Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada kita semua sehingga makalah  ini dapat terselesaikan pada waktunya. Adapun pokok
bahasan yang dikaji dalam makalah ini adalah tentang “Sterilisasi” yang bertujuan untuk
melengkapi tugas sekolah kami. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
baik dalam hal penulisan maupun isi. Oleh Karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini di kemudian harinya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
khususnya bagi para siswa sebagai sarana pembelajaran.

Samarinda, April 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................1
C.TUJUAN.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A.MEKANISME PERTAHANAN TUBUH TERHADAP BAKTERI................................2
B.INFEKSI BAKTERI EKSTRASELULER.........................................................................3
C. INFEKSI BAKTERI INTRASELULER...........................................................................5
D. JENIS JENIS IO................................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A.SARAN...............................................................................................................................9
B.KESIMPULAN...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba
patogen di sekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada
manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respons
imun tubuh manusia terhadapberbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya
gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk
proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraselular atau
bakteri intraselular mempunyai karakteristik tertentu pula Tubuh manusia akan selalu
terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari,dan polusi.
Pertahanan oleh diperantarai sel T (Celluar Mediated Immunity, CMI) sangat penting
dalam mengatasi organisme intraseluler. Sel T CD4 akan berikatan dengan partikel antigen
yang dipresentasikan melalui MHC II pada permukaan makrofag yang terinfeksi bakteri
intraseluler. Sel T helper (Th1) ini akan mengeluarkan sitokin IFN γ yang akan mengaktivasi
makrofag dan membunuh organisme intraseluler, terutama melalui pembentukan oksigen
reaktif intermediat (ROI) dan nitrit oxide (NO). Selanjutnya makrofag tersebut akan
mengeluarkan lebih banyak substansi yang berperan dalam reaksi inflamasi kronik. Selain itu
juga terjadi lisis sel yang diperantarai oleh sel T CD8. Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi
yang ambil kesempatan (‘opportunity’) yang disediakan oleh kerusakan pada sistem
kekebalan tubuh untuk menimbulkan penyakit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mekanisme sistem bakteri ekstraseluler ?
2. Perngetian tentang infeksi oportunistik?
3.Sebutkan macam-macam IO?

C.TUJUAN
1. Mengetahui mekanisme system bakteri ekstraseluler
2. Mengetahui tentang infeksi oportunistik
3. Mengetahui macam-macam IO

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.MEKANISME PERTAHANAN TUBUH TERHADAP BAKTERI


Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba
patogen di sekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada
manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respons
imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya
gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk
proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraselular atau
bakteri intraselular mempunyai karakteristik tertentu pula Tubuh manusia akan selalu
terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi. Stres emosional
atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang
sehat. Biasanya kita dilindungi oleh sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh,
terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan
tantangan negatif, bagaimanapun, dapat menekan sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan
tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal. [Widodo Judarwanto, 2012]
Penerapan kedokteran klinis saat ini adalah untuk mengobati penyakit saja. Infeksi bakteri
dilawan dengan antibiotik, infeksi virus dengan antivirus dan infeksi parasit dengan
antiparasit terbatas obat-obatan yang tersedia. Sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan
tubuh, depresi disebabkan oleh stres emosional diobati dengan antidepresan atau obat
penenang. Kekebalan depresi disebabkan oleh kekurangan gizi jarang diobati sama sekali,
bahkan jika diakui, dan kemudian oleh saran untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel
tumor. [Widodo Judarwanto, 2012]
Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan
melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-
zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar
tetap dapatberfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan
memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme. Untuk selamat dari tantangan ini,
beberapa mekanisme telah berevolusi yang menetralisir patogen. Bahkan organisme
uniselular seperti bakteridimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi

2
virus. Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada
keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut termasuk
peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan system komplemen. Mekanisme
yang lebih berpengalaman berkembang secara relative baru-baru ini, dengan adany evolusi
vertebrata. Imunitas vertebrata seperti manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh
dan jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari
respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui
patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis dan
membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa depan dengan patogen
tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari vaksinasi. . [Nur Muhsinin, 2016]
Respons pejamu yang terjadi juga tergantung dari jumlah mikroba yang masuk. Mekanisme
pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang berbahaya meliputi
1. Pertahanan fisik dan kimiawi, seperti kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat
melalui kelenjar keringat, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi air mata, air liur,
urin, asam lambung serta lisosom dalam air mata
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat mencegah
invasi mikroorganisme
3. Innate immunity (mekanisme non-spesifik), seperti sel polimorfonuklear (PMN) dan
makrofag, aktivasi komplemen, sel mast, protein fase akut, interferon, sel NK (natural
killer) dan mediator eosinofil
4. Imunitas spesifik, yang terdiri dari imunitas humoral dan seluler. Secara umum
pengontrolan infeksi intraselular seperti infeksi virus, protozoa, jamur dan beberapa
bakteri intraselular fakultatif terutama membutuhkan imunitas yang diperani oleh sel
yang dinamakan imunitas selular, sedangkan bakteri ekstraselular dan toksin
membutuhkan imunitas yang diperani oleh antibodi yang dinamakan imunitas
humoral. Secara keseluruhan pertahanan imunologik dan nonimunologik
(nonspesifik) bertanggung jawab bersama dalam pengontrolan terjadinya penyakit
infeksi.
[Z Munasir, 2016]

B.INFEKSI BAKTERI EKSTRASELULER


Strategi pertahanan bakteri Bakteri ekstraseluler adalah bakteri yang dapat bereplikasi di
luar sel, di dalam sirkulasi, di jaringan ikat ekstraseluler, dan di berbagai jaringan. Berbagai
jenis bakteri yang termasuk golongan bakteri ekstraseluler telah disebutkan pada bab

3
sebelumnya. Bakteri ekstraseluler biasanya mudah dihancurkan oleh sel fagosit. .
[Emiliatulm,2015]
Pada keadaan tertentu bakteri ekstraseluler tidak dapat dihancurkan oleh sel fagosit karena
adanya sintesis kapsul antifagosit, yaitu kapsul luar (outer capsule) yang mengakibatkan adesi
yang tidak baik antara sel fagosit dengan bakteri, seperti pada infeksi bakteri berkapsul
Streptococcus pneumoniae atau Haemophylus influenzae. Selain itu, kapsul tersebut
melindungi molekul karbohidrat pada permukaan bakteri yang seharusnya dapat dikenali oleh
reseptor fagosit. Dengan adanya kapsul ini, akses fagosit dan deposisi C3b pada dinding sel
bakteri dapat dihambat. Beberapa organisme lain mengeluarkan eksotoksin yang meracuni
leukosit. Strategi lainnya adalah dengan pengikatan bakteri ke permukaan sel non fagosit
sehingga memperoleh perlindungan dari fungsi fagosit . [Emiliatulm,2015]
Sel normal dalam tubuh mempunyai protein regulator yang melindungi dari kerusakan oleh
komplemen, seperti CR1, MCP dan DAF, yang menyebabkan pemecahan C3 konvertase.
Beberapa bakteri tidak mempunyai regulator tersebut, sehingga akan mengaktifkan jalur
alternatif komplemen melalui stabilisasi C3b3b konvertase pada permukaan sel bakteri.
Dengan adanya kapsul bakteri akan menyebabkan aktivasi dan stabilisasi komplemen yang
buruk. Beberapa bakteri juga dapat mempercepat pemecahan komplemen melalui aksi produk
mikrobial yang mengikat atau menghambat kerja regulator aktivasi komplemen. Bahkan
beberapa spesies dapat menghindari lisis dengan cara mengalihkan lokasi aktivasi
komplemen melalui sekresi protein umpan (decoy protein)atau posisi permukaan bakteri yang
jauh dari membran sel. Beberapa organisme Gram positif mempunyai lapisan peptidoglikan
tebal yang menghambat insersi komplek serangan membran C5b-9 pada membran sel bakteri.
[Z Siti Zainatun W, 2017]
Bakteri enterik Gram negatif pada usus mempengaruhi aktivitas makrofag termasuk
menginduksi apoptosis, meningkatkan produksi IL-1, mencegah fusi fagosom-lisosom dan
mempengaruhi sitoskleton aktin. Strategi berupa variasi antigenik juga dimiliki oleh beberapa
bakteri, seperti variasi lipoprotein permukaan, variasi enzim yang terlibat dalam sintesis
struktur permukaan dan variasi antigenik pili.Keadaan sistem imun yang dapat menyebabkan
bakteri ekstraseluler sulit dihancurkan adalah gangguan pada mekanisme fagositik karena
defisiensi sel fagositik (neutropenia) atau kualitas respons imun yang kurang (penyakit
granulomatosa kronik). [Dhonat Flash,2015]

4
C. INFEKSI BAKTERI INTRASELULER
Strategi pertahanan bakteri Bakteri intraseluler terbagi atas dua jenis, yaitu bakteri
intraseluler fakultatif dan obligat. Bakteri intraseluler fakultatif adalah bakteri yang mudah
difagositosis tetapi tidak dapat dihancurkan oleh sistem fagositosis.[Herna F. Sianipar,2015]
Bakteri intraseluler obligat adalah bakteri yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di
dalam sel hospes.Hal ini dapat terjadi karena bakteri tidak dapat dijangkau oleh antibodi
dalam sirkulasi, sehingga mekanisme respons imun terhadap bakteri intraseluler juga berbeda
dibandingkan dengan bakteri ekstraseluler. Beberapa jenis bakteri seperti basil tuberkel dan
leprosi, dan organisme Listeria dan Brucella menghindari perlawanan sistem imun dengan
cara hidup intraseluler dalam makrofag, biasanya fagosit mononuklear, karena sel tersebut
mempunyai mobilitas tinggi dalam tubuh. Masuknya bakteri dimulai dengan ambilan fagosit
setelah bakteri mengalami opsonisasi. Namun setelah di dalam makrofag, bakteri tersebut
melakukan perubahan mekanisme pertahanan.[Z Siti Zainatun W,2017]
Bakteri intraseluler memiliki kemampuan mempertahankan diri melalui tigamekanisme, yaitu
1. hambatan fusi lisosom pada vakuola yang berisi bakteri,
2. lipid mikobakterial seperti lipoarabinomanan menghalangi pembentukanROI (reactive
oxygen intermediate) seperti anion superoksida, radikal hidroksil dan hidrogen peroksida dan
terjadinya respiratory burst,
3. menghindariperangkap fagosom dengan menggunakan lisin sehingga tetap hidup bebas
dalamsitoplasma makrofag dan terbebas dari proses pemusnahan selanjutnya
[Z Siti Zainatun W,2017]
Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat
menginfeksi organisme. Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah
berevolusi yang menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti
bakteridimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus. Mekanisme
imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada keturunan modern, seperti
tanaman, ikan, reptil dan serangga. [Wikipedia, Imunitas]
Mekanisme pertahanan tubuh
Pertahanan oleh diperantarai sel T (Celluar Mediated Immunity, CMI) sangat penting
dalam mengatasi organisme intraseluler. Sel T CD4 akan berikatan dengan partikel antigen
yang dipresentasikan melalui MHC II pada permukaan makrofag yang terinfeksi bakteri
intraseluler. Sel T helper (Th1) ini akan mengeluarkan sitokin IFN γ yang akan mengaktivasi
makrofag dan membunuh organisme intraseluler, terutama melalui pembentukan oksigen
reaktif intermediat (ROI) dan nitrit oxide (NO). Selanjutnya makrofag tersebut akan

5
mengeluarkan lebih banyak substansi yang berperan dalam reaksi inflamasi kronik.[Z Siti
Zainatun W,2017]
Selain itu juga terjadi lisis sel yang diperantarai oleh sel T CD8. Beberapa bakteri ada
yang resisten sehingga menimbulkan stimulasi antigen yang kronik. Keadaan ini
menimbulkan pengumpulan lokal makrofag yang terkativasi yang membentuk granuloma
sekeliling mikroorganisme untuk mencegah penyebaran. Hal ini dapat berlanjut pada nekrosis
jaringan dan fibrosis yang luas yang menyebabkan gangguan fungsi. Oleh karena itu,
kerusakan jaringan terutama disebabkan oleh respons imun terhadap infeksi bakteri
intraseluler.[Dendot,2017]

D. JENIS JENIS IO
1. Kandidiasis (Thrush)
Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang dengan HIV.
Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini,
semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistim kekebalan tubuh yang sehat
dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut,
tenggorokan dan vagina. Infeksi oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun
sebelum infeksi oportunistik lain yang lebih berat. Pada mulut, penyakit ini disebut thrush.
Bila infeksi menyebar lebih dalam pada tenggorokan, penyakit yang timbul disebut
esofagitis. Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti busa, atau bintik merah. Penyakit
ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang nafsu makan.
2. Virus Sitomegalia (CMV)
Virus sitomegalia (cytomegalovirus/CMV) adalah infeksi oportunistik. Virus ini sangat
umum. Antara 50 persen sampai 85 persen masyarakat Amerika Serikat adalah CMV-positif
waktu mereka berusia 40 tahun. Statistik untuk Indonesia belum diketahui. Sistem kekebalan
tubuh yang sehat menahan virus ini agar tidak mengakibatkan penyakit. Waktu pertahanan
kekebalan menjadi lemah, CMV dapat menyerang beberapa bagian tubuh. Kelemahan
tersebut dapat disebabkan oleh bebagai penyakit termasuk HIV. Terapi antiretroviral (ART)
sudah mengurangi angka penyakit CMV pada Odha sampai dengan 75 persen. Namun,
kurang-lebih 5 persen Odha masih mengembangkan CMV. Penyakit yang paling lazim
disebabkan CMV adalah retinitis.[Y Spiritia, 2017]
Penyakit ini adalah kematian selpada retina, bagian belakang mata. Ini secara cepat dapat
menyebabkan kebutaan jika tidak diobati. CMV dapat menyebar ke seluruh tubuh dan
menginfeksikan beberapa organ sekaligus. Risiko CMV tertinggi waktu jumlah CD4 di

6
bawah 50. CMV jarang terjadi dengan jumlah CD4 di atas 100. Tanda pertama retinitis CMV
adalahmasalah penglihatan seperti titik hitam yang bergerak. Ini disebut 'floater' (katung-
katung) dan mungkin menunjukkan adanya radang pada retina. Anda juga mungkin akan
melihat cahaya kilat, penglihatan yang kurang atau terdistorsi, atau titik buta. [Yayasan
Spiritia,2014]
3. MAC (Mycobacterium Avium Complex)
Mycobacterium Avium Complex (MAC) adalah penyakit berat yang disebabkan oleh bakteri
umum. MAC juga dikenal sebagai MAI (Mycobacterium Avium Intracellulare). Infeksi MAC
bisa lokal (terbatas pada satu bagian tubuh)atau tersebar luas pada seluruh tubuh (DMAC).
Infeksi MAC sering terjadi pada paru, usus, sumsum tulang, hati dan limpa. Bakteri yang
menyebabkan MAC sangat lazim. Kuman ini ditemukan di air, tanah, debu dan makanan.
Hampir setiap orang memiliki bakteri ini dalam tubuhnya.[Yayasan Spiritia,2014]
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan MAC, tetapi orang dengan sistem
kekebalan yang lemah dapat mengembangkan penyakit MAC. Hingga 50 persen Odha
mengalami penyakit MAC, terutama jika jumlah CD4 di bawah 50. MAC hampir tidak
pernah menyebabkan penyakit pada orang dengan jumlah CD4 di atas 100.[Inez
Soraya,2014]
4. PCP (Pneumonia Pneumocystis)
Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah infeksi oportunistik (IO) paling umum terjadi pada
orang HIV-positif. Tanpa pengobatan, lebih dari 85 persen orang dengan HIV pada akhirnya
akan mengembangkan penyakit PCP. PCP menjadi salah satu pembunuh utama Odha.
Namun, saat ini hampir semua penyakit[Jurnal penyakit dalam ui,2017]
Jamur Pneumocystis hampir selalu mempengaruhi paru, menyebabkan bentuk pneumonia
(radang paru). Orang dengan jumlah CD4 di bawah 200 mempunyai risiko paling tinggi
mengalami penyakit PCP. Orang dengan jumlah CD4 di bawah 300 yang telah mengalami IO
lain juga berisiko. Sebagian besar orang yang mengalami penyakit PCP menjadi jauh lebih
lemah, kehilangan berat badan, dan kemungkinan akan kembali mengalami penyakit PCP
lagi.[Jurnal penyakit dalam ui,2017]
5. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi yang disebabkan oleh parasite Toxoplasma gondii.
Parasit hidup dalam organisme hidup lain (induknya) dan mengambil semua nutrisi dari
induknya. Parasit tokso sangat umum ditemukan pada tinja kucing, sayuran mentah dan
tanah. Kuman ini juga umumnya ditemu dalam daging mentah, terutama daging babi,
kambing dan rusa. Parasit tersebut dapat masuk ke tubuh waktu anda menghirup debu.

7
Hingga 50 persen penduduk terinfeksi tokso. Sistim kekebalan tubuh yang sehat dapat
mencegah agar tokso tidak mengakibatkan penyakit ini. Tokso tampaknya tidak menular dari
manusia ke manusia.[Alodokter,2018]
Penyakit yang paling umum diakibatkan tokso adalah infeksi pada otak (ensefalitis).
Tokso juga dapat menginfeksikan bagian tubuh lain. Tokso dapat menyebabkan koma dan
kematian. Risiko tokso paling tinggi waktu jumlah CD4 di bawah 100. Gejala pertama tokso
termasuk demam, kekacauan, kepala nyeri, disorientasi, perubahan pada kepribadian,
gemetaran dan kejang-kejang. Tokso biasanya didiagnosis dengan tes antibodi terhadap T.
gondii. Perempuan hamil dengan infeksi tokso juga dapat menularkannya pada bayinya. Tes
antibodi tokso menunjukkan apakah anda terinfeksi tokso. Hasil positif bukan berarti anda
menderita penyakit ensefalitis tokso. Namun, hasil tes negative berarti anda tidak terinfeksi
tokso.[Yayasan Spiritia,2014]
6. Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. TB biasanya mempengaruhi paru-
paru, tapi kadang-kadang dapat juga mempengaruhi organ tubuh lain, terutama pada Odha
dengan jumlah CD4 di bawah 200. TB adalah penyakit yang sangat parah di seluruh dunia.
Hampir sepertiga penduduk dunia terinfeksi TB, tetapi sistem kekebalan tubuh yang sehat
biasanya dapat mencegah penyakit aktif. [Yayasan Spiritia,2016]
Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel. Tuberkel adalah tonjolan kecil dan keras yang
terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri TB dalam paru.
Ada dua jenis TB aktif. TB primer baru terjadi setelah anda terinfeksi TB untuk pertama kali.
Keaktifan kembali TB terjadi pada orang yang sebelumnya terinfeksi TB. Jika sistem
kekebalan tubuhnya melemah, TB dapat lolos dari tuberkel dan mengakibatkan penyakit
aktif. Kebanyakan kasus TB pada orang dengan HIV diakibatkan keaktifan kembali infeksi
TB sebelumnya.[Abercio Hafizan Wibowo,2018]

8
BAB III

PENUTUP

A.SARAN
1.Menjaga diri kita agar terhidar dari penyakit yang dapat melemahkan pertahanan tubuh kita
2.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.
3.Perlu dilakukan penelitian untuk mencari faktor risiko kejadian TB pada pasien HIV/AIDS
dengan mencantumkan semua faktor risiko kejadian TB, baik faktor distal maupun faktor
proksimal dengan metode observasi.

B.KESIMPULAN
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel
tumor. Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang ambil kesempatan(‘opportunity’) yang
disediakan oleh kerusakan pada sistem kekebalantubuh untuk menimbulkan penyakit.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://childrenallergyclinic.wordpress.com/2010/10/16/mekanisme-pertahanan-tubuh-terhadap-bakteri/
https://www.academia.edu/27723014/Imunitas_-_Wikipedia_bahasa_Indonesia_ensiklopedia_bebas
https://www.academia.edu/27723014/Imunitas_-_Wikipedia_bahasa_Indonesia_ensiklopedia_bebas
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/1014/944
http://digilib.uin-suka.ac.id/5189/1/BAB%20I%2CV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
https://studylibid.com/doc/142008/imunologi-dasar--mekanisme-pertahanan-tubuh-terhadap-bakteri
http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/BAB-IV.PERTAHANAN-TUBUH.pdf
http://www.pusdik.kkp.go.id/elearning/index.php/modul/read/181218-181028uraian-c-materi
https://emiliatulm.wordpress.com/2015/05/28/imunologi-infeksi/
eprints.poltekkesjogja.ac.id/.../Mekanisme%20Pertahanan%20Tubuh%20Terhadap%2...
http://hernasianipar.blogspot.com/2015/03/reaksi-imunologik-pada-infeksi.html
http://dendot08.blogspot.com/2017/05/uji-kemampuan-fagositosis-makrofag.html
http://www.aidsinfonet.org/uploaded/factsheets/87_ind_500.pdf
http://spiritia.or.id/informasi/detail/129
https://www.scribd.com/doc/307269653/REFERAT-INFEKSI-OPORTUNISTIK
http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/149
https://www.alodokter.com/toksoplasmosis
http://spiritia.or.id/cdn/files/dokumen/hiv-dan-tb_5c34dae865657.pdf
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-tuberkulosis-paru/17339/2

10

Anda mungkin juga menyukai