Anda di halaman 1dari 121

SKRIPSI

PENGARUH TINDAKAN SUCTION TERHADAP SATURASI OKSIGEN

PADA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

LITERATURE REVIEW

Oleh:

THEODOLIA SERLI DEE

NIM: 01.2.17.00626

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI
2021
SKRIPSI

PENGARUH TINDAKAN SUCTION TERHADAP SATURASI OKSIGEN

PADA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

LITERATURE REVIEW

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi Keperawatan Program Sarjana
STIKES RS. Baptis Kediri

Oleh:

THEODOLIA SERLI DEE

NIM: 01.2.17.00626

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

STIKES RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

2021

2
PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan
di Perguruan Tinggi manapun

Kediri, …… 2021
Yang Menyatakan

THEODOLIA SERLI DEE


NIM: 01.2.17.00626

i
PERSETUJUAN SKRIPSI

Lembar Pengesahan

PSKRIPSI INI TELAH DISETUJUI


Tanggal : belum ditentukan

Oleh :

Pembimbing Ketua

Desi Natalia Trijayanti Idris, S.Kep., Ns., M.Kep

Pembimbing

Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Mengetahui,
Ketua STIKESRS Baptis Kediri

Selvia David Richard, S.Kep., Ns., M.Kep

ii
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI SKRIPSI

Telah Ditetapkan
Pada Tanggal, -

PENGUJI

Ketua : Erva Elli Kristanti., S.Kep., Ns., M.Kep (........................)

Anggota : 1. Akde Triyoga, S.Kep., Ns., MM (........................)

2. Erlin Kurnia, S.Kep., Ns., M.Kes (........................)

3. Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep (........................)

Mengetahui,
Ketua STIKESRS Baptis Kediri

Selvia David Richard, S.Kep., Ns., M.Kep

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akedemik STIKES RS. Baptis Kediri, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:

Nama : Theodolia Serli Dee


NIM : 01.2.17.00626
Program Studi : Keperawatan Program Sarjana
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKES RS.Baptis Kediri Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusif Royalty-
Free-Right) atas karya ilmiah yang berjudul: “Pengaruh Tindakan Suction terhadap
Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang Intensive Care Unit” beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan). Dengan hak Bebas Royalti Nonekslusif ini, STIKES RS. Baptis
Kediri berhak menyimpan, mengalih media atau formatkan, mengelola dalam bentuk
pengkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemiliki Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Kediri
Pada Tanggal : …… 2021

Yang Menyatakan,

(Theodolia Serli Dee)

iv
MOTTO

“Sukses tidak datang dari apa yang diberikan orang lain, melainkan datang dari
keyakinan dan kerja keras kita sendiri”

v
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Masa Esa atas
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul: “Pengaruh
Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang Intensive Care
Unit”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dan tahap untuk mendapatkan gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep) di STIKES RS. Baptis Kediri.

Bersama dengan ini saya menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada :

1. Ibu Selvia David Richard, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKES RS. Baptis
Kediri yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di STIKES RS. Baptis Kediri
2. Ibu Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Program Sarjana yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Skripsi
ini
3. Ibu Desi Natalia T.I., S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing Ketua yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing Ke II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Terimakasih kepada dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan bimbingan,


masukan dan pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini
6. Ibu Desi Natalia T.I., S.Kep., Ns., M.Kep dan Bapak Akde Triyoga, S.Kep., Ns.,
MM selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi
sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini
7. Seluruh dosen STIKES Rumah Sakit Baptis Kediri yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini
8. Palita Wisang dan Stefanus Seto selaku orang tua yang telah memberikan perhatian,
dukungan, motivasi, dan doa dalam penyelesaian skripsi ini

vi
9. Ivona Reku, Elisabeth Pitang, K. Marsel Pitang, Johanis Lero, Emanuel Trisno
Pitang, Karold Edwin Logho, Katrina Theresia Dewa, Rofinus Ronaldo Pitang,
Yonfelix Ivanto Dewa, dan Maria Dhia Pitang selaku keluarga besar yang telah
memberikan perhatian, dukungan, motivasi, dan doa dalam penyelesaian skripsi ini
10. Jesisca Silvia M Teurupun dan Indriyani Eka lani Oematan selaku teman yang telah
memberikan semangat, motivasi dan dukungan doa serta waktu dalam penyelesaian
skripsi
11. Teman–teman mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Angkatan
XI STIKES RS. Baptis Kediri dan semua pihak yang ikut membantu secara
langsung dan tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan koreksi berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi profesi keperawatan.

Kediri, …… 2021

Penulis

vii
LITERATURE REVIEW : PENGARUH TINDAKAN SUCTION TERHADAP
SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

Theodolia Serli Dee

STIKES RS Baptis Kediri, theodoliaserlidee@gmail.com

ABSTRAK

Saturasi oksigen merupakan presentasi Hb dalam darah yang berkaitan dengan oksigen
dalam arteri. Nilai saturasi oksigen normal adalah 95%-100%, nilai saturasi oksigen
kurang dari 95% menandakan pasien mengalami hipoksemia. Perubahan saturasi
oksigen pada pasien dengan kegagalan nafas ataupun penurunan kesadaran dapat
diakibatkan dari adanya penumpukan sekret pada pasien. Intervensi yang sering
dilakukan oleh perawat pada pasien kritis yang mengalami penumpukan sekret yang
berlebih. Tujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan suction terhadap nilai saturasi
oksigen pada pasien di ruang ICU. Desain penelitian menggunakan literature review
dengan penelusuran artikel terindeks SINTA, SCOPUS dan Google Scholar. Batasan
Artikel mulai 2011 hingga 2020 dan diperoleh 11 artikel yang sesuai. Artikel yang
dipakai adalah yang menggunakan desian quasy ekperimental, eksperimental dan pre
eksperimental dengan rancangan pre test and post test. Hasil analisis dari 11 artikel
didapatkan ada perubahan signifikan nilai saturasi oksigen pada pre suction dan post
suction dengan nilai p value 0,000 (p<0,05) dengan menggunakan alat ukur lembar
observasi, Pulse oximetry dan kuesioner. Disarankan kepada perawat di ruang ICU agar
melakukan pengawasan yang ketat dalam melakukan tindakan suction dan prosedur
suction harus dilakukan sesuai dengan SOP yang diterapkan dirumah sakit dengan benar

Kata kunci : Suction, Saturasi Oksigen, Intensive Care Unit

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDU

L
SKRIPSI............................................................................................................................1
PERNYATAAN.................................................................................................................i
PERSETUJUAN SKRIPSI................................................................................................ii
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI SKRIPSI............................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................................iv
MOTTO.............................................................................................................................v
UCAPAN TERIMAKASIH.............................................................................................vi
ABSTRAK.....................................................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xiii
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH...............................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................................4
1.4.1 Tujuan Umum..............................................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................................4
1.5.1 Manfaat Teoritis................................................................................................4
1.5.2 Manfaat Praktis.................................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN TEORI..............................................................................................6
2.1 Konsep Saturasi Oksigen..........................................................................................6
2.1.1 Definisi Saturasi Oksigen..................................................................................6
2.2.2 Pengkuran Saturasi Oksigen.............................................................................6
2.2.3 Kadar Saturasi Okigen......................................................................................7
2.2.4 Penatalaksanaan Pengukuran Saturasi Oksigen................................................7

ix
2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Saturasi Oksigen.....................8
2.2.6 Pasien Kritis......................................................................................................9
1. Peran Perawat Kritis.........................................................................................10
2. Kategori Pasien Kritis.......................................................................................10
2.2 Konsep Penghisapan Lendir (Suction)..................................................................13
2.2.1 Definisi............................................................................................................13
2.2.2 Tujuan Penghisapan Lendir (Suction).............................................................13
2.2.3 Indikasi Penghisapan Lendir (Suction)...........................................................13
2.2.4 Kontra Indikasi Penghisapan Lendir...............................................................14
2.2.5 Tekanan Suction..............................................................................................14
2.2.6 Kanul Suction..................................................................................................15
2.2.7 Prosedur Penghisapan Lendir (Suction)..........................................................15
2.3 Keaslian Penelitian..................................................................................................21
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN...............................23
3.1 Kerangka Konseptual..............................................................................................23
3.2 Hipotesis Penelitian.................................................................................................25
BAB 4 KERANGKA KERJA.........................................................................................25
4.1 Rancangan Penelitian..............................................................................................25
4.2 Kerangka Kerja........................................................................................................26
4.3 Populasi dan Sampel................................................................................................27
4.3.1 Populasi.....................................................................................................27
4.3.2 Kriteria Inklusi...........................................................................................27
4.3.3 Jumlah Referensi.......................................................................................27
4.4 Protocol and Registration.......................................................................................28
4.4.1 Eglibity Criteria.........................................................................................28
4.4.2 Information Sources..................................................................................29
4.4.3 Search........................................................................................................29
4.4.4 Data Collection Procces.................................................................................29
4.4.5 Data Items.......................................................................................................30
4.4.6 Risk of Bias in Individual Studies...................................................................30
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................31
5.1 Hasil................................................................................................................................31
5.1.1 Study Selection................................................................................................31
5.1.2 Study Characteristics......................................................................................33
5.1.3 Synthesis of Result...........................................................................................34

x
5.2 Pembahasan..............................................................................................................64
5.2.1 Mengidentifikasi Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU Berdasarkan
Literature Review.....................................................................................................64
5.2.2 Menganalisis Pengaruh Tindakan Suction Terhadap Saturasi Oksigen Pada
Pasien Di ruang ICU Berdasarkan Literature Review..............................................68
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................73
6.1 Kesimpulan....................................................................................................................73
6.2 Saran...............................................................................................................................73
Daftar Pustaka..................................................................................................................74
Lampiran 1 Analisa Jurnal...............................................................................................77
Lampiran 2 Lembar Bimbingan....................................................................................111
Lampiran 3 Persetujuan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 Proposal Skripsi..............116
Lampiran 4 Persetujuan Penguji 1, 2, 3, 4 dan Pembimbing.........................................118

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Level of Critical Recommendation JFICMI and ICS..................................


11
Tabel 2 Tabel Kategori Pasien Kritis Berdasarkan Cardinal.............................................
12
Tabel 3 Ukuran Suction catheterkit/ selang kateter............................................................
15
Tabel 2.4 keaslian penelitian Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen
pada Pasien Di Ruang ICU...............................................................................
22
Tabel 5.1 Ekstraksi Data dengan Pendekatan PICO Pengaruh Suction Terhadap Saturasi
Oksigen pada Pasien di Ruang ICU..................................................................
36

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen
pada Pasien Di Ruang ICU........................................................................ 3

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen
pada Pasien Di Ruang ICU..........................................................................
..................................................................................................................24

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen
pada Pasien Di Ruang ICU..........................................................................
..................................................................................................................27
Gambar 5.1 Diagram Flow Chart Sintesa Systemic Review Pengaruh Suction Terhadap
Saturasi Oksigen Pada Pasien di Ruang Intesive Care Unit........................
..................................................................................................................35

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisa Jurnal Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen


pada Pasien Di Ruang ICU...................................................................... 77
Lampiran 2 Lembar Bimbingan................................................................................. 111
Lampiran 3 Pertujuan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 Skripsi............................. 116

xiv
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Lambang :
. : Titik
, : Koma
% : Persen
“” : Tanda Petik Dua
( : Buka Kurung
) : Tutup Kurung
: : Titik Dua
? : Tanda Tanya
- : Tanda Hubung
/ : Garis Miring
= : Tanda Sama Dengan atau Tanda Kesetaraan
+ : Tanda Tambah
˃ : Tanda Lebih Besar
˂ : Tanda Kurang Dari
Daftar Singkatan :
ICU : Intensive Care Unit
Hb : Hemoglobin
ETT : Endotracheal Tube
STIKES RS Baptis : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Baptis
Kemekes : Kementrian Kesehatan
DKI Jakarta : Daerah Khusus Ibukota Jakarta
CVA : Cerebrovascular Accident

xv
JFICMI : Join Facult Of Intensive Care Medicine Of Ireland
ICSI : The Intensive Care Society of Ireland
PACU : Post Anesthesia Care Unit
NIV : Complex Non Invasive Ventilation
ECMO/ECLS : Ekstra Corporeal Life Support
mmHg : Milimeter Merkuri (Hydrargyrum)
HR : Heart Rate
RR : Respiratory Rate
SBP : Systolic Blood Pressure
UO : Urinary Output
Fr : France Size
NaCl : Natrium Clorida
SaO2 : Saturasi Oksigen Arteri
SpO2 : Percutaneous Oxygen Saturation
HbO2 : Oxyhemoglobin
PO2 : Carbon Dioxide Partial Pressure
PICO : Population, Intervention, Comparison, Outcome

Daftar Istilah :
Cairan Intertisial : Cairan yang ada didalam tubuh manusia yang
memiliki fungsifisiologis tertentu
Pulse Oxyimetri: Alat pengukur kadar oksigen dalam darah
Hemoglobin : Protein yang berada di dalam sel darah merah
Aquades : Air mineral yang telah di proses dengan
disuling sehingga diperoleh air murni yang
bebas mineral
Gaster : Lambung
Infark Miokard: Serangan Jantung
Varises Esophagus: Pembesaran abnormal pada vena di
kerongkongan
Edema : Penumpukan cairan dalam ruang di antara
seltubuh
Spasme otot : Kram Otot
Pulmonary Oedem : Penumpukan cairan di dalam paru-paru
Cerebro Spinal: Cairan yang terdapat di sekitar otak dan
sumsung tulang belakang

xvi
Stridor: Suara kasar atau serak bernada tinggi atau
rendah yang muncul setiap tarikan atau
hembusan napas
Snoring: Mendengkur atau mengorok
Gurgling: Bunyi kumur-kumur
Heart Rate: Denyut nadi
Respiratory Rate: Laju pernafasan
Systolic Blood Pressure : Tekanan darah
Urinary Output: Pengeluaran urine
Anuria: Urine tidak bisa keluar
Critical Ill: Penyakit kritis
Potential Critical Illness: Potensi penyakit kritis
Kooperatif : Sikap yang menunjukkan kerjasama
No Critical Ill : Tidak masuk penyakit kritis
Ekstra Corporeal Life Support : Bantuan hidup ekstra korporeal
Neuro Critical Care : Perawatan Neurokritis untuk cedera otak
traumatis
Renal Replacement: Terapi untuk menggantikan fungsi ginjal
Invasive Mechanical Ventilation: Untuk meningkatkan pertukaran gas paru dan
memungkinkan istirahat yang cukup dari otot
pernapasan yang terganggu untuk pulih dari
kondisi kelelahan

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saturasi oksigen merupakan jumlah presentase oksigen yang mampu

dibawa dalam hemoglobin (Mathar, 2018). Kadar pasokan oksigen dalam

darah penting untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh, jika tubuh

mengalami kekurangan oksigen dapat mengakibatkan pasien mengalami

hipoksia dan hipoksia dapat dideteksi dengan melihat nilai saturasi oksigen

yang rendah dengan gejala yang dapat dilihat yaitu sesak napas, napas

cenderung cepat dan detak jantung yang cepat (Asmadi, 2012). Pasien kritis

biasanya mengalami gangguan pada multi organ yang melibatkan gangguan

pada organ pernapasan (Sundana, 2018). Berdasarkan penelitian dilakukan

oleh (Widayanti, 2020) mengungkapkan bahwa pasien kritis yang mengalami

hipoksia dikarenakan terjadi gangguan pada saluran sirkulasi udara akan

mengalami perubahan pada pembacaan saturasi oksigen.

Data World Health Organization (WHO) 2016, pasien krits di ICU

meningkat setiap tahunnya. Terdapat sekitar 9,8%-24,6% pasien kritis dan

dirawat di ICU per 100.000 penduduk, serta kematian akibat penyakit kritis

hingga kronik di dunia meningkat sebanyak 1,1-7,4 juta orang. Data

Kemenkes RI tahun 2020, pasien yang dirawat di ruang ICU sebanyak 94%

dari 16 tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit Provinsi Riau (Kemenkes,

2021). Penelitian yang dilakukan oleh (Karokaro & Hasrawi, 2019) di ruang

1
ICU Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam menyatakan pasien kritis yang

dirawat di ruang ICU berjumlah 20 pasien sekitar 90% di dapatkan saturasi

oksigen pasien kurang baik. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh (Guswenti, 2016) pada seluruh pasien kritis yang dirawat di

ruang ICUmengalami keadaan saturasi oksigen yang kurang baik sebanyak 10

pasien.

Pasien yang dirawat di ICU memiliki keadaan yang berbeda-beda dan

kegagalan multiorgan menjadi salah satu penyebab pasien mengalami

kegagalan nafas, penurunan kesadaran bahkan sampai jatuh dalam kondisi

koma yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan saturasi oksigen(Dewi

dkk, 2020). Penurunan Saturasi oksigen pada pasien dengan kegagalan nafas

ataupun penurunan kesadaran dapat diakibatkan dari adanya penumpukan

sekret pada pasien(Dewi dkk, 2020). Tanda dan gejala terjadinya penurunan

saturasi oksigen adalah kadar saturasi oksigen <90%, pasien mengalami

distres pernapasan seperti sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan

menjadi 35 x/menit, denyut nadi cepat dan dangkal, sianosis serta mengalami

penurunan kesadaran (Hidayati dkk, 2020).

Pasien kritis yang dirawat di ruang perawatan intensif mengalami

penyumbatan jalan napas yang dikarenakan penumpukan sekret secara

berlebihan(Dewi dkk, 2020). Hal tersebut dapat ditangani dengan melakukan

tindakan penghisapan lendir (suction) yang bertujuan untuk membebaskan

jalan nafas, mengurangi penumpukan sekret dan mencegah terjadi infeksi pada

paru(Asmadi, 2012). Tindakan suction merupakan intervensi yang sering

dilakukan oleh perawat pada pasien kritis yang mengalami penumpukan sekret

2
yang berlebih(Asmadi, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh (Kitong et al.,

2014) menunjukan bahwa setelah dilakukan tindakan suction terjadi

perubahan kadar saturasi oksigen. Penelitian yang dilakukan oleh (Syahran et

al., 2019) juga menunjukan terjadinya perubahan sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan suction dimana kadar saturasi oksigen pasien mengalami

perubahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan suction dapat

mempengaruhi kadar saturasi oksigen pada pasien yang mengalami gangguan

pada jalan napas pasien. Berdasarkan fenomena dan latar belakang masalah

diatas makan peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh dari tindakan

suction terhadap saturasi oksigen pada pasien di ruang ICU berdasarkan

literature review.

1.2 Identifikasi Masalah

Faktor yang
mempengaruhi pasien Prevalensi pasien
kritis: Pasien dengan
kritis yang dirawat di
gangguan
ruang ICU berjumlah
1. Gangguan pada saturasi
20 pasien sekitar
organ pernapasan, oksigen di
90% di dapatkan
2. Gangguan pada ruang ICU
saturasi oksigen
organ kardivaskuler
pasien kurang baik
3. Gangguan pada
organ neuromuskuler (Karokaro dan
Hasrawi, 2019)

Gambar 1.1 Identifikasi masalah Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi


Okigen pada Pasien Di Ruang Intensive Care Unit

Berdasarkan gambar 1.1 dapat dijelaskan bahwa ada berbagai faktor

yangmempengaruhi yang dapat mempengaruhi pasien kritis yaitu gangguan pada

3
organ pernapasan, gangguan pada organ kardivaskuler, dan gangguan pada organ

neuromuskuler. Pasien Pasien dengan gangguan saturasi oksigen di ruang ICU.

Prevalensi pasien di ruang ICU terdapat 90% dari 20 responden yang masuk

dalam kategori yang tidak baik dalam penelitan yang dilakukan oleh (Karokaro &

Hasrawi, 2019)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas didapat rumusan masalah yaitu “Apakah

ada pengaruh tindakan suction terhadap saturasi oksigen pada pasien di ruang

Intensive Care Unit?”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Membuktikan Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada

Pasien Di Ruang ICU, berdasarkan Literature Review.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasisaturasi oksigen pada pasien di ruang ICU berdasarkan

Literature Review

2. Menganalisis pengaruh tindakan suction terhadap saturasi oksigen pada

pasien di ruang ICU berdasarkan Literature Review

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan terkait pemberian

intervensi suction pada pasien guna untuk memperbaiki nilai saturasi oksigen

4
yang terjadi akibat gangguan sirkulasi udara serta meningkatkan pemberian

asuhan keperawatan pasien kritis.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Perawat di Ruang ICU

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan ilmu mengenai

pengaruh tindakan suction terhadap saturasi oksigen pada pasien yang

dirawat di ruang ICU.

2. Bagi Institusi STIKES RS Baptis Kediri

Bagi institusi diharapkan sebagai refensi untuk meningkatkan mutu

pembelajaran dan sebagai tambahan informasi mengenai ilmu keperawatan

agar dapat dipelajari untuk ilmu keperawatan terkhususnya pada

perawatan diruang intensif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan untu menambah literatur

sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai Pengaruh

Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Saturasi Oksigen

2.1.1 Definisi Saturasi Oksigen

Heme pada hemoglobin jika mengikat oksigen dikatakan tersaturasi dengan

oksigen. Persentase semua heme yang tersatu dengan oksigen dikatakan saturasi

oksigen (Patria & Fairuz, 2012).

Saturasi oksigen merupakan presentasi Hb dalam darah yang berkaitan

dengan oksigen dalam arteri (Mathar, 2018).

Saturasi oksigen adalah salah satu anggaran ketepuan oksigen arteri, yang

merajuk kepada jumlah hemoglobin oksigen dalam darah (Muhaimin, 2016).

Saturasi oksigen merupakan pengukuran relatif dari kandungan oksigen

yang dibawa oleh hemoglobin (Bintang, 2020)

2.2.2 Pengkuran Saturasi Oksigen

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kadar saturasi oksigen adalah

pulse oximeter. Pulse oximeter adalah metode noninvasif pemantauan kontinue

saturasi oksigen hemoglobin (SaO2). Pemeriksaan ini digunakan untuk memantau

pasien terhadap perubahan mendadak atau perubahan kecil saturasi oksigen

(Wahid & Suprapto, 2013)

Pulse oximetry mengukur saturasi oksigen dalam darah arteri. Perubahan

saturasi oksigen adalah tanda penting dari gangguan pernapasan. Awalnya tubuh

akan mencoba dan mengkompensasi hipoksemia dengan meningkatkan laju dan

kedalaman pernapasan (Idris et al., 2020)

6
2.2.3 Kadar Saturasi Okigen

Kadar saturasi oksigen normal adalah 95%-100%, nilai saturasi oksigen

kurang dari 95% menandakan pasien mengalami hipoksemia(Wahid & Suprapto,

2013). Saturasi oksigen <90% berkolerasi dengan kadar oksigen darah yang

sangat rendah dan membutuhkan penanganan segera. Jika saturasi oksigen rendah,

biasanya akan terlihat tanda-tanda lain dari distres napas (Idris et al., 2020).

2.2.4 Penatalaksanaan Pengukuran Saturasi Oksigen

1. Persiapan alat

1) Oksimetri nadi

2) Sensor probe

3) Pembersih cat kuku

2. Persiapan pasien

1) Pada pasien dan keluarganya

2) Bersihkan tempat yang akan di ukur

3) Tentukan tempat yang akan di ukur

3. Pelaksanaan

1) Cuci tangan

2) Cek sirkulasi perifer dengan menggunakan teknik pengisian kapiler

3) Cek fungsi alat oksimetri nadi

4) Bersihkan kuku dari cat kuku atau lepaskan anting-anting bila kita

akan mengukur ditelinga

5) Bersihkan area pengukuran dengan alkohol

6) Pasang sensor probe

7) Anjurkan pasien untuk bernafas biasa

7
8) Tekan tombol on pada oksimetri nadi

9) Dengarkan suara atau tanda dari oksimetri nadi

10) Observasi geombang yang ada pada oksmetri nadi

11) Yakinkan bahwa batas alarmsudah sesuai dengan kondisi yang

diperlukan

12) Baca dan catat hasil pengukuran

13) Bila dilakukan pemantauam yang terus-menerus maka pindahkan

sensor probe tiap 2 jam

14) Bila dilakukan sesaat, lepaskan probe dan matikan oksimetri nadi

15) Cuci tangan.

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Saturasi Oksigen

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan saturasi oksigen, yaitu

(Zakiyah, 2015):

1. Hemoglobin

Penurunan konsetrasi Hb mempunyai efek yang sama terhadap PO2 cairan

intertisial seperti penurunan aliran darah sehingga penurunan konsentrasi

Hb menjadi seperempat dari normal dimana lairan darah normal dapat

mengurangi PO2 cairan intertisial menjadi kira-kira 13 mmHg. PO2

merupakan faktor yang sangat menentukan saturasi oksigen, dimana PO2

yang tinggi maka hemoglobin membawa lebih banyak oksigen dan pada

PaO2 yang rendah maka hemoglobin membawa sedikit oksigen.

2. Aktivitas

Pasien yang dirawat di ruang intensif dengan penurunan kesadaran memiliki

dampak yang mungkin terjadi adalah kerusakan mobilitas, jalan nafas yang

8
tidak paten, sirkulasi yang dapat terganggu akibat imobilisasi dan hambatan

komunikasi. Ketidakstabilan hemodinamika dapat menjadi hambatan

dilakukannya mobilisasi dan efek sampingnya yang ditimbulkan tidak

adanya pergerakan ektermitas dapat menyebabkan perubahan saturasi

oksigen kurang dari 90%

3. Suction

Tindakan penghisapan lendir perlu dilakukan pada pasien yang mengalami

penurunan kesadaran karena kurang responsif atau yang memerlukan

pembuangan sekret oral. Dengan dilakukan tindakan suction diharapkan

saturasi oksigen pasien dalam batas normal

2.2.6 Pasien Kritis

Pasien dengan penyakit kritis merupakan keadaan akut disfungsi organ

sampai pada potensial penyakit hingga kegagalan organ reversible(Idris et al.,

2020)

Pasien kritis adalah keadaan dimana pasien yang mengancam, tidak stabil

dan komplek yang membutuhkan observasi dan perhatian penuh dalam masa

perawatan. Pasien kritis yang dirawat dalam jangka waktu lama minimal 2-3 hari

dan kurang mobilisasi akan berpengaruh pada masa perawatan yang lebih lama,

mengalami penurunan kesehatan mental, fungsi mobilisasi dan fungsi kognitif

sehingga dampak tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penurunan pada fungsi

organ, dan terjadi penurunan kontratilitas otot, kapasitas fungsi dan kualitas hidup

pasien. Pasien kritis yang mengalami penurunan fungsi kognitif disebabkan oleh

kurangnya pengetahuan tentang perawatan di ruang ICU, ICU delirium, sedasi,

gangguan tidur dan hipoksia(Suwardianto, 2019)

9
Pasien kritis adalah pasien yang mengalami ketidakstabilan secara

fisiologis, sehingga pasien mengalami respon hipermetabolik komplek terhadap

trauma, pasien juga dapat mengalami perubahan metabolisme tubuh, hormonal,

imunologis dan homeostatis nutrisi. Program terapi yang kompleks dan

pemantauan pasien kritis megharuskan perawat fokus terkait dengan kondisi

status fisiologis dan hemodinamik termasuk saturasi oksigen(Pratiwi, 2020)

1. Peran Perawat Kritis

Peran perawat kritis dalam perkembangannya memiliki lingkup yang

spesifik dalam melakukan perawatan kritis. Perawatan kritis pada pasien yang

memiliki penyakit kritis merupakan suatu kesatuan termasuk pre-crisis/proactive

care, manajemen penyakit kritis dan dalam hal ini dapat berupa recovery dan

rehabilitasi. Palliative care merupakan rangkaian peran perawat dalam

melaksanakan tindakan keperawatan diruang ICU. Berperan sebagai manajer

ruangan, perawat edukator, pemberi asuhan keperawatan kritis, advokasi pasien

dan keluarga merupakan peran perawat kritis(Suwardianto, 2019).

Perawat kritis juga dapat berperan pada area dalam dan luar keperawatan

diantaranya sebagai konsulan, advanced practice/nurse practitioner roles in ICU,

trauma, emergency, critical care outreach ICU liaison, dan juga sebagai peneliti

(Suwardianto, 2018)

2. Kategori Pasien Kritis

Kategori pasien kritis berdasarkan dari Nationtal Standards for Adult Critical

Care Services, Join Facult of Intesive Care Medicine of Ireland (JFICMI), dan

The Intensive Care Society of Ireland (ICSI) sebagai berikut (Suwardianto, 2018):

10
Tabel 1. Level of Critical Care Recommendation JFICMI and ICSI
Acute Level 0 Pasien dirawat di bangsal dengan manajemen klinik
Care
Level 1 Level lebih tinggi perlu observasi seperti contoh ruang
Post Anesthesia Care unit
Critical Level 2 Pasien kritis dengan salah satu organ utama mengalami
Care kegagalan fungsi
Level 3 Pasien kritis dengan dua atau lebih organ utama
mengalami kegagalan fungsi
Level 3S Level 3 yang memerlukan pelayanan regional/nasional
rujukan

Kriteria level 0 dan level 1 dideskripsikan bahwa pasien memiliki tingkatan

penyakit akut dan tidak membutuhkan perawatan pada critical care unit, namun

jika terjadi kemunduran keadaan yang semakin memburuk maka tim keperawatan

kritis di perlukan dalam penanganannya.

Kriteria level 2 dideskripsikan bahwa pasien memerlukan lingkungan yang

terbaik dan peran perawat kritis sangat diperlukan. Level 2 terjadi peningkatan

frekuensi dalam memonitoring pasien, dan dapat dimungkinkan memilki keadaan

yang sama seperti pasien level 1 yang dapat dirawat di rawat inap atau bangsal

atau PACU yang memiliki sumber daya perawat yang mampu melakukan

observasi pasien. Level 2 dapat juga terjadi pada Complex Non Invasive

Ventilation (NIV) seperti contoh proses weaning pada perawatan pasien level 1

atau yang level lebih tinggi dari NIV yaitu Invasive Mechanical

Ventilationsebagai fokus perawatan karena adanya kegagalan salah satu organ.

keadaan lain yang dapat dikategorikan pada level 2 diantaranya ketidakstabilan

hemodinamik, renal replecement, pasien yang mendapatkan terapi neurogical,

dermatological injury, dan hepatic support.

11
Kriteria level 3 dideskripsikan yaitu dimana pasien memiliki kegagalan dua

organ atau lebih, dan atau pasien menggunakan invasive mechanical ventilatory

teratment.

Kriteria level 3S dapat dijelaskan sebagai pasien yang memiliki keadaan

kritis 3 dan harus mendapatkan pelayanan kesehatan pada tingkatan nasional atau

regional sepertiEkstra Corporeal Life Support (ECMO/ECLS), Neuro Critical

Care, Cardiothoracic, Transplantasin dan lain sebagainya.

Identifikasi pasien kritis dengan melihat dari segi cardinal berdasarkan

British Journal of Hospital Medicine tahun 2007 sebagai berikut:

Tabel 2. Kategori Pasien Kritis berdasarkan Cardinal


Clinical Observations
Kategori Tampilan Neurogical Respiratory
Cardivascula
Pasien Umum r
No Critical ill Normal Waspada Napas HR 60-100
kooperatif normal, kali/menit
>8<20 SBP>90
kali/menit mmHg
UO >0,5
ml/kg/hr
Potential Berkeringat, Agitasi, Menggunakan HR >100
Critical Pucar, cemas, Bingung, mata otot kali/menit
illness atau gelisah membuka saat pernapasan, SBP <90
dipanggil RR <8 mmHg
kali/menit, UO <0,5
RR 20-30 ml/kg/hr
kali/menit
Critical ill Abu-abu, biru Tidak Silent chest HR <50
kulit berespon atau RR<8>30 kali/menit
bercorang- hanya kali/menit, HR >150
coreng membuka agonal kali/menit
mata dengan respirations SBP<60
respon nyeri mmHg,
Anuria
Cardiac Arrest atau Mati
Keterangan: HR = heart rate; RR = respiratory rate; SBP = Systolic blood
pressure; UO = urinary output

12
2.2 Konsep Penghisapan Lendir (Suction)

2.2.1 Definisi

Suctioning adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan

pada jalan napas. Suctioning dapat diterapkan pada oral, nasofaringeal, trakheal,

serta endotrakeal atau trakheostomi tube(Asmadi, 2012)

Suction atau penghisapan lendir merupakan tindakan untuk

mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses

pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan sekret pada klien yang

tidak mampu mengeluarkannya sendiri (Timby, 2009 dalam Wagiran 2015)

Suction atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan

napas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat

dengan cara mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya

sendiri (Alfianur et al., 2021).

2.2.2 Tujuan Penghisapan Lendir (Suction)

Tujuan pengisapan lendir, yaitu (Rakhman, 2014):

1. Pengisapan lendir bertujuan untuk memelihara saluran tetap bersih

2. Pengisapan lendir bertujuan untuk mengeluarkan sekret dari pasien yang

tidak mampu mengeluarkan sendiri

3. Pengisapan lendir bertujuan diharapkan agar suplai oksigem terpenuhi

dengan jalan nafas yang adekuat

2.2.3 Indikasi Penghisapan Lendir (Suction)

Kozier dan Erb (2012) mengungkapkan bahwa indikasi dilakukannya

suction ETT pada pasienm yaitu (Anggraini & Relina, 2020):

1. Bila terjadi gurgling (suara nafas berisik seperti berkumur),

13
2. Cemas

3. Susah/kurang tidur

4. Snoring (mengorok)

5. Penurunan tingkat kesadaran

6. Perubahan warna kulit

7. Penurunan saturasi oksigen

8. Penurunan pulse rate (denyut nadi)

9. Irama nadi tidak teratur

10. Respiration rate menurun

11. Gangguan potensi jalan napas

2.2.4 Kontra Indikasi Penghisapan Lendir

Kontraindikasi penghisapan lendir (suction), yaitu (Rakhman, 2014):

1. Pasien dengan stridor

2. Pasien dengan kekurang cairan cerebro spinal

3. Pulmonary oedem

4. Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru

Elly (2000) juga menjabarkan kontrakindikasi pada prosedur penghisapan

lendir yaitu klien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme

laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui trakea, gangguan perdarahan,

edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, infark miokard(Anggraini &

Relina, 2020)

2.2.5 Tekanan Suction

Tekanan suction, yaitu (Rakhman, 2014):

1. Dewasa : 110-150 mmHg


2. Anak-anak : 95-110 mmHg

14
3. Bayi : 50-95 mmHg
2.2.6 Kanul Suction

Kanul suction yaitu (Anggraini & Relina, 2020):

1. Jenis

Jenis kanul suction yang ada dapat dibedakan menjadi open suction

dan close suction. Open suction merupakan kanul konvesional, dalam

penggunaannya harus membuka sambungan antara ventilator dengan

ETT pada pasien sedangkan close suction merupakan kanul dengan

system tertutup yang selalu terhubung dengan sirkuit ventilator dan

penggunaannya tidak perlu membuka konektor sehingga aliran udara

yang masuk tidak terinterupsi.

2. Ukuran Suction catheterkit/ selang kateter

Tabel 3. Ukuran Suction catheterkit/ selang kateter


Keterangan Ukuran
Dewasa 12-18 Fr
Anak usia sekolah 6-12 tahun 8-10 Fr
Anak usia balita 6-8 Fr

2.2.7 Prosedur Penghisapan Lendir (Suction)

Prosedur penghisapan lendir, yaitu (Asmadi, 2012):

Peralatan

a. Mesin Suction

b. Kateter

c. Penghubung tube

d. Kom steril, sarung tangan steril (untuk trakheal dan

trakheostomi suctioning)

e. Air destilasi steril

15
f. Tisu

g. Kasa steril

h. Handuk steril

i. Botol pengumpul lendir

j. Manometer untuk mengukur jumlah kekuatan vakum

Prosedur pelaksanaan

a. Oral suctioning

1) Tahap persiapan:

a) Siapkan alat-alat termasuk ekstrakateter. Hubungkan botol

pengumpul lendir dan tube ke sumber vakum

b) Suctioning siap dengan mengobservasi pernapasan,

mengauskultasi paru-paru.

c) Cuci tangan dengan lima langkah cuci tangan yang benar

d) Hidupkan mesin suction untuk memeriksa apakah sistem dan

pengaturan tekanan berfungsi dengan baik

e) Isi kom steril dengan air steril

f) Posisikan klien dengan kepala lebih rendah

g) Pakai sarung tangan dengan prinsip steril

h) Sambungkan kateter ke tube suction. Gunakan sarung tangan jika

memegang kateter

i) Masukkan kateter ke dalam basin dan isap air steril tersebut

2) Tahap Pelaksanaan:

a) Gunakan padded tongue blades untuk memisahkan gigi atas dan

gigi bawah

16
b) Biarkan vent terbuka hingga kontak dengan udara bebas saat

mendorong kateter masuk ke dalam bagian yang akan diisap

c) Tutup vent dengan ibu jari dan tarik secara perlahan sambil

memutarkan kateter tersebut antara ibu jari dan jari lain. Jika

isapan terlalu kuat, maka lepaskan ibu jari dari vent

d) Masukkan kateter ke dalam basin dan angkat kembali kemudian

isapkan air steril melalui kateter tersebut untuk

membersihkannya

e) Ulangi 1-4 kali sesuai yang dibutuhkan, tetapi setiap periode

suctioning tidak boleh lebih dari 10 detik dan jeda waktu antara

periode sekitar 1-3 menit

3) Tahap tindak lanjut:

a) Matikan mesin suction, lepaskan kateter dari tube dan bungkus

tube dengan handuk steril. Bila kateter tersebut disposable, maka

lebih baik dibuang saja

b) Posisikan klien senyaman mungkin dan lakukan perawatan mulut

c) Mengkaji efektivitas dari suctioning dengan mengobservasi

pernapasan dan mengauskultasi paru-paru

d) Catat karakteristik sekret, adakah perdarahan, dan reaksi klien

terhadap suctioning

b. Nasofaringeal Suctioning

1) Tahap Persiapan:

Persiapan yang dilakukan pada nasofaringeal suctioning ini sama

dengan persiapan oral suctioning. Hanya saja hal yang perlu

17
diperhatikan adalah menentukan seberapa dalam kateter dimasukkan

ke dalam nasofaringeal. Oleh karena itu, perlu diukur panjan atau

jarak antara hidung klien dengan tragus telinga

2) Tahap pelaksanaan:

a) Biarkan vent kateter terbuka, naikkan ujung hidung, dan

masukkan kateter pada dasar dari hidung

b) Jika ada sumbatan jangan dipaksa, tapi cobalah masukkan lagi

melalui sudut/sisi lain dari hidung atau pada lubang hidung

lainnya

c) Ikuti prosedur c) sampai e) seperti pada tahap pelaksanaan oral

suctioning

3) Tahap tindak lanjut:

Sama seperti halnya yang dilakukan pada oral suctioning

c. Nasotrakheal suctioning

1) Tahap persiapan:

a) Ikuti langkat a) sampai d) pada oral suctioning

b) Atur kekuatan suction sesuai kebutuhan

c) Pastikan bahwa sumber oksigen tersedia

d) Gunakan teknik aseptik, isi kom steril dengan air steril

e) Posisikan klien dengan kepala agak ekstensi

f) Buka bungkus kateter steril, sambungkan kateter tersebut pada

tabung suction

g) Letakkan ujung kateter pada kom steril dan isapkan air steril

18
2) Tahap pelaksanaan:

a) Biarkan vent kateter terbuka, tinggikan ujung hidung lalu

masukkan kateter menyisiri dasar hidung

b) Jika terjadi sumbatan jangan dipaksa, tetapi lepaskan dan

masukkan pada sudut yang lain ataupun pada lubang hidung

yang lain

c) Gerakkan kateter ke depan secara perlahan sampai masuk ke

trakhea

d) Ketika kateter di dalam trakhea tutup vent dengan ibu jari dan

tarik kateter perlahan-lahan dengan gerakan memutar di antara

ibu jari dan jari lainnya

e) Lepaskan ibu jari dari vent untuk beberapa detik antara inspirasi

f) Masukkan dan keluarkan kateter ke dalam kom steril dan isap air

steril untuk membersihkannya

g) Ulangi prosedur ini sesuai yang dibutuhkan, tetapi setiap periode

suctioning tidak boleh lebih dari 5 detik dan jeda waktu antara

periode sekitar 1-3 menit

3) Tahap tindak lanjut:

a) Prosedur sama dengan oral suction

b) Berikan oksigen jika dibutuhkan dan bergantung kondisi klien

d. Endotrakheal atau trakheostomi tube suctioning

Indikasi:

1. Bila sekresi dapat terlihat atau suara sekresi yang terdengar dengan

atau tanpa menggunakan stetoskop

19
2. Setelah prosedur fisioterapi dada

3. Setelah prosedur pengobatan bronkhodilator

4. Peningkatan atau poppingoff dari puncak tekanan jalan napas

terhadap klien yang sedang menggunakan ventilasi mekanik

Prosedur:

1. Cuci tangan secara seksama

2. Letakkan handuk di atas dada klien kenakan sarung tangan

3. Kenakan sarung tangan

4. Lepaskan ventilator pada klien lalu letakkan konektor ventilator di

atas handuk steril

5. Ventilasikan dan beri oksigen melalui ambu bag 4-5 kali disesuaikan

dengan volume tidal

6. Lumasi ujung kateter dengan jelly lalu dengan saksama masukkan

kateter suction sejauh mungkin ke dalam jalan napas buatan tanpa

melakukan pengisapan

7. Lakukan suction dengan gerakan memutar kateter secara cepat

bersamaan dengan menarik kateter keluar

8. Batasi waktu suction 10-15 detik. Hentikan suction apabila denyut

jantung meningkatkan sampai 40 kali/menit

9. Ventilasikan klien dengan ambu bag setelah suction tiap periodenya

10. Jika sekresi sangat pekat, maka dicairkan dengan memasukkan NaCl

steril 3-5 cc ke dalam jalan napas buatan

11. Bilas kateter di antara setiap pelaksanaan suction

20
12. Lakukan prosedur ini sampai jalan napas bersih terhadap

penggumpalan sekret yang ditandai dengan hasil auskultasi jernih

13. Setelah selesai hubungkan lagi klien dengan ventilator

14. Bereskan lagi alat-alat.

2.3 Keaslian Penelitian

Tabel 2.4 keaslian penelitian Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi


Oksigen pada Pasien Di Ruang ICU
No Judul Penulis, Variabel Desain Hasil
Tahun
1 Studi literatur: Setiyawan, Variabel Literatur Berdasarkan
Faktor yang Nur independen: review hasil review dari
mempengaruh Rakhmawa pasien kritis 9 artikel
i saturasi ti, Ikha penelitian
oksigen pada Yulia Variabel menunjukan
pasien kritis Widayanti dependen: bahwa terdapat
saturasi beberapa faktor
Tahun oksigen yang
2020 mempengaruhi
saturasi
oksigen. Semua
artikel
menunjukan
hasil selisih
yang berbeda-
beda.
2 Perbedaan Yunita Variabel quasi Berdasarkan
ukuran kanul Kusuma independen: experimen hasil penelitian
suction Wardhani ukuran kanul tal dengan mendapatkan
terhadap suction pre test hasil yaitu ada
perubahan Tahun and post perubahan kadar
kadar saturasi 2018 Variabel test saturasi oksigen
oksigen di dependen: control sebelum dan
ruang ICU saturasi group sesudah
RSUD DR. oksigen design dilakukan
Moewardi tindakan
tahun 2015 suction
menggunakan
berbagai ukuran
kanul suction
3 Perbedaan Novia Variabel One- Hasil penelitian
saturasi Gultom independen: group ini menunjukan
oksigen pada suction pretest- adanya

21
No Judul Penulis, Variabel Desain Hasil
Tahun
pasien kritis Tahun postest perbedaan
yang dipasang 2019 Variabel design saturasi oksigen
endotracheal dependen: pada pasien
tube sebelum saturasi yang terpasang
dan seudah oksigen ETT sebelum
dilakukan dan sesudah
tindakan dilakukan
suction di tindakan
ruang ICU penghisapan
RSUP H. lendir dimana
Adam Malik terjadi
Medan Tahun penurunan nilai
2019 saturasi oksigen
pada pasangan
sesudah 0 menit
dengan sebelum
sebesar
-1,9667% dan
pasangan
sesudah menit
ke 1 dengan
sebelum sebesar
-1,06667%.
Namun, terjadi
peningkatan
saturasi oksigen
sesudah menit
ke 3 dengan
sebelum sebesar
1,33333% dan
sesudah menit
ke 5 dengan
sebelumnya
sebesar
1,80000%
4 Gambaran Marlisa Variabel Penelitian Berdasarkan
pengetahuan dan independen: Deskriptif hasil penelitian
perawat Ricsson Pengetahuan ditemukan hasil
terhadap Situmorang perawat responden
perubahan memilki
saturasi Tahun Variabel pengetahuan
oksigen pada 2020 dependen: yang baik
pasien gagal saturasi tentang tindakan
napas yang oksigen suction terhadap
dilakukan perubahan
suctionendotr saturasi oksigen

22
No Judul Penulis, Variabel Desain Hasil
Tahun
acheal tube
(ETT) di
ruang
intensive care
unit RSUP H.
Adam Malik
Medan tahun
2019

23
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Pasien kritis
(Idris et.al, 2020)

Kategori pasien kritis:


1. Acute Care, meliputi:
a) Level 0
b) Level 1
2. Critical Care, meliputi:
a) Level 2
b) Level 3
c) Level 3S
(Suwardianto, 2018)

Faktor yang Pemantauan kondisi fisik dan


mempengaruhi hemodinamik termasuk saturasi
saturasi oksigen: oksigen Indikasi tindakan suction:
1. Hemoglobin (Idris et.al, 2020) 1. Bila terjadi gurgling (suara
2. Mobilisasi nafas berisik seperti
3. Suction berkumur),
Kadar saturasi
(Zakiyah, 2015) 2. Cemas
oksigen
(Idris et.al, 2020) 3. Susah/kurang tidur
Dampak dari 4. Snoring (mengorok)
perubahan saturasi 5. Penurunan tingkat kesadaran
oksigen: 6. Perubahan warna kulit
1. Napas pendek 7. Penurunan saturasi oksigen
2. Mudah lelah Penatalaksanaan peningkatan 8. Penurunan pulse rate (denyut
3. Menurunnya saturasi oksigen yaitu dengan nadi)
kinerja jantung Hiperoksigenasi 9. Irama nadi tidak teratur
dan otak (Suwardianto, 2018) 10. Respiration rate menurun
4. Gangguan pada 11. Gangguan potensi jalan napas
sistem
pernapasan (Anggraini & Relina, 2020)
(Patria & Fairuz,
2012)
Keterangan:
: diteliti : Berhubungan
: tidak diteliti : Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi


Oksigen pada Pasien di ruang ICU.

24
Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa pasien kritis yang mengalami

penumpukan sekret berlebih dapat diberikan tindakan suction yang dilakukan saat

pasien mengalami bila terjadi gurgling (suara nafas berisik seperti

berkumur),cemas susah/kurang tidur, snoring (mengorok), penurunan tingkat

kesadaran, perubahan warna kulit, penurunan saturasi oksigen, penurunan pulse

rate (denyut nadi), irama nadi tidak teratur, Respiration Rate menurun dan

gangguan potensi jalan napas. pasien yang berikan tindakan suction biasanya

mengalami perubahan pada nilai saturasi oksigen dan memiliki dampak seperti

napas pendek, mudah lelah, menurunnya kinerja jantung dan otak, gangguan pada

sistem pernapasan dan faktor penyebab biasanya pasien mengalami perubahan

pada saturasi oksigen yaitu hemoglobin, aktivitas dan suction.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian (H1) dalam penelitian ini adalah:

Ada pengaruh tindakan suction terhadap perubahan saturasi oksigen pada

pasien di ruang ICU berdasarkan Literature Review

25
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Desain Penelitian adalah kerangka kerja sistematis yang digunakan dalam

melaksanakan penelitian, pola desain penelitian setiap disiplin ilmu memiliki

kekhasan masing-masing, namun prinsip umunya banyak memiliki kesamaan

(Nurdin, 2019). Peneliti melakukan review penelitian yang menggunakan desain

penelitian quasy ekperimental dan eksperimentaldengan rancangan pre test and

post tets one group. Review ini bertujuan untuk mengetahui dan memeriksaada

pengaruh tidaknya tindakan penghisapan lendir (suction) terhadap perubahan

saturasi oksigen pada pasien. Peneliti melakukan review penelitian yang

menggunakan desain literatur review yaitu untuk mengetahui pengaruh tindakan

penghisapan lendir (suction) terhadap saturasi okigen pada pasien.

26
4.2 Kerangka Kerja

Identifikasi dan penetapan masalah penelitian

Penetapan pertanyaan penelitian dan hipotesis

Penetapan PICO

Melakukan pencarian hasil pencarian dengan kata kunci “saturasi okigen,


penghisapan lendir” ”oxygen saturation, suction”

Melakukan review dan analisa jurnal yang terpilih dengan menggunakan


Critical Appraisal

Menyusun pembahasan dan mengambil kesimpulan hasil review sesuai


dengan tujuan yang telah di tetapkan

Gambar 4.1 Kerangka Kerja pengaruh tindakan suction terhadap saturasi


oksigen pada pasien di ruang ICU berdasarkan review literature

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Jumlah penelitian terbaru pada 10 tahun terakhir yaitu dari tahun 2011

sampai dengan 2021. Sumber data base online berasal dari repository baik dari

Indonesia atau negara lain yang menggunakan bahasa internasional.

4.3.2 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Telah terpublikasi dengan Open Access Journal

2. Naskah jurnal terdiri dari abstract dan fulltext

27
3. Artikel berbahasa Indonesia atau Bahasa Inggris

4. Jurnal dari Indonesia terindeks SINTA, Google Scholar

5. Jurnal dari negara lain terindeks Scopus

4.3.3 Jumlah Referensi

Jumlah jurnal yang akan digunakan dalam literature review berjumlah 11

dengan jurnal yang reputasi tinggi ada 2 tahun 2017 terindekssinta 1 dan sinta 2,5

jurnal bereputasi sedang terindekssinta3 ada 2 jurnal tahun 2018 dan tahun 2020,

terindeks sinta 4 ada 2 jurnal tahun 2014 dan tahun 2019, dan terindeksScopus Q3

tahun 2011 dan jurnal dengan reputasi rendah ada 1 terindeks sinta 5 tahun 2018

dan Google Scholar ada 3 jurnal tahun 2019.

4.4 Protocol and Registration

Pada penelitian ini tentang pengaruh tindakan suctionterhadap saturasi

oksigen pada pasien di ruang ICU, penelitan ini menggunakan metode analisis

deskriptif Literature Review dan sesuai dengan indikator inklusi yang spesifik

dalam penseleksian dokumen melalui sistem pencarian yang komprehensif

(Comprehensive Literature Search). Peneliti melakukan review jadi hasil

penelitian yang menggunakan berbagai desain penelitian korelasi.

4.4.1 Eglibity Criteria

Eglibity criteria pada penelitian ini dilakukan berdasarkan kriteria inklusi

untuk mengeliminasi dan menyeleksi data. Hasil penelitian yang di review

merupakan penelitian dengan karakteristik studi berupa PICO yang terdiri dari:

1. Population

Partisipan penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di ruang ICU

dengan karakteristik pasien berusia 12-65 tahun

28
2. Intervention

suction

3. Comparison

Tidak ada

4. Outcome

Hasil yang diukur dalam penelitian adalahtentang saturasi oksigen yang

mengalami perubahan setelah dilakukan suction

4.4.2 Information Sources

Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi dari pencarian electonic

databases, dan pencarian reference list articles, tidak ada pembatasan bahasa pada

aritikel. Penelitian ini diambil dari database elekronik Scopus, SINTA, dan

Google Scholar, melalui database e-journal, dan screening artikel dilakukan

secara mandiri oleh peneliti. Peneliti mengikuti syarat dalam pemenuhan kriteria

inklusi dengan beberapa desain penelitian yaitu quasy ekperimental dan

eksperimental dengan rancangan pre test and post test one group.

4.4.3 Search

Peneliti menggunakan search engine strategy untuk setiap database

eletronik dengan limitasi kriteria inklusi. Peneliti menggukan search stringdengan

kata kunci: “saturasi okigen, penghisapan lendir” ”oxygen saturation, suction”

4.4.4 Data Collection Procces

Peneliti mengidentifkasi data melalui pendekatan PICO (Population,

Intervenstion, compare, dan outcame) yang telah disesuaikan dengan tujuan

khusus penelitian. Peneliti melakukan seleksi dan pemeriksaan pada literatur

29
jurnal serta mengidentifikasi jurnal berdasarkan tujuan khusus “Mengidentifikasi

pengaruhsaturasi oksigen sebelum dan sesudah dilakukan tindakan Suction

berdasarkan Literature Review” dan “Menganalisis pengaruh tindakan suction

terhadap saturasi oksigen pada pasien di ruang ICU berdasarkan Literature

Review”. Data yang telah diidentifikasi peneliti juga dilakukan pengidentifikasian

oleh pembimbing. Kemudian jurnal yang telah diidentifikasi oleh peneliti dan

pembimbing akan dilakukan review hasil ekstraksi oleh peneliti, setelah itu

dilakukan diskusi terkait hasil ekstraksi data yang telah dilakukan oleh peneliti.

4.4.5 Data Items

Informasi data yang diekstrak dari literatur didapatkan item berupa

1. Karakteristik responden meliputi usia pasien, jenis kelamin, dan pasien ICU

2. Variabel yang digunakan : Suction dan Saturasi oksigen

3. Desain penelitian : quasy ekperimental dan eksperimentaldengan rancangan

pre test and post test one group

4. Alat ukur yang digunakan : Lembar Observasi dan Pulse Oximeter

5. Jenis intervensi yang digunakan adalah suction yang dapat memperbaiki

saturasi oksigen. Suction dilakukan selama 3-5 menit.

6. Outcome yang diukur adalah adanya perubahan nilai saturasi oksigen

4.4.6 Risk of Bias in Individual Studies

Peneliti melakukan validasi terhadap literatur dengan melakukan ekstraksi

data. Pada penelitian dengan menggunakan literatur ini peneliti hanya akan fokus

membahas tentang pengaruh dari tindakan suction dan saturasi oksigen. Tidak

membahas tentang pengaruh lain yang menyebabkan tentang perubahan pada

saturasi oksigen yang terjadi pada pasien dan peneliti menentukan tujuan

30
penelitian sebelum melakukan analisa peneliti dalam mengidentifikasi Pengaruh

Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien Di ruang ICU pada

setiap 11 literature review yang diharapkan akan menghasilkan hasil yang sama

sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan.

31
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Study Selection

Strategi yang digunakan peneliti dalam pencarian literatur adalah dengan

menggunakan sistem pencarian yang menggunakan Bahasa Indonesia dengan

sumber database elektronik yaitu SINTA, SCOPUS dan Google Scholar. Metode

pencarian yang digunakan peneliti untuk mencari literatur jurnal adalah

menggunakan Google Scholar dengan kata kunci “Suction, Saturasi oksigen, dan

intesive care unit”, didapatkan hasil pencarian sebanyak 15.600 artikel

menggunakan Bahasa Indonesia dan pencarian menggunakan Bahasa Inggris

didapatkan 9.380 artikel yang terkait. Kemudian artikel-artikel tersebut dilakukan

identifkasi dan pengecekan reputasi jurnal menggunakan database SINTA dan

Scopus, data tersebut juga dilakukan pengidentifikasian kemungkinan terjadinya

duplikasi data serta dilakukan review abstrak apakah sudah sesuai dengan kriteria

inklusi. Setelah dilakukan screened didapatkan 15 jurnal yang sesuai berdasarkan

judul dan abstrak. Kemudian dilakukan Eligbility dan pengidentifikasian

didapatkan 11 literatur yang bisa digunakan yang terdiri dari artikel dengan full

text, tahun publikasi 2011-2021, memiliki reputasi SINTA, Scopus, Google

Scholar dengan indeks tinggi, sedang dan rendah, jurnal dengan alat ukur

menggunakan oximetri, kuisoner dan lembar obesrvasi dengan variabel yang

digunakan yaitu suction dan saturasi oksigen menggunakan bahasa indonesia dan

bahasa inggris. Selanjutnya excluded atau kriteria artikel berdasarkan variabel,

alat ukur dan kriteria inklusi yang tidak sesuai dengan yang dimaksud didapatkan

32
15.596 artikel yang tidak dipakai. Total penelitian yang didapat oleh peneliti

adalah sebanyak 11 artikel yang sesuai dengan tujuan khusus dan kriteria inklusi.

Study include sebanyak 11 artikel sesuai yang terdiri dari indeks SINTA

diantaranya yaitu Wanidi et al(2014), Sari & Ikbal (2019), Zukhri et al(2018),

Nizar & Haryati (2017), Septimar (2018), Kristiani et al (2020), Muhaji et al

(2017), indeks Scopus yaitu Giakoumidakis et al (2011). Kemudian jurnal dengan

indeks Google Scholar yaitu Syahran et al(2019), Karokaro & Hasrawi (2019),

dan Kitu et al (2019).

5.1.2 Study Characteristics

Karakteristik studi dari 11 jurnal yang didapatkan:

Karakteristik 11 jurnal berdasarkan desain penelitian didapatkan jurnal

yang menggunakan desain penelitian quasi eksperiment berjumlah 6 yang

memaparkan tentang analisa suctionterhadap saturasi oksigen. Ada 2 jurnal yang

menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan membagi responden

menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol

diantaranya jurnal dengan penulis Sari & Ikbal (2019) dan Zukhri et al (2018).

Ada 2 jurnal yang menggunakan desain penelitan quasi eksperiment dengan

rancangan penelitianone-group pretest-postest design yaitu jurnal dengan penulis

Nizar & Haryati (2017) danKarokaro & Hasrawi (2019). Ada 1 jurnal yang

menggunakan desain penelitan quasi eksperiment dengan penulis Giakoumidakis

et al (2011). Ada 1 jurnal yang menggunakan desain penelitan quasi

eksperimentdengan desain pre-post test dengan penulis Muhaji et al(2017). Ada 1

jurnal yang menggunakan desain penelitian pre eksperimen dengan metode pre-

post treatment dengan penulis Wanidi et al (2014). Ada 3 jurnal yang

33
menggunakan desain penelitian pre eksperiment dengan metode one group pre

test – post testyaitu penulis Syahran et al (2019), Kitu et al (2019) dan Kristiani et

al(2020). Ada 1 jurnal yang menggunakan desain penelitian one group pre test –

post testyaitu jurnal dengan penulis Septimar (2018).

Karakteristik berdasarkan alat ukur dari 11 jurnal yang digunakan adalah

oksimetri untuk mengukur kadar saturasi oksigen 8 jurnal. Kemudian alat ukur

yang menggunakan lembar observasi 10 jurnal dan 1 jurnal yang menggunakan

kuisoner.

Selanjutnya berdasarkan karakteristik responden dari 11 jurnal yang

didapatkan, responden yang digunakan adalah responden dengan rentang usia 12-

65 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan tanpa dibatasi jumlahnya dan

semua pasien di ruang ICU.

5.1.3 Synthesis of Result

Hasil synthesis of result dari 11 jurnal yang didapat berdasarkan tujuan

khusus 1 “Mengidentifikasi pengaruh saturasi oksigen sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan suction berdasarkan literature review” dan tujuan khusus 2

“Menganalisis pengaruh tindakan suction terhadap saturasi oksigen pada pasien di

ruang ICU berdasarkan literature review” memaparkan pengaruh suction yang

diberikan terhadap responden. Hasil synthesis of result yang sesuai dengan tujuan

khusus 2 “Menganalisis pengaruh tindakan suction terhadap saturasi oksigen pada

pasien di ruang ICU berdasarkan literature review” didapatkan artikel yang

memaparkan pengaruh suction terhadap saturasi oksigen dengan hasil p yang

signifikan yaitu p <0,000 sampai p <0,05 artinya suction berpengaruh terhadap

saturasi oksigen.

34
Peneliti mendapatkan heterogencity yang signifikan pada pengaruh

suction dengan hasil p 0,000 (<0,05) oleh penulis Septimar (2018) dan p=0,000

oleh penulis Kitu et al (2019) dimana jurnal tersebut merupakan penelitian dengan

hasil intervensi suction yang paling berpengaruh dan sangat signifikan secara

statistik.

Literatur Search: Literatur Search:


Database: Google Scholar, SINTA, Database: Google Scholar,
SCOPUS SINTA, SCOPUS
Identifikasi abstrak dan Identifikasi abstrak dan
menggunakan bahasa Inggris menggunakan bahasa Indonesia

Hasil Pencarian:
Artikel Google Scholar: (15.600 artikel dengan bahasa Indonesia) dan
(9.380 artikel dengan bahasa Inggris)
Artikel SINTA:
(6 artikel dengan bahasa Indonesia dan 1 artikel dengan bahasa inggris)
SCOPUS
(1 artikel dengan bahasa Inggris)

Artikel Screened Dari Judul Excluded: 24.973 artikel bukan variabel


Dan Abstrak: 15 Jurnal yang dimaksud, alat ukur tidak sesuai,
artikel tidak sesuai kriteria inklusi.

4 jurnal artikel tidak sesuai eligibility


criteria pada comparison karena Artikel Dengan Full Text, Tahun
terdapat intervensi pembanding ada 2 Publikasi 2011-2021, Reputasi Jurnal
jurnal yaitu : (SINTA, SCOPUS, Google Scholar),
“Tekanan Suction dengan saturasi Alat Ukur dengan oximeter dan lembar
oksigen”, “suction dengan sistem observasi, Variabel “Suction” dan
terbuka,” dan “Sekresi berat dengan “Saturasi Oksigen”, Berbahasa
suction Endotrakeal” Indonesia dan berbahasa Inggris.

Study Include: Review Jurnal Sesuai Dengan


11 jurnal artikel Kriteria Inklusi (Eligibility):
11 Jurnal Artikel

Gambar 5.1: Diagram Flow Chart Sintesa Systemic Review Pengaruh Suction
Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien di Ruang Intesive Care
Unit

35
Tabel 5.1 Ekstrasi Data dengan Pendekatan PICO Pengaruh Suction Terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
1. Pengaruh Sri Indepen Pre Seluruh Kriteria total 37 Alat Intervensi: Suction Tidak ada 1. Jurnal:
Tindakan Wanid de : Isap eksperi pasien Inklusi : sampling respond oksimetri intervensi lendir terhadap nilai saturasi Jurnal Ilmiah
Isap Lendir i, Lendir mental/ diruang Pasien en dan Prosedur: pembanding oksigen pada pasien yang Kesehatan
Terhadap ICU yang dengan lembar 1. Memberikan mengalami penurunan Keperawatan
Basiru case
Perubahan Depende mendapat gangguan observari minicourse kesadaran diruang ICU RSUD
Saturasi n Al study kan penurunan tentang cara ISSN:
Wonosobo Tahun 2012 dengan
Umm n : Dengan
O2 Pada tindakan kesadaran pelaksanaan nilai p 0,014 lebih kecil dari 2228-5504
Pasien ah, Saturasi metode suctionde pengaruh isap 0,05
Dengan Dadi oksigen Pre- ngan Kriteria lendir terhadap 2. Volume:
Penurunan Santos post indikasi Eklusi : perubahan saturasi oksigen sebelum dan Vol.10, No. 6
Kesadaran o treatme gangguan Pasien saturasi oksigen sesudah dilakukan tindakan
Di Ruang kesadaran dengan 2. Melakukan isap lendir pada pasien dengan
nt
ICU RSUD penyakit observasi penurunan kesadaran di ruang
Wonosobo paru terhadap pasien ICU RSUD Wonosobo Tahun Reputasi:
obstruksi yang memenuhi 2012 dengan nilai p 0,0001 Sinta
(Wanidi et menahun kriteria inklusi lebih kecil dari 0,05.
(PPOM), 3. Mendokumenta- S4
al., 2014)
pasien sikan hasil
fraktur observasi pada
servikalis lembar observasi

2 Tindakan Rebbi Indepen Quasi Semua Kriteria Purposive 30 Saturasi Suction Pada 1. Rata-rata saturasi oksigen Jurnal:
SuctionDan Perma den : Eksperi pasien di Inklusi: sampling respond oksigen, kelompok sebelum tindakan suction JIK (Jurnal
Perubahan ta Suction ment ruang ICU pasien en suction, Prosedur: dalam kontrol hanya pada kelompok intevensi Ilmu
Saturasi (Eksperi yang jurnal tidak dilakukan adalah 99,48 dengan standar Kesehatan)
Sari, stopwatc
Oksigen Depende men mengalam menjelaskan tentang observasi deviasi 0,330 saturasi oksigen
Pada Revi Semu) i h, pulpen, prosedur yang rendah 99 dan tertinggi
Neini n: notebook,
Pasien dengan penurunan 100 ISSN:
Penurunan Ikbal Saturasi rancang kesadaran lembaran 2. Rata-rata saturasi oksigen 2597-8594
Kesadaran Oksigen an two dan pasien observasi sebelum tindakan suction
Diruangan group yang , dan pada kelompok pada Volume:
Icu Rumah pretest- berusia glucomet kelompok intervensi adalah

36
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
Sakit Posttest diatas 12 er 94,02 dengan standar deviaso Vol. 3, No. 2
Design tahun. 0,489 saturasi oksigen rendah
(Sari & 92 dan tertinggi 95
Ikbal, 3. Rata-rata saturasi oksigen Reputasi:
sebelum tindakan suction SINTA
2019)
pada kelompok kontrol adalah
98,60 dengan standar deviasi S4
0,580 saturasi oksigen yang
rendah 97 dan tertinggi 99
4. Rata-rata saturasi oksigen
setelah dilakukan tindakan
suction pada kelompok
kontrol adalah 94,77 dengan
standar deviasi 0,599 saturasi
oksigen rendah 93 dan
tertinggi 95
5. Ada pengaruh antara saturasi
oksigen sebelum dan sesudah
pemberian tindakan suction
hasil uji statistik didapatkan
nilai p value 0,000.
3 Pengaruh Saifud Indepen “quasi Pasien Kriteria Consecutive Kelomp Alat Intervensi: Suction 1. Kelompok 1. Saturasi perifer oksigen pada Jurnal:
Isap Lendir in den : experim yang inklusi: sampling ok suction, endotrakeal perlakuan kelompok kontrol sebelum Motoril Jurnal
(Suction) Zukhr Isap ent” terpasang pasien perlakua sarung dilakukan dilakukan isap lendir selang Ilmu
dengan ventilator terpasang n: 10 Prosedur: intervensi endotrakeal sistem terbuka Kesehatan
Sistem i, Fitri Lendir tangan
metode diruang ETT dan sampel 1. Mengobservasi berupa isap adalah minimal 95% dan
Terbuka Sucia (Suction “ pre ICU Ventilator steril dan tindakan isap lendir
na, ) nonsteril, maksimal 100% dengan rata-
test dan lebih dari Kelomp lendir selang endotrakeal Volume:
Terhadap rata 97,8±2,44
Agus post test 6 jam, ok makser, endotrakeal sistem
2. Saturasi perifer oksigen pada Vol.13
Saturasi Heria Depende tidak kontrol : kateter sistem terbuka terbuka
Oksigen n : terpasang 10 2. Mencatat nilai menggunaka kelompok kontrol setelah
nto suction No 26
close sampel saturasi oksigen n metode dilakukan isap lendir minimal
Pada Saturasi ukuran
suction, yang tertera Credland 88% dan maksimal 98% dengan
Pasien Oksigen 12 Fr,
ukuran dialat oksimetri 2. Kelompok rata-rata 94,2±3,01
ETT unit sebelum dan kontrol 3. Selisih sebelum dan sesudah

37
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
Terpasang nomor 7 suction, sesudah tindakan dilakukan isap lendir pada kelompok Reputasi:
Ventilator dan 7,5 selang isap lendir isap lendir kontrol minimal 2% dan SINTA
mm, suction, selang sesuai SOP maksimal 7% dengan rata-rata S5
(Zukhri et memiliki endotrakeal isap lendir selisihnya 3,6±1,51.
tempat
kadar Hb sistem terbuka umum yang 4. Saturasi perifer oksigen pada
al., 2018) sampah
≥8 gr/dL 3. Catat nilai biasa kelompok perlakuan sebelum
medis, saturasi perifer dilakukan di
tindakan isap lendir adalah
Kriteria oksimetri oksigen pada ICU tanpa
minimal 91% dan maksimal
Eklusi : , lembar kelompok intervensi.
Pasien kontrol 100% dengan rata-rata 97,4±3,2
observasi
dalam 5. Saturasi oksigen pada kelompok
, lembar 4. Nilai saturasi
perlakuan setelah tindakan isap
pertolonga perifer oksigen
cek list lendir adalah minimal 88% dan
n RJP, yang dicatat
pasien adalah 5 detik maksimal 100% dengan rata-
yang Post sebelum rata 95,7±4,9
ROSC hiperoksigenasi. 6. Selisih saturasi oksigen sebelum
(Return dan sesudah isap lendir minimal
Of 0% dan maksimal 7% dengan
Spontane rata-rata selisihnya 1,7±2,21
ous 7. Ada pengaruh isap lendir selang
Circulatio
endotrakeal sistem terbuka
n) kurang
terhadap saturasi perifer oksigen
dari 3 jam,
pasien pada kelompok kontrol dengan
dengan nilai p-value = 0,004 (p<0,05)
SpO2 8. Ada pengaruh isap lendir selang
kurang endotrakeal sistem terbuka pada
dari 88%, kelompok perlakuan dengan p-
pasien value = 0,027 (p<0,05)
dengan 9. Ada perbedaan pengaruh isap
kelompok lendir selang endotrakeal sistem
perlakuan terbuka terhadap saturasi
yang oksigen pada kelompok kontrol
dilakukan dan kelompok perlakuan dengan
isap lendir

38
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
endotrake nilai p-value = 0,014 (p<0,05).
al sistem
terbuka
tidak
sesuai
dengan
prosedur
isap lendir
metode
Credland.
4 Pengaruh Afif Indepen Quasy Semua Kriteria Teknik 40 Lembar Intervensi : Suction Tidak ada 1. Karakteristik responden Jurnal:
SuctionTer Muha den : eksperi pasien Inklusi : sampling respond observasi terbanyak berdasarkan jenis Jurnal
hadap mad Suction men yang Pasien tidak en Prosedur : kelamin yaitu laki-laki sebesar Keperawatan
mengalam koma dicantumka 1. Memilih responden 26 responden (65%) Global
Kadar Nizar, dengan
Depende i koma di dengan n dalam sesuai kriteria 2. Responden terbanyak
Saturasi Dwi metode ruang ICU lama jurnal inklusi
n : berdasarkan usia adalah usia
Oksigen Susi One- perawatan 2. Melakukan inform
Saturasi >61 tahun sebesar 17 responden Volume:
Pada Harya Group 1 jam confirm terhadap (42,5%). Vol.2 No.02
Pasien ti Oksigen Pretest- dihari penanggung jawab
3. Nilai saturasi oksigen sebelum
Koma Di Posttes pertama, pasien
dilakukan tindakan suction
Ruang Icu design pasien 3. Mengukur saturasi
berusia oksigen sebelum meliputi nilai mean adalah
Rsud Dr. 89,86%, nilai median 89,00%, Reputasi:
>12 tahun tindakan suction SINTA
Moewardi 4. Mengukur kembali nilai standar deviasi 6,06%,
nilai minimum adalah 78%, S2
Surakarta Kriteria saturasi oksigen
Tahun Eklusi: setelah tindakan nilai maksimum 100% dan nilai
2015 pasien suction pada kurun confidence interval adalah
koma waktu 1 jam 87,94% - 91,81%
(Nizar
yang pertama responden 4. Nilai saturasi oksigen setelah
&Haryati, pernah mendapatkan dilakukan tindakan suction
2017) mendapat perawatan dihari meliputi nilai mean adalah
kan pertama 91,65%, nilai median 91,50%,
suction di 5. Tindakan suction nilai standar deviasi 5,26%,
ruang dilakukan nilai minimum adalah 80%,
ICU, sebanyak 4 kali

39
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
pasien dalam rentang nilai maksimum 100% dan nilai
koma waktu 2 jam confidence interval adalah
yang 6. Data pre saturasi 89,97% - 93,33%
mendapat oksigen diambil 5. Ada pengaruh tindakan suction
kan terapu dari tindakan terhadap nilai saturasi oksigen
nebulizer, suction yang (p<0,005) dengan selisih rata-
pasien pertama dan data rata saturasi oksigen adalah
koma post diambil dari -1,79 (mean pretest< mean
dengan tindakan suction
posttest)
Edema yang keempat
Paru di selang waktu 10
ruang detik
ICU.
5 Pengaruh Yulia Indepen Pre Seluruh Kriteria Consecutive 13 Oksimete Intervensi : Suction Tidak ada 1. Usia responden yang paling Jurnal:
Tindakan ni den : eksperi pasien inklusi: - sampling respond r pulse banyak yaitu usia dewasa akhir Jurnal Berita
Suction Syahr Suction mentald yang en Prosedur: dalam (36-45 Th) sebanyak 4 Ilmu
engan terpasang Kriteria jurnal tidak responden (30,8%) Keperawatan
ETT an, ETT
metode ETT Eklusi : - menjelaskan 2. Jenis kelamin responden yang
Terhadap Siti one diruang prosedur
Depende paling banyak adalah
KadarSatur Roma group ICU dan
n: perempuan sebanyak 8 ISSN:
asi doni, pretest- IGD responden (61,5%) 1979-2697
Oksigen Imardi Saturasi postest
3. Diagnosa medis responden yang
Pada ani oksigen Volume:
paling banyak adalah
Pasien CHF/Stroke sebanyak 6 Vol.12 (2)
Gagal responden (46,2%)
Nafas 4. Rata-rata saturasi oksigen
responden sebelum dilakukan
Reputasi:
(Syahran et tindakan suction memiliki nilai
Google Scolar
sebesar 97,77%, kadar saturasi
al., 2019)
oksigen terendah 95 dan
tertinggi 100 dengan standar
deviasi 1,640
5. Rata-rata saturasi oksigen

40
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
responden sesudah dilakukan
tindakan suction diperoleh nilai
sebesar 96,51%, kadar saturasi
oksigen terendah yaitu 94,7 dan
tertinggi yaitu 98,7 dengan
standar deviasi sebesar 1,237
6. Rata-rata kadar saturasi oksigen
sebelum dilakukan tindakan
suction yaitu sebesar 97,77
7. Rata-rata kadar saturasi oksigen
setelah dilakukan tindakan
suction menjadi 96,50
8. Beda rata-rata kadar saturasi
oksigen sebelum dan sesudah
tindakan suction sebesar 1,246
9. Ada pengaruh tindakan suction
ETT terhadap kadar saturasi
oksigen pada responden dengan
nilai p value = 0,002 (p<0,05).

6 Pengaruh Zahra Indepen onegrou Pasien di Kriteria Total 40 Lembar Intervensi : Suction Tidak ada 1. Jurnal:
Tindakan h den: p pra – ruang ICU Inklusi : - sampling respond observasi sebelum dilakukan suction Jurnal Ilmu
Suction Mauli Suction post test en Prosedur : dalam adalah 95,78% dengan standar Kesehatan
dia design Kriteria jurnal tidak deviasi 1,368 Masyarakat
terhadap
Septi Depende Eklusi : - dijelaskan prosedur 2.
Perubahan mar, setelah dilakukan tindakan
Kadar n:
Arki Saturasi suction adalah 97,25% dengan Volume:
Saturasi Rosin standar deviasi 1,256
oksigen Vol.07 No.01
Oksigen a 3.
pada Novit penghisapan lendir (suction)
Pasien a terhadap perubahan kadar
saturasi oksigen pada pasien Reputasi:
Kritis di
kritis yang dirawat di ruang SINTA 3
ICU RS An-Nisa Tangerang

41
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
ICU dengan nilai p value = 0,000
(≤0,05)
(Septimar,
2018)

7 The Effect Tati Indepen Quasi Semua Kriteria Accidental 22 Lembar Intervensi : Suction Tidak ada 1. Hasil nilai saturasi oksigen Jurnal:
Of Murni den : Experim pasien Inklusi : - sampling sampel observasi sebelum tindakan suction Jurnal
Endotrache Karok Endotra ent diruang Prosedur : meliputi nilai mean 86,90%, Keperawatan
al Tube (experi ICU Kriteria 1. Mengupulkan nilai standar deviasi 4,553%, dan
aro, cheal
(ETT) men Eksklusi: - respoden nilai minimum 79% dan nilai Fisioterapi
Suction Lia Tube semu), 2. Melakukan maksimum 95% (JKF)
Measures Hasra (ETT) dengan pengukuran 2. Nilai saturasi oksigen setelah
On Our wi Suction metode saturasi oksigen dilakukan tindakan suction ISSN:
Saturation Measure one sebelum tindakan sebesar 95,85% dengan standar 2655-0830
Levels In s group suction deviasi 4,760%, nilai minimum
Failed pretest- 3. Melakukan 84% dan nilai maksimum 100% Volume:
Patients In Depende posttest tindakan suction Vol.2
ICU 4. Melakukan
n:
Grandmed pengukuran No.1
Hospital Saturati saturasi oksigen
on setelah tindakan
(Karokaro Levels suction
& Hasrawi, 5. Melakukan analisa Reputasi:
data Google
2019)
Scholar
8 Pengaruh Novia Indepen Eksperi Seluruh Kriteria Consecutive 15 Lembar Intervensi : Suction Tidak ada 1. Karakteristik usia responden Jurnal:
Tindakan Bertha den : mental pasien Inklusi : sampling respond observasi yang paling banyak yaitu usia Jurnal Ners
Penghisapa Kitu, Penghis dengan yang Pasien en dan alat Prosedur : 44-54 tahun sebanyak 9 Widya Husada
n Lendir dirawat di yang oksimetri 1. Mengupulkan data responden (60%)
Nana apan desain
Endotrakea ruang ICU terpasang awal tentang kadar 2. Karakteristik jenis kelamin ISSN: 2356-
l Tube Rohan Lendir pra- ETT, saturasi oksigen responden yang paling banyak 3060
(ETT) a, Tri Endotra eksperi pasien dikumpulkan yaitu laki-laki sebanyak 11
Terhadap Sakti keal mental yang melalui pre test responden (73,3%) Volume:

42
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
Kadar Widya Tube rancang terdapat 2. Pengukuran nilai 3. Nilai saturasi oksigen sebelum Vol.6 No. 2
Saturasi ningsi (ETT) an pra- lendir dan saturasi oksigen dilakukan tindakan suction ETT
Oksigen h pascate akan menggunakan alat dengan nilai rata-rata (mean)
Pada Depende dilakukan oksimetri 94,40, nilai median 95,00, nilai Reputasi:
s one-
Pasien n : suction 3. Responden akan modus 98, nilai standar deviasi Google
Yang grup diberikan tindakan 3,158, dengan nilai minimum Scholar
Saturasi
Dirawat Di pra-post Kriteria suction yaitu 88 dan nilai maksimum
Oksigen
Ruang ICU tes Eklusi : 4. Mengambil data 98.
design - akhir mengenai 4. Nilai kadar saturasi oksigen
(Kitu et al., without kadar saturasi sesudah dilakukan tindakan
control oksigen dengan suction ETT dengan nilai rata-
2019)
pemantauan rata (mean) meningkat menjadi
menggunakan alat 97,87, nilai median 98,00, nilai
oksimetri diambil modus 100, nilai standar deviasi
melalui post test 1,959, dengan nilai minimum
yaitu 94 dan nilai maksimum
100.
5. Hasil uji statistik didapatkan
nilai t hitung 6,500 > t tabel
2,145 dan (p value = 0,000) ≤ (α
= 0,0,5)
6. Ada pengaruh tindakan
penghisapan lendir endotrakeal
tube terhadap kadar saturasi
oksigen pada pasien yang
dirawat di ruang ICU RSUD
Kota Salatiga

9 Analisis Ari Indepen Pre- Semua Kriteria Kuota 35 Lembar Intervensi : Suction Tidak ada 1. Karakteristik berdasarkan usia Jurnal:
Perubahan Hana den : eksperi pasien Inklusi : - sampling respond observasi responden terbanyak yaitu usia Jurnal Perawat
Saturasi Kristi Suction ment yang en , Prosedur : dalam dewasa awal (46-55 th) Indonesia
Oksigen dengan terpasang Kriteria oxymeter jurnal tidak sebanyak 11 responden (31,4%)
ani,
Dan pendeka ventilator Eklusi : - pulse, menjelaskan 2. Karakteristik berdasarkan jenis
Frekuensi Suksi tan one dan dan mengenai prosedur kelamin responden terbanyak ISSN:
Pernafasan Riani, group dilakukan bedside yaitu perempuan sebanyak 21

43
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
Pada Mama Depende pre and tindakan monitor responden (60%) 2548-7051
Pasien t n : post test suction. 3. Terdapat perubahan yang
Dengan Supri Saturasi signifikan nilai saturasi oksigen Volume:
Ventilator oksigen sebelum dan sesudah dilakukan Vol.4No 3
yono
Yang suction dengan nilai p value
Dilakukan 0,001 (p<0,05)
Suction Reputasi:
Diruang SINTA 3
ICU RS
Mardi
Rahayu
Kudus

(Kristiani
et al.,
2020)
10 Oxygen Konst Indepen Quasi Pasien Kriteria Teknik 210 Kuisoner Intervensi : Suction Tidak ada 1. Karakteristik berdasarkan usia Jurnal:
Saturation antino den: Experim yang Inklusi : sampling respond responden paling banyak adalah British Journal
And s Endotra ental mengguna Pasien tidak en Prosedur : 63 th dengan standar deviasi ± of Nursing
Secretion kan yang dipaparkan 1. Melakukan 21,1
Giako cheal
Weight ventilasi terpasang dalam jurnal pengumpulan data 2. Rata-rata skor GCS
After umida Suctioni mekanik ventilasi menggunakan pasiendiperkirakan 6,1 (±3,8) Volume:
Endotrache ki, Zoi ng diruang dan ETT kuisoner yang dan rata-rata skor APACHE II Vol.20 No 21
al Kosta ICU mencakup adalah 10,3 (±6,9).
Suctioning ki, Depende Kriteria karakteristik 3. Rata Rata lama perawatan di
Evridi n : Eklusi : demografi dan ICU dan durasi intubasi (pada
(Giakoumi ki Oxygen Pasien klinis saatsuction) masing-masing Reputasi:
dakis et al., Saturati berusia 18 2. Melakukan adalah 12,6 (±16,9) dan 11,2 Scopus
Patela
tahun atau prosedur tindakan (±15,5) hari. Q3
2011) rou, on
lebih penyedotan 4. Penyedotan tanpa garam normal
Georg muda, endotrakaeal berkorelasi dengan penurunan
e pasien 3. Mengukur signifikan secara statistik pada
Baltop dengan parameter pasien ±SaO2 (p <0,001) setelah 1
oulos ketidaksta tentang saturasi menit

44
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
and bilan oksigen dan dan 5. Tidakmenemukan perubahan
Hero hemodina sekresi berat. signifikan secara statistik dari
Broka mik, paru 4. Nilai saturasi SaO2 15 menit setelah prosedur.
kronis oksigen dicatat 1 6. Penyedotan dengan pemasangan
laki
atau menit sebelum normal saline berkorelasi
penyakit tindakan suction dengan penurunan signifikan
ginjal dan 15 menit secara statistik pada SaO2 1
tracheobro setelah penyedotan (p<0,001) dan 15 menit
nchial endotrakeal dengan (p=0,002) setelah penyedotan
anomali menganalisis 7. Hasil penelitianmenunjukkan
atau sampel darah darah bahwa suction endotrakeal
trauma arteri pada mesin berhubungan dengan gangguan
gas darah oksigenasi, baik tanpa atau
5. Sekresi  berat dengan pemasangan normal
badan diukur saline sebelum suction.
sesuai setelah 8. Penurunan SaO2 signifikanyang
penerapan setiap nilai1 menit setelah prosedur
prosedur yang diterapkan (baik tanpa atau
penyedotan, dengan pemasangan normal
menggunakan saline) menunjukkan hasil
timbangan presisi.  negatif langsung yang
6. Kemudian pasien disebabkan oleh gangguan
diberikan ventilasi mekanis sehubungan
hiperoksigenasi dengan penerapan prosedur
dengan oksigen yang tidak menyenangkan yang
100% selama 1 untuk sementara menghambat
menit oksigenasi pasien dan ventilasi.
7. Kemudian dengan 9. Penurunan SaO2 signifikan yang
menggunakan nilai15 menit setelah
kateter dengan penyedotan dengan pemberian
ukuran maksimum salin normal
14Fr, mengenai menunjukkandampak negatif
ukuran jalan napas yang berkepanjangan dari
buatan,  pasien pemberian salin normal
disedot dengan mengingatlambatnya

45
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
tekanan negatif pengembalian SaO2nilai pada
150 mmHg dan awal.
teknik steril selama 10. Namun demikian,
15 detik tidakprosedur tanpa garam
8. Darah Gas Diambil normal, maupun prosedur
1 dan 15 menit dengan normalsaline lebih
setelah prosedur, unggul, seperti yang
menggunakan ditunjukkan oleh perbandingan
sekali pakai dari SaO 2tingkat.
semprit 2,5 mlyang
telah dibilas
dengan heparin
9. Sampel darah
dianalisis pada
mesin gas darah
dengan tipe yang
sama
10. Sekresi
yang dikeringkan
dikumpulkan
menggunakan
pengumpul khusus
dan semua sampel
ditimbang pada
skala presisi dari
jenis yang sama
11 Compariso Muhaj Indepen quasi- Semua Kriteria Consecutive 30 Pulse Intervensi : Suction Kelompok 1. Perbedaan rerata saturasi Jurnal:
n Of The i, den : experim pasien Inklusi : sampling sampel oxymetry tekanan oksigen sebelum dan sesudah Belitung
Effectivene Bedjo Two entaldes yang Pasien Prosedur : suction 130 diberikan suction 130 mmHg Nursing
dirawat di dengan 1. menggunakan mmHg dan adalah -1,133 dengan p-value Journal
ss Of Two Santos Levels ign with
ruang ICU ukuan suction central kelompok 0,006 (<0,05),
Levels Of o, Of pretest pipa yang memiliki tekanan 2. Terdapatpengaruh yang
SuctionPre Putro SuctionP and endotrake pressure regulator suction 140 signifikan secara statistik ISSN:
ssure On no ressure posttest al 7,0 mm, dalam satuan mmHg tekanan suction 130 mmHg 2447-4073
Oxygen pasien ukuran tekanan terhadap saturasi oksigen

46
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
Saturation Depende group. berusia mmHg sesuai 3. Rerata perbedaan saturasi
In Patients n : >25 tahun prosedur standar oksigen sebelum dan sesudah Volume:
With Oxygen suction dengan diberikan suction 140 mmHg Vol.3
Saturati Kriteria ukuran suction adalah -2.467 dengan p-value
Endotrache
on Eklusi : 12F, dengan durasi 0,000 (<0,05), Issue 6
al Tube pasien 10-15 detik dengan 4. Terdapat pengaruh yang
dengan tekanan 130 signifikan secara statistik Reputasi:
hemodina mmHg dan 140 tekanan suction 140 mmHg SINTA 1
mik tidak mmHg terhadap saturasi oksigen pada
stabil dan 2. menjelaskan pasien ETT
henti kepada pasien
jantung tentang tujuan
tindakan yang akan
dilakukan,
3. menyiapkan alat,
4. mencuci tangan,
5. menyesuaikan
posisi senyaman
mungkin,
6. membersihkan ibu
jari/satu jari
dengan alkohol,
7. menyambungkan
probe ke jari pasien
yang akan
dipasang,
8. menekan power
standby – ON,
9. menekan sistem
kalibrasi,
10. mencatat
hasil pada lembar
keperawatan,
11. menekanp
owerstandby-OFF,

47
Karak-
Penul Variabe Populasi Tehnik Besar Alat
No Judul Desain teristik Intervensi Comparasi Hasil Ketera-ngan
is l sampling sampel ukur
subyek
12. melepas
probe dari pasien,
13. menyiapka
n alat pada
tempatnya, dan
14. mencuci
tangan.

48
5.2 Pembahasan

5.2.1 Mengidentifikasi Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU

Berdasarkan Literature Review.

Hasil dari 11 jurnal yang didapatkan tentang saturasi oksigen pada pasien di

ruang ICU didapatkan karakteristik pasien yang menjadi responden.

Karakteristristik responden didapatkan 4 jurnal dengan penulis Sari & Ikbal

(2019), Nizar & Haryati (2017), Karokaro & Hasrawi (2019) dan Wanidi et al

(2014) menyatakan dalam jurnal memiliki karakteristik responden yaitu pasien

dengan gangguan penurunan kesadaran atau koma, usia responden >12 tahun, dan

jenis kelamin responden laki-laki paling banyak. Perbedaannya untuk jurnal

Wanidi tidak dijelaskan usia dan jenis kelamin. Selanjutnya 1 jurnal dengan

penulis Septimar (2018) dalam jurnalnya memiliki karakteristik responden yaitu

pasien koma, usia responden >27 tahun dan jenis kelamin perempuan paling

banyak responden. Selanjutnya terdapat 6 jurnal dengan penulis Zukhri et al

(2018), Syahran et al (2019), Kristiani et al (2020), Giakoumidakis et al (2011),

Kitu et al (2019) dan Muhaji et al (2017) menyatakan dalam jurnal memiliki

karakteristik responden yaitu pasien di ruang ICU yang terpasang Ventilator dan

ETT, usia responden >12 tahun dan jenis kelamin paling banyak responden yaitu

perempuan. Perbedaannya untuk jurnal Zukhri jenis kelamin paling banyak

menjadi responden seimbang antara laki-laki dan perempuan, termasuk jurnal

Kitu memiliki jenis kelamin responden laki-laki paling banyak menjadi responden

dan juga dalam jurnal Muhaji tidak dijelaskan jenis kelamin paling banyak

menjadi responden. Dari hasil yang didapatkan berdasarkan karakteristik 11 jurnal

dapat disimpulkan bahwa pasien yang mengalami penurunan kesadaran dan yang

64
terpasang ETT ataupun ventilator serta usia dan jenis kelamin apapun bisa

mengalami perubahan nilai saturasi oksigen jika pasien tersebut mengalami

penyumbatan pada jalan napas menyebabkan oksigen dalam darah tidak terpenuhi

sehingga perlu adanya pemantauan secara berkala pada pasien yang dirawat di

ruang ICU.

Hasil dari 11 jurnal yang didapatkan tentang saturasi oksigen didapatkan

nilai saturasi oksigen baik dan buruk pada pasien yang dirawat di ruang ICU.

Nilai saturasi oksigen menurunkan dapat diakibatkan adanya penyumbatan pada

saluran pernapasan dikarenakan adanya penumpukan lendir yang berlebihan

namun pasien tidak mampu menguluarkan sekret yang terjadi pada pasien yang

dirawat di ruang ICU, sehingga nilai saturasi oksigen pada pasien di ruang ICU

menurun. Terdapat 6 jurnal dengan penulis Wanidi et al (2014), Sari & Ikbal

(2019), Nizar & Haryati (2017), Karokaro & Hasrawi (2019), Kitu et al (2019)dan

Muhaji et al (2017)mengungkapkan bahwa nilai saturasi oksigen pasien di ruang

ICU buruk atau dibawah normal yaitu nilai saturasi pretest berkisar dari 86,90

sampai 94,73. Selanjutnya 6 jurnal dengan penulis Sari & Ikbal (2019), Zukhri et

al(2018), Syahran et al (2019), Septimar (2018), (Giakoumidakis et al., 2011)dan

Muhaji et al (2017)mengungkapkan dalam jurnalnya bahwa pada nilai saturasi

oksigen pasien pretest baik yaitu nilai saturasi oksigen pretest berkisar95,60

sampai dengan 99,48. Kemudian 1 jurnal dengan penulis Kristiani et al(2020)

dalam jurnalnya tidak mengungkapkan dalam jurnal nilai saturasi oksigen pretest

pada pasien di ruang ICU baik atau buruk hanya dijelaskan bahwa terjadi

perubahan pada nilai saturasi oksigen.

65
Hasil dari 11 jurnal terkait alat ukur yang digunakan untuk mengukur

saturasi oksigen pada pasien diruang ICU didapatkan 8 jurnal dengan penulis

Wanidi et al (2014), Sari & Ikbal (2019), Zukhri et al (2018), Nizar & Haryati

(2017), Septimar (2018), Karokaro & Hasrawi (2019), Kitu et al (2019), dan

Kristiani et al (2020) menggunakan lembar observasi sebagai alat ukur yang

menunjukkan adanya perubahan pada nilai saturasi oksigen. Selanjutnya terdapat

6 jurnal dengan penulis Wanidi et al (2014), (Zukhri et al., 2018), Syahran et al

(2019), Kitu et al (2019), Kristiani et al (2020) dan Muhaji et al (2017)

menggunakan oksimeter (Pulse Oxymeter) sebagai alat ukur untuk mengukur

saturasi oksigen dan menunjukkan perubahan pada nilai saturasi oksigen.

Kemudian 1 jurnal dengan penulis Giakoumidakis et al (2011) menggunakan

kuisoner sebagai alat ukur untuk mengukur nilai saturasi oksigen dan

menunjukkan perubahan nilai saturasi oksigen pada pasien di ruang ICU.

Saturasi oksigen merupakan presentasi Hb dalam darah yang berkaitan

dengan oksigen dalam arteri (Mathar, 2018). Faktoryang mempengaruhi

perubahan saturasi oksigen, yaituhemoglobin, aktivitas dan suction(Zakiyah,

2015). Tanda dan gejala terjadinya penurunan saturasi oksigen adalah kadar

saturasi oksigen <90%, pasien mengalami distres pernapasan seperti sesak napas,

peningkatan frekuensi pernapasan menjadi 35 x/menit, denyut nadi cepat dan

dangkal, sianosis serta mengalami penurunan kesadaran (Hidayati dkk, 2020).

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kadar saturasi oksigen adalah oximetri

(pulse oximeter). Pulse oximeteratau oximetri adalah metode noninvasif

pemantauan kontinue saturasi oksigen hemoglobin (SaO2). Pemeriksaan ini

66
digunakan untuk memantau pasien terhadap perubahan mendadak atau perubahan

kecil saturasi oksigen (Wahid & Suprapto, 2013)

Dari pemaparan yang di temukan dari 11 jurnal yang terpilih menggunakan

literature reviewdengan membahas teori tentang saturasi oksigen. Pasien yang

dirawat di ruang ICU biasanya mengalami perubahan pada nilai saturasi oksigen

dan diukur menggunakan oxymeter pulse, lembar observasi dan kuisoner sesuai

dengan teori Wahid & Suprapto (2013). Pada penelitian yang dilakukan oleh

(Andriani & Hartono, 2013) menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di ruang

ICU memiliki nilai saturasi oksigen cenderung mengalami perubahan.

Kecenderungan naik dan turunnya saturasi oksigen pada orang sehat maupun pada

pasien yang terpasang ventilator adalah normal tetapi jika perubahan tersebut

masih dalam rentang batas nilai saturasi oksigen normal. Saturasi oksigen rendah

bisa juga disebabkan adanya akumulasi sekret dijalan napas sehingga pasokan

oksigen ke paru-paru berkurang, sehingga oksigen yang disalurkan keseluruh

tubuh melalui pembuluh darah juga berkurang serta oksigen rendah yang diterima

oleh perifer menyebabkan saturasi oksigen pada pasien mengalami perubahan

yang dapat di deteksi menggunakan oxymeter pulse. Oleh karena itu, sebelum

tindakan suction perlu dilakukannya pengukuran nilai saturasi oksigen pada

pasien menggunakan oxymeter pulse.

5.2.2 Menganalisis Pengaruh Tindakan Suction Terhadap Saturasi Oksigen

Pada Pasien Di ruang ICU Berdasarkan Literature Review

Hasil dari 11 jurnal yang didapatkan, pemberian intervensi suction terbukti

efektif terhadap saturasi oksigen pada 11 jurnal (100%) yang dibuktikan dengan

67
adanya perubahan sesudah dilakukan pemberian tindakan suction pada hasil

beserta uji statistik setiap desain penelitian yang digunakan. Tindakan suction

perlu dilakukan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekretnya sendiri

agar pasien tidak mengalami hipoksia, namun tindakan suction memiliki

keterkaitan terhadap perubahan nilai saturasi oksigen yang terjadi pada pasien

yang dirawat di ruang ICU sehingga perlu dilakukan observasi yang dilakukan

oleh perawat di ruang ICU. Berdasarkan 11 jurnal mengenai prosedur tindakan

suction didapatkan 5 jurnal yang melakukan prosedur suction sebanyak 1 kali

dengan penulis Wanidi et al (2014) diperoleh nilai saturasi oksigen post test

97,76, jurnal oleh penulis Zukhri et al (2018) diperoleh nilai saturasi oksigen

posttest 94,2 pada kelompok kontrol dan 95,7 pada kelompok intervensi, lalu

jurnal oleh penulis Karokaro & Hasrawi (2019) diperoleh nilai saturasi oksigen

posttest 95,85, jurnal dengan penulis Kitu et al (2019) diperoleh hasil nilai saturasi

oksigen posttest 97,87 dan jurnal oleh penulis Giakoumidakis et al (2011) dengan

pengukuran nilai saturasi oksigen posttest dilakukan sebanyak 2 kali diperoleh

nilai saturasi oksigen pada kelompok I 98,20 pada 1 menit pertama dan 98,50

pada 15 menit selanjutnya dan pada kelompok II nilai saturasi oksigen 98,10 pada

1 menit pertama dan 98,30 pada 15 menit selanjutnya. Kemudian terdapat 1 jurnal

dengan penulis Nizar & Haryati (2017) melakukan prosedur suction sebanyak 4

kali dalam rentang 2 jam diperoleh hasil nilai saturasi oksigen posttest 91,65.

Selanjutnya 1 jurnal dengan penulis Muhaji et al (2017) melakukan prosedur

suction sebanyak 2 kali dengan tekanan berbeda diperoleh nilai saturasi oksigen

posttest 98,07 pada tekanan suction 130 mmHg dan nilai saturasi oksigen 95,87

pada tekanan suction 140 mmHg. Kemudian terdapat 3 jurnal yang tidak

68
menjelaskan mengenai prosedur suction yaitu jurnal oleh penulis Sari & Ikbal

(2019) diperoleh nilai saturasi oksigen posttest 94,02 pada kelompok intervensi

dan 94,77 pada kelompok kontrol, lalu jurnal dengan penulis Syahran et al(2019)

memperoleh nilai saturasi oksigen posttest 96,51, jurnal oleh penulis Septimar

(2018) memperoleh nilai saturasi oksigen setelah dilakukan tindakan suction yaitu

97,25. Kemudia 1 jurnal oleh penulis Kristiani et al (2020) dalam jurnalnya tidak

dijelaskan mengenai prosedur suction dan hasil posttest nilai saturasi oksigen

hanya dijelaskan mengenai nilai saturasi oksigen yang mengalami perubahan

setelah dilakukannya tindakan suction.

Hasil dari 11 mengenai desain yang digunakan terdapat 3 jurnal dengan

desain pre eksperiment yang ditulis oleh Wanidi et al (2014), Syahran et al (2019)

dan Kristiani et al (2020) dengan uji statistik menggunakan uji paired t test

diperoleh nilai p 0,0001 dan p 0,0002 (p>0,05) yang sesuai dengan outcome yaitu

adanya perubahan nilai saturasi oksigen setelah dilakukannya tindakan suction.

Kemudian 4 jurnal dengan penulis Sari & Ikbal (2019), Muhaji et al (2017),

Zukhri et al (2018) dan Giakoumidakis et al (2011) dalam jurnalnya

menggunakan desain quasi eksperiment dengan uji statistik yang digunakan yaitu

uji paired t test diperoleh nilai p>0,05 yang sesuai dengan outcome yaitu adanya

perubahan pada nilai saturasi oksigen pada responden yang dilakukan tindakan

suction. Perbedaannya dengan jurnal Zukhri et al (2018) dan Giakoumidakis et al

(2011) menggunakan uji statistik yaitu uji wilcoxon. Kemudian 2 jurnal dengan

penulis Nizar & Haryati (2017) dan Karokaro & Hasrawi (2019) dalam jurnalnya

menggunakan desain quasi eksperiment dengan rancangan one group pretest-

posttest dengan uji statistik menggunakan uji paired t test diperoleh nilai p 0,005

69
yang sesuai dengan outcome yaitu adanya perubahan pada nilai saturasi oksigen

sesudah tindakan suction. Perbedaannya untuk jurnal Karokaro & Hasrawi (2019)

menggunakan uji statistik yaitu uji wilcoxon. Kemudian 1 jurnal dengan penulis

Septimar (2018) dalam jurnalnya menggunakan desain onegruop pra-posttest

dengan uji statistik diperoleh nilai p 0,000 (p>0,05) sesuai dengan outcome yaitu

adanya perubahan nilai saturasi oksigen pada pasien diruang ICU setelah

dilakukannya tindakan suction. Lalu 1 jurnal dengan penulis (Kitu et al., 2019)

dalam jurnalnya menggunakan penelitian eksperimental dengan desain pra-

eksperimental dengan rancangan pra-pasca tes one group pra-post test design

without control dengan uji statistik menggunakan uji t test diperoleh nilai p 0,000

(p<0,05) yang sesuai dengan outcome yaitu adanya perubahan nilai saturasi

oksigen setelah dilakukannya tindakan suction.

Hasil dari 11 jurnal mengenai teknik sampling didapatkan 2 jurnal dengan

penulis Wanidi et al (2014) dan Septimar(2018) dalam jurnalnya menggunakan

teknik sampling yaitu total sampling. Selanjutnya 1 jurnal dengan penulis Sari

&Ikbal(2019) dalam jurnalnya menggunakan teknik sampling yaitu purposive

sampling. Kemudian 4 jurnal oleh penulis Zukhri et al(2018), Syahran et al

(2019), Kitu et al (2019) dan Muhaji et al(2017) dalam jurnal menggunakan

teknik sampling yaitu consecutive sampling. Kemudian terdapat 1 jurnal oleh

penulis Karokaro & Hasrawi(2019) dengan teknik sampling yang digunakan yaitu

accidental sampling. Selanjutnya 1 jurnal oleh penulis Kristiani et al (2020)

menggunakan teknik sampling yaitu kuota sampling. Kemudian 2 jurnal oleh

penulis Nizar & Haryati (2017) dan Giakoumidakis et al (2011) dalam jurnalnya

70
tidak dijelaskan dalam jurnal tentang teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian.

Suction atau penghisapan lendir merupakan tindakan untuk

mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses

pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan sekret pada klien yang

tidak mampu mengeluarkannya sendiri (Timby, 2009 dalam Wagiran 2015).

Tindakan suction dilakukan dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15

detik (Gultom, 2020). Tujuan dilakukannya tindakan suction yakni untuk

membersihkan dan memelihara jalan napas tetap bersih untuk membantu

memenuhi suplai oksigen agar tetap terpenuhi dengan jalan napas adekuat,

mempertahankan kepatenan jalan napas dengan menjaga kelancaran jalan napas

dan membebaskan jalan napas dari sekret atau lendir yang menumpuk (Rakhman,

2014). Dampak yang disebabkan suction pada pasien kritis bila tidak dilakukan

dengan prosedur yang tidak benar yaitu perubahan saturasi oksigen, disritmia

jantung, hipotensi dan peningkatan tekanan intrakranial (Gultom, 2020).

Berdasarkan pemamparan dari 11 jurnal yang yang terpilih menggunakan

literature review ada pengaruh tindakan suction terhadap nilai saturasi oksigen

pada pasien diruang ICU, hal tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan pada

nilai saturasi oksigen yang dapat dilihat pada perbandingan pretest dan posttest

dari kelompok intervensi maupun kelompok kontrol selain perubahan nilai

satuarasi oksigen yang signifikan dan dapat dilihat dari hasil lembar observasi.

Penatalaksanaan suction sering dilakukan pada pasien yang dirawat di ruang

intensif yang mengalami penurunan kesadaran dan pasien yang terpasang

ventilator ETT. Tindakan suction yang disarankan oleh masing-masing peneliti

71
dari 11 jurnal yang digunakan pada pasien kritis yang mengalami gangguan

sirkulasi untuk mencegah terjadinya hipoksia. Kemudian terkait durasi

penatalaksanaan suction sesuai dengan teori yaitu selama <15 detik, namun dalam

pelaksanaannya pada 11 jurnal memiliki durasi yang berbeda-beda setiap

jurnalnya, hal tersebut dikarenakan menyesuaikan karakteristik responden dengan

kondisi yang bervariasi namun hal tersebut tidak menjadi kendala bagi peneliti

dalam jurnal untuk melihat pengaruh dari tindakan suction yang diberikan, karena

peneliti pada 11 jurnal tersebut memberikan tindakn suction secara bertahap dan

teratur.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasi literature review dari 11 jurnal dapat disimpulkan bahwa:

72
1. Hasil dari nilai saturasi oksigen sebelum dan sesudah dilakukannya

tindakan suction mengalami perubahan dengan rata-rata nilai saturasi

oksigen sebelum tindakan suction 86,90-99,48 dan rata-rata nilai saturasi

oksigen setelah tindakan suction yaitu 91,65-98,30.

2. Berdasarkan hasil literature review didapatkan hasil bahwa seluruhnya

terdapat pengaruh tindakan suction terhadap nilai saturasi oksigen yang

mengalami perubahan pada pre suction dan post suction dengan nilai p

value 0,000 (p<0,05).

6.2 Saran

1. Bagi Perawat di Ruang ICU

Diharapkan melakukan pengawasan yang ketat dalam melakukan tindakan

suction dan prosedur suction harus dilakukan sesuai dengan SOP yang

diterapkan dirumah sakit dengan benar.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapakan dapat mengembangkan penelitian dengan

melihat pengaruh dari tindakan suction terhadap nilai saturasi oksigen

yang terjadi pada pasien yang dirawat di ruang ICU.

Daftar Pustaka

Alfianur, M. K., Ns. Nurman Hidaya, M. K., & Ns. Fitriya Handayani, M. K.
(2021). Modul Praktikum Keperawatan Anak. Penerbit Adab.
https://books.google.co.id/books?id=QdQeEAAAQBAJ
Andriani, A., & Hartono, R. (2013). Saturasi oksigen dengan pulse oximetry
dalam 24 jam pada pasien dewasa terpasang ventilator di ruang ICU Rumah
sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. JENDELA NURSING JOURNAL
(JNJ), 2(1), 257–263.

73
Anggraini, S., & Relina, D. (2020). Modul keperawatan anak I. Yudha English
Gallery. https://books.google.co.id/books?id=MuXmDwAAQBAJ
Asmadi. (2012). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika.
Bintang, M. (2020). Biokimia Fisik. PT Penerbit IPB Press.
https://books.google.co.id/books?id=dI8IEAAAQBAJ
Dewi, A., Utomo, B., & Rachman, S. (2020). PANDUAN ASUHAN
KEPERAWATAN (PAK) PADA PASIEN KRITIS DENGAN COVID-19.
Airlangga University Press. https://books.google.co.id/books?
id=ZVjwDwAAQBAJ
Giakoumidakis, K., Kostaki, Z., Patelarou, E., Baltopoulos, G., & Brokalaki, H.
(2011). Oxygen saturation and secretion weight after endotracheal
suctioning. British Journal of Nursing, 20(21), 1344–1351.
Gultom, N. (2020). Perbedaan Saturasi Oksigen Pada Pasien Kritis Yang
Dipasang Endotracheal Tube Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Tindakan
Suction Di Ruang ICU RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2019.
Guswenti, S. (2016). Pengaruh hiperoksigenasi pre suction terhadap perubahan
saturasi oksigen di ICU RSSN Bukittinggi tahun 2016. STIKes PERINTIS
PADANG.
Hidayati, A. N., Akbar, M. I. A., & Rosyid, A. N. (2020). Gawat Darurat Medis
dan Bedah. Airlangga University Press. https://books.google.co.id/books?
id=4KmwDwAAQBAJ
Idris, D. N., Taviyanda, D., & Mahanani, S. (2020). Buku Ajar Keperawatan
Gadar dan Kritis. Adjie Media Nusantara.
Karokaro, T. M., & Hasrawi, L. (2019). PENGARUH TINDAKAN
PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION) ENDOTRACHEAL TUBE (ETT)
TERHADAP KADAR SATURASI O2 PADA PASIEN GAGAL NAPAS DI
RUANG ICU. JURNAL KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI (JKF), 2(1),
82–88.
Kitong, B. I., Mulyadi, N., & Malara, R. (2014). Pengaruh Tindakan Penghisapan
Lendir Endotrakeal Tube (Ett) Terhadap Kadar Saturasi Oksigen Pada Pasien
Yang Dirawat Di Ruang Icu Rsup Prof. Dr. Rd Kandou Manado. Jurnal
Keperawatan, 2(2).
Kitu, N. B., Rohana, N., & Widyaningsih, T. S. (2019). Pengaruh Tindakan
Penghisapan Lendir Endotrakeal Tube (ETT) Terhadap Kadar Saturasi
Oksigen Pada Pasien Yang Dirawat Di Ruang ICU. Jurnal Ners Widya
Husada, 6 No 2, 57–64. http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:PS0JwGNsP9QJ:stikeswh.ac.id:8082/journal/index.php/jners/article
/view/349&hl=id&gl=id&strip=0&vwsrc=0

74
Kristiani, A. H., Riani, S., & Supriyono, M. (2020). ANALISIS PERUBAHAN
SATURASI OKSIGEN DAN FREKUENSI PERNAFASAN PADA
PASIEN DENGAN VENTILATOR YANG DILAKUKAN SUCTION
DIRUANG ICU RS MARDI RAHAYU KUDUS. Jurnal Perawat Indonesia,
4(3), 504–514.
Mathar, I. (2018). Manajemen Informasi Kesehatan: Pengelolaan Dokumen
Rekam Medis. Deepublish. https://books.google.co.id/books?
id=gCiADwAAQBAJ
Muhaimin, A. (2016). 28 Hari di NICU. Must Read Sdn Bhd.
https://books.google.co.id/books?id=n7BDDwAAQBAJ
Muhaji, M., Santoso, B., & Putrono, P. (2017). Comparison of the Effectiveness
of Two Levels of Suction Pressure on Oxygen Saturation in Patients With
Endotracheal Tube. Belitung Nursing Journal, 3(6), 693–696.
Nizar, A. M., & Haryati, D. S. (2017). Pengaruh Suction Terhadap Kadar Saturasi
Oksigen Pada Pasien Koma Di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Tahun 2015. (JKG) Jurnal Keperawatan Global, 2(2), 62–69.
Nurdin, I. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Media Sahabat Cendekia.
Patria, Y. N., & Fairuz, M. (2012). Terapi Oksigen Aplikasi Klinis. EGC.
Pratiwi, F. E. (2020). Saturasi Oksigen Pada Pasien Kritis Dalam Posisi Head
Up: Studi Literatur. Universitas Kusuma Husada Surakarta.
Rakhman, A. (2014). Buku Panduan Praktek Laboratorium Ketrampilan Dasar
Dalam Keperawatan II (KDDK II. Deepublish.
https://books.google.co.id/books?id=qGE6DAAAQBAJ
Sari, R. P., & Ikbal, R. N. (2019). Tindakan Suction dan Perubahan Saturasi
Oksigen pada Pasien Penurunan Kesadaran Diruangan ICU Rumah Sakit.
JIK (JURNAL ILMU KESEHATAN), 3(2), 85–90.
Septimar, Z. M. (2018). Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir (Suction)
terhadap Perubahan Kadar Saturasi Oksigen pada Pasien kritis di ICU.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(01), 10–14.
Sundana, K. (2018). VENTILATOR: Pendekatan Praktis Di Unit Perawatan
Kritis Edisi Revisi 2018. cicu. https://books.google.co.id/books?
id=j8L0AgAAQBAJ
Suwardianto, H. (2018). Manajemen Pencegahan Kerusakan Fungsi Fisik,
Dungsi Kognitif, dan Kecemasan pada Pasien Kritis. Lembaga Chakra
Brahmana Lentera. https://books.google.co.id/books?id=SiroDwAAQBAJ
Suwardianto, H. (2019). Sleep Hygiene, Strategi Mengurangi Tingkat Nyeri
Pasien Kritis. Lembaga Chakra Brahmana Lentera.
https://books.google.co.id/books?id=OiroDwAAQBAJ

75
Syahran, Y., Romadoni, S., & Imardiani, I. (2019). Pengaruh Tindakan Suction
ETT terhadap Kadar Saturasi Oksigen pada Pasien Gagal Nafas di Ruang
ICU dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih Tahun 2017. Jurnal
Berita Ilmu Keperawatan, 12(2), 84–90.
Wahid, A., & Suprapto, I. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Asuhan
Keperawatan Pada Gangguan Sistem Respirasi. Trans Info Media.
Wanidi, S., Al Ummah, B., & Santoso, D. (2014). PENGARUH TINDAKAN
ISAP LENDIR TERHADAP PERUBAHAN SATURASI O2 PADA
PASIEN DENGAN PENURUNAN KESADARAN DI RUANG ICU RSUD
WONOSOBO. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 10(1).
Widayanti, I. Y. (2020). Studi Literatur: Faktor Yang Mempengaruhi Saturasi
Oksigen Pada Pasien Kritis. Universitas Kusuma Husada Surakarta.
Zakiyah, A. (2015). Nyeri: konsep dan penatalaksanaan dalam praktik
keperawatan berbasis bukti. Salemba Medika.
Zukhri, S., Suciana, F., & Herianto, A. (2018). Pengaruh Isap Lendir (suction)
Sistem Terbuka Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien Terpasang
Ventilator. MOTORIK Jurnal Ilmu Kesehatan, 13(1), 40–54.

Lampiran 1 Analisa Jurnal Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi

Oksigen pada Pasien di Ruang ICU

JURNAL 1
Pengaruh Tindakan Isap Lendir Terhadap Perubahan Saturasi O2 Pada
Pasien Dengan Penurunan Kesadaran Di Ruang ICU RSUD Wonosobo

76
Sri Wanidi, Basirun Al Ummah, Dadi Santoso
Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

ABSTRAK

Bersihan jalan nafas pasien dapat dilakukan untuk meningkatkan


oksigenasi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pengisapan lendir di saluran pernapasan
dilakukan melalui hidung, mulut dan trakea (pasien trakeostomi). Manajemen
hisap untuk pasien di unit perawatan intensif mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hisap
lendir terhadap O2 perubahan saturasi pasien gangguan kesadaran di ICU RSUD
Wonosobo. Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimental / eksperimen
semu yang artinya peneliti hanya melakukan satu kali perlakuan yang cukup
berpengaruh.  
Penelitian dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan. Sampel
terdiri dari 37 responden yang diambil dengan menggunakan total sampling.
Variabel bebasnya adalah eksploitasi lendir, sedangkan variabel terikatnya adalah
saturasi oksigen. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh lama suction
mucus oxygen saturation pada pasien gangguan kesadaran dengan nilai p 0,014
<0,05. Terdapat perbandingan nilai saturasi oksigen sebelum dan sesudah
penghisap mukus pada pasien gangguan kesadaran. perawat disarankan untuk
memberikan penghisapan lendir pada pasien dengan gangguan oksigenasi dan
tidak boleh lebih dari 15 detik.  

Kata kunci: hisap lendir, saturasi oksigen.

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Pengaruh Tindakan Isap Lendir Terhadap Perubahan Saturasi O2 Pada Pasien
Dengan Penurunan Kesadaran Di Ruang ICU RSUD Wonosobo
Penulis Sri Wanidi, Basirun Al Ummah, Dadi Santoso
Jurnal Nama : Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan
Volume: Vol. 10 No 1
Tahun: 2019
Reputasi/Indeks : Sedang (Sinta 4)
Teori Oksigenasi adalahmemberikan aliran gas oksigen (O2)lebih dari 21 % pada
tekanan 1 atmosfirsehingga konsentrasi oksigen meningkatdalam tubuh (Potter
dan Perry, 2005).Oksigenasi adalah memenuhikebutuhanoksigen dalam tubuh
dengan caramelancarkan saluran masuknya oksigenatau memberikan aliran gas
oksigen(O2)sehinggakonsentrasi oksigen meningkat dalamtubuh. Prosedur
pemenuhan kebutuhanoksigendapatdilakukan denganpemberianoksigen dengan
menggunakan kanuladan masker, fisioterapi dada, dan carapenghisapan lendir
(suction). Tanda dan gejala utama penyakit pernapasan adalah dispnea, batuk,
pembentukan sputum, nyeri dada, mengi, hemoptisism dan sianosis (Smeltzer
dan Bare, 2002). Batuk yang sangat hebat menyebabkan spasme bronkial,
obstruksi, dan lebih jauh mengiritasi bronki dan dapat mengakibatkan pingsan.

77
Pembentukan sputum adalah reaksi paru-paru terhadap setiap iritan yang kambuh
secara konstan. Orang dewasa normal menghasilkan mukus sekitar 100 ml dalam
saluran napas setiap hari. Kalau terbentuk mukus yang berlebihan, proses normal
pembersihan mungkin tak efektif lagi, sehingga akhirnya mukus tertimbun.
Pembentukan mukus yang berlebihan, mungkin disebabkan oleh gangguan fisik,
kimiawi, atau infeksi pada membran mukosa. Smeltzer dan Bare (2002)
menjelaskan bahwa kapan saja seorang pasien membentuk sputum, perlu
dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya. Tanda-tanda fisik pada
Gangguan nafas dan hipoxemia antara lain keluhan sesak dan sukar bernafas,
nafas cepat dan dangkal, frekwensi > 35 per menit (penderita dewasa), ada gerak
cuping hidung (flare), ada cekungan sela iga/jugulum waktu inspirasi, dan
cyanosis (adalah tanda terlambat) tanda-tanda sekunder tachycardia, aritmia,
tekanan darah naik, keringat terutama di dahi dan telapak tangan (Black &
Mattasarin, 2008). Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir
secara mandiri dengan menggunakan alat pengisap (Guyton, 2006). Kateter
suction/isap lendir adalah suatu tindakan yang akan digunakan untuk
membersihkan jalan nafas biasanya mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda
idealnya kateter suction yang baik adalah efektif menghisap sekret dan resiko
trauma jaringan yang minimal (Umar, 2004).
Metode Desain : preeksperimental/case study
Karakteristik Subjek : gangguankesadaran pada pasien (sopor,koma).
Teknik pengambilan sampel : total sampling
Besar sampel : 37 responden
Alat ukur : menggunakanchecklist dan StandartOperasional Prosedur (SOP)
Teknik pengambilan data :
Teknik pengambilan data tindakan suctiondigunakan tolok ukur
standaroperasional prosedur (SOP), dan padavariabel saturasiO2 menggunakan
lembar observasisaturasi dengan menggunakanbantuan alat oksimetri.
Analisis : uji T–test(paired).
Hasil Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh lama suction mucus oxygen
saturation pada pasien gangguan kesadaran dengan nilai p 0,014 <0,05. Terdapat
perbandingan nilai saturasi oksigen sebelum dan sesudah pengisapan mukus pada
pasien gangguan kesadaran. perawat disarankan untuk memberikan sedot lendir
pada pasien dengan gangguan oksigenasi dan tidak boleh lebih dari 15 detik
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan checklist dan SOP untuk
dengan mengukur tindakan suction dan untuk mengukur saturasiO2 menggunakan lembar
skripsi observasisaturasi dengan menggunakanbantuan alat oksimetri.

Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan


suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah
rancangan teknik pengambilan data responden dengan total sampling, jumlah respondennya
kebaharuan / 37 responden dan alat ukur yang digunakan adalah checklist dan
yang StandartOperasional Prosedur (SOP)
membedakan
dengan yang
sudah ditulis

78
pada jurnal
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


NIM: 01.2.17.00626

Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 2

Tindakan Suction dan Perubahan Saturasi Oksigen pada Pasien Penurunan


Kesadaran Diruangan ICU Rumah Sakit
Rebbi Permata Sari, Revi Neini Ikbal
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang, Jln. Khatib
Sulaiman No 52B, Kota Padang,

79
Email: rebbi.permatasari@gmail.com,revineini@gmail.com

ABSTRAK

Pasien kritis yang mengalami ketidaksadaran akan mempengaruhi


produksi saliva sehingga bisa meningkatkan terjadinya sekret menumpuk di jalan
nafas. Produksi sekret yang berlebih akan menghambat aliran udara dari hidung
masuk kedalam paru-paru, sehingga harus di suction untuk mempertahankan jalan
nafas pasien. Kondisi tindakan suction yang kurang tepat terutama pada pasien
kritis akan mengakibatkan penurunan saturasi oksigen baik saat atau sesudah
dilakukan tindakan tersebut. Kejadian penurunan saturasi oksigen setelah di
suction sebesar 78,56% di beberapa Rumah Sakit di Indonesia. Tujuan penelitian
mengetahui pengaruh tindakan suction terhadap perubahan saturasi oksigen pada
pasien penurunan kesadaran di Ruangan ICU Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
Padang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre-
eksperimen. Desain yang digunakan two group pre test and post test design
dengan kelompok intervensi dn kelompok kontrol. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 30 orang, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Waktu penelitian berlangsung pada bulan Februari hingga
November 2019. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat.
Analisa bivariat menggunakan uji t-test karena data berdistribusi normal. Hasil
penelitian ditemukan bahwa terjadi penurunan rata-rata saturasi oksigen sebelum
dan sesudah pemberian tindakan suction. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat
pengaruh tindakan suction pada perubahan saturasi oksigen pada pasien dengan
penurunan kesadaran.

Kata kunci: Suction, Saturasi oksigen, Penurunan kesadaran

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Tindakan Suction dan Perubahan Saturasi Oksigen pada Pasien Penurunan
Kesadaran Diruangan ICU Rumah Sakit
Penulis Rebbi Permata Sari, Revi Neini Ikbal
Jurnal Nama : JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Volume: Volume 3 No. 2
Tahun: 2019
Reputasi/Indeks : Sedang (Sinta 4)
Teori Sekret merupakan bahan yangdikeluarkan dari paru, bronchus, dan
tracheamelalui mulut. Produksi sekret yang berlebihdimana dapat menghambat
aliran udara darihidung masuk ke paru-paru. Peningkatanproduksi sekret ini
mengakibatkanketidakmampuan dalam mengeluarkan sekresiatau obstruksi dari
saluran pernafasan untukmempertahankan jalan nafas maka diagnosakeperawatan
yang muncul ketidakefektifanbersihan jalan nafas (Herdman, 2012).Sekret yang
terprodusi tersebut harus di suctionuntuk mempertahankan jalan nafas pasien.
Suction merupakan suatu cara untuk mengeluarkan sekret dari saluran nafas
dengan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui hidung atau rongga

80
mulut kedalam pharyng atau trachea. Salah satu alat ukur yang dapat digunakan
untuk menilai keberhasilan terapi oksigen dapat dinilai dari respiratori rate (RR),
Heart Rate (HT) dan Saturasi Okigen dengan mengunakan oksimetri (Santos,
2009). Saturasi oksigen merupakan presentasi hemoglobin terhadap oksigen
dalam arteri. Penurunan nilai dari saturasi oksigen dapat diartikan adanya
gangguan pada sistem pernapasan seperti hipoksia dan obstrusi saluran napas.
Batas normal saturasi oksigen < 95-100 (Andarmoyo, 2012).
Metode Desain : Quasi Eksperiment (Eksperimen Semu) dengan rancangan two group
pretest-Posttest Design
Karakteristik Subjek : pasien dengan penurunan kesadaran dan berumur 12 tahun
keatas
Teknik pengambilan sampel : purposive sampling
Besar sampel : 30 pasien
Alat ukur : lembaranobservasi
Teknik pengambilan data :
Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh
secara langsung oleh peneliti dan data sekunder yaitu data pendukung penelitian
ini yang di peroleh dari data rekam medis RS Islam Siti Rahmah Padang.
Analisis : univariat dan bivariat
Hasil Hasil penelitian ditemukan bahwa terjadi penurunan rata-rata saturasi oksigen
sebelum dan sesudah pemberian tindakan suction. Kesimpulan dari penelitian ini
terdapat pengaruh tindakan suction pada perubahan saturasi oksigen pada pasien
dengan penurunan kesadaran.
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan lembar observasi sebagai alat
dengan ukur
skripsi
Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan
suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah
rancangan teknik pengambilan data responden dengan purposive sampling, jumlah
kebaharuan / respondennya 30 pasien dan alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi
yang
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


NIM: 01.2.17.00626

81
Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 3
Pengaruh Isap Lendir (Suction) Sistem TerbukaTerhadap Saturasi Oksigen
Pada PasienTerpasang Ventilator
Saifudin Zukhri, Fitri Suciana, Agus Herianto

ABSTRAK

82
Pasien terpasang selang endotrakeal dan ventilator membutuhkan bantuan isap
lendir selang endotrakeal yang dapat menyebabkan hipoksemia. Di ICU RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro tindakan isap lendir selang endotrakeal sistem terbuka
dilakukan menggunakan SOP isap lendir secara umum. Credland telah menyusun
prosedur isap lendir endotrakeal sistem terbuka berdasarkan literatur dan
penelitian terkini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
pengaruh isap lendir selang endotrakeal sistem terbuka yang dilakukan di ICU
dengan isap lendir selang endotrakeal sistem terbuka metode Credland terhadap
saturasi perifer oksigen pasien yang terpasang ventilator. Penelitian ini
menggunakan desain quasi experiment dengan pre test and post test
nonequivalent control group dan consecutive sampling. Sepuluh responden
menjadi kelompok kontrol ketika dilakukan isap lendir selang endotrakeal sistem
terbuka menggunakan SOP isap lendir yang ada di ICU dan menjadi kelompok
perlakuan ketika dilakukan isap lendir menggunakan metode Credland yang
peneliti susun. Analisa statistik untuk mengetahui perbedaan saturasi perifer
oksigen masing-masing kelompok mengggunakan wilcoxon. Untuk
membandingkan perbedaan saturasi perifer oksigen pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan menggunakan mann whitney. Pada kelompok kontrol rata-
rata saturasi perifer oksigen sebelum dilakukan isap lendir adalah 97,8±2,4 dan
sesudahnya adalah 94,2±3,0 dengan rata-rata selisih saturasi sebelum dan sesudah
isap lendir adalah 3,6±1,5. Pada kelompok perlakuan rata-rata saturasi perifer
oksigen sebelum isap lendir adalah 97,4±3,2 dan sesudahnya adalah 95,7±4,9
dengan rata-rata selisih saturasi sebelum dan sesudah isap lendir sebesar 1,7±2,2.
Ada perbedaan pengaruh isap lendir selang endotrakeal sistem terbuka yang
dilakukan di ICU dengan isap lendir selang endotrakeal sistem terbuka metode
Credland terhadap saturasi perifer oksigen pasien yang terpasang ventilator
dengan nilai p = 0,014 (p <0,05)

Kata Kunci : Isap lendir selang endotrakeal sistem terbuka, saturasi perifer
oksigen, ventilator.

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Pengaruh Isap Lendir (Suction) Sistem TerbukaTerhadap Saturasi Oksigen Pada
PasienTerpasang Ventilator
Penulis Saifudin Zukhri, Fitri Suciana, Agus Herianto
Jurnal Nama : MOTORIK Jurnal Ilmu Kesehatan
Volume: Vol 13 No 1
Tahun: 2018
Reputasi/Indeks : Rendah (Sinta 5)
Teori Gagal nafas terjadi ketika pertukaranoksigen terhadap karbondioksida dalam
paru-paru tidak dapat melebihi lajukonsumsi oksigen dan pembentukan
karbondioksidadalam sel-sel tubuh.Hal inimengakibatkan tekanan oksigen arteri
kurang dari 50 mmHg (hipoksemia) danpeningkatan tekanan karbondioksida
lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia)(Smeltzer & Bare, 2002, hal. 615).
Pasien yang mengalami gagal nafas dan membutuhkan bantuan ventilasi mekanis
akan dipasang Endotrachel Tube atau Tracheostomy Tube untuk memfasilitasi

83
hubungan antara ventilator mekanik dan pasien. Tindakan suction endotrakeal
pada pasien yang terpasang ventilator memiliki dua sisi yang saling berlawanan.
Satu sisi bisa menimbulkan bahaya seperti hipoksemia, aritmia, atelektasis,
infeksi, dan aspirasi sementara di sisi lain sangat berguna untuk membersihkan
jalan nafas, mencegah sumbatan trakea, mengurangi kerja pernafasan, dan
mengoptimalkan oksigenasi (Liu, Jin, Ma, & Bo Qu, 2015).
Metode Desain : Quasi eksperimen dengan desain “quasi experiment” “ pre test dan post
test nonequivalent control group
Karakteristik Subjek : pasien terpasang ventilator
Teknik pengambilan sampel : consecutive sampling
Besar sampel : 10 pasien pada kelompok kontrol dan 10 pasien pada kelompok
perlakuan
Alat ukur : lembaranobservasi, checklist SOP
Teknik pengambilan data :
Pengambilan data ini dilakukan terus sampai jumlah sampel terpenuhi, yaitu 10
pasien pada kelompok perlakuan dan 10 pasien pada kelompok kontrol. Data
yang terkumpul dilakukan editing dan tabulasi agar bisa dianalisa menggunakan
uji statistik.
Analisis : Analisis statistik, mann whitney dan wilcoxon
Hasil Ada perbedaan pengaruh isap lendir selang endotrakeal sistem terbuka
menggunakan SOP isap lendir secara umum di ICU RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro dengan isap lendir selang endotrakeal sistem terbuka menggunakan
prosedur isap lendir metode Credland terhadap saturasi perifer oksigen pasien
yang terpasang ventilator.
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan lembar observasi dan SOP
dengan sebagai alat ukur
skripsi
Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan
suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah
rancangan teknik pengambilan data responden dengan consecutive sampling, jumlah
kebaharuan / respondennya 10 pasien pada kelompok kontrol dan 10 pasien pada kelompok
yang perlakuan dan alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


Mengetahui,
NIM: 01.2.17.00626

84
Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 4
Pengaruh Suction terhadap Kadar Saturasi Oksigen pada Pasien Koma di
Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2015

Afif Muhamad Nizar, Dwi Susi Haryati

85
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

ABSTRAK

Koma adalah penuruanan kesadaran dan respon yang sangat dalam. Pasien koma
sering mengalami permasalahan terutama penumpukan sekret yang dikarenakan
pasien koma mengalami penurunan reflek batuk. Sehingga pasien perlu dilakukan
suction untuk membebaskan jalan napas dari sekret. Fenomena yang terjadi di
ruang ICU RSUD Dr. Moewardi hampir pasien koma dilakukan suction berkala
kurang lebih setiap 2 jam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh suction terhadap saturasi oksigen pada pasien koma di ruang ICU
RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah quasy
eksperimen dengan rancangan penelitian adalah one-group pretest-postest design
dan menggunakan analisa paired samples T test. Berdasarkan hasil uji normalitas
Shapiro-Wilk dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Sehingga
menggunakan uji paired samples T test dengan nilai signifikasi (p) adalah 0.000,
dimana nilai tersebut p<0.05. Artinya ada beda rata rata nilai saturasi oksigen
sebelum tindakan suction dengan setelah tindakan suction. Selisih saturasi oksigen
adalah -1.79, artinya nilai saturasi oksigen sebelum dilakukan suction lebih kecil
dibanding nilai saturasi oksigen setelah dilakukan suction.

Kata Kunci: Saturasi Oksigen, Suction, Pasien Koma

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Pengaruh Suction terhadap Kadar Saturasi Oksigen pada Pasien Koma di Ruang
ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2015
Penulis Afif Muhamad Nizar, Dwi Susi Haryati
Jurnal Nama : Jurnal Keperawatan Global
Volume: Volume 2, No 2
Tahun: 2017
Reputasi/Indeks : Tinggi (Sinta 2)
Teori Koma merupakan keadaanpenurunan kesadaran dan respons dalambentuk yang
berat, kondisi seperti tiduryang dalam dimana pasien tidak mampubangun dari
tidurnya (Sudoyo, et al.2010). Pasien dengan penurunan kesadaran sering
mengalami permasalahan pada saluran pernafasan yaitu produksi sekret yang
berlebih dimana dapat menghambat aliran udara dari hidung masuk ke paru-paru.
Sekret merupakan bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea
melalui mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. Orang dewasa
normal bisa memproduksi mukus (sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam
saluran napas setiap hari. Pasien koma harus dilakukan suction untuk
mengeluarkan sekret supaya tidak terjadi penumpukan sekret dan penurunan
saturasi oksigen. Suction merupakan suatu cara untuk mengeluarkan sekret dari
saluran nafas dengan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui hidung atau
rongga mulut kedalam pharyng atau trachea. Tindakan penghisapan lendir perlu

86
dilakukan pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran karena kurang
responsif atau yang memerlukan pembuangan sekret oral. Dengan dilakukan
tindakan suction diharapkan saturasi oksigen pasien dalam batas normal (>95 %).
Saturasi oksigen merupakan presentasi hemoglobin terhadap oksigen dalam
arteri. Penurunan nilai dari saturasi oksigen dapat diartikan adanya gangguan
pada sistem pernapasan seperti hipoksia dan obstrusi saluran napas. Keadaan
yang lebih buruk dari penurunan saturasi oksigen adalah apabila lebih dari 4
menit pasien tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan
otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
Metode Desain : Quasy eksperimen dengan rancangan penelitian One-Group Pretest-
Posttes design
Karakteristik Subjek : pasien koma, jenis kelamin, usia
Teknik pengambilan sampel : -
Besar sampel : 40 responden
Alat ukur : lembaranobservasi
Teknik pengambilan data :
Data pre saturasi oksigen diambil dari tindakan suction yang pertama dan data
post diambil dari tindakan suction yang keempat selang waktu 10 detik.
Analisis : analisa paired samples T test
Hasil Ada pengaruh tindakan suction terhadap nilai saturasi oksigen (p < 0.005),
sehingga Ha diterima. Dimana selisih rata-rata saturasi oksien adalah -1.79 (mean
pretest< mean posttest).
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan lembar observasi
dengan
skripsi Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan
suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah,
rancangan jumlah respondennya 40 pasien dan alat ukur yang digunakan adalah lembar
kebaharuan / observasi
yang
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


87NIM: 01.2.17.00626
Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 5
Pengaruh Tindakan Suction ETT Terhadap KadarSaturasi Oksigen Pada
Pasien Gagal Nafas
Yuliani Syahran, Siti Romadoni, Imardiani

88
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Palembang, Palembang, 30262, Sumatera Selatan, Indonesia.
Departemen Keperawatan Medical, Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang, Palembang, 30262, Sumatera
Selatan, Indonesia.
Departemen Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan
Muhammadiyah Palembang, Palembang, 30262, Sumatera Selatan, Indonesia.

Korespondensi: yulianisyahran@gmail.com
ABSTRAK

Respon tubuh dalam mengeluarkan benda asing pada pasien dengan Endotracheal
Tube (ETT) umumnya kurang baik sehingga berisiko mengalami penumpukan
sekret. Tersumbatnya jalan napas oleh penumpukan sekret itulah yang
menyebabkan rendahnya kadar saturasi oksigen pada pasien. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh tindakan suction Endotracheal Tube (ETT) terhadap
kadar saturasi oksigen pasien. Penelitian ini menggunakan desain Pre-
experimental. Pengambilan sample dilakukan dengan cara consecutive sampling
dengan jumlah 13 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat
hasil pengukuran kadar saturasi oksigen dengan menggunakan alat oksimeter
pulse pada saat sebelum dan sesudah diberikan tindakan suction. Sebelum
dilakukan suction diperoleh hasil kadar saturasi oksigen responden rata-rata
97,77% dan sesudah dilakukan suction diperoleh hasil kadar saturasi oksigen
responden rata-rata 96,51%. Dari hasil pengukuran tersebut disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan antara kadar saturasi oksigen pada saat sebelum dan
sesudah diberikan tindakan suction pada pasien dengan ETT, dengan nilai t hitung
3,949 > t tabel = 2,179 dan nilai p value = 0,002.

Kata kunci : Saturasi Oksigen, Endotracheal Tube, Suction, Gagal Nafas, Ruang
ICU.

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Pengaruh Tindakan Suction ETT Terhadap KadarSaturasi Oksigen Pada Pasien
Gagal Nafas
Penulis Yuliani Syahran, Siti Romadoni, Imardiani
Jurnal Nama : Jurnal Berita Ilmu Keperawatan
Volume: Vol. 12 (2), 2019, 84-90
Tahun: 2019
Reputasi/Indeks : Rendah (Google Scholar)
Teori Gagal nafas dapat didefinisikan sebagai kegagalan kapasitas pertukaran gas yang
signifikan padasistem pernafasan atau sindrom akibat kegagalan sistem respirasi
melaksanakan salah satu atau keduafungsi pertukaran gas, yaitu oksigenasi atau
eliminasikarbondioksida. Obstruksi jalan nafas merupakan salah satu kondisi
yang dapat menyebabkan gagal nafas, yaitu kondisi dimana seseorang tidak
mampu untuk batuk secara efektif akibat dari sekret yang berlebihan (Hidayat,

89
2005) Obstruksi jalan napas dapat ditangani dengan melakukan tindakan suction
yang bertujuan untuk membebaskan jalan napas, mengurangi penumpukan sekret,
serta mencegah infeksi paru. Respon tubuh dalam mengeluarkan benda asing
pada pasien dengan Endotracheal Tube (ETT) umumnya kurang baik, sehingga
sangat diperlukan tindakan penghisapan lendir (suction) (Kitong, 2014).
Metode Desain : pre eksperimental one group pretest-postest
Karakteristik Subjek : pasien yang terpasang ETT, jenis kelamin, usia, diagnosa
medis
Teknik pengambilan sampel : consecutive sampling.
Besar sampel : 13 responden
Alat ukur : lembarobservasi,hasil observasi, wawancara langsung dengan
keluarga pasien dan pengukuran menggunakan oksimeter pulse
Teknik pengambilan data :
Teknik pengambilan data menggunakan consecutive sampling, teknik analisis
data dilakukan menggunakan paired t test karena satu sampel akan mempunyai
dua data (pre-pots test)
Analisis : paired t test
Hasil Terdapat perbedaan signifikan antara kadar saturasi oksigen pada saat sebelum
dan sesudah diberikan tindakan suction pada pasien dengan ETT, dengan nilai t
hitung 3,949 > t tabel = 2,179 dan nilai p value = 0,002.
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan lembarobservasi,hasil
dengan observasi, wawancara langsung dengan keluarga pasien dan pengukuran
skripsi menggunakan oksimeter pulse

Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan


suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah,
rancangan jumlah respondennya 13 dan alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi,
kebaharuan / hasil observasi, wawancara langsung dengan keluarga pasien dan pengukuran
yang menggunakan oksimeter pulse
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


NIM: 01.2.17.00626
Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

90
Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep
Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 6
Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir(Suction) terhadap Perubahan
Kadar Saturasi Oksigen pada Pasien Kritis di ICU

91
Zahrah Maulidia Septimar, Arki Rosina Novita

Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YATSI Tangerang


Email : pangeran_jojoy@yahoo.co.id

ABSTRAK

Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan gagal napas adalah obstruksi jalan
napas, termasuk obstruksi pada Endotracheal Tube (ETT). Penanganan untuk
obstruksi jalan napas akibat akumulasi sekresi pada Endotracheal Tube (ETT)
pada pasien kritis adalah dengan melakukan tindakan penghisapan lendir (suction)
dengan memasukkan
selang catheter suction melalui hidung/mulut/Endotracheal Tube (ETT) yang
bertujuan untuk membebaskan jalan napas, mengurangi retensi sputum dan
mencegah infeksi paru. Metode Penelitian yang digunakan adalah desain
penelitian pra pasca test (one group pra – post test design). Teknik sampel yang
digunakan peneliti adalah teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak
40 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis
bivariat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai p value sebesar 0,000
(< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti terdapat
pengaruh antara tindakan suction dengan kadar saturasi oksigen pasien yang
dirawat di ruang ICU RS An-Nisa Tangerang. Kesimpulan penelitian ini adalah
terdapat pengaruh antara tindakan suction dengan kadar saturasi oksigen pasien
yang dirawat di ruang ICU RS An- Nisa
Tangerang.

Kata kunci : Kadar Saturasi Oksigen, Pasien Kritis, Tindakan Suction

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir(Suction) terhadap Perubahan Kadar
Saturasi Oksigen pada Pasien Kritis di ICU
Penulis Zahrah Maulidia Septimar, Arki Rosina Novita
Jurnal Nama : Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Volume: vol.7 No.01
Tahun: 2018
Reputasi/Indeks : Sedang (Sinta 3)
Teori Intensive Care Unit (ICU) adalahsuatu bagian dari rumah sakit yangmandiri,
dengan staf yang khusus danperlengkapan yang khusus yang ditujukanuntuk
observasi, perawatan dan terapipasien-pasien yang menderita penyakitakut,
cedera atau penyulit-penyulit yangmengancam nyawa dengan prognosis
yangdiharapkan masih reversible. Gagal napas masih merupakan penyebab
kesakitan dan kematian yang tinggi di instalasi perawatan intensif. Salah satu
kondisi yang dapat menyebabkan gagal napas adalah obstruksi jalan napas,
termasuk obstruksi

92
pada Endotracheal Tube (ETT). Penanganan untuk obstruksi jalan napas akibat
akumulasi sekresi pada Endotracheal Tube (ETT) pada pasien kritis adalah
dengan melakukan tindakan penghisapan lendir (suction) dengan memasukkan
selang catheter suction melalui hidung/mulut/Endotracheal Tube (ETT) yang
bertujuan untuk membebaskan jalan napas, mengurangi retensi sputum dan
mencegah infeksi paru. Secara umum, pasien yang terpasang ETT memiliki
respon tubuh yang kurang baik untuk mengeluarkan benda asing, sehingga sangat
diperlukan tindakan penghisapan lendir (suction). Tindakan suction ETT dapat
memberikan efek samping antara lain terjadi penurunan kadar saturasi oksigen >
5%. Komplikasi yang mungkin muncul dari tindakan penghisapan lendir salah
satunya adalah hipoksemia/hipoksia. Sehingga pasien yang menderita penyakit
pada sistem pernapasan akan sangat rentan mengalami penurunan nilai kadar
saturasi oksigen yang signifikan pada saat dilakukan tindakan penghisapan lendir,
hal tersebut sangat berbahaya karena bisa menyebabkan gagal napas.
Metode Desain : pra pasca test (onegroup pra – post test design).
Karakteristik Subjek : pasien yang terpasang ETT, jenis kelamin, usia, diagnosa
medis
Teknik pengambilan sampel : total sampling.
Besar sampel : 40 orang
Alat ukur : lembarobservasi
Teknik pengambilan data :
Teknik pengambilan data menggunakan total sampling
Analisis : analisis univariat dan analisis bivariat
Hasil Hasil penelitian diketahui bahwa nilai p value sebesar 0,000 (< 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh antara tindakan
suction dengan kadar saturasi oksigen pasien yang dirawat di ruang ICU RS An-
Nisa Tangerang. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara
tindakan suction dengan kadar saturasi oksigen pasien yang dirawat di ruang ICU
RS An- Nisa Tangerang.
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan total sampling dan alat ukur menggunakan lembarobservasi
skripsi
Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan
suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah,
rancangan jumlah respondennya 40 orang dan alat ukur yang digunakan adalah lembar
kebaharuan / observasi
yang
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

93

Theodolia Serli Dee


NIM: 01.2.17.00626
Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 7
The Effect of Endotracheal Tube (ETT) Suction Measures On Our Saturation
Levels In Failed Patients In ICU Grandmed Hospital

94
Tati Murni Karokaro, Lia Hasrawi

Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam


Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Program Studi Keperawatan S1
Jl. Sudirman No 38 Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang SUMUT

e-mail: tatikarokaro612sp@gmail.com

Abstract

Failure of the airways is a disease found in COPD, where one of the causes
ofrespiratory failure is a blockage in the airway including a blockage due to
theinstallation of Endotracheal Tube (ETT). Treatment performed on patients
whoexperience respiratory failure can be successful if at the time of
theassessment has obtained data related to respiratory failure, and this will
bedone well if the understanding of the officer is good. The purpose of this
studywas to analyze whether there is an influence before and after the action
ofsuctioning the endotracheal tube (ETT) on changes in O2 saturation levels
inpatients who experience respiratory failure. The study was conducted at
theGrandmed Lubuk Pakam Hospital with a sample size of 22, and using
theWilcoxon test, using a quantitative research design with the design was
QuasiExperiment with a one-group pretest-posttest, which is before taking action
tofirst check the O2 saturation level and after observation of O2 saturation
levelswas performed again. The technique of data collection is done by
accidentalsampling technique where only patients who meet with researchers
whobecome research samples, use the instrument observation sheet. The resultsof
this study there are significant differences where before and after the actionof
oxygen saturation levels (p <0.000) which means that there is an effect ofthe
action of suctioning mucus before and after the O2 saturation level (p<0.005), so
Ha is accepted. It is recommended that future researchersinvestigate further
different designs and more samples

Kata kunci : Suction, O2 saturation, Failure of the airways.

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel The Effect of Endotracheal Tube (ETT) Suction Measures On Our Saturation
Levels In Failed Patients In ICU Grandmed Hospital
Penulis Tati Murni Karokaro, Lia Hasrawi
Jurnal Nama : Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF)
Volume: Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
Tahun: 2019
Reputasi/Indeks : Rendah (Google Scholar)
Teori Penyebab terjadinya gagal napasadalah adanya sumbatan pada salurannapas,

95
termasuk sumbatan pada jalanEndotrachel Tube (ETT). Sumbatan jalan napas
adalah keadaan yang tidak normal karena ketidakmampuan batuk secara efektif
yang dapat disebabkan oleh penumpukan sekret yang kental akibat penyakit
infeksi, imobilisasi, pembentukan sekresi, dan batuk dapat terjadi karena penyakit
pada system syaraf seperti cerebrovascular accident (CVA), efek dari sedativa.
Tindakan suction dilakukan untuk membersihkan jalan nafas dari sekret atau
sputum dan juga untuk menghindari dari infeksi jalan nafas, pasien terpasang
ventilasi mekanik terjadi kontaminasi mikroba dijalan nafas dan berkembangnya
Ventilator Assosiated Pnemonia (VAP). Cara sederhana untuk mengetahui
terjadinya hipoksemia adalah dengan mengukur seberapa banyak presentase
oksigen yang mampu dibawa oleh hemoglobin ke seluruh tubuh. Pemantauan
kadar saturasi oksigen yang baik adalah saat melakukan tindakan suction
sehingga kematian akibat gagal napas dapat di cegah, (Wiyoto. 2010, Moraveji,
dkk 2012)
Metode Desain : Quasi Experiment (experimen semu) dengan model rancangan one
group pretest-posttest,
Karakteristik Subjek : jenis kelamin, usia, diagnosa medis
Teknik pengambilan sampel : accidental sampling
Besar sampel : 22 orang
Alat ukur : lembarobservasi
Teknik pengambilan data :
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik accidental sampling dimana
hanya pasien yang bertemu dengan peneliti yang menjadi sampel penelitian
Analisis : uji Wilcoxon.
Hasil Berdasarkan hasil penelitian terhadap 22 sampel Diruang ICU Rumah Sakit
Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2019 dapat disimpulkan bahwa: Karakteristik
responden terbanyak berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebesar 12
responden (60,0%), hasil analisis uji Wilcoxon terdapat perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah dengan hasil Nilai sebelum dilakukan tindakan
suction meliputi nilai mean adalah 86,90%, nilai standar deviation adalah
4.553%, Maka ditarik kesimpulan ada pengaruh sebelum dan sesudah tindakan
suction terhadap nilai saturasi oksigen (p < 0.005), sehingga Ha diterima.
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan accidental samplingdan alat ukur menggunakan lembarobservasi
skripsi
Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan
suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah,
rancangan jumlah respondennya 40 orang dan alat ukur yang digunakan adalah lembar
kebaharuan / observasi,
yang
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

96
Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


NIM: 01.2.17.00626

Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 8

97
Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir Endotrakeal Tube (ETT) terhadap
Kadar Saturasi Oksigen pada Pasien yang Dirawat di Ruang ICU

Novia Bertha Kitu, Nana Rohana, Tri Sakti Widyaningsih

Program Studi Ners STIKES Widya Husada Semarang, Jl. Subali Raya No.12
Krapyak – Semarang, Indonesia,
50146
*noviaberthak@gmail.com
ABSTRAK

Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan


nafas sehinggamemungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat
dengan cara mengeluarkan sekret padaklien yang tidak mampu mengeluarkan
sendiri, sedangkan endotrakeal tube merupakan alat yangdigunakan untuk
mengamankan jalan napas atas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruhtindakan penghisapan lendir Endotrakeal Tube ( ETT ) terhadap kadar
saturasi oksigen pada pasienyang dirawat di ruang ICU RSUD Kota Salatiga.
Metode penelitian yang digunakan yang digunakanyaitu penelitian eksperimental
dengan desain pra-eksperimental rancangan pra-pascates one-grup pra-post tes
design without control. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive
sampling.Didapat 15 responden. pengumpulan data melalui lembar observasi.
Analisis bivariat dengan uji pairedsampel t-test. Nilai signifikansi p value =
0,000 ≤ α = 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima keputusannyaadalah ada pengaruh
tindakan penghisapan lendir endotrakeal tube (ETT) terhadap kadar
saturasioksigen pada pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Kota Salatiga. Ada
pengaruh tindakanpenghisapan lendir endotrakeal tube (ETT) terhadap kadar
saturasi oksigen pada pasien yangdirawat di ruang ICU RSUD Kota Salatiga.

Kata kunci: penghisapan ETT, saturasi oksigen

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir Endotrakeal Tube (ETT) terhadap Kadar
Saturasi Oksigen pada Pasien yang Dirawat di Ruang ICU
Penulis Novia Bertha Kitu, Nana Rohana, Tri Sakti Widyaningsih
Jurnal Nama : Jurnal Ners Widya Husada
Volume: Volume 6 No 2, Hal 57 - 64
Tahun: 2019
Reputasi/Indeks :Google Scholar
Teori Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang rawat rumah sakit dengan staf dan
perlengkapankhusus ditunjukan untuk mengelola pasien dengan penyakit, trauma
atau komplikasi yangmengancam jiwa. Peralatan standar di Intensive Care
Unit(ICU) meliputi ventilasi mekanikuntuk membantu usaha bernapas melalui
Endotrakeal Tube (ETT) atau trakheostomi. Selang Endotrakeal umumnya
dipasang untuk klien yang baru mendapat anestetik umum atau saat situasi
darurat yang membutuhkan ventilasi mekanis. Dokter atau perawat

98
denganpendidikan khusus memasukkan selang endotrakeal melalui mulut atau
hidung hingga masuk kedalam trakea dengan bantuan laringoskop. Selang
berakhir tepat diatas bronkus. Selang mungkin memiliki balon yang berisi udara
untuk mencegah kebocoran udara kedaerah sekitarnya. Karena selang
endotrakeal melalui epiglotis dan glotis, klien tidak dapat berbicara saat alat ini
terpasang (Audrey Berman, dkk, 2009). Penghisapan masukan cateter suction
secara lembut tidak boleh kasar, sampai ujung cateter menyentuh karina yang
ditandai dengan respon batuk. Penghisapan dikaitkan dengan beberapa
komplikasi yaitu hipoksemia, trauma jalan napas, infeksi nosokomial, dan
distrimia jantung, yang berhubungan dengan hipoksemia. Hipoksia merupakan
kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat
defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel,
ditandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit (sianosis). Penanganan untuk
obstruksi jalan napas akibat akumulasi sekresi pada Endotrakeal Tube adalah
dengan melakukan tindakan penghisapan lendir (suction) dengan memasukkan
selang kateter suction melalui Hidung/mulut/Endotrakeal Tube (ETT) yang
bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum dan
mencegah infeksi paru. Secara umum pasien yang terpasang ETT memiliki
respon tubuh yang kurang baik untuk mengeluarkan benda asing, sehingga sangat
diperlukan tindakan penghisapan lendir (suction) (Nurachman & Sudarsono,
2000 dalam Berty, dkk 2013). Menurut Wiyoto (2010), apabila tindakan suction
tidak dilakukan pada pasien dengan gangguan bersihan jalan nafas maka pasien
tersebut akan mengalami kekurangan suplai O2 (hipoksemia), dan apabila suplai
O2 tidak terpenuhi dalam waktu 4 menit maka dapat menyebabkan kerusakan
otak yang permanen. Cara yang mudah untuk mengetahui hipoksemia adalah
dengan pemantauan kadar saturasi oksigen (SPO2) yang dapat mengukur
seberapa banyak presentase O2 yang mampu dibawa oleh hemoglobin.
Pemantauan saturasi oksigen adalah dengan menggunakan alat oksimetri nadi
(pulse oxymetri). Dengan pemantauan kadar saturasi oksigen yang benar dan
tepat saat pelaksanaan tindakan penghisapan lendir, maka kasus hipoksemia yang
dapat menyebabkan gagal nafas hingga mengancam nyawa bahkan berujung pada
kematian bisa dicegah lebih dini.
Metode Desain : pra-eksperimental rancangan pra-pascates one-grup pra-post tes design
without control.
Karakteristik Subjek : Pasienyang terpasang Endotrakeal Tube
Teknik pengambilan sampel : consecutive sampling.
Besar sampel : 15responden
Alat ukur : lembar observasi
Teknik pengambilan data :
Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling.
Analisis : uji statistik t-test.
Hasil Ada pengaruh tindakan penghisapan lendir endotrakeal tube (ETT) terhadap
kadar saturasioksigen pada pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Kota
Salatiga. Ada pengaruh tindakanpenghisapan lendir endotrakeal tube (ETT)
terhadap kadar saturasi oksigen pada pasien yangdirawat di ruang ICU RSUD
Kota Salatiga.
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan consecutive samplingdan alat ukur menggunakan lembarobservasi

99
skripsi
Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan
suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah
rancangan teknik pengambilan data responden dengan consecutive sampling, jumlah
kebaharuan / respondennya 15 responden dan menggunakan lembar observasi sebagai alat
yang ukur.
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


NIM: 01.2.17.00626

Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 9

100
Analisis Perubahan Saturasi Oksigen dan Frekuensi Pernafasan pada Pasien
dengan Ventilator yang Dilakukan Suction diruang ICU RS Mardi Rahayu
Kudus

Ari Hana Kristiani, Suksi Riani, Mamat Supriyono


STIKes Telogorejo Semarang
Epidemiologi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang
arihanakristiani3@gmail.com

ABSTRAK

Suction adalah tindakan untuk menjaga kepatenan jalan nafas akibat dari
penumpukan sekret yangberlebih, namun tindakan suction selain memiliki
manfaat juga memiliki dampak salah satunyaperubahan saturasi oksigen dan
frekuensi pernafasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenganalisis
perubahan nilai saturasi oksigen dan frekuensi pernafasan sebelum dan
sesudahdilakukan tindakan suction. Metode penelitian ini adalah pre-eksperiment
dengan pendekatan onegroup pre and post test dengan teknik sampling kuota
sampling. Populasi pada penelitian ini adalahsemua pasien yang terpasang
ventilator. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 responden. Uji statistikyang
digunakan adalah uji paired t-test dan uji wilcoxon. Hasil dari penelitian ini adalah
terdapatperubahan yang bermakna untuk nilai saturasi oksigen sebelum dan
sesudah dilakukan tindakansuction dengan nilai p-value 0,001 (< 0,05), namun
tidak terdapat perubahan yang bermakna padanilai frekuensi pernafasan sebelum
dan sesudah dilakukan tindakan suction dengan p-value 0,170 (>
0,05). Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi perawat ICU dalam
melakukan suction agarmemperhatikan perubahan saturasi oksigen dan frekuensi
pernafasan sebelum dan sesudah dilakukansuction.

Kata kunci: Suction, saturasi oksigen, frekuensi pernapasan

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Analisis Perubahan Saturasi Oksigen dan Frekuensi Pernafasan pada Pasien
dengan Ventilator yang Dilakukan Suction diruang ICU RS Mardi Rahayu Kudus
Penulis Ari Hana Kristiani, Suksi Riani, Mamat Supriyono
Jurnal Nama : Jurnal Perawat Indonesia
Volume: Volume 4 No 3, Hal 504-514
Tahun: 2020
Reputasi/Indeks : Sedang (Sinta 3)
Teori Intensive Care Unit (ICU) merupakanruangan intensif yang memberikan
perawatankepada pasien dalam kondisi kritis. RuangICU memiliki peralatan-
peralatan medisyang menunjang dalam memberikanperawatan pada pasien
dengan kondisi kritis(Dewi, et al., 2018, hlm.1).Ventilator merupakan alat
yangdigunakan untuk memberi bantuan dalamproses ventilasi atau pernafasan
(Nugroho,Putri & Putri, 2016, hlm.228). Penggunaanventilator memberikan efek
pada pasienseperti rasa tidak nyaman yaitu adanyapenumpukan sekret di

101
Endotrakheal tube(ETT). Berdasarkan hasil penelitian Bastian (2016, hlm.100)
tentang pengalaman pasien yang pernah terpasang ventilator menyatakan bahwa
pasien yang terpasang ventilator merasa tidak nyaman karena adanya
penumpukan sekret sehingga perlu dilakukan tindakan suction. Ventilator
memiliki beberapa mode. Mode-mode ventilator terdiri dari controlled
mechanical ventilation (CMV), assist control ventilation (ACV), intermittent
mandatory ventilation (IMV), dan pressure support ventilation (PSV) (Rab,
2010, hlm.538). Mode PSV merupakan mode ventilator yang diberikan kepada
pasien yang sudah mampu bernafas secara spontan atau pasien yang dapat
bernafas namun volume tidalnya tidak cukup karena nafas yang dangkal
(Nugroho, Putri & Putri, 2016, hlm.231). Suction merupakan tindakan untuk
menjaga kepatenan jalan nafas dan mencegah terjadinya infeksi bakteri akibat
penumpukan sekret yang berlebih di endotrakheal tube (ETT). Manfaat dari
suction yaitu menjaga kepatenan jalan nafas (airway), mengurangi risiko
Ventilator Assosiated Pneumonia (VAP), mengurangi sekret dan memperlancar
proses bernafas (Purnawan & Saryono, 2010, hlm.49). Suction dapat
menimbulkan perubahan nilai saturasi oksigen dan perubahan frekuensi
pernafasan, hal ini terjadi karena saat proses suction oksigen di paru-paru ikut
keluar bersama dengan sekret. Perubahan frekuensi pernafasan terjadi sebagai
kompensasi dari berkurangnya oksigen yang masuk dalam paru karena proses
suction. Perubahan frekuensi pernafasan dapat meningkat atau menurun setelah
dilakukan tindakan suction (Nofiyanto, 2013, hlm.133).
Metode Desain : pre-eksperimen denganpendekatan one group pre and post test.
Karakteristik Subjek : Pasienyang terpasang ventilator
Teknik pengambilan sampel : kuota sampling.
Besar sampel : 35responden
Alat ukur : lembar observasi, oxymeter pulse, dan bedside monitor.
Teknik pengambilan data :
Pengambilan sampel menggunakan teknikkuota sampling.
Analisis : uji paired t-test dan uji wilcoxon.
Hasil Terdapat perubahan yang bermakna untuk nilai saturasi oksigen sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan suction dengan nilai p-value 0,001 (< 0,05), namun
tidak terdapat perubahan yang bermakna pada nilai frekuensi pernafasan
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan suction dengan p-value 0,170 (> 0,05).
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan kuota sampling.dan alat ukur menggunakan lembarobservasi, oxymeter pulse, dan
skripsi bedside monitor.

Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan


suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah
rancangan teknik pengambilan data responden dengan kuota sampling., jumlah
kebaharuan / respondennya 35 responden dan menggunakan lembar observasi, oxymeter pulse,
yang dan bedside monitor sebagai alat ukur.
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal

102
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


NIM: 01.2.17.00626

Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 10

103
Oxygen Saturation And Secretion Weight After Endotracheal Suctioning

Konstantinos Giakoumidakis, Zoi Kostaki, Evridiki Patelarou, George


Baltopoulos and Hero Brokalaki

Abstrac

Endotracheal suctioning is a common aspect of nursing care to mechanically-


ventilated patients. The aim of this study was to investigate the effects of
twosuctioning techniques on oxygen saturation (SaO2) and the amount of
drainedsecretions. A quasi-experimental study of 103 mechanically-ventilated
patientswasconducted from two tertiary hospitals in Greece.Two suctioning
techniqueswere applied to each patient: with normal saline instillation and
without. Normalsaline instillation was associated with increased secretions’
weight (p<0.001) and nosignificant differences in SaO2 values compared with no
instillation. In examiningeach suctioning technique separately, the use of normal
saline instillation wasassociated with a decrease in SaO2 levels 1 minute
(p<0.001) and 15 minutes(p=0.002) after this procedure. In addition, suctioning
without normal salineinstillation was associated with a decrease in SaO2 1
minute (p<0.001) after thesuction. In conclusion, normal saline instillation is
related with a negative outcomeon patient oxygenation for a prolonged period
after the suction and causes theremoval of a greater amount of secretions than the
applied technique with noinstillation. Comparing the two techniques, none is
superior to the other resultingfrom the statistically insignificant comparative
differences in SaO2 values.

Key words: Amount of secretions, Normal saline instillation, Oxygen saturation,


Suctioning

ABSTRAK
Pengisapan endotrakeal adalah aspek umum dari asuhan keperawatan untuk
pasien dengan ventilasi mekanis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efek dari dua teknik penyedotan terhadap saturasi oksigen (SaO2) dan
jumlah sekresi yang terkuras. Sebuah studi kuasi-eksperimental dari 103 pasien
dengan ventilasi mekanis dilakukan dari dua rumah sakit tersier di Yunani. Dua
teknik penyedotan diterapkan pada setiap pasien: dengan instilasi saline normal
dan tanpa. Pemberian saline normal dikaitkan dengan peningkatan berat sekresi (p
<0,001) dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam nilai SaO2 dibandingkan
tanpa berangsur-angsur. Dalam memeriksa setiap teknik penyedotan secara
terpisah, penggunaan instilasi saline normal dikaitkan dengan penurunan kadar
SaO2 1 menit (p <0,001) dan 15 menit (p = 0,002) setelah prosedur ini. Selain itu,
suction tanpa instilasi saline normal dikaitkan dengan penurunan SaO2 1 menit (p
<0,001) setelah suction. Kesimpulannya, pemberian garam normal berhubungan
dengan hasil negatif pada oksigenasi pasien untuk waktu yang lama setelah
penyedotan dan menyebabkan pengeluaran sekresi dalam jumlah yang lebih besar
daripada teknik yang diterapkan tanpa berangsur-angsur. Membandingkan kedua
teknik tersebut, tidak ada yang lebih unggul dari yang lain yang dihasilkan dari
perbedaan komparatif yang tidak signifikan secara statistik dalam nilai SaO2.

104
 
Kata kunci: Jumlah sekresi, Instilasi saline normal, Saturasi oksigen, Suctioning

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Oxygen Saturation And Secretion Weight After Endotracheal Suctioning
Penulis Konstantinos Giakoumidakis, Zoi Kostaki, Evridiki Patelarou, George
Baltopoulos and Hero Brokalaki
Jurnal Nama : British Journal of Nursing
Volume: Vol 20, No 21
Tahun: 2011
Reputasi/Indeks : Sedang (Scopus Q3)
Teori Pasien di ICU membutuhkan ventilasi mekanik sebagai bantuan jalan napas.
Jalan nafas buatan membuat kerja silia disaluran pernpasan terganggu
mengakibatkan skret sulit dihancurkan dan dikeluarkan sehingga terjadi
penumpukan sekret disaluran pernapasan. Karena adanya jalan nafas buatan
sehingga mengganggu kemampuan alami manusia untuk mobilisasi dan
mengeluarkan sekret. Sehingga tindak penghisapan lendir dibutuhkan untuk
mengeluarkan sekret dari dalam saluaran pernapasan. Penggunaan saline
isotonik sebelum penyedotan trakea merupakan praktik yang umum,
efektivitasnya tetap kontroversial (Raymond, 1995). Pemberian saline normal
tampaknya meningkatkan pembersihan sekresi melalui stimulasi batuk pada
orang dewasa (Gray et al, 1990). Dokter meyakini bahwa bantuan cairan
mengencerkan sekretyang ada di saluran pernapasan dan alasan di balik
menggunakan natrium klorida isotonik  efek saline normal pada saturasi
oksigen. Setelah dilakukan penyededotan dengan normal saline membuat kadar
saturasi oksigen mengalami penurunan.
Metode Desain : quasi experimental
Karakteristik Subjek : Pasienyang terpasang ventilator, usia, jenis kelamin, lama
tinggal di ICU dalam beberapa hari, durasi intubasi dalam beberapa hari, mode
ventilator, jenis dan ukuran jalan napas buatan
Teknik pengambilan sampel :
Besar sampel : 103 responden
Alat ukur : kuisoner
Teknik pengambilan data :
Pengambilan sampel menggunakan data demografi dan data klinis
Analisis :Kolmogorov-Smirnov
Hasil Pemberian garam normal berhubungan dengan hasil negatif pada oksigenasi
pasien untuk waktu yang lama setelah penyedotan dan menyebabkan pengeluaran
sekresi dalam jumlah yang lebih besar daripada teknik yang diterapkan tanpa
berangsur-angsur. Membandingkan kedua teknik tersebut, tidak ada yang lebih
unggul dari yang lain yang dihasilkan dari perbedaan komparatif yang tidak
signifikan secara statistik dalam nilai SaO2.
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan data demografi dan data klinis
skripsi

105
Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan
suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah
rancangan teknik pengambilan data responden dengan teknik pengambilan sampel
kebaharuan / menggunakan data demografi dan data klinis, jumlah respondennya 103
yang responden dan menggunakan kuisoner sebagai alat ukur.
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


NIM: 01.2.17.00626

Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

JURNAL 11

106
COMPARISON OF THE EFFECTIVENESS OF TWO LEVELS OF
SUCTION PRESSURE ON OXYGEN SATURATION IN PATIENTS WITH
ENDOTRACHEAL TUBE

Muhaji, Bedjo Santoso, Putrono

Postgraduate Nursing Program, Semarang Health Polytechnic, Semarang,


Indonesia
Semarang Health Polytechnic, Semarang, Indonesia
Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik Kota Semarang, Jawa Tengah,
Indonesia (50268)
E-mail: muhaji57@gmail.com

ABSTRACT
Background: Endotracheal suctioning is one of the common supportive measures
in intensive care units (ICU), which may be related to complications such as
hypoxia. However, a questionable efficacy is still identified to choose suctioning
pressure between 130 mmHg and 140 mmHg that is effective for patients with
endotracheal tube.
Objective: To compare the effectiveness of 130 mmHg and 140 mmHg suctioning
pressure on oxygen saturation in patients with endotracheal tube.
Methods: This research used a quasi-experimental design with pretest and
posttest group. The study was conducted from 31 January to 1 March 2017 in the
Hospital of Panti Wilasa Citarum and Hospital of Roemani Muhammadiyah
Semarang, Indonesia. There were 30 samples recruited using consecutive
sampling, with 15 assigned in the 130 mmHg and 140 mmHg suctioning pressure
group. Pulse oximetry was used to measure oxygen saturation. Paired t-test and
Independent ttest were used for data analysis.
Results: Findings showed that there was a statistically significant effect of 130
and 140 mmHg suctioning pressure on oxygen saturation in patients with
endotracheal tube with p-value <0.05. There was a significant mean difference of
oxygen saturation between 130 mmHg and 140 mmHg suctioning pressure group
with p-value 0.004 (<0.05). The mean difference of oxygen saturation between
both groups was 13.157.
Conclusion: The 140-mmHg suctioning pressure is more effective compared with
130 mmHg suctioning pressure in increasing oxygen saturation in patients with
endotracheal tube.

Keywords: endotracheal tube; pressure suction; oxygen saturation

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyedotan endotrakeal adalah salah satu tindakan suportif


umum di unit perawatan intensif (ICU), yang mungkin terkait dengan komplikasi
seperti hipoksia. Namun, kemanjuran yang dipertanyakan masih diidentifikasi
untuk memilih pengisapan tekanan antara 130 mmHg dan 140 mmHg yang efektif
untuk pasien dengan pipa endotrakeal.

107
Tujuan: Untuk membandingkan efektivitas tekanan suction 130 mmHg dan 140
mmHg terhadap saturasi oksigen pada pasien dengan pipa endotrakeal.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan pretest and
posttest group. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 31 Januari hingga 1 Maret
2017 di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum dan Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang, Indonesia. Ada 30 sampel yang direkrut
menggunakan sampel konsekutif, dengan 15 sampel ditempatkan pada kelompok
tekanan penghisapan 130 mmHg dan 140 mmHg. Oksimetri nadi digunakan untuk
mengukur saturasi oksigen. Paired t-test dan Independent t test digunakan untuk
analisis data.

Hasil: Temuan menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan secara statistik


tekanan suction 130 dan 140 mmHg terhadap saturasi oksigen pada pasien dengan
pipa endotrakeal dengan p-value <0,05. Terdapat perbedaan rerata saturasi
oksigen yang bermakna antara kelompok tekanan suction 130 mmHg dan
kelompok tekanan suction 140 mmHg dengan p-value 0,004 (<0,05). Perbedaan
rata-rata saturasi oksigen antara kedua kelompok adalah 13,157.

Kesimpulan: Tekanan suction 140 mmHg lebih efektif dibandingkan tekanan


suction 130 mmHg dalam meningkatkan saturasi oksigen pada pasien dengan pipa
endotrakeal.

Kata kunci: pipa endotrakeal; hisap tekanan; saturasi oksigen

PERSETUJUAN LITERATURE REVIEW

Judul Skripsi Pengaruh Tindakan Suction terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien di Ruang ICU
Judul Artikel Comparison Of The Effectiveness Of Two Levels Of Suction Pressure On Oxygen
Saturation In Patients With Endotracheal Tube
Penulis Muhaji, Bedjo Santoso, Putrono
Jurnal Nama : Belitung Nursing Journal
Volume 3, Issue 6, ISSN 2477-4073
Tahun: 2017
Reputasi/Indeks : Sinta 1
Teori Suction adalah tindakan atau proses menghisap pada jalan nafas yang
dilakukan pada pasien dengan produksi sputum berlebih dimana pasien tidak
dapat melakukannya sendiri (Hudak & Gallo, 2010). Suction sering dilakukan
pada pasien kritis yang dirawat di ruang perawatan intensif, terutama pada
pasien dengan endotracheal tube (ETT) yang masuk ke percabangan bronkial
saluran napas (Hudak &  Gallo, 2010). Tekanan hisap dibedakan berdasarkan
usia, untuk dewasa hisap  tekanan 100-140 mmHg, untuk anak-anak 95-100
mmHg dan untuk bayi 50-95 mmHg dengan durasi 10-15 detik, sedangkan
ukuran suction kateter disesuaikan berdasarkan ukuran pipa endotrakeal
(Timby, 2009). Suction endotrakeal merupakan salah satu tindakan
keperawatan yang paling sering dilakukan di Intensive Care Unit (ICU).
Komplikasi yang mungkin timbul dari suction antara lain hipoksemia, trauma

108
jalan nafas, infeksi nosokomial dan disritmia arteri pernapasan jantung,
hipertensi atau hipotensi, bronkospasme, perdarahan paru, nyeri dan
kecemasan (Kozier, Erb, Signs, Prevention, & Oral,  2002). Intubasi
Endotracheal Tube (ETT) adalah cara bernapas untuk pasien yang tidak dapat
mempertahankan jalan napas yang memadai (pasien dengan obstruksi jalan
napas), untuk ventilasi mekanis, dan untuk penghisapan sekret bronkial
(Kozier).  dkk., 2002).Jika suction tidak dilakukan pada pasien dengan
obstruksi jalan napas maka pasien akan mengalami hipoksia, dan jika suplai
O2 tidak terpenuhi dalam waktu 4 – 6 menit dapat menyebabkan kerusakan
sel-sel otak permanen (Kitong et al., 2014). Cara mudah untuk mengetahui
hipoksemia adalah dengan memantau kadar saturasi oksigen (SpO2) yang
dapat mengukur seberapa besar persentase O2 yang dapat dibawa oleh
hemoglobin.Saturasi oksigen adalah ukuran seberapa banyak persentase
oksigen yang dapat dibawa oleh hemoglobin (Kozier et al., 2002). Pulse
oximetry adalah alat non invasif yang mengukur saturasi oksigen darah arteri
pasien yang ditempatkan di ujung jari, ibu jari, hidung, telinga atau dahi dan
oksimetri nadi untuk mendeteksi hipoksemia sebelum tanda dan gejala
muncul. Upaya meminimalkan saturasi oksigen adalah dengan cara memilih
penggunaan tekanan, durasi dan suction kateter yang tepat.

Metode Desain : quasi-experimental design with pretest and posttest group


Karakteristik Subjek : Pasien yang terpasang ventilator, pasien berusia >25
tahun, terpasang ETT
Teknik pengambilan sampel : consecutive sampling
Besar sampel : 30 responden
Alat ukur : lembar observasi dan oxymeter pulse
Teknik pengambilan data :Pengambilan sampel menggunakan teknikconsecutive
sampling
Analisis : Paired t-test and Independent t-test
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan secara statistik
tekanan suction 130 dan 140 mmHg terhadap saturasi oksigen pada pasien
dengan pipa endotrakeal dengan p-value <0,05. Terdapat perbedaan rerata
saturasi oksigen yang bermakna antara kelompok tekanan suction 130 mmHg
dan kelompok tekanan suction 140 mmHg dengan p-value 0,004 (<0,05).
Perbedaan rata-rata saturasi oksigen antara kedua kelompok adalah 13,157.
Keterkaitan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan consecutive sampling.
skripsi
Keterkaitan dengan skripsi adalah terdapat pembahasan tentang variabel tindakan
suction dan juga saturasi oksigen
Ringkasan Rancangan keterbaharuan yang membedakan dengan jurnal sebelumnya adalah
rancangan teknik pengambilan data responden dengan consecutive sampling, jumlah
kebaharuan / respondennya 30 responden dan menggunakan alat ukur yaitu lembar observasi.
yang
membedakan
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal

109
sebelumnya
Kesimpulan Dapat / Tidak dapat *) digunakan sebagai data literature review

Kediri, ___________________
Mahasiswa

Theodolia Serli Dee


NIM: 01.2.17.00626

Mengetahui,

Pembimbing Ketua Pembimbing

Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

Keterangan :
*) Coret salah satu
Pada halaman literature review terakhir wajib ditandatangani oleh
mahasiswa dan mengetahui pembimbing di setiap halaman literature review.

Lampiran 2 Lembar Bimbingan

STIKES RS BAPTIS KEDIRI

110
JL.MAY.JEND PANJAITAN NO.3B KEDIRI
TELP / FAX (0354) 683470

KARTU BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : THEODOLIA SERLI DEE


NIM : 01.2.17.00626
Angkatan : XI (SEBELAS)
Judul : PENGARUH TINDAKAN SUCTION TERHADAP SATURASI
OKSIGEN PADA PASIEN DI RUANG ICU

Tanda Tangan
No. Tgl. Materi Masalah
Dosen

1. 14/12/2020 Konsul Judul Konsul judul tentang Hubungan B. Desi


pertama pengetahuan dengan kepatuhan diet
pada penderita diabetes mellitus

2. 16/12/2020 Konsul judul Revisi judul (fenomena masalah dan B. Desi


pertama idenifikasi masalah)

3. 19/12/2020 Konsul judul Konsul judul Hubungan penyembuhan B. Desi


kedua luka tekan dengan tingkat nyeri pada
pasien Apendik

4. 19/12/2020 Konsul judul Konsul judul Hubungan penyembuhan P. Heru


kedua luka tekan dengan tingkat nyeri pada
pasien Apendik

5. 22/12/2020 Konsul revisi Revisi (menyarankan untuk mengambil P. Heru


judul penelitian langsung di komunitas
masyarakat dan mengambil kasus yang
banyak di komunitas masyrakat)

6. 22/12/2020 Konsul revisi Revisi (mencari kasus yang banyak B. Desi


judul terjadi dimasyrakat namun belum
ditemukan)

7. 30/12/2020 Konsul judul Menyarankan untuk mengambil P. Heru


ketiga penelitian Hubungan pengetahuan
dengan perilaku pencegahan covid pada
kalangan siswa di SMA Kristen
Waikabubak

111
7. 02/01/2021 Konsul Judul Revisi (penelitiannya kurang tentang B. Desi
ketiga pengetahuan dengan perilaku,
pembimbing 1 menyarankan untuk mengambil tentang
PHBS dengan kejadian covid19)

8. 03/01/2021 Konsul judul Revisi (penelitian dilakukan dimana, P. Heru


ketiga respondenya siapa saja, PHSBS semua
pembimbing 2 perilaku atau tidak, melakukan door to
door)

9. 19/01/2021 Konsul judul Mengganti judul dikarenakan kesulitan P. Heru


pembimbing 2 mendapat surat ijin

10. 20/01/2021 Konsul judul Mengganti ke literatur review dengan B. Desi


keempat judul Efektivitas massage dengan
pembimbing 1 Virgin coconut oil terhadap pencegahan
luka tekan pada pasien di ICU

11. 20/01/2020 Konsul judul Mengganti ke literatur review dengan P. Heru


keempat judul Efektivitas massage dengan
pembimbing 2 Virgin coconut oil terhadap pencegahan
luka tekan pada pasien di ICU

12. 01/03/2021 Konsul proposal Mengkonsulkan proposal skripsi dengan B. Desi


skripsi ke judul Efektivitas massage dengan
pembimbing 1 Virgin coconut oil terhadap pencegahan
luka tekan pada pasien di ICU

13. 01/03/2021 Konsul proposal Mengkonsulkan proposal skripsi dengan P. Heru


skripsi ke judul Efektivitas massage dengan
pembimbing 2 Virgin coconut oil terhadap pencegahan
luka tekan pada pasien di ICU

14. 03/03/2021 Konsul proposal Revisi (revisi dasar penulisan banyak P. Heru
skripsi ke yang tidak sesuai, tidak mengunakan
pembimbing 2 mendeley, SPOK, kata depan, dan alur
penulisan)

15. 09/03/2021 Konsul jurnal ke Revisi (cari jurnal tambah, masih B. Desi
pembimbing 1 kurang jurnal dan belum dapat reputasi
tinggi)

16. 12/03/2021 Konsul ulang Mengganti judul proposal Pengaruh B. Desi


judul ke tindakan suction ETT terhadap
pembimbing 1 perubahan saturasi oksigen pasien gagal
napas dan mencari literature

17. 12/03/2021 Konsul ulang Mengganti judul proposal Pengaruh P. Heru


judul ke tindakan suction ETT terhadap
pembimbing 2 perubahan saturasi oksigen pasien gagal

112
napas dan mencari literature

18. 17/03/2021 Konsul jurnal ke Revisi rekapan jurnal ACC judul B. Desi
pembimbing 1 menjadi Pengaruh Tindakan Suction
terhadap saturasi oksigen pada pasien di
ruang ICU
Melanjutkan untuk membuat proposal

19. 17/03/2021 Konsul jurnal ke Revisi rekapan jurnal ACC judul P. Heru
pembimbing 1 menjadi Pengaruh Tindakan Suction
terhadap saturasi oksigen pada pasien di
ruang ICU
Melanjutkan untuk membuat proposal

20. 24/03/2021 Konsul bab 1 – Mengkonsulkan bab 1-4 proposal B. Desi


bab 4 proposal skripsi
skripsi ke
pembimbing 1

21. 24/03/2021 Konsul revisi Revisi (bab 1-4 proposal skripsi, P. Heru
pertama bab 1 – penggunaan mendeley, tata penulisan
bab 4 proposal dan lengkapi cover sampai lampiran)
skripsi dan konsul
revisi pertama
rekap jurnal

22. 29/03/2021 Konsul revisi Mengumpulkan revisian Proposal P. Heru


kedua bab 1 – bab
4 proposal skripsi
pembimbing 2

23. 30/03/2021 Konsul revisi Revisi (perbaiki latar belakang, belum B. Desi
kedua bab 1 – bab fokus ke masalah)
4 proposal skripsi
ke pembimbing 1

24. 01/04/2021 Konsul revisi Proposal skripsi ACC P. Heru


kedua bab 1 – bab
4 proposal skripsi
ke pembimbing 2

25 05/04/2021 Konsul revisi Mengumpulkan revisian Bab 1 (Latar B. Desi


proposal skripsi belakang)
kedua ke
pembimbing 1

26. 06/04/2021 Konsul analisa Mengkonsulkan analisa jurnal B. Desi


jurnal

113
27. 15/04/2021 Konsul revisi Revisi ( perbaiki latar belakang, B. Desi
kedua ke prevalensi, sumber buku minial 3 yang
pembimbing 1 digunakan, menambahkan risk of bias di
bab 4)

28. 21/04/2021 Konsul revisi Revisi ( perbaiki latar belakang, B. Desi


ketiga ke prevalensi, sumber buku minial 3 yang
pembimbing 1 digunakan, menambahkan risk of bias di
bab 4

29. 22/04/2021 Konsul revisi Revisi risk of bias di bab 4 dan B. Desi
keempat ke membuat lampiran dan cover
pembimbing 1

30. 24/04/2021 Konsul revisi ACC B. Desi


Proposal Skripsi
ke pembimbing 1

31. 7/05/2021 Konsul revisi Revisi bab 1-4 B. Erva, P.


proposal sidang Akde, B. Erlin
ke penguji 1, 2
dan 3

33. 28/05/2010 Konsul revisi ke ACC P. Akde


penguji 2

40. 25/06/2021 Konsul revisi ke ACC B. Erlin


penguji 3

41. 01/07/2021 Konsul revisi ke ACC B. Erva


penguji 1

CATATAN :
Kartu ini dibawa oleh Mahasiswa,
Waktu bimbingan diisi oleh Dosen Pembimbing

KETUA PANITIA PEMBIMBING KETUA


UJIAN TUGAS AKHIR

1. Desi Natalia T. I., S.Kep., Ns., M.Kep

PEMBIMBING
Kili Astarani,S.Kep.,Ns.,M.Kep

114
2.Heru Suwardianto, S.Kep., Ns., M.Kep

KETUA STIKES RS BAPTIS KEDIRI

Selvia David Richard, S.Kep., Ns., M.Kep

115
Lampiran 3 Persetujuan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 Skripsi

116
117

Anda mungkin juga menyukai