(GASTRITIS)
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah
Gastrointestinal (Gastritis), yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Penyusun mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan lancar.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ 2
Daftar Isi....................................................................................................... 3
BAB I PENAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ............................................................................................6
B. Angka kejadian.........................................................................……6
C. Etiologi.............................................................................................7
D. Tanda dan Gejala.............................................................................7
E. pengkajian........................................................................................9
F. managemen dan therapy.................................................………….11
G. therapy complamenter dan Sop.......................................………….13
A. Kesimpulan....................................................................................17
B. Saran.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan
sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari
pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal tersebut
merupakan penyebab utama kasus rawat inap di Amerika Serikat, salah
satunya adalah appendisitis. Walaupun gangguan pada saluran
pencernaan bukan merupakan penyebab langsung kematian seperti pada
gangguan kardiovaskuler, tetapi merupakan salah satu penyebab
kematian tersering. Angka kematian yang disebabkan oleh Appendisitis di
Amerika Serikat mencapai 0,2 – 0,8% dari angka kejadiannya (Price dan
Wilson, 2018).
Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala yang khas pada
penderita gastritis. Definisi nyeri secara umum merupakan perasaan tidak
nyaman yang sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat
4
menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Nyeri di bagi menjadi
dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.Nyeri akut biasanya berlangsung
tidak lebih dari 3 bulan dan nyeri kronis berlangsung lebih dari 3 bulan.
(Mubarak et al., 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gastritis (Gastrointestinal)
2. Apa etiologic dari gastritis
3. Bagaimana tanda dan gejala dari gastritis
4. Bagaimana pengkajian dari gastritis
5. Bagaimana managemen dan therapy dari gastritis
6. Bagaimana therapy complamenter dari gastritis
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
System gastrointestinal atau system pencernaan yaitu mulai dari mulut
sampai ke anus adalah system organ dalam manusia yang memiliki fungsi
sebagai penerima makanan, mencerna makanan menjadi energy dan zat-
zat gizi, menyerap zat gizi masuk ke dalam aliran darah dan membuang
makanan yang tidak bisa dicerna. Saluran pencernaan yaitu mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus dan rectum. System
pencernaan pada organ yang terletak diluar saluran pencernaan berupa
pankreas, kandung empedu dan hati.
Saluran gastrointestinal adalah saluran yang berukuran panjang yang
masuk melalui tubuh dari mulut ke anus. Saluran gastrointestinal ini
mencerna dan memecah serta menyerap makanan dari lapisanyya ke
dalam darah (upahita, 2018).
Salah satu masalah penyakit gastrointestinal adalah gastritis. Gastritis
merupakan suatu keadaan lapisan kulit didalam lambung meradang
(margareth dkk, 2012). Tanda yang biasa dialami penderita gastritis yaitu
nyeri pada ulu hati. Namun, pada nyeri akut biasanya tidak berlangsung
lama yaitu tidak lebih dari 3 bulan dan pada nyeri kronis akan berlangsung
lama yaitu lebih dari 3 bulan (Mubarak et al., 2015). Nyeri pada gastritis
terjadi karena adanya pengikisan mukosa yang menyebabkan kenaikan
prostaglandin dan histamine yang ada pada lambung yang ikut serta dalam
merangsang reseptor nyeri (sukarmin, 2012).
B. ANGKA KEJADIAN
Menurut WHO (2013), kejadian dengan gastritis di dunia sebanyak
22% di Inggris, 31% di China, 14,5% di Jepang, 35% di Kanada dan 29,5%
di Prancis. Adapun angka kejadian di Indonesia pada pasien rawat inap
sebanyak 4,9% (depkes, 2013). Kejadian gastitris di UPTD Puskesmas
Rajagaluh tahun 2012 sebanyak 3.290 kasus (35,69%) dari 9.218 pada
pasien yang berobat jalan dan mengalami kenaikan pada tahun 2017
6
menjadi 3.548 kasus (40,72%) dari pasien yang berobat jalan (hadinata,
2021).
Menurut WHO, prevalensi gastritis pada masyarakat diperkirakan
antara 8 – 20% sebagian (+95%) penderita di masyarakat adalah termasuk
gastritis akut. Kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%,
Denpasar 46% sedangkan di Medan angka kejadian cukup tinggi sebesar
91,6% (aritonang, 2021).
C. ETIOLOGI
7
4. nyeri ulu hati
5. lambung merasa penuh
6. kembung
7. bersendawa
8. cepat kenyang
9. perut keroncongan (borbogygmi)
10. sering kentut
Gejala ini bisa menjadi akut, berulang, dan kronis. Disebut kronis bila
gejala itu berlangsung lebih dari satu bulan terus-menerus. (Misnadiarly,
2016)
E. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis yang muncul pada pasien gastritis dinilai bervariasi
mulai dari keluhan yang ringan hingga muncul perdarahan saluran cerna
bagian atas, bahkan pada beberapa kondisi sering kali gastritis tidak
menimbulkan gejala yang khas. Adapun gejala yang lazim muncul pada
pasien diantaranya, anoreksia, rasa penuh, nyeri pada epigastrium, mual
dan muntah, sendawa, dan hematemesis.
Sejalan dengan diyono and mulyanti (2013) yang menjelelaskan
bahwa nyeri pada daerah epigastrium (organ lambung) dinilai sebagai
gejala klinis yang paling umum ditemukan pada gastritis akut. Gejala lain
yang mungkin muncul pada pasien ini meliputi pusing, malaise dan hiccup.
Sedangkan pada gastritis kronis biasanya ditandai dengan penurunan berat
badan, pendarahan, anemia pernisiosa sebagai akibat penurunan absorbsi
vitamin B yang menyebabkan terjadinya hipochlorhydria dan anchlorhydria.
Nurarif dan kusuma (2015) menjelaskan bahwa beberapa pasien tidak
menunjukkan gejala (asimptomatik), namun pada beberapa penderita
ditemukan adanya ulcerasi superfisial yang menimbulkan pendarahan.
Rasa tidak nyaman pada abdomen, sakit kepala, kelesuan, kolik, diare dan
penurunan nafsu makan selama 2-3 hari juga dapat dirasakan oleh
penderita pada kondisi gastritis akut, sedangkan pada gastritis kronis
8
biasanya penderita mengeluh nyeri ulu hati, kembung, dan rasa asam
dimulut. (Novita, dkk. 2021)
F. PENGKAJIAN
Dalam pengkajian ada data dasar dan data fokus. Data dasar adalah
data tentang status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola
kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau
profesi lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan atau respon
klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
a. Keluhan Utama
Menanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan pasien
sampai perlu pertolongan. Keluhan utama pada pasien gangguan sistem
pencernaan antara lain nyeri (pengkajian nyeri harus dilakukan dengan
pendekatan PQRST sehingga pengkajian lebih komprehensif, mual dan
muntah, kembung dan sendawa, ketidaknyamanan abdomen, diare,
konstipasi.
b. Riwayat Kesehatan
Dilakukan untuk menggali masalah keperawatan lainnya
sesuai keluhan utama pasien.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian ini dilakukan dengan meminta pasien menjelaskan keluhan-
keluhannya dari gejala awal sampai sekarang.
d. Riwayat Kesehatan Dulu
9
Pengkajian masa lalu digunakan untuk menggali berbagai kondisi
yang memberikan dampak tehadap kondisi saat ini. Perawat menanyakan
riwayat masuk rumah sakit dan penyakit yang pernah diderita,
penggunaan obat-obatan, dan adanya alergi. Riwayat nutrisi dan riwayat
pola hidup juga penting dikaji detail pada pasien.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Survei umum: Pemeriksaan fisik keperawatan dari survei umum
meliputi pengamatan ikterus, kaheksia dan atrofi, pigmentasi kulit,
pengkajian tangan, status mental dan kesadaran, bibir, rongga
mulut, lidah dan dasar mulut, serta kelenjar parotis.
2) Pemeriksaan Fisik Abdomen
Inspeksi: melihan kondisi dan warna kulit, kesimetrisan abdomen
Auskultasi: motilitas usus, bising vena, bruit.
Perkusi: timpani dan pekak
Palpasi: mendeteksi area nyeri tekan, adanya massa abnormal.
3) Pemeriksaan Rectal-Anus
Inspeksi: fisura-in-ano / keretakan dinding anus, hemoroid, prolaps
rekti, fistel-in-ano, karsinoma anus. Colok anus (colok dubur):
palpasi dinding anterior dari rektum, saat jari ditarik keluar inspeksi
adanya darah segar atau melena, mucus atau pus, warna feses.
4) Pengkajian organ aksesori: palpasi-perkusi hati dan pemeriksaan
asites
f. Pengkajian Diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium: tes fungsi hati, pengukuran enzimenzim
hati, pemeriksaan feses, warna feses, konsistensi dan penamilan
feses.
2) Pemeriksaan radiografik: film polos abdomen, pola gas usus,
kelalainan tulang, film absomen dengan barium
3) Pemindaian dengan computed tomography (CT)
4) Pemeriksaan endoskopik: endoskopik gastrointestinal atas,
endoskopik gastrointestinal bawah.
5) Pemeriksaan USG
10
G. MANAGEMEN DAN THERAPY GASTRISTIS
Penatalaksanaan spesifik gastritis tergantung pada etiologi sehingga
penting dilakukan diagnosis untuk menentukan penyebab spesifik
gastritis,Umumnya, penatalaksanaan gastritis tidak memerlukan rawat inap.
Pada pasien yang keadaan umum dan kesadaran masih baik, pasien dapat
dipulangkan dan diberikan obat sesuai simtom yang dirasakan. Tatalksana
pada pasien yang ditemukan terinfeksi Helicobacter pylori, penatalaksanaan
akan sedikit berbeda dengan yang tidak terinfeksi.
1. Antasida
Umumnya obat golongan antasida diberikan sebagai profilaksis.
Obat ini tidak mahal dan aman. Berikan antasida yang mengandung
aluminium dan magnesium karena dapat meredakan simptom gastritis
dengan menetralisir asam lambung. Selain itu, ion-ion aluminium akan
menghambat kontraksi otot halus gaster dan menghambat
pengosongan lambung sehingga campuran obat ini digunakan untuk
menghindari perubahan-perubahan fungsi usus. Dosis antasida berisi
aluminum hidroksida/magnesium hidroksida/simetikon adalah:
a) sediaan cair, 10-20 ml per oral 4 kali per hari, diminum satu jam
sebelum atau 3 jam sesudah makan
b) sediaan tablet kunyah, 2-4 tablet per oral 4 kali per hari, tidak boleh
melebihi 12 tablet/hari
2. Cimetidine
Obat ini bekerja dengan menghambat pelepasan histamin pada
sel-sel parietal gaster sehingga terjadi penurunan sekresi asam
lambung, volume lambung, dan konsentrasi hidrogen.
Pasien dengan nyeri ulu hati rasa terbakar (heart burn):
- berikan 200 mg per oral tiap 12 jam, untuk mencegah munculnya
simtom
11
- berikan 200 mg oral dengan minum segelas air tepat sebelum atau
30 menit sebelum makan
Pasien dengan ulkus peptikum ringan
- 800 mg per oral malam hari sebelum tidur, atau 400 mg oral tiap 12
jam, atau 300 mg oral tiap 6 jam
Pasien dengan hipersekresi yang patologis
- 300 mg per oral tiap 6 jam bersama dengan makanan dan malam
hari sebelum tidur
12
H. TERAPHY KOMPLAMENTER DAN SOP GASTRITIS
1. Terapi Komplementer
13
lebih nyaman dan terasa rileks, pasien mengaatkan skala nyeri dari 6
(nyeri sedang) menurun menjadi 3 (nyeri ringan).
b. Pijat ( Massage Efflurage )
Massage (pijatan) adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan
pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri,
menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi. Gerakan-
gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak
tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang
menggunakan tenaga, menepuk- nepuk, memotong- motong, meremas-
remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan gerakan menghasilkan
tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda
untuk menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan yang
dibawahnya (Hanggarwati, 2015).
c. Guided Imagery
Guided imagery adalah sebuah teknik yang memanfaatkan cerita
atau narasi untuk mempengaruhi pikiran, sering dikombinasi dengan latar
belakang musik. Guided imagery dapat berfungsi sebagai pengalih
perhatian dari stimulus yang menyakitkan dengan demikian dapat
mengurangi respon nyeri. Efek guided imagery and music (GIM)
membuat responden merasa rileks dan tenang. Responden menjadi rileks
dan tenang saat mengambil oksigen di udara melalui hidung, oksigen
masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi lancar serta
dikombinasikan dengan imajinasi terbimbing menyebabkan seseorang
mengalihkan perhatiannya yang membuatnya senang dan bahagia
sehingga melupakan nyeri yang di alaminya. Inilah yang menyebabkan
nyeri mengalami penurunan setelah dilakukan teknik relaksasi Guided
Imagery. Selain itu, mendengarkan murottal Al-qur’an juga dapat
mengurangi nyeri (Nurhanifah et al., 2019).
d. Teknik Kompres Hangat
Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan
relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan
serta memberikan rasa hangat lokal. Pada umumnya panas cukup
berguna untuk pengobatan. Panas meredakan iskemia dengan
14
menurunkan kontraksi dan meningkatkan sirkulasi. Kompres hangat
dapat menyebabkan pelepasan endorfin tubuh sehingga memblok
transmisi stimulasi nyeri. Teori gate-control kompres hangat juga dapat
mengaktifkan (merangsang) serat-serat non- nosiseptif yang berdiameter
besar ( A-α dan A-β) untuk „‟menutup gerbang‟’ bagi serat- serat yang
berdiameter kecil ( A-δ dan C) yang berperan dalam menghantarkan
nyeri, sehingga nyeri dapat dikurangi. Upaya menutup pertahanan
tersebut merupakan dasar terapi menghilangkan nyeri. Berdasarkan latar
belakang diatas penulis berminat melakukan penerapan terapi kompres
air hangat untuk mengurangi nyeri pada gangguan gastritis (Amin, 2017)
e. Relaksasi Genggam Jari
Relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi yang
sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang
berhubungan dengan jari tangan serta aliran energy di dalam tubuh kita.
Teknik genggam jari disebut juga finger hold (Fang, 2017) menggenggam
jari sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat mengurangi dan
menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan
menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energy pada meredian
(energy channel) yang terletak pada jari tangan kita (Rogayah, 2017).
2. Sop gastritis
1) Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan
mencatat dalam buku status pasien.
2) Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang lain terhadap pasien yang sesuai guna
mendiagnosa gastritis
3) Dokter mendiagnosa Gastritis
4) Dokter memberi tatalaksana sesuai dengan diagnosis
5) Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit Gastritis dan
menjelaskan tentang rencana pengobatan
6) Dokter melakukan rujukan jika sudah terjadi komplikasi dan
keadaannya semakin berat
7) Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan
15
Inteegritas Keagamaan
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung. Secara histopatologi dapat di buktikan dengan adanya inflintrasi
sel-sel radang tersebut. Jika gastritis menjadi berat maka akan timbul
berbagai komplikasi seperti terjadinya pendarahan pada lambung yang di
tandai dengan muntah darah atau pada feses terdapat darah, anemia yang
terjadi karena berkurangnya kemampuan untuk mengabsorbsi vitamin B12
yang berfungsi dalam proses pembekuan darah. Klien akan mengeluh nyeri
pada bagaian perut, mual, muntah, perut menjadi kembung dan kadang
terjadi diare.
Gastritis dapat diobati dengan pemberian kombinasi antibiotic yang
sesuai dengan dosis (tidak overdosis) dengan pemberian PPT untuk
menurunkan aktivitas dari bakteri Helycobacter pylori. Sebagai perawat kita
dapat memberikan healt education kepada klien dengan cara menghindari
alcohol, makanan pedas, asam dan makanan lain yang dapat mengiritasi
lambung, tidak merokok, pola hidup yang baik dan rajin berolahraga.
B. Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai
kelompok mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-
teman sesame mahasiswa. Selain itu penyakit gastritis ini sangat berbahaya
dan kita sebagai host harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar
kesehatan kita tetap terjaga
17
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, murni. (2021). Pengaruh Stress Dan Pola Makan Dengan Frekuensi
Kekambuhan Penyakit Pada Penderita Gastritis Di RSUD DR. Pirngadi
Medan Tahun 2020. Jurnal pandu husada. Vol 2, No 2 (2021).
Fang, W. al. (2017). Chinese Herbal Decoction As A Complementary Therapy
For Atrophic Gastritis. A Systematic Review And Meta-Analysis, 14, 297–
319.
Liu, X., et al., Rescue Therapy with a Proton Pump Inhibitor Plus Amoxicillin and
Rifabutin for Helicobacter pylori Infection: A Systematic Review and Meta-
Analysis. Gastroenterology Research and Practice, 2015. 2015: p.
415648
18
Misnadiarly (2016). Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastritis (Dyspepsia Atau
Maag), Infeksi Mycrobacteria Pada Ulcer Gastrointestinal. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN: 978-602-433-220-4
Nurhanifah, D., Nur Afni, A. R., & Rahmawati, R. (2019). Pengaruh Guided
Imaginary Terhadap Penurunan Nyeri Pada Klien Gastritis di Wilayah
Kerja Puskesmas di Banjarmasin. Healthy-Mu Journal, 2(1), 24.
https://doi.org/10.35747/hmj.v2i1.264XRogayah. (2017). Pengaruh Tehnik
Relaksasi Otogenik Dan Distraksi Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Pada
Penyakit Gastritis Di Rs . Sukmul Sisma Medika Dan Rs. Harum Sisma
Medika Jakarta, NEONATUS 7, 42–55.
Utami, adinna dwi, & Kartika, imelda rahmayunia. (2018). Terapi Komplementer
Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis: REAL in Journal, 1(3), 123–
132. https://dx.doi.org/10.32883/rnj.v1i3.341.g109
19