Anda di halaman 1dari 18

DIABETES MELITUS TIPE 1

Ns. Sri Utami ., M. Biomed


DIABETES MELITUS TIPE I
Epidemiologi
terutama pada anak-anak dan remaja
98% DM pada anak dan remaja adalah tipe I.
Karena sifatnya, dulu dikenal sebagai Juvenile onset
diabetes atau Ketosis prone diabetes.
gejala-gejala klinis yang tidak sama persis dengan tipe II.
Pada umumnya gejala klinis bersifat akut, dengan
riwayat klasik adanya poliuria, polidipsia, dan polifagia.
Kehilangan berat badan merupakan tanda yang khas.
PATOFISIOLOGI
Pada DM tipe I, dikenal 2 bentuk dengan patofisiologi yang
berbeda.

 Tipe IA, diduga pengaruh genetik dan lingkungan memegang peran


utama untuk terjadinya kerusakan pankreas. HLA-DR4 ditemukan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan fenomena ini.
 Tipe IB berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok
penderita yang juga sering menunjukkan manifestasi autoimun lainnya,
seperti Hashimoto disease, Graves disease, pernicious anemia, dan
myasthenia gravis. Keadaan ini berhubungan dengan antigen HLA-DR3
dan muncul pada usia sekitar 30 - 50 tahun.

Pada DM tipe I cenderung terjadi ketoasidosis diabetik


Klasifikasi & Karakteristik Diabetes Melitus
Diabetes melitus tipe I:
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik
melalui proses imunologik maupun idiopatik.
Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan
predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon
autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau
langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
MANIFESTASI KLINIS DIABETES
MELLITUS TIPE1
Manifestasi Patofisiologi

Polidipsia Karena peningkatan gula darah , air akan tertarik


keluar dari sel, menyebabkan dehidrasi intraseluler
dan stimulasi rasa haus di hipotalamus

Poliuria Hiperglikemia – glukosuria menyebabkan diuresis


osmotik
Polifagia Sel mengalami starvasi karena cadangan KH, lemak
dan protein berkurang (tidak ada pengisian depot
yang biasa dilakukan oleh insulin

Berat badan turun Cairan tubuh berkurang karena diuresis osmotik,


protein dan lemak berkurang karena dipecah
sebagai sumber energi

Lelah Metabolisme tubuh tidak berjalan sebagaimana seharusnya


GEJALA KLINIS

Polidipsi, poliuria, polifagia, berat badan turun


Hiperglikemia (≥ 200 mg/dl), ketonemia, glukosuria
Anak dengan DM tipe-1 cepat sekali menjurus ke-
dalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau
tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik
bila tidak diterapi dengan baik. Oleh karena itu,
pada dugaan DM tipe-1, penderita harus segera
dirawat inap
DIAGNOSIS

Anamnesis
Gejala klinis
Laboratorium :
 Kadar glukosa darah puasa >125 mg/dl dan 2 jam setelah
makan > 200 mg/dl.
 Ketonemia, ketonuria.
 Glukosuria.
 Bila hasil meragukan atau asimtomatis, perlu dilakukan uji
toleransi glukosa oral (oral glucosa tolerance test).
 Kadar C-peptide.
 Marker imunologis : ICA (Islet Cell auto-antibody), IAA
(Insulin auto-antibody), Anti GAD (Glutamic decarboxylase
auto-antibody).
PENATALAKSANAAN
Pada dugaan DM tipe-1 penderita harus segera
rawat inap.
Insulin
Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg BB/hari.
Selama pemberian perlu dilakukan pemantauan
glukosa darah atau reduksi air kemih.
Gejala hipoglikemia dapat timbul karena kebutuhan
insulin berkurang selama fase ”honeymoon”.
Pada keadaan ini, dosis insulin harus diturunkan
bahkan sampai kurang dari 0,5 UI/kg BB/hari,
tetapi sebaiknya tidak dihentikan sama sekali.
4 PILLARS OF GOOD DIABETES CONTROL
1. Diet

2. Insulin

3. Exercise

4. Behavioural
DIET

Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai


dengan usia pubertas dapat juga ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
1000 + (usia dalam tahun x 100) = ....... Kalori/hari
Komposisi sumber kalori per hari sebaiknya terdiri atas :
 50-55% karbohidrat
 10-15% protein (semakin menurun dengan bertambahnya umur)
 30-35% lemak.
Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan
utama dan 3 kali makanan kecil sebagai berikut :
 20% berupa makan pagi.
 10% berupa makanan kecil.
 25% berupa makan siang.
 10% berupa makanan kecil.
 25% berupa makan malam.
 10% berupa makanan kecil.
2. INSULIN
Technical issues:
Storage
Expired
Injection sites (lipohypertrophy)

Non-adherence
skipping injections
wrong doses
INSULIN THERAPY

Insulin replacement
Prandial (bolus) insulin
- to mimic response of
endogenous insulin to
food intake
Basal insulin
- small but constant release of
insulin that regulates lipolysis
and output of hepatic glucose
INSULIN
Conventional insulins:
Short acting (Actrapid, Humulin R)
eat 30min after injection
Intermediate acting (Insulatard, Humulin N)

Newer Designer insulins:


Ultra-short acting (Novorapid, Lispro)
acts instantly
Basal analogues (Glargine, Detemir)
INSULIN REGIMENS
Twice a day
Three times a day
Multiple dose regimen
KOMPLIKASI

Komplikasi jangka pendek (akut) yang sering terjadi : hipoglikemia dan


ketoasidosis
Komplikasi jangka panjang biasanya terjadi setelah tahun ke-5, berupa : nefropati,
neuropati, dan retinopati. Nefropati diabetik dijumpai pada 1 diantara 3
penderita DM tipe-1.
PEMANTAUAN

Ditujukan untuk mengurangi morbiditas akibat komplikasi akut


maupun kronis, baik dilakukan selama perawatan di rumah sakit
maupun secara mandiri di rumah, meliputi :
keadaan umum, tanda vital.
kemungkinan infeksi.
kadar gula darah (juga dapat dilakukan di rumah dengan
menggunakan glukometer) setiap sebelum makan utama dan
menjelang tidur malam hari.
kadar HbA1C (setiap 3 bulan).
pemeriksaan keton urine (terutama bila kadar gula > 250 mg/dl).
mikroalbuminuria (setiap 1 tahun).
fungsi ginjal.
funduskopi untuk memantau terjadinya retinopati (biasanya terjadi
setelah 3-5 tahun menderita DM tipe-1, atau setelah pubertas).
tumbuh kembang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai