dampak bencana melalui penerapan ilmu pengetahuan yang dirumuskan
dengna melakukan kegiatan observasi secara sistematis dan analisis untuk meningkatkan tindakan
tindakan terkait pencegahan (preventif), pengurangan (mitigasi), persiapan, respon, darurat, dan
pemulihan (rekontruksi dan rehabilitasi)
• Pengelolaan bencana bersumber dari pemikiran ketidakpastian kapan dan sereba besar dampak
bencana akan muncul  meminimalisir dampak bencana, manusia tidak memulai dari nol kembali
SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN
BENCANA
RESOLUSI PBB
• Resolusi ini dimulai dengan resolusi bantuan dalam situasi
bencana alam dan bencana lainnya pada tanggal 14
Desember 1971
• Kemudian dikembangkan pada tahun 1991 mengenai
Penguatan Koordinasi Bantuan Kemanusiaan PBB terkait
permasalahan kebencanaan
• Resolusi kemudian dikembangkan kembali pada tahun
1999 : Dewan Ekonomi dan Sosial mengharapkan PBB
untuk memfokuskan tindakan pada pelaksanaan strategi
internasional untuk pengurangan resiko bencana, dengan
sasaran:Perwujudan ketahanan masyarakat thd
dampak bencanan dan pengubahan pola perlindungan
terhadap bencana menjadi manajemen resiko bencana
dengan menggabungkan strategi pencegahan resiko ke
kegiatan pembangunan berkelanjutan
• Pada tahun 2001 menetapkan peringatan hari
pengurangan resiko bencanan internasional tanggal 21
Desember
STRATEGI YOKOHAMA
• Strategi ini ditetapkan bulan Mei tahun 1994 di
pertemuan dunia ttng pengurangan resiko bencana alam
dengan upaya kegiatan yang sistematis untuk
menerapkan pengurangna resiko bencana dalam
pembangunan berkelanjutan  meningkatkan ketahanan
masyarakat
• Pemberian ketahanan ini dilakukan dengan proaktif
dalam memberikan informasi, motivasi, dan melibatkan
masyarakat dalam segala aspek
• Beberapa isu dan tantangan -------------------------------------
HYOGO FRAMEWORK
• Kerangka kerja ini dimulai diberlakukan pada
tahun 2005-2015
i p rio r it a s : m e n j ad i p r ioritas
• Kerangka ini berisi panduan global terkait Lima ak s a n gan resiko n g kuat
ka n p e n g u r a ga a n y a
pengurangan resiko bencana yang digunakan 1. Memasti d e n g a n d a sar kelemb n canan
l d a n lo k a l s i r e s ik o b e
di seluruh negara nasiona m e n ila i, mengawa
ntifika s i, an dini
2. Mengide a t k a n sisti m p e rin gat
p e n d idikan
• Hyogo framwework perupakan pengembangan e n in g k s i, d a n
dan m
p e n g e ta h u an, inova n k e tahanan
dari strategi Yokohama dengan fokus utama n a k a n t a n d a
3. Menggu g u n b u d a y a keselama
an
pada upaya pengurangan resiko bencanana untuk memb
kat asari
dengan melibatkan peran aktif masyarakat di smua ting y a ng m e n d
dengan pembangunan yang berkelanjutan n g u r a n g i f a ktor resiko a d a p b e n c a na demi
4. Me
a t k e s ia p s ia gaan terh
ku
• Hal yang perlu ditekankan dalam Hyogo 5. Memper f d i s e m u a tingkat
framework ini adalah upaya pengurangan respon efekti
resiko bencana dikelola oleh lembaga yang sah
di pemerintahan
SENDAI FRAMEWORK
FASE DALAM
MANAJEMEN
BENCANA
Fase Mitigation Fase preparedness Fase Respon Fase Recovery
Maknanya adalah bagaimana Pemerintah dan lembaga Pemerintah dan pihak terkait Fokus fase ini adalah
bencana dapat dicegah terkait mempersiapkan diri menerjunkan diri dalam peraikan sektor terkait
menghadapi bencana bencana kenbutuhan dasar manusia
(fisik dan psikologis)
Tindakan yang biasa Pemerintah & lembaga Pada fase ini akan timbul Fase recovery berlangsung
dilakukan adalah disaster terkait akan memberikan berbagai masalah jika tidak beberapa minggu hingga
mapping dan analisis SWOT informasi pada masyarakat ada manajemen bencana bulan
• SWOT perlu dikaji: suapaya dapat menghadapi yang baiak, yaitu: lambatnya Rehabilitasi untuk korban
hazards (peluang bencana, hal yang perlu peringatan, tempat dan rekontruksi untuk
bencana), vulnerability diperhatikan adalah aspek: pengungsian yang tidak siap, pembangunan fasilitas
(kerentanan), resources pembiayaan, faktor budaya, keperluan harian yang belum
(peluang bencana dapat aspek politis, prioritas terfasilitasi, masalah
dicegah) pembangunan pemerintah, kesehatan yang muncul,
• Disaster mapping: masalah ekonomi yang terganggungya komunikasi
mengenali dawerah mungkin dialami Manajemen bencana
setempat, perkiraan Contoh: mencana mengatur
evakuasi, wilayah • Kegiatan pelatihan tenaga pemerintah dan masayarakat
pengungsian) medis dalam berperan dalam
penanggulangan bencana’ penaggualangan bencana
• Pendidikan bencana bagi
masyarakat
ORGANISASI PELAKSANA MANAJMEEN
BENCANA

• Dilakukan oleh Badan Penaggulangan Bencana, BNPB untuk skala nasional dan BPBN untuk tingkat
profinsi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAN
MASYARAKAT DALAM MANAJEMEN
BENCANA
1. Faktor income atau pendapatan
2. Faktor ras/suku
3. Jenis kelamin
4. Kepemilikan
5. Usia
6. Pendidikan
7. Pengalaman
* Faktor yang paling dominan adalah pendapatan, pendidikan, dan usia
PERAN PERAWAT DALAM MANAJEMEN
BENCANA

Mitigasi Bekerjasama dengan pemerintah dan organisasi untuk meningkatkan


Mengkaji resiko dan pengaruh bencana pada masyarakat rawan bencana kemampuan masayarakat dalam menyaiapkan tanggap bencana
dengan epidemiologi dan evaluasi (masalah kesehatan, perkembangan
penyakit, kecacatan, dan sumbner kesehatan komunitas) Memahami prinsip isolaSI, KARANTINA, DEKONTAMINASI, dan mengkaji
pengembangannya di masyarakat

preparedness
Upaya promosi kesehatan untuk pertolongan diri sendiri pada masyarakat,
Bersama tim dokter menyiapkan rumah sakit lapangan dan tim ambiulance
keluarga serta memberikan nomor telepon pelayanan kesehatan terdekat
PERAN PERAWAT DALAM MANAJEMEN
BENCANA

Respon
Mengevaluasi kebutuhan kesehatan Memahami cara memprioritaskan
masyarakat dan sumber daya yang tersedia perawatan dan mengelola beberapa situasi

Recovery
Berpartisipasi dalam proses recovery
Memahami proses transpotasi korban
pasien, baik fisik atau psikologis
PENDIDIKAN KESEHATAN
PENANGGULANGAN KEGAWATAN PADA
ORANG AWAM

• Mengetahui cara untuk meminta tolong (call 118)


• Mengetahui cara resusitasi ja ntung paru
• \mengetahui cara menghentikan perdarahan
• Mengetahui cara pemasaangan pembalut atau bidai
• Mengelola cara transpotasi yang baik  fiksasi dan monitor kesadaran, pernafasan, denyut nadi
EBN TERKAIT MANAJMENEN BENCANA

• PERANCANGAN ANIMASI SERIAL EDUKASI BENCANA UNTUKANAK KELAS 1-3 SD DENGAN STUDI KASUS
TSUNAMI oleh Gadis Febriani
• Keterlibatan Penyandang Disabilitas dalam Penanggulangan Bencana (Persons with Disabilities
Involvement on Disaster Prevention) oleh Ratih Probosiwi (2013)
• Penerapan tabletop disaster excercise upaya meningkatkan kesiapsagaan bencana pada mahasiswa
keperawatan : literatur review oleh Yuislani, A, et al. (
DAFTAR NPUSTAKA

• Addiarto, W & Wahyusari, S. (2018). Strategi Terkini Simulasi Bencana Dengan Media Tabletop Disaster
Exercise (TDE). Malang: Unidha press
• Addiarto, W & Yunita, R. (2019). Manajemen bencana dan strategi membentuk kampus siaga bencana
dari perspektif keperawatan. Sulawesi Selatan: yayasan ahmar cendikia Indonesia
• Pangaribuan, R. (2019). Keperawatan Kegawatdaruratan dan Manajemen Bencana. Jakarta : Trans Info
Media.

Anda mungkin juga menyukai