Anda di halaman 1dari 20

Carsinoma mammae /

Kanker Payudara
Oleh : Tri Ari Wibowo,Amd. Kep
kanker kolorekal (ca kolon)
Menurut GLOBACAN, 2018 menyebutkan bahwa kasus beru kanker kolorekal (ca kolon) menduduki peringkat ketiga
dengan angka insiden yaitu 1,8 juta jiwa sedangkan kasus kematian ca kolon pada peringkat ke dua dengan kasus
kematian berjumlah 881.000.
Kanker kolon merupakan kanker yang menyerang bagian usus besar, yakni bagian akhir dari sistem pencernaan.
Sebagian besar kasus kanker kolorektal dimulai dari sebuah benjolan/polip kecil, dan kemudian membesar menjadi
tumor (Yayasan Kanker Indonesia, 2018).
ETIOLOGI
Sebagian orang memang memiliki risiko tinggi terkena kanker kolorektal. Beberapa faktor
risiko tersebut ada yang tidak bisa diubah, seperti usia lebih dari 50 tahun, riwayat menderita
polip, riwayat menderita infeksi usus besar (colitis ulcerative atau penyakit Chron), dan
memiliki anggota keluarga yang mempunyai riwayat polip atau kanker usus besar.

PENCEGAHAN
Mencegah timbulnya kanker kolorektal, batasi makanan tinggi lemak termasuk daging merah.
Merokok juga merupakan faktor risiko terjadinya kanker kolorektal. Diperkirakan, satu dari lima
kasus kanker usus besar di Amerika Serikat dihubungkan dengan rokok. Merokok berhubungan
dengan kenaikan risiko terbentuknya adenoma dan peningkatan risiko perubahan adenoma menjadi
kanker usus besar. Faktor risiko tinggi lain adalah pengonsumsian alkohol. Usus mengubah alkohol
menjadi asetildehida yang meningkatkan risiko kanker kolorektal. Lebih baik konsumsi buah dan
sayur yang mengandung probiotik, karena kandungan seratnya akan mengikat sisa makanan dan
membuat feses lebih berat sehingga mudah dibuang (Kemenkes RI, 2019).
PATHOFLOW
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi kanker kolon menurut (Yayasan Kanker Indonesia, 2018):

 Perubahan pada pola buang air besar termasuk diare, atau konstipasi atau perubahan
pada lamanya saat buang air besar,

 Pendarahan pada buang air besar atau ditemukannya darah di feses, seringkali hanya
dapat dideteksi di laboratorium

 Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram, gas atau rasa sakit
yang berulang

 Perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah buang air besar

 Rasa cepat lelah, lesu lemah atau letih

 Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan sebabnya
PROGNOSIS
Klasifikasi ca colon menurut American Joint Committee on Cancer 2010 dalam (Komite
Penanggulangan Kanker Nasional, 2015)
T Penilaian Tumor
TX Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada ditemukan tumor primer
Tis Carsinoma in situ : intraepitelial atau invasi lamina propria
T1 Tumor invasi sub mukosa
T2 Tumor invasi muscularis propria
T3 Tumorinvasi sepanjang muscularis propria hingga jaringan perikolorektal

T4a Tumor penetrasi ke permukaan peritoneum visceral


  Tumor secara langsung menginvasi atau melengket ke
T4b organ lain
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan kanker
kolorektal adalah sebagai berikut (Sayuti & Nouva, 2018)
 Pemeriksaan laboratorium klinis
 Pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi
 Radiologi
 Kolonoskopi
PENATALAKSANAAN
Prinsip tatalaksana kanker kolon pada tabel 2.5 adalah: (Komite Penanggulangan
Kanker Nasional, 2015)
Stadium Terapi
   Eksisi lokal atau polipektomi sederhana
Stadium 0 (TisN0M0)  Reseksi en-bloc segmental untuk lesi yang tidak memenuhi syarat eksisi
lokal
Stadium I (T1-2N0M0)  Wide surgical resection dengan anastomosis tanpa kemoterapi adjuvan

Stadium II (T3N0M0, T4a-bN0M0)  Wide surgical resection dengan anastomosis


 
 Terapi adjuvan setelah pembedahan pada pasien dengan risiko
tinggi
Stadium III (T apapun N1-2 M0)  Wide surgical resection dengan anastomosis
 
 Terapi adjuvan setelah pembedahan
   Reseksi tumor primer pada kasus kanker kolorektal metastasis
  yang dapat direseksi
Stadium IV (T apapun, N apapun,  Kemoterapisistemik pada kasus kanker kolorektal dengan
M1) metastasis yang tidak dapat direseksi dan tanpa gejala
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang dilaksanakan untuk
mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar tentang pasien, dan membuat catatan tentang
respons kesehatan pasien. Pengkajian yang komprehensif atau menyeluruh, sistematis yang logis akan
mengarah dan mendukung pada identifikasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dapat diperoleh dari
data subyektif melalui wawancara dan dari data obyektif melalui observasi, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (Dinarti & Yuli Muryanti, 2017):
• Pengumpulan Data
• Riwayat bio- psiko- sosial- spiritual
• Riwayat pengkajian nyeri
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan dada
• Kardiovaskuler
• System pencernaan / abdomen
• Pemeriksaan extremitas atas dan bawah
• Pemeriksaan pelvis/genitalia
ANALISA DATA DAN MASALAH PIORITAS

Diagnosa yang mungkin muncul menurut (PPNI, 2017)


Pre kemoterapi
• Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
Intra kemoterpi
• Risiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur invasive
• Risiko Gangguan integritas kulit ditandai dengan bahan kimia iritatif
Post kemoterapi
• Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan atau pengobatan (misal. Pembedahan, kemoterapi
dan radioterapi)
• Resiko defisit nutrisi ditandai dengan ketidakmampuan menelan makanan
Perencanaan Asuhan Keperawatan
Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan untuk mengatasi masalah
dan meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian
kegiatan penentuan langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya,perumusan
tujuan, rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan analisis
data dan diagnosa keperawatan (Dinarti & Yuli Muryanti, 2017).
Ansietas berhubungan dengan Krisis situasional (D.0080)
Intervensi Reduksi Ansietas (I.09314)

Observasi Edukasi
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misal a) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
kondisi, waktu, stressor)\ mungkin dialami
b) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan b) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
nonverbal) jika perlu
Terapeutik c) Latih teknik relaksasi
c) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan Kolaborasi
kepercayaan a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika
d) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika perlu
memungkinkan
e) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Resiko infeksi ditandai dengan Efek prosedur invasif (D.0142)

Intervensi Pencegahan Infeksi (I.14539):

Observasi Edukasi
a) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Terapeutik Kolaborasi
b) Batasi jumlah pengunjung
c) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan a) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
pasien dan lingkungan pasien
Risiko gangguan integritas kulit ditandai dengan bahan kimia iritatif (D.0139)
Intervensi perawatan integritas kulit (I.11353)

Observasi
a) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
a) Gunakan produk berbahan ringan atau alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
b) Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering
Edukasi
a) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Nausea berhubungan dengan tindakan kemoterapi (D.0076)

Intervensi Menejemen Mual

Observasi Edukasi
a) Identifikasi faktor penyebab a) Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
mual b) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi
b) Identifikasi dampak mual mual
terhadap kualitas hidup Kolaborasi
c) Monitor mual
a) Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Terapeutik
d) Kontrol faktor lingkungan
penyebab mual
e) Berikan makanan dalam jumlah
kecil dan menarik
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan/pengobatan
(D.0083)
Intervensi Promosi citra tubuh (I.09305)
Observasi
a) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
b) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
c) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
Terapeutik
a) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
b) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
c) Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
d) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
Edukasi
e) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
f) Latih fungsi tubuh yang dimiliki
g) Latih peningkatan penampilan diri
Resiko defisit nutrisi (D.0032)
Intervensi Manajemen Nutrisi (L.03119)

Observasi
a) Identfikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi atau intoleran makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Terapeutik
e) Fasilitasi menentukan pedoman diet
f) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
g) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
h) Berikan suplemen makanan, jika perlu Edukasi
i) Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi
j) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal. Pereda nyeri, antiemetik)
k) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu
Evaluasi Keparawatan
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri (Ali, 2009). Evaluasi adalah
membandingkan secara sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah ditetapkan dengan kenyataan yang ada pada pasien, dilakukan dengan
cara bersinambungan dengan melibatkan psien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi
keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna
apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai (Dinarti & Yuli
Muryanti, 2017). Evaluasi disusun menggunakan SOAP yaitu (Suprajitno dalam
Wardani, 2013):
Persiapan Pasien Pulang
Discharge Planing (perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan
berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk
perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan
masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang
terjangkau (Doenges & Moorhouse: 94-95).
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang
berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress. 
Kesimpulan
Kanker kolon merupakan kanker yang menyerang bagian usus besar, yakni bagian akhir dari sistem pencernaan.
Sebagian besar kasus kanker kolorektal dimulai dari sebuah benjolan/polip kecil, dan kemudian membesar
menjadi tumor (Yayasan Kanker Indonesia, 2018).
Diagnosa yang mungkin muncul menurut (PPNI, 2017):
a. Pre kemoterapi
• Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b. Intra kemoterpi
• Risiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur invasive
• Risiko Gangguan integritas kulit ditandai dengan bahan kimia iritatif
c. Post kemoterapi
• Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan atau pengobatan (misal. Pembedahan, kemoterapi
dan radioterapi)
• Resiko defisit nutrisi ditandai dengan ketidakmampuan menelan makanan

Anda mungkin juga menyukai