Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

CARDIAC AREST

Kelompok 11
Sristin Indah P 2720170017
Ani Priyogo 27 20170039
Khodijah 2720170014
Pengertian Etiologi
Kematian jantung mendadak
merupakan kematian yang tidak  Usia
terduga atau proses kematian  Jenis kelamin
 Merokok
yang terjadi cepat, yaitu dalam
 Penyakit jantung yang
waktu 1 jam sejak timbulnya mendasari
gejala. Artinya, kematian terjadi  Tidak ada penyakit jatung
akibat timbulnya gangguan irama yang diketahui
jantung yang menyebabkan  Penyakit arteri koronaria
kegagalan sirkulasi darah. (CAD)
Patofisologi Menifestasi Klinis
Organ-organ tubuh akan mulai  Organ-organ tubuh akan mulai
berhenti berfungsi akibat tidak
berhenti berfungsi akibat tidak
adanya suplai oksigen, termasuk
adanya suplai oksigen, termasuk otak.
otak. Hypoxia cerebral atau  Hypoxia cerebral atau ketiadaan
ketiadaan oksigen ke otak, oksigen ke otak, menyebabkan
menyebabkan korban kehilangan korban kehilangan kesadaran
kesadaran dan berhenti bernapas (collapse).
normal. Kerusakan otak mungkin  Kerusakan otak mungkin terjadi
terjadi jika cardiac arrest tidak jika cardiac arrest tidak ditangani
ditangani dalam 5 menit dan dalam 5 menit, selanjutnya akan
terjadi kematian dalam 10 menit.
selanjutnya akan terjadi  Napas dangkal dan cepat bahkan
kematian dalam 10 menit bisa terjadi apnea (tidak
(Sudden cardiac death). bernafas).
Berikut akan dibahas bagaimana  Tekanan darah sangat rendah
patofisiologi dari masing-masing (hipotensi) dengan tidak ada
etiologi yang mendasari denyut nadi yang dapat terasa
terjadinya cardiac arrest. pada arteri.
 Tidak ada denyut jantung.
Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksaan
 Elektrodiogram (EKG) 1. Respons awal akan
 Tes darah memastikan apakah suatu kolaps
 Imaging Tes mendadak benar-benar
 Electrical system disebabkan oleh henti jantung.
(electrophysiological) testing Observasi gerakan respirasi,
and mapping warna kulit, dan ada tidaknya
denyut nadi pada pembuluh
 Ejection fraction testing
darah karotis atau arteri
 Coronary catheterization
femoralis dapat menentukan
(angiogram) dengan segera apakah telah
terjadi serangan henti jantung
yang dapat membawa kematian
3. Perawatan Pasca Resusitasi
2. Tindakan Dukungan Kehidupan
Fase penatalaksanaan ini ditentukan oleh
Lanjut (Advance Life Support) situasi klinis saat terjadinya henti
Tindakan ini bertujuan untuk jantung. Fibrilasi ventrikel primer pada
menghasilkan respirasi yang infark miokard akut umumnya sangat
responsive terhadap teknik-teknik
adekuat, mengendalikan aritmia dukungan kehidupan (life support) dan
jantung, menyetabilkan status mudah dikendalikan setelah kejadian
hemodinamika (tekanan darah permulaan. Pemberian infuse lidokain
serta curah jantung) dan dipertahankan dengan dosis 2-4 mg/menit
selama 24-72 jam setelah serangan.
memulihkan perfusi organ.
4. Penatalaksanaan Jangka Panjang
Aktivitas yang dilakukan untuk Bentuk perawatan ini dikembangkan
mencapai tujuan ini mencakup: menjadi daerah utama aktivitas
• Tindakan intubasi dengan spesialisasi klinis karena perkembangan
system penyelamatan emergency
endotracheal tube
berdasar-komunitas. Pasien yang tidak
• Defibrilasi/ kardioversi, menderita kerusakan system saraf pusat
dan/atau pemasangan pacu yang ireversibel dan yang mencapai
jantung stabilitas hemodinamik harus dilakukan
tes diagnostik dan terapeutik yang
• Pemasangan lini infuse. ekstensif untuk tuntutan penatalaksanaan
jangka panjang.
Konsep Dasar Askep
1. Pengkajian b. Breathing (Cek pernafasan)
Prinsip penangan RJP ada 3 langkah yaitu ABC
• Cek pernafasan dilakukan dengan cara
(Airway/pembebasan jalan nafas, Breathing/
usaha nafas, Circulation/ membantu look (melihat pergerakan
memperbaiki sirkulasi). pengembangan dada), listen
a. Airway (Pembebasan jalan nafas) (mendengarkan nafas), dan feel
Persiapan kondisi yang memungkinkan untuk (merasakan hembusan nafas) selama
dilakukan RJP adalah meletakan korban pada 10 detik.
permukaan yang keras dan memposisikan pasien • Apabila dalam 10 detik usaha nafas
dalam kondisi terlentang. Beberapa point
tidak adekuat (misalnya terjadi
penting dalam melakukan pembebasan jalan
nafas: respirasi gasping pada SCA) atau tidak
• Gunakan triple maneuver (head tilt-chin ditemukan tanda-tanda pernafasan,
lift maneuver untuk membuka jalan nafas maka berikan 2 kali nafas buatan
bagi korban yang tidak memiliki tanda- (masing-masing 1 detik dengan volume
tanda trauma leher dan kepala). yang cukup untuk membuat dada
• Apabila terdapat kecurigaan trauma mengembang).
vertebra cervicalis, pembebasan jalan • Volume tidal paling rendah yang
nafas menggunakan teknik Jaw-thrust
membuat dada terlihat naik harus
tanpa ekstensi leher.
diberikan, pada sebagian besar dewasa
• Bebaskan jalan nafas dengan
membersihkan hal-hal yang menyumbat
sekitar 10 ml/kg (700 sampai 1000 ml).
jalan nafas dengan finger swab atau
suction jika ada.
• Apabila kondisi tidak memungkinkan c. Circulation
untuk memberikan nafas buatan Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
(misalnya korban memiliki riwayat mempertahankan sirkulasi pada saat melakukan
penyakit tertentu sehingga penolong resusitasi jantung dan paru:
tidak aman/resiko tertular) maka • Kompresi yang “efektif” diperlukan untuk

lakukan kompresi dada. mempertahankan aliran darah selama


• Setelah pemberian pernafasan buatan, resusitasi dilakukan.
segera lakukan pengecekan sirkulasi • Kompresi akan maksimal jika pasien
dengan mendeteksi pulsasi arteri diletakan terlentang pada alas yang keras
carotis (terletak dilateral jakun/tulang dan penolong berada disisi dada korban.
krikoid). • Kompresi yang efektif dapat dilakukan
• Pada pasien dengan sirkulasi spontan dengan melakukan kompresi yang kuat dan
(pulsasi teraba) memerlukan ventilasi cepat (untuk dewasa + 100 kali
dengan rata-rata 10-12 nafas/menit kompresi/menit dengan kedalam kompresi
dengan 1 nafas memerlukan 5-6 detik 2 inchi/4-5 cm; berikan waktu untuk dada
dan setiap kali nafas harus dapat mengembang sempurna setelah kompresi;
mengembangkan dada. kompresi yang dilakukan sebaiknya ritmik
dan rileks).
• Kompresi dada yang harus dilakukan
bersama dengan ventilasi apabila
pernafasan dan sirkulasi tidak adekuat.
2. Diagnosa keperawatan dan Intervensi Keperawatan
no Diagnose yang mungkin muncul Intervensi

1 Resusi jantung paru (SIKI I.02083 hal: 392 )


Gangguan sirkulasi spontan bd
Observasi :
pemnurunan fungsi ventrikel  Identivikasi keamanan penolong,
(SDKI D.0007 hal: 32 ) lingkungan dan pasien
 Identivikasi respon klien
 Monitor nadi karotis dan napas setiap 2
menit sekali atau 5 siklus rjp

Terapeutik :
 Pakai alat pelindung diri
 Aktifkan emergency medical system atau
berteriak meminta tolong
 Posisikan pasien terlentang
 Raba nadi karotis dalam waktu kurang 10
detik
 Berikan rescue breathing jika di temukan
nadi tetapi tidak nbernafas
 Kompresi dada 30x dengan bantuan nafas
2x
 Hentikan rjp jika di temukan tanda tanda
kehidupan

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada keluarga

Kolaborasi
 Kolaborasi tim medis untuk bantuan
hidup lanjut
2 Pemantauan respirasi (SIKI : I.01014 hal :247)
Gangguan pertukaran gas b.d
ketidak seimbangan ventilasi
Observasi
perfusi (SDKI : D.0003 hal: 34)  Monitor frekuensi irama, kedalaman dan
upaya nafas
 Monitor pola nafas
 Monitor kemampuan batuk efektif
 Auskultasi bunyi nafas
 Monitor agd

Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
Informasikan hasil pemantauan
3 Perawatan sirkulasi (SIKI: I.02079. hal: 345)
penurunan curah jantung b.d
perubahan kontraktilitas
Observasi :
(SDKI:D.0008. hal: 34)  Periksa sirkulasi perifer
 Identifikasi factor resiko gangguan
sirkulasi
 Monitor panas, kemerahan,nyeri , atau
bengkak pada ekstremitas

Terapeutik :
 Hindari pemasangan infuse,penekanan
atau pemasangan tourniquet,pengambilan
darah, pemeriksaan tekanan darah dan
pengambilan darah.
 Lakukan pencegahan infeksi dan lakukan
perawatan kaki dan kuku

Edukasi
 Anjurkan berhenti merokok, berolahraga
rutin dan mengecek air mandi

Anda mungkin juga menyukai