Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

AN. L DENGAN PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak


di Ruang 7B RSSA Malang

OLEH:
NI WAYAN MANIK ARDITA SARI
190070300111048
KELOMPOK 2B

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
An. L (Usia 13 Tahun) PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners


Departemen Anak di Ruang 7B RSSA Malang

Disusun Oleh:
Ni Wayan Manik Ardita Sari
NIM. 190070300111048

Telah diperiksa dan disetujui pada:


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( ) ( )
NIP. NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAIT JANTUNG REMATIK

1. DEFINISI
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart
Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan
penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme
streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 2006).
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit yang di tandai dengan kerusakan pada
katup jantung akibat serangan karditis reumatik akut yang berulang kali. (kapita selekta,
edisi 3, 2007)
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik
yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus
Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala
mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan
Eritema marginatum.

2. ETIOLOGI
Penyebab secara pasti dari RHD belum diketahui, namun penyakit ini sangat
berhubungan erat dengan infeksi saluran napas bagian atas yang disebabkan oleh
streptococcus hemolitik-b grup A yang pengobatannya tidak tuntas atau bahkan tidak
terobati. Pada penelitian menunjukan bahwa RHD terjadi akibat adanya reaksi
imunologis antigen-antibody dari tubuh. Antibody yang melawan streptococcus bersifat
sebagai antigen sehingga terjadi reaksi autoimun.
Terdapat faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada reaksi timbulnya RHD
yaitu:
a. Faktor genetic
Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam
rematik menunjukAn. Lubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan
antibodi monoklonal dengan status reumatikus.
b. Reaksi autoimun
Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel
streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin
ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.
c. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Keadaan sosial ekonomi yang buruk adalah sanitasi lingkungan yang buruk, rumah
dengan penghuni yang padat, rendahnya pendidikan sehingga pemahaman untuk
segera mencari pengobatan anak yang menderita infeksi tenggorokan sangat
kurang ditambah pendapatan yang rendah sehingga biaya perawatan kesehatan
kurang.
d. Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran
nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.

3. KLASIFIKASI
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantun reumatik dapat dibagi
dalam 4 stadium menurut Ngastiyah, 1995:99 adalah:
a. Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup
A. Keluhan: Demam, Batuk, Rasa sakit waktu menelan, Muntah, Diare, Peradangan
pada tonsil yang disertai eksudat
b. Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten,ialah masa antara infeksi streptococcus
dengan permulaan gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1-3
minggu,kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan
kemudian.
c. Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan
menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum: Demam yang tinggi, lesu, Anoreksia, Lekas tersinggung,
Berat badan menurun, Kelihatan pucat, Epistaksis, Athralgia, Rasa sakit disekitar
sendi, Sakit perut
d. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa
kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak
menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung,
gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pada fase ini baik
penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat
mengalami reaktivasi penyakitnya.
4. PATOFISIOLOGI
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik biasanya didahului oleh radang
saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus
golongan A, sehingga bakteri termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik
akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti
fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala
demam reumatik akut.
Hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti hubungan langsung antara
infeksi streptokokus dengan gejala demam reumatik akut.
Produk streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel tenggorok dan
merangsang jaringan limfoid untuk membentuk zat anti. Beberapa antigen streptokokus,
khususnya Streptolisin O dapat mangadakan reaksi-antibodi antara zat anti terhadap
streptokokus dan jaringan tubuh.
Pada demam reumatik dapat terjadi keradangan berupa reaksi eksudatif maupun
proliferatif dengan manifestasi artritis, karditis, nodul subkutan eritema marginatum dan
khorea.
Kelainan pada jantung dapat berupa endokarditis, miokarditis, dan perikarditis.
Pathway

5. MANIFESTASI KLINIS
Untuk menegakkan diagnose demam dapat digunakan criteria Jones yaitu:
a. Kriteria mayor:
1. Poliarthritis
Pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah – pindah, radang sendi
– sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku (Poliartitis
migran).
2. Karditis
Peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis)
3. Eritema Marginatum
Tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan yang tidak gatal.
4. Nodul Subkutan
Terletak pada permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut,
persendian kaki; tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan.
5. Khorea Syndendham
Gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal, sebagai manifestasi
peradangan pada sistem saraf pusat.

b. Kriteria minor:
1. Mempunyai riwayat menderita demam reumatik atau penyakit jantung reumatik
2. Artraliga atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi; pasien
kadang – kadang sulit menggerakkan tungkainya
3. Demam tidak lebih dari 390 C
4. Leukositosis
5. Peningkatan laju endap darah (LED)
6. Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur
7. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan ASTO, peningkatan
laju endap darah ( LED ), terjadi leukositosis, dan dapat terjadi penurunAn.
Lemoglobin.
b. Radiologi
Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung.
c. Hapusan tenggorokan
Ditemukan steptococcus hemolitikus b grup A

7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada Penyakit Jantung Rematik yaitu:
a. Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai keadaan jantung.
Kelompok Tirah baring Mobilisasi bertahap
Klinis ( minggu ) ( minggu)
- Karditis ( - )
- Artritis ( + ) 2 2
- Karditis ( + )
- Kardiomegali (-) 4 4
- Karditis ( + )
- Kardiomegali(+) 6 6
- karditis ( + )
- Gagal jantung (+ ) >6 > 12

b. Eradikasi terhadap kuman streptokokus dengan pemberian penisilin benzatin 1,2 juta
unit IM bila berat badan > 30 kg dan 600.000-900.000 unit bila berat badan < 30 kg,
atau penisilin 2x500.000 unit/hari selama 10 hari. Jika alergi penisilin, diberikan
eritromisin 2x20 mg/kg BB/hari untuk 10 hari. Untuk profilaksis diberikan penisilin
benzatin tiap 3 atau 4 minggu sekali. Bila alergi penisilin, diberikan sulfadiazin 0,5
g/hari untuk berat badan < 30 kg atau 1 g untuk yang lebih besar. Jangan lupa
menghitung sel darah putih pada minggu-minggu pertama, jika leukosit < 4.000 dan
neutrofil < 35% sebaiknya obat dihentikan. Diberikan sampai 5-10 tahun pertama
terutama bila ada kelainan jantung dan rekurensi.
c. Antiinflamasi
Salisilat biasanya dipakai pada demam rematik tanpa karditis, dan ditambah
kortikosteroid jika ada kelainan jantung. Pemberian salisilat dosis tinggi dapat
menyebabkan intoksikasi dengan gejala tinitus dAn. Liperpnea. Untuk pasien dengan
artralgia saja cukup diberikan analgesik.
Pada artritis sedang atau berat tanpa karditis atau tanpa kardiomegali, salisilat
diberikan 100 mg/kg BB/hari dengan maksimal 6 g/hari, dibagi dalam 3 dosis selama
2 minggu, kemudian dilanjutkan 75 mg/kg BB/hari selama 4-6 minggu kemudian.
Kortikosteroid diberikan pada pasien dengan karditis dan kardiomegali. Obat terpilih
adalah prednison dengan dosis awal 2 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis dan
dosis maksimal 80 mg/hari. Bila gawat, diberikan metilprednisolon IV 10-40 mg diikuti
prednison oral. Sesudah 2-3 minggu secara berkala pengobatan prednison dikurangi
5 mg setiap 2-3 hari. Secara bersamaan, salisilat dimulai dengan 75 mg/kg BB/hari
dan dilanjutkan selama 6 minggu sesudah prednison dihentikan. Tujuannya untuk
menghindari efek rebound atau infeksi streptokokus baru.

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Timbul pada umur 5-15 th, wanita dan pria = 1: 1
Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena, lingkungan
sosial juga ikut berpengaruh.
b. Keluhan utama: Sakit persendian dan demam.
c. Riwayat penyakit sekarang
Demam, sakit persendian, karditis, nodus noktan timbul minggu, minggu pertama,
timbul gerakan yang tiba-tiba.
d. Riwayat penyakit dahulu: Fonsilitis, faringitis, autitis media.
e. Riwayat penyakit keluarga: Ada keluarga yang menderita penyakit jantung
f. ADL
1. Aktivitas/istrahat
Gejala: Kelelahan, kelemahan.
Tanda: Takikardia, penurunan TD, dispnea dengan aktivitas.
2. Sirkulasi
Gejala: Riwayat penyakit jantung kongenital, IM, bedah jantung. Palpitasi, jatuh
pingsan.
Tanda: Takikardia, disritmia, perpindahan TIM kiri dan inferior, Friction rub,
murmur, edema, petekie, hemoragi splinter.
3. Eliminasi
Gejala: Riwayat penyakit ginjal, penurunan frekuensi/jumlah urine.
Tanda: Urine pekat gelap.
4. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: Nyeri pada dada anterior yang diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan
menelan, berbaring; nyeri dada/punggung/ sendi.
Tanda: Perilaku distraksi, mis: gelisah.
5. Pernapasan
Gejala: dispnea, batuk menetap atau nokturnal (sputum mungkin/tidak produktif).
Tanda: takipnea, bunyi nafas adventisius (krekels dan mengi), sputum banyak dan
berbercak darah (edema pulmonal).
6. Keamanan
Gejala: Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun.
Tanda: Demam.
7. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum lemah
Suhu: 38 – 390
Nadi cepat dan lemah
BB: turun
TD: sistol, diastole
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan leher meliputi keadaan kepala, rambut, mata.
2) Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae takipnos
serta takhikardi
3) Abdomen pembesarAn. Lati, mual, muntah.
4) Pemeriksaan penunjang
c. Pemeriksaan darah
Astopiter
LED
Hb
Leukosit
Pemeriksaan EKG
PemeriksaAn. Lapus tenggorokan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan
katup mitral (stenosiskatup )
2. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses
inflamasi, destruksi sendi.
3. Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan.
5. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inflamasi

INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan dan Kriteria
Diagnosa Intervensi Rasional
Hasil
Tujuan: 1. Kaji frekuensi nadi, 1. Memonitor adanya
Setelahdiberikan asuhan RR, TD secara teratur perubahan sirkulasi
Diagnosa I keperawatan, penurunan setiap 4 jam. jantung sedini mungkin
Penurunan curah jantung curah jantung dapat dan terjadinya takikardia-
berhubungandengan adanya diminimalkan. disritmia sebagai
gangguan pada penutupan Kriteria hasil: kompensasi
katup mitral (stenosiskatup) 1. Menunjukkan tanda-tanda meningkatkan curah
vital dalam batas yang 2. Kaji perubahan warna jantung
dapat diterima (disritmia kulit terhadap sianosis2. Pucat menunjukkan
terkontrol atau hilang). dan pucat. adanya penurunan
2. bebas gejala gagal perfusi perifer terhadap
jantung (mis: parameter tidak adekuatnya curah
hemodinamik dalam jantung. Sianosis terjadi
batas normal, haluaran 3. Batasi aktifitas secara sebagai akibat adanya
urine adekuat). adekuat. obstruksi aliran darah
3. Melaporkan penurunan pada ventrikel.
episode dispnea,angina. 3. Istirahat memadai
Ikut serta dalam akyivitas diperlukan untuk
yang mengurangi beban 4. Berikan kondisi memperbaiki efisiensi
kerja jantung. psikologis lingkungan kontraksi jantung dan
yang tenang. menurunkan komsumsi
O2 dan kerja berlebihan.
4. Stres emosi
5. Kolaborasi untuk menghasilkan
pemberian oksigen vasokontriksi yang
meningkatkan TD dan
6. Kolaborasi untuk meningkatkan kerja
pemberian digitalis jantung.
5. Meningkatkan sediaan
oksigen untuk fungsi
miokard dan mencegah
hipoksia.
6. Diberikan untuk
meningkatkan
kontraktilitas miokard dan
menurunkan beban kerja
jantung.
Tujuan: nyeri dapat 1. Kaji keluhan nyeri, 1. R/ membantu dalam
Diagnosa II
berkurang/hilang catat lokasi dan memetukankebutuhan
Nyeri akut/kronis
Kriteria hasil: intensitas (skala 0- dan manajemen nyeri
berhubungan dengan
1)Menunjukkan nyeri 10). Catat faktor yang dan keefektifan program.
distensi jaringan oleh
berkurang/hilang memcepat dan tanda
akumulasi cairan/proses
2)Terlihat rileks, dapat sakit non verbal. 2. Pada penyakit yang berat
inflamasi, destruksi sendi.
tidur/istirahat 2. Biarkan pasien torah baring sangat
3)Berpartisipasi dalam mengambil posisi diperlukan untuk
aktifitas sesuai yang nyaman. membatasi nyeri/cidera
kemampuan. berlanjut.
3. Beri obat sebelum 3. Menigkatkan relaksasi,
aktifitas/latihan yang mengurangi ketegangan
direncanakan. otot/spasme.
4. Gejala kardinal
4. Observasi gejala menunjukkan keadaan
kardinal. fisik dari organ-organ vital
tubuh, juga dapat
memberikan gambaran
kondisi pasien.
1. Kaji status nutrisi 1. Menyediakan data dasar
(perubahan BB< untuk memantau
pengukuran perubahan dan
antropometrik dan mengevaluasi intervensi
nilai HB serta protein 2. Membantu dalam
Tujuan: 2. Kaji pola diet nutrisi mempertimbangkan
Setelah dilakukan klien (riwayat diet, penyusunan menu
tindakan keperawatan makanan kesukaan) sehingga klien berselera
masalah makan
Diagnosa III
ketidakseimbangan 3. Kaji faktor yang 3. Menyediakan informasi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari berperan untuk mengenai faktor yang
nutrisi; kurang dari
kebutuhan dapat teratasi. menghambat asupan harus ditanggulangi
kebutuhan tubuh
Kriteria hasil: nutrisi (anoreksia, sehingga asupan nutrisi
berhubungan dengan
Klien mengatakan mual) adekuat.
peningkatan asam lambung
mual dan anoreksia 4. Membantu mengurangi
akibat kompensasi sistem
berkuarang / hilang, 4. Anjurkan makan produksi asam
saraf simpatis
masukan makanan dengan porsi sedikit lambnung/HCl akibat
adekuat dan kelemahAn. tetapi sering dan tidak faktor-faktor perangsang
Lilang. BB dalam rentang makan makanan yang dari luar tubuh
normal. merangsang
pembentukAn. Lcl 5. Membantu mengurangi
seperti terlalu panas, produksi HCL oleh epitel
dingin, pedas lambung
5. Kolaborasi untuk
pemberian obat 6. Mendorong peningkatan
penetral asam selera makan.
lambung seperti
antasida
6. Kolaborasi untuk
penyediaan makanan
kesukaan yang sesuai
dengan diet klien

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap diagnosa yang
diangkat dengan memperhatikan kemampuan pasien dalam mentolerir tindakan yang akan
dilakukan.

EVALUASI KEPERAWATAN
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Terjadi penurunan episode dispnea, angina.
3. Mulai dapat beraktivitas secara mandiri.
4. Nyeri hilang/ terkontrol, klien tampak tenang
5. Berat Badan dalam batas normal
6. Klien dapat beraktivitas secara mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Jumiarni Ilyas,dkk (2006), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks


Keluarga,PusatPendidikan Tenaga Kesahatan Dep. Kes RI, Jakarta

LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak (2007), Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Rumah Sakit
Umum Daerah Dokter Soetomo, Surabaya

Ngastiyah (2007), Perawatan Anak Sakit, Edisi III EGC ,Jakarta.


Brunner dan Suddarth. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Corwin, Elizabeth J. 2008. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.

Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1. Media Aesculapius.
Jakarta.

Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit Ed. 6 Vol
1. EGC. Jakarta.

Slamet suyono, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.3. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.

Suriadi, SKep, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto. Tim
Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.
Asuhan Keperawatan pada An. L usia 13 tahun
dengan Penyakit Jantung Rematik

Nama Mahasiswa : Dennis Eristya Natasya Tempat praktik : 7B RSSA


NIM : 180070300111052 Tanggal Praktik : 28 Desember 2019

Pengkajian Dasar Keperawatan Anak

A. Identitas klien

Nama : An. L No. Register : 11389879xxx


Usia : 13 Tahun Tanggal Masuk : 30/11/2019
Jenis kelamin : Perempuan Tanggal Pengkajian : 2/12/ 2019
Alamat : Panjen Sumber : RM dan ibu
Nama Orang Tua : Ny. S klien
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa

B. Status kesehatan sekarang

1. Keluhan utama

 Saat MRS : Anak sesak bila melakukan aktivitas, lemas, nyeri


sendi, anak juga sempat bolak balik tidak masuk sekolah selama 2 minggu
karena sesak dan batuk ± 1 bulan, setiap malam keringat dingin.

 Saat Pengkajian : Anak masih terbatas dalam melakukan aktivitasnya,


masih tampak sakit dan saat pengkajian masih terdengar suara murmur

2. Lama keluhan : 1 bulan lalu

3. Kualitas keluhan : Sedang

4. Faktor pencetus : Penyakit Jantung Rematik

5. Faktor pemberat :-

6. Upaya yang telah dilakukan : -

7. Diagnosa medis :

 Penyakit Jantung Rematik


 MR Berat + PR Ringan + TR Ringan

 Gagal Jantung Myha Kelas Iv

 Gizi Buruk Marasmus

C. Riwayat kesehatan saat ini

Awalnya an. L memang sudah mengalami sesak dan batuk serta kaki edem selama
kurang lebih 1 bulan tetapi saat itu orang tua hanya mengantarkan anaknya ke dokter
umum dan dokter spesialis lalu mendapatkan vitamin. Kemudian pada saat jadwal An.
L kontrol rutin ke poli jantung RSSA, An. L dianjurkan untuk dirawat inap karena
kondisinya tidak memungkinkan dan dibawa ke ruang 7B. Lalu setelah 3 minggu
dirawat di RSSA pasien mengalami gagal nafas yang menyebabkan An. L pindah ke
7HCU agar kondisinya stabil dan dibantu alat pernafasan, lalu setelah 2 hari dirawat di
ruang 7HCU kondisi anak stabil, anak dipindahkan kembali ke Ruang 7B pada tanggal
1 Desember 2019.

D. Riwayat kesehatan terdahulu

1. Penyakit yang pernah dialami

a. Kecelakaan (jenis dan waktu) : Tidak ada

b. Operasi (jenis dan waktu) : Tidak ada

c. Penyakit

 Kronis : Tidak ada

 Akut : Batuk

2. Terakhir MRS : Saat lahir

3. Alergi : Tidak ada

An. L terdiagnosa PJR ± 1tahun yang lalu. Orang tua mengatakan An. L mulai sesak
pada saat kelas 4, lalu puncaknya pada kelas 6 saat tes kesehatan masuk sekolah
SMP. Lalu orang tuanya memeriksakan anaknya ke RS Wava Husada dan terdengar
suara murmur dan dirujuk ke RSSA untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut. An. L
rutin kontrol 3 minggu sekali ke poli penyakit jantung RSSA untuk mendapatkan suntik
BBP.

E. Riwayat kehamilan dan persalinan

1. Prenatal

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang direncanakan karena ingin memiliki
anak laki-laki. Ibu jarang memeriksakan kehamilan di tenaga kesehatan. Selama
hamil hanya 2x periksa di bidan praktik setempat.
2. Natal

An. L lahir prematur secara spontan di BPM dengan usia kehamilan 38-40 minggu
dan berat lahir 3000 gram.
3. Postnatal

Setelah persalinan, bayi disuntik vitamin K dAn. Lbo


4. Imunisasi

Imunisasi lengkap sesuai usia


(√) Hepatitis B (√) Campak
(√) Polio ulang (√) DPT ulang
(√) BCG

F. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

1. Pertumbuhan
IMT = BB
Pertumbuhan dan BB kurang
(TB)2
TB = 152 cm
= 3,5
BB = 35 kg
(1,52) 2
= 15,14 → status gizi buruk

2. Perkembangan

Saat ini pertumbuhan dan perkembangan An. L sesuai dengan usianya, baik dalam
aspek personal halus, motorik halus, bahasa, maupun motorik kasar.

G. Riwayat keluarga

Kakek dan Nenek dari ayah An. L memiliki penyakit kronis yaitu Hipertensi
Genogram:

41 tahun 32 tahun
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
An. L 13th X = Meninggal
= Pasien
= Tinggal 1rumah
= Pernikahan
= Keturunan
H. Lingkungan Rumah
1. Kebersihan : Bersih
2. Bahaya kecelakaan : Tidak ada bahaya kecelakaan
3. Polusi : Polusi minimal, jauh dari pabrik maupun jalan raya
4. Ventilasi : Baik, di rumah terdapat banyak jendela dan sering dibuka
: Baik, di rumah menggunakan cahaya matahari pada pagi-siang hari
5. Pencahayaan
dan menggunakan cahaya lampu pada malam hari

I. Pola aktifitas
Jenis Rumah Rumah Sakit
Makan/minum Mandiri Dibantu
Mandi Mandiri Dibantu
Berpakaian Mandiri Dibantu
Toileting Mandiri Dibantu
Mobilitas ditempat tidur Mandiri Dibantu
Berpindah dan berjalan Mandiri Dibantu

J. Pola nutrisi
Jenis Rumah Rumah Sakit
Jenis makanan nasi, sayur, daging nasi, sayur, daging
Frekuensi makan 1-2 kali 3 kali
Porsi yang dihabiskan 2- 3 sendok setengah porsi
Komposisi menu nasi, sayur, daging nasi, sayur, daging
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Nafsu makan jelek baik
Jenis minuman ASI dan susu formula air putih dan F100
Frekuensi minum < 8x sehari 6x sehari

K. Pola eliminasi
1. BAB
Jenis Rumah Rumah Sakit
Frekuensi ± 1x sehari ± 1x selama di RS
Konsistensi Padat Encer
Warna/bau Kuning, bau khas Kuning, bau khas
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya menangani Tidak ada Tidak ada

2. BAK
Jenis Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 6-7x Sehari 2-3x selama di RS
Warna/bau kuning jernih, bau khas kuning jernih, bau khas
Kesulitan tidak ada tidak ada
Upaya menangani tidak ada tidak ada

L. Pola Istirahat

1. Tidur siang
Jenis Rumah Rumah Sakit
Lama tidur ± 2 jam Tidak terkaji
Kenyamanan setelah tidur Nyaman -

2. Tidur malam
Jenis Rumah Rumah Sakit
Lama tidur ± 9-10 jam ± 9-10 jam
Kenyamanan setelah tidur Nyaman Nyaman
Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

M. Pola kebersihan diri


Jenis Rumah Rumah Sakit
Mandi ya Hanya diseka
Frekuensi 2x sehari 1x sehari
Menggunakan sabun ya Tidak
Keramas ya Belum keramas selama di RS
Frekuensi 2x seminggu
Penggunaan shampoo ya
Menggosok gigi ya Belum gosok gigi
Frekuensi 2x sehari
Penggunaan pasta gigi Tidak
Frekuensi ganti baju 2-3x sehari 1x sehari
Frekuensi memotong kuku 1x seminggu Belum potong kuku selama di
RS
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya untuk mengatasi Tidak ada Tidak ada

N. Pola koping keluarga

1. Pengambil keputusan: Dilakukan oleh ayah An. L (Tn.E)


2. Masalah terkait dengan anak di RS atau penyakit: Tidak ada
3. Yang biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah: Didiskusikan bersama
4. Harapan setelah anak menjalani perawatan: An. L dapat segera sembuh dan pulang
5. Perubahan yang dirasakan setelah anak sakit: ayah An. L tidak dapat bekerja
karena harus bergantian menjaga An. L

O. Konsep diri

1. Gambaran diri :

2. Ideal diri :

3. Harga diri :

4. Peran :

5. Identitas diri :
P. Pola peran dAn. Lubungan

1. Peran dalam keluarga: sebagai anak

2. System pendukung keluarga: ayah dan ibu

3. Kesulitan dalam keluarga: tidak ada

4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan Anak dirumah


sakit: tidak ada

5. Upaya yang dilakukan: tidak ada

Q. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

 Kedaan umum : Lemah

Kesadaran : Compos mentis


Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/70

Nadi : 130 x/menit


Suhu : 37o C
RR : 48 x/menit
Tinggi Badan : 152cm
Berat badan : 35 kg

2. Kepala & leher

a. Kepala
Kulit kepala tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa, kulit kepala bersih,
distribusi rambut merata
b. Mata

Mata simetris, konjungtiva anemis, sklera ikterik, tidak ada gangguan


penglihatan, terdapat kehitaman di bawah mata

c. Hidung

Lubang hidung simetris, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, tidak ada
pendarahan, tidak ada gangguan penciuman

d. Mulut dan tenggorokan

Mukosa bibir lembab, bibir berwarna pucat


e. Telinga

Telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran

f. Leher

Trakea simetris, tidak ada massa, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran vena jugularis

3. Thorak dan dada

a. Jantung

 Inspeksi

Tidak tampak getaran ictus cordis


 Palpasi

Terasa denyut ictus cordis di ICS V midclavicula sinistra, tidak terdapat nyeri
tekan
 Perkusi

Bunyi jantung dullnes / redup

 Auskultasi

S1 dan S2 tunggal, irama regular, terdengar suara murmur

b. Paru

 Inspeksi

Pergerakan dada simetris, bentuk dan postur normal, terdapat tarikan dinding
dada

 Palpasi

Tidak terdapat nyeri tekan, vocal fremitus sama antara lapang paru kanan
dan kiri

 Perkusi

Suara pada lapang paru resonan

 Auskultasi

Suara nafas vesikuler dan reguler, tidak terdapat ronkhi maupun wheezing
4. Payudara dan ketiak

Normal, tidak terdapat kelainan maupun benjolan

5. Punggung dan tulang belakang

Bentuk normal, lurus, tidak terdapat kelainan maupun luka, terdapat kaku-kaku di
bahu, punggung dan pinggang

6. Abdomen

 Inspeksi

Warna kulit pucat, bentuk cembung

 Auskultasi

Suara bising usus <30 kali per menit

 Palpasi

Perut teraba lunak, BU (+), hepar / lien tidak teraba

 Perkusi

Suara abdomen timpani

7. Genetalia dan Anus

Terdapat rambut pubis, dan axilla

8. Ekstremitas

 Atas

Kekuatan otot 4 I 4, tidak terdapat kontraktur, tidak terdapat deformitas, tidak


ada edema, tidak terdapat luka, terdapat nyeri sendi, pergerakan baik

 Bawah

Kekuatan otot 5 I 5, tidak terdapat kontraktur, tidak terdapat deformitas, tidak


ada edema, tidak terdapat luka, terdapat nyeri sendi, pergerakan terbatas

9. System neurologi

GCS 456, Compos mentis

10. Kulit dan kuku

 Kulit
Tidak sianosis, kulit pucat, tidak ada lesi, turgor kulit normal, tidak ada jaringan
parut, akral dingin

 Kuku

Kuku bersih, tidak terdapat sianosis, CRT > 2 detik

R. Hasil Pemeriksaan Penunjang


(terlampir)

S. Terapi
PO

- Furosemide 2x20 mg - Vit. BC 1x1

- Captopril 2x12,5 mg - Zinc 1x10 mg

- Digoxin 2x0,75 mg - Vit C 1x 100mg

- Vit.A 1x2500 IU - Vit E 1x 100mg

- Asam folat 1x1 - Zinc 1x20mg


HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Ruang : 7B RSSA
Nama Pasien : An. L
Diagnosa : PENYAKIT JANTUNG REMATIK
Tanggal : 30 November 2019

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL


Hematologi
Hb 12,30 gr/dl 11,4-15,1
Eritrosit 4,99 106/uL 4,0-5,0
Leukosit 7,10 103/uL 4,7-11,3
Hematokrit 39,80 % 38-42
Trombosit 268 103/uL 142-424 103
MCV 79,80 fL 80-93
MCH 24,60 pg 27-31
MCHC 30,90 gr/dl 32-36
RDW 15,70 % 11,5-14,5
PDW 9,3 fL 9-13
MPV 9,8 fL 7,2-11,1
P-LCR 21,3 % 15,0-25,0
PCT 0,38 % 0,150-0,400
NRBC absolut 0,01 103/uL
NRBC Percent 0,0 %
Hitung jenis
Eosinofil 0,1 % 0-4
Basofil 0,4 % 0-1
Neutrofil 55,8 % 51-67
Limfosit 36,9 % 25-33
Monosit 6,8 % 2-5
Immature granulosit 0,40 %
Immature granulosit % 0,03 103/uL
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Ruang : 7B RSSA
Nama Pasien : An. L
Diagnosa : PENYAKIT JANTUNG REMATIK
Tanggal : 13 Desember 2019

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL


Kimia Klinik (BGA)
pH 7,37 7,35-7,45
pCO2 20,4 mmHg 35-45
pO2 126,2 mmHg 80-100
Bikarbonat (HCO3) 11,8 mmol/L 21-28
Kelebihan Basa (BE) - 13,7 mmol/L (-3)-(+3)
Sp O2 98,7 % >95%
Hb 12,1 g/dl
Suhu 37
Elektrolit Serum
Na 131 mmol/L 136-145
K 4,25 mmol/L 3,5-5
Cl 107 mmol/L 98-106
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa (POCT) 148 mg/dl
Faal hati
Protein total 5,70 g/dl 6,7-8,7
Albumin 3,28 g/dl 3,5-5,5
Globulin 2,42 g/dl 2,5-3,5
Lemak Darah
Kolesterol Total 93 mg/dl
Trigliserida 72 mg/dl < 150
Kolesterol HDL 16 mg/dl > 50
Kolesterol LDL 82 mg/dl < 100
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS : Katup jantung mengalami Penurunan Curah
Ibu mengatakan anak gangguan Jantung
pucat dan lemas
Peningkatan tekanan vena dan
DO : arteri pulmonalis
- Terdengar suara
murmur stenosis katub mitral

Penurunan curah jantung


2. DS : Katup jantung mengalami Ketidakseimbangan
- Ibu mengatakan anak gangguan Nutrisi : Kurang
tidak begitu mau Dari Kebutuhan
makan dan minum
Peningkatan tekanan vena dan Tubuh
- Anak mengatakan arteri pulmonalis
tidak nafsu makan

DO : stenosis katub mitral


- BB: 35 kg

- PB: 152 cm lemah

- IMT : 15,14 (Gizi buruk)


Nafsu makan menurun

Intake nutrisi inadekuat

Ketidakseimbangan Nutrisi :
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
3. DS: Katup jantung mengalami Intoleransi aktifitas
pasien mengatakan lemas gangguan
dan mudah lelah ketika
berjalan Peningkatan tekanan vena dan
DO: arteri pulmonalis
-Klien tampak lemah
-Klien tampak berbaring Kelemahan fisik
ditempat tidur
Intoleransi aktifitas

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Penurunan Curah Jantung b.d. PJR dan terdengar suara murmur
2. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d.gizi buruk marasmus
3. Intoleransi aktivitas berdasarkan kelemahan fisik

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan No. 1


Penurunan Curah Jantung b.d. 1. PJR dan terdengar suara murmur
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 10x24 jam, curah jantung klien terkontrol
Kriteria Hasil : sesuai indikator NOC
NOC : Cardiac Pump Effectiveness
No. Indikator 1 2 3 4 5
1 murmur
2 Disritmia
3 Sesak
4 Pucat
5 CRT
Ket:
1 = Parah 4 = Ringan
2 = Cukup parah 5 = Normal/Tidak ada
3 = Sedang
NIC : Cardiac Care
1. Monitor hasil EKG

2. Kaji sirkulasi perifer

3. Monitor TTV

4. Monitor disritmia jantung

5. Monitor keseimbangan cairan (intake dan output)


6. Kolaborasi pemberian obat captopril, digoxin, furosemide, vitamin ABBCE, dan as. folat

7. Monitor efek samping pemberian obat

Diagnosa Keperawatan No. 2


Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d. gizi buruk marasmus
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, kebutuhan nutrisi klien dapat
terpenuhi dengan baik
Kriteria Hasil : sesuai indikator NOC
NOC : “Nutritional status”
No. Indikator 1 2 3 4 5
1 Intake nutrisi
2.. Intake cairan

Keterangan :
1 = Parah/sangat tidak adekuat 4 = Ringan/mendekati adekuat
2 = Cukup parah/tidak adekuat 5 = Normal/adekuat
3 = Sedang/cukup adekuat
NIC : Nutrition Management
1. Hitung kebutuhan makanan dan minuman yang dibutuhkan pasien
2. Kaji adanya riwayat alergi pada klien
3. Tentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
4. Monitor BB klien
5. Memberikan nutrisi yang sudah ditentukan melalui selang NGT
IMPLEMENTASI
Nama klien : An. L Tanggal pengkajian : 1 Desember 2019
Diagnosa medis : PENYAKIT JANTUNG REMATIK
No. Dx. TTD &Nama
Tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien
Kep Terang
1 09.00 1. Mengkaji sirkulasi perifer terdengar suara murmur
1/12/19
(Penurunan Curah 2. Mengukur TTV Kulit, pucat, CRT > 2 detik
3. Memonitor disritmia jantung
Jantung) N: 130x, RR: 48x/m, S: 370C
4. Memonitor keseimbangan cairan
(intake dan output) Tidak ada reaksi syok ataupun alergi
5. Kolaborasi pemberian obat
furosemide, captopril, digoxin,
levotiroxin
6. Memonitor efek samping pemberian
obat

1/12/19 2 09.00 1. Berkolaborasi menentukan diet TKTP


(Ketidakseimbangan kebutuhan makanan dan minuman F100 3x200cc + air putih sd 600cc
yang dibutuhkan pasien
nutrisi : kurang dari
2. Kaji adanya riwayat alergi pada klien
kebutuhan tubuh) 3. Memberikan nutrisi sesuai dengan Tidak ada riwayat alergi
kebutuhan Anak tidak muntah
EVALUASI

No
Hari/ Tanda
Dx Evaluasi
Tanggal tangan
Kep
3 1 S:
Desember Ibu mengatakan anak masih pucat, lemas
2019
O:
NOC: Cardiac Pump Effectiveness
Score
Indikator
Awl Tgt Akr
murmur 4 5 4
Disritmia 4 5 4
Sesak 4 5 5
Pucat 3 4 3
CRT 4 5 4

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan dan didelegasikan

3 3 S:
Desember Ibu mengatakan anak tidak muntah dan masih tidak nafsu
2019 makan

O:

NOC: Nutritional status


Score
Indikator
Awl Tgt Akr

Intake nutrisi 4 5 5

Intake cairan 3 5 4
A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN : An. L TANGGAL : 2/12/2019
DX. MEDIS : PENYAKIT JANTUNG REMATIK
RUANG : 7B RSSA
DX. KEPERAWATAN: Penurunan Curah Jantung
S O A P I E
Ibu - Terdapat suara Penurunan Tujuan : 1. Mengobservasi hasil S:
mengata- murmur Curah Jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan EKG Ibu mengatakan kulit anak
2. Mengkaji sirkulasi
kan anak - Nadi 130x/m selama 10x24 jam, curah jantung klien mulai kemerahan
perifer
masih terkontrol 3. Mengukur TTV O:
- CRT > 2dt
pucat Kriteria Hasil : sesuai indikator NOC 4. Memonitor disritmia NOC: Cardiac Pump
jantung
NOC: Cardiac Pump Efectiveness Efectiveness
5. Memonitor
1. Murmur 4  5 keseimbangan cairan 1. Ukuran jantung
(intake dan output)
2. Disritmia 4  5 45=4
6. Kolaborasi pemberian
obat furosemide, 2. Disritmia 4  5 = 5
3. Sesak 4  5
captopril, digoxin,
4. Pucat 3 4 3. Sesak 4  5 = 5
levotiroxin
7. Memonitor efek 4. Pucat 3 4 = 4
5. CRT 4  5
samping pemberian
NIC : Cardiac Care obat 5. CRT 4  5 = 5

1. Monitor hasil EKG


A:
2. Kaji sirkulasi perifer
Masalah belum teratasi
3. Monitor TTV

34
4. Monitor disritmia jantung P : lanjutkan intervensi

5. Monitor keseimbangan cairan


(intake dan output)

6. Kolaborasi pemberian obat


antiaritmia dan diuretic

7. Monitor efek samping pemberian


obat

35
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN : An. L TANGGAL : 2/12/2019
DX. MEDIS : PENYAKIT JANTUNG REMATIK
RUANG : 7B RSSA
DX. KEPERAWATAN: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
S O A P I E
Ibu - Terlihat tidak nafsu Ketidakseim- Tujuan : 1. Berkolaborasi S:
mengata- makan bangan Nutrisi: Setelah dilakukan tindakan keperawatan menentukan Ibu mengatakan anak
kebutuhan makanan
kan anak - BB: 35 kg Kurang dari selama 2x24 jam, kebutuhan nutrisi klien tidak muntah
dan minuman yang
tidak Kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik dibutuhkan pasien O:
- PB: 152 cm
muntah Tubuh Kriteria Hasil : sesuai indikator NOC 2. Kaji adanya riwayat NOC: Nutritional Status
..................... alergi pada klien
dan masih NOC: Nutritional Status 1. Tube feeding intake
............... 3. Memberikan nutrisi
belum 1. Intake nutrisi 45 (NGT) 45 = 5
(ASI, sufor
nafsu Pregistimil, bubur 2. Intake nutrisi
2. Intake cairan 45
beras merah melalui
makan
selang NGT 45 = 4

NIC : Nutrition Management 3. Intake cairan

1. Hitung kebutuhan makanan dan 45 = 4


minuman yang dibutuhkan pasien
2. Kaji adanya riwayat alergi pada klien
3. Tentukan jumlah kalori yang A:
dibutuhkan Masalah belum teratasi
4. Monitor BB klien teratasi
5. Memberikan nutrisi yang sudah

36
ditentukan melalui selang NGT
P : lanjutkan intervensi

37

Anda mungkin juga menyukai