Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


GASTRITIS
Dosen : Ns. Siti Khoiroh Muflihatin,S.Pd.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Muhammad Izza Nuril Hilmy (1811102411114)
A'isyah Riski Fitria (1811102411059)
Rani Nur Hafifah Safitri (1811102411148)
Rizkia Cantika Rahmawati (1811102411161)

Kelas 2C
Prodi S1 Keperawatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


SAMARINDA

i
2019/2020

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dan Shalawat
serta salam tetap tercurah kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen Keperawatan Medikal Bedah, ibu Ns. Siti Khoiroh Muflihatin,S.Pd.,M.Kep
yang telah membimbing kami dalam membuat makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikannya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Samarinda, 03 Februari 2020

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I........................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................ 2
1.4 Manfaat.............................................................................................. 2
BAB II.......................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Gastritis................................................................................ 3
2.2 Klasifikasi penyakit gastritis.....................................................................4
2.3 Penyebab Gastritis................................................................................. 4
2.4 Patofisiologi......................................................................................... 6
2.5 Manifestasi Klinik Gastritis......................................................................8
2.6 Faktor Resiko Gastritis............................................................................8
2.7 Penatalaksanaan Pengobatan Gastritis.......................................................10
2.8 Pencegahan Gastritis............................................................................ 11
BAB III....................................................................................................... 12
PENUTUP.................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 12
3.2 Saran................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
global. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia < 70 tahun;
penyakit cardiovascular (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan
kronis, penyakit pencernaan dan PTM lain menyebabkan sekitar 30%, serta 4%
kematian akibat diabetes. Gastritis merupakan salah satu masalah saluran pencernaan
yang paling sering terjadi dan paling sering dijumpai di klinik karena diagnosisnya
sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi. Gastritis
dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari suatu
penyakit yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang.
Badan penelitian kesehatan WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa
negara dunia dan mendapatkan hasil dari angka persentase kejadian gastritis di dunia ,
diantaranya Inggris 22% , China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis
29,5%. Insiden gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk
setiap tahunnya. Angka kejadian gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada
populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substansial lebih tinggi daripada
populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Persentase dari angka
kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8% dan angka kejadian
gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan angka kejadian 274.396
kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.

1.2 Rumusan Masalah


Apa pengertian Gastritis?
Bagaimana klasifikasi penyakit Gastritis?
Apa penyebab penyakit Gastritis?
Bagaimana patofisiologi Gastritis?

1
Bagaimana manifestasi klinik Gastritis?
Apa faktor resiko klinik Gastritis?
Bagaimana pentalaksanaan pengobatan Gastritis?
Bagaimana cara pencegahan penyakit Gastritis?

1.3 Tujuan
Memaparkan pengertian Gastritis
Memaparkan klasifikasi penyakit Gastritis
Memaparkan penyebab Gastritis
Memaparkan patofisiologi
Memaparkan manifestasi klinik Gastritis
Memaparkan faktor resiko Gastritis
Memaparkan penatalaksanaan pengobatan Gastritis
Memaparkan pencegahan Gastritis

1.4 Manfaat

1. Bagi Penyusun
Dapat memenuhi tugas mata kuliah KMB (keperawatan medikal bedah), dan
dapat memperluas atau menambah wawasan penyusun tentang materi yang
ada didalam makalah, yaitu penyakit gasritis.
2. Bagi pembaca
Dapat dijadikan sebagai referensi dan sumber informasi serta dapat
menambah wawasan pembaca tentang penyakit gastritis. Sehingga, dapat
membantu dalam pencegahan maupun cara menanggulangi penyakit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gastritis

Gastritis didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai mukosa lambung.


Peradangan dapat mengakibatkan pembengkankan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa supersial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses
inflamasi pada lambung (Sukarmin,2012).
Gastritis atau secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau ulu hati
ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput lender lambung.
Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena
diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini sering dijumpai timbul
secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri,perdarahan,
rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit kepala. (Rahmi Kurni,2011)
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi
jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan
magh berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung
dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit
tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan
peradangan pada lambung.
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis
akut erosive. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosif apabila
kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Penyakit ini
dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyulit
penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui.
Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang
dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna atas.
Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya
tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemeriksaan khusus
yang sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.

3
2.2 Klasifikasi penyakit gastritis

Berdasarkan tingkat keparahan gastritis dibagai menjadi dua jenis, yaitu;


Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial. Pada gastritis ditemukan sel
inflamasi akut dan neutrofil mukosa edema, merah dan terjadi erosi kecil dan
perdarahan (Price dan Wilson, 2005).
Gastritis akut terdiri dari beberapa tipe yaitu gastritis stres akut, gastritis erosif
kronis, dan gastritis eosinofilik. Semua tipe gastritis akut mempunyai gejala
yang sama. Episode berulang gastritis akut dapat menyebabkan gastritis
kronik (Wibowo, 2007).
Gastritis kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat menahun sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik
bervariasi (Wibowo, 2007).
Gastritis kronik ditandai dengan atropi progresif epitel kelenjar disertai
hilangnya sel parietal dan chief cell di lambung, dinding lambung menjadi
tipis dan permukaan mukosa menjadi rata. Gastritis kronik diklasifikasikan
dengan tiga perbedaan yaitu gastritis superfisial, gastritis atropi dan gastritis
hipertropi (Price dan Wilson, 2005).
(a) Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta
perdarahan dan erosi mukosa
(b) Gastritis atropi, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa.
Pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta
anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel
parietal dan sel chief
(c) Gastritis hipertropi, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul nodul pada
mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik.

2.3 Penyebab Gastritis


Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak pada bagian kiri
atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panajang

4
antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan dan minuman
sebanyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia dapat melipat mirip
seperti akordion. Ketika mulai terisi dan mengembang, lipatan tersebut secara
bertahap membuka. Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara
bertahap melepasnya kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esophagus,
sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung
(esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung.
Setelah masuk kelambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan-
lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada dilambung dinding lambung akan
mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar-kelenjar yang
berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung
termaksud enzim-enzim dan asam lambung untuk menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat
korosif sehingga paku beri pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung
dilindungi oleh mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang
mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbngakan keasaman
dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan
mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain
a) Infeksi bakteri
Sebagian besar populasi di dunia terineksi oleh bakteri H.Pylori yang hidup
di bagian dalam lapusan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun
tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan,
namun diperkirakan penularan tersebut melalui jalur oral atau akibat
memakan makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri ini.
Infeksi sering terjadi pada masa kanak-kanan dan dapa bertahan seumur hidup
jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.Pylori ini sekarang diketahui
penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya
gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan
pelindung lambung. Salah satu perubahana itu adalah atrophic
gastritis,sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
secara perlahan rusak.
b) pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus
obat analgesic anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara
mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika
pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya

5
masalah lambung adalah kecil. Tetapi jika pemakaiannya dilakukan secara
terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis
dan pepticulcer.
C) penggunaan alcohol secara berlebihan
Alcohol dapat mengiritasi dan mengkikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun
pada kondisi normal
D) penggunaan kokain
Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan gastritis.
e) stress fisik
stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi
berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan lambung.
f) kelainan autoimmune
terjadi ketika system kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada
dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara
bertahap menipiskan dinding lambung. Mengancurkan kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung dan mengganggu produksi factor intrinsic (yaitu
sebuah zat yang mampu membantu mengabsorbsi vitamin B-12).
g) Crohn’s diasea
walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada
dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan
peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini maka
gejalanya yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan.
h) radiasi dan kemoterapi
perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat menghasilkan
perdangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi
gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi
kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tetapi dalam dosisi besar akan
mengakibatkan kerusakan tesebut menjadi permanen dan dapat mengikis
dinding lambung serya merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
I) Factor-faktor lain
Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan seperti HIV/AIDS.
Infeksi oleh parasite dan gagal hati atau ginjal.

2.4 Patofisiologi
Proses terjadinya gastritisa atau mag yaitu awalnya karena obat-obatan,
alkohol, empedu atau enzim-enzim pankreas yang dapat merusak mukosa lambung
menggangu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam
dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon
mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan
regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang

6
dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang
dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang
bersifat korosif dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung (Priyanto,
2008).

↑ Faktor Ofensif OAINS, Obat kortikosteroid,


alkohol, radiasi, Helicobacter pillory, Bile
refluks , sekresi pankreas, merokok, stress
fisiologis, irritating food, dan stress psikologis.

↓ Faktor Defensif Mukus bikarbonat, sel epitel


mukosa dan mikrosirkulasi

Me↓barrier lambung terhadap asam dan pepsin


dan Kerusakan mukosa lambung

Difusi balik asam lambung dan pepsin ke mukosa

Stimulasi konversi pepsinogen → pepsin

Pembengkakan jaringan dan kerusakan dinding


kapiler

Perdarahan

Episode berlanjut

Gastritis kronis

7
2.5 Manifestasi Klinik Gastritis

Menurut Dr.Ari Fajial Syam (2011), Gejala-gejala sakit gastritis yaitu rasa
perih pada lambung atau pada ulu hati yang disertai dengan mual atau kembung dan
sendawa atau cepat merasa kenyang dan rasa pahit yang dirasakan dalam mulut. Rasa
pahit ini timbul karena asam lambung yang berlebihan mendorong naik ke
kerongkongan sehingga kadang kala timbul rasa asam ataupun pahit pada
kerongkongan dan mulut (Erviana, 2013).
Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda
penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain
perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik
atau lebih buruk ketika makan, mual, muntah, kehilangan selera makan, kembung,
terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan dan kehilangan berat badan
(Severance, 2001).
Banyak orang dengan gastritis yang tidak memiliki gejala. Namun, beberapa
orang juga mengalami gejala seperti:
(a) Ketidaknyamanan perut bagian atas atau sakit
(b) Mual
(c) Muntah
Gejala-gejala ini juga disebut dipepsia, gastritis erosif dapat menyebabkan
bisul atau erosi pada lapisan perut yang berdarah. Tanda-tanda pendarahan di perut
termaksud (NIDDK, 2010):
(a) Muntah darah
(b) Feses berwarna hitam
(c) Feses terdapat darah

2.6 Faktor Resiko Gastritis


Menurut Brunner &Suddarth (2000) faktor-faktor resiko yang sering menyebabkan
gastritis diantanya :
1. Frekuensi makan
Orang yang memiliki frekuensi makan tidak teratur mudah terserang penyakit
gastritis. Menurut Rahmawati (2010) juga menyatakan bahwa sikap dan
tindakan makan, salah satunya frekuensi makan, berpengaruh signifikan
terhadap kekambuhan gastritis. Hal tersebut sejalan dengan Uripi (2001) yang
menyatakan bahwa kasus gastritis diawali dengan pola makan yang tidak
teratur sehingga asam lambung meningkat, produksi HCl yang berlebihan

8
dapat menyebabkan gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga
timbul nyeri epigastrum.
2. Rokok
Nikotin dalam rokok dapat menghilangkan rasa lapar, itu sebabnyaseseorang
menjadi tidak lapar karena merokok. Sehingga akanmeningkatkan asam
lambung dan dapat menyebabkan gastritis.
3. Kopi
Zat yang terkandung dalam kopi adalah kafein, kafein ternyata dapat
menimbulkan perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem
pernafasan, sistem pembuluh darah dan jantung. Oleh sebab itu tidak heran
setiap minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita terasa segar,
bergairah, daya piker lebih cepat, tidak mudah lelah atau mengantuk. Kafein
dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat sehingga dapat meningkatkan
aktivitas lambung dan sekresi hormone gastrin pada lambung dan pepsin.
Sekresi asam yang meningkatkan dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi
pada mukosa lambung sehingga menjadi gastritis.
4. Alkohol
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asamlambung walaupun
pada kondisi normal.
5. Terlambat makan
Secara alami lambung terus memproduksi lambung setiap waktu dalam
jumlah yang kecil. Setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa
dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan
merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulus. Bila
seseorang telat makan 2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin
banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta
menimbulkan rasa nyeri disekitar epigastrium (Sediaoetama, 2004).
6. Makanan pedas
Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem
pencernaan, terutama lambung dan usus. Hal ini akan mengakibatkan rasa
panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala
tersebut membuat penderita semakin berkurang nafsu makannnya. Bila
kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih dari 1x dalam seminggu
selama minimal 6 bulan dibiarkanterus menerus dapat menyebabkan iritasi
pada lambung yang disebut dengan gastritis (Sediaoetama, 2004).
7. Makanan beresiko
Makanan beresiko yang dimaksud adalah makanan yang terbukti berhubungan
dengan kejadian gastritis, yaitu makanan asam, makanan yang digoreng,
makanan berlemak, dan makanan yang menggunakan bahan penyedap yang
berlebihan. Makanan beresiko ini dapat memperlambat pengosongan lambung

9
karena susah dicerna. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di
lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung. Selain itu
makanan yang digoreng dan berlemak dapat melemahkan klep kerongkongan
bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan
(Sherwood, 2001).
8. Stress
Stres fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis, ulkus serta pendarahan pada lambung. Hal ini
disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada saluran pencernaan
sehingga menyebabkan gangguan pada produksi mukus dan fungsi sel epitel
lambung (Price & Wilson, 2003; Wibowo, 2007).

2.7 Penatalaksanaan Pengobatan Gastritis


Tujuan utama dalam pengobatan gastritis ialah menghilangkan nyeri, menghilangkan
inflamasi dan mencegah terjadinya ulkus peptikum dan komplikasi. Berdasarkan
patofisiologisnya terapi farmakologi gastritis ditujukan untuk menekan faktor agresif
(asam lambung) dan memperkuat faktor defensif (ketahanan mukosa). Sampai saat ini
pengobatan ditujukan untuk mengurangi asam lambung yakni dengan cara
menetralkan asam lambung dan mengurangi sekresi asam lambung. Selain itu,
pengobatan gastritis juga dilakukan dengan memperkuat mekanisme defensif mukosa
lambung dengan obat-obat sitoproteksi (Dipiro et al, 2008).
Terapi Non farmakologi
Terapi non farmakologi adalah bentuk pengobatan dengan cara pendekatan,
edukasi dan pemahaman tentang penyakit maag. Edukasi kepada pasien/
keluarga bertujuan untuk meningkatakan pemahaman (mengenai penyakit
maag secara umum dan pola penyakit maag itu sendiri).
Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi adalah terapi yang menggunakan obat. Obat -obat
yangdigunakan dalam terapi gastritis terdiri dari 4 golongan obat. Golongan
pertama yakni antasida yang bekerja menetralisir keasaman lambung yang
terdiri dari senyawa aluminium, magnesium, kalsium karbonat dan natrium
bikarbonat (Tjay dan Rahardja, 2008). Kedua adalah obat penghambat sekresi
asam lambung meliputi Antagonis-H2.Antagonis-H2 adalah senyawa yang
mengahambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor H2sehingga
dapat mengahambat sekresi asam lambung. Ketiga yakni golongan analog
prostaglandin E1 (Estuningtyas & Azalia, 2007). Keempat adalah golongan
pelindung mukosa terdiri atas sucralfat yang bekerja membentuk kompleks
ulser adheren dengan eksudat protein seperti albumin dan fibrinogen pada sisi
ulser dan melindunginya dari asam lambung, membentuk barier viskos pada
permukaan mukosa di lambung dan duodenum, serta menghambat aktivitas

10
pepsin dan membentuk ikatan garam dengan empedu. Sucralfat sebaiknya
dikonsumsi pada saat perut kosong untuk mencegah ikatan dengan protein dan
fosfat (Hasanah, 2007).

2.8 Pencegahan Gastritis

Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah berikut beberapa saran
mengurangi resiko terkena gastritis.
Makan makanan secara benar : Hindari makanan yang dapat mengiritasi
terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama
pentingnya dengan pemilihan jenis makna yang tepat bagi kesehatan adalah
bagaimana cara memakannnya. Makalanlah dengan jumlah yang cukup, pada
waktunya dan lakukan dengan santai.
Hindari alcohol : penggunaan alcohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan
mukosa dalan lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan
Jangan merokok : merokok dapat mengganggu kerja lapisann pelindung
lambung. Membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok.
Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.
Lakukan olahraga secara teratur : aerobic dapat meningkatkan kecepatan
pernafasan dan jantung juga dapat nenstimulasi aktifitas otot usus
sehinggamembantu mengeluarkan limbah makanan daru usus secara cepat.
Kendalikan stress : stress dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan
stroke, menurunkan system kekebakalan tubuh dan dapat memicu terjadinya
permasalaahn kulit. Stress juga dapat meningkatkan produksi asam lambung
dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang
tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikan secara efektif
dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olahraga teratus dan
relaksasi yang cukup.
Ganti obat penghilang nyeri : Jika dimungkinkan hindari penggunaan AINS,
obat-obat golongan ini akan menyebabkan peradangan dan akan membyat
peradangan yang sudah ada menjadi parah. Ganti dengan penghilang nyeri
yang mengandung acetaminophen.
Ikuti rekomendasi dokter

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gastritis atau yang lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut atau lambung dan it is yang berarti imflamasi/peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemyanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan
bakteri yang dapat mengakibatkan borok dilambung yaitu Helicobacter Pylori.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan
mengakibatkan sudak dan meradangnya dinding lambung. Gastritis yang terjadi tiba-
tiba (akut) biasanya mempunya gejala mual dan sakit perut bagian atas. Sedangkan
gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti
sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera.
Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk kedalam lambung akan mengikis mukosa
lambung, sedangkan gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negative H.Pylori.
bakteri pathogen ini menginfeksi tubuh seseorang melalui oral dan paling sering
ditularkan dari ibu ke bayi tanpa penampakan gejala.

3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang
telah tertulis dalam makalah ini sehingga bisa menambah pengetahuan pembaca.
Karena pembaca dalam hal ini masyarakat khususnya perlu meningkatkan
pengetahuan dan kepedulian mereka tentang upaya pencegahan Gastritis.
Terutama bagi masyarakat yang memiliki anggota keluarga penderita gastritis
atau masyarakat yang menderita gastritis itu sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Dien-Fadilah-Gastritis.pdf

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/805/661

https://www.academia.edu/36151977/MAKALAH_GASTRITIS.doc

13

Anda mungkin juga menyukai