KORONER
Disusun oleh:
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan bagi Saya sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Keperawatan
Gerontik, yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui
lebih jauh dari materi yang diberikan Dosen . Makalah yang berjudul tentang
“Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Penyakit Jantung Koroner”. Mengenai
penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam bagian pembahasan makalah
ini.
Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka saya sebagai penulis
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik
yang membangun dengan terbuka kami terima untuk meningkatkan kualitas
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Konsep Dasar Teori Penyakit Jantung Koroner.
2. Menjelaskan Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Koroner.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian gerontik
Gerontik berasal dari kata gerontology dan geriatric. Gerontologi adalah
cabang ilmu yang membahas atau menangani tentang proses penuaan
dan masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut. Sedangkan
geriatric berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada
orang yang berlanjut usia
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
didasarkan ilmu dan kiat/tekhnik keperawatan gerontik yang berbentuk
bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang komprehensif, ditujukan pada
klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan komunitas/masyarakat. Menurut undang-undang no.13/th
1998 bab i pasal 1 ayat 2 seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
Tahap dewasa merupakan tahap tumbuh mencapai titik perkembangan
yang maksimal. Setelah itu tumbuh mulai menyusut dikarenakan
berkurangnya jumlah sel-sel yang adadidalam tubuh. Sebagai akibatnya,
tubuh juga akan menglami penurunan fungsi secara perlahan-lahan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Laki laki merupakan 70% dari pasien dengan Angina Pektoris dan
bahkan sebagian besar menyerang pada laki laki kurang lebihnya 50 tahun
dan wanita 60 tahun. Namun, saat ini ada kecenderungan penyakit ini juga
diderita oleh pasien dibawah usia 40 tahun. (Prabowo & Pranata, 2017)
2) Keluhan utama
Ditandai oleh rasa nyeri yang terjadi jika kebutuhan oksigen
miokardium melebihi suplainya. Iskemia miokard dapat bersifat asimtomatis
(iskemia sunyi/silent ischemia), terutama pada pasien diabetes dan
pengkajian nyeri secara mendalam dapat menggunakan pendekatan PQRST.
(Prabowo & Pranata, 2017).
3) Alasan masuk rumah sakit
Pasien merasakan nyeri dada selama 3-5 hari berturut-turut sehingga
dia memeriksakan dirinya ke rumah sakit untuk mengetahui penyakitnya,
ternyata dia di fonis menderita penyakit jantung koroner (PJK). (Manurung,
2016)
4) Riwayat penyakit sekarang
Pada klien PJK merasakan nyeri dada.
5) Riwayat kesehatan terdahulu
Riwayat penyakit sebelumnya yang mendahului terjadi penyakit
jantung koroner adalah hipertensi, merokok, pengguna alkohol, diabetes
militus, kolesterol, pola hidup yang tidak sehat. (Prabowo & Pranata, 2017)
6) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat dalam keluarga biasanya pada laki-laki keturunan keluarga
pertama yang berusia <55 tahun, pada perempuan keturunan keluarga
pertama berusia < 65 tahun. (Setiati, 2014)
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran klien juga diamati apakah composmentis, apatis, somnolen,
delirium, semi koma dan koma. Keadaan juga diamati apakah sedang,
berat, ringan atau tampak tidak sakit.
2. Tanda-tanda vital
Dapat meningkat sekunder akibat nyeri atau menurun sekunder akibat
gangguan hemodinamik dan atau terapi farmakologi (Stillwell, 2011)
3. Pemeriksaan Fisik Persistem
a. Sistem Persyarafan
Meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh
ekstremitas, menanggapi respon dan edema jagular vena distension
(Prabowo & Pranata, 2017)
b. Sistem Penglihatan
Pada klien PJK mata mengalami pandangan kabur (Gordon,
2015)
c. Sistem Pendengaran
Pada klien PJK pada sistem pendengaran mengalami gangguan
(Gordon, 2015)
d. Sistem Abdomen
Datar dan tidak ada pembesaran hati (Gordon, 2015)
e. Sistem pernafasan
Pada pemeriksaan mungkin didapatkan peningkatan respirasi,
pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga
vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda / pink tinged. (Prabowo
& Pranata, 2017)
f. Sistem kardiovaskular
Hipotensi postural, frekuensi jantung meningkat, takipnea.
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal
atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara
jantung tambahan s3 atau s4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung / ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika
ada merupakan akibat dari insuflensi katub atau muskulus papilaris
yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau mengalami
penurunan (tachy atau bradi cardia). Irama jantung mungkin ireguler
atau juga normal. Odema anasarka, crackles mungkin juga timbul
dengan gagal jantung. (Prabowo & Pranata, 2017, hal. 195)
g. Sistem perkemihan
Kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah
pinggang, observasi dan palpasi pada daerah abdomen bawah untuk
mengatahui adanya retensi urine dan kaji tentang jenis cairan yang
keluar,
h. Sistem pencernaan
Mual, kehilangan nafsu makan, muntah, perubahan berat
badan. (Prabowo & Pranata, 2017)
i. Sistem integument
Warna kulit mungkin pucat baik dibibir dan dikuku, penurunan
turgor kulit. (Prabowo & Pranata, 2017)
j. Sistem muskuloskeletal
Pada klien PJK adanya kelemahan otot sehingga timbul
ketidakmampuan melakukan aktivitas yang diharapkan atau aktivitas
yang biasanya dilakukan. (Dewi, 2014)
k. Sistem endokrin
Pada pasien PJK biasanya terdapat peningkatan kadar gula
darah. (Dewi, 2014)
l. Sistem reproduksi
Pada pasien PJK akan mengalami penurunan jumlah produksi
urine dan frekuensi urine. (Dewi, 2014, hal 20)
m. Sistem imun
Pada pasien PJK akan mengalami penurunan, karena
disebabkan sering merokok, kurangnya berolahraga, dan kurangnya
menjaga kesehatan tubuh sehi ngga pada pasien PJK sistem imunnya
sangat terganggu. (Dewi, 2014, hal 20)
C. Diagnoa Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang mengandung
lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau
permukana bagian dalam pembuluh darah. Plak ini membuat intima menjadi kasar,
jaringan akan berkurang oksigen dan zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit
jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi infark miokard atau bila terjadi
iskemia miokard seperti angina pectori.
4.2 Saran
Kami menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, maka pembaca dapat
menggali kembali sumber-sumber lainnya, untuk menyempurnakannya. Jadi kami
harapkan kritik yang membangun dari anda sekalian, untuk kami lebih bisa baik dan
sempurna lagi dalam pembuatan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembacanya.
REVIEW JURNAL
DAFTAR PUSTAKA