Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR RENDAH

DI BANGSAL PERINATOLOGI
RSUD KOTA SALATIGA

DISUSUN OLEH
1. SOFYAH NURUL HIDAYAH (18.0.P.217)
2. SUPRAPTI (18.0.P.219)
3. VINI ANNISA AFLAHA (18.0.P.220)
4. WULANDEKA AYU AGUSTIN (18.0.P.222)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRAHUSADA
KARANGANYAR
2020
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Hari /Tanggal masuk : Rabu, 22 Januari 2020


Hari /Tanggal pengkajian : Sabtu, 25 Januari 2020
Ruang : Bangsal Perinatal
No RM : 081XXX

IDENTITAS PASIEN
a. Nama : By. Ny. S
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Tanggal Lahir/Umur : 22Januari 2020
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Kawin
f. Alamat : Salatiga
g. No. RM :081XXX
h. Diagnostik Medis : BBLR
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
a. Nama Ayah : Tn. A
b. Pendidikan : SMA
c. Pekerjaan :Karyawan
d. Nama Ibu : Ny. S
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

RIWAYAT KEPERAWATAN
Riwayat kesehatan pasien
1. Keluhan Utama
Bayi menangis lemah, reflek hisap belum ada.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi lahir pada tanggal 22 Januari 2020 di RSUD Kota Salatiga secara spontan diusia
kehamilan 35 minggu dengan berat bayi lahir yaitu 1500 gram., bayi lahir prematur (35
minggu) BBLR(BB: 1500 gram, PB: 41 cm, LK: 28 cm).

3. Riwayat Penyakit Masa Lalu


Ibu tidak memiliki riwayat masalalu.
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Pre Natal
Ibu klien mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya di bidan tiap 1 bulan
sekali. Selama kehamilan ditemukan riwayat penyakit kehamilan TORCH.G : 3 P : 1 A : 2.
b. Intra Natal
Bayi lahir secara spontan di usia kehamilan 35 minggu, ditandai dengan ketuban pecah
sebelum persalinan, lama persalinan 1 jam dan bayi lahir pada jam 14.45 WIB. Panjang lahir
41 cm dan berat lahir 1500 gram.
c. Post Natal
Setelah kelahiran bayi sempat tidak menangis dan langsung dipasang kanul O2 dengan
resusitasi selama 3 menit dengan nilai apgar score 4-5-6, keadaan lemah, nafas tidak teratur.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Genogram

Keterangan
= Laki laki = Pasien
= Perempuan = Tinggal serumah

2. Riwayat Sosial
a. Yang Merawat
Saat ini klien di rawat diruang perinatologi dan dirawat oleh perawat dan sesekali ibu klien
menjenguk saat jam kunjung rumah sakit.
b. Hubungan dengan Keluarga
Ibu klien bisa mengunjungi, melihat, dan menyentuh bayinya saat berkunjung meskipun bayi
dalam incubator, sedangkan ayahnya tidak boleh melihat bayinya karena sudah tau aturan
dari pihak rumah sakit.
3. Pola Sehari-hari
a. Nutrisi dan Metabolisme
Sebelumnya pasien belum diberikan susu sama sekali
Selama di rawat pasien mendapat susu formula khusus BBLR 3 jam sekali sekitar 10-12 cc
melalui selang NGT
b. Eliminasi Urine dan Feses
Sebelumnya pasien belum BAB.
Selama dirawat Klien BAB ± 3-5x berat ±10 gr sehari dengan konsistensi warna hitam,
lembek cair, bau khas feses bayi. BAK ±8 cc sehari.
c. Istirahat dan Tidur
Klien terlihat sering tidur dan bangun jika lapar dan merasa kotor setelah BAB dan BAK,
rata-rata tidur per hari yaitu 20-22 jam
d. Peran dan Hubungan
Keluarga mengatakan anak akan diasuh oleh orang tuanya sendiri, dan selama ini ibu bayi
menengok keruang perinatologi.
e. Toleransi Stress dan Koping
Klien menangis saat merasa lapar, tidak nyaman, dan saat kotor (BAB/ BAK).

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemas, kurang aktif, menangis lemah,
perawatan dalam incubator.
b. Tanda-tanda Vital
-Nadi : 149 x per menit
-Pernafasan : 41 x per menit
-Suhu : 36°C
c. Antropometri
-Panjang Badan : 41 cm
-Berat Lahir : 1500 gram
-Lingkar Dada : 26 cm
-Lingkar Kepala : 28 cm
d. Kepala : Fontanel anterior lunak, wajah simetris,rambut hitam
e. Mata : Simetris antara kanan dan kiri, sclera tidakikterik
f. Hidung : Terpasang canul O2 2 lt/menit.
g. Mulut : Reflek hisap belum ada, terpasang selang NGT, mukosakering
h. Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada luka
i. Dada : Tidak ada luka, warna kecoklatan
j. Jantung
-Inspeksi : Tampak ictus cordis
-Palpasi : Ictus cordis teraba dengan getaran
-Perkusi : Tak terkaji
-Auskultasi : Bunyi jantung I & II regular, tidak terdengar gallop
k. Paru
-Inspeksi : Gerakan pernafasan kanan-kiri simetris,RR : 40 x per menit
-Palpasi : Rabaan gerak pernafasan simetris
-Perkusi : Redup/ Dullness
-Auskultasi : Ronchi
l. Abdomen
-Inspeksi : Pusar insersi ditengah, buncit, terpasanginfus umbilical
-Auskultasi : Peristaltik usus 18 x per menit
-Palpasi : Lunak, tidak ada pembesaran hati/limfa
-Perkusi : Tympani
m. Punggung : Bentuk tulang belakang semi fleksi
n. Genetalia : Jenis kelamin perempuan, labia mayorabelummenutupi
labiaminora, anus paten
o. Ekstremitas
-Atas : Lengkap, tidak ada kelainan
-Bawah : Lengkap, tidak ada kelainan, kaki kananterpasang SPO2, akral
sedikit dingin
p. Kulit : Warna kulit coklat gelap, tidak ikterik,turgor kulit cukup.

5. Therapi
-PO Ferlin drop 1x0.3cc
-O2 nasal kanul 0.5 liter/menit
-Susu formula BBLR 8x30cc/hari melalaui selang NGT
-Termoregulasi incubator suhu 34°C
-Infuse umbilical 5%
6. Data Penunjang
Laboratorium tanggal 22-01-2020
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 18.09 g/Dl 12.0-16.0
Hematokrit 49.50 % 37-47
Jumlah Eritrosit 4.78 /Ul 4.2-5.4
Jumlah Lekosit 13,19 /Ul 4.8-10.8
Jumlah Trombosit 166 10^3/ul 150-400
Kimia Klinik
Natrium 137.0 mmol/L 134.0-147.0
Kalium 6.3 mmol/L 3.50-5.20
A. ANALISA DATA
N ANALISA DATA PROBLEM ETIOLOGI
O
1 DS : - Tidak adekuatnya Pola nafas tidak efektif
DO : -Terpasang canul O22lt/menit ekspansi paru
-RR 41x/menit
- SPO2 97%
- Suara paru ronkhi basah

1 DS : - Imaturitas fungsi Hipotermi


DO : - Akral sedikit dingin termoregulasi atau
- S 360C perubahan suhu
-Lahir prematur 35 minggu lingkungan
-Suhu tubuh 36ºC (06.00)
-Perawatan dalam inkubator

3. DS : - Prosedur tindakan Resiko infeksi


DO: - Terpasang infus pump invasif
- Terpasang syringe pump
- Terpasang SIPAP
- Terpasang NGT

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
1 22/01/2020 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan tidak
adekuatnya ekspansi paru

2 22/01/2020 Hipotermi berhubungan dengan imaturitas fungsi


termoregulasi atau perubahan suhu lingkungan

3 22/01/2020 Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur


tindakan invasif

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN TTD
NO KEPERAWATA
N TUJUAN TINDAKAN RASIONAL

1 Ketidakefektifan Setelah -Monitor suhu, -Sebagai acuan


pola nafas dilakukan dan warna penatalaksanaa
berhubungan tindakan kulit bayi baru n tindakan
dengan tidak keperawatan lahir sampai
adekuatnya selama 3x24 stabil,
ekspansi paru jam jalan
nafas adekuat, -Berikan terapi -Mensuplai O2
O2 2lt/menit, dalam tubuh
dengan
kriteria hasil : pengobatan
antipiretik,
-Pernafasan sesuai
adekuat 16-30 kebutuhan -Memberikan
x/menit rasa nyaman
-Posisikan
-Perkusi paru klien semi klien
sonor fowler -Jalan nafas
-Auskultasi -Jaga tidak ada
vesikuler kepatenan sumbatan
jalan nafas : -Agar bayi
-Tidak ada suction
penumpukan tidak iritasi
cairan di paru -Ganti posisi -Agar nutrisi
bayi secara bisa terpenuhi
berkala
-Berikan
perawatan bayi
dan berikan
-Bayi tidak
makan diatara
merasakan
tidur dan
sesak nafas
siklus bangun
-Monitor dan
atur kebutuhan -Bayi tidak
akan oksigen merasakan
capek
-Posisikan dan
dukung selama
memberikan
dengan -Nutrisi
memelihara terpenuhi dan
posisi fleksi berat badan
menjadi normal
-Berikan obat-
obatan yang
sesuai dengan
teknik dan
cara yang
tepat.
2 Hipotermi Setelah -Pantau warna -Sebagai acuan
berhubungan dilakukan dan suhu kulit penatalaksanaa
dengan imaturitas tindakan setiap 3 jam n tindakan
fungsi keperawatan sekali
termoregulasi atau selama 3x24
perubahan suhu jam hipotermi -Atur suhu
incubator -Mengikuti
lingkungan tubuh stabil ,
sesuai indikasi program yang
dengan dianjurkan
kriteria hasil : -Hindarkan
bayi kontak -Menjaga
-Suhu tubuh kenyaman
normal 36- langsung
37,5°C dengan sumber klien
dingin/panas
-Akral hangat
-Ganti popok
-Bayi tidak bila basah
menggigil -Agar tidak
-Monitori terjadi iritasi
adanya gejala-
gejala yang -Bayi terjaga
berhubungan dari hal yang
dengan tidak
hipotermia diinginkan
ringan

3 Resiko infeksi Setelah -Kaji tanda- -Agar tanda


berhubungan dilakukan gejala infeksi
tanda infeksi.
dengan prosedur tindakan dapat dikenali
tindakan invasif keperawatan -Hindari bayi
selama 3x24 -Agar bayi
dari orang-
jam tidak ada tidak ikut
orang yang terinfeksi
tanda dan
gejala infeksi, terinfeksi kalau
dengan perlu rawat
kriteria hasil :
dalam
 Suhu 36,5
incubator.
0
C -37,2 0C
-Cuci tangan - agar resiko
 Darah rutin infeksi pada
sebelum dan bayi dapat ter
normal minimalisir
sesudah kontak
 Tidak ada
dengan bayi.
tanda-tanda
-Lakukan tehnik
infeksi
aseptik dan
antiseptik bila
melakukan
prosedur
invasive.
-Kolaborasi
dengan dokter.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO TANGGAL/ TINDAKAN RESPON KLIEN TTD
JAM
1 25-01- 2020 - Mengobservasi ttv,cuping S:-
hidung retraksi dada
08.00 O : Nadi : 132x/mntRR :
40x/mnt S :36,2 oC
-Memberikan terapi O2 S:-
09.00 2ltr/menit
O : klien tampak
terpasang ventilator O2
2ltr/mnt dengan SPO2
98%
S:-
10.00 -Memposisikan semi fowler O: klien tampak nyaman
dengan posisi semi
fowler

10.30 S:-
-Memantau suhu klien O : Suhu klien 36,2 oC

12.30 -Mengganti posisi bayi S: -


secara berkala
O: Bayi nampak nyaman

15.30 S: -
-Memberikan perawatan
bayi dan memberikan O:berat badan bayi naik
makan diatara tidur dan dari 1500 gr menjadi
siklus bangun 1600 gr

19.00 S:-
Menyelimuti bayi berat
badan rendah dengan O: bayi nampak nyaman
selimut

21.00 S:-
Mengobservasi ttv,cuping
hidung retraksi dada O: Nadi : 131x/mnt , RR
: 40x/mnt , S : 36,2 oC
21.30 Memberikan obat-obatan S:-
yang sesuai dengan teknik
dan cara yang tepat. O: untuk memenuhi
nutrisi bayi
S:-
23.00 Mengganti posisi bayi
secara berkala O: Bayi nampak nyaman

Memantau suhu klien S:-


01.00
O : Suhu klien 36,2 oC

Memposisikan semi flower S:-


03.00
O: klien tampak nyaman
dengan posisi semi
fowler
S:-

05.00 -Memantau suhu klien O : Suhu klien 36,2 oC

07.00 Mengobservasi ttv,cuping S:-


hidung retraksi dada
O : Nadi : 131x/mnt ,
RR : 40x/mnt,S : 36,2 oC
26-01-2020 -Memantau warna dan suhu S:-
kulit setiap 3 jam sekali
2 07.30 O: Kulit bayi kembali
normal
S:
-Mengatur suhu incubator O: Agar bayi merasakan
09.00 sesuai indikasi kenyamanan

- Hindarkan bayi kontak S:-


10.30 langsung dengan sumber
dingin/panas O: Bayi dalam kondisi di
incobator

S:
-Mengganti popok bila
11.00 basah O: Agar bayi dalam
kondisi nyaman saat
tidur

S:
14.00 - Monitori adanya gejala- O: Agar bayi terpantau
gejala yang berhubungan dalam kondisi baik
dengan hipotermia ringan

16.00 S
-mengganti popok
O: agar bayi tidak iritasi

21.30 S:-
-Mengobservasi ttv,cuping
hidung retraksi dada O: Nadi : 132x/mnt , RR
: 40x/mnt , S : 36,2 oC

22.00 -Memberikan obat-obatan


yang sesuai dengan teknik S:-
dan cara yang tepat O: untuk memenuhi
nutrisi bayi
23.00 -Mengganti posisi bayi S:-
secara berkala
O: Bayi nampak nyaman

-Memantau suhu klien


01.00 S:-
O : Suhu klien 36,3 oC

-Memposisikan semi
03.00 flower S:-
O: klien tampak nyaman
dengan posisi semi
fowler
05.00 -Memantau suhu klien S:-
O : Suhu klien 36,1oC

S:-
-Mengobservasi ttv,cuping O : Nadi : 131x/mnt ,
07.00 hidung retraksi dada RR : 40 x/mnt,S: 36,2 oC
E. EVALUASI
NO
TANGGAL EVALUASI TT
DX
25-01-2020 S:-
O : Klien tampak terpasang ventilator O2 2ltr/mnt
dengan SPO2 98% , auskultasi paru : ronchi
1
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan terapi O2 lt/m
- Jaga kepatenan jalan napas (suction)
- Observasi ttv,cuping hidung,retraksi dada
- Posisikan klien semi fowler
S:-
2
O : Suhu : 36,2oC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Atur suhu incubator sesuai indikasi
- Pantau suhu setiap 3 jam sekali
- Ganti popok bila basah
- Hindarkan bayi kontak langsung dengan
sumber dingin/panas

3 S:-
O : Klien tampak terpasang ventilator O2 2 ltr/mnt
dengan SPO2 90% , auskultasi : ronchi
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan terapi O2 2 ltr/mnt
- Jaga kepatenan jalan napas (suction)
- Observasi ttv,cuping hidung,retraksi dada
- Posisikan klien semi fowler
1 26-01-2020
S :-
O : Suhu 36,4 oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Atur suhu incubator sesuai indikasi
- Pantau suhu setiap 3 jam sekali
- Hindarkan bayi kontak langsung dengan
sumber dingin/panas
- Ganti popok bila basah
2 -
S :-
O : Klien tampak masih terpasang infus umbilikel 5%
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor BB klien
- Monitor asupan intake dan output cairan
- Kaji kemampuan reflek hisap
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian
nutrisi
3

S:
O : Hasil leukosit 24,7
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- pantau tanda gejala infeksi suhu , lekosit,
penurunan BB
- berikan antibiotic sesuai advis dokter
- batasi jumlah pengunjung
- gunakan teknik aseptic selama berinteraksi
dengan klien
- bersihkan incubator secara berkala

Anda mungkin juga menyukai