Oleh kelompok : 6
Omphalocele secara bahasa berasal dari bahasa yunani omphalos yang berarti
umbilicus atau tali pusat dan cele yang berarti bentuk hernia. Omphalocele diartikan
sebagai suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah cincin umbilikus (umbilical
ring) atau cincin tali pusar sehingga terdapat herniasi organ-organ abdomen dari cavum
abdomen namun masih dilapiasi oleh suatu kantong atau selaput. Selaput terdiri atas
lapisan amnion dan peritoneum. Diantara lapisan tersebut bisa terdapat lapisan
wharton’s jelly.
b. Etiologi Omphalocele
Etiologi pasti dari omfalokel belum diketahui. Beberapa teori telah menyatakan bahwa penyebab dari omfalokel antara
lain :
1. Kegagagalan kembalinya usus kedalam abdomen dalam 10-12 minggu yaitu kegagalan lipatan mesodermal bagian
lateral untuk berpindah ke bagian tengah dan menetap selama gestasi 12 minggu.
2. Faktor risiko tinggi yang berhubungan dengan omfalokel adalah risiko tinggi kehamilan seperti :
a. Infeksi dan penyakit pada ibu
b. Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok
c. Kelainan genetik
d. Defesiensi asam folat
e. Hipoksia
f. Salisil dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen
g. Asupan gizi yang tidak seimbang
h. Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk kedalam tubuh ibu hamil
c. Patofisiologi Omphalocele
hanya usus yang terlihat hati dan limpa dapat ikut keluar
menonjol keluar
f. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik pada omfhalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati dari garis tengah pada
bayi yang baru lahir, pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.
2. Pemeriksaan laboratorium pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotin (MSAFP). Diagnosis prenatal defek pada
diding abdomen padat di deteksi dengan peningkatan (MSAFP). MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang
disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase.
3. Prenatal ultrasound (ultrasound of the hert) adanya defek ompalokel.
4. Pemeriksaan radiology fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan marker
structural dari kelainan kariotopik. Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk
mendudkung diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan amniosentesis. Pada omphalocele tampak kantong yang
terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir.
g. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Prenatal
Apabila terdiagnosa Omphalocele pada masa prenatal maka sebaiknya dilakukan informed consent pada orang tua tentang
keadaan Janin, risiko terhadap ibu, dan prognosis.
2. Penatalaksanaan Postnatal
Penatalaksanaan segera pada bayi dengan omphalocele adalah:
a. Tempatkan bayi pada ruangan yang aseptik dan hangat untuk mencegah kehilangan cairan, hipotermi dan infeksi.
b. Posisikan bayi senyaman mungkin, posisi kepala sebaiknya lebih tinggi untuk memperlancar drainase.
c. Lakukan penilaian ada/tidaknya distress respirasi yang mungkin membutuhkan alat bantu ventilasi seperti intubasi
endotrakeal.
d. Pasang pipa nosogastrik atau pipa orogastrik untuk mengeluarkan udara dan cairan dari usus sehingga dapat mencegah
muntah, mencegah aspirasi, mengurangi distensi dan tekanan (dekompresi) dalam sistem usus sekaligus tekanan intra
abdomen, demikian pula perlu dipasang rectal tube untuk irigasi dan dekompresi sistem usus.
e. Pasang jalur intra vena (sebaiknya pada ekstremitas atas) untuk pemberian cairan dan nutrisi parenteral sehingga
dapat menjaga tekanan intravaskuler dan menjaga kehilangan protein yang mungkin terjadi karena gangguan sistem
usus dan untuk pemberian antibiotika broad spektrum.
f. Lakukan monitoring dan distabilasi suhu, status asam basa, cairan dan electrolit.
g. Pada omphalocele, defek ditutup dengan suatu steril-saline atau providone-iodine soaked gauze, lalu ditutup lagi
dengan suatu oklusif plastik dresswing wrap atau plastik bowel bag. Tindakan ini harus dilakukan ekstra hati-hati
dimana cara tersebut dilakukan dengan tujuan melindungi defek trauma mekanik, mencegah kehilangan panas dan
mencegah infeksi serta mencegah angulasi sistem usus yang dapat menganggu suplai aliran darah.
h. Pemeriksaan darah lain seperti fungsi ginjal, glukosa dan hematokrit perlu dilakukan guna persiapan operasi bila
diperlukan serta evaluasi adanya kelainan kengenital lain yang ditunjang oleh pemeriksaan rongent thoraks dan
Echocardiogram.
i. Jika bayi akan dirujuk sebaiknya bayi ditempatkan dalam suatu inkubator hangat dan ditambah oksigen.
h. Komplikasi
2. Post Operation :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
C. INTERVENSI
1. Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu
di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/ kemajuan sama sekali
bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih
mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang
tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
Terima kasih..