Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN ARITMIA

OLEH :
S.Tr KEPERAWATAN 2A
GUSTI AYU PUTU YUNI ARIANTI P07120219008

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
2020

1
A. PENGERTIAN
Aritmia atau distritmia merupakan perubahan pada frekuensi dan irama jantung
yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis. Gangguan irama jantung
tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan
kecepatan denyut dan konduksi.Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan
komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium.
Aritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekwensi atau
irama. Aritmia adalah gangguan system hantar jantung dan bukan struktur jantung. Aritmia
dapat didefenisikan atau diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Aritmia
dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal implus dan mekanisme hantar yang terlibat.
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis. Aritmia timbul akibat
perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas
listrik sel.
B. TANDA dan GEJALA
Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu:
a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi
jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat;
edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan
(krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada
gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
e. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial);
kehilangan tonus otot/kekuatan
f. Palpitasi
g. Pingsan
h. Rasa tidak nyaman di dada
i. Lemah atau keletihan (perasaan

2
j. Detak jantung cepat (tachycardia)
k. Detak jantung lambat (bradycardia)(Smeltzer, 2002).

C. POHON MASALAH

3
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. EKG: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber
disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung. Contoh Aritmia EKG
dengan Kriterianya
Ventrikel Region

(Idioventrikular Rhytm)
Ciri-cirinya :
Irama regular
Frekwensi 20 - 40 x/menit
Tidak ada gelombang P
Komplek QRS lebar or lebih dari normal

(Ventrikel Takikardia/ VT)


Ciri-cirinya :
Irama regular
Frekwensi 100-250x/menit
Tidak ada gelombang P
Komplek QRS lebar atau lebih dari normal

4
(Sinus Takikardia)
Ciri-cirinya):
Sama dengan sinus bradikardia, yang membedakanya adalah frekwensi jantung (HR)
lebih dari 100x/menit.

(Sinus Aritmia)
Ciri-cirinya :
Sama dengan kriteria sinus rhytme, yang membedakannya adalah pada sinus aritmia
iramanya tidak teratur karena efek inspirasi & ekspirasi.
2. Monitor Holter: Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana
disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada: Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi
ventrikel atau katup
4. Skan pencitraan miokardia: dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat
mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan: dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan
disritmia.
6. Elektrolit: Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat: Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid: peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi: Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh endokarditis
sebagai faktor pencetus disritmia.

5
10. GDA/nadi oksimetri: Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a. Anti aritmia Kelas 1: sodium channel blocker
 Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah
berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial
fibrilasi dan aritmi yang mEnyertai anestesi. Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
 Kelas 1 B
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.Mexiletine
untuk aritmia entrikel dan VT
 Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) : Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi
aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) : Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) : Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia

2. Terapi mekanis
a. Kardioversi: mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang memiliki
kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
b. Defibrilasi: kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
c. Defibrilator kardioverter implantabel: suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode
takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi
ventrikel.
d. Terapi pacemaker: alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot
jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

6
F. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini antara lain: Nama, Umur, JenisHal-hal yang perlu
dikaji pada bagian ini antara lain: Nama, Umur, JenisKelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama,
Status Mental, Suku, Keluarga/orangKelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental,
Suku, Keluarga/orangterdekat, alamat, nomor registrasi.
b. Keluhan Utama
Berisi data pasien singkat dan jelas, 2 atau 3 kata yang merupakan keluhanyang membuat pasien
meminta bantuan kesehatan.yang membuat pasien meminta bantuan kesehatan.Jika pengkajian
dilakukan setelah beberapa hari pasien MRS maka keluhanJika pengkajian dilakukan setelah
beberapa hari pasien MRS maka keluhanutama diisi dengan keluhan yang dirasakan saat
pengkajian. Misalnya: keluhanutama diisi dengan keluhan yang dirasakan saat pengkajian.
Misalnya: keluhanutama pada pasien dengan hipertensi misalnya sakit kepala.utama pada pasien
dengan hipertensi misalnya sakit kepala
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama MRS, factor pencetus, lamanya keluhan, timbulnya keluhan,faktor yang
memperberat, upaya yang dilakukan untuk mengatasinya dan diagnose faktor yang memperberat,
upaya yang dilakukan untuk mengatasinya dan diagnose medis
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah dialami, riwayat alergi, kebiasaan merokok, minumkopi, obatkopi, obat – –
obatan dan alcohol. obatan dan alcohol.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit yang dialami satu anggota keluarga, bila merupakan penyakitketurunan, mengkaji 3
generasi ke atas. Anggota keluarga apakah ada yangketurunan, mengkaji 3 generasi ke atas.
Anggota keluarga apakah ada yangmempunyai hipertensi atau tidak.mempunyai hipertensi atau
tidak
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Identifikasi lingkungan sekitar rumah klien, apakah klien tinggal di lingkungantinggal di
lingkungan bersih atau kotor. bersih atau kotor.
g. Pemeriksaan Pasien
1. Gangguan sirkulasi spontan

7
- Kaji frekuensi nafas pasien
- Kaji frekuensi nadi pasien
- Kaji tekanan sistolik dan diastolic pasien
- Kaji dan hitung jumlah produksi urine pasien
- Kaji saturasi oksigen pasien
- Kaji gambaran EKG pasien apakah menunjukkan aritmia letal atau aritmia mayor
- Kaji apakah pasien mengalami penurunan kesadaran atau tidak
- Kaji tekanan parsial atau konsentrasi maksimal karbon dioksida (CO2) pada akhir napas yang
di hembuskan (ETCO2) pasien
2. Penurunan curah jantung
- Kaji gambaran EKG pasien
- Kaji apakah pasien mengalami Ortopneu, paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
- Kaji apakah pasien mengalami distensi vena jugularis
- capillary refill time >3 detik. Oliguria
a. Inspeksi
- Kaji apakah warna kulit pasien pucat
- Kaji apakah pasien mangelami edema
- Kaji apakah kudran tempat hati mengalami perbesaran
b. Palpasi
- Kaji palpitasi pasien
- Kaji apakah paseian mengalami takikardi atau bradikardia
- Kaji central venous pressure (CVP)
- Kaji nadi perifer teraba lemah
c. auskultasi
- Kaji apakah terdengar terdengar suara jantung S3/S4
3. Risiko gangguan sirkulasi spontan
- Kaji apakah pasien mengalami keurangan volume cairan
- Kaji apakah pasien mengalami hipoksia, hipoksia, hipotermia, hipokalemia/hiperkalemia
- Kaji ,asidosis, toksin, tamponade jantung, tension pneumothorax, thrombosis jantung
4. Risiko penurunan curah jantung

8
- Kaji perubahan afterload
- Kaji perubahan frekuensi jantung
- Kaji perubahan irama jantung,
- Kaji perubahan preload
5. Intoleransi aktivitas
- Kaji apakah pasien mengeluh lelah, dyspnea saat/setelah aktivitas merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas,
- Kaji apakah pasien merasa lemah, frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat,
tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat,
- Kaji gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setelah aktivitas,
- Kaji gambaran EKG menunjukkan iskemia, sianosis

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)


1. Gangguan sirkulasi spontan b.d abnormalitas kelistrikan jantung, abnormalitas struktur
jantung, penurunan fungsi ventrikel d.d frekuensi nadi < 50 kali/menit atau >150
kali/menit, tekanan darah sistolik < 60 mmHg atau >200 mmHg, frekuensi nafas <6
kali/menit atau >30 kali/menit, kesadaran menurun atau tidak sadar, suhu tubuh <34,5 0c,
tidak ada produksi urin dalam 6 jam, saturasi oksigen <85%, gambaran EKG menunjukkan
aritmua letal, gambaran EKG menunjukan aritmia mayor, ETCO2 < 35 mmHg
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung, perubahan frekuensi jantung,
perubahan kontraktilitas, perubahan preloas, perubahan afterload d.d :
- Perubahan irama jantung : palpitasi, bradikardia/takikardia, gambaran EKG aritmia atau
gangguan konduksi
- Perubahan preload : lelah, edema, distensi vena jugularis, central venous pressure (CVP),
hematomegali
- Perubahan afterload : dispneas, tekanan darah meningkat/menurun, nadi perifer teraba
lemah, capillary refill time >3 detik. Oliguria, warna kulit pucat
- Perubahan kontraktilitas : paroxysmal nocturnal dyspnea (PND), ortopnea, batuk,
terdengar suara jantung S3/S4, ejection fraction (EF) menurun

9
3. Risiko gangguan sirkulasi spontan d.d kekurangan volume cairan, hipoksia, hipotermia,
hipokalemia/hiperkalemia, hipoglikemia/hiperglikemia,asidosis, toksin, tamponade
jantung, tension pneumothorax, thrombosis jantung
4. Risiko penurunan curah jantung d.d perubahan afterload, perubahan frekuensi jantung,
perubahan irama jantung, perubahan preload.
5. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
mengeluh lelah, dyspnea saat/setelah aktivitas merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas, merasa lemah, frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat, tekanan
darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setlah
aktivitas, gambaran EKG menunjukkan iskemia, sianosis

10
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan (SIKI) Rasional
(SLKI)
1. .Gangguan sirkulasi spontan b.d Setelah dilakukan asuhan Resusitasi Jantung Paru (I.02083) 1. Untuk mengetahui kondisi
abnormalitas kelistrikan jantung, keperawatan ..x... jam Observasi : keamanan penolong,
abnormalitas struktur jantung, diharapkan sirkulasi spontan 1. Identifikasi keamanan penolong, lingkungan, pasien
penurunan fungsi ventrikel d.d pasien (L02015) meningkat lingkungan, pasien 2. Untuk mengetahui respon
frekuensi nadi < 50 kali/menit atau dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi respon pasien pasien
>150 kali/menit, tekanan darah 1. Tingkat kesadaran 3. Monitor nadi karotis dan nafas 3. Untuk mengetahui kondisi
sistolik < 60 mmHg atau >200 meningkat ke skala 4 setiap 2 mnit atau 5 silus RJP nadi karotis
mmHg, frekuensi nafas <6 2. Frekuensi nadi menurun ke Terapeutik : 4. Untuk menjaga keamann diri
kali/menit atau >30 kali/menit, skala 4 4. Pakai alat pelindung diri 5. Untuk mempermudah dalam
kesadaran menurun atau tidak 3. Tekanan darah menurun ke 5. Aktifkan emergency medical memberikan bantuan
sadar, suhu tubuh <34,50c, tidak ada skala 4 sistem atau berteriak minta tolong 6. Agar memudahkan penolong
produksi urin dalam 6 jam, saturasi 4. Suhu tubuh menurun ke 6. Atur posisi penolong berlutut dalam meberikan bantuan
oksigen <85%, gambaran EKG skala 4 disamping korban 7. Untuk mengetahui kondisi
menunjukkan aritmua letal, 5. Saturasi oksigen menurun 7. Raba nadi karotis dalam waktu nadi karotis
gambaran EKG menunjukan ke skla 4 <10 detik 8. Untuk membantu
aritmia mayor, ETCO2 < 35 mmHg 6. Gambaran EKG aritmia 8. Berikan rescue breathing jika mengembalikan kondisi pasien
menurun ke skla 4 ditemukan ada nadi tapi tidak ada 9. Membantu dalam
7. ETCO2 menurun ke skala 4 nafas melaksanakan kegiatan
8. Produksi urin menurun ke 9. Kompresi dada 30 kali 10. Mempermudah dalam
skala 4 dikombinasi dengan bantuan nafas 2 meberikan pertolongan

11
kali jika ditemukan tidak ada nadi 11. Untuk mengembalikan
dan tidak ada nafas kondisi umum pasien
10. Kompresi dengan tumit telapak 12. Agar tidak ada sumbatan
tangan menumpuk diatas telapak jalan nafas
tangan yang lain tegak lurus pada 13. Untk membantu pasien agar
pertengahan dada mempermudah dalam bernafas
11. Kompresi dengan kedalaman 14. Agar sesuai dengan prosedur
kompresi 5-6 cm dengan kecepatan pertolongan
100-120 kali/menit 15.Untuk bisa melakukan
12. Bersihkan dan buka jalan nafas prosedur berikutnya
dengan head tilt-chin lift atau jaw 16. Agar keluarga atau
thrust pengantar pasien mengerti
13. Berikaan bantuan nafas dengan tentang posedur yang telah
menggunakan bag valve mask dilakukan
dengan tehnik EC-Clamp 17. Agar mempermudah dalam
14. Kombinasi kompresi dan melakukan tindakan
ventilasi selama 2 mnit atau
sebanyak 5 siklus
15. Hentikan RJP jika ditemukan
adanya tanda-tanda kehidupan
Edukasi :
16. Jelaskan tujuan dan prosedur

12
tindaan kepada keluarga atau
pengantar pasien
17. Kolaborasi tim medis untuk
bantuan lanjut

2. Penurunan curah jantung b.d Setelah dilakukan asuhan Perawatan Jantung (I. 02075) 1. Mengetahui apakah ada tanda
perubahan irama jantung, perubahan keperawatn …x.. diharapkan Observasi : gejala primer penurunan curah
frekuensi jantung, perubahan Curah Jantung (L.02008) 1. Identifikasi tanda/gejala primer jantung
kontraktilitas, perubahan preloas, meningkat dengan kriteria penurunan curah jantung 2. Mengetahui apakah ada tanda
perubahan afterload d.d palpitasi, hasil : 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder gejala sekunder penurunan
bradikardia/takikardia, gambaran EKG 1. Kekuatan nadi perifer penurunan curah jantung curah jantung
aritmia atau gangguan konduksi, lelah, meningkat ke skala 4 3. Monitor tekanan darah 3. Mengetahui tekanan darah
edema, distensi vena jugularis, central 2. Cardiac index (CI) 4. Monitor berat badan setiap pagi 4. Mengetahui berat badan
venous pressure (CVP), meningkat ke skaala 4 pada waktu yang bersamaan harian
hematomegali, dispneas, tekanan 3. LVSWI meningkat ke skala 5. Monitor saturasi oksigen 5. Mengetahui sturasi oksigen
darah meningkat/menurun, nadi 4 6. Monitor keluhan nyeri dada 6. Mengetahui keluhan nyeri
perifer teraba lemah, capillary refill 4. SVI meningkat ke skala 4 7. Monitor EKG 12 sadapan dada
time >3 detik. Oliguria, warna kulit 5. Palpitasi menurun ke skala 4 8. Monitor aritmia 7. Mengetahui adanya EKG 12
pucat, paroxysmal nocturnal dyspnea 6. Bradikardia menurun ke 9. Monitor nilai laboratorium sadapan
(PND), ortopnea, batuk, terdengar skala 4 jantung 8. Mengetahui adanya aritmia

13
suara jantung S3/S4, ejection fraction 7. Takikardia menurun ke Terapeutik : 9. Mengetahui nilai
(EF) menurun skala 4 10. Posisikan pasien semi fowler laboratorium jantung
8. Gambaran EKG aritmia dengan kaki ke bawah 10. Memperlancar pernafasan
menurun ke skala 4 11. Berikan diet jantung yang sesuai dan sirkulasi darah
9. Lelah menurun ke skala 4 12. Fasilitasi pasien dan keluarga 11. Untuk memenuhi kebutuhan
10. Edema menurun ke skala 4 untuk modifikasi gaya hidup sehat pasien
11. Distensi vena jugularis 13. Berikan oksigen untuk 12. Untuk mengubah gaya hidup
menurun ke skala 4 mempertahankan saturasu oksigen pasien
12. Dispnea menurun ke skala >94% 13. Untuk memperatahnkan
4 Edukasi : saturasi oksigen
13. Oliguria menurun ke skala 14. Anjurkan beraktivitas fisik 14. Untuk melakukan mobilisasi
4 sesuai toleransi tubuh
15. Pucat/sianosis menurun ke 15. Anjurkan berhenti merokok 15. Untuk menerapkan pola
skala 4 16. Anjurkan pasien dan keluarga hidup sehat
16. PND menurun ke skala 4 mengukur berat badan harian 16. Untuk mengeathui berat
17. Ortopnea menurun ke skala Kolaborasi : badan harian
4 17. Kolaborasi pemberian 17. Untuk memperingan kondisi
18. Batuk menurun ke skala 4 antiaritmia sritmia
19. Suara jantung S3 menurun 18. Rujuk ke program rehabilitasi 18. Untuk menerapkan
ke skala 4 jantung rehabilutasi jantung
20. Suara jantung S4 menurun
ke skala 4

14
21. Murmur jantung menurun
ke skala 4
22. Berat badan menurun ke
skala 4
23. Hepatomegalu menurun ke
skala 4
24. PVR menurun ke skala 4
25. Sistemic Vaskular
Resistanse menurun ke skala 4
26. CRT membaik ke skala 4
27. PAWP membaik ke skala 4
28. Central Venous Pressure
membaik ke skala 4

15
3. Risiko gangguan sirkulasi spontan Setelah dilakukan asuhan Perawatan Jantung Akut 1. Untuk mengetahui
d.d kekurangan volume cairan, keperawatan ..x… jam (I. 02076) karakteristik nyeri dada
hipoksia, hipotermia, diharapkan Sirkulasi Spontan Observasi : 2. Untuk mengetahui keadaan
hipokalemia/hiperkalemia, (L. 02015) meningkat dengan 1. Identifikasi karakteristik nyeri EKG 12 sadapan
hipoglikemia/hiperglikemia,asidosis, kriteria hasil : dada 3. Untuk mengetahui apakah ada
toksin, tamponade jantung, tension 1. Tingkat kesadaran 2. Monitor EKG 12 sadapan untuk gejala aritmia
pneumothorax, thrombosis jantung meningkat ke skala 4 perubahan ST dan T 4. Untuk mengetahui apakah ada
2. Frekuensi nadi menurun ke 3. Monitor aritmia elektrolit yang meningkatkan
skala 4 4. Monitor elektrolit yang dapat risiko aritmia
3. Tekanan darah menurun ke meningkatkan risiko aritmia 5. Untuk mengetahui adanya
skala 4 5. Monitor enzim jantung enzim jantung
4. Frekuensi nafas menurun ke 6. Monitor saturasi oksigen 6. Untuk mengetahui adanya
skala 4 Terapeutik : saturasi oksigen
5, Suhu tubuh menurun ke 7. Pertahankan tirah baring minimal 7. Untuk mengoptimaklan
skala 4 12 jam mobilisasi tubuh pasien
6. Saturasi oksigen menurun 8. Pasang akses intravena 8. Untuk mempermudah
ke skala 4 9. Siapkan menjalani intervensi pemberian obat dan cairan
7. Gambaran EKG aritmia coroner perkutan 9.Untuk menjalani coroner
menurun ke skala 4 Edukasi : perkutan
8. ETCO2 menurun ke skala 4 10. Anjurkan segera melapor nyeri 10. Untuk mengetahui saat
9. Produksi urin menurun ke dada terjadi nyeri dada

16
skala 4 11. Ajarkan tehnik menurunkan 11. Untuk menurunkan
kecemasan dan ketakuan kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi : 12. Untuk memperingan gejala
12. Kolaborasi pemberian aritmia
antiangina 13. Untuk mengetahui kondisi
13. Kolaborasi pemberian x-ray organ dalam dada
dada

4. Risiko penurunan curah jantung d.d Setelah dilakukan asuhan 1. Mengetahui apakah ada tanda
afterload, perubahan frekuensi keperawatn …x.. diharapkan Perawatan Jantung (I. 02075) gejala primer penurunan curah
jantung, perubahan irama jantung, Curah Jantung (L.02008) Observasi : jantung
perubaahan preload meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi tanda/gejala primer 2. Mengetahui apakah ada tanda
hasil : penurunan curah jantung gejala sekunder penurunan
1. Kekuatan nadi perifer 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder curah jantung
meningkat ke skala 4 penurunan curah jantung 3. Mengetahui tekanan darah
2. Cardiac index (CI) 3. Monitor tekanan darah 4. Mengetahui berat badan
meningkat ke skaala 4 4. Monitor berat badan setiap pagi harian
3. LVSWI meningkat ke skala pada waktu yang bersamaan 5. Mengetahui sturasi oksigen

17
4 5. Monitor saturasi oksigen 6. Mengetahui keluhan nyeri
4. SVI meningkat ke skala 4 6. Monitor keluhan nyeri dada dada
5. Palpitasi menurun ke skala 4 7. Monitor EKG 12 sadapan 7. Mengetahui adanya EKG 12
6. Bradikardia menurun ke 8. Monitor aritmia sadapan
skala 4 9. Monitor nilai laboratorium 8. Mengetahui adanya aritmia
7. Takikardia menurun ke jantung 9. Mengetahui nilai
skala 4 Terapeutik : laboratorium jantung
8. Gambaran EKG aritmia 10. Posisikan pasien semi fowler 10. Memperlancar pernafasan
menurun ke skala 4 dengan kaki ke bawah dan sirkulasi darah
9. Lelah menurun ke skala 4 11. Berikan diet jantung yang sesuai 11. Untuk memenuhi kebutuhan
10. Edema menurun ke skala 4 12. Fasilitasi pasien dan keluarga pasien
11. Distensi vena jugularis untuk modifikasi gaya hidup sehat 12. Untuk mengubah gaya hidup
menurun ke skala 4 13. Berikan oksigen untuk pasien
12. Dispnea menurun ke skala mempertahankan saturasu oksigen 13. Untuk memperatahnkan
4 >94% saturasi oksigen
13. Oliguria menurun ke skala Edukasi : 14. Untuk melakukan mobilisasi
4 14. Anjurkan beraktivitas fisik tubuh
15. Pucat/sianosis menurun ke sesuai toleransi 15. Untuk menerapkan pola
skala 4 15. Anjurkan berhenti merokok hidup sehat
16. PND menurun ke skala 4 16. Anjurkan pasien dan keluarga 16. Untuk mengeathui berat
17. Ortopnea menurun ke skala mengukur berat badan harian badan harian
4 Kolaborasi : 17. Untuk memperingan kondisi

18
18. Batuk menurun ke skala 4 17. Kolaborasi pemberian sritmia
19. Suara jantung S3 menurun antiaritmia 18. Untuk menerapkan
ke skala 4 18. Rujuk ke program rehabilitasi rehabilutasi jant
20. Suara jantung S4 menurun jantung
ke skala 4
21. Murmur jantung menurun
ke skala 4
22. Berat badan menurun ke
skala 4
23. Hepatomegalu menurun ke
skala 4
24. PVR menurun ke skala 4
25. Sistemic Vaskular
Resistanse menurun ke skala 4
26. CRT membaik ke skala 4
27. PAWP membaik ke skala 4
28. Central Venous Pressure
membaik ke skala 4

5. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Mengetahui deficit dari

19
ketidakseimbangan antara suplai dan keperawatan ..x.. diharapkan Terapi Aktivitas (I05186) tingkaat aktivitas yang
kebutuhan oksigen d.d mengeluh Toleransi Aktivitas (L05047) Observasi : dilakukan
lelah, dyspnea saat/setelah aktivitas meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi deficit tingkat 2. Mengetahui sumber daya
merasa tidak nyaman setelah hasil : aktivitas yang diinginkan pasien
beraktivitas, merasalemahfrekuensi 1. Keluhan lelah menurun ke 2. Identifikasi sumber daya untuk 3. Mengetahui strategi apa untuk
jantung meningkat >20% dari kondisi skala 4 aktivitas yang diinginkan meningkatkan pasrtisipasi dan
istirahat, tekanan darah berubah 2. Dyspnea saat beraktivitas 3. Identifikasi strategi meningkatkan aktivitas
>20% dari kondisi istirahat, menurun ke skala 4 partisipasi dalam aktivitas 4. Mengetahui makna aktivitas
gambaran EKG menunjukan aritmia 3. Dyspnea setelah aktivitas 4. Identifikasi makna aktivitas rutin sehari yang dilakukan
saat/setlah aktivitas, gambaran menurun ke skala 4 5. Monitor respon emosional, fisik, 5. Mengetahui respon
EKG menunjukkan iskemia, sianosis 4. Perasaan lemah menurun ke social, spiritual terhadap aktivitas emosional, fisik, social, spiritual
skala 4 Terapeutik : terhadap aktivitas
5. Aritmia saat beraktivitas 6. Fasilitasi pada focus kemapuan, 6. Mengetahui kemampuan
menurun ke skala 4 buka deficit yang dialami aktivitas
6. Aritmia setelah aktivitas 7. Sepakati komitmen untuk 7. Mendapatkan komitmen
menurun ke skala 4 meningkatkan fekuensi dan retan untuk meningkatkan frekuensi
7. Sianosis menurun ke skala 4 aktivitas dan retan aktivitas
8. Tekanann darah membaik ke 8. Fasilitasi memilih aktivitas dan 8. Mendapatkan kebebasan
skala 4 tetapkan tujuan aktivitas yang memilih aktivitas
9. EKG iskemia membaik ke konsisten sesuai dengan 9. Mendapatkan aktivitas yang
skala 4 fisik,psikologis,social sesuai
9. Koordinaikan pemilihan aktivitas 10. Mengetahui makna aktivitas

20
yang sesuai yang dipilih
10. Fasilitasi makna aktivitas yang 11. Mendapatkan transportasi
dipilih untuk mengahdiri aktivitas
11. Fasilitasi transportasi untuk 12. Mendapatkan lingkungan
menghadiri aktivitas sehari-hari yang sesui untuk aktivitas
12. Fasilitasi pasien dan keluarga 13. Memperoleh aktivitas fisik
untuk menyesuikan lingkungan 14. Mendapatkan aktivitas
untuk mengakomodasi aktivitas pengganti saat mengalami
yang dipilih keterbatasan waktu, energy,
13. Fasilitasi aktivitas fisik rutin gerak
14. Fasilitasi aktivitas pengganti saat 15. Memperoleh aktivitas
mengalami keterbatasan waktu, motoric kasar untuk pasien
energy, gerak hiperaktuf
15. Fasilitasi aktivitas motoric kasar 16. Memahami metode aktivitas
untuk pasien hiperaktif sehari-hari
Edukasi : 17. Mengetahui cara melakukan
16. Jelaskan metode aktivitas sehari- aktivitas fisik
hari 18. Melakukan aktivitas fisik,
17. Ajarkan cara melakukan social, spiritual, kognitif
aktivitas fisik 19. Sgar ikut berpatisifasi dalam
18. Anjurkan melakukan aktivitas aktivitas kelompok atau terapi
fisik, social, spiritual, kognitif 20. Agar pasien mendapatkan

21
19. Anjurkan terlibat dalam motivasi dalam melakukan
aktivittas aktivitas fisik
kelompok atau terapi 21. Mendapatkan terapi okupasi
20. Anjurkan keluarga memberi dalam program aktivitas
penguatan positif atas partisipasi
dalam aktivitas
Kolaborasi
21. Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas

22
I. PELAKSANAAN
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah melakukan tindakan- tindakan keperawatan yang telah direncanakan dan
dilanjutkan dengantindakan keperawatan yang telah direncanakan dan dilanjutkan dengan pendokumentasian semua tindakan
yang pendokumentasian semua tindakan yang telah dilakukan beserta hasil-hasilnya.telah dilakukan beserta hasil-hasilnya.
Beberapa petunjuk pada pelaksanaan adalah sebagai berikut
a. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi.
b.Keterampilan interpersonal, interpersonal, intelektual, intelektual, teknikal, teknikal, dilakukan dilakukan dengan dengan
cermat cermat dandanefisien pada situasi yang tepat.
c. Keamanan fisik dan psikologis dilindungi.
.d. Dokumentasi intervensi dan respons klien.
.Setelah pelaksanaan selesai, dilakukan dokumentasi intervensi secara tertulisSetelah pelaksanaan selesai, dilakukan
dokumentasi intervensi secara tertulis pada catatan keperawatan dan proses keperawatan. pada catatan keperawatan dan
proses keperawatan

J. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan adalah tahap akhir proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai bertujuan untuk menilai hasil akhir
darhasil akhir dari keseluruhan tindakan keseluruhan tindakan keperawatan yang telakeperawatan yang telahhdilakukan. Tahap evaluasi
merupakan indikator keberhasilan dalam penggunaandilakukan.
Evaluasi terdiri dari yaitu :
S : Data subjektif yang didapat dari pasien setelah mendapatkan asuhan keperawatan yang diterapkan perawat
O : Data objektif yang Nampak dari pasien setelah diberikan asuhan keperawatan

23
A : Apakah masalah yang dialami pasien telah teratasi atau belum
P : Pertahankan kondisi pasien

24
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi B. Trisnohadi. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI

Smeltzer Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih
bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa
Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC.

Santoso Karo karo. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Ganong F. William, 2003, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, EGC, Jakarta.20, EGC,
Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai