Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

MATERNITAS
ADENOMIOSIS

Disusun Oleh :
Nitha Widiya Ningrum
2211102412164

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
PROFESI NERS
2022
A. Pengertian
Adenomiosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang merupakan lapisan
bagian dalam rahim, ada dan tumbuh di dalam dinding (otot) rahim. Biasanya terjadi di akhir2
masa usai subur dan pada wanita yang telah melahirkan.
Ademomyosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium, yang biasanya ada pada garis
rahim, hadir dalam dan tumbuh ke dalam dinding otot rahim. Hal ini paling mungkin terjadi di
akhir tahun melahirkan dan setelah memiliki anak.

B. Etiologi
Penyebab dari adenomiosis tidak dimengerti dengan baik. Beberapa peneliti percayabahwa
operasi-operasi sebelumnya pada kandungan (termasuk k e l a h i r a n Ca e s a r ) d a pa t
menyebabkan sel-sel endometrial (lapisan kandungan) menyebar dan tumbuh pada lokasi yang
abnormal (lapisan otot dari dinding kandungan). Kemungkinan lain adalah bahwaadenomiosis
timbul dari jaringan-jaringan dari dinding kandungan sendiri yang mungkin telah mengendap
disana selama perkembangan dari kandungan. Adenomiosis adalah lebih umum terjadi setelah
kelahiran anak.

C. Manifestasi Klinik
a) Perdarahan yang berlebihan
b) Triad gejala yakni pembesaran rahim, nyeri pelvis dan menstruasi yang banyak dan abnormal.
c) Nyeri, yang dirasakan terutama selama menstruasi disebut dysmenorrhea dapat berupa kram
yang hebat atau seperti disayat pisau. Nyeri dapat juga dirasakan pada saat tidak sedang
menstruasi.
d) Perdarahan menstruasi berat atau lama

D. Penatalaksanaan
a. Non-bedah
Non-bedah untuk perawatan adenomiosis adalah dosis gonadotrophin-releasing hormon.
pada pasien anemia, perawatan ini membantu mereka untuk mengembalikan
tingkathemoglobin menggunakan besi suplemen. Pada beberapa perempuan, hormon yang
menyebabkan kegelisahan, melemahnya tulang dan meningkatkan kolesterol "buruk"LDL
dan menurunkan kolesterol "baik" HDL. Jadi jenis perawatan ini hanya direkomendasikan
untuk beberapa bulan. Sayangnya, gejala adenomyosis sering kembali setelah 6 bulan
setelah menghentikan pengobatan.

b. Bedah
Perawatan bedah dianggap oleh beberapa dokter sebagai perawatan yang paling efektif
untuk adenomyosis dengan gejala yang parah. Yaitu dengan pengangkatan rahim
(hysterectomy). Dokter merekomendasikan laporan komprehensif mengenai kelebihan dan
kekurangan dari prosedur ini dalam setiap kasus. Adenomyosis yang pada umumnya adalah
perempuan di antara 30 dan 40 tahun.Hal ini lebih umum di kalangan wanita yang memiliki
minimal satu kehamilan (hanya 6% dari kasus-kasus adenomyosis terjadi pada
wanita yang tidak hamil). Yang tinggi dengan persentase perempuan adenomyosis
(sekitar 80%) juga disorders lainnya dalam sistem reproduksi sebagai myoma, ovarian cysts
atau endometriosis.

E. Pemeriksaan Penujang
a. Histerosalpingogram: suatu pemeriksaan rontgen darah panggul setelah suatu
kontras dimasukkan kedalam dinding rahim.
b. Pemeriksaan MRI: mendeteksi adanya adenomiosis dan seberapa luas
adenomiosis dan juga dapat membedakannya dari fibroid.
c. USG transvaginal: USG yang alatnya dimasukkan kedalam vaginna.
F. Patway
G. Asuhan keperawatan
a. Identitas Pasien
Penyakit endometriosis ini biasanya menyerang pada wanita yang usia produktif yaitu
sekitar 15- 44 tahun alasan salah satunya karena pada usia tersebut terjadi
peningkatan estrogen dan progesterone yang tinggi. Insiden yang jelas belum
diketahui, namun prevalensinya pada kelompok tersebut cukup tinggi. Pekerjaan
sangat mempengaruhui juga, insidenya terjadi pada pekerja yang langsung terpapar
dengan toksik dari pepsida, pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah
medis dan sampah-sampah perkotaan.
b. Keluhan Utama
Pasien dengan endometriosis biasanya mengeluh Nyeri abdomen (pelvis), yaitu
disminore dan dispareunia merupakan gejala-gejala yang paling karakteristik. Nyeri
pelvis yang berat dan mendadak dapat disebabkan oleh iritasi perinoteum akibat
rupturnya endometrioma atau hemoperitoneum. Nausea, vomitus dan nyeri bahu
dapat merupakan gejala-gejala penyerta.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang dengan nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan
nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi, serta nyeri akibat latihan
fisik atau selama dan setelah hubungan seksual, Nyeri pada saat pemeriksaan dalam
oleh dokter, Hipermenorea, Menoragia, Feces berdarah, Konstipasi, diare.
Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang pernah diderita klien, apakah klien
mempunyai riwayat penyakit tertentu terutama yang berhubungan dengan alat
reproduksi maupun penyakit lain yang mungkin dapat memicu terjadinya
endometriosis serta bisa menjadi pertimbangan untuk keperluan terapi atau
pengobatan lebih lanjut seperti gangguan hormone, kanker, tumor PMS dll.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah pasien dan keluarga, apakah memiliki ibu atau saudara
perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis, karena
penyakit endometriosis penyebabnya karena factor genetic yang memiliki resiko
tinggi terhadap angka kejadian endometriosis.
e. Riwayat Obstetri dan Menstuasi
 Riwayat Menstruasi
Biasanya pasien mengeluh mengalami hipermenorea, menoragia,
siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar
sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.
 Riwayat Pernikahan
Bahwa endometriosis lebih sering di temukan pada wanita yang tidak kawin pada
usia muda dan yang tidak memiliki banyak anak Riwayat Kehamilan Pasien
endometriosis biasanya jarak kehamilannya yang sangat terlalu jauh antara anak
yang satu dengan anak yang lain.
H. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut bd agen pencedera fisik (prosedur operasi)
2. Resiko infeksi bd efek prosedur invasive
I. Penetapan Tujuan dan Kriteria Hasil

No. Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

1. Nyeri Akut setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling percaya


berhubungan keperawatan selama 3x24 klien dan keluarga
dengan Agen jam diharapkan nyeri
2. Observasi TTV dan observasi nyeri
Pencedera Fisik berkurang / hilang dengan
(Lokasi,waktu,skala,kualitas,intens
(Prosedur Operasi) Kriteria hasil :
itas nyeri)
1. Nyeri berkurang
3. Anjurkan kepada klien tentang
dengan skala (0-1)
teknik relaksasi dengan napas
2. Klien tidak gelisah
dalam
3. Klien dapat mengontrol
nyeri dengan teknik 4. Anjurkan pada klien untuk istirahat
relaksasi nafas dalam dan tidur
4. Klien merasa nyaman
5. Berikan penjelasan tentang
setelah nyeri berkurang
penyebab nyeri dan langkah untuk
meredakan nyeri
6. Lakukan kolaborasi pemberian

Analgetik
2. ResikoInfeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling percaya
berhubungan
keperawatan selama 2x24
dengan Efek 2. Observasi TTV
Prosedur Invasif jam diharapkan tidak terjadi
infeksi dengan kriteria hasil: 3. Meminimalkan resiko infeksi
dengan mempertahankan tindakan
1. TTV dalam batas norma aseptic (mencuci tangan sebelum
(TD : 110/70 – 120/80 dan sesudah menyentuh klien)
mmHg, Suhu : 36,5oC –
37,5oC, Nadi 60- 4. Beri pendidikan kepada klien
:
100x/menit, RR : 16- mengenai cuci tangan dan tanda-
20x/menit) tanda infeksi
Kolaborasi dengan tim gizi untuk
2. Tidak terdapat tanda- pemberian diet TKTP
tanda infeksi
(rubor,kalor,dolor,tumor
3. Klien mampu
mempertahankan hygiene

Anda mungkin juga menyukai