Anda di halaman 1dari 209

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KEMOTERAPI DENGAN


CA COLON YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

Oleh :
NAMA : WIDYA HARTATI
NIM : P07220117078

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2020
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KEMOTERAPI DENGAN


CA COLON YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) Pada


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Oleh :

NAMA : WIDYA HARTATI


NIM : P07220117078

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2020

i
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan

bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi

manapun baik sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya

bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Balikpapan, 08 Mei 2020


Yang menyatakan
Materai Rp 6000

Nama. Widya Hartati


NIM. P07220117078

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJIKAN


TANGGAL, 08 Mei 2020

Oleh

Pembimbing

Nurhayati,S.ST, M.Pd NIDN. 4024016801

Pembimbing Pendamping

Rahmawati Shoufiah, S.ST.,M.Pd


NIDN. 4020027901

Mengetahui,

Ketua Program Studi D-III Keperawatan

Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim

Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep


NIP. 196803291994022001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kemoterapi Dengan Ca

Colon

Telah diuji

Pada tanggal 12 Mei 2020

PANITIA PENGUJI

Ketua Penguji :
Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep.,Sp.Kep.Mat()
NIDN. 4013106302

Penguji Anggota :
1. Nurhayati,S.ST, M.Pd NIDN. 4024016801
(………………………………)

2. Rahmawati Shoufiah, S.ST.,M.Pd (………………………………)


NIDN. 4020027901

Mengetahui,
Ketua Jurusan KeperawatanKetua Program Studi D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan TimurPoltekkes

Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes. Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep
NIP. 19650825198503200 NIP. 196803291994022

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Diri

1. Nama : Widya Hartati

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan. 08 April 1999

4. Agama : Islam

5. Pekerjaan : Mahasiswa

6. Alamat : Jl. Banjar Gang Kates 1 Manggar Baru

B. Riwayat Pendidikan

1. TK. Kartika Balikpapan Timur tahun 2005-2006

2. SDN 001 Balikpapan tahun 2006-2011

3. SMPN 19 Balikpapan tahun 2011-2014

4. SMAN 7 Balikpapan 2014-2017

5. Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim tahun 2017

sampai sekarang

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kemoterapi Dengan Ca

Colon”.

Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk

menyusun Karya Tulis Ilmiah yang ditekankan pada aspek Asuhan Keperawatan

Pada Ca Colon Poltekkes Kemenkes Kaltim dan untuk memperoleh gelar Ahli

madya keperawatan.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. H.Supriadi B, S.Kp.,M.Kep, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

3. Ns. Andi Lis Aming G, M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

4. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep.,Sp.Kep.Mat, selaku Penanggung Jawab

Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

vi
5. Nurhayati, S.ST.,M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan

bimbingannya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan

baik.

6. Rahmawati Shoufiah, S.ST.,M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingannya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

terselesaikan dengan baik.

7. Jamaluddin dan Sri Irmayani selaku orang tua saya yang selalu mendo’akan

tanpa henti, mendukung serta memberikan semangat dan motivasi sehingga

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Rifqi Fauzan, Alfi Hidayat dan Aqila Azzahwa yang selalu memberikan saya

semangat dalam menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman angkatan ke-6 Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan yang

selalu mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,

saran, serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Balikpapan, 07 Januari 2020

Penulis

Widya Hartati

vii
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KEMOTERAPI DENGAN


CA COLON

Kanker kolon menyerang bagian usus besar, yakni bagian akhir dari sistem
pencernaan. Insiden kanker kolorektal di seluruh dunia menempati urutan ketiga
1360 dari 100.000 penduduk 9,7%, keseluruhan laki-laki dan perempuan
menduduki peringkat keempat penyebab kematian 694 dari 100.000 penduduk
8,5%, jika tidak ditangani dapat mengakibatkan komplikasi penyumbatan usus
besar dan tindakan penanganan berupa pembedahan serta kemoterapi. Penelitian
ini bertujuan mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan ca
colon.
Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan
asuhan keperawatan pada dua kasus pasien dengan ca colon. Instrumen
pengambilan data menggunakan format keperawatan medikal bedah melalui
proses keperawatan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Analisa dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi dikaitkan dengan
konsep teori. Teknik pengumpulan data menggunakan studi literature.

Hasil analisa data pengkajian kedua kasus ca colon didapatkan masalah


yang sama, gangguan pola tidur. Pada kedua pasien ditemukan 3 masalah
keperawatan yang sudah sesuai SDKI. Rencana keperawatan belum menggunakan
SIKI dan SLKI. Pelaksanaan keperawatan kedua pasien sesuai dengan
perencanaan yang disusun. Terjadi peningkatan status kesehatan pada pasien 1
yaitu teratasinya 3 masalah keperawatan. Sedangkan pasien 2 peningkatan status
kesehatan yaitu teratasinya 2 masalah keperawatan gangguan pola tidur dan resiko
infeksi.

Dapat disimpulkan bahwa data pasien ditemukan adanya kesenjangan dan


kurangnya penggalian terhadap keluhan pasien sehingga masih terdapat data
kurang menunjang. Kedepannya diharapkan agar dalam melakukan pengkajian
secara menyeluruh dengan tepat dan akurat. Serta dalam pengolahan data lebih
teliti lagi agar asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan baik sesuai kebutuhan
pasien.

Kata Kunci : Ca Colon, Kemoterapi, Asuhan Keperawatan

viii
ABSTRACT

NURSING CARE IN CHEMOTHERAPY PATIENTS WITH


CA COLON

Colon cancer attacks the large intestine, which is the final part of the
digestive system. The incidence of colorectal cancer worldwide ranks third in
1360 out of 100,000 population of 9.7%, overall men and women are ranked
fourth cause of death 694 out of 100,000 population of 8.5%, if left untreated can
lead to complications of the large intestine and action treatment in the form of
surgery and chemotherapy. This study aims to obtain an overview of nursing care
in patients with ca colon.

This study uses amethod literature review with a nursing care approach in
two cases of patients with ca colon. The data collection instruments used the
surgical medical nursing format through the nursing process of assessment,
nursing diagnoses, planning, implementation and evaluation. Analysis was carried
out according to the inclusion criteria linked to the concept of the theory. Data
collection techniques using studies literature.

The results of the analysis of the data assessment of the two cases of ca
colon found the same problem, disturbed sleep patterns. In both patients 3 nursing
problems were found to be in accordance with the SDKI. The nursing plan has not
used SIKI and SLKI. The implementation of the nursing of both patients in
accordance with the plans arranged. An increase in health status in patient 1 is the
top 3 nursing problems. Whereas patient 2 improved health status, namely topping
up 2 nursing problems, sleep disturbance and risk of infection.

It can be concluded that the patient data is found to be gaps and lack of
excavation of patient complaints so that there are still unsupportive data. In the
future, it is expected that in conducting a thorough and accurate assessment. And
the data processing is more thorough so that nursing care can be carried out
properly according to patient needs.

Keywords: Ca Colon, Chemotherapy, Nursing Care

ix
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan


SURAT PERNYATAAN...............................................................................................ii

SURAT PERSETUJUAN.............................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................iv

KATA PENGANTAR...................................................................................................vi

ABSTRAK..................................................................................................................viii

ABSTRACT..................................................................................................................ix

DAFTAR ISI..................................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xiii

DAFTAR BAGAN......................................................................................................xiv

DAFTAR TABEL........................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................8

C. Tujuan Penelitian..................................................................................................8

1. Tujuan Umum................................................................................................8

2. Tujuan Khusus................................................................................................8

D. Manfaat.................................................................................................................9

1. Bagi peneliti...................................................................................................9

2. Bagi tempat penelitian...................................................................................9

3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan.........................................................9

x
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................11

A. Konsep Dasar Penyakit.......................................................................................11

1. Definisi.........................................................................................................11

2. Anatomi Fisiologi.........................................................................................11

3. Etiologi.........................................................................................................14

4. Patofisiologi.................................................................................................15

5. Pathway Ca Colon.......................................................................................18

6. Manisfestasi Klinis........................................................................................20

7. Klasifikasi.....................................................................................................20

8. Pemeriksaan penunjang...............................................................................24

9. Penatalaksanaan..........................................................................................28

10. Konsep Kemoterapi......................................................................................29

11. Komplikasi....................................................................................................35

B. Konsep Masalah Keperawatan............................................................................36

1. Pengertian Masalah Keperawatan...............................................................36

2. Kriteria Mayor dan Minor............................................................................37

3. Faktor yang Berhubungan............................................................................37

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................................................43

1. Pengkajian Keperawatan.............................................................................43

2. Diagnosa Keperawatan................................................................................49

3. Intervensi Keperawatan...............................................................................50

4. Implementasi...............................................................................................56

x
i
DAFTAR ISI
5. Evaluasi........................................................................................................57

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................58

A. Pendekatan / Desain penelitian...........................................................................58

B. Subjek penelitian.................................................................................................58

C. Definisi Operasional...........................................................................................59

D. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................................59

E. Prosedur penelitian..............................................................................................60

F. Metode dan instrumen pengumpulan Data..........................................................61

G. Keabsahan data...................................................................................................61

H. Analisis data........................................................................................................61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................62

A. Hasil....................................................................................................................62

B. Pembahasan........................................................................................................89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................110

A. KESIMPULAN.................................................................................................110

B. SARAN.............................................................................................................123

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................113

x
ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Ca Colon....................................................................12

Gambar 2.2 (contoh penyebaran stadium ca colon)....................................................24

xii
i
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway Ca Colon................................................................................. 18

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penilaian Tumor Primer (T) Pada Ca Colon...............................................21

Tabel 2.2 Penilaian Penyebaran Kelenjar Getah Bening (N.......................................22

Tabel 2.3 Penilaian Metastasis Jauh (M) Pada Ca Colon...........................................22

Tabel 2.4 Stadium Ca Colon.......................................................................................23

Tabel 4.1 Hasil Review Anamnesis Pasien dengan Ca Colon....................................65

Tabel 4.2 Hasil Review Pemeriksaan Fisik Pasien dengan Ca Colon........................69

Tabel 4.3 Hasil Review Pemeriksaan Penunjang Pasien dengan Ca Colon...............75

Tabel 4.4 Hasil Penatalaksanaan Terapi Pasien dengan Ca Colon.............................76

Table 4.5 Diagnosa Keperawatan Pasien Ca Colon....................................................77

Tabel 4.6 Perencanaan Pasien dengan Ca Colon........................................................79

Tabel 4.7 Implementasi keperawatan Pasien 1 dengan Ca Colon..............................82

Tabel 4.8 Implementasi keperawatan Pasien 2 dengan Ca Colon..............................84

Tabel 4.9 Evaluasi asuhan keperawatan Pasien 1 Ca Colon.......................................87

Tabel 4.10 Evaluasi asuhan keperawatan Pasien 2 dengan Ca Colon........................88

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi

Lampiran 2 Format Pengkajian Keperawatan

Lampiran 3 Format Analisa Data

Lampiran 4 Format Perencanaan Keperawatan

Lampiran 5 Format Tindakan Keperawatan

Lampiran 6 Format Evaluasi Keperawatan

Lampiran 7 Dokumentasi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan dan

mendukung berjalannya aktivitas secara optimal. Kesehatan diartikan

sebagai kondisi fisik,mental dan sosial yang terbebas dari gangguan

penyakit sehingga aktivitas yang berjalan di dalamnya dapat terjadi secara

optimal. Untuk mencapai standar kesehatan yang baik maka diperlukan

adanya proses pengelolaan lingkungan sekitar dan aktivitas harian yang

tercermin dalam gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat merupakan gaya hidup

masyarakat yang menjunjung tinggi aspek-aspek kesehatan seperti

pengelolaan kebersihan dan kesehatan lingkungan, menjaga kebugaran fisik

dan psikis dan pemberian asupan nutrisi yang cukup, sehingga tercapai

standar kesehatan yang baik (Susanti & Kholisoh, 2018).

Perubahan gaya hidup dan pola makan mempengaruhi terjadinya

kanker kolorektal (Astuti, Rafli, & Zeffira, 2019). Kanker kolorektal

merupakan kanker yang menyerang bagian usus besar, yakni bagian akhir

dari sistem pencernaan. Sebagian besar kasus kanker kolorektal dimulai dari

sebuah benjolan/polip kecil, dan kemudian membesar menjadi tumor

(Yayasan Kanker Indonesia, 2018). Kanker kolon adalah keganasan yang

berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari

usus besar) (Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).

1
2

Berdasarkan survei GLOBOCAN (Global Burden Cancer) 2012,

insidens kanker kolorektal di seluruh dunia menempati urutan ketiga 1360

dari 100.000 penduduk [9,7%], keseluruhan laki-laki dan perempuan dan

menduduki peringkat keempat sebagai penyebab kematian 694 dari

100.000 penduduk [8,5%], keseluruhan laki-laki dan perempuan (Komite

Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).

Menurut American Cancer Society, kanker kolorektal (KKR)

adalah kanker ketiga terbanyak dan merupakan kanker penyebab kematian

ketiga terbanyak pada pria dan wanita di Amerika Serikat. Di Amerika

Serikat sendiri pada tahun 2016, diprediksi akan terdapat 95.270 kasus

kanker kolorektal baru, dan 49.190 kematian yang terjadi akibat kanker

kolorektal. Secara keseluruhan risiko untuk mendapatkan kanker

kolorektal adalah 1 dari 20 orang (5%) (Komite Penanggulangan Kanker

Nasional, 2015).

Risiko penyakit cenderung lebih sedikit pada wanita dibandingkan

pada pria. Banyak faktor lain yang dapat meningkatkan risiko individual

untuk terkena kanker kolorektal. Angka kematian kanker kolorektal telah

berkurang sejak 20 tahun terakhir. Ini berhubungan dengan meningkatnya

deteksi dini dan kemajuan pada penanganan kanker kolorektal (Komite

Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).

Di Indonesia kanker kolorektal merupakan jenis kanker ke 3

terbanyak dengan jumlah kasus 1,8 per100.000 penduduk dan jumlah ini

semakin meningkat seiring dengan perubahan pola hidup penduduk


3

indonesia. Karakteristik kanker kolorektal di Indonesia berbeda dengan

yang dilaporkan dinegara maju. Di Indonesia pasien kanker kolorektal

kebanyakan berusia dibawah 50 tahun yaitu sekitar 51% dari seluruh

pasien dan pasien dibawah 40 tahun mencapai 28,17% (Lubis, Abdullah,

Hasan, & Suwarto, 2015).

Modern gaya hidup faktor spesifik meningkatkan risiko kanker

kolorektal, sebagaimana dibuktikan di negara-negara berkembang,

meningkatkan tingkat kanker kolorektal pada populasi dengan

pertumbuhan ekonomi baru yang telah mengadopsi gaya hidup modern,

dan peningkatan berkelanjutan pada awal kanker koloretal yang

berkorelasi dengan transisi gaya hidup. Bahkan konsumsi alkohol terbatas

meningkatkan risiko lesi premaligna kolon (polip) dan kanker kolorektal

(Bishehsari et al., 2019).

Secara umum perkembangan kanker kolorektal merupakan

interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor tidak dapat

dimodifikasi: adalah riwayat kanker kolorektal atau polip adenoma

individual dan keluarga, dan riwayat individual penyakit kronis

inflamatori pada usus. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah

inaktivitas, obesitas, konsumsi tinggi daging merah, merokok dan

konsumsi alkohol (Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).

Penyakit kanker kolon ini menimbulkan perubahan pada pola

buang air besar termasuk diare, atau konstipasi, pendarahan pada buang air

besar atau ditemukannya darah di feses, rasa tidak nyaman pada bagian
4

abdomen, perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah

buang air besar, rasa cepat lelah dan penurunan berat badan secara drastis

tanpa diketahui penyebab jelasnya (Yayasan Kanker Indonesia, 2018).

Penatalaksanaan pada kanker kolon pada kanker stadium 0-I hanya

dilakukan tindakan pengangkatan polip. Kanker kolon stadium II

dilakukan tindakan operasi, namun apabila kanker beresiko tinggi seperti

kanker terlihat abnormal, menyumbat usus besar, kanker menyebar ke

organ lain akan dianjurkan dilakukan kemoterapi pasca operasi untuk

mengurangi resiko kekambuhan dan efek samping yang mungkin terjadi.

Kanker usus besar stadium III umumnya adalah operasi untuk mengangkat

bagian usus besar yang terdapat kanker bersama dengan kelenjar getah

bening terdekat (kolektomi parsial), yang diikuti dengan kemoterapi. Pada

kanker stadium IV dilakukan pengangkatan kanker dengan operasi, namun

apabila kanker telah menyebar terlalu luas, kemoterapi dapat dijadikan

pengobatan utama. Kebanyakan kanker stadium IV akan mendapatkan

kemoterapi untuk mengendalikan kanker (Firdaus, 2017).

Penatalaksaan lain dengan cara radioterapi dan kemoterapi.

Radioterapi adalah terapi radiasi menggunakan sumber energi radioaktif

yang bertujuan untuk mengancurkan sel kanker (Fitriatuzzakiyyah,

Sinuraya, & Puspitasari, 2017). Kemoterapi adalah pemberian obat untuk

menghambat dan membunuh sel-sel kanker. Terkadang efek dari obat

kemoterapi juga bisa menganggu sel yang normal, sehingga muncul

sebagai efek samping obat. Obat kemoterapi dapat diberikan melalui oral
5

atau suntikan, tergantung indikasi. Kemoterapi merupakan salah satu

modalitas terapi yang sering digunakan, dengan segala manfaatnya tentu

terapi ini juga mempunyai beberapa efek samping, di antaranya yaitu: rasa

lemas dan lemah, mual muntah, rambut rontok dan diare (Sari, Wahid, &

Suchitra, 2019).

Masalah keperawatan yang muncul pada pasien sebelum

kemoterapi sering menimbulkan kecemasan bagi pasien yang

menjalaninya. Kecemasan pada pasien kanker dapat timbul akibat adanya

perasaan ketidakpastian tentang penyakit, pengobatan, dan prognosa.

Kemudian munculnya pikiran-pikiran negatif seperti tidak ada gunanya

pengobatan yang dijalankan, ketakutan akan kematian karena hingga

kemoterapi yang dijalankan belum ada perbaikan yang signifikan

(Simanullang, 2019). Adapun pada saat tindakan kemoterapi

berlangsung yaitu risiko infeksi karena prosedur pemasangan infus dan

apabila muncul tanda-tanda ekstravasasi yang menimbulkan risiko

gangguan integritas kulit (Usolin, Falah, & Dasong, 2018). Kemoterapi

merupakan pengobatan sistemik yang dapat mempengaruhi keadaan

fungsional tubuh dan oleh karena itu efek samping dari kemoterapi itu

sendiri dapat berpengaruh pada status nutrisi pasien. Gejala-gejala seperti

anoreksia, perubahan rasa, mual muntah, diare, stomatitis dan konstipasi

adalah beberapa efek samping dari kemoterapi yang dapat menyebabkan

intake makanan tidak adekuat (Lavdaniti, 2014) dalam (Usolin et al.,

2018)
6

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di Rumah Sakit

Umum Pusat Sanglah, Bali menunjukkan bahwa kenyataannya banyak

pasien kanker kolorektal yang menghindari tindakan kemoterapi dan

radioterapi. Dari 38 orang pasien kanker kolorektal, didapatkan bahwa

26,3% takut gagal, 39,5% takut efek samping, 7,9% biaya yang mahal,

10,5% karena berlangsung dalam jangka waktu yang lama, dan 15,8%

tidak takut terhadap kemoterapi dan radioterapi. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa tingkat pemahaman pasien kanker kolorektal

terhadap tindakan kemoterapi dan radioterapi masih cukup rendah dimana

68,4% sampel tidak tahu dan tidak mengerti tentang tindakan kemoterapi

dan radioterapi. Pemahaman yang kurang tentang tindakan kemoterapi dan

radioterapi ini nantinya dapat mengakibatkan timbulnya persepsi negatif

terhadap tindakan kemoterapi dan radioterapi. Maka dari itu praktisi

kesehatan harus mampu untuk memberikan KIE (komunikasi, informasi,

edukasi) yang baik kepada pasien kanker agar pasien benar-benar

memahami apa itu kanker beserta modalitas terapinya (Samsarga et al.,

2015).

Peran perawat penting dalam melakukan asuhan keperawatan pada

pasien kemoterapi yaitu sebelum tindakan kemoterapi (pre kemoterapi),

saat kemoterapi berlangsung (intra kemoterapi), dan setelah tindakan

kemoterapi (post kemoterapi). Adapun peran perawat pada pre kemoterapi

yaitu memberikan dukungan serta motivasi pada pasien untuk menjalani

kemoterapi, dan meminta informed consent. Peran perawat pada intra


7

kemoterapi yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, pemasangan infus,

memberikan obat premedikasi, pemberian obat kemoterapi, memantau

tanda-tanda ekstravasasi, memberikan obat post medikasi dan

mengobservasi keadaan pasien. Sedangkan peran perawat pada post

kemoterapi yaitu memantau keadaan umum pasien, mengobservasi tanda-

tanda vital, memantau efek samping kemoterapi dan memberikan

penguatan psikologis (Usolin, Falah, & Dasong, 2018).

Peran perawat selanjutnya adalah memberikan perawatan paliatif.

Perawatan paliatif adalah bentuk pelayanan yang bertujuan memperbaiki

kualitas hidup pasien dan keluarga dari penyakit yang dapat mengancam

jiwa (Ilham, Mohammad, & Yusuf, 2019). Perawatan paliatif dengan

penguatan psikologis. Penguatan psikologis sangat dibutuhkan mengingat

efek kemoterapi pada pasien dapat mempengaruhi secara biologis, fisik,

psikologis, dan sosial (Setiawan 2015). Pelayanan keperawatan diharapkan

dapat memberikan pelayanan keperawatan tentang manajemen kemoterapi

yang optimal bagi pasien. Perawat diharapkan memberikan dukungan

kepada pasien baik dukungan emosional maupun dukungan informasi.

Selain memperhatikan masalah tersebut kondisi fisik pasien yang

menjalani kemoterapi, diharapkan perawat juga memperhatikan kondisi

psikologisnya (Usolin et al., 2018).

Berdasarkan data dari studi pendahuluan dilakukan oleh peneliti

pada tanggal 14 Januari 2020 di ruangan kemoterapi RSUD dr. Kanujoso

Djatiwibowo Balikpapan dari Bulan Januari hingga Desember 2018


8

diperoleh 81 pasien yang telah dirawat dengan kasus ca colon, sedangkan

pada Januari hingga Desember 2019 diperoleh 20 pasien dengan kasus ca

colon.

Berdasarkan pembahasan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat

dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Kemoterapi Dengan Ca Colon Tahun 2020”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah

asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan Ca Colon tahun

2020?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang

pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan Ca

Colon Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a) Mengkaji pasien kemoterapi dengan Ca Colon tahun 2020.

b) Menegakkan diagnosa keperawatan pasien kemoterapi dengan Ca

Colon tahun 2020.

c) Menyusun perencanaan keperawatan kemoterapi dengan Ca

Colon tahun 2020.

d) Melaksanakan intervensi keperawatan pasien kemoterapi dengan

Ca Colon tahun 2020.


9

e) Melakukan evaluasi pasien kemoterapi dengan Ca Colon tahun

2020.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman

belajar dilapangan dan dapat meningkatkkan pengetahuan peneliti

tentang Asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan kasus ca

colon di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Kalimantan

Timur Tahun 2020, sehingga perawat dapat melakukan tindakan

asuhan keperawatan yang tepat.

2. Bagi tempat penelitian

Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberi

masukan atau saran serta menambah keluasan ilmu Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Kemoterapi Dengan Ca Colon di RSUD dr.

Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Kalimantan Timur Tahun 2020.

3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

praktek keilmuan keperawatan terutama dalam pemberian asuhan

keperawatan pada pasien kemoterapi dengan Ca Colon.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Kanker kolon merupakan kanker yang menyerang bagian usus

besar, yakni bagian akhir dari sistem pencernaan. Sebagian besar

kasus kanker kolorektal dimulai dari sebuah benjolan/polip kecil, dan

kemudian membesar menjadi tumor (Yayasan Kanker Indonesia,

2018).

Kanker kolon adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus

besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) (Komite

Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).

2. Anatomi Fisiologi

Usus besar memanjang dari ujung akhir dari ileum sampai

anus. Panjangnya bervariasi sekitar 1.5 m. Ukuran Usus besar

berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1.5 m

(5 kaki) yang terbentang dari saekum hingga kanalis ani. Diameter

usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil, yaitu sekitar

6.5 cm (2.5 inci). Makin dekat anus diameternya akan semakin kecil.

Usus besar terdiri dari bagian yaitu caecum, kolon asenden, kolon

transversum, kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum.

11
12

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi

Struktur usus besar:

a. Caecum

Merupakan kantong yang terletak di bawah muara ileum

pada usus besar. Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5

cm. Saekum terletak pada fossa iliakakanan di atas setengah

bagian lateralis ligamentum inguinale. Biasanya saekum

seluruhnya dibungkus oleh peritoneum sehingga dapat bergerak

bebas, tetapi tidak mempunyai mesenterium. Terdapat perlekatan

ke fossa iliaka di sebelah medial dan lateral melalui lipatan

peritoneum yaitu plika caecalis, menghasilkan suatu kantong

peritoneum kecil, recessus retrocaecalis.


13

b. Kolon asenden

Bagian ini memanjang dari saekum ke fossa iliaka kanan

sampai ke sebelah kanan abdomen. Panjangnya 13 cm, terletak di

bawah abdomen sebelah kanan dan di hati membelok ke kiri.

Lengkungan ini disebut fleksura hepatika (fleksura coli dextra)

dan dilanjutkan dengan kolon transversum.

c. Kolon Transversum

Merupakan bagian usus besar yang paling besar dan paling

dapat bergerak bebas karena tergantung pada mesokolon, yang

ikut membentuk omentum majus.Panjangnya antara 45-50 cm,

berjalan menyilang abdomen dari fleksura coli dekstra sinistra

yang letaknya lebih tinggi dan lebih ke lateralis.Letaknya tidak

tepat melintang (transversal) tetapi sedikit melengkung ke bawah

sehingga terletak di regio umbilikus.

d. Kolon desenden

Panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah

abdomen bagian kiri, dari atas ke bawah, dari depan fleksura

lienalis sampai di depan ileum kiri, bersambung dengan sigmoid,

dan dibelakang peritoneum.

e. Kolon sigmoid

Sering disebut juga kolon pelvinum. Panjangnya kurang

lebih 40 cm dan berbentuk lengkungan huruf S. Terbentang mulai

dari apertura pelvis superior (pelvic brim) sampai peralihan


14

menjadi rektum di depan vertebra S-3. Tempat peralihan ini

ditandai dengan berakhirnya ketiga teniae coli dan terletak +

15 cm di atas anus. Kolon sigmoid tergantung oleh mesokolon

sigmoideum pada dinding belakang pelvis sehingga dapat sedikit

bergerak bebas (mobile).

f. Rektum

Bagian ini merupakan lanjutan dari usus besar, yaitu kolon

sigmoid dengan panjang sekitar 15 cm. Rektum memiliki tiga

kurva lateral serta kurva dorsoventral. Mukosa rektum lebih halus

dibandingkan dengan usus besar. Rektum memiliki 3 buah

valvula: superior kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian

distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksir, sedangkan

1/3 bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relatif

mobile.Kedua bagian ini dipisahkan oleh peritoneum reflektum

dimana bagian anterior lebih panjang dibanding bagian posterior.

Saluran anal (anal canal) adalah bagian terakhir dari usus,

berfungsi sebagai pintu masuk ke bagian usus yang lebih

proksimal, dikelilingi oleh spinkter ani (eksternal dan internal )

serta otot-otot yang mengatur pasase isi rektum kedunia luar.

Spinkter ani eksterna terdiri dari 3 sling : atas, medial dan depan.

3. Etiologi

Sebagian orang memang memiliki risiko tinggi terkena kanker

kolorektal. Beberapa faktor risiko tersebut ada yang tidak bisa diubah,
15

seperti usia lebih dari 50 tahun, riwayat menderita polip, riwayat

menderita infeksi usus besar (colitis ulcerative atau penyakit Chron),

dan memiliki anggota keluarga yang mempunyai riwayat polip atau

kanker usus besar. Faktor risiko lain adalah pola hidup yang tidak

sehat yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal di usia muda

dibawah 40 tahun. Salah satunya adalah mengonsumsi daging merah

dan daging olahan secara berlebihan.

Oleh sebab itu, untuk mencegah timbulnya kanker kolorektal,

batasi makanan tinggi lemak termasuk daging merah. Merokok juga

merupakan faktor risiko terjadinya kanker kolorektal. Diperkirakan,

satu dari lima kasus kanker usus besar di Amerika Serikat

dihubungkan dengan rokok. Merokok berhubungan dengan kenaikan

risiko terbentuknya adenoma dan peningkatan risiko perubahan

adenoma menjadi kanker usus besar. Faktor risiko tinggi lain adalah

pengonsumsian alkohol. Usus mengubah alkohol menjadi asetildehida

yang meningkatkan risiko kanker kolorektal. Lebih baik konsumsi

buah dan sayur yang mengandung probiotik, karena kandungan

seratnya akan mengikat sisa makanan dan membuat feses lebih berat

sehingga mudah dibuang (Kemenkes RI, 2019).

4. Patofisiologi

Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang

berkembang dari polip adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan

meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di rektum dan kolon


16

sigmoid. Polip tumbuh dengan lambat, sebagian besar tumbuh dalam

waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas. Ketika polip

membesar, polip membesar di dalam lumen dan mulai menginvasi

dinding usus. Tumor di usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar,

serta menyebabkan nekrosis dan ulkus. Sedangkat tumor pada usus kiri

bermula sebagai massa kecil yang menyebabkan ulkus pada suplai

darah (Black & Hawks, 2014).

Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke

dalam lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang

berdekatan. Kanker kolorektal menyebar dengan perluasan langsung

ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding luar usus.

Struktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung,

duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan

dinding abdominal juga dapat dikenai oleh perluasan. Metastasis ke

kelenjar getah bening regional sering berasal dari penyebaran tumor.

Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh sudah

dikenai namun kelenjar regional masih normal. Sel-sel kanker dari

tumor primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem

sirkulasi ke area sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan

ginjal. “Penyemaian” dari tumor ke area lain dari rongga peritoneal

dapat terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau selama pemotongan

pembedahan (Black & Hawks, 2014).


17

Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi pada area

rektal dan 20–30 % terjadi di sigmoid dan kolon desending. Kanker

kolorektal terutama adenocarcinoma (muncul dari lapisan epitel usus)

sebanyak 95%. Tumor pada kolon asenden lebih banyak ditemukan

daripada pada transversum (dua kali lebih banyak). Tumor bowel

maligna menyebar dengan cara (Black & Hawks, 2014):

1) Menyebar secara langsung pada daerah disekitar tumor secara

langsung misalnya ke abdomen dari kolon transversum.

Penyebaran secara langsung juga dapat mengenai bladder, ureter

dan organ reproduksi.

2) Melalui saluran limfa dan hematogen biasanya ke hati, juga bisa

mengenai paru-paru, ginjal dan tulang.

3) Tertanam ke rongga abdomen.


18

5. Bagan 2.1 Pathway Ca Colon

Faktor
Resiko
Kanker
Kolon

Pola gaya hidup


Faktor Genetik Faktor Kolitis ulsreatif tidak sehat
Usia Penyakit crohn
Merokok Rendah serat,
Minum an daging merah,
Riwayat beralkohol
Usia >50 daging olahan
keluarga
menderita tahun Radang Zat nikotin
penyakit kanker kronis pada sebagai
sumber Masuk kedalam Feses tidak
usus besar
karsinogen tubuh lembut,
Mutasi sel-
membentuk menjadi zat
sel dalam
asetaldehida (zat karsinogen
tubuh
kimia beracun )
Masuk ke
dalam saluran
pernapasan Menumpuk
Pembelahan
Merusak didalam
sel tidak
DNA di usus
sempurna
Menuj u dalam sel
kolon induk
Obstruksi usus,
menempel di
Menumpuk Mengubah dinding usus
dalam kolon perilaku
sel
Perubahan
abnormal pada
Meningkatkan
dinding usus
sel
karsinogen

Kanker Kolon
19

Invasi jaringan dan


efek kompresi
tumor

Intervensi
Intervensi
pembedahan
kemoterapi

Pasca Intra Post


Perubahan Pre
Kolostomi kemoterapi kemoterapi
bedah intake kemoterapi
sementara
nutrisi
atau
Adanya filtrasi Efek
permanen
Luka obat di jaringan pemberian
pasca MK : sekitar
obat
bedah Asupan Ansietas kemoterapi
MK : nutrisi tidak
Kerusakan
Gangguan adekuat
jaringan MK :
Citr a Tubuh Dilakukan
Perawat an progresif Nausea
pemasanga n
luka tidak irreversibel
Kerusakan infus
intensif MK :
jaringan Menyerang
lunak pasca Defisit sel-sel yang
M unculn ya
bedah Nutrisi tumbuh cepat
tanda-tan da
Port e MK : Resiko ekstravasasi
d entree Infeksi
Sel-sel
Respon folikel
MK : Resiko
serabut rambut
Gangguan
MK : lokal
Integritasulit
Resiko K
Infeksi
u Kerontokan
MK : Tidak mamp
Nyeri menelan
makanan MK :
Gangguan
Citra Tubuh
MK : Resiko
Defisit Nutrisi

Sumber : (Wahyuningsih, 2018 dan PPNI, 2017)


20

6. Manisfestasi Klinis

Manifestasi kanker kolon menurut (Yayasan Kanker Indonesia, 2018):

1) Perubahan pada pola buang air besar termasuk diare, atau

konstipasi atau perubahan pada lamanya saat buang air besar,

dimana pola ini berlangsung selama beberapa minggu hingga

bulan. Kadang-kadang perubahan pola itu terjadi sebagai

perubahan bentuk dari feses atau kotoran dari hari ke hari (kadang-

kadang keras, lalu lunak, dan seterusnya)

2) Pendarahan pada buang air besar atau ditemukannya darah di

feses, seringkali hanya dapat dideteksi di laboratorium

3) Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram,

gas atau rasa sakit yang berulang

4) Perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah

buang air besar

5) Rasa cepat lelah, lesu lemah atau letih

6) Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan

sebabnya

7. Klasifikasi

Klasifikasi ca colon menurut American Joint Committee on Cancer

2010 dalam (Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015)


21

1) Tabel 2.1 Penilaian tumor primer (T) pada ca colon

T Penilaian Tumor

TX Tumor primer tidak dapat dinilai

T0 Tidak ada ditemukan tumor primer

Tis Carsinoma in situ : intraepitelial atau invasi lamina propria

T1 Tumor invasi sub mukosa

T2 Tumor invasi muscularis propria

T3 Tumor invasi sepanjang muscularis propria hingga

jaringan perikolorektal

T4a Tumor penetrasi ke permukaan peritoneum visceral

Tumor secara langsung menginvasi atau melengket ke


T4b
organ lain

2) Tabel 2.2 Penilaian penyebaran kelenjar getah bening (N)

pada ca colon

N Kelenjar Getah Bening

NX Kelenjar Getah Bening regional tidak dapat dinilai

N0 Tidak ada metastasis KGB

N1 Metastasis pada 1 – 3 KGB regional

N1a Metastasis pada 1 KGB regional


22

N1b Metastasis pada 2 – 3 KGB regional

N1c Deposit tumor pada subserosa, mesentrium, atau pericolic non

peritoneal atau jaringan perirektal tanpa metastasis KGB

N2 Metastasis pada ≥4 KGB regional

Metastasis pada 4 – 6 KGB


N2a
regional

N2b Metastasis pada ≥7 KGB regional

3) Tabel 2.3 Penilaian metastasis jauh (M) pada ca colon

M Penilaian Metastasis

M0 Tidak ada metastasis jauh

M1 Metastasis jauh

Metastasis terjadi pada satu organ atau sisi (hati, paru, ovarium,
M1a
KGB non regional)

M1b Metastasis terjadi pada >1 organ / sisi atau di peritoneum

4) Tabel 2.4 Stadium ca colon

Stadium T N M Keterangan

0 Tis N0 M0 Tis: Tumor terbatas pada mukosa

I T1 N0 M0 T1: Tumor menyerang submukosa

T2 N0 M0 T1: Tumor menyerang submukosa

IIA T3 N0 M0 T3: Tumor menyerang subserosa atau lebih (tanpa

melibatkan organ lain)


23

IIB T4a N0 M0 T4a: Tumor melubangi peritoneum visceral

IIC T4b N0 M0 T4b: Tumor menyerang organ yang berdekatan

IIIA T1-T2 N1/N1c M0 N1: Sel-sel tumor dalam 1 sampai 3 kelenjar getah

T1 N2a M0 bening regional. T1 atau T2

N2a: Sel-sel tumor dalam 4 sampai 6 kelenjar getah

bening regional. T1

IIIB T3-T4a N1/N1c M0 N1: Sel-sel tumor dalam 1 sampai 3 kelenjar getah

T2-T3 N2a M0 bening regional. T3 atau T4

T1-T2 N2b M0 N2a: Sel-sel tumor dalam 4 sampai 6 kelenjar getah

bening regional. T2 atau T3

N2b: Sel-sel tumor di 7 atau lebih kelenjar getah

bening regional. T1 atau 2

IIIC T4a N2a M0 N2a: Sel-sel tumor dalam 4 sampai 6 kelenjar getah

T3-T4a N2b M0 bening regional. T4a

T4b N1-N2 M0 N2b: Sel-sel tumor di 7 atau lebih kelenjar getah

bening regional. T3-4a

N1-2: Sel tumor di setidaknya satu kelenjar getah

bening regional. T4b

IVA Semua Any N M1a M1a: Metastasis ke 1 bagian tubuh lain di luar usus

T besar, dubur atau kelenjar getah bening regional. T apa

saja, sembarang N.

IVB Semua Any N M1b M1b: Metastasis ke lebih dari 1 bagian tubuh lain di

T luar usus besar, dubur atau kelenjar getah bening

regional. T apa saja, sembarang N.


24

Gambar 2.1 (contoh penyebaran stadium kanker kolon)

8. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan kanker

kolorektal adalah sebagai berikut (Sayuti & Nouva, 2018)

1) Pemeriksaan laboratorium klinis

Pemeriksaan laboratorium terhadap karsinoma kolorektal bisa

untuk menegakkan diagnosa maupun monitoring perkembangan

atau kekambuhannya. Pemeriksaan terhadap kanker ini antara lain

pemeriksaan darah, Hb, elektrolit, dan pemeriksaan tinja yang

merupakan pemeriksaan rutin. Anemia dan hipokalemia

kemungkinan ditemukan oleh karena adanya perdarahan kecil.

Perdarahan tersembunyi dapat dilihat dari pemeriksaan tinja. Selain


25

pemeriksaan rutin diatas, dalam menegakkan diagnosa

karsinoma kolorektal dilakukan juga skrining CEA (Carcinoma

Embrionic Antigen). Carcinoma Embrionic Antigen merupakan

pertanda serum terhadap adanya karsinoma kolon dan rektum.

Carcinoma Embrionic Antigen adalah sebuah glikoprotein yang

terdapat pada permukaan sel yang masuk ke dalam peredaran

darah, dan digunakan sebagai marker serologi untuk memonitor

status kanker kolorektal dan untuk mendeteksi rekurensi dini dan

metastase ke hepar. Carcinoma Embrionic Antigen terlalu

insensitif dan nonspesifik untuk bisa digunakan sebagai skrining

kanker kolorektal. Meningkatnya nilai CEA serum,

bagaimanapun berhubungan dengan beberapa parameter.

Tingginya nilai CEA berhubungan dengan tumor grade 1 dan 2,

stadium lanjut dari penyakit dan adanya metastase ke organ

dalam. Meskipun konsentrasi CEA serum merupakan faktor

prognostik independen. Nilai CEA serum baru dapat dikatakan

bermakna pada monitoring berkelanjutan setelah pembedahan.

2) Pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi

Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi pada kanker

kolorektal adalah terhadap bahan yang berasal dari tindakan biopsi

saat kolonoskopi maupun reseksi usus. Hasil pemeriksaan ini

adalah hasil histopatologi yang merupakan diagnosa definitif. Dari


26

pemeriksaan histopatologi inilah dapat diperoleh karakteristik

berbagai jenis kanker maupun karsinoma di kolorektal ini.

3) Radiologi

Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan yaitu foto polos

abdomen atau menggunakan kontras. Teknik yang sering

digunakan adalah dengan memakai double kontras barium enema,

yang sensitifitasnya mencapai 90% dalam mendeteksi polip yang

berukuran >1 cm. Teknik ini jika digunakan bersama-sama

sigmoidoskopi, merupakan cara yang hemat biaya sebagai

alternatif pengganti kolonoskopi untuk pasien yang tidak

dapat mentoleransi kolonoskopi, atau digunakan sebagai

pemantauan jangka panjang pada pasien yang mempunyai riwayat

polip atau kanker yang telah di eksisi. Risiko perforasi dengan

menggunakan barium enema sangat rendah, yaitu sebesar 0,02 %.

Jika terdapat kemungkinan perforasi, maka sebuah kontras larut air

harus digunakan daripada barium enema. Computerised

Tomography (CT) scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI),

Endoscopic Ultrasound (EUS) merupakan bagian dari teknik

pencitraan yang digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak

lanjut pasien dengan kanker kolon, tetapi teknik ini bukan

merupakan skrining tes.


27

4) Kolonoskopi

Kolonoskopi dapat digunakan untuk menunjukan gambaran

seluruh mukosa kolon dan rektum. Prosedur kolonoskopi dilakukan

saluran pencernaan dengan menggunakan alat kolonoskopi, yaitu

selang lentur berdiameter kurang lebih 1,5 cm dan dilengkapi

dengan kamera. Kolonoskopi merupakan cara yang paling akurat

untuk dapat menunjukkan polip dengan ukuran kurang dari 1 cm

dan keakuratan dari pemeriksaan kolonoskopi sebesar 94%, lebih

baik daripada barium enema yang keakuratannya hanya sebesar

67%. Kolonoskopi juga dapat digunakan untuk biopsi,

polipektomi, mengontrol perdarahan dan dilatasi dari striktur.

Kolonoskopi merupakan prosedur yang sangat aman dimana

komplikasi utama (perdarahan, komplikasi anestesi dan perforasi)

hanya muncul kurang dari 0,2% pada pasien. Kolonoskopi

merupakan cara yang sangat berguna untuk mendiagnosis dan

manajemen dari inflammatory bowel disease, non akut

divertikulitis, sigmoid volvulus, gastrointestinal bleeding,

megakolon non toksik, striktur kolon dan neoplasma. Komplikasi

lebih sering terjadi pada kolonoskopi terapi daripada diagnostik

kolonoskopi, perdarahan merupakan komplikasi utama dari

kolonoskopi terapeutik, sedangkan perforasi merupakan

komplikasi utama dari kolonoskopi diagnostik.


28

9. Penatalaksanaan

Prinsip tatalaksana kanker kolon pada tabel 2.5 adalah:

(Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015)

Stadium Terapi

 Eksisi lokal atau polipektomi sederhana


Stadium 0
 Reseksi en-bloc segmental untuk lesi yang tidak
(TisN0M0)
memenuhi syarat eksisi lokal

Stadium I  Wide surgical resection dengan anastomosis

(T1-2N0M0) tanpa kemoterapi adjuvan

Stadium II  Wide surgical resection dengan anastomosis

(T3N0M0,  Terapi adjuvan setelah pembedahan pada

T4a-bN0M0) pasien dengan risiko tinggi

Stadium III
 Wide surgical resection dengan anastomosis
(T apapun N1-2
 Terapi adjuvan setelah pembedahan
M0)

 Reseksi tumor primer pada kasus kanker

Stadium IV kolorektal metastasis yang dapat direseksi

(T apapun, N  Kemoterapi sistemik pada kasus kanker

apapun, M1) kolorektal dengan metastasis yang tidak dapat

direseksi dan tanpa gejala


29

10. Konsep Kemoterapi

Kemoterapi adalah salah satu tipe terapi kanker yang menggunakan

obat untuk mematikan sel-sel kanker. Kemoterapi bekerja dengan

menghentikan atau memerlambat perkembangan sel-sel kanker, yang

berkembang dan memecah belah secara cepat. Namun, terapi tersebut

juga dapat merusak sel-sel sehat yang memecah belah secara cepat,

seperti sel pada mulut dan usus atau menyebabkan gangguan

pertumbuhan rambut. Kerusakan terhadap sel-sel sehat merupakan

efek samping dari terapi ini. Seringkali, efek samping tersebut

membaik atau menghilang setelah proses kemoterapi telah selesai

(National Cancer Institute, 2015).

Mekanisme obat kemoterapi adalah dengan mematikan atau

menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Sehingga muncul berbagai

efek samping yang disebabkan oleh karena efek obat kemoterapi pada

jaringan atau sel yang sehat. Penggunaan obat kemoterapi juga

memberikan efek samping pada saraf, salah satu gejala neuropati atau

gangguan saraf akibat efek kemoterapi adalah kelemahan, kram atau

nyeri pada tangan dan atau kaki (Dinar, 2017). Menurut (Yusra, 2018)

efek samping dari kemoterapi ini tentunya tidak selalu sama pada

setiap orang. Seorang terkena kanker bisa saja mengalami sakit yang

luar biasa usai menjalani kemoterapi, sementara efek samping yang

muncul pada pasien lainnya mungkin tidak terlalu parah.


30

1) Penggunaan Klinis Kemoterapi

Sebelum melakukan kemoterapi, secara klinis harus

dipertimbangkan hal-hal berikut: Tentukan tujuan terapi.

Kemoterapi memiliki beberapa tujuan berbeda, yaitu kemoterapi

kuratif, kemoterapi adjuvan, kemoterapi neoadjuvan, kemoterapi

investigatif.

a) Kemoterapi kuratif

Terhadap tumor sensitif yang kurabel, missal leukimia

limfositik akut, limfoma maligna, kanker testes, karsinoma sel

kecil paru, dapat dilakukan kemoterapi kuratif. Skipper melalui

penelitian atas galur tumor L1210 dari leukimia mencit

menemukan efek obat terhadap sel tumor mengikuti aturan

'kinetika orde pertama', yaitu dengan dosis tertentu obat

antikanker dapat membunuh proporsi tertentu, bukan nilai

konstan tertentu sel kanker. Kemoterapi kuratif harus memakai

formula kemoterapi kombinasi yang terdiri atas obat dengan

mekanisme kerja berbeda, efek toksik berbeda dan masing-

masing efektif bila digunakan tersendiri, diberikan dengan

banyak siklus, untuk setiap obat dalam formula tersebut

diupayakan memakai dosis maksimum yang dapat ditoleransi

tubuh, masa interval sedapat mungkin diperpendek agar

tereapai pembasmian total sel kanker dalam tubuh.


31

b) Kemoterapi adjuvan

Kemoterapi adjuvan adalah kemoterapi yang dikerjakan

setelah operasi radikal. Pada dasarnya ini adalah bagian dari

operasi kuratif. Karena banyak tumor pada waktu pra-operasi

sudah memiliki mikrometastasis di luar lingkup operasi, maka

setelah lesi primer dieksisi, tumor tersisa akan tumbuh semakin

pesat, kepekaan terhadap obat bertambah. Pada umumnya

tumor bila volume semakin kecil, ratio pertumbuhan sernakin

tinggi, terhadap kemoterapi semakin peka. Bila tumor mulai

diterapi semakin dini, semakin sedikit muncul sel tahan obat.

Oleh karena itu, terapi dini terhadap mikro-metastasis akan

menyebabkan efentivitas meningkat, kemungkinan resistensi

obat berkurang, peluang kesembuhan bertambah.

c) Kemoterapi neonadjuvan

Kemoterapi neoadjuvan adalah kemoterapi yang dilakukan

sebelum operasi atau radioterapi. Kanker terlokalisir tertentu

hanya dengan operasi atau radioterapi sulit mencapai

ketuntasan, jika berlebih dahulu kemoterapi 2-3 siklus dapat

mengecilkan tumor, memperbaiki pasokan darah, berguna.

bagi pelaksanaan operasi dan radioterapi selanjutnya. Pada

waktu bersamaan dapat diamati respons tumor terhadap

kemoterapi dan secara dini menterapi lesi metastatik subklinis

yang mungkin terdapat. Karena kemoterapi adjuvan mungkin


32

menghadapi resiko jika kemoterapi tidak efektif peluang

operasi akan lenyap, maka harus memakai regimen kemoterapi

dengan cukup bukti efektif untuk lesi stadium lanjut. Penelitian

mutahir menunjukkan kemoterapi neoadjuvan meningkatkan

peluang operatif untuk kanker kepala leher, kanker sel kecil

paru, osteosarkoma, mengurangi pelaksanaan operasi yang

membawa kecacatan pada kanker tertentu Oaring, kandung

kemih, kanalis analis) memperbaiki kualitas hidup sebagian

pasien.

d) Kemoterapi paliatif

Kebanyakan kanker dewasa ini seperti kanker bukan sel

kecil paru, kanker hati, lambung, pankreas, kolon, dan lain-

lain. Hasil kemoterapi masih kurang memuaskan. Untuk

kanker seperti itu dalam stadium lanjut kemoterapi masih

bersifat paliatif, hanya dapat berperan mengurangi gejala,

memperpanjang waktu survival. Dalam hal ini dokter harus

mempetimbangkan keuntungan dan kerugian yang dibawa

kemoterapi pada diri pasien, menghindari kemoterapi yang

terlalu kuat hingga kualitas hidup pasien menurun atau

memperparah perkembangan penyakitnya.

e) Kemoterapi investigatif

Kemoterapi investigatif merupakan uji klinis dengan

regimen kemoterapi baru atau obat baru yang sedang diteliti.


33

Untuk menemukan obat atau regimen baru dengan efektivitas

tinggi toksisitas rendah, penelitian memang diperlukan.

Penelitian harus memiliki tujuan yang jelas, rancangan

pengujian yang baik, metode observasi dan penilaian yang

rinci, dan perlu seeara ketat mengikuti prinsip etika

kedokteran. Kini sudah terdapat aturan baku kendali mutu,

disebut 'good clinical practice' (GCP).

2) Cara Pemberian Kemoterapi

Kemoterapi dapat diberikan melalui berbagai cara:

a) Suntikan. Kemoterapi diberikan melalui suntikan ke dalam

otot lengan, paha, atau pinggul, atau di bawah lemak kulit pada

lengan, tungkai, atau perut.

b) Intra-arterial (IA). Kemoterapi dimasukkan langsung ke

pembuluh darah nadi (arteri) yang memberi makan sel-sel

kanker.

c) Intraperitoneal (IP). Kemoterapi dimasukkan ke rongga

peritoneal (area yang berisi organ seperti usus, perut, hati, dan

indung telur).

d) Intravenous (IV). Kemoterapi dimasukkan dalam pembuluh

darah balik (vena).

e) Topikal. Kemoterapi berbentuk krim dan dioleskan pada kulit.

f) Oral. Kemoterapi berbentuk pil, kapsul, atau cairan yang dapat

ditelan.
34

(Controversies & Obstetrics, 2013)

3) Jenis-jenis obat kemoterapi pada pasien kanker kolon adalah

sebagai berikut (Sari et al., 2019).

Tabel 2.6 Jenis obat kemoterapi

Jenis Kemoterapi Mekanisme Kerja Efek Samping

 Menghambat enzim

timidilat sintase Mual, muntah, diare,

5-  Menghambat sintesis stomatitis,palmar-

Fluorourasil DNA dan RNA plantar

(5-FU)  Menghambat erythrodysesthe-sia,

pertumbuhan sel leukopenia

kanker

 Menstabilkan ikatan

asam

fluorodeoksiuriidilat
Leucovorin Memperkuat efek
terhadap timidilat
(LV) samping 5-FU
sintase

 Menambah efek

terapi 5-FU

Merupakan prodrug Peningkatan

Capecitabine fluorourasil, bilirubin, palmar-

mekanisme kerja plantar


35

sama dengan 5-FU erythrodysesthe-sia

 Mengalami hidrolisis
Sistem hepatopoetik,
Oxaliplatin intraseluler
sistem saraf tepi,
 Menghambat
sistem
replikasi DNA
gastrointestinal
 Kematian sel

Irinotecan Diare, gangguan

hepar, insomnia,
 Menghambat enzim
alergi, gangguan
topoisomerase I
hematopoetik,
 Replikasi DNA
bradikardi, oedema,

hipotensi, demam,

11. Komplikasi

Komplikasi awal yang dapat terjadi adalah sumbatan

(obstruksi) saluran cerna. Sumbatan tersebut tentu diakibatkan tumor

yang memenuhi saluran usus. Adanya sumbatan tersebut

menyebabkan penderitanya mengalami konstipasi dan nyeri perut.

Selain obstruksi, tumor juga dapat menyebabkan usus mengalami

kebocoran (perforasi). Perforasi usus dapat menimbulkan gejala yang

berat seperti nyeri perut hebat, perut terlihat membesar dan tegang,

muntah, serta infeksi berat.


36

Tak berhenti di situ, kanker usus juga dapat menimbulkan

perdarahan. Hal tersebut dapat terjadi bila tumor berada di sekitar

rektum, salah satu bagian terakhir usus besar. Perdarahan tumor dapat

menyebabkan penderitanya kehilangan darah yang cukup banyak,

sehingga menimbulkan anemia (kekurangan sel darah merah).

Komplikasi lain dari kanker usus adalah penyebaran sel tumor

ke organ yang lain. Proses yang disebut metastasis ini lazim terjadi

pada berbagai jenis kanker, terutama yang sifatnya ganas. Organ

tubuh yang paling sering menjadi sasaran metastasis sel kanker usus

adalah kelenjar getah bening, paru, dan selaput rongga perut.

Metastasis dapat menimbulkan gejala sesuai organ yang terkena,

misalnya benjolan di sekitar leher, sesak napas, dan nyeri perut serta

perut yang semakin membesar (Timurtini, 2019).

B. Konsep Masalah Keperawatan

1. Pengertian Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan atau diagnosis keperawatan merupakan suatu

penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun

potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi

respons klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang

berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2017).


37

2. Kriteria Mayor dan Minor

Menurut (PPNI, 2017) menyatakan kriteria mayor merupakan

tanda atau gejala yang ditemukan 80%-100% pada klien untuk validasi

diagnosis. Sedangkan kroteria minor merupakan tanda atau gejala yang

tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung

penegakkan diagnosis.

3. Faktor yang Berhubungan

Faktor yang berhubungan atau penyebab pada masalah

keperawatan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

status kesehatan yang mencakup empat kategori yaitu : Fisiologis,

biologis atau psikologis, efek terapi atau tindakan, lingkungan atau

personal, dan kematangan perkembanngan (PPNI, 2017).

Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi penderita Ca

Colon menurut (Wahyuningsih, 2018) yang disesuaikan dengan Standar

Diagnosis Keperawatan Indonesia yaitu (PPNI, 2017) :

Masalah keperawatan pada pre kemoterapi

a. Ansietas (D.0080)

1) Definisi: kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu

terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi

bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk

menghadapi ancaman.

2) Penyebab:

a) Krisis situasional
38

b) Ancaman terhadap konsep diri

c) Ancaman terhadap kematian

d) Kekhawatiran mengalami kegagalan

e) Kurang terpapar informasi

3) Gejala dan tanda Mayor

Subjektif:

a) Merasa bingung

b) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi

c) Sulit berkonsentrasi

Objektif:

a) Tampak gelisah

b) Tampak tegang

c) Sulit tidur

4) Gejala dan data Minor

Subjektif:

a) Mengeluh pusing

b) Anoreksia

c) Palpitasi

d) Merasa tidak berdaya

Objektif:

a) Frekuensi nafas meningkat

b) Frekuensi nadi meningkat

c) Tekanan darah meningkat


39

d) Diaphoresis

e) Tremor

f) Muka tampak pucat

g) Suara bergetar

h) Kontak mata buruk

i) Sering berkemih

j) Berorientasi pada masa lalu

5) Kondisi klinis terkait

a) Penyakit kronis progresif (misalnya penyakit kanker)

Masalah keperawatan pada intra kemoterapi

a. Risiko Infeksi (0142)

1) Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme

patogenik

2) Faktor Risiko :

a) Efek prosedur invasif

b) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan

c) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer: Kerusakan

integritas kulit

d) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder: Penurunan

Hemoglobin, Imunosupresi, Supresi respon inflamasi

3) Kondisi klinis terkait

a) Tindakan invasif
40

b. Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0139)

1) Definisi : Berisiko mengalami kerusakan kulit (dermis

dan/atau epidermis) atau jaringan (membrane mukosa, kornea,

fasia,otot, tendon, tulang, kartilago, kapsil sendi dan/atau

ligament).

2) Faktor Risiko :

a) Perubahan sirkulasi

b) Bahan kimia iritatif

c) Kelembaban

d) Perubahan hormonal

e) Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan

atau melindungi integritas jaringan

3) Kondisi klinis terkait :

a) Imunodefisiensi

Masalah keperawatan pada post kemoterapi

a. Nausea (D.0076)

1) Definisi : Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok

atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah

2) Penyebab :

a) Efek agen farmakologis

3) Gejala dan tanda Mayor :

Subjektif :

a) Mengeluh mual
41

b) Merasa ingin muntah

c) Tidak berminat makan

Objektif :

Tidak bersedia

4) Gejala dan tanda Minor :

Subjektif :

a) Merasa asam di mulut

b) Sensasi panas atau dingin

c) Sering menelan

Objektif :

a) Saliva meningkat

b) Pucat

c) Diaforesis

d) Takikardia

e) Pupil dilatasi

5) Kondisi klinis terkait :

a) Kanker

b. Gangguan Citra Tubuh (D.0083)

1) Definisi : Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan

fungsi fisik individu

2) Penyebab :

a. Perubahan fungsi tubuh (misal. Proses penyakit)


42

b. Efek tindakan atau pengobatan (misalnya Pembedahan,

kemoterapi)

3) Gejala dan data Mayor :

Subjektif :

a) Mengungkapkan kecacatan atau kehilangan bagian tubuh

Objektif :

a) Kehilangan bagian tubuh

b) Fungsi atau struktur tubuh berubah

4) Gejala dan data Minor :

Subjektif :

a) Tidak mau mengungkapkan kecacatan atau kehilangan bagian

tubuh

b) Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh

c) Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan atau reaksi

orang lain

d) Mengungkapkan perubahan gaya hidup

Objektif :

a) Menyembunyikan atau menunjukkan bagian tubuh secara

berlebihan

b) Menghindari melihat atau menyentuh bagian tubuh

c) Fokus berlebihan pada perubahan tubuh

d) Respon nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh

e) Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu


43

f) Hubungan sosial berubah

5) Kondisi klinis terkait :

a) Program terapi neoplasma

c. Reiko defisit nutrisi (D.0032)

1) Definisi : beresiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme

2) Faktor resiko :

a) ketidakmampuan menelan makanan

b) ketidakmampuan mencerna makanan

c) faktor psikologis (misal.keengganan untuk makan )

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan merupakan catatan tentang hasil

pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari

pasien, membuat data dasar tentang pasien, dan membuat catatan tentang

respons kesehatan pasien. Pengkajian yang komprehensif atau

menyeluruh, sistematis yang logis akan mengarah dan mendukung pada

identifikasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dapat diperoleh

dari data subyektif melalui wawancara dan dari data obyektif melalui

observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Dinarti & Yuli

Muryanti, 2017):
44

1) Pengumpulan Data

a) Identitas pasien : Meliputi nama, umur, jenis kelamin,

pekerjaan, alamat, tempat tinggal

b) Riwayat penyakit sekarang : Pada pengkajian ini yang perlu

dikaji adanya keluhan pada area abdomen terjadi pembesaran

c) Riwayat penyakit dahulu : Adakah riwayat penyakit dahulu

yang diderita pasien dengan timbulnya kanker kolon.

d) Riwayat penyakit keluarga : Adakah anggota keluarga yang

mengalami penyakit seperti yang dialami pasien, adakah

anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya

e) Riwayat psikososial dan spiritual : Bagaimana hubungan pasien

dengan anggota keluarga yang lain dan lingkungan sekitar

sebelum maupun saat sakit, apakah pasien mengalami

kecemasan, rasa sakit, karena penyakit yang dideritanya, dan

bagaimana pasien menggunakan koping mekanisme untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

2) Riwayat bio- psiko- sosial- spiritual

a) Pola Nutrisi

Bagaimana kebiasaan makan, minum sehari- hari, jenis makanan

apa saja yang sering di konsumsi, makanan yang paling disukai,

frekwensi makanannya

b) Pola Eliminasi
45

Kebiasaan BAB, BAK, frekwensi, warna BAB, BAK, adakah

keluar darah atau tidak, keras, lembek, cair ?

c) Pola personal hygiene

Kebiasaan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan sabun

atau tidak, menyikat gigi.

d) Pola istirahat dan tidur

Kebiasaan istirahat tidur berapa jam ?

Kebiasaan – kebiasaan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?

e) Pola aktivitas dan latihan

Kegiatan sehari-hari, olaraga yang sering dilakukan, aktivitas

diluar kegiatan olaraga, misalnya mengurusi urusan adat di

kampung dan sekitarnya.

f) Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum-minuman keras,

ketergantungan dengan obat-obatan ( narkoba ).

g) Hubungan peran

Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetangga, teman-

teman sekitar lingkungan rumah, aktif dalam kegiatan adat ?

h) Pola persepsi dan konsep diri

Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap

keluarga, kebersamaan dengan keluarga.


46

i) Pola nilai kepercayaan

Kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa, keyakinan

terhadap agama yang dianut, mengerjakan perintah agama yang

di anut dan patuh terhadap perintah dan larangan-Nya.

j) Pola reproduksi dan seksual

Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan

dengan keluarga besarnya dan lingkungan sekitar.

3) Riwayat pengkajian nyeri

P : Provokatus paliatif: Apa yang menyebabkan gejala? Apa yang

biasa memperberat dan mengurangi nyeri ?

Q : QuaLity-quantity: Bagaimana gejala dirasakan, sejauh mana

gejala dirasakan ?

R : Region – radiasi: Dimana gejala dirasakan dan apakah gejala

yang dirasakan menyebar?

S : Skala – severity: Berapa tingkat keparahan dirasakan?

T : Time: Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala

dirasakan?

4) Pemeriksaan fisik

a) Kepala dan leher : Dengan tehnik inspeksi dan palpasi

b) Rambut dan kulit kepala : Pendarahan, pengelupasan, perlukaan,

penekanan

c) Telinga : Perlukaan, darah, cairan, bau ?


47

d) Mata : Perlukaan, pembengkakan, replek pupil, kondisi kelopak

mata, adanya benda asing, skelera putih ?

e) Hidung : Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan

anatomi akibat trauma ?

f) Mulut : Benda asing, gigi, sianosis, kering ?

g) Bibir : Perlukaan, pendarahan, sianosis, kering ?

h) Rahang : Perlukaan, stabilitas ?

i) Leher : Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar

tiroid

5) Pemeriksaan dada

a) Inspeksi : Bentuk simetris kanan kiri, inspirasi dan ekspirasi

pernapasan, irama, gerakkan cuping hidung, terdengar suara

napas tambahan.

b) Palpasi : Pergerakkan simetris kanan kiri, taktil premitus sama

antara kanan kiri dinding dada.

c) Perkusi : Adanya suara-suara sonor pada kedua paru, suara

redup pada batas paru dan hepar.

d) Auskultasi : Terdengar adanya suara visikoler di kedua lapisan

paru, suara ronchi dan wheezing

6) Kardiovaskuler

a) Inspeksi: Bentuk dada simetris

b) Palpasi: Frekuensi nadi,

c) Parkusi: Suara pekak


48

d) Auskultasi: Irama regular, systole/ murmur

7) System pencernaan / abdomen

a) Inspeksi : Pada inspeksi perlu diperliatkan, apakah abdomen

membuncit atau datar, tapi perut menonjol atau tidak, lembilikus

menonjol atau tidak, apakah ada benjolan benjolan / massa.

b) Palpasi : Adakah nyeri tekan abdomen, adakah massa

( tumor, teses) turgor kulit perut untuk mengetahui derajat

bildrasi pasien, apakah tupar teraba, apakah lien teraba?

c) Perkusi : Abdomen normal tympanik, adanya massa padat

atau cair akan menimbulkan suara pekak ( hepar, asites, vesika

urinaria, tumor).

d) Auskultasi : Secara peristaltic usus dimana nilai normalnya 5-

35 kali permenit.

8) Pemeriksaan extremitas atas dan bawah meliputi:

a) Warna dan suhu kulit

b) Perabaan nadi distal

c) Depornitas extremitas alus

d) Gerakan extremitas secara aktif dan pasif

e) Gerakan extremitas yang tak wajar adanya krapitasi

f) Derajat nyeri bagian yang cidera

g) Edema tidak ada, jari-jari lengkap dan utuh

h) Reflek patella

9) Pemeriksaan pelvis/genitalia
49

a) Kebersihan, pertumbuhan rambut

b) Kebersihan, pertumbuhan rambut pubis, terpasang kateter,

terdapat lesi atau tidak.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai seseorang,

keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan

merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan

(Dinarti & Yuli Muryanti, 2017). Diagnosa yang mungkin muncul

menurut (PPNI, 2017):

Pre kemoterapi

1) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

Intra kemoterpi

a. Risiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif

b. Risiko Gangguan integritas kulit ditandai dengan bahan kimia iritatif

Post kemoterapi

a. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis

b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan atau

pengobatan (misal. Pembedahan, kemoterapi dan radioterapi)

c. Resiko defisit nutrisi ditandai dengan ketidakmampuan menelan

makanan
50

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan

untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien.

Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan

langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan,

rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien

berdasarkan analisis data dan diagnosa keperawatan (Dinarti & Yuli

Muryanti, 2017).

Rencana Keperawatan Pre kemoterapi

1) Ansietas berhubungan dengan Krisis situasional (D.0080)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat

ansietas pasien menurun.

Kriteria Hasil :

a) Verbalisasi kebingungan menurun

b) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi

c) Perilaku gelisah menurun

d) Perilaku tegang menurun

e) Frekuensi pernapasan, nadi dan tekanan darah menurun

Intervensi Reduksi Ansietas (I.09314):

Observasi

1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misal kondisi, waktu,

stressor)

2) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)


51

Terapeutik

1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan

3) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

Edukasi

1) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami

2) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu

3) Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

Rencana keperawatan Intra kemoterapi

a. Resiko infeksi ditandai dengan Efek prosedur invasif (D.0142)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan risiko

infeksi dapat menurun.

Kriteria Hasil :

1) Demam menurun

2) Kemerahan menurun

3) Nyeri menurun

4) Bengkak menurun

Intervensi Pencegahan Infeksi (I.14539):

Observasi

1) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local


52

Terapeutik

1) Batasi jumlah pengunjung

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

lingkungan pasien

Edukasi

1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

b. Risiko gangguan integritas kulit ditandai dengan bahan kimia iritatif

(D.0139)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan risiko

gangguan integritas kulit menurun.

Kriteria Hasil :

1) Elastisitas meningkat

2) Hidrasi meningkat

3) Kerusakan jaringan menurun

4) Kerusakan lapisan kulit menurun

Intervensi perawatan integritas kulit (I.11353):

Observasi

1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit

Terapeutik

2) Gunakan produk berbahan ringan atau alami dan hipoalergik pada


53

kulit sensitif

3) Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering

Edukasi

1) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

Rencana keperawatan Post kemoterapi

a. Nausea berhubungan dengan tindakan kemoterapi (D.0076)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat

nausea dapat menurun.

Kriteria Hasil :

1) Nafsu makan meningkat

2) Keluhan mual menurun

3) Perasaan ingin muntah menurun

4) Pucat tampak membaik

Intervensi Menejemen Mual (I.03117):

Observasi

1) Identifikasi faktor penyebab mual

2) Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup

3) Monitor mual

Terapeutik

1) Kontrol faktor lingkungan penyebab mual

2) Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik

Edukasi

1) Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup


54

2) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi

mual

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek

tindakan/pengobatan (D.0083)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

persepsi tentang penampilan pasien dapat meningkat.

Kriteria Hasil :

1) Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun

2) Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan atau reaksi orang lain

3) Menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun

4) Respon nonverbal pada perubahan tubuh membaik

5) Hubungan sosial membaik

Intervensi Promosi citra tubuh (I.09305):

Observasi

1) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap

perkembangan

2) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi

sosial

3) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri

Terapeutik

1) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya


55

2) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri

3) Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara

realistis

4) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra

tubuh

Edukasi

1) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh

2) Latih fungsi tubuh yang dimiliki

3) Latih peningkatan penampilan diri

c. Resiko defisit nutrisi (D.0032)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi

pasien meningkat

Kriteria hasil :

1) Porsi makanan yang dihabiskan meningkat

2) Kekuatan otot pengunyah meningkat

3) Kekuatan otot menelan meningkat

4) Frekuensi makan membaik

5) Nafsu makan membaik

Intervensi Manajemen Nutrisi (L.03119)

1) Identfikasi status nutrisi

2) Identifikasi alergi atau intoleran makanan

3) Identifikasi makanan yang disukai

4) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien


56

Terapeutik

1) Fasilitasi menentukan pedoman diet

2) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

3) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

4) Berikan suplemen makanan, jika perlu

Edukasi

1) Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal. Pereda

nyeri, antiemetik)

2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter & Perry, 2011).

Komponen tahap implementasi :

1) Tindakan keperawatan mandiri

2) Tindakan keperawatan kolaboratif

3) Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan

keperawatan.
57

5. Evaluasi

Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil

menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari

tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap

tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan,

dan evaluasi itu sendiri (Ali, 2009). Evaluasi adalah membandingkan

secara sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan

yang telah ditetapkan dengan kenyataan yang ada pada pasien, dilakukan

dengan cara bersinambungan dengan melibatkan psien dan tenaga

kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari

rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan

keperawatan yang telah dilakukan tercapai (Dinarti & Yuli Muryanti,

2017). Evaluasi disusun menggunakan SOAP yaitu (Suprajitno dalam

Wardani, 2013):

S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif

oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat

menggunakan pengamatan yang objektif.

A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.

P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan / Desain penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dalam bentuk literature

review untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien

kemoterapi dengan ca colon. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

B. Subjek penelitian

Pada penelitian ini, subyeknya adalah pasien dengan diagnosa medis ca

colon.

1. Kriteria inklusi untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Subyek terdiri dari 2 orang pasien dewasa dengan kasus ca colon

yang sedang kemoterapi.

b. Subyek dewasa berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.

2. Kriteria eksklusi, sebagai berikut:

a. Pasien yang tidak kooperatif.

b. Pasien yang mengalami penurunan kesadaran.

c. Pasien yang tidak dirawat di ruang Kemoterapi.

58
59

C. Definisi Operasional

1. Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi

Suatu proses kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan

secara langsung kepada pasien pre, intra, dan post kemoterapi yang

dirawat di ruang kemoterapi dengan kasus Ca Colon melalui metode

proses keperawatan dari pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan,

menyusun rencana tindakan keperawatan, melaksanakan rencana tindakan

keperawatan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan.

2. Pasien Kemoterapi dengan Ca Colon

Pasien Ca Colon adalah seseorang atau individu yang menderita

suatu keadaan yang menyerang usus besar berupa benjolan yang tumbuh

secara abnormal. Kasus kanker usus besar ditandai dengan adanya darah

pada kotoran (feses) bahkan pendarahan di anus, menurunnya berat badan,

tubuh terasa lelah, nyeri atau kram pada bagian perut, konstipasi, diare dan

nafsu makan menurun. Pada Ca Colon dilakukan kemoterapi pada pasien

stadium II yang memiliki kanker resiko tinggi, selanjutnya kemoterapi

juga akan diberikan pada pasien stadium III dan IV. Berdasarkan kasus ini

dapat dilihat pada rekam medis pasien di rumah sakit.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balikpapan. Waktu penelitian dilaksanakan

pada tanggal 23 Maret sampai tanggal 3 April tahun 2020


60

E. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut :

1. Mahasiswa melakukan ujian proposal.

2. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan dari penguji untuk

memproleh persetujuan pengambilan data.

3. Mahasiswa melakukan penyusunan penelitian dengan metode literature

review.

4. Mahasiswa melakukan identifikasi dan validasi laporan asuhan

keperawatan melalui media internet yang disetujui pembimbing.

5. Mahasiswa membandingkan data-data hasil pengkajian antara konsep

teori dengan kasus.

6. Mahasiswa membandingkan penegakan diagnosa keperawatan

berdasarkan SDKI antara konsep teori dengan kasus.

7. Mahasiswa membandingkan penyusunan perencanaan berdasarkan SIKI

dan SLKI antara konsep teori dengan kasus.

8. Mahasiswa membandingkan pelaksanaan pada kasus sesuai dengan

perencanaan berdasarkan SIKI dan SLKI pada konsep teori.

9. Mahasiswa melihat kesesuaian pelaksanaan evaluasi terhadap tujuan dan

kriteria hasil dengan diagnosa yang ditegakkan.

10. Mahasiswa membuat kesimpulan dan saran tentang masalah keperawatan

yang ditemukan dalam literatur review

11. Mahasiswa melakukan konsultasi kepada pembimbing.


61

12. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan pada saat konsultasi

dengan pembimbing.

F. Metode dan instrumen pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Adapun cara pengumpulan data pada penyusunan literature review

ini yaitu melakukan identifikasi laporan asuhan keperawatan melalui

laporan praktik dinas kemudian mereview kasus dari kedua subjek.

2. Instrumen pengumpulan data

Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format

pengkajian keperawatan medikal bedah, penegakkan diagnosa

menggunakan SDKI, intervensi menggunakan SIKI dan SLKI, serta

melakukan pelaksanaan dan evaluasi.

G. Keabsahan data

Keabsahan data dimaksudkan untuk membuktikan kualitas data atau

informasi yaitu mengumpulkan data sesuai dengan yang diperoleh dari 2

kasus.

H. Analisis data

Analisia data pada literature review yaitu data yang dikumpulkan

sesuai dengan kriteria inklusi dikaitkan dengan konsep teori, prinsip yang

relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah keperawatan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti mereview hasil dan pembahasan kasus dari laporan

praktik dinas di Ruang Kemoterapi (Hidayatun Najah dan Noerjannah) yang

selanjutnya akan diuraikan hasil dan pembahasan mengenai data umum dan data

khusus tentang asuhan keperawatan pada pasien pre, intra dan post kemoterapi Ca

Colon di Ruang Kemoterapi di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan yang terletak di Jalan MT Haryono No. 656 Balikpapan.

RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo atau dahulu dikenal dengan Rumah

Sakit Umum Balikpapan ini dibuka sejak tanggal 12 September 1949.

Fasilitas yang tersedia antara lain: intalasi rawat jalan, instalasi farmasi,

ruang rawat inap, fisioterapi, dan UGD 24 jam.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan review kasus yang telah

dilakukan sebelumnya di Ruang Kemoterapi. Penulis menggunakan

laporan dinas saat praktik pada tanggal 14 Oktober – 19 Oktober 2019 dan

dilanjutkan kembali tanggal 21 Oktober – 26 Oktober 2019. Ruangan ini

adalah ruangan yang dikhususkan merawat pasien-pasien dengan kasus

kanker yang menjalani program kemoterapi untuk laki-laki dan

perempuan. Ruangan Kemoterapi terletak di lantai satu RSUD dr.

Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.

62
63

Adapun batasan-batasan Ruangan Kemoterapi yaitu sebagai

berikut: sebelah timur berbatasan dengan Ruang Hemodialisa, sebelah

utara berbatasan dengan Depo 2, dan sebelah selatan berbatasan dengan

Ruang KMKB serta sebelah barat berbatasan dengan jalan menuju ke

lantai 2.

Bangunan Ruang Kemoterapi terdiri dari 17 tempat tidur pasien

yang terbagi menjadi tempat tidur 1 hingga 8 untuk pasien laki-laki dan

tempat tidur 9 hingga 17 untuk pasien perempuan, 1 ruang tindakan, ruang

makan dan dapur dan ruang perawat (nurse station).

Kasus yang dirawat di ruangan kemoterapi meliputi kasus pasien

kanker yang menjalani program kemotarapi. Pada sub-sub ini akan

dijelaskan sebagai berikut:

2. Data Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Tabel 4.1 Hasil Review Anamnesis Pasien dengan Ca Colon di RSUD


dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019

DATA ANAMNESIS Pasien 1 Pasien 2


Nama Ny.M Ny.S
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Umur 55 Tahun 63 Tahun
Status Perkawinan Menikah Menikah
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
Agama Islam Islam
Pendidikan Terakhir SD SMP
Jl. Kantil 11 Jl. Gunung Empat
Kelurahan Bukit Raya Kecamatan Balikpapan
Alamat
Kecamatan Samboja Barat, Kalimantan Timur
Kabupaten
Kutai Kartanegara
Diagnosa Medis Ca Colon Ca Colon
Nomor Register 79 XX XX 78 XX XX
64

MRS/ Tgl Pengkajian Selasa, 15 Oktober 2019/ Senin, 21 Oktober 2019/


Rabu, 16 Oktober 2019 Selasa, 22 Oktober 2019
Keluhan utama Pasien mengatakan Pasien mengatakan kram
datang ke RSKD untuk pada jari kakinya
kemoterapi ke III
Riwayat penyakit Pasien mengatakan Pasien mengatakan pada
sekarang awalnya pada bulan awalnya di bulan
Agustus 2019 berobat ke Desember 2018 sering
Rumah Sakit Kanujdoso mengalami sakit pinggang
Djatiwibiwo (RSKD) dan sebelumnya dirawat
Balikpapan, kemudian di RS Pertamina. Pada
didiagnosa Ca Colon. saat di RS Pertamina Hb
Sebelumnya pasien pasien turun yaitu 9,5
merasakan nyeri yang g/dL. Setelah
tajam pada bagian perut mendapatkan hasil
sebelah kiri. Pada tanggal pemeriksaan
11 Agustus pasien laboratorium, pasien
menjalani operasi. Dan dilakukan transfusi darah
dari hasil operasinya sebanyak 4 kali.
pasien dianjurkan untuk Kemudian setelahnya
melakukan kemoterapi. dilakukan kembali
Pasien mengatakan pemeriksaan di RS
bahwa ini merupakan Pertamina dengan hasil
kemoterapi siklus ke-3 yang tidak dapat terbaca.
yang dijalani. Pasien RS Pertamina kemudian
dengan keluhan sejak menyarankan kepada
sulit untuk tidur dengan pasien untuk melakukan
nyenyak sejak seminggu pemeriksaan yang
yang lalu. lengkap di Rumah Sakit
Kanudjoso Djatiwibowo
(RSKD) Balikpapan. Pada
saat itu pasien tidak
dirujuk, hanya disarankan
untuk melakukan
pemeriksaan di RSKD.
Setelah hasil pemeriksaan
keluar ditemukan ada
tumor besar sebesar
kepalan tangan di usus.
Pasien mengatakan di
opname selama 2 hari.
Pada tanggal 24 Juli 2019
dilakukan pembedahan,
kurang lebih sekitar 2
minggu usai operasi
dilakukan kemoterapi dan
kemoterapi pertama kali
pada bulan September
2019
Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan ia Pasien mengatakan ia
pernah menderita Ca pernah menderita penyakit
Colon dan dirawat pada rahim pada tahun 2008.
30 September 2019. Pasien mengatakan pada
Pada tanggal 11 Agustus tahun 2008 dilakukan
2019 dilakukan operasi operasi.
pengangkatan sel kanker.
65

Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan ia Pasien mengatakan ia


pernah menderita Ca pernah menderita penyakit
Colon dan dirawat pada rahim pada tahun 2008.
30 September 2019. Pasien mengatakan pada
Pasien mengatakan tahun 2008 dilakukan
tanggal 11 Agustus 2019 operasi.
dilakukan operasi
pengangkatan sel kanker.
Riwayat penyakit Pasien mengatakan pasien mengatakan
keluarga Keluarga tidak ada yang Keluarga tidak ada yang
memiliki kelainan / memiliki kelainan /
kecacatan dan menderita kecacatan dan menderita
suatu penyakit yang berat. suatu penyakit yang berat.
Psikososial Pasien dapat Pasien dapat
berkomunikasi dengan berkomunikasi dengan
perawat maupun orang perawat maupun orang
lain sangat baik dan lain sangat baik dan
lancar serta menjawab lancar serta menjawab
pertanyaan yang diajukan
pertanyaan yang diajukan
oleh perawat. Orang yang
oleh perawat. Orang yang
paling dekat dengan
pasien adalah anaknya. paling dekat dengan
Ekspresi pasien terhadap pasien adalah anaknya.
penyakitnya yaitu tidak Ekspresi pasien pada
ada masalah. penyakitnya tidak ada
pasien mengatakan masalah.
interaksi dengan orang Pasien mengatakan
lain baik dan tidak ada interaksi dengan orang
masalah. Reaksi saat lain baik dan tidak ada
interaksi dengan pasien masalah. Reaksi saat
kooperatif dan tidak ada interaksi dengan pasien
gangguan konsep diri.
kooperatif dan tidak ada
gangguan konsep diri.

Personal Hygiene dan Saat di rumah pasien Saat di rumah pasien


Kebiasaan memiliki kebiasaan memiliki kebiasaan mandi
mandi sebanyak 2 kali sebanyak 3 kali sehari,
sehari, sikat gigi dan sikat gigi sebanyak 3
sebanyak 2 kali sehari kali sehari, keramas
dan keramas sebanyak 1 sebanyak 1 kali sehari dan
kali sehari, memotong memotong kuku
kuku seminggu sekali. seminggu sekali.
Saat ini pasien tidak Saat ini pasien
merokok, ia mengatakan mengatakan tidak
tidak meminum merokok, tidak meminum
minuman beralkohol. minuman beralkohol.

Spiritual Sebelum sakit pasien Sebelum sakit pasien


sering untuk beribadah sering untuk beribadah
begitupun selama ia sakit begitupun selama ia sakit
66

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah
Berdasarkan tabel 4.1 ditemukan data dari identitas pasien. Pada

pasien 1 bernama Ny.M berusia 55 tahun, berjenis kelamin perempuan,

masuk rumah sakit pada tanggal 15 Oktober 2019 dan dilakukan

pengkajian pada tanggal 16 Oktober 2019 dengan diagnosa medis Ca

Colon. Sedangkan pada pasien 2 bernama Ny.S berusia 63 tahun,

berjenis kelamin perempuan, masuk rumah sakit pada tanggal 21

Oktober 2019 dan dilakukan pengkajian pada tanggal 22 Oktober 2019

dengan diagnosa medis Ca Colon.

Pada pengkajian riwayat kesehatan pada pasien 1 tidak ditemukan

adanya keluhan, pasien 1 hanya mengatakan bahwa datang ke RSKD

untuk menjalani kemoterapi yang ke III sedangkan pada pasien 2

keluhan utama ditemukan pasien mengeluh kram pada jari kakinya.

Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan data pasien 1 dirawat untuk

kemoterapi ketiga dengan keluhan pasien mengatakan sejak seminggu

yang lalu sulit tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada pasien 2

didapatkan data dari keluhan utama yaitu pasien dirawat untuk

kemoterapi keempat dengan keluhan kram pada jari kakinya.

Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu ditemukan data pasien 1

yaitu pernah menderita Ca Colon dan pernah dilakukan operasi,

sedangkan pasien 2 pernah menderita penyakit rahim dan pernah

dilakukan operasi. Pada riwayat penyakit keluarga pasien 1 dan pasien


67

2 tidak ditemukan masalah, keluarga tidak ada yang memiliki kelainan

/ kecacatan dan menderita suatu penyakit yang berat.

Pada pengkajian data psikososial pada pasien 1 dan pasien 2 tidak

ditemukan masalah keperawatan pola komunikasinya baik, pasien dapat

berinteraksi dengan kooperatif dan tidak ada gangguan pada konsep

diri.

Pada pengkajian data Personal hygiene dan kebiasaan pasien 1 dan

pasien 2 tidak ditemukan masalah. Pasien 1 dan pasien 2 tidak memiliki

riwayat merokok, pada pasien 1 dan pasien 2 tidak memiliki riwayat

kebiasaan meminum minuman beralkohol. Pada pengkajian spiritual

pada pasien 1 dan pasien 2 tidak ditemukan masalah, sebelum sakit dan

selama di rumah sakit pasien selalu beribadah.

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien dengan Ca Colon di RSUD


dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019

Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2


1. Keadaan umum Sedang Sedang
Tampak terpasang infus Tampak terpasang infus
NaCl 0,9% pada tangan Nacl 0,9% pada tangan
sebelah kiri sebelah kiri
2. Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5 GCS : E4 M6 V5
3. Tanda-tanda vital TD : 130/70 mmHg TD : 140/80 mmHg
Nadi : 69x/menit Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,5oC Suhu : 36,0oC
RR : 20x/menit RR : 20x/menit
MAP : 90 mmHg MAP : 100 mmHg
4. Kenyamanan/nyeri Tidak ada nyeri Pasien merasa kram
pada jari kakinya (pada
keluhan utama)

Terdapat nyeri dengan


P: Peningkatan tekanan
darah
Q: Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
68

R: Nyeri pada abdomen


S: Skala nyeri 5
T: Nyeri saat ditekan
(pada pengkajian
kenyamanan/nyeri)
5. Status Fungsional/ Nilai skor : 20 Nilai skor : 20
Aktivitas dan Mobilisasi Kategori ketergantungan Kategori ketergantungan
Barthel Indeks : Mandiri : Mandiri
6. Pemeriksaan kepala Bentuk kepala pasien Bentuk kepala pasien
a. Rambut oval, tidak ditemukan bulat, tidak ditemukan
adanya penonjolan pada adanya penonjolan pada
tulang kepala pasien, tulang kepala pasien,
fingerprint di tengah kulit kepala bersih,
frontal terhidrasi, kulit fingerpint di tengah
kepala bersih, frontal terhidrasi,
penyebaran rambut penyebaran rambut
merata, warna hitam, merata, warna hitam
tidak mudah patah, tidak bercampur putih, tidak
bercabang, cerah, tidak bercabang, cerah, tidak
rontok rontok

b. Mata Mata lengkap dan Mata lengkap dan


simetris kanan dan kiri, simetris kanan dan kiri
tidak ada pembengkakan tidak ada pembengkakan
pada kelopak mata, pada kelopak mata,
sclera putih, konjungtiva sclera putih, konjungtiva
merah muda, palpebra anemia, palpebra tidak
tidak ada edema, kornea ada edema, kornea
jernih, reflek +, pupil jernih, reflek +, pupil
isokor isokor
c. Hidung Tidak ada pernafasan Tidak ada pernafasan
cuping hidung, posisi cuping hidung, posisi
septum nasi di tengah, septum nasi di tengah,
tidak ada secret atau tidak ada secret atau
sumbatan pada lubang sumbatan pada lubang
hidung, ketajaman hidung, ketajaman
penciuman normal, dan penciuman normal, dan
tidak ada kelainan tidak ada kelainan
d. Rongga mulut Bibir berwarna merah Bibir berwarna merah,
muda, gigi masih utuh, terdapat 3 gigi geraham
lidah berwarna merah yang berlubang, lidah
muda, mukosa lembab, berwarna merah muda,
tonsil tidak membesar. mukosa lembab, tonsil
tidak membesar.
e. Telinga Telinga simetris kanan Telinga simetris kanan
dan kiri, ukuran sedang, dan kiri, ukuran sedang,
daun atau pina telinga kanalis telinga bersih
bersih kanan dan kiri, kanan dan kiri, tidak ada
tidak ada benda asing benda asing dan bersih
dan bersih pada lubang pada lubang telinga,
telinga, pasien dapat pasien dapat mendengar
mendengar suara suara gesekan jari.
gesekan jari.
7. Pemeriksaan Leher Kelenjar getah bening Kelenjar getah bening
69

tidak teraba, tiroid tidak tidak teraba, tiroid tidak


teraba, posisi trakea teraba, posisi trakea
terletak di tengah. terletak di tengah
8. Pemeriksaan Pasien tidak ada sesak, Pasien tidak ada sesak,
thorak: Sistem tidak ada batuk. tidak ada batuk.
Pernafasan Bentuk dada simetris, Bentuk dada simetris,
frekuensi 20x/menit, frekuensi 20x/menit,
irama nafas teratur, pola irama nafas teratur, pola
nafas normal, tidak ada nafas normal, tidak ada
pernafasan cuping pernafasan cuping
hidung, tidak ada otot hidung, tidak ada otot
bantu nafas. Vocal bantu nafas, tidak ada
premitus teraba sama alat bantu nafas. Tidak
kanan dan kiri saat terdapat krepitasi.
pasien mengucap tujuh- Suara perkusi sonor
tujuh, tidak terdapat Suara nafas vesikuler,
krepitasi. Suara perkusi suara ucapan jelas, tidak
sonor. Suara nafas ada suara nafas
vesikuler, tidak ada suara tambahan
nafas tambahan
9. Pemeriksaan Jantung: Tidak ada nyeri dada, Tidak ada nyeri dada,
Sistem Kardiovaskuler CRT < 2 detik, ujung jari CRT < 2 detik, ujung
tidak tabuh. Ictus cordis jari tidak tabuh. Ictus
tidak tampak, ictus cordis tidak tampak,
cordis teraba di ICS V ictus cordis teraba di
linea midclavikularis kiri ICS V linea
selebar 1 cm, basic midclavikularis kiri
jantung terletak di ICS selebar 1 cm, basic
III sternalis kanan dan jantung terletak di ICS
ICS III sternalis kiri, III sternalis kanan dan
suara perkusi redup, ICS III sternalis kiri,
pinggang jantung suara perkusi redup,
terletak di ICS III sampai pinggang jantung
V sternalis kanan suara terletak di ICS III
perkusi redup, apeks sampai V sternalis
jantung terletak di ICS V kanan suara perkusi
midclavikularis kiri suara redup, apeks jantung
perkusi redup. Bunyi terletak di ICS V
jantung I terdengar lup midclavikularis kiri
dan bunyi jantung II suara perkusi redup.
terdengar dup. Tidak ada Bunyi jantung I
bunyi jantung tambahan. terdengar lup dan bunyi
jantung II terdengar dup.
Tidak ada bunyi jantung
tambahan.
10. Pemeriksaan sistem BB : 45 kg BB : 45 kg
pencernaan dan status TB : 155 cm TB : 140 cm
nutrisi IMT : 18,75 (kategori IMT : 32 (kategori :
: normal), total skor cenderung obesitas),
parameter : 0 total skor parameter: 0
Pasien BAB 2 kali Pasien BAB 1 x/hari,
sehari konsistesi lunak konsistensi lunak
terakhir pada tanggal 16 terakhir pada tanggal 22
Oktober 2019, jenis diet Oktober 2019, jenis diet
lunak, nafsu makan baik padat, nafsu makan baik
dengan frekuensi 3x dengan frekuensi 3x
70

sehari, porsi makan sehari, porsi makan


habis. habis.

11. Abdomen Bentuk abdomen datar, Bentuk abdomen datar,


tidak ada benjolan/masa, tidak ada
tidak ada bayangan vena, benjolan/masa, tidak
tidak ada nyeri tekan, ada bayangan vena,
tidak ada pembesaran peristaltic usus
hepar, suara abdomen 11x/menit, palpasi
tympani, tidak ada asites abdomen tegang,
terdapat nyeri tekan,
tidak ada pembesaran
hepar, suara abdomen
tympani, tidak ada
asites.
Terdapat colostomy
pada perut pasien
sebelah kirsi.
12. Sistem Persyarafan Status memori panjang, Status memori panjang,
perhatian dapat perhatian dapat
mengulang, bahasa baik, mengulang, bahasa baik,
dapat berorientasi pada dapat berorientasi pada
orang, tempat dan waktu, orang, tempat dan
tidak ada keluhan waktu, tidak ada
pusing, Pada keluhan pusing, istirahat
pemeriksaan saraf tidur kurang lebih 6
kranial, nervus I pasien jam/hari, pasien
dapat membedakan bau, mengatakan tidak bisa
nervus II pasien dapat tidur.
melihat dan membaca Pada pemeriksaan saraf
tanpa memakai kranial, nervus I pasien
kacamata, nervus III dapat membedakan bau,
pasien dapat nervus II pasien dapat
menggerakkan bola mata melihat dan membaca
kebawah dan kesamping, tanpa memakai
nervus IV pupil kacamata, nervus III
mengecil saat dirangsang pasien dapat
cahaya, nervus V pasien menggerakkan bola mata
dapat merasakan sensasi kebawah dan
halus dan tajam, nervus kesamping, nervus IV
VI pasien mampu pupil mengecil saat
melihat benda tanpa dirangsang cahaya,
menoleh, nervus VII nervus V pasien dapat
pasien bisa senyum dan merasakan sensasi halus
menutup kelopak mata dan tajam, nervus VI
dengan tahanan, nervus pasien mampu melihat
VIII pasien dapat benda tanpa menoleh,
mendengar gesekan jari, nervus VII pasien bisa
nervus IX uvula berada senyum dan menutup
ditengah dan simetris, kelopak mata dengan
nervus X pasien dapat tahanan, nervus VIII
menelan, nervus XI pasien dapat mendengar
pasien bisa melawan gesekan jari, nervus IX
tahanan pada pipi dan uvula berada ditengah
bahu, dan nervus XII dan simetris, nervus X
pasien dapat
71

menggerakkan lidah. pasien dapat menelan,


Pada pemeriksaan refleks nervus XI pasien bisa
fisiologis ditemukan melawan tahanan pada
adanya gerakan fleksi pipi dan bahu, dan
pada tangan kanan dan nervus XII pasien dapat
tangan kiri saat menggerakkan lidah.
dilakukan pemeriksaan Pada pemeriksaan
refleks bisep dan refleks fisiologis
ditemukan adanya ditemukan adanya
gerakan ekstensi saat gerakan fleksi pada
dilakukan pemeriksaan tangan kanan dan tangan
refleks trisep. Pada kiri saat dilakukan
pemeriksaan refleks pemeriksaan refleks
patella ditemukan adanya bisep dan ditemukan
gerakan tungkai ke depan adanya gerakan ekstensi
pada kaki kanan dan kaki saat dilakukan
kiri. Pada pemeriksaan pemeriksaan refleks
refleks patologis berupa trisep. Pada pemeriksaan
refleks babinsky refleks patella
ditemukan adanya ditemukan adanya
gerakan fleksi pada jari – gerakan tungkai ke
jari. depan pada kaki kanan
dan kaki kiri. Pada
pemeriksaan refleks
patologis berupa refleks
babinsky ditemukan
adanya gerakan fleksi
pada jari – jari.
13. Sistem Perkemihan Bersih, tidak ada keluhan Bersih, tidak ada
berkemih. Pasien tidak keluhan berkemih. Klien
terpasang kateter, tidak terpasang kateter,
produksi urine 1000 produksi urine 1500
ml/hari, warna kuning ml/hari, warna kuning
jernih dan bau khas. jernih dan bau khas.
Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
dan pembesaran pada dan pembesaran pada
kandung kemih. kandung kemih.
14. Sistem Muskuloskeletal Pergerakan sendi bebas, Pergerakan sendi bebas,
dan Integumen otot simetris kanan dan otot simetris kanan dan
kiri. kiri.
Pada pemeriksaan tangan Pada pemeriksaan
kanan, tangan kiri dan tangan kanan, tangan
kaki kanan, kaki kiri kiri dan kaki kanan,
didapatkan kekuatan otot kaki kiri didapatkan
5. kekuatan otot 5.

5 5 5 5

5 5 5 5

Penilaian edema tidak Penilaian edema tidak


ada edema ekstremitas ada edema ekstremitas
dan tidak ada pitting dan tidak ada pitting
edema. edema.
Tidak terdapat Tidak terdapat
72

peradangan dan ruam peradangan dan ruam


pada kulit. pada kulit.
Total nilai pada Total nilai pada
penilaian risiko penilaian risiko
decubitus adalah 22 decubitus adalah 20
(kategori : low risk) (kategori : low risk)

Pemeriksaan Integumen:
Terdapat luka operasi
dan colostomy diperut
sebelah kiri pasien
dengan warna dasar luka
kemerahan
15. Sistem Endokrin Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
pada kelenjar tiroid, pada kelenjar tiroid dan
terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
pada kelenjar getah Tidak terdapat
bening bagian leher hipoglikemia dan
sebelah kanan. Tidak hiperglikemia. Tidak
terdapat hipoglikemia terdapat riwayat luka
dan hiperglikemia. Tidak sebelumnya dan tidak
terdapat riwayat luka terdapat riwayat
sebelumnya dan tidak amputasi sebelumnya.
terdapat riwayat
amputasi sebelumnya.

16. Seksualitas dan Bentuk payudara simetris Bentuk payudara


Reproduksi kanan dan kiri, warna simetris kanan dan kiri,
a. Payudara aerola kehitaman, tidak warna aerola kehitaman,
ada benjolan pada axilla tidak ada benjolan pada
dan clavikula. axilla dan clavikula.

b. Genitalia Pasien sudah disunat, Pasien sudah disunat,


tidak ada masalah pada tidak ada masalah pada
genetalia. genetalia.

17. Keamanan Lingkungan Total penilaian risiko Total penilaian risiko


pasien jatuh dengan skala pasien jatuh dengan
morse adalah 20 skala morse adalah 15
(kategori: rendah) (kategori: rendah)

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah

Berdasarkan tabel 4.2 ditemukan data dari pemeriksaan fisik pada

pemeriksaan kenyamanan atau nyeri ditemukan masalah pada pasien 2

yaitu nyeri dan kram pada jari kakinya. Terdapat kesamaan antara

pasien 1 dan pasien 2 yaitu mengalami masalah kesulitan tidur. Pada


73

pemeriksaan fisik bagian abdomen terpasang colostomy dan terdapat

nyeri tekan sekitar abdomen.

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang pasien dengan Ca Colon di

RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun

2019

Pemeriksaan
Pasien 1 Pasien 2
Penunjang
Laboratorium Pada tanggal 14 Oktober Pada tanggal 21 Oktober
2019 2019
- Hemoglobin 12 - Hematokrit 31,2
- Leukosit 7,290 - MCV 68,3
- Hematokrit 36,5 - MCH 24,1
- Trombosit 378,000 - RDW-CV 16,2
- GDS 134 - Monosit 15,5
- SGOT 20 - Ureum darah 15
- SGPT 14 - Kreatinin darah 0,57
- Ureum darah 15
- Kreatinin darah 0,72

Rontgen Tidak ada Tidak ada

EKG Tidak ada Tidak ada

USG Tidak ada Tidak ada

Lain-lain : ak ada ak ada


Patologi Anatomi (PA)

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah

Berdasarkan tabel 4.3 ditemukan data pada pasien 1 dan pasien 2

dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium.

Pada pasien 1 pemeriksaan laboratorium pada tanggal 14 Oktober 2019

dengan hasil yang normal dan pada pasien 2 pemeriksaan

laboratoriumnya tanggal 21 Oktober 2019 didapatkan juga hasil yang

normal, sehingga keduanya dapat dilakukan kemoterapi.


74

Tabel 4.4 Hasil Penatalaksanaan Terapi Pasien dengan Ca Colon di


RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019

Pasien 1 Pasien 2
Pada tanggal 16 Oktober 2019 Pada tanggal 13 Mei 2019
- Dexamitason 5 mg (pre dan post) - Oxaliplatin 100 mg dalam D5%
- Ondansentron 8 mg (pre dan post) - Leucopurin 500 mg + D5% 250
- Omeprazol 40 mg (pre dan post) cc (2 jam)
- Diphenhindramin 10 mg (pre) - 5 FU 550 + Ns 100 cc (15 menit)
- Injeksi IV Ca Gluconas 100 mg - 5 FU 850 mg dalam Ns 1000 cc
- Bilas NaCl 0,9% (22 jam)
- Oxaliplatin dalam D5% 250 - Injeksi IV Ca Gluconas 100 mg
cc (2 jam)
- Leucopurin 500 mg dalam
D5% 250 cc (2 jam)
- 5 FU 500 mg dalam Ns 100 cc
(15 menit)
- 5 FU 770 mg dalam Ns 1000 cc

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah

Berdasarkan tabel 4.4 ditemukan data penatalaksanan terapi

pemberian obat pada pasien 1 yaitu obat pre dan post medikasi, Injeksi

Ca Gluconas, NaCl 0,9 % dan obat kemoterapi. Sedangkan terapi

pemberian obat pada pasien 2 yaitu : Injeksi Ca Gluconas dan obat-

obatan kemoterapi.
75

b. Data Fokus

Tabel 4.5 Data Fokus Pada Kedua Pasien Kemoterapi Dengan Ca


Colon

Pasien 1

Data Subyektif Data Obyektif


- Pasien mengatakan sulit tidur sejak - Pasien tampak mual
seminggu yang lalu - Pasien tampak gelisah
- Pasien mengatakan setelah kemo - Pasien tampak gatal-gatal
hari pertama merasa mual - Pasien tampak kedinginan
- Pasien mengatakan gatal, tidak
mandi sejak awal masuk karena
cuaca yang dingin
- Pasien mengatakan suhu ruangan
dingin sehingga sulit tidur

Pasien 2

Data Subyektif Data Obyektif


- Pasien mengatakan nyeri pada - Terdapat luka post operasi
perut karena operasi ca colon - Nyeri seperti tertusuk-tusuk
- Pasien mengatakan susah tidur - Pasien tampak tidak bisa tidur
- Pasien mengatakan penglihatan - Panjang luka kurang lebih 20 cm
kabur - Warna luka kemerahan
- Pasien mengatakan memiliki - Obat pegangan pasien terdapat
riwayat hipertensi amlodipin
- Pasien mengatakan luka nyeri saat - KU : Baik
ditekan - TD : 140/80
- Pasien mengatakan habis operasi - Terpasang infus
- Pasien mengatakan sering terjaga - Terdapat nyeri tekan
- Pasen mengatakan aktivitas - Tidur kurang lebih 6 jam perhari
dikurangin - Tampak kantong mata atau area
mata hitam
- Wajah tampak pucat

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah
76

Dari data fokus kedua pasien pada tabel 4.5 terdapat perbedaan
keluhan yang dirasakan masing-masing pasien, hanya keluhan sulit
tidur saja yang terdapat kesamaan diantara keduanya.

c. Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.6 Diagnosa Keperawatan Pasien dengan Pre dan Intra


Kemoterapi Ca Colon di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan Tahun 2019

Pre Kemoterapi
Pasien 1 Pasien 2
No Hari/ Hari/
Diagnosa Diagnosa
Urut Tanggal Tanggal
Keperawatan (Kode Keperawatan (Kode
ditemukan ditemuka
SDKI) n SDKI)
1. Rabu, 16 Gangguan Pola Tidur Selasa, 22 Nyeri akut b.d Agen
Oktober b.d kurang kontrol Oktober pencedera fisik
2019 tidur (D.0055) 2019 (D.0077)
Batasan karakteristik Batasan karakteristik
(kriteria mayor dan (kriteria mayor dan
minor) : minor) :
a. Subjektif a. Subjektif
: Pasien : Pasien
- Mengeluh - Mengeluh
sulit tidur nyeri
- Mengeluh
sering b. Objektif :
terjaga - Tampak
- Mengeluh meringis
tidak puas - Gelisah
tidur - Sulit tidur
b. Objektif : - KU : sedang,
- KU : kesadaran :
Sedang, compos
kesadaran mentis
compos - TD :
mentis 140/80
- TD : mmHg
130/70 - Nadi :
mmHg 90x/menit
- Nadi : - Suhu : 36,0
69x/menit o
C
- Suhu : - RR :
36,5oC 20x/menit
- RR:20x/men
it
2. Rabu, 16 Defisit perawatan diri Selasa, 22 Risiko infeksi d.d
Oktober b.d penurunan Oktober Efek prosedur invasif
2019 motivasi/minat. 2019 (D.0142)
77

(D.0109) Batasan karakteristik


Batasan karakteristik (factor risiko) :
(kriteria mayor dan a. Subjektif :
minor) : - Pasien
a. Subjektif : mengatakan
- Pasien ia telah
mengatakan dilakukan
badannya tindakan
gatal operasi pada
- Pasien tanggal 24
mengatakan Juli 2019
belum b. Objektif :
mandi sejak - Tampak
awal masuk luka operasi
karena - Warna luka
cuaca dingin kemerahan
- Luka
b. Objektif : panjang
- Minat kurang lebih
melakukan 20 cm
perawatan
diri kurang
Intra Kemoterapi
Pasien 1 pasien 2
No
Hari/ Diagnosa Hari/ Diagnosa
Urut
Tanggal Keperawatan Tanggal Keperawatan (Kode
ditemukan (Kode SDKI) ditemukan SDKI)
1. Rabu, 16 Nausea efek agen Selasa, 22 Gangguan pola tidur
Oktober farmakologis Oktober b.d hambatan
2019 (D.0076) 2019 lingkungan (D.0055)
Batasan Batasan karakteristik
karakteristik (kriteria mayor dan
(kriteria mayor minor) :
dan minor) : a. Subjektif :
a. Subjektif : - Pasien
Pasien mengatakan
mengatakan sulit tidur
mual pada - Mengatakan
saat kemo di sering
hari pertama terjaga
- Mengeluh
b. Objektif : kemampuan
- Tampak beraktivitas
mual menurun

b. Objektif :
- Pasien
tampak tidak
bisa tidur
- Tampak
kantung
mata di area
sekeliling
mata
78

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah

Berdasarkan tabel 4.5 setelah melakukan pengkajian dan

menganalisis data pada pasien 1 ditegakkan diagnosa keperawatan pada

pre kemoterapi dan 1 diagnosa keperawatan pada intra kemoterapi dan

pada post kemoterapi tidak ditemukan diagnosa keperawatan. Urutan

diagnose keperawatan pada pre kemoterapi yaitu gangguan pola tidur

berhubungan dengan kurang kontrol tidur, defisit perawatan diri

behubungan dengan penurunan motivasi atau minat, dan pada diagnosa

keperawatan intra kemoterapi yaitu nausea berhubungan dengan efek

agen farmakologis.

Sedangkan pada pasien 2 ditegakkan 2 diagnosa keperawatan pada

pre kemoterapi dan 1 diagnosa keperawatan pada intra kemoterapi dan

post kemoterapi tidak ditemukan diagnose keperawatan. Urutan

diagnose keperawatan pada pre kemoterapi yaitu, nyeri akut

berhubungan dengan agen pencedera fisik, risiko infeksi ditandai

dengan efek prosedur invasif dan pada diagnosa keperawatan intra

kemoterapi yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan

lingkungan.
79

d. Perencanaan

Tabel 4.6 Perencanaan Pasien dengan Pre, Intra dan Post Kemoterapi
Ca Colon di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Tahun 2019

Hari/Tanggal Diagnosa Tujuan dan Intervensi


Keperawatan Kriteria Hasil
Pasien 1 (Pre Kemoterapi)
Rabu, 16 Gangguan pola tidur Tujuan : 1.1 Pantau keadaan
Oktober 2019 b.d kurangnya Setelah dilakukan umum pasien
kontrol tidur . tindakan keperawatan dengan tanda-
(D.0055) selama 2 x 24 jam tanda vital pasien
diharapkan pola tidur 1.2 Kaji pola tidur
pasien teratur pasien
1.3 Ciptakan suasana
Kriteria Hasil : nyaman
1. Melaporkan pola 1.4 Ajarkan teknik
tidur yang optimal nonfarmakologis
2. Waktu tidur dalam (relaksasi)
batas normal 7-8 1.5 Fasilitasi untuk
jam mempertahankan
3. Dapat aktivitas
mempertahankan
pola tidur yang
optimal
Senin, 8 April Defisit perawatan Tujuan : 2.1 Kaji respon
2019 diri b.d penurunan Setelah dilakukan pasien terhadap
motivasi/minat tindakan keperawatan personal hygiene
(D.0109) selama 3 x 24 jam 2.2 Pantau
diharapkan perawatan kebersihan diri
diri pasien dapat terjaga pasien
2.3 Bantu
Kriteria hasil : menyiapkan
1. Pasien dapat peralatan mandi
mngetahui pasien
pentingnya 2.4 Dorong keluarga
perawatan diri untuk partisipasi
2. Pasien dapat dalam perawatan
menjaga diri pasien
kebersihan diri
Pasien 1 (Intra Kemoterapi)
Kamis, 17 Nausea b.d efek agen Tujuan : 3.1 Kaji penyebab
Oktober 2019 farmakologis Setelah dilakukan mual
(D.0076) tindakan keperawatan 3.2 Anjurkan
selama 1 x 24 jam makanan sedikit
diharapkan tidak tapi sering
terjadi mual 3.3 Anjurkan pasien
mengurangi
Ktiteria Hasil : jumlah makanan
1. Pasien dapat yang bisa
menghindari faktor menumbulkan
penyebab nausea mual
2. Pasien mampu 3.4 Anjurkan pasien
80

mempertahankan mengkonsumsi
pola makan yang makanan yang
adekuat disukai

Pasien 2 (Pre Kemoterapi)


Selasa, 22 Nyeri akut b.d Agen Tujuan : 1.1 Kaji tanda vital
Oktober 2019 Pencedera Fisik Setelah dilakukan 1.2 Kaji rasa nyeri
(D.0077) tindakan keperawatan 1.3 Pantau tanda-tanda
selama 1 x 8 jam nyeri
diharapkan gangguan 1.4 Latih teknik
rasa nyaman teratasi relaksasi
1.5 Pemberian obat
Kriteria Hasil : atau kolaborasi
1. Pasien dapat
beristirahat atau
tidur
2. Pasien mengatakan
nyeri berkurang
atau hilang
Selasa, Risiko infeksi d.d Tujuan : 2.1 Kaji luka
22 Oktober Efek prosedur Setelah dilakukan 2.2 Observasitanda
2019 invasif (D.0142) tindakan keperawatan dan gejala
diharapkan tidak infeksi
terjadinya tanda-tanda 2.3 Manajemen luka
infeksi 2.4 Pantau tanda-
tanda vital
Kriteria hasil : 2.5 Anjurkan pasien
1. Pasien bebas dari menjaga
tanda dan gejala kebersihan diri
infeksi.
2. Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah
timbulnya infeksi.
3. Menunjukkan
perilaku hidup
sehat.

Pasien 2 (Intra Kemoterapi)


81

Selasa, 22 Oktober Gangguan pola tidur Tujuan : 3.1 Kaji penyebab


2019 b.d hambatan Setelah dilakukan susah tidur
lingkungan (D.0055) tindakan keperawatan 2 3.2 Kaji pola tidur
x 8 jam diharapkan 3.3 Observasi tidur
gangguan pola tidur pasien
teratasi 3.4 Mengatur posisi
pasien
Kriteria hasil : 3.5 Edukasi aktivitas
1. Pasien tidak atau istirahat
mengeluh susah pasien
tidur
2. Tidur dalam batas
normal 8 jam
perhari
3. Wajah tidak pucat

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menjelaskan mengenai intervensi

yang akan diberikan pada pasien 1 dan pasien 2 selama masa perawatan

sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditegakkan.

e. Pelaksanaan

Tabel 4.7 Implementasi keperawatan Pasien 1 dengan Pre, Intra, dan


Post Kemoterapi Ca Colon di RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019

Waktu Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi


Hari 1 1.1 Mengobservasi tanda-tanda DS :
(Pre Kemoterapi) vital - Pasien mengatakan
Rabu, 16 bersedia dilakukan tindakan
Oktober DO :
2019 - TD : 120/70 mmHg
14.00 WITA Nadi : 74x/menit
Suhu : 36,5 oC
RR : 20x/menit
Meminta persetujuan kepada DS :
pasien untuk dijadikan Pasien bersedia menjadi pasien
pasien kelolaan kelolaan
DO :
Pasien tampak kooperatif
Melakukan pengkajian DS :
1.2 Mengkaji pola tidur pasien Pasien mengatakan sulit tidur
DO :
Pasien tampak tidak bisa tidur
1.3 Menciptakan suasana DS :
nyaman Pasien mengatakan sulit tidur
apabila berada pada suhu ruangan
82

yang dingin
DO :
- Pasien tampak kurang
nyaman dengan
kondisi ruangan
- Pasien tampak belum bisa
tidur
1.4 Mengajarkan teknik DS :
relaksasi Pasien mengatakan paham
dengan yang diajarkan
DO :
Pasien tampak mengikuti arahan
yang diberikan
1.5 Memfasilitasi untuk DS :
mempertahankan aktivitas Pasien mengatakan sedikit lebih
sebelum tidur nyaman
DO : :
- Pasien tampak tenang
(Intra Kemoterapi) Melakukan visite keperawatan S:
Kamis, 17 Pasien mengatakan mual dan
Oktober gatal
2019 O:
- Pasien tampak mual
08.00 - Pasien tampak tidak tenang
2.1 Mengkaji penyebab rasa DS :
mual Pasien mengatakan mual pada
saat kemo hari pertama
DO :
Pasien tampak mual

2.5 Kolaborasi pemberian obat DS :


-
DO :
Pasien tampak mual
2.3 Menganjurkan pasien DS :
mengurangi makanan yang Pasien mengatakan memahami
bisa menimbulkan mual anjuran
DO :
Pasien tampak mendengarkan
2.4 Mengajarkan pasien DS :
mengkonsumsi makanan Pasien mengatakan memahami
yang disukai anjuran
DO :
Pasien tampak mendengarkan

13.40 WITA 3.1 Mengkaji respon pasien DS :


terhadap personal hygiene - Pasien mengatakan tidak
3.2 Memantau kebersihan mandi dikarenakan suhunya
diri pasien dingin
- Pasien mengatakan
badannya terasa gatal
DO :
- Pasien tampak menggaruk
83

badannya
Hari 3 2.2 Menganjurkan makan sedikit S:
(Post Kemoterapi) tapi sering Pasien mengatakan memahami
Jumat, 18 anjuran
Oktober O:
2019 Pasien tampak makan roti
14.00 WITA
17.00 WITA 3.3 Membantu menyiapkan DS :
peralatan mandi pasien - Pasien mengatakan ingin
3.4 Mendorong keluarga mandi
pasien untuk berpatisipasi - Keluarga mengatakan
dalam perawatan diri akan menyiapkan air
pasien hangat
DO :
- Pasien tampak akan mandi

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah

Pada tabel 4.7 implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi

masalah-masalah yang ditemukan pada pasien sesuai dengan perencanaan

tindakan keperawatan masing-masing diagnosa yang telah disusun.

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien 1 selama 3 hari dimana 1

hari perawatan pre, 1 hari perawatan intra kemoterapi dan 1 hari perawatan

post kemoterapi. Implementasi dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2019

sampai 18 Oktober 2019.

Tabel 4.8 Implementasi keperawatan Pasien 2 dengan Pre, Intra, dan Post
Kemoterapi Ca Colon di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan Tahun 2019

Waktu Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi


Selasa, 22 Oktobr 2019 Melakukan Pengkajian DS :
14.00 WITA Pasien mengatakan susah tidur
3.1 Mengkaji penyebab karena nyeri kadang timbul
pasien susah tidur DO :
3.2 Mengkaji pola tidur Skala nyeri 5

3.4 Mengatur posisi pasien DS :


-
DO :
Pasien dengan posisi supinasi

3.5 Mengedukasi pasien DS :


84

mengenai aktivitas dan Pasien mengatakan paham


istirahat DO :
Pasien tampak mendengarkan apa
yang diberikan

14.30 WITA 3.3 Mengobservasi tidur pasien DS :


-
DO :
Pasien tampak susah tidur

1.1 Melakukan DS :
pemeriksaan tanda- -
tanda vital DO :
1.2 Memantau rasa nyeri - TD : 140/80 mmHg
N : 90x/menit
RR :
20x/menit S :
36,3 c
- Terdapat nyeri tekan
2.1 Mengkaji luka DS :
-
DO :
- Tampak luka dengan
panjang kurang lebih 20 cm
- Luka tampak berwarna
kemerahan

1.4 Melatih tarik napas dalam DS :


-

DO :
-
1.3 Memantau tanda-tanda nyeri DS :
-
DO
- Nyeri saat ditekan
1.5 Pemberian obat DS :
-
DO :
- Obat pre medikasi dan
obat kemoterapi
2.2 Mengobservasi tanda dan DS :
gejala infeksi -
DO :
- Luka berwarna kemerahan
- Pasien tidak ada demam
- (S : 36,3 c)
1.2 Mengkaji rasa nyeri DS :
-
DO :
- Nyeri saat ditekan
15.30 WITA 1.5 Pemberian obat DS :
-
DO :
-
85

2.5 Menganjurkan pasien untuk DS :


menjaga kebersihan diri - Pasien mengatakan akan
mandi
DO :
-
Rabu, 23 Oktober Melakukan visite keperawatan
2019
15.00 WITA

1.1 Melakukan pemeriksaan DS :


tanda-tanda vital - Pasien mengatakan tidak
ada keluhan
DO :
- TD : 120/70
N : 89x/menit
RR : 20x/menit

1.5 Pemberian obat DS :


-
DO :
- Pre medikasi setelah 30 menit
- Bilas NaCl 0,9%
- Pasang leucopurin 250cc/jam
17.00 WITA Mengganti cairan infus DS :
- Tidak ada
keluhan DO :
- Bilas NaCl 0,9%
1.4 Melatih tarik napas dalam DS :
-

DO :
- Pasien tampak lebih nyaman

2.2 Mengobservasi luka DS :


-
DO :
- Tampak luka berwarna
kemerahan
1.2 Mengkaji rasa nyeri DS :
- Pasien mengatakan
nyeri berkurang
DO :
- Nyeri tekan berkurang

17.30 WITA Memasang obat kemoterapi DS :


- Pasien mengatakan tidak
ada keluhan
DO :
- Memasang 5FU+50
bolus 100cc selama 15
menit
- Memasang 5FU 850mg dalam
NaCl 100/22 jam
Kamis, 24 Oktober Melakukan visite keperawatan
2019
15.00 WITA
86

2.4 Melakukan pemeriksaan DS :


tanda-tanda vital - Pasien mengatakan sempat
merasa pusing
DO :
- TD : 120/70 mmHg
N : 86x/menit
RR : 20x/menit

1.3 Memantau tanda-tanda nyeri DS :


- Pasien mengatakan nyeri
masih tapi sudah tidak terlalu
DO :
- Nyeri tekan pasien berkurang

3.3 Mengobservasi tidur pasien DS :


- Pasien mengatakan pusing
- Pasien mengatakan semalam
tidur jam 12 malam-05 subuh
DO :
-

2.2 Mengobservasi tanda gejala DS :


infeksi -
DO :
- Tampak luka post operasi
berwarna kemerahan

17.00 WITA 1.5 Pemberian obat DS :


- Pasien menagatakan tidak
ada keluhan
DO :
- Injeksi post medikasi
- Mengganti cairan infus

17.00 WITA Up infus DS :


-
DO :
- Pasien pulang

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah

Pada tabel 4.8 implementasi keperawatan dilakukan untuk

mengatasi masalah-masalah yang ditemukan pada pasien sesuai dengan

perencanaan tindakan keperawatan masing-masing diagnosa yang telah


87

disusun. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien 2 dilaksanakan

selama 3 hari yaitu Selasa, 22 Oktober 2019 sampai Kamis, 24 Oktober

2019 yang dilakukan secara komperhensif.

e. Evaluasi

Tabel 4.9 Evaluasi asuhan keperawatan Pasien 1 dengan Pre, Intra,


dan Post Kemoterapi Ca Colon di RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019

Hari Ke Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)


Jumat, 18 Oktober Dx 1 S:
2019 Gangguan pola tidur b.d Kurang - Pasien mengatakan sudah
18.00 WITA kontrol tidur bisa tidur dengan
nyenyak
- Pasien mengatakan
badannya terasa segar
O:
- Pasien tampak
nyaman A : Masalah
teratasi
P : Intervensi dihentikan
Dx 2 S:
Nausea b.d efek agen - Pasien mengatakan
farmakologis nafsu makan baik
- Pasien mengatakan mual
dapat dikontrol
O:
- Pasien tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Dx 3 S:
Defisit perawatan diri b.d - Pasien mengatakan
Penurunan motivasi atau minat nyaman mandi dengan air
hangat
- Keluarga mengatakan
mempersiapkan air hangat
untuk mandi
O:
- Pasien tampak segar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah
Berdasarkan tabel 4.8 di atas bahwa pada pasien 1 dilakukan asuhan

keperawatan selama 3 hari di rumah sakit. Evaluasi pre, intra dan post
88

kemoterapi pada pasien 1 menunjukkan 3 diagnosa teratasi yaitu gangguan

pola tidur, nausea dan defisit perawatan diri yang teratasi pada hari ke 3

perawatan.

Tabel 4.10 Evaluasi asuhan keperawatan Pasien 2 dengan Pre, Intra,


dan Post Kemoterapi Ca Colon di RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan

Hari Ke Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)


Rabu, 23 Oktober Dx 1 S:
2019 Gangguan Pola Tidur b.d - Pasien mengatakan tidur
Hambatan Lingkungan masih kurang
- Pasien mengatakan tidak
bisa tidur
O:
- Tampak area mata
pasien hitam
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Dx 2 S:
Nyeri Akut b.d Agen - Pasien mengatakan
Pencedera Fisik nyeri masih ada
O:
- Pasien tidak dapat
beristirahat dengan baik
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

Dx 3 S:
Resiko Infeksi d.d Efek Prosedur - Pasien mengatakan luka
Invasif tidak boleh diberi salep
O:
- Tampak luka post
operasi colostomy
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Kamis, 24 Oktober Dx 1 S:
2019 Gangguan Pola Tidur b.d - Pasien mengatakan tidur
15.00 WITA Hambatan Lingkungan sudah mulai enak
O:
- Tampak area mata masih
hitam
- Tampak tidak anemis
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Dx 2 S:
Nyeri Akut b.d Agen - Pasien mengatakan
Pencedera Fisik nyeri berkurang
89

O:
- Nyeri tekan berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dipertahankan

Dx 3 S :
Resiko Infeksi b.d Efek Prosedur -
Invasif O:
- Tidak ada tanda-tanda
infeksi pada luka pasien
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Sumber : Laporan Praktik Dinas Semester V (5) Hidayatun Najah


dan Noerjannah

Berdasarkan tabel 4.10 di atas bahwa pada pasien 2 dilakukan asuhan

keperawatan selama 3 hari di rumah sakit. Evaluasi pre, intra dan post

kemoterapi pada pasien 1 menunjukkan 2 diagnosa teratasi yaitu gangguan

pola tidru yang teratasi pada hari ke 3 perawatan dan resiko infeksi yang

teratasi pada hari ke 3 perawatan. Nyeri akut teratasi sebagian dan intervensi

di pertahankan hingga hari perawatan terakhir.

B. Pembahasan

Pada pembahasan kasus ini penulis akan membahas tentang adanya

kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan

pada pasien 1 dan 2 kasus pasien kemoterapi dengan ca colon yang telah

dilakukan pada waktu yang berbeda yaitu tanggal 16 s/d 18 Oktober 2019 dan

22 s/d 24 Oktober 2019 di Ruang Kemoterapi RSUD dr Kanujoso

Djatiwibowo Balikpapan. Asuhan Keperawatan pada masing-masing pasien

dilakukan selama 3 hari perawatan. Berikut ini akan diuraikan pelaksanaan

Asuhan keperawatan pada kedua pasien sesuai tiap fase dalam proses
90

keperawatan yang meliputi: pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan,

menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Berdasarkan dari hasil pengkajian pada kedua pasien. Pasien 1

bernama Ny.W berumur 55 tahun dan pasien 2 bernama Ny.S berumur 63

tahun dengan diagnosa medis ca colon. Data usia yang ditemukan kedua

pasien sesuai teori (Kemenkes RI, 2019) bahwa pasien yang memiliki usia

diatas 50 tahun dapat dikatakan rentan terkena ca colon. Pada pengkajian

ditemukan keduanya memiliki keluhan yang berbeda. Pasien 1 tidak ada

keluhan, datang untuk kemoterapi yang ke III sedangkan pasien 2

mengeluh kram pada jari kakinya. Hal ini sesuai dengan teori (Dinar,

2017) bahwa penggunaan obat kemoterapi juga memberikan efek samping

pada saraf, salah satu gejala neuropati atau gangguan saraf akibat efek

kemoterapi adalah kelemahan, kram pada tangan dan atau kaki.

Pengkajian diperoleh data kedua pasien sebelum didiagnosa ca

colon, pasien merasakan nyeri yang tajam pada bagian perut sebelah kiri

hal ini sesuai dengan manifestasi klinis yang ada pada teori menurut

(Yayasan Kanker Indonesia, 2018) pasien yang menderita ca colon dengan

gejala rasa yang tidak nyaman pada abdomen bisa berupa nyeri, keram,

gas serta sakit yang berulang. Sedangkan data pasien 2 ditemukan

mengalami nyeri pinggang serta pada pemeriksaan laboratorium

ditemukan ada tumor sebesar kepalan tangan di usus besar. Hal ini juga

sesuai pada etiologi menurut teori (Kemenkes RI, 2019) apabila seseorang
91

memiliki riwayat polip dapat memicu terbentuknya polip menjadi ganas

sehingga dapat menjadi kanker.

Pada pemeriksaan fisik pasien 2 didapatkan data konjungtiva

anemis, sedangkan tidak adanya data pendukung pada pemeriksaan

penunjang bahwa hasil laboratorium kadar darah pasien yang dinyatakan

rendah. Selain itu juga dari hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan data

pasien dengan kondisi wajah yang pucat. Dapat dikatakan bahwa data

pengkajian pada pasien 2 terdapat ketidaksesuaian.

Pengkajian bagian pemeriksaan sistem pencernaan adanya data

yang kurang lengkap dari kedua pasien, pasien 1 pemeriksaan inspeksi

abdomen serta auskultasi peristaltik usus tidak dimasukkan oleh peneliti.

Untuk pengkajian pemeriksaan sistem pencernaan ini seharusnya perlu

diisi dengan lengkap agar mengetahui kondisi sistem perncernaan pada

pasien karena bisa saja timbul masalah pencernaan saat kemoterapi

berlangsung. Sesuai dengan teori (Usolin et al., 2018) bahwa gejala-gejala

seperti diare dan konstipasi bisa dirasakan karena efek samping dari

kemoterapi. Hal inilah perlu dilakukan pengkajian secara mendalam agar

masalah pada pasien dapat ditemukan.

Data pengkajian abdomen yang didapatkan pada pasien 2 bahwa

terdapat nyeri tekan pada abdomen dan palpasi abdomen tegang.

Sedangkan pada data pengkajian pasien tidak ditemukan adanya keluhan

pasien yang mengatakan nyeri, hanya terdapat data pada pemeriksaan fisik

yaitu pemeriksaan kenyamanan dan nyeri yang dituliskan oleh peneliti


92

sebelumnya bahwa pasien ada merasakan nyeri di abdomen. Dapat

dikatakan data pengkajian pada pasien 2 ini terdapat data yang kurang

lengkap karena tidak didukung dengan adanya keluhan pasien dan juga

tanda-tanda pasien yang merasakan nyeri sehingga tidak dapat dikatakan

pasien mengalami masalah nyeri.

Pengkajian status nutrisi kedua pasien terdapat perbedaan

penurunan berat badan, pasien 1 tidak terjadi penurunan berat badan

dengan hasil IMT normal 18,75 kg m2. Sedangkan pasien 2 berat badan 45

kg didapatkan data terjadi penurunan berat badan dengan nafsu makan

yang baik, hasil IMT 32 kg m2 kategori cenderung obesitas. Apabila

disesuaikan dengan kategori IMT menurut (Kemenkes RI, 2019) terdapat

ketidaksesuaian data pada pasien 2.

Dapat diperoleh hasil pengkajian Ny.M dan Ny.S berdasarkan

penatalaksanaan, keduanya merupakan stadium III yaitu pasien menjalani

kemoterapi setelah dilakukan pembedahan. Menurut penatalaksanaan

(Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015) terapi yang dilakukan

pada ca colon stadium III dengan terapi adjuvan setelah pembedahan.

Sesuai dengan data pasien yang mengatakan setelah dilakukan operasi,

kemudian diberikan terapi lanjutan dengan kemoterapi.

Dari hasil pengkajian kedua pasien dengan kasus ca colon menurut

pendapat penulis bahwa diantara kedua pasien memiki perbedaan keluhan

pada saat kemoterapi, itulah sebabnya sebagai seorang perawat dalam

melakukan pengkajian harus menggali lebih dalam dan juga lebih


93

difokuskan kembali untuk mengkaji mengenai keluhan pasien saat

menjalani kemoterapi sehingga masalah atau keluhan yang sedang dialami

oleh pasien dari hasil pengkajian dapat diketahui masalah apa yang sedang

dirasakan pasien, karena dari semua pasien yang menjalani kemoterapi

memiliki keluhan yang berbeda-beda.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan yang telah dilakukan,

ditemukan diagnosa keperawatan pre kemoterapi pada pasien 1 terdapat 2

diagnosa keperawatan yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan

kurang kontrol tidur dan defisit perawatan diri berhubungan dengan

penurunan motivasi atau minat. Pada intra kemoterapi terdapat 1 diagnosa

yaitu: nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis. Sedangkan pada

pasien 2 pada pre kemoterapi muncul 2 diagnosa keperawatan yaitu nyeri

akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dan risiko infeksi ditandai

dengan efek prosedur invasif. Pada intra kemoterapi terdapat 1 diagnosa

yaitu: gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan.

Menurut (Wahyuningsih, 2018) dan (Tim pokja SDKI DPP, 2017)

diagnosa keperawatan yang muncul terdapat 6 diagnosa dibedakan menjadi

pre kemoterapi yaitu : ansietas. Intra kemoterapi yaitu : risiko infeksi dan

gangguan integritas kulit/jaringan. Serta diagnosa yang muncul pada post

kemoterapi yaitu : nausea, resiko defisit nutrisi dan gangguan citra tubuh.
94

Hasil analisa penulis pada diagnosa yang ditegakkan oleh peneliti yang

sesuai dengan teori:

Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis (D.0076). Pada

diagnosa nausea terdapat data pasien 1 merasa mual setelah kemoterapi hari

pertama. Diagnosa ini ditemukan saat intra kemoterapi sedangkan diagnosa

nausea pada teori muncul saat post kemoterapi. Hal inilah yang menandakan

bahwa antara teori dengan diagnosa actual yang muncul tergantung pada

kondisi pasien saat itu. Menurut (Yusra, 2018) efek samping dari

kemoterapi ini tentunya tidak selalu sama pada setiap orang. Diagnosa

belum memenuhi validasi penegakkan diagnosa keperawatan sesuai teori

yaitu sekitar 80 % - 100 % dari tanda mayor dan tanda minor sebagai

pendukung. Dari hasil pengkajian ditemukan keluhan hanya pada data fokus

dengan hasil subyektif berupa pasien mengatakan mual sedangkan data

obyektif pasien tampak mual.

Kriteria mayor SDKI dengan data subyektif yaitu mengeluh mual,

merasa ingin muntah serta tidak berminat makan. Sedangkan kriteria minor

dengan data subyektif berupa merasa asam di mulut, sensasi panas/dingin

serta sering menelan. Dan pada data obyektif saliva meningkat, pucat,

diaforesis, takikardia serta pupil dilatasi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,

2017). Dapat dikatakan hanya keluhan mual yang sesuai dengan kriteria

mayor, selain itu juga data yang ditemukan kurang menunjang karena

keluhan muncul hanya pada data fokus saja.


95

Pembahasan diagnosa yang muncul pada kedua pasien yang belum sesuai

teori:

Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur

(D.0056). Gangguan pola tidur merupakan kualitas dan kuantitas waktu

tidur akibat faktor eksternal. Kriteria mayor subyektif yaitu mengeluh sulit

tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola

tidur berubah dan mengeluh istirahat tidak cukup. Kriteria minor subyektif

yaitu mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (Tim Pokja SDKI DPP

PPNI, 2017).

Didapatkan data keluhan di riwayat penyakit sekarang pasien 1

mengeluh sulit tidur, sementara dari hasil pengkajian lainnya tidak

ditemukan pola istirahat pasien serta tidak adanya gangguan pola tidur.

Diperoleh juga pada data fokus pasien dengan keluhan tidak dapat tidur

karena suhu ruangan yang dingin. Jika disesuaikan dengan gejala tanda

mayor dan minor penegakkan diagnosa belum memenuhi validasi 80% -

100% untuk tegaknya diagnosa.

Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi atau

minat (D.0109). Defisit perawatan diri adalah tidak mampu melakukan atau

menyelesaikan aktivitas perawatan diri. Kriteria mayor data subyektif

berupa menolak melakukan perawatan diri. Data obyektif berupa tidak

mampu mandi atau mengenakan pakaian atau makan atau ke toilet atau

berhias secara mandiri, minat melakukan perawatan diri kurang. Kriteria


96

minor data subyektif dan obyektif tidak tersedia (Tim Pokja SDKI DPP

PPNI, 2017).

Dari hasil pengkajian data tidak ditemukan adanya keluhan pada

pasien 1 yang mengatakan tidak dapat mandi, serta pada sistem personal

hygiene pasien tidak ditemukan adanya masalah. Sebelumnya pasien dapat

mandi dan berganti pakaian secara mandiri 2 kali dalam sehari. Sedangkan

pada data fokus pasien tiba-tiba terdapat keluhan yang mengatakan pasien

merasa gatal dan tidak mandi karena suhu ruangan yang dingin. Jika

disesuaikan kembali dengan gejala tanda mayor dan minor, diagnosa

gangguan pola tidur belum memenuhi validasi 80% - 100% penegakkan

diagnosa. Data yang ditemukan kurang mendukung dalam menegakkan

diagnosa, selain itu juga apabila dilihat pada SDKI, kondisi klinis terkait

tidak sesuai dengan pasien.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan

(D.0056). Gangguan pola tidur merupakan kualitas dan kuantitas waktu

tidur akibat faktor eksternal. Kriteria mayor subyektif yaitu mengeluh sulit

tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola

tidur berubah dan mengeluh istirahat tidak cukup. Kriteria minor subyektif

yaitu mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (Tim Pokja SDKI DPP

PPNI, 2017).

Diperoleh keluhan pada pasien 2 tidak dapat tidur, sedangkan pada

data fokus pasien terdapat ketidaksesuaian karena terdapat beberapa keluhan

yang muncul. Apabila disesuaikan dengan gejala tanda mayor dan minor
97

belum memenuhi validasi 80% - 100% penegakkan diagnosa. Dari data

yang didapatkan kurang mendukung untuk tegaknya diagnosa.

Diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

(D.0077). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan. Jika dilihat rentang waktunya pasien telah

menjalani pasca pembedahan sudah dalam waktu 4 bulan (Tim pokja SDKI

DPP, 2017). Selain itu diagnosa nyeri akut ini belum memenuhi validasi 80%-

100% kriteria mayor dan minor karena pada data pengkajian hanya di

pemeriksaan fisik (kenyamanan/nyeri) bahwa pasien merasakan nyeri.

Data lainnya yang tidak ada diperoleh bahwa pasien mengeluh nyeri

dan juga tidak ada data yang menunjukkan pasien tampak meringis,

bersikap protektif untuk menghindari nyeri, gelisah, frekuensi nadi

meningkat dan sulit tidur. Sedangkan jika ditelaah kembali seharusnya

untuk menegakkan diagnosa paling tidak memenuhi 80% kriteria mayor dan

minor sebagai data pendukung.

Risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif (D.0142). Risiko

infeksi adalah berisiko mengalami peningkatan terserang organisme

patogenik. Apabila dilihat dari kondisi pasien yang terpasang colostomy,

diagnosa risiko infeksi dapat ditegakkan. Hanya saja jika disesuaikan

dengan pathway menurut (Wahyuningsih, 2018) dan (Tim pokja SDKI DPP,

2017) diagnosa risiko infeksi sesuai konsep kemoterapi yaitu saat pasien
98

akan dilakukan kemoterapi pasti akan dilakukan pemasangan infus untuk

memasukkan obat kemoterapi.

Tindakan pemasangan infus juga dapat menyebabkan risiko infeksi

apabila terjadi komplikasi. Risiko infeksi pemasangan infus seharusnya

lebih diperhatikan karena sesuai konsep kemoterapi, saat obat kemoterapi

itu sudah masuk ke dalam tubuh pasien pengecekan tetap harus dilakukan

untuk melihat adanya tanda-tanda ekstravasasi di sekitar lokasi pemasangan

infus. Pada colostomy pasien tetap juga harus dilakukan pemantauan untuk

menghindari terjadinya infeksi.

Berdasarkan uraian diatas beberapa diagnosa sesuai konsep

kemoterapi seharusnya penting untuk diangkat seperti diagnosa gangguan

citra tubuh pada pasien 2 karena terdapat colostomy. Pemasangan

colostomy berkaitan dengan aktualisasi diri pasien yang berubah setelah

pembedahan, menurut penulis adanya perubahan pada struktur tubuh pasien

dapat menyebabkan ketidakpercayaan diri sendiri sehingga masalah

gangguan citra tubuh seharusnya dapat ditegakkan.

Selain itu, dari diagnosa yang telah dijabarkan terdapat banyak

kesenjangan antara teori dengan diagnosa actual yang terdapat pada kasus

peneliti sebelumnya, baik dari peneliti 1 maupun peneliti 2. Kesenjangan

yang terdapat pada diagnosa yang telah dijabarkan oleh peneliti sebelumnya

karena tidak disesuaikan dengan konsep kemoterapi, apabila saat pasien

masuk ke ruang kemoterapi diagnosa yang seharusnya muncul lebih

ditekankan pada diagnosa sesuai dengan konsep kemoterapi.


99

Kesenjangan yang terdapat antara diagnosa pasien 1 dan 2 karena

tidak adanya kesesuaian antara data pengkajian dengan data fokus pasien.

Sebagai seorang perawat pentingnya untuk melakukan pengkajian secara

mendalam agar selanjutnya dapat mendukung tegaknya diagnosa

keperawatan. Pada kedua kasus dari peneliti sebelumnya setelah penulis

sesuaikan dengan buku diagnosa SDKI untuk penulisan diagnosa sudah

sesuai dengan yang terdapat didalam buku SDKI.

3. Intervensi Keperawatan

Hasil analisa data kedua kasus ca colon dalam penyusunan intervensi

keperawatan belum sesuai dengan SIKI, 2018 dan SLKI, 2019 yang

digunakan sebagai literatur dalam penyusunan intervensi keperawatan.

Intervensi keperawatan pada pre kemoterapi yang akan dilakukan

pada pasien 1 dengan masalah gangguan pola tidur antara lain : pantau

keadaan umum, kaji pola tidur pasien, menciptakan suasana nyaman,

instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi dan fasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas tidur. Rencana tujuan dan kriteria hasil yang

diharapkan pasien 1 pola tidur teratur dalam waktu 2 x 24 jam.

Intervensi keperawatan yang sesuai dengan buku SIKI untuk

gangguan pola tidur yaitu Intervensi Dukungan Tidur (I.05174):

Observasi (Identifikasi pola aktivitas dan tidur, identifikasi faktor

pengganggu tidur), Terapeutik (modifikasi lingkungan, fasilitasi

menghilangkan stres sebelum tidur, tetapkan jadwal tidur rutin, lakukan

prosedur untuk meningkatkan kenyamanan), Edukasi (jelaskan pentingnya


100

tidur cukup selama sakit, anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur, ajarkan

relaksasi dengan cara nonfarmakologi). Kriteria hasil yang sesuai dengan

buku SLKI yaitu Pola Tidur (L.05045): diharapkan pola tidur pasien

membaik dengan kriteria hasil keluhan sulit tidur menurun, keluhan sering

terjaga menurun, keluhan tidak puas tidur menurun, keluhan pola tidur

berubah menurun dan keluhan istirahat tidak cukup menurun.

Intervensi keperawatan pada pre kemoterapi yang dibuat untuk

mengatasi masalah defisit perawatan diri pada pasien 1 antara lain : kaji

respon pasien terhadap personal hygiene, pantau kebersihan diri pasien,

bantu menyiapkan alat mandi dan dorong keluarga untuk berpartisipasi

dalam perawatan diri pasien. Rencana tujuan dan kriteria hasil yang

diharapkan pada pasien 1 defisit perawatan diri dapat teratasi dalam waktu 3

x 24 jam.

Intervensi keperawatan yang sesuai dengan defisit perawatan diri yaitu

Intervensi dukungan perawatan diri:mandi (I.11352): Observasi

(identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri, identifikasi

jenis bantuan yang dibutuhkan, monitor kebersihan tubuh), Terapeutik

(Sediakan peralatan mandi, sediakan lingkungan yang aman dan nyaman,

pertahankan kebiasaan kebersihan diri, berikan bantuan sesuai tingkat

kemandirian), Edukasi (Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi).

Kriteria hasil yang sesuai SLKI yaitu Perawatan Diri (L.11103):

diharapkan perawatan diri pasien meningkat dengan kriteria hasil:


101

kemampuan mandi meningkat, verbalisasi keinginan melakukan perawatan

diri meningkat, minat melakukan perawatan diri meningkat.

Intervensi keperawatan pada intra kemoterapi yang dibuat untuk

mengatasi masalah nausea pada pasien 1 antara lain : kaji penyebab rasa

mual, anjurkan makan sedikit tapi sering, anjurkan pasien mengurangi

makanan yang menimbulkan mual, anjurkan pasien mengkonsumsi

makanan yang disukai dan kolaborasi pemberian obat mual jika perlu.

Rencana tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan pada pasien 1 nausea

dapat teratasi dalam waktu 1 x 24 jam.

Intervensi keperawatan yang sesuai dengan untuk nausea yaitu

Intervensi Manajemen Mual (I.03117): Observasi (Identifikasi

pengalaman mual, identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup,

identifikasi faktor penyebab mual, monitor mual, monitor asupan nutrisi dan

kalori), Terapeutik (Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual, berikan

makanan dalam jumlah kecil dan menarik), Edukasi (Anjurkan istirahat

yang cukup, ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi

mual), Kolaborasi (Koloborasi pemberian antiemetik, jika perlu). Kriteria

hasil sesuai SLKI yaitu Tingkat Nausea (L.08065): diharapkan tingkat

nausea pasien menurun dengan kriteria hasil: nafsu makan meningkat,

keluhan mual menurun, perasaan ingin muntah menurun, perasaan asam

dimulut menurun.

Intervensi keperawatan pada pre kemoterapi yang dibuat untuk

mengatasi masalah nyeri akut pada pasien 2 antara lain : kaji tanda-tanda
102

vital, manajemen nyeri, pantau tanda-tanda nyeri, latih pernapasan dan

kolaborasi pemberian obat. Rencana tujuan dan kriteria hasil yang

diharapkan pada pasien 2 nyeri akut dapat teratasi dalam waktu 1 x 8 jam.

Intervensi keperawatan yang sesuai untuk nyeri akut yaitu Intervensi

manajemen nyeri (I.08238): Observasi (identifikasi lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri,

identifikasi respons nyeri nonverbal, identifikasi faktor yang memperberat

dan memperingan nyeri), Terapeutik (berikan teknin nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri, kontrol lingungan yang memperberat rasa nyeri),

Edukasi (jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri, ajarkan teknik

nonfarmakologis untukmengurangi rasa nyeri, Kolaborasi (kolaborasi

pemberian analgetik, jika perlu). Kriteria hasil sesuai SIKI yaitu Tingkat

Nyeri (L.08066): diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil:

keluhan nyreri menurun, meringis menurun, sikap protektif menurun,

gelisah menurun, frekuensi nadi membaik.

Intervensi keperawatan pada pre kemoterapi yang dibuat untuk

mengatasi masalah resiko infeksi pada pasien 2 antara lain : kaji luka,

observasi tanda dan gejala infeksi, manajemen luka, memantau tanda-tanda

vital dan anjurkan pasien menjaga kebersihan diri. Rencana tujuan dan

kriteria hasil yang diharapkan pada pasien 2 risiko infeksi dapat teratasi.

Intervensi keperawatan yang sesuai dengan risiko infeksi yaitu

Intervensi pencegahan infeksi (I.14539): Observasi (monitortanda dan

gejala infeksi lokal dan sistemik), Terapeutik (batasi jumlah pengunjung,


103

cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan,

pertahankan teknik aseptik dengan pasien berisiko tinggi), Edukasi (jelaskan

tanda dan gejala infeksi, ajarkan mencuci tangan dengan benar, ajarkan cara

memeriksa kondisi luka operasi, anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan

cairan). Kriteria hasil sesuai SIKI yaitu Tingkat Infeksi (L.14137):

diharapkan tingkat infeksi pasien menurun dengan kriteria hasil: kebersihan

tangan dan badan meningkat, demam menurun, kemerahan menurun, nyeri

menurun, bengkak menurun.

Intervensi keperawatan pada intra kemoterapi yang dibuat untuk

mengatasi masalah gangguan pola tidur pada pasien 2 antara lain : kaji

penyebab susah tidur, kaji pola tidur, observasi tidur pasien, mengatur posisi

pasien dan edukasi aktivitas atau istirahat tidur. Rencana tujuan dan kriteria

hasil yang diharapkan pada pasien 2 gangguan pola tidur dapat teratasi

dalam waktu 2 x 8 jam.

Intervensi keperawatan yang sesuai dengan gangguan pola tidur yaitu

Intervensi Dukungan Tidur (I.05174): Observasi (Identifikasi pola

aktivitas dan tidur, identifikasi faktor pengganggu tidur), Terapeutik

(modifikasi lingkungan, fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur,

tetapkan jadwal tidur rutin, lakukan prosedur untuk meningkatkan

kenyamanan), Edukasi (jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit,

anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur, ajarkan relaksasi dengan cara

nonfarmakologi). Kriteria hasil sesuai SLKI yaitu Pola Tidur (L.05045):

diharapkan pola tidur pasien membaik dengan kriteria hasil keluhan sulit
104

tidur menurun, keluhan sering terjaga menurun, keluhan tidak puas tidur

menurun, keluhan pola tidur berubah menurun dan keluhan istirahat tidak

cukup menurun.

Menurut penulis dari perencanaan yang telah disusun pada kedua

kasus terdapat intervensi serta kriteria hasil yang belum sesuai buku SIKI

dan SLKI, sehingga perlu disesuaikan kembali dengan kedua buku tersebut.

Selanjutnya intervensi tidak diberikan masing-masing perbedaan yang

seharusnya memenuhi 4 komponen yaitu: Observasi, Terapeutik, Edukasi

dan Kolaborasi sehingga kesan intervensi tergabung menjadi satu karena

tidak ada pembeda dari masing-masing intervensi sesuai dengan 4

komponen yang ada didalam buku SIKI.

Selain itu juga kriteria hasil diantara masing-masing kasus ada yang

hanya terdapat 2 kriteria hasil, sedangkan jika dilihat kembali buku SLKI

kriteria hasil yang akan menjadi capaian keberhasilan pada evaluasi terdapat

banyak kriteria hasil sehingga dapat dimasukkan untuk melihat beberapa

capaian keberhasilan di evaluasi akhir pasien. Tetapi kriteria hasil yang

dimasukkan harus tetap melihat dan disesuaikan dengan kondisi pasien.

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2

dilakukan sesuai dengan intervensi yang disusun dan disesuaikan dengan

masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien.

Pada pasien 1 dilakukan implementasi keperawatan pre kemoterapi

untuk diagnosa gangguan pola tidur diantaranya yaitu: mengobservasi


105

tanda-tanda vital pasien, mengkaji pola tidur pasien, mengajarkan teknik

relaksasi dan memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur.

Implementasi sudah peneliti lakukan sesuai dengan perencanaan yang

disusun sesuai dengan kondisi pasien saat itu.

Pelaksanaan keperawatan selanjutnya pada pre kemoterpi pasien 1

dengan diagnosa defisit perawatan diri yaitu: mengkaji respon pasien

terhadap personal hygiene, memantau kebersihan diri pasien, membantu

menyiapkan peralatan mandi dan mendorong keluarga untuk berpartisipasi

dalam perawatan diri pasien.

Pelaksanaan keperawatan post kemoterapi pasien 1 dengan diagnosa

nausea yaitu: mengkaji penyebab mual, menganjurkan makanan sedikit tapi

sering, menganjurkan pasien mengurangi jumlah makanan yang bisa

menyebabkan mual dan menganjurkan pasien mengkonsumsi makanan yang

disukai. Menurut penulis dengan menganjurkan pasien memakan makanan

sedikit tapi sering dan mengkonsumsi makanan yang dia suka dapat

mengurangi risiko defisit nutrisi pada pasien mengingat nausea merupakan

efek samping yang dirasakan pada pasien kemoterapi yang sesuai dengan

teori (Sari et al., 2019)

Pelaksanaan keperawatan pada pasien 2 pre kemoterapi dengan

diagnosa nyeri akut yaitu: mengkaji tanda-tanda vital, mengkaji rasa nyeri,

memantau tanda-tanda nyeri, melatih relaksasi nafas dalam dan kolaborasi

pemberian obat.
106

Pelaksanaan keperawatan pre kemoterapi pasien 2 dengan diagnosa

risiko infeksi yaitu: mengkaji luka, mengobservasi tanda dan gejala infeksi,

manajemen luka, memantau tanda-tanda vital dan menganjurkan pasien

menjaga kebersihan diri. Pelaksanaan tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah risiko infeksi pada pasien 2 yaitu mengajarkan pasien

dan keluarga untuk menjaga kebersihan diri. Menurut WHO (2009) menjaga

kondisi tangan tetap bersih dan mengangkat mikroorganisme yang ada di

tangan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi silang (cross infection).

Tindakan membersihkan tangan yang bertujuan untuk menghilangkan

kotoran, organik material, atau mikroorganisme yang menempel pada

tangan.

Pelaksanaan tindakan keperawatan selanjutnya pada post kemoterapi

pasien 2 dengan diagnosa gangguan pola tidur yaitu: mengkaji penyebab

susah tidur, mengkaji pola tidur, mengobservasi tidur pasien, mengatur

posisi pasien dan mengedukasi aktivitas atau istirahat pasien.

Menurut analisa penulis, baik dari peneliti 1 dan 2 pada evaluasi

pelaksanaan tindakan, peneliti tidak memasukkan secara lengkap evaluasi

subyektif dan obyektif (DS dan DO) untuk melihat perkembangan pasien

setiap harinya. Peneliti juga membuat evaluasi tindakan subyektif dan

obyektif tersebut ada yang tidak sesuai dengan penempatan implementasi

yang dilakukan. Selain itu, implementasi yang dilakukan oleh kedua peneliti

sebenarnya belum dikelompokkan menjadi masing-masing implementasi

sesuai dengan konsep kemoterapinya (pre, intra dan post kemoterapi).


107

Penulis membedakan implementasi tersebut dengan melihat kembali hasil

pengkajian dan data fokus saat peneliti menemukan masalah keperawatan

tersebut.

5. Evaluasi Keperawatan

Hasil evaluasi keperawatan pada pre, intra dan post kemoterapi pada

pasien 1 dari 3 diagnosa yang muncul. Pre kemoterapi terdapat 2 diagnosa

yang teratasi yaitu gangguan pola tidur yang ditandai dengan pasien

mengatakan sudah bisa tidur dengan nyenyak sehingga evaluasi dengan

diagnosa gangguan pola tidur dapat teratasi pada hari ke 3 perawatan.

Hasil evaluasi keperawatan pre kemoterapi pada pasien 1 dengan

Defisit perawatan diri teratasi yang ditandai dengan pasien sudah mau

mandi dan nyaman setelah mandi dengan air hangat. Sehingga evaluasi

dengan diagnosa defisit perawatan diri dapat teratasi pada hari ke 3

perawatan.

Hasil evaluasi keperawatan intra kemoterapi pada pasien 1 dengan

diagnosa nausea dapat teratasi yang ditandai dengan nafsu makan membaik

dan mual dapat dikontrol. Sehingga evaluasi dengan diagnosa nausea dapat

teratasi pada hari ke 3 perawatan.

Hasil evaluasi keperawatan pada pre, intra dan post kemoterapi pada

pasien 2 dari 3 diagnosa yang muncul. Pada pre kemoterapi diagnosa nyeri

akut teratasi sebagian, ditandai dengan pasien masih mengatakan nyeri

sudah berkurang tetapi nyeri masih ada. Sehingga intervensi keperawatan

tetap dipertahankan hingga hari ke 3 perawatan.


108

Hasil evaluasi pre kemoterapi pada pasien 2 dengan diagnosa risiko

infeksi ditandai dengan tampak terpasangnya colostomy dengan warna

sekitar luka kemerahan. Diagnosa risiko infeksi dapat teratasi karena

ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi di sekitar luka pasien

seperti luka pasien berwarna tampak kemerahan dan tidak terdapat pus di

area luka. Sehingga diagnosa risiko infeksi dapat teratasi pada hari ke 3

perawatan.

Hasil evaluasi intra kemoterapi pada pasien 2 dengan diagnosa

gangguan pola tidur teratasi ditandai dengan pasien mengatakan tidur sudah

mulai baik. Sehingga diagnosa gangguan pola tidur dapat teratasi pada hari

ke 3 perawatan.

Menurut pendapat penulis dari evaluasi akhir yang telah dilakukan

oleh peneliti sudah sesuai dengan respon kedua pasien sehingga masalah

yang ada pada Ny.M dapat teratasi serta Ny.S terdapat masalah teratasi dan

belum teratasi di hari terakhir perawatan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada

kedua pasien kemoterapi dengan Ca Colon di RSUD dr. Kanujoso

Djatiwibowo Kalimantan Timur penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian didapatkan dari hasil kedua kasus review pasien. Dari

kedua pasien memiliki tanda dan gejala yang sama maupun berbeda,

terdapat perbedaan keluhan diantaranya pasien 1 tidak memiliki

keluhan dan pasien 2 mengeluh kram pada jari kakinya.

2. Diagnosa keperawatan

Pada pasien 1 ditemukan 3 diagnosa keperawatan dan hanya 1

diagnosa yang sesuai dengan teori. Sementara itu pada pasien 2

ditemukan 3 diagnosa keperawatan serta yang sesuai dengan teori

hanya 1 diagnosa keperawatan.

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan yang digunakan dalam kasus pada kedua pasien

dirumuskan berdasarkan prioritas masalah dengan teori yang ada,

Intervensi setiap diagnosa dapat sesuai dengan kebutuhan pasien dan

memperhatikan kondisi pasien serta kesanggupan keluarga dalam

110
111

kerjasama. Intervensi yang dilakukan oleh peneliti yaitu intervensi

yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan

rencana tindakan yang telah peneliti susun. Implementasi keperawatan

yang dilakukan pada pasien 1 dan pasien 2 sesuai dengan intervensi

yang telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan pasien.

5. Evaluasi Keperawatan

Hasil evaluasi pada pasien 1 ditemukan 3 masalah yang dapat

teratasi selama 3 hari perawatan. Pada pasien 2 ditemukan 3 masalah,

diantaranya 2 dapat teratasi di hari ke 3 perawatan dan 1 masalah yang

belum teratasi hingga hari ke 3 perawatan.

B. SARAN

1. Bagi Peneliti

Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasien

kemoterapi dengan Ca Colon yang diberikan dapat tepat, peneliti

selanjutnya diharapkan harus benar-benar menguasai konsep mengenai

Ca Colon terutama pada faktor etiologi, klasifikasi dan patofisiologi

tentang Ca Colon serta konsep kemoterapi, selain itu peneliti juga harus

melakukan pengkajian dengan tepat agar asuhan keperawatan dapat

tercapai sesuai dengan masalah yang di temukan pada pasien. Salah

satunya yaitu dengan komunikasi yang efektif dalam melakukan

pengkajian pada pasien.


112

Diharapkan peneliti memperhatikan benar-benar mengenai

diagnosa yang peneliti tegakkan agar pasien mendapatkan asuhan

keperawatan yang tepat secara komperhensif dan menyeluruh. Sehingga

asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dapat terlaksana secara

optimal dan dapat membuat pasien merasa puas dengan asuhan

keperawatan yang telah diberikan.

2. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi

perawat di ruangan agar dapat meningkatkan asuhan keperawatan

secara komprehensif pada pasien dengan Penyakit Ca Colon dan

sebaiknya lebih ditingkatkan lagi mengenai motivasi dan dorongan

dalam menjalani perawatan di ruang rawat inap.

3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Dalam pengembangan ilmu keperawatan diharapkan dapat

menambah keluasan ilmu keperawatan dalam melakukan asuhan

keperawatan pada pasien dengan Penyakit Ca Colon serta menjadi

acuan dan bahan pembanding dalam melakukan penelitian bagi peneliti

selanjutnya.
113

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, N. S. A., Rafli, R., & Zeffira, L. (2019). Profil dan Kesintasan Penderita
Kanker Kolorektal di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Health & Medical
Journal, 1(1), 45–49. https://doi.org/10.33854/heme.v1i1.218

Bishehsari, F., Engen, P. A., Voigt, R. M., Swanson, G., Shaikh, M., Wilber, S.,
… Khazaie, K. (2019). Abnormal Eating Patterns Cause Circadian
Disruption and Promote Alcohol-Associated Colon Carcinogenesis. CMGH
Cellular and Molecular Gastroenterology and Hepatology, (November).
https://doi.org/10.1016/j.jcmgh.2019.10.011

Controversies, B., & Obstetrics, I. N. (2013). Prinsip Dasar Kemoterapi.

Dinar, dr. A. (2017). Telapak tangan dan kaki kebas setelah kemoterapi.

Dinarti & Yuli Muryanti. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi


Keperawatan. 1–172.

Firdaus, Y. (2017). Penatalaksanaan Pada Setiap Stadium Kanker Kolon.

Fitriatuzzakiyyah, Sinuraya, & Puspitasari. (2017). Cancer Therapy with


Radiation: The Basic Concept of Radiotherapy and Its Development in
Indonesia. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 6(4), 311–320.
https://doi.org/10.15416/ijcp.2017.6.4.311

Ilham, R., Mohammad, S., & Yusuf, M. N. S. (2019). Hubungan Tingkat


Pengetahuan Dengan Sikap Perawat Tentang Perawatan Paliatif. Jambura
Nursing Journal, 1(2), 96–102.

Kemenkes RI. (2019a). Faktor Risiko Kanker. 21(1), 1–9.

Kemenkes RI. (2019b). Kategori Batas Ambang Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk
Indonesia. Retrieved from http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt

Komite Penanggulangan Kanker Nasional. (2015). Panduan Penatalaksanaan


Kanker kolorektal. Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal, 76.

Lubis, M. yamin, Abdullah, M., Hasan, I., & Suwarto, S. (2015). Probabilitas
Temuan Kanker Kolorektal pada Pasien Simtomatik Berdasarkan Unsur-
Unsur ϔ ( APCS ). 2(2), 90–95.

National Cancer Institute. (2015). Kemoterapi dan Anda.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2017). Standar Diagnosis. 103.

Potter, & Perry. (2011). Implementasi keperawatan.


114

PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi


dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Samsarga, G. W., Affandi, Y., Utami, N. M. S., Nugraha, I. M. S. S., I.B, &
WibawaManuaba, T. (2015). Persepsi Negatif Pasien Kanker Payudara dan
Kolorektal Terhadap Kemoterapi Dan Radioterapi Di Rumah Sakit di Kota
Denpasar, Bali. Onkologi, 9.

Sari, M. I., Wahid, I., & Suchitra, A. (2019). Kemoterapi Adjuvan pada Kanker
Kolorektal. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1), 51–57. Retrieved from
http://jurnal.fk.unand.ac.id

Sayuti, M., & Nouva. (2018). Kanker Kolorektal. Yayasan Kanker Indonesia,
2(April), 60.

Simanullang, P. (2019). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation ( PMR )


Terhadap Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi Di
Rsu Martha Friska Brayan Medan. V(April), 1–8.

Susanti, E., & Kholisoh, N. (2018). Konstruksi Makna Kualitas Hidup Sehat
(Studi Fenomenologi pada Anggota Komunitas Herbalife Klub Sehat
Ersanddi Jakarta). LUGAS Jurnal Komunikasi, 2(1), 1–12.
https://doi.org/10.31334/jl.v2i1.117

Tim pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :


Definisi dan Idikator Diagnostik (Cetakan II). Jakarta.

Timurtini, S. (2019). Komplikasi Kanker Kolon.

Usolin, D. N., Falah, F., & Dasong, S. (2018a). Pada Pasien Kanker Di Rs Ibnu
Sina Makassar. 12(2012), 146–152.

Usolin, D. N., Falah, F., & Dasong, S. (2018b). Persepsi Perawat Pelaksana
Tentang Manajeman Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di Rs Ibnu Sina
Makassar. 12(2012), 146–152.

Wahyuningsih, A. (2018). Pathway Ca Colon.

Yayasan Kanker Indonesia. (2018). Harapan Terpadu World Cancer Day 2018.
Buletin YKI, 2(April), 1–54.

Yusra, D. F. (2018). Efek Samping Kemoterapi Pada Pasien Kanker.


Lampiran 1

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

Nama : Widya Hartati

NIM : P07220117078

Judul : Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan


ca colon yang dirawat di rumah sakit

Nama Pembimbing I : Nurhayati, S,ST, M.Pd

No. Hari/ Materi Pembimbing Saran Pembimbing TTD


Tanggal Pembimbing

1. Senin, Konsultasi - Penjelasan


06/01/2020 penyusunan mengenai isi
proposal di BAB I
- BAB I a. Introduksi
masalah
b. Penyebab
terjadinya
c. Dampak
yang
d. Dampak
yang
ditimbulkan
e. Solusi
f. Justifikasi

- Masukkan serta
peran perawat di
dalam BAB I

2. Rabu.
- BAB I - Penjelasan
15/01/2020 mengenai cara
- Pathway
penulisan judul

- Penjelasan
mengenai cara
penulisan
Kementerian
Kesehatan
No. Hari/ Materi Saran Pembimbing TTD
Tanggal Pembimbing Pembimbing
3. Jumat, - BAB I - Penelitian
24/01/2020 - Pathway sebelumnya
- BAB II harus
dimasukkan

- Pengetikan
kembali
dirapikan

- Pathway
diletakkan
pada konsep
dasar penyakit

- Pada BAB II
sesuaikan
dengan buku
SDKI, SIKI
dan SLKI

- Hasil dari
penelitian
sebelumnya
Senin, - BAB I dimasukkan
4.
10/02/2020 - BAB II
- BAB III - Pelajari kata-
kata yang sulit
pada BAB II

- Perbaiki
definisi
operasional

- Perhatikan
5. Rabu, - BAB I
kembali
19/02/2020 - BAB II
pengetikan
- BAB III
pada BAB II
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

Nama : Widya Hartati

NIM : P07220117078

Judul : Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan


ca colon yang dirawat di rumah sakit

Nama Pembimbing : Nurhayati, S,ST, M.Pd

No. Hari/ Materi Pembimbing Saran Pembimbing TTD


Tanggal Pembimbing

1. Selasa, Konsultasi revisi - Pengetikan


17/03/2020 proposal diperbaiki kembali
- BAB I - Perbaiki kembali
- BAB II ukuran pathway
- BAB III
- Perhatikan semua
dari BAB I sampai
BAB III

2. - Ditelaah kembali
Kamis, - BAB I
kalimat atau
- BAB II
26/03/2020 redaksinya agar
- BAB III
bahasanya lebih
tepat

- BAB I - Perhatikan
3. Selasa,
- BAB II pengetikan
31/03/2020
- BAB III
- Pathway disusun
dengan baik

- BAB I - Boleh
4. Kamis, melanjutkan
- BAB II
02/04/2020 - BAB III
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Widya Hartati

NIM : P0722011708

Judul : Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan


ca colon yang dirawat di rumah sakit

Nama Pembimbing : Nurhayati, S,ST, M.Pd

No. Hari/ Materi Saran Pembimbing TTD


Tanggal Pembimbing Pembimbing

1. Senin, Konsultasi - Dilihat kembali


20/04/2020 penyusunan KTI petunjuk teknis
- Konsultasi karena pengambilan
kasus yang kasus menggunakan
akan metode review
diambil

- Cover - Tambahkan kata-


Kamis,
2. - Kata kata literature
30/04/2020 pengantar review pada judul

- Di cek kembali kata-


kata proposal dalam
kata pengantar

- Pada penelitian ini


- BAB III menggunakan
Sabtu,
3. 02/05/2020 literature review
dari kasus
sebelumnya maka
pada BAB III perlu
diubah
No. Hari/ Materi Saran Pembimbing TTD
Tanggal Pembimbing Pembimbing

4. Senin, - BAB IV - Pada bagian hasil


04/05/2020 Hasil data perlu di telaah
kembali

- Pada pembahasan
penegakkan
diagnosa perlu
dibandingkan
dengan teori

- Pada BAB V dari


5. Rabu, - BAB V data-data yang telah
06/05/2020 ditelaah kembali
kemudian
disimpulkan
menggunakan kata-
kata yang mudah
dipahami

6. Jumat,
- BAB I - Acc pembimbing
08/05/2020 - BAB II
- BAB III
- BAB IV
- BAB V
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Widya Hartati

NIM : P0722011708

Judul : Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan


ca colon yang dirawat di rumah sakit

Nama Pembimbing : Nurhayati, S,ST, M.Pd

No. Hari/ Materi Saran Pembimbing TTD


Tanggal Pembimbing Pembimbing

1. Senin, Konsultasi revisi - Perhatikan kembali


18/05/2020 KTI setiap kalimat yang
- BAB I ada di dalam BAB
- BAB II IV dan BAB V
- BAB III
- BAB IV - Hasil dan
- BAB V pembahasan
merangkum dari
BAB IV

- Pada pembahasan
bandingkan dengan
teori pada proposal

- Masukkan asumsi
pada pembahasan

2. Jumat, - BAB I - Acc Pembimbing


22/05/2020 - BAB II
- BAB III
- BAB IV
- BAB V
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

Nama : Widya Hartati

NIM : P07220117078

Judul : Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan


ca colon yang dirawat di rumah sakit

Nama Pembimbing : Rahmawati Shoufiah, S,ST, M.Pd

No. Hari/ Materi Pembimbing Saran Pembimbing TTD


Tanggal Pembimbing

1. Senin, - BAB I - Penulisan


06/01/2020 Latar judul
belakang dirapikan
masalah kembali
berbentuk
piramida

- Pengetikan
dirapikan
kembali

- Prevalensi
dimasukkan
sesuai
fenomena
terjadinya
masalah

2. Kamis, - Perbaiki
- BAB I
14/01/2020 kembali
Latar pengetikan
Belakang
Masalah - Spasi
diperbaiki
kembali

- Tambahkan
penelitian
sebelumnya
(penelitian
orang lain)

-
No. Hari/ Materi Saran Pembimbing TTD
Tanggal Pembimbing Pembimbing

- Data kasus
pada Ca
Colon
dimasukkan
di 2 tahun
terakhir

3. Rabu, - BAB I - Pada BAB I


05/02/2020 - BAB II pengetikan
kembali
diperbaiki

- Pada BAB II
Diagnosa,
Intervensi dan
Kriteria Hasil
disesuaikan
dengan SDKI,
SIKI dan
SLKI

4. - BAB I - Telah di Acc


Selasa,
18/02/2020 - BAB II oleh
- BAB III Pembibing
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

Nama : Widya Hartati

NIM : P07220117078

Judul : Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan


ca colon yang dirawat di rumah sakit

Nama Pembimbing : Rahmawati Shoufiah, S,ST, M.Pd

No. Hari/ Materi Pembimbing Saran Pembimbing TTD


tanggal Pembimbing

1. Rabu, Konsul hasil revisi - Pengetikan


04/03/2020 ujian proposal diperbaiki kembali
- BAB I
- BAB II - Pada latar belakang
- BAB III masalah konsep
kemoterapi lebih
ditekankan lagi

- Pathway pada BAB


2. - BAB I 2 dirapikan kembali
Kamis,
- BAB II
05/03/2020 - Pengetikan
- BAB III
diperhatikan
kembali

- Pada BAB II
perbanyak
konsep
kemoterapi
karena
Asuhan
Keperawatan
akan
dilakukan di
ruang
kemoterapi

3. Jumat, - Acc
- BAB I
06/03/2020 - BAB II Pembimbing
- BAB III
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Widya Hartati

NIM : P0722011708

Judul : Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan


ca colon yang dirawat di rumah sakit

Nama Pembimbing : Rahmawati Shoufiah, S,ST, M.Pd

No. Hari/ Materi Saran Pembimbing TTD


tanggal Pembimbing Pembimbing

1. Senin, Konsul penyusunan - Boleh menggunakan


20/04/2020 KTI kasus kelolaan
sebelumnya (boleh
- Konsultasi kasus teman atau
kasus yang adik tingkat)
akan diambil

- Abstrak - Penulisan abstrak


Rabu,
2. disesuaikan dengan
29/04/2020 keseleruhan dari isi
BAB I hingga BAB
V

- Lengkapi dengan
abstrak

3. Kamis, - Sebelum masuk


- BAB IV pada gambaran hasil
07/05/2020
penelitian dijelaskan
dulu sumber data
dari Asuhan
Keperawatan
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Widya Hartati

NIM : P0722011708

Judul : Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan


ca colon yang dirawat di rumah sakit

Nama Pembimbing : Rahmawati Shoufiah, S,ST, M.Pd

No. Hari/ Materi Saran Pembimbing TTD


tanggal Pembimbing Pembimbing

1. Senin, Konsul revisi KTI - Pada judul diganti


08/06/2020 - Cover dengan Case Review
- Lembar
persetujuan - Pada lembar
- Lembar persetujuan dan
pengesahan pengesahan dicek
- Kata kembali tanggalnya
pengantar
- Pada kata pengantar
diubah judul sesuai
yang ada pada cover

- Kata-kata yang ada


pada kata pengantar
seperti proposal
diganti dengan
Karya Tulis Ilmiah

2.
Rabu, - Pada Abstrak
- Abstrak
17/06/2020 pendekatan diubah
- Daftar isi
sesuai dengan
pendekatan Case
Review
No. Hari/ Materi Saran Pembimbing TTD
tanggal Pembimbing Pembimbing

- Pada daftar isi di cek


kembali
penulisannya serta
daftar tabel-tabel

3. Selasa, - Pada BAB III


- BAB III
23/06/2020 dibagian pendekatan
diubah sesuai
gambaran Asuhan
Keperawatan yaitu
Case Review

- Pada Subyek
penelitian di kriteria
inklusi tempat tidak
perlu dimasukkan

- Pada kriteria
eksklusi tempat juga
dihapus saja

- Pada prosedur
penelitian perlu
diubah karena sesuai
dengan penelitian
yaitu Case Review
No. Hari/ Materi Saran Pembimbing TTD
tanggal Pembimbing Pembimbing

4. Minggu, - BAB IV - Pada BAB IV Hasil,


28/06/2020 Hasil di bawah semua
- BAB V tabel dimasukkan
Kesimpulan sumber peneliti dan
dan Saran tahun

- Pada pembahasan
dimasukkan juga
berupa asumsi
penulis setelah data
pneliti sebelumnya
dibandingkan
dengan teori
proposal

- Gunakan kata-kata
operasional agar
mudah dipahami

Pada saran 3 point


itu dimasukkan saja
semua
5. Senin, - BAB I - Perbaiki judul sesuai
06/07/2020 - BAB II arahan koordinator
- BAB III
- BAB IV
- BAB V
- Acc pembimbing
6. Senin, - Revisi judul
06/07/2020
Lampiran 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Direktorat: Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Jurusan Keperawatan, Jurusan Kebidanan, Jurusan Analis Kesehata
Jalan Wolter Monginsidi No. 38 Samarinda – Kalimantan Timur, Kode Pos 75123, Telepon (0541) 738153, 768522 Fax : (0541)768523
Program Studi Diploma III Kebidanan Balikpapan, Jalan Sorong No. 9 RT.081 Gunung Pipa Balikpapan Utara Telepon : (0542)
424704 Fax : (0542) 415551. Surat Elektronik : poltekkes_smd2007@yahoo.co.id Laman : http://poltekkes-kaltim.ac.id

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal MRS :.............................................. Jam Masuk :........................................


Tanggal Pengkajian :.............................................. No. RM :........................................
Jam Pengkajian :.............................................. Diagnosa Masuk :........................................

IDENTITAS
1. Nama Pasien : ............................................... Penanggung jawab :............................
biaya
2. Tanggal lahir : ............................................... Nama :............................
3. Suku Bangsa : ............................................... Alamat :............................
4. Agama : ...............................................
5. Pendidikan : ...............................................
6. Pekerjaan : ...............................................
7. Alamat : ...............................................

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1. Keluhan Utama : ..............................................................................................................................


..............................................................................................................................

2. Keluhan Penyakit Sekarang: ......................................................................................................................


.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Pernah dirawat ya tidak kapan: ...................... diagnosa: .........................
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak jenis: ...................................................................
Riwayat kontrol : ...................................................................................................................................................

Riwayat penggunaan obat :


3. Riwayat alergi ya tidak jenis: ...................................................................
4. Riwayat operasi ya tidak kapan: .................................................................
5. Lain-lain :
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

ya tidak jenis: ........................................................................

GENOGRAM

PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan
Alkohol ya Tidak
Keterangan
......................................................................................................................................................
Merokok ya Tidak
Keterangan
......................................................................................................................................................
Obat ya Tidak
Keterangan
......................................................................................................................................................
Olahraga ya Tidak
Keterangan
......................................................................................................................................................

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum :
Posisi pasien : ......................................................................................................................................................
Alat medis/ invasif yang terpasang :......................................................................................................................
Tanda klinis yang mencolok : ( ) sianosis ( ) perdarahan

Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat


2. Kesadaran:
Kualitatif
Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor

Koma Kuantitatif : GCS : E....M.....V......

Tabel 1: Skor Pemeriksaan GCS (Glasgow Coma Scale)

Masalah Keperawatan :.....................................................................................................................................................


...........................................................................................................................................................................................

3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital


S : .................................... N : ................................... TD : ..................................... RR : .........................................
Tekanan sistolik + (2 x tekanan diastolik)
MAP : =....................mmHg
3

4. Kenyamanan/nyeri
Nyeri ya
tidak P : Provokatif dan
palliatif:
Q : Quality dan Quantitas:
R : Regio
S : Severity:
T : Time :

Masalah Keperawatan
:....................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................

5. Status Fungsional/Aktivitas dan Mobilisasi Barthel Indeks

No Fungsi Skor Uraian Nilai Skor


1. Mengendalikan rangsang defekasi 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
(BAB) 1 Kadang-kadang tak terkendali
2 Mandiri
2. Mengendalikan rangsang berkemih 0 Tak terkendali/pakai kateter
(BAK) 1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x 24 jam)
2 Mandiri
3. Membersihkan diri (cuci muka, 0 Butuh pertolongan orang lain
sisir rambut, sikat gigi) 1 Mandiri
4. Penggunaan jamban, masuk dan 0 Tergantung pertolongan orang lain
keluar (melepaskan, memakai 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi
celana, membersihkan, menyiram) dapat mengerjakan sendiri kegiatan yang lain
2 Mandiri
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong makanan
2 Mandiri
6. Berubah sikap dari berbaring ke 0 Tidak mampu
duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan (2 orang)
3 Mandiri
7. Berpindah/berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 Mandiri
8. Memakai baju 0 Tidak mampu
1 Sebagian dibantu (misalnya mengancing baju)
2 Mandiri
9. Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
10. Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
Total skor

Kategori tingkat ketergantungan pasien: ................................


Keterangan:
20 = Mandiri
12 – 19 = Ketergantungan ringan
9 – 11 = Ketergantungan sedang
5–8 = Ketergantungan berat
0–4 = Ketergantungan total

Masalah Keperawatan : .........................................................................................................................................................


................................................................................................................................................................................................

6. Pemeriksaan Kepala
Finger print di tengah frontal : ( ) Terhidrasi ( ) Dehidrasi
Kulit kepala ( ) Bersih ( ) Luka
Rambut :
Penyebaran :.......................................................................................................................................................
Warna : ..........................................................................................................................................
Mudah patah : ..........................................................................................................................................
Bercabang : ..........................................................................................................................................
Cerah / kusam : ..........................................................................................................................................
Kelainan : ..........................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
Mata:
Sklera : ( ) Putih ( ) Ikterik
Konjungtiva : ( ) Merah muda ( ) Anemia
Palpebra : ( ) Tidak ada edema ( ) Edema
Kornea : ( ) Jernih ( ) Keruh
Reflek cahaya : ( )+ ( )–
TIO :
Pupil : ( ) Isokor ( ) anisokor ( ) diameter
Visus : .............. OS...............OD
Kelainan : .........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
Hidung :
Pernafasan Cuping hidung: ( ) Ada ( ) Tidak ada
Posisi septum nasi: ( ) Ditengah ( ) Deviasi
Lubang hidung: ...............................................................................................................................................
Ketajaman penciuman: ....................................................................................................................................
Kelainan : .........................................................................................................................................................

Rongga Mulut :
Bibir : Warna .......................................................................
Gigi geligi :

Lidah : Warna .......................................................................


Mukosa: ( ) Lembab ( ) Kering ( ) Stomatitis
Tonsil: Ukuran .......................................................................
Uvula: Letak ( ) Simetris Ditengah ( ) Deviasi

Telinga:
Daun/pina telinga : ...........................................................................................................................................
Kanalis telinga : ...........................................................................................................................................
Membran Timpani Cahaya politser
Ketajaman pendengaran : ....................................
Tes weber : 256 Hz
Tes Rinne : 512 Hz
Tes Swabach : 512 Hz
Telinga kiri ......................................... telinga kanan ...............................................
Kesimpulan
Masalah Keperawatan :...............................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................................

7. Pemeriksaan Leher
Kelenjar getah bening : ( ) Teraba ( ) Tidak teraba
Tiroid : ( ) Teraba ( ) Tidak teraba
Posisi trakea : ( ) Letak di tengah ( ) Deviasi ke arah
JVP........................................................cmH2O
Masalah Keperawatan : .......................................................................................................................................................

8. Pemeriksaan Thorak : Sistem Pernafasan


a. Keluhan: Sesak nyeri waktu bernafas
Batuk Produktif Tidak produktif
Sekret: ........................................................... Konsistensi : .................................................................
Warna: ........................................................... Bau : .................................................................

b. Inspeksi
Bentuk dada: simetris asimetris barrel chest
Funnel chest Pigeons chest

Frekuensi: ...............................................
Irama nafas : teratur tidak teratur
Pola pernafasan : Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bradipnae Takipnea Hyperventilasi
Pernafasan cuping hidung : Ada Tidak
Otot bantu pernafasan : Ada Tidak
Usaha nafas : Posisi duduk menunduk
Alat bantu nafas: Ya Tidak
Jenis ................................................ Flow.................................................lpm
c. Palpasi
Vocal premitus: anterior dada ...........................................Posterior dada .......................................................
Ekspansi paru: anterior dada ...........................................Posterior dada .......................................................
Kelainan
Krepitasi Deviasi trakea Trakeostomy

d. Perkusi : Sonor Redup Pekak Hipersonor/timpani


Batas Paru Hepar : ...................................................
e. Auskultasi:
Suara Nafas :Vesikuler Bronko vesikuler Rales
Ronki Wheezing Suara nafas tambahan lainnya:
Suara Ucapan: ...........................................................................................................................

f. Penggunaan WSD :
1. Jenis : .............................................................................................................................................
2. Jumlah Cairan : .............................................................................................................................................
3. Undulasi : .............................................................................................................................................
4. Tekanan : .............................................................................................................................................
Masalah Keperawatan : .............................................................................................................................

9. Pemeriksaan Jantung : Sistem Kardiovaskuler

a. Keluhan: Nyeri dada Ada Tidak


P : .....................................................................................................................................................................
Q : .....................................................................................................................................................................
R : .....................................................................................................................................................................
S : ...................................................................................................................................
T : ...................................................................................................................................

b. Inspeksi :
CRT...................detik
Sianosis : ......................................
Ujung jari: Jari tabuh

c. Palpasi : ictus cordis...........................................................................................


Akral : hangat ( ) panas ( ) dingin ( ) Kering ( ) Basah ( )

d. Perkusi:
Batas Atas : .................................................................................................
Batas Bawah : .................................................................................................
Batas Kanan : .................................................................................................
Batas Kiri : .................................................................................................

e. Auskultasi :
BJ II – Aorta :...................................................................................................................................
BJ II – Pulmunal : ............................................................................................................................
BJ I – Trikuspidalis : .......................................................................................................................
BJ I – Mitral : ...................................................................................................................................
Bunyi jantung tambahan : ................................................................................................................
Kelainan : .........................................................................................................................................
f. CVP : ...................................................
g. CTR : ...................................................
h. ECG & Interpretasinya : ...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Lain-lain : ...................................................................................................................................
.................................................................................................................................
Masalah Keperawatan: ...................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................

10. Pemeriksaan Sistem Pencernaan dan Status Nutrisi


BB
BB : ................... TB : ........................ IMT : --------- = ................kg m 2 Kategori : ................................................
(TB m)2

Parameter Skor
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 6
bulan terakhir ?
a. Tidak ada penurunan berat badan 0
b.Tidak yakin.. tidak tahu/ terasa baju lebih longgar 1
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut: 2
1 – 5 kg 1
6 – 10 kg 2
11 – 15 kg 3
> 15 kg 4
Apakah asupan makanan berkurang karena tidak nafsu makan
a. Ya 1
b.Tidak 0
Total Skor

Keterangan: Bila skor > 2 dan atau pasien dengan diagnosis/kondisi khusus dilakukan pengkajian lebih lanjut oleh
Dietisien, Bila skor < 2, skrining ulang 7 hari.
BAB : .........................x hari terakhir tanggal : ..................................................................................
Konsistensi : keras lunak cair lendir/dar ah
Diet : padat lunak cair
Jenis diet : ..........................................
Nafsu makan : baik menurun frekuensi..................x/hari
Porsi makan : habis tidak Keterangan lainnya: ..............................................................

Abdomen
Inspeksi :
Bentuk : ...................................................................
Bayangan vena : .......................................................
Benjolan / massa : .....................................................
Luka operasi : ada tidak Tanggal operasi : ...................................................................
Jenis operasi : ................................................ Lokasi : ..................................................................................
Keadaan : Drain baik tidak
Jumlah : ...................................... Warna : ..................................................................................
Kondisi area sekitar insersi: ..................................................................................................................
Auskultasi : Peristaltik......................x/menit

Palpasi : tegang kembung ascites


Nyeri tekan : ya tidak Titik Mc Burney:
...............................................................
Massa : ..........................................................................................
Hepar : ..........................................................................................
Ginjal : ..........................................................................................
Perkusi:
Pemeriksaan ascites: undulasi: .......................................................... Sfiting Dullnes: ...............................................
Ginjal : nyeri ketuk ada tidak
Masalah Keperawatan : ...............................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................

11. Sistem Persyarafan


a. Memori : Panjang Pendek
b. Perhatian : Dapat mengulang Tidak dapat mengulang
c. Bahasa : Baik Tidak (ket..........................................................................)
d. Kognisi : Baik Tidak\
e. Orientasi : Orang Tempat Waktu
f. Saraf sensori : Nyeri tusuk Suhu Sentuhan
Lainnya : ............................................................................................................................

...........................................................................................................................
g. Saraf koordinasi (cerebral) : Ya
Tidak Tingkat kekuatan reflek:

h. Refleks Fisiologis Patella 0 1 2 3 4 0 = tidak ada reflek


Achiles 0 1 2 3 4 1 = hipoaktif
Bisep 0 1 2 3 4 2 = normal
Trisep 0 1 2 3 4 3 = hiperaktif
Brakioradialis 0 1 2 3 4 4 = hiperaktif dengan klonus
Terus menerus
i. Refleks patologis: babinsky brudzinsky kernig

j. Keluhan pusing : Ya Tidak

k. Istirahat tidur: ...........................jam/hari Gangguan tidur:.......................................................

l. Pemeriksaan saraf kranial


N1: Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N2 :Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N3: Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N4: Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N5: Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N6 : Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N7 : Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N8 : Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N9 : Normal Tidak Ket: ...........................................................................................


N10 : Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N11 : Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

N12 : Normal Tidak Ket: ...........................................................................................

Masalah Keperawatan :................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................................................

12. Sistem Perkemihan


a. Kebersihan : Bersih Kotor

b. Keluhan kencing : Nokturi Inkontinensia

Gross hematuri Poliuria


Disuria Oliguria
Retensi Hesistensi
Anuria
c. Kemampuan berkemih
Spontan Alat bantu, sebutkan: ...................................................................

Jenis : .......................................................................................

Ukuran : .......................................................................................

Hari ke : .......................................................................................

d. Produksi urine : ......................ml/hari Warna : ................................ Bau: ..............................................


e. Kandung kemis : Membesar ya tidak
Nyeri tekan ya tidak

f. Balance cairan:
Intake Output
Minum peroral : ............ml/hr Urine (0,5 – 1 ml/kg/BB/jam) : .............ml/hr
Cairan infus : ............ml/hr Drain : .............ml/hr
Obat IV : ............ml/hr IWL (10 – 15 ml/kg/BB/24 : .............ml/hr
jam)
NGT : ............ml/hr Diare : .............ml/hr
Makanan (1 kalori = 0,14 : ............ml/hr Muntah : .............ml/hr
ml/hari)
Perdarahan : .............ml/hr
Feses (1x = 20 ml/hari) : .............ml/hr
Total : Total : .............ml/hr
............ml/hr
Balance cairan/hari perawatan:
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan : ................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................

13. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen


a. Pergerakan sendi : Bebas Terbatas
b. Kekuatan otot:
c. Kelainan ekstremitas: ya tidak
d. Kelainan tulang belakang : ya tidak
e. Fraktur : ya tidak
f. Traksi / spalk / gips : ya tidak
g. Kompartemen syndrome : ya tidak
h. Kulit : ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
i. Turgor: baik kurang jelek
j. Luka : Tidak ada
Luas luka panjang ............... cm Diameter..................cm

Derajat luka : ........................................................................

Warna dasar luka merah kuning hitam

Tipe eksudat/cairan luka : .......................................................

Goa : ada, ukuran ...................................................

Tepi luka : .............................................................................

Jaringan granulasi...............................................%

Warna kulit sekitar luka : ........................................................

Edema sekitar luka : ...............................................................

Tanda-tanda infeksi : Tidak Ya

Lokasi: beri tanda X


k. Edea eksktremitas: ................................................................
l. Pitting edema : +/- grade : ........................................................
Ekstremitas atas:

RU +1 +2 +3 +4 LU +1 +2 +3 +4 Penilaiain Edema:
RL +1 +2 +3 +4 LL +1 +2 +3 +4 +1 : kedalaman 1 – 3 mm, waktu kembali 3
detik
Ekstremitas bawah: +2 : kedalaman 3 – 5 mm, waktu kembali 5 detik
RU +1 +2 +3 +4 LU +1 +2 +3 +4 +3 : kedalaman 5 – 7 mm, waktu kembali 7
detik
RL +1 +2 +3 +4 LL +1 +2 +3 +4 +4 : kedalaman > 7 mm, waktu kembali 7
detik

Orther: ..............................................................

m. Ekskoriasis : ya tidak
n. Psoriasis : ya tidak
o. Urtikaria : ya tidak
p. Lain-lain: ................................................................................................................................................

Penilaian risiko decubitus:

Aspek yang KRITERIA YANG DINILAI NILAI


dinilai 1 2 3 4
Persepsi Terbatas
Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada
Sensori Sepenuhnya Ringan Gangguan
Kelembaban Terus Menerus
Sangat Lembab Kadang-kadang Jarang Basah
Basah Basah
Aktivitas BedfastChairfast Kadang-kadang Lebih Sering
Jalan Jalan
Mobilisasi Immobile Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada
Sepenuhnya Ringan Keterbatasan
Nutrisi Sangat Buruk Kemungkinan Adekuat Sangat Baik
Tidak Adekuat
Gesekan & Bermasalah Potensial Tidak
Pergeseran Bermasalah Menimbulkan
Masalah
Note: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien
beresiko mengalami dekubitus (Pressure ulcers) TOTAL NILAI
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less = high risk)

Kategori pasien : ............................................................................

Masalah Keperawatan : ..............................................................................................................................


....................................................................................................................................................................

14. Sistem Endokrin


Pembesaran kelenjar tyroid: ya tidak
Pembesaran kelenjar getah bening: ya tidak
Pankreas: Trias DM: ya tidak
Hipoglikemia: ya tidak Nilai G DA:..................................
Hiperglikemia: ya tidak Nilai G DA:..................................
Kondisi kaki DM:
- Luka ganggren ya tidak
- Jenis luka : ................................................................................................
- Lama luka : ................................................................................................
- Warna : ................................................................................................
- Luas luka : ................................................................................................
- Kedalaman : ................................................................................................
- Kulit Kaki : ................................................................................................
- Kuku Kaki : ................................................................................................
- Telapak Kaki : ................................................................................................
- Jari Kaki : ................................................................................................
- Infeksi : ya tidak
- Riwayat luka sebelumnya : ya tidak
- Tahun : ...................................................
- Jenis luka : ...................................................
- Lokasi : ...................................................
- Riwayat amputasi sebelumnya : ya tidak
Jika Ya

Tahun : ...................................................

Lokasi : ...................................................

Lain-lain : ...................................................

Masalah Keperawatan : .............................................................................................................................

....................................................................................................................................................................

15. Seksualitas dan Reproduksi


a. Payudara : benjolan : ada/tidak
Kehamilan : ya/tidak *
HPHT
b. Genetalia :
Wanita : flour albus : ya/tidak *
Prolaps uteri : ada/tidak *
Pria : masalah prostat/kelainan: ada/tidak *
Masalah Keperawatan : ....................................................................................................................
............................................................................................................................................................
16. Keamanan Lingkungan
Penilaian risiko pasien jatuh dengan skala morse (pasien dewasa)

Faktor Risiko Skala Skor


Hasil Standar
Riwayat jatuh yang baru Ya 25
atau 3 bulan terakhir Tidak 0
Diagnosa sekunder lebih Ya 15
dari 1 diagnosa Tidak 0
Menggunakan alat bantu Berpegangan pada benda-benda sekitar 30
Kruk, tongkat, walker 15
Menggunakan IV dan Bedrest/dibantu perawat 0
cateter Ya 20
Kemampuan berjalan Tidak 0
Gangguan (pincang/diseret) 20
Status mental Lemah 10
Normal/bedrest/imobilisasi 0
Tidak sadar akan kemampuan/post op 24 jam 15
Orientasi sesuai kemampuan diri 0
Total skor

Kesimpulan : Kategori pasien : .....................................................................

Risiko = > 45

Sedang = 25 – 44

Rendah = 0 – 24

Masalah Keperawatan : ..................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................................

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

a. Persepsi klien terhadap penyakitnya Cobaan Tuhan Hukuman Lainnya

b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya Murung/diam Gelisah Tegang Marah/menangis

c. Reaksi saat interaksi Kooperatif Tidak kooperatif Curiga

d. Gangguan Konsep Diri ya tidak

Masalah Keperawatan : ................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................
PERSONAL HYGIENE &
KEBIASAAN
a. Mandi : .................................x/hari f. Ganti pakaian...................................x/hari
b. Keramas : .............................x/hari g. Sikat Gigi........................................x/hari
c. Memotong kuku : ......................................................................
d. Merokok: ya Tidak
e. Alkohol: ya Tidak
Masalah Keperawatan : ................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

PENGKAJIAN SPIRITUAL

Kebiasaan beribadah

a. Sebelum sakit: Sering Kadang-kadang Tidak pernah


b. Selama sakit: Sering Kadang-kadang Tidak pernah

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Radiologi, EKG, USG)

Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil


OBAT YANG
DITERIMA
Nama Obat Dosis Nama Obat Dosis
1. 6.

2. 7.

3. 8.

4. 9.

5. 10.

Balikpapan,.........................................2019

Perawat.
DATA FOKUS

A. Subyektif

B. Obyejtif
Lampiran 4
ANALISA DATA
Nama : Ruang :
No.Reg : Tanggal :

No Data Masalah Etiologi


Lampiran 5
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi


Lampiran 6
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Ruang :
No.Reg : Tanggal :
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI
DX KEPERAWATAN HASIL KEPERAWATAN
Lampiran 7
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ruang :

NO
HARI/TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
DX

No.Reg : Tanggal :
Lampiran 8

EVALUASI

Nama : Ruang :

NO WAKTU(TGL/JAM) CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) TTD/NAMA

No.Reg : Tanggal :
Lampiran Review Kasus Pasien 1
Tbs Rs : SltHz
Ya•swstach . sizu•
Tclinga kiti ._,

( j Tcr•h•
( )Tcr•fa

%ms% mñmsnx tan chmm

TuML

KelnieM
Hiptmw«wftirrip•»i

4. Tekanan
a. Pcrjtcr«kan send :
RU •1 7 •9 •d LU •l *2 •9 •4
RL •! •2 *3 •4 LL • I •2 •1 •4

I.U *t *2 *3 H
LL *\ *2 *3 H

t.
• Jeni* lnka

- .i•ii Kaki

I IPHT
air rx PoxrJS
A+/A LISA ?AI‘A
E hC ANAAN

Um:v
PELAKSANAAN TINDAKAN
Hama Pnsitn : jj m Jenis Kclamifl : {ek - £w"•’

Ruaegen :R•*
PELAKSANAAN TINDAKAN

Ucr
EVALUASI

(CATALAN PERKEMBANGAN PASIEN)

I
!
Lampiran Review Kasus Pasien 2
l (BAK}
( WTe-a\a

JVP
9. Peaseriksnan Janruag : •sistem Kcniio'caxkukr

d.

f, J uskuliosi .
Inspek'a
j. Kelub r pusiag

NII
O nriuria
* R••= 4'o bar aih
T•t'uttu HQ
i ... -.. .. ..... .. ....... .
*••'•

d. Kdo•as tu!• $ '


R(' , a) .q {. ' t1 •¿ ij •4
RL 'l ’2 *j *@ *t * ’ '
•2 : kcddexs‹an S - S mm. waLlv kcmb•1i 5

R ,j j y + g \.tj i •y • 3 •‹ •3 : kcdelamAn S — 7 mm, eaktc kcnibdi ‘?


j €, ">lslem Rn‹tekrñs
l
DATA FOKUS
Umar
AN ALISA DATA
Nama Pasic
tems Eclamin :
n

Umur
Un«e

i I
PERENCANAAN
PfiRENCANAAN
hBf¥\B P69icn
Jenis Kclamin :
Umur
Ncmc
P¥sien Jenis Kclemin :

Umur Ruaxgan
/cnis Kclamin :
Unmr
PELA KSANAAN TINDAK
hama Pasien
PEI. AKSANA4M TINDAKAN
EVALVA s i ‹
I JTAN PgRKE,MBANOAN PASIEN}
QAS
(CATALAN PERK£',MBANGAN PASIEN)
Lampiran Dokumentasi Seminar Hasil

Anda mungkin juga menyukai