Oleh :
SAMARINDA
2020
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
SAMARINDA
2020
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah karya sendiri dan bukan
merupakan jiplakan atau tiruan dari karya tulis ilmiah orang lain untuk memperoleh
gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun baik sebagian
maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya akan bersedia menerima sanksi sesuai
MATERAI
Rp 6000
LEMBAR PERSETUJUAN
UNTUK DIUJIKAN
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Telah Diuji
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji
Penguji Anggota
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program StudiD-III Keperawatan
Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M.Kes Ns. Andi Lis AG, M. Kep
NIP. 196508251985032001 NIP. 196803291994022001
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
4. Agama : Kristen
5. Pekerjaan : Mahasiswa/Pelajar
B. Riwayat Pendidikan
1. Tk Bayangkara 2002-2003
sampai sekarang
KATA PENGANTAR
iv
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat, serta nikmat sehat sehingga penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah guna
memenuhi tugas akhir ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Puji Syukur
serta salam selalu tercurahkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada ajarannya. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya
hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang
tua, dosen pembimbing dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
3. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
4. Ns. Andi Lis AG, M,Kep, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan Politeknik
Kalimantan Timur.
Ilmiah.
8. Dan seluruh pihak yang terkait yang tidak mungkin disebut satu persatu dalam
v
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,
saran, serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah tugas
akhir ini. Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita kembalikan semua
urusan dan semoga dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan
ABSTRAK
Salah satu jenis kanker dengan faktor risiko terkait perilaku yang tidak sehat
adalah kanker paru. Di Indonesia kanker paru masih menjadi kanker pembunuh pria
dewasa nomor satu. Kebiasaan merokok masyarakat merupakan faktor yang berperan
paling penting yaitu 85% dari seluruh kasus. Kemoterapi merupakan salah satu
modalitas terapi yang sering digunakan dalam penanganan kanker paru. Penelitian ini
vi
bertujuan untuk mempelajari dan memahami secara mendalam mengenai asuhan
temukan pada klien 1 yaitu nyeri akut, defisit nutrisi, dan diare, sedangkan pada klien
2 ditemukan masalah nyeri akut, gangguan pola tidur, dan pola napas tidak efektif.
Dari hasil literature review yang di temukan maka penulis menyimpulkan terdapat
ini sangat di perlukan untuk penanganan pada pasien ca paru yang sedang atau telah
menjalani kemoterapi. Diperlukan juga adanya kerjasama tim kesehatan, klien, dan
keluarga.
vii
DAFTAR ISI
D. Manfaat............................................................................................................5
1. Definisi............................................................................................................6
4. Patofisiologi...................................................................................................11
5. Manisfestasi Klinis........................................................................................13
6. Diagnosis.......................................................................................................13
7. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................16
8. Penatalaksanaan.............................................................................................18
9. Konsep Kemoterapi.......................................................................................21
1. Pengertian......................................................................................................26
3. Pathway..........................................................................................................27
1. Pengkajian Keperawatan................................................................................27
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................................34
3. Intervensi Keperawatan.................................................................................34
4. Implementasi..................................................................................................34
5. Evaluasi..........................................................................................................35
B. Subyek penelitian...........................................................................................37
ix
D. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................39
E. Prosedur penelitian........................................................................................39
G. Keabsahan data..............................................................................................40
H. Analisis data...................................................................................................41
A. Hasil...............................................................................................................43
B. Pembahasan....................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................86
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 hasil anamnesis klien 1 dan klien 2 dengan ca paru ............................. 59
Tabel 4.2 observasi dan pemeriksaan fisik klien 1 dan klien 2 dengan ca paru .... 62
Tabel 4.3 hasil pemeriksaan penunjang klien 1 dan klien 2 dengan ca paru ....... 70
Tabel 4.4 hasil penatalaksaan terapi klien 1 dan klien 2 dengan ca paru ............ 70
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi
Lampiran 2 Laporan Dinas Asuhan Keperawatan
Lampiran 3 Literature Review Kasus 1
Lampiran 4 Literature Review Kasus 2
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakteristik dan pola hidup masyarakat yang tidak sehat saat ini Salah
satu jenis kanker dengan faktor risiko terkait perilaku yang tidak sehat
sekitar 1,8 juta jiwa di dunia meninggal akibat kanker paru sepanjang
merupakan faktor yang berperan paling penting yaitu 85% dari seluruh
kasus. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia, jumlah
batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan
pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap rokok dari
1
2
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi
Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah
kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali
keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar terkena penyakit ini.
tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat menjadi risiko
empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru. Kanker paru
yang merupakan metastase dari organ lain adalah kanker paru sekunder.
kanker paru stadium akhir. Di bagian organ paru, sel kanker terus
bersifat imortal dan bisa menghancurkan sel yang sehat supaya tidak
berfungsi. Paru- paru itu adalah organ bagi sel kanker atau tempat
kecil (KPKBSK), terdiri dari berbagai jenis, antara lain adalah karsinoma
terjadi perdarahan, contohnya pada gusi sehabis sikat gigi, sariawan, nafsu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kemoterapi.
2. Tujuan Khusus
kemoterapi.
kemoterapi.
kemoterapi.
D. Manfaat
1. Bagi peneliti
1. Definisi
keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) Dalam pengertian klinik
yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang
mencapai hingga 13 persen dari semua diagnosis kanker. Selain itu, kanker
paru juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-
laki.
baru pada tahun 2007 dan 160.390 kematian akibat kanker paru.
kasus dari semua jenis kanker yang didiagnosa. Data registrasi kanker
7
trakea, bronkus dan paru merupakan keganasan terbanyak kedua pada pria
dada bagian atas, bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan
bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru terdiri
dari dua bagian yang dipisahkan oleh mediastinum yang berisi jantung
dada. Tekanan pada ruangan antara paru-paru dan dinding dada berada
kanker paru belum diketahui, tapi merokok dan paparan atau inhalasi
a. Merokok
oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari,
b. Perokok pasif
yang tidak merokok, tetapi mengisap asap rokok dari orang lain, risiko
c. Polusi udara
masyarakat umum.
e. Genetik
f. Penyakit paru
penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai enam kali lebih
bagian organ paru, sel kanker terus berkembang dan bisa mematikan
menghancurkan sel yang sehat supaya tidak berfungsi. Paru- paru itu
adalah end organ bagi sel kanker atau tempat berakhirnya sel kanker,
11
lain- lain.
4. Patofisiologi
dan sekunder. Primer yaitu berasal dari merokok, asap pabrik, zat
karsinogen, dll dan sekunder berasal dari metastase organ lain, Etiologi
cilia hilang. Fungsi dari cilia ini adalah menggerakkan lendir yang
akan menangkap kotoran kecil agar keluar dari paru-paru. Jika silia
besar. Setiap lokasi memiliki tanda dan gejala khas masing masing.
Kusuma, 2015).
stadium akhir. Di bagian organ paru, sel kanker terus berkembang dan
bisa mematikan sel imunologi. Artinya, sel kanker bersifat imortal dan
itu adalah end organ bagi sel kanker atau tempat berakhirnya sel
5. Manisfestasi Klinis
Tanda dan Gejala Tanda dan Gejala Tanda dan Gejala Tanda dan Gejala
1. Nafas dangkal 1. Batuk 1. SIADH 1. Batuk
2. Batuk
2. Dyspnea 2. Sindrom berkepanjangan
3. Penurunan nafsu
3. Nyeri dada chusing 2. Nyeri dada
makan
saat
4. Trosseau Syndrome 4. Atelektasis 3. Hiperkalsemia
menghirup
5. Pneumonia 4. Batuk
postobstruktif 3. Suara serak
5. Stridor
6. Mengi 4. Sesak napas
6. Nafas dangkal
7. Hemoptisis 7. Sesak nafas
8. Anemia
Sumber: Tan, 2017
6. Diagnosis
a. Anamnesis
napas, atau nyeri dada (gejala respirasi) yang muncul lama atau
b. Pemeriksaan Fisik
tulang.
Pada pemeriksaan fisik, tanda yang dapat ditemukan pada kanker paru dapat
kelenjar getah bening (KGB) supraklavikula, leher dan aksila menandakan telah
terjadi penyebaran ke KGB atau tumor di dinding dada, kepala atau lokasi lain
juga menjadi petanda penyebaran. Sesak napas dengan temuan suara napas yang
abnormal pada pemeriksaan fisik yang didapat jika terdapat massa yang besar,
15
efusi pleura atau atelektasis. Venektasi (pelebaran vena) di dinding dada dengan
pada vena kava superior (SVKS). Sindroma Horner sering terjadi pada tumor
yang terletak si apeks (pancoast tumor). Thrombus pada vena ekstremitas ditandai
dengan edema disertai nyeri pada anggota gerak dan gangguan sistem hemostatis
dalam (DVT). Tandatanda patah tulang patologik dapat terjadi pada kanker yang
c. Pemeriksaan penunjang
fungsi ginjal.
7. Pemeriksaan Penunjang
paru;
a. Radiologi
b. Sitologi
c. Bronkoskopi
d. Biopsi Transtorakal
e. Torakoskopi
torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat
8. Penatalaksanaan
kecil (KPKBSK), terdiri dari berbagai jenis, antara lain adalah karsinoma
kemoterapi.
a. Bedah
Terapi utama untuk sebagian besar KPBSK, terutama stadium I-II dan
b. Radioterapi
19
operasi setelah evaluasi bedah thoraks dan pada stadium lokal lanjut
obstruksi).
c. Kemoterapi
adjuvant dapat diberikan pada KPKBSK stadium IIA, IIB dan IIIA.
Pada
jika tampilan umum pasien baik. Kemoterapi adalah sebagai terapi paliatif pada
dilakukan
a. Stadium terbatas
20
kemoterapi. Regimen
b. Stadium lanjut
9. Konsep Kemoterapi
a. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi (juga sering disebut kemo) adalah salah satu tipe terapi
secara cepat. Namun, terapi tersebut juga dapat merusak sel-sel sehat
yang memecah belah secara cepat, seperti sel pada mulut dan usus atau
selsel sehat merupakan efek samping dari terapi ini. Seringkali, efek
1) Kemoterapi kuratif
digunakan seeara
klinis.
2) Kemoterapi adjuvan
3) Kemoterapi neonadjuvan
efektif peluang operasi akan lenyap, maka harus memakai regimen kemoterapi
dengan cukup bukti efektif untuk lesi stadium lanjut. Penelitian mutahir
kanker kepala leher, kanker sel kecil paru, osteosarkoma, mengurangi pelaksanaan
operasi yang membawa kecacatan pada kanker tertentu Oaring, kandung kemih,
4) Kemoterapi paliatif
kualitas
penyakitnya.
5) Kemoterapi investigatif
yang baik, metode observasi dan penilaian yang rinci, dan perlu
practice' (GCP).
berbagai cara:
kanker.
kulit.
1. Pengertian
tanda dan gejala yang tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung
3. Pathway
Bagan 2.1 Patway Ca Paru
Metaplasia, hiperplasia
ke mediastilin
Defisit Nutrisi Kelelahan
Area pleuritik
Intoleransi Aktifitas
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan
lingkungan
(Dermawan, 2012).
a. Pengumpulan Data
pasien tidak ada keluarga, dari keluarga biasanya jika pasien tidak
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
dan lain-lain
zat lainnya
sebelum MRS
lainnya
gejala dirasakan
skala berapah ?
d. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum:
b. Tanda vital:
a. Kepala
31
b. Mata
refleks pipil terhadap cahaya (+/+), kondisi bersih, bulu mata rata
dan hitam
c. Telinga
d. Hidung
bantu pernafasan
e. Mulut
f. Dada
32
dada
g. Abdomen
nafsu makan
h. Urogenital
i. Ekstremitas
nafas Palpasi: akral dingin, tidak ada edema, tugor kuit baik.
berwarna pink
Palpasi : kondisi kulit lembab, CRT <2 detik, dan akral dingin.
k. Keadaan local
33
2. Diagnosa Keperawatan
kehidupan .
3. Intervensi Keperawatan
2018a)(PPNI, 2018b)
4. Implementasi
asuhan keperawatan.
5. Evaluasi
Wardani, 2013):
(Nurhayati, 2011)
a. Masalah teratasi
B. Subyek penelitian
atau sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya. Subyek
kemoterapi merupakan individu dengan kasus yang akan diteliti secara rinci
dan mendalam. Adapun kriteria subyek penelitian yang akan dipilih, sebagai
c) Subyek pasien terdiri dari 2 orang dengan ca paru yang di rawat inap
berlangsung.
1. Kanker Paru
hari perawatan.
E. Prosedur penelitian
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
tubuh pasien.
Kemenkes Kaltim.
G. Keabsahan data
yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpula data dan
yaitu :
1. Triangulasi sumber
2. Triangulasi teknik
3. Triangulasi waktu
40
lebih valid.
H. Analisis data
berasal dari pasien atau keluarga dan data objektif yang berasal dari
Pada bab ini penulis mereview hasil dan pembahasan kasus dari laporan dinas
Balikpapan dan Selanjutnya akan diuraikan hasil dan pembahasan mengenai data
umum data khusus tentang asuhan keperawatan pada klien Ca Paru di ruangan
A. Hasil
1949. Fasilitas yang tersedia antara lain: intalasi rawat jalan, ruang rawat
kemoterapi.
43
43
a. Pengkajian
Pekerjaan Petani -
Riwayat penyakit sekarang Klien masuk rumah sakit Klien menyatakan nyeri
pada tanggal 13 dada dan rencana akan
September 2019 bertujuan mengikuti kemoterapi
untuk melakukan kontrol kedua dan pasien
sesuai jadwal yang telah mengatakan badan lemas
ditentukan sebelumnya,
juga terasa sesak
dikarenakan kondisinya
masih belum kadang-kadang.
memungkinkan untuk
dilakukan kemoterapi
maka dokter
menyarankan klien umtuk
dirawat inap dalam rangka
perbaikan kondisi terlebih
dahulu, sehingga pasien
dirawat diruang
Flamboyan B selama tiga
hari. Setelah menjalani
perawatan selama waktu
44
tersebut, pasien
diperbolehkan
menjalankan kemoterapi
pada tanggal 16
September 2019.
Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan pernah klien pernah dirawat
dirawat di rumah sakit dirumah sakit sebulan
pada tanggal 9 Agustus yang lalu dengan
2019, dengan diagnose Ca diagnose Ca Paru.
Paru. Tidak ada riwayat
penyakit kronik dan
menular, tidak ada riwayat
operasi sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan tidak Keluarga mengatakan
ada riwayat penyakit Ca tidak ada riwayat
Paru dalam keluarga penyakit Ca Paru dalam
keluarga
1 dan klien 2 ditemukan ada persamaan yaitu nyeri. Pada klien 1 nyeri
kooperatif, dan tidak ada gangguan konsep diri. Pada klien 2, ekspresi
diri.
E4M6V5
3. Tanda-tanda vital TD : 182/90 mmHg TD :83/55 mmHg
N : 96 x/menit N : 110 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
S : 36,30C S : 36 oC
4. Kenyamanan/nyeri P: klien mengatakan nyeri P : klien mengatakan
Q: klien mengatakana nyeri akibat ca paru Q
nyeri seperti ditekan : nyeri tumpul R :
R:klien mengatakan nyeri klien mengatakan
pada punggung sampai nyeri pada daerah dada
ketengkuk belakang S : klien mengatakan
S: klien mengatakan skala skala nyeri 4
nyeri 3 T : nyeri hilang timbul
T: nyeri terasa hilang
timbul
d. Rongga Mulut Bibir warna merah muda, Bibir warna hitam, lidah
mukosa lembab, letak warna merah muda,
uvula simetris ditengah mukosa lembab, ukuran
tonsil normal, letak uvula
simetris ditengah
Perkusi :
Sonor, batas paru hepar
ICS 6 dekstra
Auskultasi :
Suara nafas vesikuler,
suara ucapan jelas, tidak
ada pelo, tidak sesak.
9. Pemeriksaan jantung : a. Keluhan nyeri dada a. Keluhan nyeri dada
Sistem Kardiovaskuler tidak ada. tidak ada.
b. Inspeksi b. Auskultasi
CRT < 3 detik dan - BJ II Aorta :
Tidak ada sianosis normal - BJ II Pulmonal
c. Palpasi : normal
Ictus cordis teraba - BJ I Trikuspid :
dalam terdapat pada ICS normal
4 sebelah kiri. Tidak ada - BJ I Mitral :
masalah keperawatan. normal
- Tidak ada bunyi
jantung tambahan Tidak
ada masalah
keperawatan
10. Pemeriksaan Sistem BB: 41 kg BAB dua kali sehari,
Pencernaan dan Status TB: 162 cm konsistensi lunak, nafsu
Nutrisi IMT: 19 kg/m2 makan menurun dan porsi
Kategori: mal nutrisi makan tidak habis.
Terjadi penurunan berat
badan 6kg sampai
10kg dan asupan makan
berkurang karena tidak
nafsu makan. BAB tiga
kali sehari,
Sendiri, konsistensi cair,
nafsu makan menurun ,
porsi makan tidak habis
(setengah porsi rumah
sakit), merasakan mual
dan muntah.
Luka operasi
Abdomen Tidak ada Luka operasi
Auskultasi Tidak ada
Peristaltik Auskultasi
17 Peristaltik 8
kali/menit. kali/menit.
Palpasi Palpasi
49
16. Keamanan Lingkungan Total skor penilaian Total skor penilaian risiko
risiko pasien jatuh pasien jatuh dengan skala
dengan skala morse morse adalah 30.
adalah 35
17. Personal hygiene Mandi, keramas, ganti Mandi dan sikat gigi dua
baju, dan sikat gigi dua kali sehari, keramas dang
kali sehari. Klien anti baju sekkali sehari.
merokok, tidak minum Klien memotong kuku
alcohol. seminggu sekali, merokok,
dan tidak minum alcohol.
yaitu rasa nyeri tersebut hilang timbul. Pada klien 1 nyeri dirasa pada
klien 2 merasa nyeri pada daerah dada dengan skala nyeri empat.
terlihat kusam dan tidak ada kelainan pada rambut. Pada klien 1 warna
52
rambut putih dan tidak mudah patah, sedangkan pada klien 2 hanya
Data pemeriksaan mata klien 1 dan klien 2 sama yaitu sklera putih,
jernih,refleks cahaya positif, pupil isokor, tidak ada kelainan pada mata.
Begitu juga pada hidung klien 1 dan 2 sama - sama memiliki posisi
septum nasi di tengah, penciuman tajam, dan tidak ada kelainan pada
hidung.
dan letak uvula yang simetris di tengah. Pada klien 1 warna bibie
merah muda, sedangkan pada klien 2 warna bibir hitam. Pada daun
telinga klien 1 utuh dan tidak ada lesi, pada klien 2 daun telinga
sedang, kanalis telinga tidak ada lesi. Pada pemeriksaan leher data klien
1 dan klien 2 sama, yaitu : kelenjar getah bening dan tiroid tidak teraba,
persamaan dalam bentuk dada yang simetris. Pada klien 1 irama napas
teratur, pernapasan cuping hidung tidak ada , otot bantu napas tidak
ada, dan klien tidak menggunakan alat bantu napas. Pada klien 2, irama
pemeriksaan tangan kanan, tangan kiri, kaki kanan, dan kaki kiri
ekstremitas, tidak ada kelainan tulang belakang, tidak ada faktur, tidak
ada traksi/ spalk/ gips, tidak ada kompartemen syndrome. Pada klien 1
30 (sedang).
1, saat dirumah sakit klien 1 mandi, keramas, ganti baju, dan sikat gigi
pada klien 2 didapatkan data bahwa klien mandi dan sikat gigi dua kali
Pemeriksaan
Penunjang Klien 1 Klien 2
yaitu 1,38 mmol/L, dan nilai Kalium rendah yaitu 2,8 mmol/L.
Klien 2
Klien 1
6. Cisplatin + Ns 500cc
Tabel 4.5 Analisa Data Pada Klien 1 dengan Ca Paru di ruang kemoterapi
Masalah
No
Data Etiologi Keperawata
.
n
1. Data Subjektif Agen pencedra Nyeri akut
Klien mengatakan fisiologis.
- Nyeri punggung sampai
ke tengkuk belakang
- Nyeri seperti ditekan
- Nyeri hilang timbul
- Skala nyeri tiga Data
Obyektif:
- Pasien tampak gelisah
- Tekanan darah
meningkat
- Frekuensi nadi
meningkat
- KU : compos mentis -
TTV:
TD: 182/90 mmHg
N: 96x/menit
S: 36,30C
RR: 20x/menit
55
Tabel 4.6 Analisa Data Pada Klien 2 dengan Ca Paru di ruang kemoterapi
Masalah
No. Data Etiologi Keperawatan
Data Subjektif : Agen pencedera Nyeri akut
Klien mengatakan fisiologis
- Nyeri bagian dada
dengan skala empat
- Nyeri tumpul
- Nyeri hilang timbul
Data Objektif :
- Klien terlihat
1. meringis
- Klien
bersikap
protektif
- TTV :
TD : 89/60 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,60C
R : 20 x/menit
56
b. Diagnosa Keperawatan
Klien 1 Klien 2
fisiologis, pola nafas tidak efektif b.d penyakit kronis, dan gangguan
dengan Ca Paru
d. Pelaksanaan
Waktu
Pelaksana Tindakan Keperawatan Evaluasi
an
59
Senin, 16
September
2019
Melakukan pengkajian DS:
Pukul 1.2 Memonitor KU dan TTV klien -
21.30 wita DO:
1) TTV:
TD: 182/90 mmHg
N: 90 x/menit
S: 36,3 0C
RR: 20x/menit
2) KU : komposmentis
DS
1) Klien mengatakan merasa lebih
baik
1.3 Mengajarkan teknik relaksasi
2) Klien mengatakan nyeri sedikit
nafas dalam
berkurang DO:
1) Klien tampak lebih nyaman
Pukul
21.48 wita
DS :
1.4 Menganjurkan klien untuk 1) Klien mengatakan akan
mengontrol aktifitasnya mengikuti anjuran perawat
DO:
1) Klien tampak menerapkan
anjuran perawat
2) Klien tampak mengontrol
aktivitasnya
60
Selasa, 17
September 3.1 Mengkaji factor penyebab diare Ds:
2019 . 1) Klien mengatakan perut merasa
05.30 wita melilit
2) Klien mengatakan BAB tiga kali
dalam kurang 24 jam
3) Klien mengatakan BAB cair DO:
1) Klien tampak lemas
2) BAB lebih dari tiga kali
3) Peristaltic usus meningkat
DS
-
1.2 Memonitor KU dan TTV klien
DO
05.48 wita 1) KU komposmentis 2)
TTV :
TD 130/70mmHg
N 82 x/menit
R 20x/menit
S 36,1 0 C
DS
1) Klien mengatakan BAB masih
3.3 Kolaborasi pemberian obat cair
07.10 wita sesuai indikasi DO
1) Klien BAB lebih dari tiga kali
2) Klien tampak lemas
61
DS
2.3 Menganjurkan pasien untuk 1) Klien mengatakan akan
menghindari makanan yang mengikuti anjuran perawat
mengandung gas DO
1) Klien tampak menerapkan
anjuran perawat
DS
2.2 Menganjurkan klien memakan 1) Klien mengatakan akan makan
makanan selagi masih hangat makanan selagi masih hangat
DO
07.25 wita
1) Klien makan ½ porsi makan
2)
Rabu, 18
September
2019
07.10 wita 3.3 Kolaborasi pemberian obat DS
sesuai indikasai 1) Klien mengatakan BAB sudah
tidak cair
DO
1) Klien tampak tenang
Hari/Tang
No. Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
gal/Jam
1. Kamis ,31
Oktober 1.2 Memonitoring tanda – DS:
2019 tanda vital -
12.00 wita DO:
1) TTV:
TD: 170/90 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36,5 0C
RR: 20x/menit DS:
13.00 wita 1.1 Mengkaji nyeri secara 1) Klien mengatakan nyeri
komprehensif punggung sampai ke tengkuk
14.00 wita 1.3 Anjurkan klien untuk belakang
teknik relaksasi nafas 2) Klien mengatakan nyeri seperti
dalam ditekan
3) Klien mengatakan nyeri holing
timbul
4) Skala nyeri 4 DO:
1) Klien tampak gelisah
2) Tekanan darah meningkat
3) Frekuensi nadi meningkat
Jum’at, 1 4) KU : komposmetis
2.4 Pemberian Oksigen
November
2019
2.2 Mengatur posisi klien
09.00 wita yang nyaman
Visite keperawatan
12.00 wita 2.1 Mengobservasi TTV
2.3 Mengajarkan klienuntuk
teknik relaksasi nafas
dalam
1.1 Mengkaji nyeri 3.1
Mengkaji gangguan
14.00 wita pola tidur
Hari/Tang
No. Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
gal/Jam
63
e. Evaluasi
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S: 36.3 0C A:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8
jam maka “masalah teratasi” dengan kriteria data yang
ada
P:
Pertahankan Intervensi
1.2 monitor KU dan TTV
S:
Rabu 18 1) Klien mengakatan mual
Defisit Nutrisi sudah berkurang
September
b.d kurangnya
2019 2) Klien mengatakan nafsu
asupan
makan sudah meningkat
makanan
3) Klien mengatakan makan-
makananyang telah disediakan O:
1) Klien tampak menghabiskan ½ porsi makan yang
disediakan
2) Tidak ada mual
3) Klien tampak tenang
A:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
jam maka “masalah teratasi” dengan kriteria data
yang ada
P:
Hentikan Intervensi
- Klien KRS (Pulang)
Rabu, 18
September Diare b.d S:
2019 Program 1) Klien mengatakan BAB sudah tidak cair lagi
Pengobatan 2) Klien mengatakan perut sudah tidak melilit lagi
(Kemoterapi) 3) Klien mengatakan BAB 2x sudah tidak cair
O:
Klien tampak tenang A:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
jam maka “Masalah teratasi sebagaian” dengan
kriteria data yang ada.
P:
Hentikan Intervensi
- Klien KRS (Pulang)
(Sumber : laporan dinas Sulistiyawati).
nutrisi teratasi pada tanggal 18 September 2019, dan diare sebagian teratasi
Diagnosa
No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
1. Sabtu, 2 Nyeri akut b.d agen S :
November cedera fisiologis 1) Klien mengatakan nyeri daerah
2019 dada berkurang menjadi skala 2 O :
1) Klien tampak tenang
2) Klien tidak gelisah 3)
TTV :
TD : 100/60 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,6 0C
A : Masalah nyeri teratasi
P : Hentikan intervensi
2. Sabtu, 2 Pola nafas tidak efektif S :
November b.d penyakit kronis 1) Klien mengatakan sesak
2019 berkurang O :
1) Tidak ada bunyi nafas tambahan
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
nafas tidak efektif teratasi pada tanggal 2 November 2019, gangguan pola
B. Pembahasan
Djatiwibowo Balikpapan.
dan evaluasi.
1. Pengkajian
2017.
apa yang bisa mengurangi rasa nyeri. Menurut penulis hal tersebut
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, refleks pupil
sesuai dengan teori. Ditandai dengan mukosa lembab dan letak uvula
yang simetris di tengah, lidah berwarna merah muda, dan daun telinga
2. Diagnosa Keperawatan
mencapai kesehatan yang optimal (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
tersebut adalah:
1) Nyeri akut
klien yaitu skala nyeri 3 pada klien 1 dan skala nyeri 4 pada klien
2) Defisit nutrisi
upaya napas.
berubah.
1) Diare
dan data obyektif meliputi BAB cair, BAB lebih dari tiga kali
dalam 24 jam.
data objektif adalah defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam,
100 persen.
tidak puas tidur, pola tidur berubah, dan istirahat tidak cukup.
3. Perencanaan
keperawatan.
1) Nyeri akut
yang telah disusun pada klien 1 dan klien 2 belum sesuai dengan
peneliti.
Keperawatan
Indonesia).
2) Diare
hasil: klien terkontrol bab dalam 24 jam, frekuensi bab menjadi 1-2
75
kali dalam 24 jam, bab tidak cair, dan tidak terjadi peningkatan
bising usus.
yang telah disusun pada klien 1 belum sesuai dengan SIKI (Standar
gangguan pola tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil pola tidur
pada diagnosa gangguan pola tidur yang telah disusun pada klien
kolaborasi.
tindakan pada pola napas tidak efektif yang telah disusun pada
klien
kolaborasi.
5) Defisit nutrisi
4. Pelaksanaan
kesehatan.
Implementasi yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 dibagi dalam
bias berkembang dengan melihat situasi yang ada.. Pada tujuan dan
kriteria hasil dari empat tujuan hanya satu yang tampak hasil yaitu BAB
tidak cair.
peneliti telah sesuai dengan perencanaan. Tujuan dan kriteria hasil yang
78
porsi makan. Pada tujuan keempat tidak tampak karena peneliti tidak
November 2019.
perencanaan, tetapi tujuan dan kriteria hasil belum tampak karena tidak
tercantum.
5. Evaluasi Keperawatan
kesehatan lainnya.
nyeri berkurang, skala nyeri 2, klien tampak tenang, dan ttv dalam batas
normal.
hasil yang tidak terpenuhi yaitu tidak terjadi penurunan berat badan
2019 ditandai dengan klien mengatakan BAB sudah tidak cair lagi,
perut sudah tidak melilit, BAB 2 kali tidak cair, dan klien tampak
tenang.
nyeri berkurang, skala nyeri 2, klien tampak tenang, dan klien tidak
gelisah.
Pada diagnosa pola nafas tidak efektif masalah teratasi pada tanggal 2
tidak ada bunyi napas tambahan, tidak ada penggunaan otot bantu
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada
80
sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Ca Paru di ruang kemoterapi terdapat satu masalah yang sama dari kedua
klien yaitu keluhan nyeri akut. Terdapat pula beberapa keluhan atau
masalah yang berbeda dari kedua klien. Keluhan yang hanya muncul dari
klien 1 yaitu rasa mual dan muntah, nafsu makan menurun, penurunan
berat badan, serta rasa lemas. Sedangkan keluhan yang hanya muncul pada
klien 2 yaitu keluhan sesak napas, gelisah, dan tidak bisa tidur.
2. Diagnosa keperawatan
nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis, diare b/d program pengobatan,
defisit nutrisi b/d kurangnya asupan makanan, pola napas tidak efektif b/d
penyakit kronis, dan gangguan pola tidur b/d kurangnya control tidur.
3. Perencanaan
berdasarkan kriteria tanda dan gejala mayor, minor dan kondisi pasien saat
4. Pelaksanaan tindakan
intervensi yang sudah di buat, sesuai dengan kebutuhan kedua klien dengan
penanganan diare.
5. Evaluasi Keperawatan
klien 1 dan klien 2 selama 3 hari perawatan oleh peneliti dan dibuat dalam
B. Saran
1. Bagi Penulis
Selain itu, penulis juga harus melakukan pengkajian dengan tepat agar
pada
klien.
keperawatan pada klien dengan Ca Paru dan juga memacu pada penulis
DAFTAR PUSTAKA
Burkitt, H.G., Quick, C.R.G., and Reed, J. B. (2007). In: Essential Surgery
Problems, Diagnosis, & Management . (4th ed.). London: Elsevier Ltd.
Eylin. (2009). Karakteristik Pasien dan Diagnosis Histologi Pada Kasus Ca Paru
Berdasarkan Data Registasi di Departemen Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran UI RSUP Cipto Mangunkusumo.
83
Guyton. (2007). 'The Lung', in Schmit, W., Gruliow, R., Texbook of Medical
Phsysicologi, 11th ed, Elsevier Saunders, Philadelphia.
Jong, S. & de. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Potter, P., & Perry, A. (2014). Fundamentals of Nursing (7th ed.). Philadelphia:
Elsevier Ltd.
Purba & Wibisono. (2015). Pola Klinis Kanker Paru di RSUP dr. Kariadi
Semarang Periode Juli 2014.
Sari dan Purwoko. (2015). Perbedaan Nilai Arus Puncak Exspirasi Sebelum dan
Sesudah Pelatihan Senam Lansia Menpora pada Kelompok Lansi ,
Kemuning, Bnyumanik, Semarang.
Setiadi. (2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan.
Yogyakarta: Graha ilmu.
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brurner &
Suddarath (8th ed.). Jakarta: EGC.