Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.

DENGAN DIAGNOSA PRE EKLAMSI DI RUANGAN MELATI

RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA (RSU.

IPI ) MEDAN

Disusun

OLEH : SRI UTAMI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN T.A 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny. k Dengan
diangnosa preeklamsi di Ruang melati Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI)
Medan. Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Keperawatan Maternitas.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis mengucapkan Terimakasih kepada Bapak/Ibu:
1. dr. H. Raja Imron Ritonga., M.Sc., selaku Ketua Yayasan Imelda.
2. Dr. dr. Imelda L. Ritonga S.Kp.,M.pd., MN., selaku Rektor Universitas Imelda Medan.
3. dr. Hedy Tan, MARs., MOG., Sp. OG selaku Direktur Rumah Sakit Umum Imelda
Pekerja Indonesia Medan.
4. Edisyah Putra Ritonga, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Prodi Ners Universitas Imelda
Medan sekaligus dosen pembimbing akademik.
5. Hamonangan Damanik, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Sekretaris Prodi NersUniversitas
Imelda Medan.
6. Aureliya Hutagaol,S.Kep.,Ns.,M.PH selaku pembimbing akademik Praktik Keperawatan
Maternitas.
7. Yuni santi,S.Kep.,Ns selaku preseptor klinik keperawatan maternitas.
8. Rafika Batubara,Amkeb selaku preseptor klinik keperawatan maternitas.
Teman-teman yang ikut dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini dan semoga bermanfaat

DAFTAR ISI

2
Kata pengantar............................................................................................. i

Daftar isi ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang ........................................................................................... 1


Rumusan masalah....................................................................................... 4
Tujuan ......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

Definisi preeklamsi........................................................................... 6
Etiologi preeklamsi .......................................................................... 6

Fatofisiologi........................................................................................... 8

Manfaat......................................................................................... 9

Komplikasi..................................................................................... 9

Pemeriksaan diagnostik................................................................. 10

BAB III LAPORAN KASUS

Laporan kasus.................................................................................... 20
Asuhan keperawatan........................................................................... 24
Discharge Planning....................................................................... 25

BAB IV PENUTUP

Penutup........................................................................................ 26
Saran............................................................................................ 26
Daftar pustaka................................................................................. 37

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

4
Pre-eklampsia berat adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester II kehamilan 20
minggu lebih dikatakan preeclampsia berat biala disertai tekanan darah 160/110 mmHg atau
lebih oligouria, urin kurang dari 40cc/jam 24 jam, proteinuria lebih dari 3gr/Liter, adanya
gangguan selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di epigastrium dan terdapat edema paru dan
sianosis misalnya pada molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri,2007).
Angka kematian ibu (AKI) di tahun 2011, 81% diakibatkan karena komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan nifas. Bahkan sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena
perdarahan, infeksi, dan preeklamsia. Rasio kematian ibu dinegara-negara berkembang
merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika
dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran.
(WHO,2012).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang tinggi dibandingkan negara-
negara di asia misalnya Singapura, dengan AKI 14 per 100.000 kelahiran hidup. Masalah ini
tentu perlu untuk mendapat perhatian khusus dari seluruh pihak baik pemerintah, sector swasta,
maupun masyarakat mengingat bahwa target millennium development goals (MDGs) tahun 2015
yaitu menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,2012).
Berdasarkan data dari Ditjen Bina Gizi dan KIA kementrian kesehatan RI, penyebab
kematian ibu di Indonesia tahun 2010 adalah perdarahan (23%), Hipertensi dalan Kehamilan
(32%), Infeksi (31%), Partus lama (1%), Abortus (4%), Kelaina amino (2%), inidan penyebab
lainnya (7%) (Profil Kesehatan Indonesia,2013).
Pre-eklampsia berat merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi
organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
dan proteinuria (Cunningham et al,2003, Matthew warden, MD,2005).

1.2. TUJUAN PENULISAN


a. Tujuan Umum

5
Memahami patofisiologi, permasalahan dan pengelolaan kehamilan pre-eklampsia berat,
sehingga membantu tenaga kebidanan/keperawatan dalam pengelolaan kehamilan pre-eklampsia
berat
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami defenisi pre-eklamsia berat
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami etiologi pre-eklamsia berat
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami patofisiologi pre-eklamsia berat
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mainfestasi klinis pre-eklamsia
berat
5. Mahasiswa dapat mengatahui dan memahami komplikasi pre-eklamsia berat
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengetahui prognosis pre-eklamsia berat
7. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik pre-
eklamisia berat
8. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan diagnostik pre-
eklamsia berat

1.3. Ruang Lingkup


Dalam penulisan laporan kasus ini, dibatasi pada satu kasus saja yaitu: Asuhan keperawatan
dengan diagnosa pre-eklamisia berat di Ruang Kemuning RSU IPI Medan Tahun 2019.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Medis

2.1.1. Pengertian

Pre-eklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih (Ai Yeyeh.R, 2011). Sedangkan menurut Rozihan (2007), Pre-eklampsia berat
ialah penyakit dengan tanda-tanda khas seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan
jaringan (edema), dan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena
kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga
terjadi pada trimester kedua kehamilan. 

Pre-eklamasi berat menurut Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo,
Fak. UI Jakarta (1998), diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 2 0 minggu atau segera setelah persalinan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pre-eklamsia berat adalah komplikasi yang terjadi pada saat kehamilan
dengan ciri yang khas yaitu disertai dengan hipertensi ≥160/110 mmHg dan atau disertai dengan
adanya protein urine positif 2 dan atau 3 dan lazim disertai dengan oedema pada kehamilan ≤20
minggu.

2.1.2. Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu disebut

7
“penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu
kelainan yang menyertai penyakit ini yaitu :

- Spasmus arteriola
- Retensi Na dan air
- Koagulasi intravaskuler
Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan tetapi
vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai eklampsia (Obstetri
Patologi : 1984)
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia ialah iskemia
plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan
penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan
preeklampsia dan eklampsia. (Ilmu Kebidanan : 2005).
Faktor pertama adalah genetik, jika ibu atau mertua kita memiliki riwayat preeklampsia,
kita juga berisiko mengalaminya pada satu kali atau lebih kehamilan, yang kedua adalah adanya
kelainan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah bisa mengakibatkan suplai darah ke
organ-organ vital seperti ginjal dan hati jadi berkurang.
Preeklamsia biasanya terjadi pada kehamilan pertama. Penyebab pasti  preeklamsia
hingga saat ini belum diketahui dengan jelas. Diduga karena kondisi plasenta yang tidak
tertanam dengan baik, kekurangan oksigen atau ada gangguan pada pembuluh darah si ibu. 
Faktor makanan diduga juga bisa menyebabkan preeklamsia pada kehamilan.
Kekurangan kalsium pada tubuh ibu hamil yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah
yang berujung pada preeklamsia. Kalsium dapat membantu menjaga pembuluh darah dan
menjaga tekanan darah tetap normal. Demikian pula, kekurangan protein, protein yang
berlebihan, minyak ikan, vitamin D dan faktor makanan lainnya juga berperan sebagai penyebab
preeklamsiaa.
Obesitas juga disebut-sebut sebagai penyebab lain preeklamsia. Indeks masa tubuh yang
tinggi berkaitan dengan diabetes, tekanan darah tinggi serta resistensi insulin, dapat
mempengaruhi sistem inflamasi.

8
2.1.3. Patofisiologi

Tekanan Darah

Meningkat TD >140/90 Hamil <20 minggu Normal


kmknjhjhj000000000000
Hamil > 20 minggu
Hipertensi Kronik Superimposed pre-
eklampsia

Pre-Eklampsia Kejang (-) Kejang (+)

Vaso spasme pada Penurunan pengisian Eklampsia


pembuluh darah darah di ventrikel kiri

Volume dan tekanan Proses 1 cardiac output Kelebihan volume cairan


darah menurun menurun

Merangsang medulla Keluar keringat berlebih


System syaraf simpatis
oblonganta meningkat Kulit

Jantung HCl meningkat Paru

Kompresi saraf simpatis Peristaltic turun Penumpukan darah


meningkat , gangguan
LAEDP meningkat
irama jantung, aliran
tubulensi emboli
Kongesti vena pulmonal

Proses perpindahan cairan


Akumulasi gas meningkat karena perbedaan tekanan
Konstipasi

Ketidakseimbangan nutrisi Timbul edema gangguan


kurang dari kebutuhan fungsi aveoli
9
Akral dingin Metabolism turun Gangguan pertukaran gas

Perubahan perfusi jaringan


perifer vasokontriksi Pembuluh darah
2.1.4. Manisfestasi Klinis
Pada pre-eklampsia ringan, gejala subyektif belum dijumpai.
Pada pre-eklampsia berat gejalanya sudah dapat dijumpai seperti:
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan
peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak
berkurang dengan pemberian aspirin atau pemberian obat sakit kepala lainnya
2. Gangguan penglihatan, pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya pandangan kabur, dan
terkadang bisa terjadi kebutaan sementara,
3. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau gangguan
lainnya,
4. Nyeri perut pada bagian uluh hati (bagian epigastrium) yang terkadang disertai dengan
mual dan muntah,
5. Gangguan pernafasan sampai cyanosis,
6. Terjadi gangguan kesadaran,
7. Dengan pengeluaran proteinuria keadaan semakin berat, karena terjadi gangguan fungsi
ginjal.
Kelanjutan pre-eklampsia berat menjadi eklampsia dengan tambahan gejala kejang, selama
kejang diikuti dengan kenaikan suhu mencapai 40ᴼC, frekuensi nadi bertambah cepat, dan
tekanan darah meningkat (buku nanda,nic,noc, dr.Ida Ayu).

2.1.5. Komplikasi Pre-eklampsia


1. Komplikasi pada ibu
- Atonia uteri
- Sindrom hellp (hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count)
- Ablasi retina
- Gagal jantung

10
2. Komplikasi pada janin
- Pertumbuhan pada janin terhambat
- Prematurits
- Kematian janin
- Solusio plasenta
2.1.6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laborotorium
1. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
- Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita
hamil adalah 12-14 gr%)
- Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
- Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3)
2. Urinalisis
- Ditemukan protein dalam urine
3. Pemeriksaan fungsi hati
- Bilirubin meningkat (N = < 1 mg/dl)
- LDH (laktat dehidrogenase) meningkat
- Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul
- Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N=15-45u/ml)
- Serum glutamate oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N= >35u/l)
- Total protein serum menurun (N= 6,7-8,7g/dl)
4. Tes kimia darah
- Asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)
5. Radiologi
- Ultrasonografi
Ditemukan retradasi pertumbuhan janin intra uterus, pernafasan intrauterus lambat,
aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
- Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.

11
2.1.7. Penatalaksanaan Diagnostik
Tujuan utama penanganan pre-eklampsia adalah mencegah terjadinya eklampsia,
melahirkan bayi tanpa asfiksia dengan skor APGAR baik, dan mencegah mortalitas maternal dan
perinatal.
a. Preeklampsia ringan
Istirahat di tempat tidur merupakan terapi utama dalam penanganan preeklamsia ringan.
Istirahat dengan berbaring pada posisi tubuh menyebabkan aliran darah ke plasenta dan aliran
darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada ekstremnitas bawah menurun dan reabsorpsi
cairan bertmbah. Selain itu dengan istirahat ditempat tidur mengurangi kebutuhan volume darah
yang beredar dan juga dapat menurunkan tekanan darah. Apabila preeklampsia tersebut tidak
membaik dengan penanganan konservatif, dalam hal ini kehamilan harus diterminasi jika
mengancam nyawa maternal.
b. Preeklampsia berat
Pada pasien preeclampsia berat segera harus diberi obat sedatif kuat untuk mencegah
timbulnya kejang. Apabila sesudah 12:24 jam bahaya akut sudah diatasi, tindakan terbaik adalah
menghentikan kehamilan. Sebagai pengobatan mencegah timbulnya kejang, dapat diberikan
larutan magnesium sulfat (MgSO4) 20% dengan dosisi 4gr secara intravena loading dose dalam
4-5 menit. Kemudian dilanjuykan dengan MgSO4 40% sebanyak 12 gr dalam 500 cc ringer
laktat (RL) atau sekitar 14 tetes/menit. Tambahan magnesium sulfat hanya dapat diberikan jika
dieresis pasien baik, reflex patella positif dan frekuensi pernafasan lebih dari 16 kali/menit. Obat
ini memiliki efek menenangkan, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan dieresis. Selain
magnesium sulfat, pasien dengan preeclampsia dapat juga diberikan kloropromazin dengan
dosis 50 mg secara intramuscular ataupun diazepam 20mg secara intramuscular.

2.2.1. Pengkajian Keperawatan

12
1. Identitas Klien
Meliputi nama, usia, alamat, agama, bahasa, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnose medis.

2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan singkat dengan menggunakan
bahasa yang di pakai si pemberi keterangan. Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan
klien datang, apakah untuk memeriksakan kehamilan atau untuk memeriksakan keluhan lain.
Pada kasus preeklamsia berat klien merasakan beberapa keluhan seperti nyeri kepala menetap,
gangguan penglihatan, dan nyeri ulu hati (Varney, 2007).
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dimonitori adalah riwayat keesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu (faktor pendukung terjadinya preeklampsia) dan keluarga (faktor genetik), riwayat
pembedahan (seksio sesaria atau tidak), riwaat penyakit yang pernah dialami (missal: hipertensi,
DM, thypoid, dll), riwayat menstruasi (teratur atau tidak), riwayat keluarga berencana, riwayat
kesehatan reproduksi, riwayat ginekologi,riwayat pemakaian obat, dan pola aktivitas sehari-hari.
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada
penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
b. Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
c. Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh
tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
d. Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bantuan stetoskop dengan
menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar:
mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru
abdomen untuk bising un sus atau denyut jantung janin, (Johnson & Taylor, 2005: 39).

2.2.2. Diagnosa Keperawatan


1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, tirah baring atau mobilisasi, imobilitas.

13
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan, kehamilan dan
edema, penykit, cidera.
3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan serat
4. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan kehilangan
nafsu makan, mual dan muntah, ketidak mampuan untuk mencerna makanan, ketidakmampuan
menelan makanan faktor psikologis.
5. Nyeri akut berhubungan dengan Epigastrik (prekursoreklampsia) dan sakit kepala sekunder
akibat pemberian magnesium sulfat, agen cidera (misal biologis, zat kimia, fisik, psikologis).
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang faktor
pemberat (misal: merokok, gaya hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas),
kurang pengetahuan tentang proses penyakit (misal: DM, hipertensi, hiperlipidemia).
7. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

2.2.3. Rencana Keperawatan (kusuma dan nurarif NANDA NIC-NOC, 2015)


N Diagnosa NOC NIC
O. Keperawatan
1. Intoleransi  Energy Activity therapy
Aktifitas Conservation - Kolaboasikan dengan tenaga
berhubungan  Activity tolerance rehabilitasi medic dalam
dengan  Self care : ADLs merancanakan program
ketidakseimbangan Kriteria hasil: terapi yang tepat .
nya antara suplai  Berpartisipasi dalam - Bantu klien untuk
dan kebutuhan aktivitas fisik tanpa mengidentifikasi aktivitas
oksigen, tirah disertai peningkatan yang mampu dilakukan.
baring atau tekanan darah, - Bantu untuk memilih
imobilisasi, nadidan RR. aktivitas konsisten yang
kelemahan umum.  Mampu melakukan sesuai dengan kemampuan
aktivitas sehari-hari fisik, psikologi dan social.
(ADLs) secara - Bantu untuk
mandiri. mengidentifikasi dan
 Tanda-tanda vital mendapatkan sumber yang

14
normal. diperlukan untuk aktifitas
 Energy psikomotor. yang diinginkan.
 Level kelemahan - Bantu untuk
 Mampu berpindah: mengidentifikasi aktivita
dengan atau tanpa yang disukai
bantuan alat. - Bantu klien untuk membuat
 Status jadwal latihan diluang
kardiopulmunari waktu.
adekuat - Bantu pasien/keluarga untuk
 Sirkulasi status baik mengidentifiasi kekurangan
 Status respirasi: dalam beraktifitas.
pertukaran gas dan - Sediakan penguatan positif
ventilasi adekuat. bagi yang aktif beraktifitas.
- Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan.
- Monitor respon fisik, emosi,
social, dan spiritual.
2. Gangguan citra  Body image Body image enchancement
tubuh  Self esteem - Kaji secara verbal dan non
berhubungan Kriteria hasil: verbal responklien terhadap
dengan perubahan  Body image positif tubuhnya
dalam penampilan,  Mampu - Monitor frekuensi
kehamilan dan mengidentifikasikan mengkritik dirinya
edema. kekuatan personal - Jelaskan tentang pengobatan,
 Mendiskripsikan perawatan, kemajuan, dan
secara faktual prognosis penyakit
perubahan fungsi - Dorong klien
tubuh mengungkapkan
 Mempertahankan perasaannya
interaksi social - Identifikasi arti pengurangan

15
melalui pemakaian alat
bantu
- Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil
3. Konstipasi  Bowel elimination Constipation/ impaction
berhubungan  Hydration management
dengan penurunan kriteria hasil: - Monitor tanda dan gejala
asupan serat  Mempertahankan konstipasi
bentuk feses lunak - Monitor bising usus
setiap 1—3 hari - Monitor feses
 Bebas dari - Konsultasi dengan dokter
ketidaknyamanan tentang penurunan dan
dan konstipasi peningkatan bising usus
 Mengidentifikasi - Monitor tanda dan gejala
indicator untuk rupture usus/peritonitis
mencegah - Pantau tanda dan gejala
konstipasi konstipasi
 Feses lunak dan
berbentuk
4. Ketidakseimbang  Nutritional status : Nutrition management
an Nutrisi food and fluid - kaji adanya alergi makanan
Kurang dari intake - kolaborasi dengan ahli gizi
Kebutuhan  Nutrional status : untuk menentukan jumlah
Tubuh nutrient intake kalori dan nutrisi yang
berhubungan Kriteria hasil: dibutuhkan pasien
dengan kehilangan  Adanya peningkatan - berikan informasi tentang
nafsu makan, mual berat badan sesuai kebutuhan nutrisi
dan dengan tujuan nutrition monitoring
muntah,ketidak  Berat badan ideal - BB pasien dalam batas
mampuan untuk sesuai dengan tinggi normal
mencerna badan - Monitoring adanya

16
makanan,  Mampu penurunan BB
ketidakmampuan mengidentifikasi - Catat adanya edema,
menelan makanan kebutuhan nutrisi hiperemik, hipertonik papilla
faktor psikologis  Tidak ada tanda- lidah dan cavitas oral
tanda malnutrisi - Catat jika lidah berwarna
 Menunjukkan magenta scarlet
peningkatan fungsi
pengecapn dari
menelan
 Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti

5. Nyeri akut  Pain level Paint management


berhubungan  Pain control - Lakukan pengkajian nyeri
dengan agen  Comfort level secara kompherensif
cedera (misal kriteria hasil: termasuk lokasi,
biologis, zat kimia,  Mampu mengontrol karakteristik, durasi,
fisik, psikologis) nyeri frekuensi, kualitas dan faktor
 Melaporkan bahwa presitipasi
nyeri berkurang - Observasi reaksi nonverbal
dengan dari ketidaknyamanan
menggunakan - Kaji kultur yang
management nyeri mempengaruhi respon nyeri
 Menyatakan rasa Analgesic administration
nyeman setelah - Tentukan lokasi,
nyeri berkurang karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter tentang
jenis obat,dosis dan

17
frekuensi
- Cek riwayat alergi
6. Ketidakefektifan  Circulation status Peripheral sensation management
perfusi jaringan  Tissue perfusion: - monitor adanya daerah
berhubungan cerebral tertentu yang hanya peka
dengan kurang Kriteria hasil: terhadap
pengetahuan Mendemonstrasikan panas/dingin/tajam/tumpul
tentang faktor status sirkulasi yang - monitor adanyaa paretese
pemberat, ditandai dengan: - instruksikan keluarga untuk
hipertensi, gaya  Tekanan sistol dan mengobservasi kulit jika ada
hidup monoto, diastole dalam isi atau laserasu
merokok rentang yang - monitor kemampuan BAB
diharapkan - kolaborasi pemberian
 Tidak ada ortostatik analgetik
hipertensi - monitor adanya
Mendemonstrasikan tromboplebitis
kemampuan kognitif yang - diskusikan mengenai
ditandai dengan : penyebab perubahan sensasi
 Berkomunikasi
dengan jelas dan
sesuai dengan
kemampuan
 Menunjukkan
perhatian,
konsentrasi dan
orientasi
 Memproses
informasi
 Membuat keputusan
dengan benar
7. Ansietas Anxiety Reduction (penurunan
berhubungan  Anxiety self-control kecemasan)

18
dengan kurangnya  Anxiety level - Gunakan pendekatan yang
pengetahuan  Coping menenangkan
Kriteria hasil: - Nyatakan dengan jelas harapan
 Klien mampu terhadap prilaku pasien
mengidentifikasi dan - Jelaskan semua prosedur dan apa
mengungkapkan gejala yang dirasakan selama prosedur
cemas. - Dengarkan dengan penuh
 Mengidentifikasi, perhatian bantu pasien mengenal
mengungkapkan dan situasi yang menimbulkan
menunjukkan tehnik kecemasan
untuk mengontrol - Dorong pasien untuk
cemas. mengungkapkan perasaan,
 Vital sign dalam batas ketakutan, persepsi
normal. Instruksikan pasien menggunakan
Postur tubuh, ekspresi teknik relaksasi
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya
kecemasan

2.2.4. Discharge planning


1. Segera periksakan ke dokter jika sudah mengetahui hamil, untuk mengetahui secara dini
apakah ada gejala penyakit yang menyertai.
2. Mencegah dan kenali gejala terjadinya preeclampsia dan eklampsia
3. Diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak; kurang
garam apabila berat badan bertambah/edema; makanan berorientasi pada empat sehat lima
sempurna; untuk menambah jumlah protein ditambah 1 butir telur setiap hari.
4. Lakukan pemeriksaan antenatal secara rutin
5. Istirahat yang cukup sesuai bertambahan usia kehamilan
6. Bila dalam keadaan yang meragukan segeralah periksa ke dokter.

19
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Resume
Ny.K berumur 35 tahun, agama islam, suku jawa, sudah menikah, pekerjaan ibu rumah
tangga, alamat Dusun I Hamparan Perak Medan, datang bersama Tn.M berumur 42 tahun,
hubungan keluarga suami dari klien, pekerjaan kuli bangunan, alamat Dusun IHamparan Perak
Medan, datang ke RS IPI Medan, Pada tanggal 24 januari 2019 pukul 20:19 WIB, No.RM 22 96
14, dengan keluhan hamil ke-3, keluar air-air sejak 2 hari yang lalu, mules-mules, keluar lender
darah dan melahirkan 2 anak normal.
Setelah masuk IGD kebidanan tanda-tanda vital klien Tekanan Darah 170/100 mmHg,
Nadi 86x/I, Nafas 22x/I, Suhu 37ᴼC, Tinggi Badan 160 cm, Berat Badan 84 kg. Penanggung
jawab dari klien adalah Tn.M yang berumur 42 tahun, pekerjaan karyawan swasta, hubungan
keluarga: suami dari klien, yang beralamat Dususn III Hamparan Perak Medan.

20
Riwayat kesehatan klien, klien mengatakan keluar air sejak 2 hari yang lalu, mules-
mules, keluar lender darah. Riwayat kesehatan keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit
turunan keluarga, Riwayat penyakit terdahulu klien mengatakan tidak ada penyakit terdahulu,
Riwayat penyakit psikososial cemas dikarenakan klien merasa kesakitan.

A. Laboratorium
No Pemeriksaan Hasil Angka normal
1. Hemoglobin 12.9 g/dl p: 13-18
w: 12-16
2. Leukosit 10.700 /mm3 4.000-11.000

3.2. Analisa Data


No. Data Penyebab Masalah
1. Ds : klien mengatakan Kurangnya pengetahuan Ansietas
tidak mengerti penyebab pasien akan penyakitnya
terjadinya penyakit, klien
bertanya-tanyak penyebab
terjadinya penyakit, was-
was karena kakinya
bengkak dan tensi yang
tinggi.
Do : klien tampak cemas
2. Ds : klien mengatakan Partus normal Nyeri akut
keluar air sejak 2 hari
yang lalu, mules-mules,
dan keluar lendir.
D0: klien terlihat
kesakitan, TD : 170/100
mmHg, RR: 22x/menit,
HR: 86x/I, Suhu : 37ᴼC
3. Ds : klien mengatakan Kelemahan fisik Intoleransi aktivitas
sulit melakukan aktivitas
seperti BAK dan BAB

21
Do : Klien tampak
dibantu keluarga dan
perawat saat melakukan
aktivitas
4. Ds : klien mengatakan Penurunan nafsu makan Ketidakseimbangan nutrisi
kurang nafsu makan dan kurang dari kebutuhan tubuh
mual
Do : Klien hanya
menghabiskan ½ dari
porsi diet yang diberikan

3.3 Prioritas Masalah


1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, tirah baring atau mobilisasi, imobilitas.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan, kehamilan dan
edema, penykit, cidera.
3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan serat
4. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan kehilangan
nafsu makan, mual dan muntah, ketidak mampuan untuk mencerna makanan, ketidakmampuan
menelan makanan faktor psikologis.
5. Nyeri akut berhubungan dengan Epigastrik (prekursoreklampsia) dan sakit kepala sekunder
akibat pemberian magnesium sulfat, agen cidera (misal biologis, zat kimia, fisik, psikologis).
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang faktor
pemberat (misal: merokok, gaya hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas),
kurang pengetahuan tentang proses penyakit (misal: DM, hipertensi, hiperlipidemia).
7. Ansieta berhubungan dengan kurangnya informasi klien sering bertanya tentang penyakitnya.

22
23
3.4. Asuhan keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Implementasi Evaluasi I Evaluasi II
Keperawatan Hasil
1. Nyeri Akut NOC NIC o Melakukan Subjektif: Subjektif:
berhubungan dengan  Pain Level Pain Management pengkajian nyeri: Pasien mengatakan Pasien
kerusakan jaringan intra  Pain Control - Lakukan pengkajian P: Akibat kuretase nyeri pada bagian mengatakan nyeri
uteri.  Comfort Level nyeri secara Q: Seperti pinggang sedikit pada pinggang
Definisi: Kriteria Hasil: komprehensif tertekan/tertimpa berkurang mulai berkurang
Pengalaman sensori dan  Mampu mengontrol - Observasi reaksi non benda
emosional yang tidak nyeri (tahu verbal dari R: dipunggung dan Objektif: Objektif:
menyenangkan yang penyebab nyeri, ketidaknyamanan di abdomen Pasien tampak wajah Pasien
muncul akibat mampu m - Bantu pasien dan S: 8 meringis tampak
kerusakan jaringan enggunakan tehnik keluarga untuk T: tidak pasti menunjukkan
yang aktual atau nonfarmakologi menemukan o Mengobservasi Analisa data: respon yang baik
potensial atau untuk mengurangi dukungan reaksi non verbal masalah belum
digambarkan dalam hal nyeri) - Lakukan penanganan pasien (mimik teratasi Analisa data:
kerusakan sedemikian  Melaporkan bahwa nyeri non wajah) Masalah teratasi
rupa (international nyeri berkurang farmakologi o Membantu pasien Planning: sebagian
Association for the dengan - Evaluasi keefektifan dan keluarga Intervensi
study of Pain): awitan menggunakan kontrol nyeri menemuan dilanjutkan Planning:
yang tiba-tiba atau manajemen nyeri - Monitor penerimaan dukungan  Lakukan
lambat dari intensitas  Mampu mengenali pasien tentang (memotivasi) pengkajian nyeri
ringan hingga berat nyeri (skala, manajemen nyeri o Melakukan  Observasi reaksi

24
dengan akhir yang intensitas, frekuensi penanganan non non verbal dari
dapat diantisipasi atau dan tanda nyeri) farmakologi: ketidaknyamanan
diprediksi dan  Menyatakan rasa Massage Punggung  Lakukan
berlangsung <6 bulan. nyaman setelah o Mengevaluasi penanganan nyeri
Batasan karakteristik: nyeri berkurang keefektifan kontrol non farmakologi
 Mengekspresikan nyeri  Evaluasi
prilaku (mis: gelisah, keefektifan
merengek) kontrol nyeri
 Perubahan posisi
untuk menghindari
nyeri
 Melaporkan nyeri
secara verbal
2. Intoleransi Aktifitas NOC NIC o Membantu pasien Subjektif: Subjektif:
berhubungan dengan  Energy Activity Theraphy untuk melakukan Pasien mengatakan Pasien
kelemahan. conservation - Bantu Pasien untuk aktifitas yang badan klien terasa mengatakan
Defenisi:  Aktivity toleransi melakukan aktifitas mampu dilakukan lemah badan klien telah
Ketidakcukupan energy  Self care: ADls yang mampu o Membantu pasien terasa enakan
psikologis atau Kriteria hasil: dilakukan untuk mendapatkan Objektif:
fisiologis untuk  Mampu melakukan - Bantu pasien untuk sumber yang Pasien tampak lemah Objektif:
melanjutkan atau aktifitas sehari-hari mendapatkan sumber diperlukan untuk dan aktivitas dibantu Pasien tampak
menyelesaikan aktifitas (ADls) secara yang diperlukan untuk aktivitas yang oleh keluarga dan melakukan
kehidupan sehari-hari mandiri aktivitas yang perawat. aktivitas tanpa

25
yang harus atau yang  Tanda-tanda vital diinginkan diinginkan (seperti: bantuan keluarga
ingin dilakukan. normal - Sediakan penguatan buang air kecil) Analisa data: atau perawat.
Batasan karakteristik: Sirkulasi status baik positif bagi yang aktif o Menyediakan Masalah belum
 Menyatakan beraktivitas penguatan positif teratasi Analisa data:
merasa letih - Bantu pasien untuk bagi pasien Masalah sebagian
 Menyatakan mengembangkan (memotivasi) Planning: teratasi
merasa lemah motifasi diri dan o Membantu pasien intervensi
Faktor yang penguatan monitor untuk dilanjutkan Planning:
berhubungan: respon fisik, emosi, mengembangkan  Bantu Pasien intervensi
 Tirah baring atau social dan spiritual motivasi diri dan untuk melakukan dihentikan
imobilisasi penguatan monitor aktifitas yang

 Kelemahan umum respon fisik, emosi, mampu dilakukan


sosoal dan spiritual  Bantu pasien
untuk
mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan

3 Ketidakseimbangan NOC : NIC Subjektif : Subjektif :  1/2porsi


nutrisi kurang dari o Selera makan; Pengkajian Pasien mengatakan Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh B/D keinginan untuk  Tentukan nafsu makan tidak nafsu makan mulai

26
penurunan nafsu makan ketika dalam motivasi pasien untuk ada,badan terasa lemah, ada, badan terasa Analisa
makan, keadaan sakit atau mengubah kebiasaan lemah, Masalah teratasi
sedang menjalani makan Objektif sebagian
pengubatan  Pantau nilai  Hilang selera Objektif
o Status gizi; tingkat laboratotium, makan  Diet habis Planning
mual dan gangguan ketersediaan zat gizi khususnya transferin,  Diet hanya habis ¼ 1/3porsi Intervensiditerusk
psikologis untuk memenuhi albumin, dan elektrolit porsi an
kegiatan metabolic  Manajemen
Defenisi : o Status gizi: nutrisi: Analisa Analisa
Asupan makanan yang pengukuran biokimia;  Ketahui makanan Masalah belum teratasi Masalah teratasi
tidak cukup untuk komponen dan kimia kesukaan pasien sebagian
memenuhi kebutuhan cairan yang  Tentukan Planning
metabolik mengindikasikan kemampuan pasien Intervensi Planning
status nutrisi untuk memenuhi diteruskan Intervensiditeruskan
DS : o Status gizi: asupan kebutuhan nutrisi
 Menolak makan makanan dan cairan;  Pantau
karena tidak selera jumlah makanan dan kandungan nutrisi dan
cairan yang kalori pada catatan
dikonsumsi tubuh asupan
DO : dalam waktu 24 jam  Timbang pasien
 Diet hanya habis ¼ o Status gizi: asupan pada interval yang tepat
porsi gizi; keadekuatan

27
Penurunan berat badan pola asupan zat gizi Penyuluhan untuk
dari 58 sampai 38 kg yang biasanya pasien/keluarga
o Perawatan diri:  Ajarkan metode
makan; kemampuan untuk perencanaan
untuk mempersiapkan makan
dan mengingesti  Ajarkan pasien
makanan dan cairan dan keluarga tentang
secara mandiri makanan yang berizi
dengan atau tanpa dan tidak mahal
alat bantu  Manajemen
o Berat badan: masa nutrisi: berikan
tubuh; tingkat informasi yang tepat
kesesuaian berat tentang kebutuhan
badan, otot, dan nutrisi dan bagaimana
lemak dengan tinggi memenuhinya
badan, rangka tubuh,
jenis kelamin dan Aktivitas kolaboratif
usia.  Diskusikan
dengan ahli gizi dalam
menentukan kebutuhan
Kriteria Hasil protein pasien yang
Memperlihatkan status mengalami

28
gizi: asupan makanan ketidakadekuatak
dan cairan, yang asupan protein
dibuktikan oleh  Diskusikan
indicator sebagai dengan dokter
berikut: kebutuhan stimulasi
 mempertahankan nafsu makan, makanan
berat badan 60 Kg lengkap, pemberian
atau bertambah 1 kg makanan melaui
pada 3/12/2015 selang, atau nutrisi
 menjelaskan parenteral total agar
komponen gizi asupan kalori yang
adekuat adekuat dapat
 mengungkapkan dipertahankan
tekad untuk  Rujuk kedokter
mematuhi diet untuk menentukan
 menoleransi diet penyebab gangguan
yang dianjurkan nutrisi
 mempertahankan  Rujuk ke program
masa tubuh dan berat gizi dikomunitas yang
badan dalam batas tepat jika pasien tidak
normal dapat memenuhi
 memiliki nilai asupan nutrisiyang

29
laboratorium dalam adekuat
batas normal  Manajemen
 melaporkan tingkat nutrisi; tentukan
energy yang adekuat dengan melakukan
kolaborasi dengan ahli
gizi jika diperlukan
jumlah kalori, dan jenis
zat gizi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi.

Aktivitas lain
 Buat perencanaan
makan sesuai dengan
selera pasien
 Dukung anggota
keluarga untuk
membawa makanan
kesukaan pasien’
 Suapi pasien jika
perlu

30
 Manajemen
nutrisi: berikan pasien
minuman dan kudapan
bergizi tinggi protein,
tinggi kaori yang siap
dikonsumsi dan ajarkan
pasien tentang cara
membuat jadwal makan
jika perlu
4 Kurangnya NOC NIC Subjective Subjective Subjective
pengetahuan - Knowledge : Disease Teaching : Disease Klien dan keluarga Klien dan keluarga Klien dan
berhubungan dengan Process proses menanyakan tentang mulai paham tentang keluarga paham
kurangnya informasi - Knowledge : Health  Berikan penilaian penyakit dan penyakit tentang penyakit
klien sering bertanya Hehavior tentang tingkat pengobatannya
tentang penyakitnya. Kriteria Hasil : pengetatahuan pasien Objective Objective
Definisi : - Pasien dan keluarga dan proses penyakit Objective Klien dan keluarga Klien dan
Ketiadaan atau menyatakan yang spesifik Klien dan keluarga tampak mulai paham keluarga tampak
defisisensi informasi pemahaman tentang  Jelaskan patofioslogi tampak bingung tentang tentang penyakitnya mulai paham
kognitif yang berkaitan penyakit, kondisi, dari penyakit dan penyakitnya namun msih belum tentang
dengan topic tertentu prognosi, dan bagaiman hal ini mengerti tentang penyakitnyadan
program pongobatan berhubungan anatomi Analisa cara pengobatan dan tidak bertanya
Ds : Klien dan keluarga - Pasien dan keluarga dan fisiologi, dengan Masalah belum teratasi penularannya lagi tentang
Menanyakan mampu cara yang tepat pengobatannya.

31
penyakit melaksanakan  Gambarkan tanda dan Planning Analisa
dan cara prosedur yang gejalah yang biasa Intervensi dilanjutkan Masalah teratasi Analisa
pengobatannya. dijelaskan secara muncul pada sebagian Masalah teratasi
Do : Klien dan keluarga benar penyakit, dengan cara
tampak bertanyak- Pasien dan keluarga yang tepat Planning Planning
tanya mampu menjelaskan  Identifikasi Intervensi dilanjkan  Intervensi
kepada dokter dan kembali apa yang kemungkinan dihentikan
perawat tentang dijelaskan perawat/tim penyebab, dengan
penyakit kesehatan lain nya cara yang tepat
dan pengobatan.  Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
 Hindari jaminan yang
kosong
 Sediakan bagi
keluarga atau SO
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat
 Diskusikan

32
perubahan gaya hidup
yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
dimasa yang akan
datang dan antar
proses pengontrolan
penyakit
 Diskusikan pilihan
trapi atau penanganna
 Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
 Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunikasi local,
dengan cara yang
tepat
 Intruksikan pasien

33
mengenal tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
keehatan, dengan cara
yang tepat

34
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pre-eklampsia berat adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester
II kehamilan 20 minggu lebih dikatakan preeclampsia berat biala disertai tekanan darah
160/110 mmHg atau lebih oligouria, urin kurang dari 40cc/jam 24 jam, proteinuria lebih
dari 3gr/Liter, adanya gangguan selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di epigastrium
dan terdapat edema paru dan sianosis misalnya pada molahidatidosa. (Hanifa
Wiknjosastri,2007).

Faktor pertama adalah genetik, jika ibu atau mertua kita memiliki riwayat
preeklampsia, kita juga berisiko mengalaminya pada satu kali atau lebih kehamilan, yang
kedua adalah adanya kelainan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah bisa
mengakibatkan suplai darah ke organ-organ vital seperti ginjal dan hati jadi berkurang.

Komplikasi yaitu Komplikasi pada ibu (Atonia uteri, Sindrom hellp


(hemolysis,elevated liver enzymes,low platelet count), Ablasi retina, Gagal jantung, Syok
dan kematian, sedangkan Komplikasi pada janin (Pertumbuhan janin terhambat,
Prematuritas, Kematian janin, Solusio plasenta

B. Saran
Pre-eklamsia berat memiliki beberapa faktor penyebab seperti faktor genetik namun
pelaksanaannya harus diawai dengan baik oleh tenaga kesehatan supaya dapat
ditanggulangi dan tidak terjadi eklamsia yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janin.

35
DAFTAR PUSTAKA

Henderson., Christine. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC

Maulana, M. (2008). Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Jl. Anggrek, Seleman,


Yogyakarta:Katahati.

Maulana, M. (2008). Panduan Kehamilan. Jl. Anggrek, Seleman, Yogyakarta: Katahati.

Nugroho, T. (2010). Kasus Emergency Kebidanan untuk Kebidanan dan Keperawatan.


Jl.Sorowajan Baru, Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurarif, A.H., Kusuma, H.(2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Jl.Ring Road Barat, Godegan Rt.5 Tamantirto,
Kasihan Bandul, Yogyakarta: Mediaction.

36

Anda mungkin juga menyukai