Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

GASTROETESTINAL DEHIDRASI SEDANG (GEDS)

(DIARE)

RSUD DR. M ASHARI PEMALANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen Mata Kuliah : Susri Utami, MAN

Disusun Oleh :

Dian Islamiyah (17.1309.S)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

PEKAJANGAN PEKALONGAN

2017/2018
A. Pengertian
Diare merupakan keluarnya feses yang berbentuk encer (berair) yang disebabkan
oleh adanya masalah pada pencernaan. Bayi dikatakan diare jika frekuensi buang air
besar melebihi normal. Sedangkan pada anak dikatakan diare jika frekuensi buag air
besar lebih dari 3x dalam 24 jam. (I Gusti Ayu . 2017)
Diare merupakan kondisi yang di tandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan
dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan
biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi bakteri, virus atau parasite. Biasanya diare hanya berlangsung beberapa
hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga berminggu-minggu. (MTBS 2017)

Berdasarkan lama diare, diare dibagi menjadi 4 yaitu :

1) Diare Akut
Diare akut dimana terjadi sewaktu-waktu dan berlangsung selama
14 hari dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang dapat atau tanpa
disertai lendir ataupun darah. Diare akut dapat menyebabkan dehidrasi dan
bila kurang mengkonsumsi makanan akan mengakibatkan kurang gizi
(Ernawati,2012)
2) Diare Kronik
Diare kronik berlangsung secara terus-menerus selama lebih dari 2
minggu atau lebih dari 14 hari secara umum diikuti dengan kehilangan
berat badansecara signifikan dan masalah nutrisi ( Sodikin,2011)
3) Diare Peristen
Diare peristen adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah
berlanjut sampai 14 hari atau lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang atau
berat diklasifikasikan sebagai kronik. Diare peristen menyebabkan
penurunan berat badan karena pengeluaran feses dalam jumlah banyak
( Sodikin,2011)
Diare peristen dibagi menjadi dua yaitu diare peristen berat dan
ringan. Diare peristen berat merupakan diare yang berlangsung selama
kurang lebih 14 hari dengan tanda dehidrasi, sehingga anak memerlukan
perawatan dirumah sakit. Sedangkan diare peristen ringan merupakan
diare yang berlangsung selama 14 hari tanpa menunjukan adanya
dehidrasi (Ariani,2016)
4) Diare Malnutrisi Berat
Diare malnutrisi berat disebabkan karena infeksi. Infeksi dapat
menyebabkan anak mengalami malnutrisi karena selama sakit mengalami
infeksi, anak mengalami penurunan asupan makanan, gangguan
pertahanan dan fungsi imun. ( Kuntari,2013)

B. Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enternal ini meliputi :
 Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
 Infeksi virus :Enteroovirus (virus ECHO,Coxsackie,Poliomyelitis),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
 Infeksi parasite : Cacing (Ascaris,Trichiuris, Oxyuris,
Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Trichomonas hominis), Jamur ( Candida albicans).
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofangiritis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan
sukrosa) , monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
 Malabsorbsi lemak
 Malsorbsi protein
3. Factor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Factor psikologis : rasa takut cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar.

C. Patofisiologi
Diare akut pada anak sering disebabkan oleh virus, tetapi juga dapat berkaitan
dengan enteropatogen bakteri atau parasite. Virus mencederai permukaan absorptif sel
vilosa matur, menyebabkan penurunan absorpsi cairan dan defisiensi disakaridase.
Bakteri menyebabkan cedera usus dengan secara langsung menginvesi mukosa, merusak
permukaan vilosa,atau melepaskan toksin. Diare akut dapat berdarah atau tidak berdarah.
Virus, bakteri, dan parasit penyebab diare infeksius akut. Diare juga dapat terjadi terkait
dengan penggunaan antibiotik.
Meskipun sebagian kasus diare pada anak bersifat akut , diare juga dapat bersifat
kronik. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Jenis diare ini
biasanya tidak disebabkan oleh penyakit serius. Karena sebagian besar kasus diare
bersifat akut dan disebabkan oleh virus, manajemen terapeutik diare biasanya bersifat
suportif (memelihara keseimbangan cairan dan nutrisi). Suplemen probiotik dapat
menurunkan lama dan banyaknya diare. Penyebab diare yang berasal dari bakteri dapat
ditangani dengan medikasi antibiotikdan diare yang berasal dari parasite dapat ditangani
dengan medikasi antiparasit.
PENYEBAB DIARE INFEKSIUS AKUT

Virus Bakteri Parasite


Rotavirus : ditandai dengan Salmonella : biasanya dari Giardia lamblia : parasite
demam dan muntah ingesti daging ungags, usus yang paling umum di
akut,diikuti dengan feses daging , atau produk susu. Amerika Serikat : transmisi
encerdan berair, virus yang Bayi beresiko tinggi. oral-fekal : tiba-tiba feses
paling sering menyebabkan Bakteri di ekskresikan berair dan berbau busuk
diare virus hingga 1 tahun . kasus akan sering menyebabkan gas
ditangani dengan antibiotic dan sendawa : ditangani
dengan medikasi antiparasit
Adenovirus 40 dan 41 : Escherichia coli 0157 : H7 : Entamoeba histolytica :
penyebab kedua yang paling sering berkaitan transmisi oral-fekal lebih
paling sering diare akibat dengam feses berdarah yang umum di luar Amerika
virus, karakteristik serupa sangat banyak dank ram Serikat , gejala umum
dengan rotavirus abdomen : dapat mengarah kolitis terjadi
ke sindrom hemolitik
uremik
Virus Norwalk : lebih Kampilobakter : gejala Cryptosporidium :
sering terjadi pada anak beragam dari diare ringan menyebar melalui binatang
yang lebih tua dan dewasa : hingga disentri : kasus berat ternak dan orang : transmisi
dikarakteristikan dengan dapat ditangani dengan oral-fekal : diare berair ,
muntah, mual dan nyeri antibiotic mual , muntah , dan gejala
kram abdomen seperti flu . tidak ada terapi
definitif
Kalisivirus : biasanya Shigella : demam tinggi dan
terjadi pada anak yang feses berdarah umum terjadi
berusia 3 bulan hingga 6 dapat menyebabkan kejang
bulan , ditemui dalam disertai demam . terapi
tatanan perawatan harian dengan antibiotic
direkomendasikan
Astrovirus : biasanya terjadi Clostridium difficile :
pada anak yang berusia 1 biasanya berkaitan dengan
hingga 3 tahun , penggunaan antibiotic dapat
menyebabkan muntah , menyebabkan kolitis
diare , demam dan nyeri Pseudomembranosa pada
abdomen kasus berat. Bayi mungkin
menjadi carrier bakteri dan
asimtomatis. Terapi dengan
obat anti-infeksi mungkin
membantu. Terapi probiotik
biasanya direkomendasikan.
Sitomegalovirus Yersinia enterocolitica :
(CMV) : penyebab biasanya mengenai anak0-
masalah medis lain , anak yang berusia kurang
tetapi dapat dari 5 tahun umumnya
menyebabkan diare terjadi diare berair atau
disertai kolitis. berlendir terkadang disertai
dengan darah yang terlihat
jelas.

PENYEBAB DIARE KRONIK BERDASARKAN USIA

Bayi Toddler Anak usia sekolah


Diare yang sulit ditangani Diare nonspesifik kronik Penyakit radang usus
pada masa bayi Enteritis virus Abses apendiks
Intoleransi protein susu dan Giardia Defisiensi lactase
kedelai Tumor (diare sekretori) Konstipasi dengan
Enteritis infeksius Kolitis ulseratif enkopresis
Penyakit Hirschsprung Penyakit seliak
Malabsorbsi zat gizi

D. Manifestasi Klinis
 Berat badan menurun
 Turgor kulit > 2 detik
 Mata dan ubun-ubun cekung
 Mulut dan kulit menjadi kering
 Nafsu makan menurun
 Anak tampak gelisah dan suhu badannya meningkat
 Konsistensi tinja encer berlendir atau berdarah
 Warna tinja tampak kehijauan akibat tercampurnya dengan cairan empedu
 Anak mengalami ganggua gizi akibat kurangnya intake (asupan) makanan
 Anak mengalami hipoglikemia (penurunan kadar gula darah ) dan
dehidrasi ( kekurangan cairan)

E. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
a. Feses kultur : bakteri, virus, parasite, candida
b. Serum elektrolit : hiponatremi, hipernatremi, hipokalemi
c. AGD : asidosis metabolic (Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3
menurun)
d. Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
3) EKG : menilai deplesi elektrolit (biasanya kalium)

Pemeriksaan objektif pada pasien diare akut adalah penentuan tingkat keparahan
dehidrasi dan deplesi elektrolit. Adanya demam menunjukan infeksi spesies salmonella,
shigella, atau campylobacter. Pemeriksaan colok dubur dan sigmoidoskopi harus
dilakukan. Keduanya dimaksudkan untuk menilai tingkat kadar rectal, jika ada, dan
mendapatkan feses untuk pemeriksaan.

F. Penatalaksanaan

1. Pencegahan : mencuci tangan


2. Pemberian cairan dan elektrolit oral (seperti pedialyte atau oralit atau terapi
parenteral)
3. Pada bayi pemberiaan ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI medik
4. Dasar pengobatan diare adalah :
a. Pengobatan dietik
ASI atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam lemak. Beri
makanan tinggi kalori dan tinggi kalium misalnya : jeruk, pisang, dan air kelapa
b. Pemberian cairan
 Belum terjadi dehidrasi
Cairan rumah tangga (air tajin, air the manis dan lain-lain). Sepuasnya
atau dengan perkiraan 10 ml/kg BB setiap kali BAB
 Dehidrasi ringan
Beri cairan oralit 30 ml/kg BB dalam 3 jam pertama selanjutnya 10ml/kg
BB atau sepuasnya setiap kali BAB
 Dehidrasi sedang
Beri cairan oralit 100 ml/kg BB dalam 3 jam pertama selanjutnya oralit 10
ml/kg BB atau sepuasnya setiap kali BAB
 Dehidrasi berat
 0-2 tahun
Ringer laktat 70 ml/kg BB dalam 3 jam pertama , bila dehidrasi
beri cairan oralit 40 ml/kg BB seterusnya 10 ml/kg BB setiap BAB
 Lebih dari 2 tahun
Ringer laktat 110 ml/kg BB dalam 3 jam, bila shock guyur sampai
nadi teraba. Bila masih dehidrasi beri cairan oralit 200-300ml/kg
BB tiap jam .

5. Nutrisi
Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindari efek
buruk pada status gizi. Agar pemberian diet pada anak dengan diare akut dapat memenuhi
kebutuhan tujuannya, serta memperhatikan factor yang mempengaruhi gizi

G. Komplikasi
Komplikasi terjadi jika diare tidak tertangani secara cepat dan tepat antara lain:
1. Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit memicu shock hipovolemik dan
hilangnya elektrolit, seperti hipoklemia (kalium <3 meq/L) dan asidosis
metabolik. Pada hipokalemia waspada tanda- tanda penurunan tekanan darah.
2. Anorksia dan mengantuk.
3. Tubular nekrosis akut dan gagal ginjal pada dehidrasi yang berkepanjangan.
Perhatikan pengeluaran urin yang kurang dari 30 ml/jam selama 2-3 jam berturut-
turut
4. Arthritis pascainfeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah diare karena
camylobacter, shiglla, salmonella, atau yersinia spp.
5. Disritmia jantung berupa takikardia atrium dan ventrikel, vibrilasi ventrikel, dan
kontraksi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur akibat gangguan elektrolit
terutama karena hipokalemia.
6. Renjatan hipovolemik
7. Kejang, malnutrisi dan hipoglikemia.

H. Pengkajian fokus
• Kaji riwayat diare
• Kaji status dehidrasi: ubun-ubun, turgor kulit,mata, membran mukosa mulut
• Kaji tinja: jumlah, warna ,bau, konsistensi, dan waktu buang air besar
• Kaji intake dan output (pemasukan dan pengeluaran)
• Kaji berat badan
• Kaji tingkat aktivitas anak
• Kaji tanda tanda vital
I. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang kemungkinan muncul :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor biologis
(diare)
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
3. Diare b.d inflamasi gastrointestinal
4. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit

J. Fokus Intervensi
1. Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari kebutuhan b.d factor biologis (diare)
1) Monitor BB pasien
2) Monitor diet dan asupan kalori
3) Kaji adanya alergi makanan
4) Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
5) Anjurkan pasien makan makanan selagi masih hangat
6) Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan
7) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan sesuai dengan
kebutuhan

2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif


1) Monitor status hidrasi
2) Jaga intake / asupan yang akurat dan catat output
3) Monitor vital sign
4) Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan IV

3. Diare b.d inflamasi gastroenestinal


1) Kaji riwayar diare
2) Monitor tanda dan gejala diare
3) Timbang pasien secra berkala
4) Monitor kulit perineum terhadap adanya iritasi dan ulserasi
5) Instruksikan keluarga pasien untuk mencatat warna, frekuensi, dan konsistensi
tinja
6) Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering serta tingkatkan secara
bertahap
7) Anjurkan pasien atau keluarga pasien untuk menghindari makanan yang
mengandung lakstosa dan menimbulkan gas dalam perut
8) Beritahu dokter jika terjadi peningkatan frekuensi atau suara perut
9) Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala diare menetap
10) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat diare
11) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet rendah serat, tinggi protein,
tinggi kalori sesuai kebutuhan.

4. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit


1) Pertahankan sikap yang tenang dan hati hati
2) Peluk dan beri kenyamanan pada bayi atau anak
3) Goyangkan bayi dengan cara yang tepat
4) Tawarkan cairan hangat/ air hangat, susu hangat jika pada anak
5) Berikan ASI jika pada bayi
6) Kurangi stimuli yang menciptakan perasaan takut maupun cemas
7) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

K. Pathway
Masuknya makanan/minuman yang
terkontaminasi

Infeksi pada mukosa


usus

Makanan / zat tidak Menimbulkan Menimbulkan mekanisme


dapat diserap tubuh untuk mengeluarkan
rangsangan
toksin
tertentu yaitu :
menimbulkan
Tekanan osmotik dalam mekanisme
rongga usus meninggi tubuh untuk Peningkatan gerakan usus
mengeluarkan
toksin

Terjadi pergeseran air &


elektrolit ke dalam rongga Berkurangnya kesempatan
usus Peningkatan sekresi usus menyerap makanan
air dan elektrolit
kedalam rongga usus

Isi rongga usus yang


berlebihan akan
merangsang usus untuk
mengeluarkannya

Diare

Resiko kekurangan cairan dan


elektrolit Gangguan rasa nyaman
DAFTAR PUSTAKA
Ariani,2016.Diare Pencegahan dan Pengobatannya. Yogyakarta: Nuha Medika
Ayu, I Gusti.2017. Panduan Lengkap Kesehatan Bayi. Jakarta: Erlangga
Sodokin.2011.Asuhan Keperawatan Pada Anak 99 Sistem Pencernaan.Jakarta: Erlangga
Nanda Internasional Inc.diagnosa keperawatan: definisi & klasifikasi 2015-2017. Editor,
T.Herdman,Shigemi Kamitsuru; alih bahasa, Budi Ann Keliat. Jakarya : EGC. 2015
Suharyono. 2008.Diare akut klinik dan Laboratorik Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Thomas D,Greer F dkk.2010. prebiotik dan Probiotik diPediatri.BMJ

Anda mungkin juga menyukai