Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN GUGUS PULAU II

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN DI GUGUS PULAU


DENGAN RETENSIO PLASENTA DI PKM. H

Disusun Oleh :
Nama : Nazwa Mesfer
NIM : 124021 2017 104
Tingkat : III - B

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN
“RUMKIT TK III D.r J.A LATUMETEN”
AMBON 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

RETENSIO PLASENTA

A. Defenisi
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasentahingga atau melebihi waktu
30 menit setelah bayi lahir. (Prawirohardjo,2009)Retensio plasenta adalah belum lepasnya
plasenta dengan melebihiwaktu setengah jam. Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang
banyak,artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukantindakan
plasenta manual dengan segera. (Manuaba, 2006 )Istilah retensio plasenta dipergunakan jika
plasenta belumlahirsetengah jam sesudah anak lahir. (Sastrawinata, 2008)Jadi menurut
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran
plasenta selama setengah jamsetelah kelahiran bayi.

B. Etiologi
Penyebab retensio plasenta adalah:
1. Fungsional
a. His kurang kuat (penyebab terpenting)
b. Plasenta sukar terlepas karena
- Tempatnya : Insersi di sudut tuba,
- bentuknya : Plasenta membranacea, palsenta anularis

- ukurannya : Plasenta yang sangat kecil. (Sastrawinata, 2016)

2. Patologi – anatomi :
a. Plasenta akreta
b. Plasenta inkreta
c. Plasenta perkreta. (Sastrawinata, 2016)

C. Patofisiologi
Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahantetapi progresif
uterus mengecil, yang disebut retraksi, pada masa retraksiitu lembek namun serabut-
serabutnya secara perlahan memendek kembali.Peristiwa retraksi menyebabkan pembuluh-
pembuluh darah yang berjalandicelah-celah serabut otot-otot polos rahim terjepit oleh serabut
otot rahimitu sendiri. Bila serabut ketuban belum terlepas, plasenta belum terlepasseluruhnya
dan bekuan darah dalam rongga rahim bisa menghalangi prosesretraksi yang normal dan
menyebabkan banyak darah hilang(Prawirohardjo, 2017).

D. Manifestasi Klinis
Gejala yang selalu ada : Plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi
uterus baik. Gejala yang kadang-kadang timbul : Tali puasat putus akibat traksiyang
berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan. (Prawirohardjo, 2017)

1. Fisiologi Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15sampai 20 cm dan
tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Tali pusat berhubungan dengan
plasenta biasanya di tengah(insertio sentralis). Umumnya plasenta terbentuk lengkap
padakehamilan kurang lebih 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisiseluruh
kavum uteri. Bila diteliti benar, maka plasenta sebenarnya berasal dari sebagian besar dari
bagian janin, yaitu vili korialis yang berasal dari korion, dan sebagian kecil dari bagian
ibu yang berasaldari desidua basalis. Darah ibu yang berada di ruang interviller
berasaldari spiral arteries yang berada di desidua basalis. Pada sistole darahdisemprotkan
dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air mancur kedalam ruang interviller sampai
mencapai chorionic plate, pangkal dari kotiledon-kotiledon janin. Plasenta berfungsi
sebagai alat yangmemberi makanan pada janin, mengeluarkan sisa metabolisme
janin,memberi zat asam dan mengeluarkan CO2, membentuk hormon, serta penyalur
berbagai antibodi ke janin. (Prawirohardjo, 2009)

2. Fisiologi Pelepasan
PlasentaPemisahan plasenta ditimbulkan dari kontraksi dan retraksimyometrium sehinga
mempertebal dinding uterus dan mengurangiukuran area plasenta. Area plasenta menjadi
lebih kecil, sehingga plasenta mulai memisahkan diri dari dinding uterus dan tidak dapat
berkontraksi atau berintraksi pada area pemisahan bekuan darahretroplasenta terbentuk.
Berat bekuan darah ini menambah pemisahankontraksi uterus berikutnya akan
melepaskan keseluruhan plasentadari uterus dan mendorong keluar vagina disertai dengan
pengeluaranselaput ketuban dan bekuan darah retroplasenta. (WHO, 2001)
3. Predisposisi Retensio PlasentaBeberapa predisposisi terjadinya retensio plasenta yaitu :
a. Grandemultipara.
b. Kehamilan ganda, sehingga memerlukan implantasi plasentayang agak luas.
c. Kasus infertilitas, karena lapisan endometriumnya tipis.
d. Plasenta previa, karena dibagian isthmus uterus, pembuluhdarah sedikit, sehingga
perlu masuk jauh kedalam.
e. Bekas operasi pada uterus. (Manuaba, 2016)

E. Komplikasi
Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya :
1. PerdarahanTerjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit perlepasan
hingga kontraksi memompa darah tetapi bagian yangmelekat membuat luka tidak
menutup.
2. InfeksiKarena sebagai benda mati yang tertinggal di dalam rahimmeningkatkan
pertumbuhan bakteri.
3. Dapat terjadi plasenta inkarserata dimana plasenta melekat terussedangkan kontraksi pada
ostium baik.
4. Terjadi polip plasenta sebagai massa proliferasi yang mengalami infeksisekunder dan
nekrosis dengan masuknya mutagen, perlukaan yangsemula fisiologik dapat berubah
menjadi patologik dan akhirnyamenjadi karsinoma invasif. Sekali menjadi mikro invasif
atau invasif, proses keganasan akan berjalan terus.
5. Syok haemoragik. (Prawirohardjo, 2005)
6. Penanganan Retensio Plasenta Dengan Separasi Parsial :
a. Tentukan jenis Retensio yang terjadi karena berkaitan dengantindakan yang akan
diambil.
b. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan bilaekspulsi plasenta tidak
terjadi, cobakan traksi terkontrol tali pusat.
c. Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 mL NS/RL dengan 40tetesan/menit. Bila
perlu kombinasikan dengan misoprostol 400mg/rektal.
d. Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukanmanual plasenta secara
hati-hati dan harus untuk menghindariterjadinya perforasi dan perdarahan.
e. Lakukan transfusi darah apabila diperlukan.
f. Berikan antibiotika profilaksis (ampisilin 2 gr IV/oral +metronidazoll gr
supositoria/oral).
g. Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syokneurogenik.
(Prawirohardjo, 2009)

F. Penatalaksanaan Medis
1. Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV-line dengankateter yang
berdiameter besar serta pemberian cairan kristaloid(sodium klorida isotonik atau larutan
ringer laktat yang hangat, apabilamemungkinkan). Monitor jantung, nadi, tekanan darah
dan saturasioksigen. Transfusi darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi denganhasil
pemeriksaan darah.
2. Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringerlaktat atau NaCl 0.9%
(normal saline) sampai uterus berkontraksi.
3. Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasillanjutkan dengan drips
oksitosin untuk mempertahankan uterus.
4. Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta.Indikasi manual
plasenta adalah: Perdarahan pada kala tiga persalinankurang lebih 400 cc, retensio
plasenta setelah 30 menit anak lahir,setelah persalinan buatan yang sulit seperti forsep
tinggi, versiekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat
putus.
5. Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapatdikeluarkan dengan
tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa
plasenta dilakukan dengankuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-
hatikarena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase padaabortus.
6. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat
uterotonika melalui suntikan atau per oral.
7. Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi
sekunder.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap : Untuk menentukan tingkat hemoglobin ddantrombositopenia,
serta jumlah leukosit. Pada tanda yang di sertaidengan infeksi, laukosit biasanya
meningkat.
2. Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan menghitung protombin time( PT ) dan
Activated Partial Trombositin Time ( APPT) atau yang sederhana dengan Colotting Time
(CT) Ini di perlukanuntuk menyingkirkan perdarahan oleh factor lain.

Diagnosa Keperawatan
status kesehatan pasien yang nyata dan kemungkinan akan terjadidimana pemecahannya
dalam batas wewenang perawat.Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
klien perdarahan post partum menurut (Doenges, 2016) adalah :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
1. Diagnosa : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
Intervensi :
a) Memonitor TTV
b) Mengkaji warna cairan yang keluar pervagina
c) Melakukan menajemen aktif kala III kepada pasien
a.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
NY. X DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI RUANG IGD PKM. H KOTA AMBON

A. Pengkajian
Nama : Ny. A

Jenis Kelamin : Perempuan


Suku bangsa : Ambon/Indonesia
Alamat : Bentas
Tgl/ Jam Pengkajian : 30 Juni 2020 / 12.00 WIT
Puskesmas : PKM. H
No. Register : -
Diagnosa Medis : Retensio Plasenta

Penanggung jawab

Nama Tn. “S”


Usia 30 tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan PNS
Agama Kristen Protestan
Suku Ambon
Alamat Bentas

B. DATA PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
a. Airway
- Ada sumbatan jalan napas / Benda asing : Tidak ada
- Jenis benda asing : Tidak ada
- Bunyi nafas : Normal
b. Breathing
- Sesak : Tida ada
- Pola nafas : Teratur
- Respirasi : 22x/menit
c. Circulation
- TD : 90/70 Mm/Hg
- N : 100 x/menit
- R : 22 x/menit
- CRT : <3 detik

d. Disability
- GCS : 13 ( apatis )
- Reaksi Pupil : +/+

e. Exposure
- Suhu : 37 0C
- Fraktur/Luka : Tidak Ada
c.
2. Analisa Data

No DATA MASALAH PENYEBAB


1. DS :
- Klien mengatakan
telah mengalami
perdarahan
- Klien mengeluh
pusing
DO :
- Klien tampak Kekurangan volume cairan kehilangan cairan aktif

pucat
- Hb 8,4 gr/dl
- Mukosa bibir
kering
- Konjungtiva
anemis
3. Perencanaan Asuhan Keperawatan

No TUJUAN RENCANA TINDAKAN KRITERIA


KEBERHASILAN
1. Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
tindakan keperawatan 2. Kaji warna cairan yang keluar
selama 1 x 8 jam pervagina
masalah kekurangan 3. Lakukan menajemen aktif kala
volume cairan dapat III kepada pasien
teratasi dengan kriteria
hasil :
- Tidak terjadi
perdarahan
- Pusing
berkurang
- Hb 10 gr/dl
- Konjungtiva
merah mudah
- Mukosa bibir
lembab

4. Pelaksanaan

No Diagnosa Tanggal Kegiatan Hasil Hambatan


Keperawatan / jam
1. Kekurangan volume 1 juli 4. Memonitor 1. TD : 110/70 Tidak ada
cairan berhubungan 2020 TTV mmHg
dengan kehilangan 09.15 5. Mengkaji - N : 72 x/m
cairan aktif wit warna cairan - R : 20 x/m
( pendarahan ) yang keluar - S : 35,7 oC
pervagina 2. keluar darah
6. Melakukan pervagina
O9.30 menajemen berwarna Tidak ada
wit aktif kala III merah
kepada pasien kehitaman
3. Pasien merasa
10.15 nyaman Tidak ada
wit dengan
tindakan yang
di berikan

5. Evaluasi

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keterangan


1. 1 juli 2020 Kekurangan volume cairan S : pasien
berhubungan dengan mengatakan
kehilangan cairan aktif sudah merasa
( pendarahan ) lebih baik
O:
- klien tampak
rileks
- Hb 10 gr/dl
Mukosa bibir
kering
- konjungtiva
anemis
A : masalah
Kekurangan
volume cairan
berhubungan
dengan
kehilangan cairan
aktif ( pendarahan
) dapat teratasi
P : intervensi di
hentikan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MANEJEMEN AKTIF KALA III
AKPER RUMKIT
TK III Dr.J.A LATUMETEN

1. PENGERTIAN Tindakan yang di lakukan setelah bayi lahir untuk mempercepat


lepasnya plasenta
2. TUJUAN 1. Menurunkan kejadian perdarahan post partum
2. Mengurangi lamanya kala III
3. Mengurangi angka kematian dan kesakitan yang berhubungan
dengan perdarahan
3. PERSIAPAN ALAT 1. Oxytocin 10 IU
DAN BAHAN 2. Spuit 3 cc
3. Sarung tangan
4. PROSEDUR DAN INTRUKSI KERJA
LANGKAH - 1. Palpasi abdominal untuk memastikan tidak ada janin kedua
LANGKAH 2. Berikan penjelasan kepada ibu bahwa akan dilakukan injeksi
pada paha
3. Injeksi oxytocin 10 IU IM pada bagian lateral dan paha ibu
kira-kira 1/3 atas paha dalam waktu 2 menit dari kelahiran bayi.
4. Pindahkan klem tali pusat diujung, tempatkan kira-kira 5-10 cm
dari vulva
5. Lakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT ) dengan cara :
 Letakkan tangan kiri diatas symfisis
 Tegangkan tali pusat dengan tangan kanan
 Dorong uterus kearah dorso kranial pada saat ada his dan
terlihat tanda-tanda pelepasan placenta, sementara tangan
kanan menegangkan tali pusat
 Bila dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi, ulangi
pemberian oxytocin 10 IU
6. Keluarkan placenta
7. Segera setelah placenta lahir, segera tangan kiri melakukan
masase fundus uteri menggunakan palman dengan gerakan
melingkar sampai uterus berkontraksi
8. Sementara itu tangan kanan melakukan pemeriksaan
kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
9. Tempatkau plasenta pada wadah yang telah disediakan,cuci
tangan dengan larutan kiorin
6. EVALUASI Evaluasi TTD ibu, dan suhu
7. DOKUMENTASI Catat jam, hari, tanggal, setelah dilakukan tindakan menajemen
aktif kala III

Anda mungkin juga menyukai