Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“KONSEP PENYAKIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI PADA SISTEM ENDOKRIN
(GASTROENTERITIS)”

DOSEN PENGAMPU :

Arif Nur Akhmad, MSN

DISUSUN OLEH

DIKA 191101015
FAHRUL IHZA MAHENDRA 191101024
NURUL WAHDAH 191101051
MAIZITA ZAHRATI 191101039
REDI FARIANSYAH 191101056
SELLIAM 191101065
VIDA ROLANDA 191101079

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
D-III 2B KEPERAWATAN SINGKAWANG
2019/2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga memberikan kami
kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu
dengan judul “Konsep Penyakit dan Asuhan Keperawatan Gastroenteritis".

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
dari makalah ini, supaya makalah ini kedepannya menjadi lebih baik lagi. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khusus nya teman -
teman mahasiswa Politeknik Kesehatan Pontianak jurusan Keperawatan.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih banyak kepada pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi kita.Aamiin

Singkawang, 8 Desember 2020

penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….……..i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II KONSEP PENYAKIT..............................................................................3
A. Definisi..........................................................................................................3
B. Klasifikasi Diare...........................................................................................3
C. Etiologi..........................................................................................................4
D. Patofisiologi..................................................................................................5
E. Manifestasi Klinis.........................................................................................6
F. Komplikasi....................................................................................................6
G. Penatalaksanaan............................................................................................7
H. Pemeriksaan Laboratorium...........................................................................9
BAB III..................................................................................................................10
ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................10
A. PENGKAJIAN............................................................................................10
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................19
C. INTERVENSI.............................................................................................20
D. IMPLEMENTASI.......................................................................................22
E. EVALUASI.................................................................................................25
BAB IV..................................................................................................................29
PENUTUP.............................................................................................................29
A. KESIMPULAN...........................................................................................29
B. SARAN.......................................................................................................29

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastroenteritis adalah suatu gangguan pada buang air besar / BAB
yang ditandai BAB lebih dari tiga kali dalam sehari dengan konsistensi
cair dan dapat disertai dengan darah atau lendir (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013).
Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan dengan
derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara dan sebagai
penyebab utama tingginya angka kematian anak di dunia (Arfian, 2016).
Secara global, setiap tahunnya diperkirakan ada dua jutakasus
gastroenteritis yang terjadi pada anak berumur kurang dari lima
tahun.Walau penyakit ini seharusnya bisa diturunkan kasusnya dengan
pencegahan, tetapi penyakit ini tetap menyerang anak terutama berumur
kurang dari dua tahun.Selain menyebabkan jumlah kematian yang tinggi
dikalangan anak anak, gastroenteritis juga menimbulkan beban kepada
orangtua dari segi biaya pengobatan dan waktu. Penyakit ini dapat
diakibatkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat
kebersihan yang buruk (Howidi, 2012).
Masyarakat masih menganggap bahwa penderita penyakit diare
tidak diperbolehkan makan bubur agar diarenya tidak bertambah parah
(Reni, 2103).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga, studi mortilitas dan
Riset Kesehatan Dasardari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama
kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
Berdasarkan hal tersebut maka peran seorang perawat sangat
penting dalam aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.Dalam
aspek promotif yaitu dengan cara memberikan pendidikan kesehatan
tentang makanan bergizi dan bersih. Aspek preventif yaitu mencegah
gastroenteritis dengan cara menjaga kebersihan sanitasi lingkungan tempat

1
tinggal dan menjaga gaya hidup sehat. Aspek kuratif dengan berkolaborasi
dengan dokter dengan memberikan obat antipiretik, mengganti cairan
elektrolit akibat muntah, perawat juga berperan dalam memberikan asupan
gizi dengan memberikan makanan sedikit demi sedikit tetapi sering.
Sedangkan aspek rehabilitatif yaitu pemulihan kesehatan melalui istirahat
yang cukup, memberikan makanan yang bersih dan bergizi (Muttaqin,
2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Gastroenteritis ?
2. Apa Klasifikasi Gastroenteritis ?
3. Bagaimana Etiologi Gastroenteritis ?
4. Bagaimana Patofisiologi Gastroenteritis ?
5. Apa Manifestasi klinis Gastroenteritis ?
6. Bagaimana Komplikasi Gastroenteritis ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Gastroenteritis ?
8. Apa Pemeriksaan laboratorium ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Gastroenteritis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Gastroenteritis.
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Gastroenteritis.
3. Untuk mengetahui Etiologi Gastroenteritis.
4. Untuk mengetahui Patofisiologi Gastroenteritis.
5. Untuk mengetahui Manifestasi klinis Gastroenteritis.
6. Untuk mengetahui Komplikasi Gastroenteritis.
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Gastroenteritis.
8. Untuk mengetahui Pemeriksaan laboratorium Gastroenteritis.
9. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Gastroenteritis.

2
BAB II
KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
Gastroenteritisadalah kehilangan cairan ataupun elektrolit
secaraberlebih yang terjadi karena frekuensi BAB satu kali atau lebih
dalam satu hari dengan bentuk tinja yang encer ataupun cair (Suriadi dan
Yuliani, 2001 : 83).
Gastroenteritis adalah peradangan selaput lendir lambung dan usus
halus yang di tandai dengan muntah-muntah dan juga diare yang
berakibatkehilangan cairan elektrolit yang dapat menimbulkan dehidrasi
dan gejalaketidakseimbangan elektrolit ( cecyly, Betz.2002).
Gastroenteritis adalah buang air besar yang encer lebih dari 3 kali
sehari terdapat atau tanpa lendir ataupun darah ( Murwani, 2009).
Dari pendapat diatas maka disimpulkan gastroenteritis adalah
adanya bakteri, virus, parasit ( jamur, cacing, protozoa). Gastroenteritis
bisa di tandai dengan muntahdan diare yang dapat menghilangkan cairan
dan elektrolit terutama natriumdan kalium yang akhirnya menimbulkan
cairan di dalam tubuh terlalu asam atau dapat jugaterjadi kekurangan
cairan atau dehidrasi (Setiati, 2009).

B. Klasifikasi Diare
1. Diare akut
Diare akut yaitu jumlah waktu buang air besar yang meningkat dalam
satu hari dan konsistensi tinja yang lembek ataupun cair dan datangnya
tiba tiba dan juga berlangsung dalam waktu kurang dari 14 hari.
Menurut Depkes (2002), diare akut yaitu BAB terus menerus yang
berlangsung kurang dari 14 hari tanpa atau kadang kadang berhenti
lebih dari 2 hari. Berdasarkan jumlah banyaknya cairan yang hilang
dari tubuh pasien, tingkat penyakit diare akut bisa dibedakan melalui
empat macam, yaitu: (1) Diare yang tidak disertai dehidrasi, (2) Diare
yang disertaidengan dehidrasi tetapi ringan, yakni apabila cairan yang
hilang 2-5% dari berat badan, (3) Diare yang disertai dengan dehidrasi

3
sedang, yakni apabila cairan yang hilang sekitar 5-8% dari berat badan,
(4) Diare yang disertai dengan dehidrasi berat, yakni apabila cairan
yang hilang bisa lebih dari 8- 10%.
2. Diare persisten
Diare persisten adalah BAB terus menerus selama 15-30 hari,
merupakan kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare akut
dan kronik.
3. Diare kronik
Diare kronis perupakan diare yang terkadang hilang dan terkadang
timbul, dan juga berlangsung lama dengan penyebab non-infeksi,
seperti penyakit sensitif terhadap gluten ataupun gangguan
metabolisme yang menurun. Waktu terjadinya diare kronik yakni lebih
dari 30 hari. Menurut (Suharyono, 2008), diare kronik adalah BAB
terus menerus yang bersifat menahun atau berkepanjangan dan
berlangsung selama lebih dari 2 minggu.

C. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal : infeksi yang terjadi di saluran pencernaan
makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, yang
meliputiinfeksi internal adalah sebagai berikut :
1) Infeksi bakteri, seperti bakteri vibrio, ecoly, salmonella
shigella, capylabactor,versinia aoromonas dan sebagainya.
2) Infeksi virus, yaitu entero virus ( v.echo, coxsacria,
poliomyelitis)
3) Infeksi parasit, seperti cacing ( ascaris, tricuris, oxyuris,
srongyloidis, protozoa, jamur).
b. infeksi parenteral : infeksi yang terjadi di luar saluran pencernaan,
seperti OMA,tonsilitis, bronkopneumonia, dan lainnya.
2. Faktor malabsorbsi:
1) Malasorbsi karbohidrat yaitu malabsorbsi disakarida, seperti
kurangnya toleran dari sistem pencernaan terhadap laktosa,

4
maltosa,dan sukrosa. Malabsorbsi mosiosakarida, seperti
intoleransi glukosa, fruktosa, dangalatosa.
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
4) Faktor makanan : contoh penyebab dari faktor makanan yaitu
makanan yang sudah basi, beracun dan yang alergi terhadap
makanan.
5) Faktor psikologis : Contoh dari faktor psikologis yakni rasa
takut dan cemas (jarang terjadi pada anak tetapi bisa terjadi
pada orangdewasa). (Mansjoer arief, 2000).

D. Patofisiologi
Berdasarkan Hasan (2005), mekanisme dasar yang dapat menyebabkan
timbulnya diare adalah:
1. Gangguan sekresi
Gangguan sekresi bisa terjadi akibat gangguan tertentu (misal oleh
toksin) pada dinding usus yang bisa menyebabkanpeningkatan
sekresi, air maupun elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare terjadi akibat peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan osmotik
Gangguan yang terjadi karena terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapatdi serap yang akan mengakibatkan tekanan osmotik
pada rongga usus bertambah, sehinggaterjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi dari rongga ususyang terlalu
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannyasehingga
terjadi diare.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya
jika peristaltikusus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan yangselanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

5
E. Manifestasi Klinis
Menurut Cecyly Betz (2002), Tanda dan Geajala dari Diare ditandai
dengan:
1. Konsistensi feces cair dan frekuensi BAB dalam satu hari semakin
sering.
2. Muntah (umumnya tidak berlangsung lama).
3. Demam (bisa terdapat demam, bisa pula tidak)
Demam merupakan keadaan dimana suhu tubuh meningkat, normal
dari suhu tubuh usia anak berkisar antara 36.5 – 37.5 C
4. Kram abdomen, tenesmus
Tenesmus adalah rasa ketika ingin buang air besar terus menerus atau
bisa juga merasa belum tuntas buang air besar meskipun di usus
sebenarnya sudah kosong.
5. Membran mukosa kering
6. Fontanel cekung (hanya terjadi pada bayi)
7. Berat badan menurun
8. Malaise
Malaise merupakan suatu kondisi di mana tubuh terasa lemas, pusing,
dan tidak enak badan. Setiap orang pernah merasakan malaise,
terutama orang yang sedang sakit. Ini terjadi karena malaise memang
merupakan sinyal jika tubuh seseorang sedang tidak fit.

F. Komplikasi
Menurut Ngastiah (2005), Komplikasi dari diare adalah sebagai berikut :
1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah keadaan yang sangar berbahaya karena bisa
menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan juga kematian
apabila tidak segera diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi
menurut tonsisitas plasma dapatberupa dehidrasi isotonik, dehidrasi
hipertonik atau dehidrasi hipotonik. Sedangkan, menurut derajat
dehidrasinya bisatanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasisedang

6
atau dehidrasi berat (Juffrie, 2010) Dari komplikasi diare, tingkatan
dehidrasi dapat di klasifikasikansebagai berikut :
1) Dehidrasi ringan
Dehidrasi bisa dikatakan ringan apabila kehilangan cairan hanya 2
– 5% dari berat badan sebelum dire dengan gambaran klinik turgor
kulitkurang elastis, suara serak, penderita belum mengalami tanda
tanda syok.
2) Dehidrasi sedang
Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
3) Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik
seperti tanda dihidrasi sedang ditambah dengan kesadaran
menurun, apatis sampai koma, otot kaku sampai sianosis.
2. Kejang Kejang adalah gejala yang timbul dari efek langsung atau tidak
langsung dari penyakit sistem saraf pusat atau disfungsi otak.
3. Bakterikimia
4. Malnutrisi Malnutrisi adalah kondisi gizi dari tubuh seseorang yang
tidak seimbang. Ini berarti malnutrisi tidak hanya mengacu pada
kondisi kekurangan asupan makan.
5. Hipoglikemia Gula darah rendah atau hipoglikemia adalah kondisi
ketika kadar gula di dalam darah berada di bawahnormal.
6. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan yang terjadi ketika
tubuh tidak dapat mencerna laktosa, yaitu salah satu bentuk gula yang
terdapat pada susu dan produk olahannya.

G. Penatalaksanaan
Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien
diaremeliputi:
1. Pemberian cairan

7
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di
berikanperoral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL
danglukosa untuk diare akut.
Cairan Parenteral : Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di
perlukan sesuai dengan kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu
tergantung tersedianya cairansetampat. Pada umumnya cairan Ringer
Laktat (RL) di berikantergantung berat / ringan dehidrasi, yang di
perhitungkan dengankehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat
badannya.
1) Dehidrasi Ringan 1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari,
kemudian 125 ml / kg BB /oral.
2) Dehidrasi sedang 1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral
kemudian 125 ml / kg BB /hari.
3) Dehidrasi berat 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg
BB / menit(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg
BB oralit peroral.
2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui
tinja dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung
elektrolitdan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras,
dsb).
1) Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30
mg.Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
2) Obat spasmolitik, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin
Ekstrak beladora, opium loperamia tidak di gunakan
untukmengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin,
pectin,charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi
diaresehingga tidak diberikan lagi.
3) Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab
yangjelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50

8
mg /kg BB / hari. Antibiotic juga diberikan bila terdapat
penyakitseperti OMA, faringitis, bronchitis / bronkopeneumonia.

H. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan tinja
2. Makroskopis dan mikroskopis
3. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
4. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
5. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan
menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan
pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila
memungkinkan).
6. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
7. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan
fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai
kejang).
8. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik
atau parasite secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada
penderita diare kronik

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastroenteritis
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 tahun
Status Pernikahan : Menikah
Suku/Bangsa : Melayu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Komplek TNI-AU Pekanbaru
Nomor RM : 12.67.xx.xx
Tanggal MRS : 3 Februari 2020
Tanggal Pengkajian : 4 Februari 2020
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
b. Identitas PenanggungJawab
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 29 tahun
Status Pernikahan : Menikah
Suku/Bangsa : Melayu
Pekerjaan : TNI-AU
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Komplek TNI-AU Pekanbaru
Hubungan dengan klien : Suami

10
RIWAYAT KEPERAWATAN

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


1) Keluhan Utama : Diare  10x, mual, muntah, lemas
nafsu makan turun hanya 2-3 sendok porsi makan,
minum kurang
2) Kronologis Keluhan
- Faktor pencetus :Setelah memakan makanan
pedas
- Timbulnya keluhan : Mendadak
- Lamanya : Sejak dua hari sebelum masuk RS
- Upaya mengatasi : Minum obat anti diare
tradisional
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Riwayat Penyakit sebelumnya :Sakit maag,demam
,batuk, diare
2) Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang,
Lingkungan): Tidak ada
3) Riwayat pemakaian obat : Tidak ada
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit keturunan.
d. Riwayat Alergi
Klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat alergi baik
alergi obat maupun makanan

RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Adakah orang terdekat dengan klien : Ada (suami)
b. Interaksi dalam keluarga :
- Pola Komunikasi : Komunikasi dalam keluarga baik
- Pembuatan Keputusan : Suami, melalui musyawarah
keluarga

11
c. Dampak penyakit klien terhadap keluarga : Kegiatan rumah
tangga terganggu
d. Masalah yang mempengaruhi klien : Tidak ada masalah
e. Mekanisme Koping terhadap stress : melalui pemecahan
masalah
f. Persepsi klien terhadap penyakitnya
- Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Klien merasa
terganggu dengan penyakit yang dideritanya
- Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa sembuh
kembali secepatnya
- Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : BB
terasa turun
g. Sistem nilai kepercayaan :
- Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak
ada
- Aktivitas agama/Kepercayaan yang dilakukan : Klien
tetap mengingat Tuhannya dengan berdoa
h. Kondisi Lingkungan Rumah yang mempengaruhi kesehatan
saat ini : Lingkungan rumah rapih dan bersih
i. Pola Kebiasaan
1) Pola Kebiasaan Nutrisi
a. Frekuensi :
SMRS : 3 x/hari
MRS : 2 x/hari
b. Nafsu Makan :
SMRS : Baik
MRS : Tidak
c. Porsi Makan Yang Dihabiskan :
SMRS : Porsi dewasa
MRS : 2-3 sendok
d. Makanan Penyebab Alergi :
SMRS : tidak ada

12
MRS : tidak ada
e. Makanan pantangan :
SMRS : Tidak ada
MRS : Pedas dan asam

2) Pola Personal Hygiene


a. Mandi
- Frekuensi :
SMRS : 3 x/hari
MRS : 2 x/hari
- Waktu :
SMRS : pagi, siang, dan sore
MRS : pagi dan sore
b. Oral Hygiene :
SMRS : 3 x/hari
MRS : 2 x/hari

3) Pola Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi :
SMRS : 3-4 x/hari
MRS : Setiap BAB
- Warna Urine :
SMRS : Kuning jernih
MRS : Kuning jernih
- Keluhan :
SMRS : tidak ada
MRS : tidak ada
b. BAB
- Frekuensi :
SMRS : 1 x/hari

13
MRS :  10 x/hari
- Waktu :
SMRS : Pagi
MRS : Tidak Tentu
- Keluhan :
SMRS : Tidak Ada
MRS : Mules, melilit

4) Pola Istirahat
a. Lama tidur siang :
SMRS : ± 2 jam/hari
MRS : ± 1 jam/hari
b. Lama tidur malam :
SMRS : ± 6-7 jam/hari
MRS : ± 6 jam
c. Kebiasaan sebelum tidur :
SMRS : Tidak Ada
MRS : Tidak Ada

PENGKAJIAN FISIK

a. Pemeriksaan Fisik Umum


1) Berat badan : 52 Kg (Sebelum Sakit : 55 Kg)
2) Tinggi Badan : 148 cm
BB kg 52 kg
3) IMT : = = 23,73
TB m 1,482 m
2

4) Keadaan umum : Lemah


5) Tanda-tanda Vital :
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 62 x/menit
Suhu : 37,5⁰C
RR : 18 x/menit

14
b. Sistem Penglihatan
1) Posisi mata : Simetris
2) Konjungtiva : Merah muda
3) Sklera : Anikteri
4) Reaksi terhadap cahaya : tidak ada kelainan
c. Sistem Pendengaran
1) Fungsi pendengaran : Normal
2) Gangguan keseimbangan : Tidak
d. Sistem Pernapasan
1) Jalan napas : Bersih
2) Pernapasan : Tidak sesak
3) Frekwensi : 18 x / menit
4) Irama : Teratur
5) Jenis pernapasan : Spontan
6) Insfeksi : Simetris
7) Palpasi dada : Tidak ada kelainan
8) Perkusi dada : Tympani
9) Auskultasi : Vesikuler
e. Sistem Kardiovaskuler
1) Nadi : 62 x/ menit , Irama : Teratur, Denyut : kuat
2) Tekanan darah : 100 / 60 mm/Hg
3) Temperatur kulit : Hangat
4) Warna kulit : Kemerahan
5) Pengisian kapiler : 1,2 detik
f. Sistem Hematologi : Tidak ada kelainan
g. Sistem Saraf Pusat
1) Tingkat kesadaran : Compos mentis
2) Glasgow coma scale (GCS) E : 4, M : 6 V : 5
h. Sistem Pencernaan
1) Abdomen
a. Inspeksi : Tiadak ada kelainan
b. Auskultasi : BU 20 x / menit

15
c. Perkusi : Kembung ()
d. Palpasi : Distensi otot perut (-), nyeri tekan
epigastrium ()
2) Muntah : Ya
a. Konsistensi : Makanan dan Cairan
b. Warna muntahan: warna makanan
c. Frekwensi : 5 x dalam sehari
d. Jumlah : ± 100 cc / muntahan
3) Diare : Ya
a. Lamanya : Sejak 2 hari , Frekuensi :  10 x dalam
sehari
b. Warna feces : Kuning kehijauan
i. Sistem Urogenital
1) Balance Cairan : Intake ± 3.530 cc , Output : 3.450 cc
2) B.a.k : Warna : Kuning jernih
j. Sistem Integumen
1) Turgor kulit : Sedang, Elastis, warna kemerahan
2) Temperatur kulit : Hangat
3) Kondisi kulit daerah pemasangan Infus : Tidak ada
kelainan
k. Sistem Muskulokletal
1) Keadaan tonus otot : Baik
2) Kekuatan otot :
…5 5…

…5 5…

DATA TAMBAHAN (Pemahaman Tentang Penyakit)

Klien awalnya menganggap sakitnya ini hanya sebagai hal


biasa karena Terlalu banyak makan makanan yang pedas .

16
Tetapi ternyata setelah dua hari tidak kunjung sembuh malah
semakin memburuk maka akhirnya berobat ke rumah sakit.

PENATALAKSANAAN (Terapi/pengobatan termasuk diet)

Penatalaksanaan menurut tim medis pada kasus Gastroenteritis


yaitu antara lain sebagai berikut :

1. Pemulihan Cairan
IVFD : RL : D 5% = 2 : 1 → 40 gtt / mnt
2. Obat symtomatis
- Injeksi :
1) Ranitidin 50 mg / 12 jam
2) Ondansetron 4mg / 8 jam
- Oral :
1) New Diatab 2 x 600 mg / BAB (Max 10 tablet /
hari)
2) Maagtacid syrup 3 x 5 mg (15 – 30 menit sebelum
makan)
3) Larutan Oralit 250 cc / Bab
Diet : ML tinggi serat

ANALISA DATA

NO Data Etiologi Masalah


1. Data Subyektif : Kurangnya Defisit nutrisi
- Klien asupan
mengatakan makanan
nafsu makan
menurun,
mual,
muntah,
badan terasa
lemas

17
Data Obyektif :
- Klien
tampak
lemas, porsi
diet 2 – 3
sendok habis
- TD : 100 /
60 mmHg
- Nadi : 62 x /
menit
- Suhu : 37.5 
C
- Pernapasan :
18 x / menit
- IMT : 23,73

2. Data Subyektif : Diare kronis Inkontinensia


- Klien fekal
mengatakan
Bab cair lebih
10x dalam
sehari, mules
dan melilit
saat Bab
Data Obyektif :
- Feses cair,
tidak ada
darah atau
lendir
- warna dan
aroma khas
feces , BU :

18
20 x/mnt
3. Data Subyektif : Kehilangan Hipovolemia
- Klien cairan aktif
mengatakan
kurang
minum
- Terasa haus
tapi tidak ada
selera untuk
minum
Data Obyektif :
- Bibir klien
tampak pucat
- klien tampak
lemas

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan
II. Inkontinensia fekal b.d diare kronis
III. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif

C. INTERVENSI

NO.DX Rencana Keperawatan


Tujuan Rencana Tindakan
I a. Jangka Pendek 1. Cek TTV
Setelah dilakukan 2. Anjurkan
rawatan selama 1x makan dalam
24 jam kebutuhan porsi sedikit
asupan nutrisi Tapi sering
terpenuhi Dengan 3. Kaji asupan
kriteria : mual, Nutrisi klien

19
muntah hilang. 4. Berikan obat
b. Jangka Panjang anti mual sesuai
Setelah dilakukan intruksi medis.
rawatan selama 3
x 24 jam nafsu
makan kembali
normal
II a. Jangka Pendek 1. Monitor Bab
Setelah dilakukan Klien tentang
rawatan selama 1x jumlah.warna,
24 jam frekwensi konsistensi dan
kebutuhan pola aroma feses.
eliminasi menurun. 2. Anjurkan klien
Kriteria hasil : banyak makan
Frekwensi Bab buah dan sayur
berkurang, feses 3. Berikan obat
berampas antifulgatif
b. Jangka Panjang sesuai intruksi
Setelah dilakukan medis.
rawatan selama 3 x
24 jam pola
eliminasi kembali
normal
III a. Jangka Pendek 1. Jelaskan
Setelah dilakukan pentingnya
rawatan selama 1x cairan bagi
24 jam kebutuhan tubuh
keseimbangan 2. Anjurkan klien
cairan dan agar banyak
elektrolit tubuh minum
terpenuhi Dengan 3. Kaji asupan dan
kriteri : Rasa haus keluaran cairan
hilang. klien.

20
b. Jangka Panjang 4. Kolaborasi
Setelah dilakukan dengan medis
rawatan selam 3 x untuk pemberian
24 jam tanda dan larutan rehidrasi
gejala gangguan dan cairan infus
keseimbangancaira 5. pantau keadaan
n tidak terjadi umum klien
Dengan kriteria :
Turgor kulit baik,
mukosa mulut dan
bibir basah

D. IMPLEMENTASI

Waktu dan No.Dx Implementasi Keperawatan


Tanggal
Rabu, 04 I - Menganjurkan
februari 2020 klien untuk makan
Pukul porsi sedikit tapi
12.00 sering
- Memberikan obat
anti mual sesuai
intruksi medis
 Domperidon
tablet 1 x 50

21
mg
II - Menganjurkan
klien supaya
banyak makan buah
dan sayur
- Memberikan obat
antifulgatif sesuai
intruksi medis
 New Diatab
tablet 2 x
600 mg
III - Menganjurkan
klien supaya
banyak minum
minimal 8 gelas
sehari
- Mengkaji asupan
dan keluaran cairan
klien.
- Berkolaborasi
memberikan larutan
rehidrasi oral dan
cairan infus.
Rabu,04 februari I - Mengecek TTV
2020 TD : 100/70
Pukul Nadi : 68x/menit
14.30 Suhu : 36C
RR : 18x/menit
K/U : Lemas
Kesadaran : CM
- Mengkaji asupan
nutrisi dan diet

22
yang di habiskan
klien (1/2 porsi diet
RS)
II - Mengkaji jumlah,
bentuk, warna dan
aroma feces
III - Memantau keadaan
umum klien (bibir
dan mukosa mulut
kering)
- Memberikan cairan
elektrolit pengganti
melalui infus sesuai
instruksi medis.
(Cairan RL – 30
tetes / menit)
Kamis, 05 I - Menganjurkan
februari 2020 klien untuk makan
Pukul porsi sedikit tapi
09.00 sering
- Memotifasi klien
supaya menambah
porsi makan
II - Menganjurkan
klien supaya
banyak makan buah
dan sayur
- Memberikan obat
anti GE sesuai
intruksi medis
 New Diatab
tablet 1 x
600 mg

23
Kamis, 05 I - Memberikan obat anti
februari 2020 mual sesuai intruksi
Pukul medis
12.00
Kamis, 05 I - Mengecek TTV
februari 2020 TD :110/70mmHg,
Pukul Nadi : 70 x/menit,
14.30 Suhu : 36C
RR : 18 x/menit,
K/U: baik,
Kesadaran: CM)
- Mengkaji asupan
nutrisi dan diet yang di
habiskan klien (porsi
diet RS habis)
II - Mengkaji Bab klien
mengenai frekuensi,
konsistensi, aroma dan
warna feces

E. EVALUASI

Hari / Tanggal/ No. Dx Evaluasi Tindakan


Jam Keperawatan
Kamis, 05 februari I Subjektif :
2020 - Klien mengatakan
08.00 WIB mual sudah
berkurang, muntah
tidak ada.
- Klien mengatakan
nafsu makan sudah
meningkat.

24
Objektif :
- Klien tampak lebih
segar
- Diet : ½ porsi diet
RS
- TD: 110/70mmHg,
- Nadi : 78 x/i
- Suhu: 36C
- RR : 18x/i.

Assesment :
Masalah sudah teratasi
sebagian

Planning :
Intervensi dilanjutkan
II Subjektif :
- Klien mengatakan
Bab sudah
berkurang (5 x sejak
tadi malam)
- Klien mengatakan
rasa mules dan
melilit tidak ada.

Objektif :
- Feses sudah ada
ampas, B/U: 10
x/menit

25
Assesment :
Masalah sudah teratasi
sebagian

Planning :
Intervensi dilanjutkan
III Subjektif :
- Klien mengatakan
rasa haus tidak ada.
- Klien mengatakan
badan sudah terasa
segar

Objektif :
- Klien tampak
segar,mukosa mulut
dan bibir basah,
turgor baik, akral
basah
- Tanda dan gejala
dehidrasi (-)

Assesment :
Masalah sudah teratasi

Planning :
Intervensi dihentikan
Jum’at, 06 I Subjektif :
februari 2020 - Klien mengatakan
08.00 WIB mual dan muntah
sudah tidak ada
- Klien mengatakan

26
nafsu makan sudah
kembali seperti biasa

Objektif :
- Klien tampak segar,
porsi diet RS habis
- TD : 110/70mmHg
- Nadi :78 x/menit,
- Suhu : 36C
- RR : 18 x/ menit

Assesment :
Masalah sudah teratasi

Planning :
Intervensi dihentikan
II Subjektif :
- Klien mengatakan
Bab sudah kembali
normal
(Gastroenteritis
negatif)

Objektif :
- Feces sudah ada
ampas
- B/U: 6 x/menit,
- kembung (-)

Assesment :
Masalah sudah teratasi

27
Planning :
Intervensi dihentikan

28
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gastroenteritis adalah peradangan selaput lendir lambung
dan usus halus yang di tandai dengan muntah-muntah dan juga
diare yang berakibatkehilangan cairan elektrolit yang dapat
menimbulkan dehidrasi dan gejalaketidakseimbangan elektrolit
( cecyly, Betz.2002).
Adapun klasifikasi diare yaitu diare akut, diare persisten,
dan diare kronik. Penatalaksanaan medis pada pasien diare
meliputi pemberian cairan, yang dimana pada umumnya cairan
yang diberikan yaitu Ringer Laktat (RL). Dan yang kedua
penatalaksanaan dengan obat-obatan yang terdiri dari obat anti
sekresi, obat spasmolitik seperti papeverin, dan antibiotik.
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium dari
diare adalah Pemeriksaan tinja, makroskopis dan mikroskopis,
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest, bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji
resistensi, pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa
dalam darah, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk
mengetahui faal ginjal, pemeriksaan elektrolit terutama kadar
natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum dan
pemeriksaan intubasi duodenum.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan pengetahuan serta kekurangan dalam
penulisan. Hal ini dapat terjadi karena penulis masih dalam
tahap pembelajaran sehingga diharapkan kritik dan saran dari
Bapak Arif Nur Akhmad, MSN untuk dapat menilai,
membimbing, dan membantu pembelajaran Keperawatan
Medikal Bedah lebih lanjut.

29
DAFTAR PUSTAKA
ENDRIYANTI, R. (2020). LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG ANAK
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH MALANG (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Malang).
SYAEFUDIN, A. A. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN GANGUAN SISTIM PENCERNAAN GE
(GASTROENTERITIS) DI RUANG HECULES/II RS AU dr.
SUKIRMAN PEKANBARU.

30

Anda mungkin juga menyukai