DISUSUN OLEH:
AMALIA PUTRIDIANA (071201061)
A. PENGERTIAN
Akut Miokard Infark (AMI) adalah suatu keadaan kematian jaringan otot
jantung akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi
secara mendadak. Penyebab paling sering adalah adanya sumbatan pembuluh jantung,
sehingga terjadi gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard
(Setianto, et.al., 2003; dalam Kasron 2012).
Akut Miokard Infark (AMI) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang
disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri
koroner. Sumbatan ini sebagian besar disebabkan oleh rupture flak ateroma pada
arteri koroner yang kemudian diikuti oleh terjadinya thrombosis, vasokontriksi, reaksi
inflamasi dan mikroembolisasi distal (Arif Muttaqin, 2009; dalam Wijaya dan Putri,
2013).
Akut Miokard Infark adalah nekrosis daerah miokardial yang biasanya
disebabkan oleh suplai darah yang terhambat atau berhenti terlalu lama dan
manifestasi klinis pertama adalah iskemia jantung, atau adanya riwayat angina
pectoris (Sunaryo, 2015).
B. KLASIFIKASI
Menurut Rendi dan Margareth, (2012), jenis-jenis miokard infark terbagi menjadi
2 (dua) yaitu:
1. Miokard infark subendocardial
Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat peka
terhadap iskemia dan infark. Miokard infark subendokardial terjadi akibat
aliran darah subendokardial yang relatif menurun dalam waktu lama sebagai
akibat perubaha derajat penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh
kondisi-kondisi seperti hipotensi, perdarahan, hipoksia. Derajat nekrosis dapat
bertambah bila disertai peningkatan kebutuhan oksigen miokard misalnya
akibat takikardia atau hipertrofi ventrikel.
2. Miokard infark transmural
Pada lebih dari 90% pasien miokard infark transmural berkaitan
dengan thrombosis koroner. Trombosis sering terjadi di daerah yang
mengalami penyempitan arterioskleorotik. Penyebab lain lebih jarang
ditemukan, termasuk disini misalnya perdarahan dalam plague
arterioskleorotik dengan hematom intramural, spasme yang umumnya terjadi
ditempat arterioskleorotik yang emboli koroner. Miokard infark dapat terjadi
walau pembuluh koroner normal, tetapi hal ini amat jarang.
Menurut Morton, 2012 (dikutip dalam Nurafif & Kusuma, 2015) yang termasuk
didalam Akut miokard infark:
1. Angina pectoris
Angina pectoris adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri
dada atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit arteri koronari,
pasien dapat menggambarkan sensasi seperti tekanan, rasa penuh, diremas,
berat atau nyeri. Angina pictoris disebabkan oleh iskemia myocardium
reversible dan sementara yang dicetuskan oleh ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen myocardium dan suplai oksigen myocardium yang berasal
dari penyempitan arterosklerosis arteri koroner.
2. Akut Miokard Infark tanpa elevasi ST (NSTEMI), disebabkan oleh penurunan
suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang
diperberat oleh obstruksi koroner.
3. Akut Miokard Infark dengan elevasi ST (STEMI), umumnya terjadi jika aliran
dalam koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus pada plak
aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya . Ini disebabkan karena injuri yang
disebabkan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi
lipid.
C. ETIOLOGI
Penyebabnya dapat karena penyempitan kritis arteri koroner akibat arterosklerosis
atau oklusi arteri komplet akibat embolus atau thrombus. Penurunan aliran darah
koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan hemoragi. Pada setiap kasus terdapat
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard (Rendi dan
Margareth, 2012). Menurut (Murwani, 2011) ada beberapa penyebab lain terjadinya
AMI yaitu:
1. Sindroma klasik : sumbatan total yang terjadi secara tiba-tiba pada arteri.
2. Koronaria besar oleh thrombosis.
3. Hiperkholesterolemia atau meningkatnya kadar kolesterol dalam pembuluh
darah.
Secara garis besar terdapar dua jenis faktor resiko bagi setiap orang untuk terkena
AMI, yaitu faktor resiko yang bisa dimodifikasi dan faktor resiko yang tidak bisa
dimodifikasi (Kasron, 2012):
1. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
Merupakan faktor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi
tertentu maka bisa dihilangkan. Yang termasuk dalam kelompok ini
diantaranya:
a. Merokok
b. Konsumsi Alkohol
c. Infeksi
d. Hipertensi sistemik
e. Obesitas
f. Kurang olahraga
g. Penyakit Diabetes
2. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
Merupaka faktor yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu
diantaranya:
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Riwayat keluarga
d. RAS
e. Geografi
f. Tipe kepribadian
g. Kelas sosial
D. MANIFESTASI KLINIS
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremasremas,
ditekan, ditusuk, panas atau tertindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan
(umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri
berlangsung lebih lama dari angina pektoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin.
Kadang-kadang, terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri
sama sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat
dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan. Walaupun AMI
dapat merupakan manifestasi pertama peyakit jantung koroner namun bila anamnesis
dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah didahului keluhan-keluha angina,
perasaan tidak enak di dada atau epigastrium (Kasron, 2012).
Menurut Kasron (2012) tanda dan gejala Akut Miokard Infark (TRIAGE
AMI) adalah :
1. Klinis
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak
mereda, biasanya di atas region sternal bawah dan abdomen bagian
atas, ini merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar
ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan
tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NGT).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melanyang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor (menumpulkan pengalaman nyeri).
2. Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung
a. CPK-MB/CPK (Creatine Phosphokinase), Isoenzim yang ditemukan
pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24
jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH (Laktat Dehidrogenase), Meningkat dalam 12-24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal.
c. AST/SGOT (Serum Glutamic Oxsalotransamine Test), Meningkat
(kurang nyata atau khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam
24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari.
3. EKG (Electrocardiogram)
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi
kemudian ialah adanya gelombang Q atau QS yang menandakan adanya
kematian jaringan.
E. PATOFISIOLOGIS
Akut Miokard Infark sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor
resiko seperti merokok, obesitas, hipertensi dan lain-lain. Faktor ini disertai dengan
proses kimiawi terbentuknya lipoprotein di tunika intima yang dapat menyebabkan
interaksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cedera endotel pembuluh darah
koroner. Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang akan
membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata yang dapat
menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila ruptur dapat terjadi
trombus. Trombus yang dapat menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran
darah berkurang sehingga suplai oksigen yang diangkut darah ke jaringan
miokardium berkurang yang berakibat penumpukan asam laktat. Asam laktat yang
meningkat menyebabkan nyeri dan perubahan pH endokardium yang menyebabkan
perubahan elektrofisiologi endokardium, yang pada akhirnya menyebabkan
perubahan sistem konduksi jantung sehingga jantung mengalami distritmia. Iskemik
yang berlangsung lebih dari 30 menit menyebabkan kerusakan otot jantung yang
ireversibel dan kematian otot jantung (infark) (Aspiani, 2015).
AMI terjadi ketika kekurangan oksigen yang terjadi berlangsung cukup lama
yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang
ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti berkontraksi
selamanya. Kekurangan oksigen yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit
arteri koroner atau coronary artery disiese (CAD). Pada penyakit ini terdapat materi
lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di dalam lumen arteri
koronari (arteri yang mensuplai darah dan oksigen pada jantung). Plaque dapat
rupture sehingga menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada permukaan
plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa menghambat aliran darah baik
total maupun sebagian pada arteri koroner (Kasron, 2012).
Aterosklerosis trombosis
Kontriksi arteri koronaria