Anda di halaman 1dari 77

EKSPLORASI DUKUNGAN EKONOMI PADA

PASIEN LUKA KAKI DIABETIK DI KLINIK


KITAMURA PONTIANAK

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:
DENI CANDRA
NIM : SR142080088

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2018
EKSPLORASI DUKUNGAN EKONOMI PADA
PASIEN LUKA KAKI DIABETIK DI KLINIK
KITAMURA PONTIANAK

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Strata Satu (S1)
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontianak

DISUSUN OLEH:
DENI CANDRA
NIM : SR142080088

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat keselamatan dan kesehatan. Sholawat dan salam semoga

selalu tercurahkan atas Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari

kegelapan, kebodohan dan ketertinggalan menuju terang benderang dan kebaikan

serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Eksplorasi Dukungan Ekonomi Pada

Pasien Luka Kaki Diabetik Di Klinik Kitamura Pontianak”. Skripsi ini terdiri

dari lima bab. BAB I pendahuluan latar belakang menjelaskan tentang fenomena,

data, dan alasan-alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini. Poin rumusan

masalah berisi masalah yang peneliti bahas. Poin tujuan penelitian peneliti ingin

mengeksplorasi tentang dukungan ekonomi pada pasien luka kaki diabetik di

klinik kitamura pontianak. Poin manfaat berisi manfaat skripsi ini bagi institusi

pendidikan, institusi tempat penelitian dan peneliti selanjutnya. BAB II terdiri dari

tinjuan pustaka yang menjelaskan tentang konsep luka kaki diabetik dan

dukungan ekonomi luka kaki diabetik. BAB III metodologi penelitian berisi

tentang desain penelitian, batasan penelitian, populasi, sampel, tempat dan waktu

penelitian, intrumen penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

data, rencana analisa data, pengujian keabsahan data, etika penelitian dan jadwal

penelitian. BAB IV pembahasan berisi tentang hasil penelitian yang mana peneliti

vi
mewawancarai partisipan mengenai eksplorasi dukungan ekonomi pada pasien

luka kaki diabetik di klinik kitamura pontianak. BAB V hasil penelitian dan

pembahasan dan BAB VI penutup yang mana berisi terkait kesimpulan dan saran

untuk penulisan skripsi tersebut.

Selama penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Haryanto, S.Kep, MSN, P.h.D., WOC/ETN selaku Ketua STIK

Muhammadiyah Pontianak.

2. Bapak Hartono, M.Kep selaku Ketua Program Studi NERS STIK

Muhammadiyah Pontianak.

3. Bapak Ns. Gusti Jhoni Putra, M.Pd, M.Kep selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan masukan sehingga dapat

menyelesaikan skripsi pada waktunya.

4. Ibu Ns. Uji Kawuryan, M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberikan

masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi.

5. Pimpinan Beserta Staf Klinik Kitamura Pontianak

6. Seluruh dosen dan staf STIK Muhammadiyah Pontianak yang telah

membantu penulis selama mengikuti pendidikan dan penyusunan skripsi.

7. Kedua orang tua saya Ayahanda Indra Suardi, Ibunda Elia yang senantiasa

memberikan do’a dan semangat baik moril maupun materiil yang sangat luar

biasa, Kakak Novi Astuti, Adik Egi Fahrezi dan seluruh keluarga tercinta

yang telah memberi dukungan dan terus berdoa untuk keberhasilan saya.

vii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Selama penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan dukungan dari

berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada:

1. Sahabat-sahabat saya yaitu Dea Fathia, Ivan Jackson, Jumaan Tasmita, Roni

Oktaviandi, Ridha Nugraha, Nurul Huda, Rita Purnamasari, Puspita

Ramadhani, Dwi Prayitno, Nesya Andita, Rani Rahayu Ningrum, Udwan

Kurrahman, Arsuwendy, Atri Nuningsih, Elti Rosita, Yupendra, Koko Husada,

M. Ibnu Ridho, Dhea Aprilia, Affan Widiyanata, Praja Yunanda, Nico Gustian,

Abdul Halim, Ridwan Anugerah, Meni Afriani, Yossa Vebryvia, Nadhil

Nurdiansyah, Prana Sanjaya dan M. Irvan Maulana yang membantu,

memotivasi dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

2. Kepengurusan PC IMM Kubu Raya 2017/2018 dan Komunitas Salam Berkah

yang memberikan motivasi dan semangat selama saya menyelesaikan skripsi

ini.

3. Kepengurusan BEM STIK Muhammadiyah Pontianak dan Cendekiawan Muda

2016-2017 yang memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Kepengurusan Ikatan Mahasiswa Kesehatan (IMAKES) Kalimantan Barat

2016/2017

5. Forum Mahasiswa Kecamatan Nanga Tayap (FORMAT) Ketapang 2016/2017

viii
6. Rekan-rekan satu angkatan Prodi NERS Angkatan 2014 STIK Muhammadiyah

Pontianak yang saling memberikan motivasi dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun guna perbaikan dan kesempurnaan skripsi penelitian ini. Besar

harapan penulis agar Hasil Penelitian ini dapat berguna sebagai sumber informasi

bagi para pembaca terutama mahasiswa/i STIK Muhammadiyah Pontianak

sebagai literatur bacaan.

Pontianak, Juli 2018

Deni Candra

NIM: SR142080088

ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap Deni Candra

Tempat, tanggal lahir Sungai Beliung, 16 Juni 1996

Kewarganegaraan Indonesia

Agama Islam

Alamat rumah Dusun Sungai Beliung, RT/RW (002/001), Desa Sepakat Jaya, Kecamatan
Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang (Sesuai KTP & SIM)

Alamat rumah sekarang Jln. Purwosari Gg. Purwosari Buntu No.85, Kota Pontianak.

No HP 085349633497 (Whatsapp)

E-mail denicandra160696@gmail.com

Facebook Deni Candra

Jenis kelamin Laki-laki

Golongan darah B

Tinggi/ Berat badan 175 cm / 50 kg

Status Perkawinan Belum Menikah

Status dalam keluarga Anak 2 dari 3 Bersaudara

Nama Ayah Indra Suardi

Nama Ibu Elia Kapriah

Nama Kakak Novi Astuti

Nama Adik Egi Fahrezi


Suku Melayu

Hobi Travelling, Volleyball, Menyanyi, Model Dan Membaca

Nama institusi dan tahun SD : SDN Negeri 12 Nanga Tayap (2002-2008)

SMP : SMPN Negeri 01 Nanga Tayap (2008-2011)

SMK : SMKN 02 Ketapang (2011-2014)

Perguruan Tinggi : STIK Muhammadiyah Pontianak (2014-2018)

Pengalaman Organisasi di PT 1. Kader BEM STIK Muhammadiyah Pontianak (2014-2015)


(tercatat) 2. Kader Himpunan Mahasiswa S1 (HIMA S1) (2014-2015)
3. Kader Emergency Nursing Team (EMT) (2014-2015)
4. ATLIT PBVSI KAL-BAR (2014-2015)
5. Mentri Sosial & PSDM di BEM STIK Muhammadiyah Pontianak (2015-
2016)
6. Pengurus Ikatan Mahasiswa Kesehatan Kalimantan Barat (IMAKES)
(2015-2016)
7. Pengurus Forum Koordinasi BEM Se-Kalimantan Barat (FKBK) (2015-
2016)
8. Pengurus Emergency Nursing Team (EMT) (2016-2017)
9. Pengurus Forum Mahasiswa Nanga Tayap, Ketapang (2016-2017)
10. Mentri Sosial & PSDM di BEM STIK Muhammadiyah Pontianak (2016-
2017)
11. Pengurus Ikatan Mahasiswa Kesehatan Kalimantan Barat (IMAKES)
(2016-2017)
12. Pengurus IMM Cabang Kubu Raya (2017-2018)
13. Pengurus Forum Mahasiswa Nanga Tayap, Ketapang (2017-2018)
Motto & Motivasi Motto : BERLOMBA LOMBA DALAM KEBAIKAN

Motivasi :

1. Nabi Muhammad SAW

Tak dapat dimungkiri, bahwa rasulullah SAW adalah sosok yang paling
sempurna dari segala sisi.

2. Wali Kota Surabaya Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T

Anak-anakku tersayang, tidak ada yang tidak mungkin, kalian bisa


mengembangkan potensi apapun “Pelajar di Kota Pahlawan”.

xiii
Eksplorasi Dukungan Ekonomi pada Pasien Luka Kaki Diabetik di Klinik Kitamura
Pontianak

Deni Candra1, Gusti Jhoni Putra2, Uji Kawuryan3


1
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
2
Dosen Keperawatan Medikal Bedah Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontianak
3
Dosen Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Email: denicandra160696@gmail.com
ABSTRAK

Pendahuluan: Luka Kaki Diabetik menyebabkan peningkatan periode ekstra panjang dalam
proses penyembuhan, biaya, morbiditas, kualitas hidup, dan kematian. Pasien luka kaki
diabetik akan menyiapkan lebih banyak uang selama proses asuhan keperawatan. Hubungan
antara pendapatan dengan proses asuhan keperawatan sangat penting untuk dipersiapkan
sesegera mungkin untuk mencegah kenaikan biaya yang tinggi.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dukungan ekonomi bagi pasien
penderita luka kaki diabetik di Klinik Spesialis Luka Kitamura Pontianak, Kalimantan Barat.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan
wawancara mendalam. Para partisipan didokumentasikan terkait dukungan ekonomi yang
merupakan sumber dan pengelolaan ekonomi di antara penderita diabetes kaki.

Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa sumber dukungan ekonomi berasal dari keluarga
anggota keluarga yaitu keluarga yang menyimpan uangnya untuk merawat pasien ulkus kaki
dan luka kaki diabetik.

Kesimpulan: Keluarga memiliki peran penting untuk merawat anggota keluarga mereka yang
menderita luka kaki diabetik. Studi ini hanya menganalisis peran keluarga dalam merawat
pasien luka kaki diabetik yang terkait dengan dukungan ekonomi, maka perlu dianalisis aspek
lain dari dukungan keluarga.

Kata Kunci: Luka Kaki Diabetes, Sumber Ekonomi, Manajemen Ekonomi.

x
Exploration of Economic Support to Diabetic Foot Ulcer Patients in Kitamura Pontianak
Deni Candra1, Gusti Jhoni Putra2, Uji Kawuryan3
1
Student of Nursing Institute of Muhammadiyah Pontianak
2
Lecture Medical Surgical Nursing of Nursing Institute of Muhammadiyah Pontianak
3
Lecture Health Public of Nursing Institute of Muhammadiyah Pontianak

Email : denicandra160696@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: Diabetic Foot Ulcer causes increase extra long period in healing process, cost,
morbidty, quality of life, and mortality. Diabetic foot ulcer patient will prepare more money during
the nursing care process. Relationship between income with nursing care proccess are very
important to prepared as soon as possible to prevent high cost that increase.
Objective : This study aimed to explore economic support to diabetic foot ulcer patients in
Kitamura Wound Specialist Clinic Pontianak, West Borneo.
Method : This study used descriptive method with qualitative approach, by deep interview. The
participants were documented related economic support which was source and management of
economic among diabetic foot ulcer patients.
Result : This study showed that source of economic support come from family members that are the
family save the money for taking care diabetic foot ulcer patient.
Conclusion : The family has important role to taking care their family members who are having
diabetic foot ulcers. This study only analyzed the role of family in taking care diabetic foot ulcer
patients related economic support, it needed to analyze other aspects of family support.
Key Word : Diabetic Foot Ulcer, Economic Source, Economic Management.

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ........................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xvi
DAFTAR SKEMA ................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Luka Kaki Diabetik .............................................................................. 7
1. Pengertian ......................................................................................... 7
2. Tanda dan Gejala .............................................................................. 8
3. Klasifikasi Pada Luka Kaki Diabetik ............................................... 10
4. Patofisiologi Luka Kaki Diabetik ..................................................... 11
5. Komplikasi Luka Kaki Diabetik ....................................................... 12
6. Faktor Penyebab Luka Kaki Diabetik .............................................. 14
B. Dukungan Ekonomi .............................................................................. 20
1. Pengertian ......................................................................................... 20
2. Sumber Ekonomi Keluarga............................................................... 20
3. Manajemen Keuangan Pasien Luka Kaki Diabetik .......................... 22

xiv
C. Kerangka Teori ..................................................................................... 23
D. Keaslian Penelitian ............................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian .......................................................................... 26
B. Sumber Data ......................................................................................... 26
C. Instrumen Penelitian ............................................................................. 27
D. Teknik Analisa Data.............................................................................. 28
E. Etika Penelitian ..................................................................................... 28
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 31
G. Rencana Uji Keabsahan Data ............................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Partisipan ....................................................................... 34
B. Hasil Analisa Data ............................................................................... 35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Dukungan Ekonomi Yang Baik Dari Keluarga dan Anak-anak .......... 37
B. Manajemen Ekonomi Dari Tabungan Keluarga .................................. 41
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................ 48
B. Saran ................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Luka Kaki Diabetik ............................................................ 10

Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan ........................................................................ 34

Tabel 4.2 Sumber Ekonomi Pasien LKD .............................................................. 35

Tabel 4.3 Management Ekonomi Pasien LKD ...................................................... 36

xvi
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori .................................................................................... 26

Skema 3.1 Uji Keabsahan Data ............................................................................. 33

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ............................................ Permohonan Menjadi Partisipan


Lampiran 2 ............................................ Lembar Menjadi Partisipan
Lampiran 3 ............................................ Lembar Informed Consent
Lampiran 4 ............................................ Pedoman Wawancara
Lampiran 5 ........................................... Hasil Transkrip Rekaman Wawancara
Lampiran 6 ............................................ Analisa Data
Lampiran 7 ............................................ Lembar Persetujuan Proposal
Lampiran 8 ........................................... Pengesahan Proposal
Lampiran 9 ............................................ Halaman Persetujuan Perbaikan
Lampiran 10 ......................................... Surat Keterangan Lolos Kaji Etik
Lampiran 11 .......................................... Surat Ijin Penelitian
Lampiran 12 .......................................... Surat Diberikan Ijin Penelitian
Lampiran 13 .......................................... Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen

yang di tandai adanya kenaikan kadar glukosa dalam darah. Komplikasi

yang sering terjadi pada penderita DM adalah terjadinya ulcer atau luka

pada kaki disebut luka kaki diabetik (LKD). Luka kaki diabetik

merupakan kejadian infeksi, ulcer dan atau kerusakan jaringan yang lebih

dalam. Komplikasi yang sering terjadi pada penderita DM adalah

terjadinya ulcer atau luka pada kaki disebut luka kaki diabetik, yang

terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada tungkai penderita

DM (Kale, 2015)

Luka kaki diabetik adalah luka terbuka pada permukaan kulit yang

dapat disertai adanya kematian pada jaringan setempat. Luka kaki diabetik

dibedakan menjadi dua macam yaitu luka neuropati yang disebabkan

gangguan pada saraf, dan penyakit arteri perifer yang merupakan luka

yang disebabkan gangguan pembuluh darah arterial (Suriadi, 2010).

Jumlah penderita DM semakin meningkat di seluruh dunia. Pada

tahun 1995, jumlah penderita DM adalah sekitar 135 juta orang dan

meningkat menjadi 285 juta pada tahun 2010. Diprediksi jumlah penderita

DM akan meningkat sampai dengan 438 juta pada tahun 2030. Di

Indonesia, penderita DM juga mengalami peningkatan yang signifikan,

yaitu sekitar 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 dan diperkirakan akan

1
2

mencapai 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. WHO menyatakan bahwa

Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita DM di

dunia. Insiden ini secara tidak langsung meningkatan prevalensi LKD,

yang terjadi sekitar 20 – 25% pada pasien dengan DM (Mat, 2013)

Jumlah penderita LKD yang terus menerus meningkat di Indonesia

belum tercatat dengan jelas. Berdasarkan jumlah penderita DM di

Indonesia dapat di prediksi jumlah penderita yang mengalami LKD

dengan tingkat resiko 25% mencapai 5,3 juta jiwa (Sukarni, 2015). Data

kasus LKD dengan masalah sirkulasi 1,3%, gangren 1,0% dan amputasi

kaki 0,7% (Soegondo, 2010 dalam Putra 2017).

Penderita DM di Kalimantan Barat dengan peningkatan kedua

secara nasional dan merupakan penyakit kronik tertinggi (Riskesdas, 2013

dalam Putra, 2017). Menurut Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat mengatakan kasus DM terbanyak

adalah di Singkawang yaitu sebanyak 945 kasus, diikuti Sambas 818 kasus,

Mempawah 419 kasus, Sanggau 231 kasus, Sekadau 209 kasus, Melawi

169 kasus, dan sisanya terjadi di kabupaten dan kota lainnya (Dinkes

Provinsi Kalimantan Barat, 2011).

Klinik Kitamura Pontianak yang merupakan salah satu pusat

pelayanan perawatan luka di Kalimantan Barat, memiliki data yang

berkaitan dengan LKD dari januari sampai dengan november 2017 terdapat

kasus luka sebanyak 1200 kasus dengan rata-rata perbulannya yaitu 120

kasus dengan jenis luka kaki diabetik menurut (Kitamura, 2017).


3

Luka kaki diabetik menyebabkan memanjangnya waktu perawatan,

meningkatnya biaya perawatan, peningkatan angka kecacatan, penurunan

kualitas hidup dan juga peningkatan risiko kematian (Kale, 2015). Selain

itu pengeluaran biaya kesehatan untuk Diabetes Melitus telah mencapai

465 miliar USD (Trisnawati, 2013). Pasien dengan kaki luka diabetik akan

menyiapkan lebih banyak persiapan keuangan selama perawatan, hal ini

dikarenakan dalam perawatan luka akan membutuhkan dana yang lebih

besar. Hubungan antara penghasilan dengan proses perawatan pasien luka

kaki diabetik sangatlah penting dilaksanakan sedini mungkin untuk

menghindari biaya pengobatan yang semakin mahal (Sutandi, 2012).

Penghasilan merupakan sebuah faktor yang sangat menentukan

dalam mencari fasilitas kesehatan, dalam hal ini adalah perawatan pasien

dengan kaki luka diabetik. Faktor penghasilan yang rendah dan kebutuhan

keluarga yang meningkat bisa menjadi penyebab lamanya kesembuhan

karena keluarga tidak sanggup memenuhi prosedur perawatan mengingat

perawatan yang lama dan cenderung mahal (Upton, 2014).

Berdasarkan hasil Studi Pendahuluan pada 4 orang responden yang

mengalami luka kaki diabetik di Klinik Kitamura Pontianak mengatakan

bahwa perawatan luka kaki diabetik sangat berpengaruh sekali terhadap

kondisi ekonomi pasien, karena pasien harus melakukan perawatan luka

kaki diabetik yang berulang kali dan dengan biaya yang relatif mahal.

Sebagian besar 75% sumber biaya untuk perawatan luka kaki diabetik di

dapatkan dari gajinya sendiri, selain itu sumber keuangan juga didapatkan
4

dari keluarga, anak, dan ada juga sampai ke tempat peminjaman keuangan.

Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra (2017) dikatakan

bahwa biaya perawatan yang cukup tinggi menjadi sumber stressor bagi

pasien dalam mengelola keuangannya. Berdasarkan fenomena yang telah

diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian eksplorasi

dukungan ekonomi pada pasien luka kaki diabetik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah

Dukungan Ekonomi pada pasien Luka Kaki Diabetik di Klinik Kitamura

Pontianak?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian adalah diketahuinya Dukungan

Ekonomi pada pasien Luka Kaki Diabetik di Klinik Kitamura

Pontianak.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya sumber keuangan pasien luka kaki diabetik di

Klinik Kitamura Pontianak.

b. Diketahuinya manajemen keuangan pasien luka kaki diabetik di

Klinik Kitamura Pontianak.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan teori-teori terbaru

dibidang kesehatan khususnya ilmu keperawatan dalam melakukan

pengkajian dukungan ekonomi pada pasien Luka Kaki Diabetik di

Klinik Kitamura Pontianak. Sebagai pertimbangan kebijakan lembaga

yang bersangkutan dan sekaligus memberikan informasi tentang

temuan-temuan yang diperoleh dan dapat menjadi bahan informasi

bagi institusi pelayanan kesehatan, sehingga dapat dijadikan

pedoman dalam pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan

perawatan.

2. Bagi Pasien, Keluarga dan Masyarakat

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam

meningkatkan pengetahuan, dan pemahaman tentang luka kaki

diabetik, serta dukungan ekonomi dalam perawatan luka kaki

diabetik.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan tambahan literatur

kepustakaan yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa

khsusunya di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah

Pontianak.
6

4. Bagi Peneliti

Peneliti banyak mendapat pengalaman menarik, menambah

wawasan, mendapatkan informasi terbaru mengenai penyakit

diabetes melitus dan luka kaki diabetik, dapat menerapkan berbagai

ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan

serta merupakan media nyata untuk mendapatkan pengalaman

secara langsung dalam melakukan penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Luka Kaki Diabetik

1. Pengertian

Luka Kaki Diabetik (LKD) adalah infeksi, ulkus dan atau

kerusakan jaringan yang lebih dalam yang terkait dengan gangguan

neurologis dan vaskuler pada tungkai (WHO, 2006). Menurut Gitarja

(2015) dalam Putra (2017), memaparkan definisi luka kronik yaitu luka

yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan dikarenakan

adanya faktor yang mempengaruhinya seperti umur, nutrisi, imunologi

pemakaian obat-obatan dan kondisi metabolik. Alex (2006), juga

mengatakan bahwa luka kaki diabetik merupakan luka kronik yang paling

banyak di temui pada penderita diabetes melitus.

Menurut Suriadi (2015), kondisi luka kaki diabetik timbul sebagai

akibat terjadinya peningkatan kadar gula darah. Luka kaki diabetik yang

lama, tidak dilakukan penatalaksanaan yang tepat dan tidak sembuh, maka

luka akan menjadi infeksi, dan ini merupakan kondisi yang sering

mengakibatkan gangren dan amputasi. Alex (2006), menambahkan bahwa

luka kronik yang paling sering ditemui adalah luka ekstremitas bawah

yang mencapai 98% kasus berhubungan dengan penyakit diabetes dan

pembuluh darah.

7
8

2. Tanda dan Gejala

Luka kronik kaki diabetik ditandai dengan pemanjangan pada fase

proliferasi sehingga luas luka tidak berkembang walaupun telah

mendapatkan perawatan luka yang optimal dan seharusnya mengecil

menjadi kurang lebih 30% dari ukuran awal pada minggu keempat. Luka

kronik cenderung berlangsung lama dan sering timbul kembali karna

terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang disebabkan oleh

berbagai faktor dari penderita sehingga luka gagal sembuh pada waktu

yang diperkirakan (Suriadi, 2015).

Menurut Hidayat (2014) Kaki adalah bagian paling sensitif pada

penderita diabetes melitus, Tanda-tanda terjadi gangguan pada kaki:

a. Angiopati

Penderita penyakit diabetes mellitus pada umumnya

mengalami angiopati perifer atau gangguan sirkulasi darah pada

bagian ujung/tepi tubuh yang lazim disebut dengan angiopati

diabetik. Peredaran darah kurang lancar karena darah terlalu kental,

banyak mengandung gula. Penyempitan dan penyumbatan pembuluh

darah perifer (yang utama), sering terjadi pada tungkai bawah

(terutama kaki).

b. Neuropati

Gejala neuropati ini paling terasa pada tungkai bawah dan kaki

sebelah kanan dan kiri. Yang paling menyiksa dapat

meyebabkan nyeri berdenyut terus- menerus. Pasien tidak menyadari


9

bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi karena tidak

dirasakannya. Luka timbul spontan sering disebabkan karena trauma

misalnya kemasukan pasir, tertusuk duri, lecet akibat pemakaian

sepatu/sandal yang sempit dan bahan yang keras.

c. Paraestesi

Kurang rasa atau kesemutan pada ujung anggota tubuh tangan

dan kaki yang berisiko terjadi luka pada ujung kaki tanpa terasa

dan berakhir dengan gangren.

d. Anastesi (tidak berasa)

Rasa tebal terjadi di telapak kaki, penderita merasa seperti

berjalan di atas kasur

e. Gangguan imunologi

Daya tahan tubuh pasien diabetes melitus menurun, mudah

infeksi pada luka dan terserang penyakit.


10

3. Klasifikasi Pada Luka Kaki Diabetik

Tabel 2.1
Klasifikasi Luka Kaki Diabetik

DERAJAT KLASIFIKASI
0 Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki
I Ulkus superficial terbatas pada kulit.
II Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
III Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
IV Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan
atau tanpa selulitis
V Gangren seluruh kaki atau sebagai tungkai

Sumber : Wagner (1983)

4. Patofisiologi Luka Kaki Diabetik

Patofisiologi LKD menurut Suriadi (2015) adalah sebagai berikut :

Perkembangan luka neurotropik pada pasien dengan diabetes mellitus

memiliki beberapa komponen, mencakup neuropati, tekanan biomekanik,

dan suplai pembuluh darah.

Neuropati perifer jelas merupakan faktor dominan dalam

patogenesis luka kaki diabetik. Kondisi hiperglikemik pada pasien

diabetes dikaitkan dengan berkembangnya kondisi distal sensori motor

polineuropati, yang bertanggung jawab akan mekanisme yang jelas akan

masalah ini sampai sekarang masih dalam penyelidikan.

Beberapa literatur melaporkan bahwa mekanisme terjadinya

neuropati berfokus pada jalur poliol. Jalur poliol mengakibatkan

pengendapan sorbitol dalam saraf perifer. Produksi radikal oksigen yang

dihasilkan juga ikut berkontribusi dalam kerusakan saraf. Sebab lain


11

neuropati adalah karena penyakit vaskular, terutama karena gangguan

saraf otonom vaskular pembuluh.

Kerusakan komponen sensorik pada luka neuropati menyebabkan

penurunan kemampuan untuk merasakan sensasi nyeri, trauma, suhu,

getaran, dan peningkatan tekanan pada kaki. Kehilangan sensasi disertai

dengan trauma atau peningkatan tekanan berkontribusi terjadinya

kerusakan kulit yang sering disertai dengan pembentukan luka atau kalus

tempat area yang tertekan.

Gangguan komponen motor neuropati dapat menyebabkan atrofi

otot-otot intrinsik kaki, sehingga menimbulkan kontraktur digital dan

tekanan tinggi di bagian plantar kaki. Selain itu, kelemahan otot-otot kaki

anterior menyebabkan deformitas dengan kurangnya dorsofleksi yang

memadai di sendi pergelangan kaki, sehingga akan meningkatkan tekanan

plantar pada bagian depan.

Neuropati otonom dapat terjadi dengan hilangnya tonus simpatik

dan shunting darah arteriovenous di kaki. Kelenjar keringat juga akan

berpengaruh, menimbulkan anhidrosis yang menyebabkan kulit kering,

pecah-pecah, dan menjadi predisposisi kerusakan pada kulit.

Terdapat hubungan erat antara diabetes dan meningkatnya risiko

aterosklerosis dan penyakit arteri perifer. Risiko kian meningkat pada

perokok aktif. Gangguan makrovaskular terjadi terutama pada pembuluh

infragenikular (tibialis dan arteri peroneal). Oleh karena itu, luka iskemik
12

ikut berkontribusi terhadap munculnya luka kaki persisten pada pasien

diabetes.

Pasien diabetes dengan luka yang awalnya muncul hanya karena

trauma ringan lambat laun dapat berkembang menjadi luka infeksi yang

meluas. Penyebabnya mungkin terkait dengan penyakit arteriosklerosis

yang menimbulkan penyempitan dan penyumbatan arteri bertahap.

Arteriosklerosis melibatkan deposit plak kolestrol dan bahan lain di bagian

dalam dinding arteri. Gejala akan tergantung pada lokasi arteri yang

terkena dan seberapa parah penyumbatan tersebut. Selain itu, faktor

pemicunya adalah karena kuman yang mempercepat kondisi menjadi

infeksi. Berdasarkan studi pustaka, dipaparkan bahwa adanya keterlibatan

polimikrobial pada pasien dengan luka diabetes.

5. Komplikasi Luka Kaki Diabetik

Menurut Maulana dalam Putra (2017), diabetes melitus sering

disebut dengan the great imitator, yaitu penyakit yang dapat menyerang

semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit ini

timbul secara perlahan – lahan, sehingga seseorang tidak menyadari

adanya berbagai perubahan dalam dirinya. Karena itu jelas bahwa

diabetes bisa menjadi penyebab terjadinya komplikasi baik yang akut

maupun kronis.

Menurut Price (2006) komplikasi-komplikasi LKD dapat dibagi

menjadi dua kategori yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis.


13

1. Komplikasi akut

Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa seseorang meningkat

atau menurun dengan tajam dalam waktu yang relatif singkat.

Kadar glukosa bisa menurun drastis jika penderita menjalani diet yang

terlalu ketat. Perubahan yang besar dan mendadak dapat berakibat

fatal. Dalam komplikasi akut dikenal beberapa istilah sebagai berikut :

a. Hipoglikemia yaitu keadaan seseorang dengan kadar glukosa

darah di bawah nilai normal. Gejala hipoglikemia ditandai

dengan munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat,

berdebar – debar, pusing, gelisah, dan penderita bisa menjadi

koma.

b. Ketoasidosis diabetik – koma diabetik yang diartikan sebagai

keadaan tubuh yang sangat kekurangan insulin dan bersifat

mendadak akibat infeksi, lupa suntik insulin, pola makan yang

terlalu bebas atau stress.

c. Koma hiperosmoler non ketotik yang diakibatkan adanya

dehidrasi berat, hipotensi, dan shock. Karena itu, koma

hiperosmoler non ketotik diartikan sebagai keadaan tubuh tanpa

penimbunan lemak yang menyebabkan penderita menunjukkan

pernapasan yang cepat dan dalam (kusmaul).

d. Koma lako asidosis yang diartikan sebagai keadaan tubuh

dengan asam laktat yang tidak dapat diubah menjadi


14

bikarbonat. Akibatnya, kadar asam laktat dalam darah

meningkat dan seseorang bisa mengalami koma.

2. Komplikasi Kronis

Komplikasi kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh darah

yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung, gangguan fusi

ginjal, dan gangguan saraf. Komplikasi kronis sering dibedakan

berdasarkan bagian tubuh yang mengalami kelainan, seperti kelainan

di bagian mata, mulut, jantung.

6. Faktor Penyebab Luka Kaki Diabetik

Beberapa faktor yang patut dicurigai menjadi penyebab terjadinya

perlukaan ini adalah pola diet, medikasi, kebiasaan merokok, aktivitas

fisik, perawatan kaki, follow-up, psikologis, interaksi sosial, spiritual, dan

etnis menurut Astrada (2014).

a. Pola Diet

Faktor pola diet yang buruk erat kaitannya dengan

Hemoglobin yang tinggi untuk mengontrol gula darah dan

dislipidemia sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi

gangguan pada sistem kardiovaskuler menurut Astrada dalam

Momin (2010). Ketidakpatuhan akan rekomendasi diet menurut

sebuah studi cross-sectional sebesar 37% yang dikarenakan

rendahnya kedisiplinan (63,4%), kurangnya informasi (33,3%), dan

kecenderungan untuk makan di luar rumah (37,1%) (Ganiyu, 2013).


15

Padahal, manajemen diet yang kurang baik dapat menyebabkan

hiperglikemi yang tidak terkontrol sehingga terjadi perlukaan spontan

dan nekrosis menurut Astrada (2014) dalam Modarressi (2013).

b. Medikasi

Penggunaan obat-obatan tertentu dalam manajemen DM dapat

mendukung terjadinya luka kaki diabetik (LKD). Defisiensi B12

biokimiawi ditemukan pada 5,8% pada pasien DM yang

menggunakan metformin menurut Astrada dalam Reinstatler (2012).

Penggunaan antibiotik tertentu seperti antibiotik golongan

floroquinolone dalam jangka panjang karena dapat menimbulkan

efek samping neuropati dan pelepasan retina (retinal detachment)

terutama penggunaan dalam bentuk oral dan injeksi menurut Astrada

dalam Lowes (2013). Menurut menurut Astrada dalam Margolis

(2010) menunjukkan penggunaan jangka panjang ACEi pada p asien

DM menjadikan 50% lebih berisiko mengalami LKD dan 50%

lebih berisiko menjalani amputasi tungkai bagi yang memiliki

penyakit arteri perifer.

c. Kebiasaan Merokok

Dampak perilaku merokok sendiri terhadap kondisi DM berupa

kontrol glikemik yang buruk, resistensi insulin, deposit lemak

sentral, komplikasi makrovaskular, neuropati, serta risiko amputasi

menurut Astrada dalam Anderson (2002). Pria di Indonesia sendiri

menduduki peringkat pertama (66%) sebagai perokok aktif dari 36


16

negara yang dipublikasikan oleh American Cancer Society menurut

Astrada dalam Germain (2011).

d. Aktivitas Fisik

Faktor aktivitas fisik dan olahraga pada pasien DM

digambarkan oleh sebuah studi cross- sectional yang dilakukan di

Botswana yang menunjukkan lebih dari separuh sampel penderita

DM tidak berolahraga (52%) menurut Astrada dalam Ganiyu (2013).

Mortilitas orang dengan DM yang tidak aktif berolahraga meningkat

sebesar 3 – 4 kali dalam follow-up selama 8 tahun menurut Astrada

dalam Thomas (2004).

e. Perawatan Kaki

Tindakan perawatan kaki yang baik menurut Center for

Disease Control and Prevention (CDC) dapat mengurangi risiko

amputasi pada pasien DM sebesar 45 – 85% menurut Astrada dalam

Sadick (2014). Sayangnya, tindakan sederhana ini banyak dilalaikan

oleh penderita DM.

f. Follow-up

Frekuensi follow-up juga akan memengaruhi lamanya waktu

pencapaikan target kontrol glikemik. Penelitian terhadap pasien DM

yang melakukan kunjungan setiap 1-2 minggu dapat mencapai

kontrol glikemik dalam waktu 4,4 bulan dibandingkan dengan yang

setiap 3-6 bulan mencapai target glikemiknya dalam waktu 24,9

bulan (Morrison, 2011). Hal ini menunjukkan terdapat kemungkinan


17

keterkaitan aktivitas follow- up dengan risiko terjadinya LKD.

Kejadian berulang depresi pada pasien DM memiliki prevalensi

hingga 80% dalam follow-up selama 5 tahun (Snoek, 2005). Sebuah

studi cross-sectional tehadap 350 pasien dengan DM menunjukkan

dua pertiga responden mengalami ansietas dan depresi, masing-

masing menurunkan kesejahteraan sebesar 50 dan 65 persen, nilai ini

dapat naik menjadi 2,5 kali lipat jika pasien DM tersebut tidak

memiliki pasangan (Garrusi, 2013). Adalah hal sering diabaikan baik

oleh tenaga kesehatan maupun pasien itu sendiri, padahal

menurunnya kesehatan psikologis dapat menyebabkan buruknya

kontrol gula darah dan manajemen DM, serta peningkatan risiko

komplikasi pada pasien DM, termasuk LKD menurut Astrada dalam

Snoek (2012).

g. Interaksi Sosial

Studi tentang interaksi sosial pada lansia menunjukkan setiap

kenaikan skor aktivitas sosial sebesar 10 poin akan menurunkan

sebesar 12% risiko disabilitas dan 18% mortilitas menurut Astrada

dalam Goodwin (2004). Studi lain menunjukkan lansia yang

mengalami isolasi sosial atau tidak terlibat dalam aktivitas sosial

lebih beresiko mengalami penurunan status kesehatan fisik dan

jiwa menurut Astrada dalam Cornwell (2009). Hal ini mendukung

interaksi sosial menjadi aspek yang layak untuk dikaji akan

keterkaitannya dengan tingginya risiko LKD pada penderita DM.


18

h. Spiritual

Spiritualitas dikaitkan dengan pola koping individu dan

perilaku perawatan diri pasien dengan DM menurut Astrada dalam

Sridhar (2013). Studi cross-sectional yang dilakukan terhadap

muslim di Iran menunjukkan 64% responden dengan DM

mengalami depresi terkait kondisi kesehatannya (Jafari, 2014).

Beberapa praktik dalam agama pula dapat memengaruhi

kondisi fisik seperti pemilihan makanan dan minuman dalam diet,

kebersihan diri, dan cara berinteraksi dengan orang lain dan

lingkungan menurut Astrada dalam Sridhar (2013). Sebagai

contoh, pada umat Islam: pelaksanaan ibadah puasa pada bulan

Ramadhan yang memerlukan modifikasi khusus pada manajemen

diet pasien DM, kewajiban berwudhu dan perintah untuk

menggunting kuku menjadikan ritual ini sebagai satu di antara cara

perawatan kaki, serta larangan untuk merokok dan mengonsumsi

alkohol yang berdampak pada penekanan risiko komplikasi DM

menurut Astrada dalam Al- Wahbi (2006).

i. Etnis

Beberapa ras atau etnis tertentu mungkin lebih rentan

mengalami komplikasi dari ras atau etnis lainnya, sebagai contoh:

ras Asia memiliki risiko lebih tinggi menjalani amputasi jari kaki,

sedangkan ras asli Amerika Utara (suku Indian) lebih berisiko

mengalami amputasi bawah lutut jika dibandingkan dengan ras lain


19

yang ada di Amerika Serikat menurut Astrada dalam Young (2003).

Ras kulit hitam dan ras minoritas lain (termasuk ras Asia) di Amerika

Serikat lebih cenderung memiliki kontrol glikemik yang buruk jika

dibandingkan dengan ras kulit putih (Adams, 2007). Meski masih

belum ada penjelasan yang pasti tetang hal tersebut, aspek ras atau

etnis dapat dicurigai sebagai faktor yang dapat menyebabkan LKD

menurut Astrada dalam Chowdhury (2006).

B. Dukungan Ekonomi

1. Pengertian

Menurut Putra (2017), Dukungan ekonomi adalah pemenuhan

kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan

status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga

dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan sekunder.

Dukungan ekonomi keluarga pada pasien luka kaki diabetik adalah

keluarga menyediakan dan mengatur keuangan untuk keperluan tambahan

pada pengobatan luka kaki pasien (Putra, 2017). Menurut Friedman (2010),

dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap penderita yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem

pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa

keluarga adalah orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan

pertolongan dengan bantuan jika diperlukan. Firman (2012), menyatakan

dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan non verbal, saran,


20

bantuan dan tingkah laku yang dapat memberikan keuntungan emosional

atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

Penghasilan merupakan sebuah faktor yang sangat menentukan dalam

mencari fasilitas kesehatan, dalam hal ini adalah perawatan pasien dengan

luka kaki diabetik (Upton, 2014). Faktor penghasilan yang rendah dan

kebutuhan keluarga yang meningkat bisa menjadi penyebab lamanya

kesembuhan karna keluarga tidak sanggup memenuhi prosedur perawatan

mengingat perawatan yang lama dan cenderung mahal.

Menurut Putra (2017), Pasien dengan luka kaki diabetik akan

menyiapkan lebih banyak persiapan keuangan selama perawatan, hal ini

dikarenakan dalam perawatan luka akan membutuhkan dana yang lebih

besar. Hubungan antara penghasilan dengan proses perawatan pasien luka

kaki diabetik secara tinjauan teori tidak ada dijelaskan, namun ada

pengaruh pada keduanya. Pernyataan ini didukung oleh Sutandi (2012),

mengatakan bahwa pengendalian diabetes sangatlah penting dilaksanakan

sedini mungkin untuk menghindari biaya pengobatan yang semakin mahal.

2. Sumber Ekonomi keluarga

Menurut Murti (2017), sumber keuangan untuk biaya kesehatan adalah

sebagai berikut :

a. Out-of Pocket Payment (OOP)

Sumber keuangan ini berupa Melalui gajinya sendiri Dengan cara

ini pasien membayar langsung kepada dokter atau pemberi pelayanan

kesehatan lainnya untuk pelayanan kesehatan yang sudah diterima.


21

Pasien menjadi lebih menghargai nilai ekonomi dari pelayanan

kesehatan yang diterima sehingga menghindari penggunaan

pelayanan kesehatan secara berlebihan.

b. Pajak (Taxation)

Pemerintah menarik pajak umum (General Taxating) dari warga

yang antara lain digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan oleh NHS (National Health Services).

Pemerintah Indonesia juga menarik pajak umum, Pemerintah

membayar sebagian dari biaya pelayanan kesehatan pasien yang

diberikan pada fasilitas kesehatan pemerintah, misalnya Puskesmas

dan RS pemerintah pusat maupun daerah. Pasien harus membayar

sebagian dari pelayanan kesehatan yang digunakan. Di Indonesia

terdapat Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) yang

membebaskan semua biaya pelayanan kesehatan di tingkat primer

maupun sekunder yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan

pemerintah.

c. Asuransi (Insurance)

Sistem asuransi menarik premi yang dibayarkan oleh individu-

individu peserta asuransi.

d. Medical Saving Account

Medical Saving Account (MSA, personal savings account)

mengharuskan warga menabung uang untuk membiayai pelayanan

kesehatannya sendiri.
22

3. Manajemen Keuangan Pasien Luka Kaki Diabetik

a. Perencanaan Pengobatan

Keterkaitan antara penghasilan dengan penyakit DM secara

tinjauan teori tidak ada dijelaskan, namun pasien DM dengan LKD

yang berpenghasilan rendah akan bisa mempengaruhi kondisi DM

yang sudah ada. Status ekonomi dan pengetahuan tentang diabetes

mempengaruhi seseorang untuk melakukan manajemen perawatan

diri DM, keterbatasan finansial akan membatasi responden untuk

mencari informasi, perawatan dan pengobatan untuk dirinya.

Pernyataan ini didukung oleh Schapers (2012). mengatakan

persiapan finansial yang menjadi perhatian utama pasien dengan

diabetes dan ulcer adalah perencanaan pengobatan dan keuangan

keluarga.

b. Program Jaminan Kesehatan

Buttler (2002) dalam Putra (2017) mengatakan status ekonomi

dan jaminan kesehatan mempengaruhi pasien untuk melakukan

manajemen perawatan, keterbatasan finansial akan membatasi

responden untuk mencari informasi, perawatan dan pengobatan untuk

dirinya. Terkait sistem dukungan dalam hal ini jaminan kesehatan

ternyata selama ini sebagian dari partisipan mengaku telah

menggunakan jaminan kesehatan yang disediakan di tempat mereka

bekerja terutama untuk pengobatan dan perawatan.


23

C. Kerangka Teoritis

Diabetes Melitus (DM)

Faktor-faktor yang Luka Kaki Diabetik (LKD) Penyembuhan


mempengaruhi LKD : LKD

1. Pola diet
Klasifikasi
2. Usia
3. Medikasi 1. Tidak ada lesi terbuka 1. Sumber Ekonomi
4. Kebiasaan 2. Ulkus superficial 2. Manajemen
Merokok terbatas pada kulit Keuangan
5. Aktivitas fisik 3. Ulkus dalam
6. Perawatan kaki menembus tendon dan
tulang 1. Sumber Ekonomi
7. Follow-up
4. Abses dalam, dengan
8. Psikologis - Out-of Pocket
atau tanpa osteomielitis
Payment
9. Interaksi sosial 5. Gangren jari kaki
- Pajak
10. Spiritual dan 6. Gangren seluruh kaki
etnis atau sebagai tungkai - Asuransi
- Medical Saving
Account
Komplikasi 2. Manajemen
Keuangan
1. Komplikasi Akut - Perencanaan
2. Komplikasi Kronis Pengobatan
- Program Jaminan
Kesehatan

Skema 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Wagner (1983), Buttler (2002), Suriadi (2010), Schaper (2012), Astrada
(2014), Putra (2017), Murti (2017)
D. Keaslian Penelitian
No Judul Nama dan Sampel Hasil
tahun
1. Hambatan dan strategi koping Nur Penelitian dilakukan melalui Hasil penelitian menunjukan 12 tema yang menggambarkan
dalam manajemen perawatan diri Widayati, pendekatan kualitatif. Partisipan adalah hambatan dan strategi koping dalam manajemen perawatan diri
penderita diabetes melitus tipe 2 di (2015) penderita DM tipe 2 di wilayah kerja penderita DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Jember Kidul
wilayah kerja puskesmas jember Puskesmas Jember Kidul dengan Kabupaten Jember. Hambatan dalam perawatan diri digambarkan
kidul kabupaten jember pengambilan sampel melalui purposive oleh partisipan dalam 3 tema yaitu hambatan psikologis,
sampling. Kriteria partisipan dalam hambatan fisik, dan hambatan pengetahuan. Strategi koping
penelitian ini adalah minimal telah 3 digambarkan dalam 6 tema yaitu perencanaan makan, pengaturan
bulan menderita DM, mampu minum obat, pemantauan gula darah, pelaksanaan aktivitas fisik,
berkomunikasi dengan baik, dan bisa perawatan kaki, dan pelaksanaan pemeriksaan rutin.
berbicara dalam bahasa indonesia.
Jumlah partisipan dalam penelitian ini
adalah 9 orang.

2. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Adam Sampel diambil dengan metode Dari hasil analisa univariat, diperoleh data sebagaimana yang
Terjadinya Luka Kaki Diabetik Astrada accidental sampling dengan jumlah 88 menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin
Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe (2014) responden yang terdiri dari 42 pasien perempuan (69,3 %) dan sebagian besar berusia lebih dari 50
2 Di Balai Pengobatan Dan DM dengan luka (DL) dan 46 pasien tahun dengan rata-rata usia 55,7 tahun. Presentase luka skala
Spesialis Perawatan Luka, Stoma, DM tanpa luka (TL). Analisa data 3 mendominasi separuh sampel luka (50%) diikuti oleh skala 2
Dan Inkontinensia “Kitamura” meliputi analisa univariat, bivariat (30,95%) dan 4 (19,05%), tidak ada reponden yang memiliki
Pontianak Pada Tahun 2014. dengan chi-square, dan analisis luka skala 1 dan 5. Hanya sedikit responden yang mengalami

24
multivariat dengan regresi logistik neuropati (4,5%), lebih dari separuh (60,6%) responden
beganda menggunakan program SPSS mengalami hiperglikemi dengan rata-rata gula darah 264,09,
16.0. separuh (52,2%) mengalami hipertensi pada tekanan sistole, dan
lebih dari separuh (54,5%) nilai ABI berada di atas nilai normal
dengan rata-rata 1,11. Separuh responden sudah menderita
DM selama kurang dari 5 tahun, namun secara keseluruhan rata-
rata selama 6,39 ta

25
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Desain penelitian merupakan model atau metode yang digunakan

peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap

jalannya penelitian. Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan

hipotesis penelitian (Creswell, 2016).

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

fenomenologik untuk mendeskriptifkan dukungan ekonomi pada pasien

dengan luka kaki diabetik di Klinik Kitamura Pontianak. Fenomenologik

yaitu penelitian kualitatif yang di ekspos melihat fenomena yang diteliti dari

berbagai aspek yang berhubungan dengannya (Burhan, 2010)

B. Sumber Data

Data adalah segala bentuk informasi, fakta dan realita yang terkait

atau relevan dengan apa yang dikaji/diteliti, sedangkan sumber data adalah

orang, benda, objek yang dapat memberikan informasi, fakta, data, dan

realitas yang terkait atau relevan dengan apa yang dikaji atau diteliti

(Ibrahim, 2015).

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi pada penelitian ini adalah

26
27

pasien binaan atau homecare di Klinik Kitamura Pontianak, Populasi

pada penelitian ini sebanyak 20 Pasien.

2. Partisipan atau Informan

Informan merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan

dapat mewakili atau representative populasi (Rianto, 2011). Informan

merupakan sebuah subset (himpunan bagian) yang diambil dari

populasi, yang akan diamati atau diukur peneliti (Kusnanto, 2007).

Informan adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Menurut Dukes (1984) dalam

Afiyanti (2014) menyatakan ukuran informan dalam penelitian kualitatif

fenomenologi sejumlah 1 sampai 10 informan. Informan pada penelitian

ini adalah sebanyak 3 orang sesuai dengan kriteria yang di ambil.

Fokus informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pasien dengan LKD baru dan berulang

b. Memiliki LKD dengan grade 3 dan grade 4

c. Lama Diabetes 5 tahun keatas

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian

adalah peneliti sendiri secara personal, pengumpulan data dibantu dengan

menggunakan tape recorder sebagai alat perekam pembicaraan yang

dilakukan (Susilo, 2015)

Instrumen dalam penelitian ini adalah membuat catatan,

wawancara pada pasien luka kaki diabetik mengenai dukungan ekonomi


28

berdasarkan hasil pengamatan langsung dalam masa binaan atau homecare

dari Klinik Kitamura Pontianak. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu alat tulis menulis dan sebuah alat perekam.

D. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016), teknik analisa data adalah pengelompokan

data dan membuat sebuah urutan serta menyingkat data sehingga mudah

dibaca dan dipahami kemudian diinterpretasikan. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara, kemudian diolah dalam

bentuk data-data atau bentuk kalimat. Secara sistematis langkah pengolahan

data tersebut melalui tahap-tahap seperti berikut :

1. Pengumpulan data didalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan

data yang dilakukan dengan cara wawancara.

2. Melakukan penyusunan seluruh data yang didapat sesuai dengan

urutan pembahasan yang di rencanakan peneliti.

3. Melakukan analisis data dengan mengkoding, mengkategori dan

menentukan tema yang sudah didapatkan melalui wawancara

mendalam.

4. Melakukan penafsiran terhadap data-data yang telah dianalisis sebagai

hasil kesimpulan penelitian.

E. Etika Penelitian

Penelitian keperawatan pada umumnya melibatkan manusia sebagai

subjek penelitian. Penelitian dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri,

tetapi saling berkaitan dan saling mendukung. Beberapa faktor pendukung


29

tersebut agar penelitian dapat terlaksana antara lain seperti dana dan adanya

objek penelitian. Terlebih bila mengingat bahwa manusia menjadi salah satu

objek penelitian keperawatan, maka penelitian yang melibatkan manusia

sebagai objek penelitian harus memperhatikan hak asasi manusia (Suyanto,

2011).

Peneliti mendapatkan rekomendasi dari STIK Muhammadiyah

Pontianak dengan surat etik nomor : 12/II.I.AU/KET.ETIK/S-1/I/2018

(terlampir). Selanjutnya dilakukan permohonan izin kepada kepala Klinik

Kitamura Pontianak Kalimantan Barat, Dengan surat nomor :

1715/II.1.AU/F/XI/2018 (terlampir).

Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian

keperawatan (Dharma, 2011) :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

Penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia. Subyek memiliki hak asasi dan

kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian

(autonomy). Tidak boleh ada paksaan atau penekanan tertentu agar

subyek bersedia ikut dalam penelitian. Subjek dalam penelitian juga

berhak mendapatkan informasi yang terbuka dan lengkap tentang

pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat penelitian,

prosedur penelitian, risiko penelitian, keuntungan yang mungkin

didapat dan kerahasiaan informasi.


30

Peneliti menjelaskan kepada partisipan tentang penelitian dan

meminta partisipan menanda tangani Informed consent. Informed

consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan partisipan

dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed consent

adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya. Setelah mendapatkan penjelasan yang

lengkap dan mempertimbangkannya dengan baik, subjek kemudian

menentukan apakah akan ikut serta atau menolak sebagai subjek

penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek (respect for privacy

and confidentiality)

Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak

asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa

dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan terbukanya informasi

tentang subjek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai

informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas

dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain.

Prinsip ini diterapkan dengan cara meniadakan identitas

seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode

tertentu. Dengan demikian segala informasi yang menyangkut

identitas subjek tidak terekspos secara luas.


31

3. Menghormati keadilan dan inklutivitas (respect for justice

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna

bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan

dilakukan secara profesional. Sedangkan prinsip keadilan

mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan dan

beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

subjek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harm and benefits)

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek

penelitian dan populasi dimana hasil penelitian ini akan diterapkan

(beneficience). Kemudian meminimalisir risiko/dampak yang

merugikan bagi subjek penelitian (nonmaleficience).

Prinsip ini diperhatikan oleh peneliti ketika mengajukan

usulan penelitian untuk mendapatkan persetujuan etik dari komite

etik penelitian. Peneliti harus mempertimbangkan rasio antara

manfaat dan kerugian/risiko dari penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian (Dharma, 2011). Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, Yakni sebuah


32

teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dengan tanya jawab kepada

narasumber dengan sebuah pedoman wawancara dan alat bantu

pendokumentasian seperti alat perekam dan alat tulis.

G. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

berikut ini :

1. Uji Kredibilitas Data

Dalam penelitian ini pengujian keabsahan data yang dilakukan

peneliti mengacu pada uji kredibilitas. Pada pengujian kredibilitas data

terhadap hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan

peningkatan ketekunan dalam penelitian, diskusi dengan teman sejawat

dan mengadakan member check (Sugiyono, 2012).

a. Meningkatkan ketekunan

Peneliti melakukan pengamatan lebih cermat dan

berkesinambungan untuk bisa memperoleh kepastian dan ketepatan

data, dengan mengecek data-data dan membaca referensi teori

berada di tinjauan pustaka penelitian. Sehingga wawasan peneliti

bertambah luas untuk memeriksa data yang di jumpai adalah benar

dan dapat dipercaya.

b. Diskusi dengan Teman

Peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat untuk

bisa memperoleh kepastian dan ketepatan data, dengan mengecek

data-data serta mendiskusikannya.


33

c. Mengadakan member check

Peneliti melakukan pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data, sehingga data yang diperoleh sudah sesuai

atau tidak. Setelah diajukan pengecekan hasilnya data telah sesuai

sehingga data tersebut kredibel.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini merupakan deskripsi data yang diperoleh

dengan tujuan untuk memaparkan hasil analisis tentang dukungan

ekonomi pada pasien luka kaki diabetik. Analisis tema kualitatif

dilakukan setelah data dikumpulkan, pengumpulan data dilakukan

dengan teknik wawancara mendalam yang selanjutnya dibuat dalam

transkrip wawancara.

A. Karakteristik Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 3 (tiga) orang. Berikut

disajikan data partisipan berdasarkan usia, jenis kelamin, grade luka,

penghasilan, pekerjaan dan status pernikahan.

Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan


Kategori Jumlah Persentase
Usia
26-35 Tahun - 0%
36-45 Tahun - 0%
46-55 Tahun 3 Orang 100%
56 Tahun Keatas - 0%
Jenis Kelamin
Laki-Laki 2 66,6 %
Perempuan 1 33.3 %
Grade Luka
Grade 1 - -
Grade 2 - -
Grade 3 2 66,6 %
Grade 4 1 33.3 %
Penghasilan -
Rp. 500.000,- - Rp. 1.000.000,- 1 33.3 %
Rp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,- 1 33.3 %
Rp. 2.000.000,- - Rp. 5.000.000,- 1 33.3 %
Pekerjaan
PNS 1 33.3 %
Swasta 1 33.3 %
Lainnya (IRT) 1 33.3 %

34
35

Status Pernikahan
Belum Menikah - -
Menikah 2 66,6 %
Janda 1 33.3 %
Duda - -
Sumber : Data Primer (2018)

B. Hasil Analisa Data

Berdasarkan hasil analisa data, didapatkan 2 tema tentang

dukungan ekonomi pada pasien luka kaki diabetik di Klinik Kitamura

Pontianak yaitu : (1) Dukungan ekonomi yang baik dari anak-anak dan

keluarga, (2) Managemen ekonomi dari tabungan dan keluarga.

1. Dukungan ekonomi yang baik dari anak-anak dan keluarga

Tabel 4.2 Sumber Ekonomi Pasien LKD


Koding Kategori Tema
Uang pribadi, bantuan dari anak-
anak
Uang kerja, bantuan kawan- Sumber ekonomi dari anak- Dukungan ekonomi yang baik
kawan dan saudara anak dan keluarga dari anak-anak dan keluarga
Bantuan dari anak-anaknya
Sumber : Data Primer (2018)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa sumber ekonomi yang

didapatkan oleh pasien yaitu dari anak-anaknya dan keluarga sebagaimana

dipaparkan oleh partisipan berikut ini :

“Kalau untuk biaya saya kombinasi uang pribadi saya bisa juga

terlaksana, kemudian bantuan dari anak anak saya juga itu terlaksana”

(Partisipan 1)

“Uang..duit dari uang kerje serte uang dibantu dari kawan kawan dan

saudare itulah uang yang saye gunakan penyembuhan kaki saye” (Partisipan 2)
36

“Dari anak anak semuanya ya karenakan ibu, ibu rumah tangga ndak

punya gajih haa..jadi semuanya anak-anak..yang bertanggungjawab..hmm..udah”

(Partisipan 3).

2. Managemen ekonomi keluarga

Tabel 4.3 Managemen Ekonomi Pasien LKD


Koding Kategori Tema
Tabungan keluarga
Simpanan keluarga Menabung Managemen ekonomi keluarga
Managemen anak-anak
Sumber : Data Primer (2018)

Managemen ekonomi pasien yaitu dengan cara menabung dan di

managemen oleh anak-anaknya sebagaimana disampaikan oleh partisipan berikut

ini :

“Selama ini yang berjalan si ya dari dua macam itu..keuangan saya yang

ada..keuangan saya dengan ibuklah itu karena tabungan yang ada” (Partisipan 1)

“Adelah simpan simpanan sikit..sebelum sakit ade nyimpan nyimpan untuk

kehidupan hari-hari” (Partisipan 2)

“Oooo yang ngelola tu anak anak juga begitu juga pengobatan pokoknya ibuk ni

terima beres ituu..jadi ndak ndak tau masalah berapa berapa gitu anak

anak..aaa” (Partisipan 3).


BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan 2 tema diantaranya

dukungan ekonomi pasien dengan luka kaki diabetik dan managemen

ekonomi. Pada bab ini dibahas masing-masing temuan tema tersebut,

dengan didukung hasil pembahasan dan tinjauan pustaka.

A. Dukungan ekonomi yang baik dari keluarga dan anak-anak

Keluarga d a n a n a k - a n a k menyediakan untuk keperluan

tambahan pada pengobatan luka kaki pasien. Penghasilan merupakan

salah satu faktor yang sangat menentukan dalam mencari fasilitas

kesehatan, dalam hal ini adalah perawatan pasien dengan luka kaki

diabetik Upton (2014) dalam Putra (2017). Faktor penghasilan yang

rendah dan kebutuhan keluarga yang meningkat bisa menjadi penyebab

lamanya kesembuhan luka kaki diabetik karena keluarga tidak sanggup

memenuhi prosedur perawatan yang harus dijalani pasien mengingat

perawatan yang lama dan cenderung mahal.

Pasien dengan luka kaki diabetik menyiapkan lebih banyak

persiapan keuangan selama perawatan, karena pada pasien luka kaki

diabetik akan membutuhkan dana yang lebih besar untuk perawatan.

Terdapat hubungan antara penghasilan dengan proses perawatan pasien

luka kaki diabetik. Pernyataan ini didukung oleh Sutandi (2012) dalam

37
38

Putra (2017) mengatakan bahwa pengendalian diabetes sangatlah penting

dilaksanakan untuk menghindari biaya pengobatan yang semakin mahal.

Sumber dan dukungan finansial dari keluarga sangat

dibutuhkan pada kondisi saat ini, karena dukungan finansial yang

kurang konsisten dapat mempengaruhi motivasi pada perawatan dan

pengobatan pada pasien dengan luka kaki diabetik. Apabila dukungan dari

keluarga tidak sepenuhnya diterima oleh pasien, maka akan berdampak

pada perawatan yang harus dijalani oleh pasien. Hal ini akan berakibat

pada lamanya proses perawatan, sehingga waktu perawatan dan biaya

yang akan dikeluarkan oleh pasien juga akan lebih banyak, tidak menutup

kemungkinan pasien juga akan merasa jenuh, sehingga dapat menurunkan

motivasinya (Handayani, 2012)

Dukungan keluarga menurut (Francis, 2012) merupakan bantuan

yang di terima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga lainnya

dalam rangka menjalankan fungsi keluarga. Seseorang akan sembuh lebih

cepat apabila keluarganya membantu memecahkan masalah dengan lebih

efektif dengan dukungan yang dimilikinya. Apabila dukungan keluarga

tidak mencukupi, maka hal ini dapat memperparah tingkat stress yang

akan meningkatkan resiko terjadinya luka kaki diabetik. Seseorang

dengan dukungan keluarga yang buruk dapat meningkatkan kondisi stress

dan prevalensi terjadinya penyakit.


39

Di saat stres, tubuh menghasilkan lebih banyak hormon kortisol sebagai

bentuk kompensasi. Kortisol adalah hormon steroid yang umumnya diproduksi

oleh kelenjar adrenal. Hormon ini mempengaruhi berbagai organ tubuh seperti

jantung, sistem saraf pusat, ginjal, dan kehamilan. Selain itu, hormon kortisol juga

terlibat pada respon stres, sistem kekebalan tubuh, peradangan, metabolisme

karbohidrat, pemecahan protein, mengatur kadar elektrolit darah dan perilaku.

Pada prinsipnya, kortisol diproduksi di hati dan dipecah pada jaringan otot dan

lemak untuk meningkatkan gula darah. Oleh karena itu, kortisol dikatakan

memiliki sifat diabetogenik karena dapat meningkatkan produksi glukosa melalui

metabolisme karbohidrat/glukosa. Dalam penanganan luka kaki diabetik

dibutuhkan dukungan keluarga dalam mengendalikan faktor-faktor penyebabnya

karena keluarga berperan penting dalam status kesehatan seseorang (Caho, 2012).

Salah satu cara untuk mengatasi stress adalah dengan meningkatkan dukungan

keluarga. Oleh karena itu, kurangnya dukungan keluarga merupakan faktor tidak

langsung yang dapat menyebabkan kekambuhan luka kaki diabetik (Hutapea,

2012).

Dukungan keluarga ini memegang peranan sangat penting dilihat dari

berbagai faktor, yaitu keluarga merupakan tempat dimana individu memulai

hubungan interpersonalnya, keluarga merupakan orang yang terdekat dengan

pasien yang mempunyai fungsi afektif, ekonomi, dan perawatan kesehatan,

keluarga di pandang sebagai suatu sistem (Friedman, 2012).


40

Menurut (Hutapea, 2012), faktor yang paling berperan dalam

dukungan keluarga adalah pengetahuan dan pemahaman mengenai

pentingnya dukungan keluarga tersebut. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (Notoatmojo, 2010). Peningkatan pengetahuan masyarakat

mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap kesehatan diharapkan

dapat merubah perilaku dukunga keluarga terhadap pasien luka kaki

diabetik menjadi lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan

secara berkelanjutan untuk mensosialisasikan pentingnya dukungan

keluarga pada pasien luka kaki diabetik sehingga keluarga mengetahui

dan menyadari perlunya peningkatan dukungan dan perhatian terhadap

pasien luka kaki diabetik dalam rangka untuk meningkatkan derajat

kesehatan keluarga.

Dukungan keluarga pada pasien luka kaki diabetik terdiri dari

dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan materi dan

dukungan informasi. Dukungan tersebut di berikan sepanjang hidup

pasien, apabila dukungan semacam ini tidak ada, maka keberhasilan

penyembuhan/pemulihan sangat berkurang (Husni, 2012)

Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan

anggota keluarga yang sakit, dukungan keluarga yang baik akan

meningkatkan derajat kesehatan anggotanya. Dukungan keluarga yang

kurang baik disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ekonomi dan

pengetahuan keluarga yang kurang terhadap pentingnya dukungan


41

keluarga dalam proses penyembuhan pasien luka kaki diabetik, sehingga

pasien luka kaki diabetik dapat sembuh. Dukungan keluarga yang

diberikan kepada pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah dukungan keluarga, dan sosial ekonomi keluarga (pendapatan,

pekerjaan, dan pendidikan).

Berdasarkan hasil analisis wawancara pada dukungan ekonomi

pasien dengan luka kaki diabetik, didapatkan bahwa sumber biaya

pengobatan berasal dari keluarga, anak-anak dan penghasilan pasien

sendiri, ini berarti keluarga menyediakan bantuan untuk proses perawatan

pasien. Kategori lain yang muncul dari hasil analisis pada penelitian ini,

partisipan mengungkapkan bahwa biaya yang digunakan untuk perawatan

dan pengobatan cenderung mahal. Jika dilihat dari aspek finansial pasien

dengan luka kaki diabetik umumnya akan menunjukkan perilaku yang

maladaptif, seperti penolakan pada prosedur perawatan luka dikarenakan

biaya yang cenderung mahal (Candra, 2018).

B. Managemen ekonomi keluarga

Berdasarkan hasil wawancara pada managemen ekonomi, pasien

menabung untuk keperluan sehari-hari dan keperluan yang akan datang.

Selain itu biaya perawatan dan kebutuhan sehari- hari keluarga juga sudah

di manajemen dengan baik. Ini berarti keluarga mempunyai peranan

penting dalam memberikan motivasi, support, dan keterampilan dalam

mengatur keuangan (Candra, 2018). Pernyataan ini didukung oleh

Schapers (2012) dalam Putra (2017), bahwa persiapan finansial yang


42

menjadi perhatian utama pasien dengan diabetes dan ulcer adalah

perencanaan pengobatan dan keuangan keluarga.

Yusra (2012) dalam Putra (2017), mengatakan status ekonomi dan

jaminan kesehatan mempengaruhi pasien untuk melakukan manajemen

perawatan, keterbatasan finansial akan membatasi responden untuk

mencari informasi, perawatan dan pengobatan untuk dirinya.

Terkait sistem dukungan dalam hal ini jaminan kesehatan ternyata

selama ini sebagian dari partisipan mengaku telah menggunakan jaminan

kesehatan yang disediakan di tempat mereka bekerja terutama untuk

pengobatan dan perawatan, dengan adanya jaminan kesehatan tersebut

pasien mengaku lebih terbantu dan meringankan biaya, mengingat luka

kaki diabetik adalah penyakit yang sangat tergantung dengan pengobatan

dan perawatan yang rutin (Putra, 2017).

Program Self-management dapat mendorong pasien menggunakan

sumber daya yang ada untuk mengelola gejala yang dialaminya terutama

pada pasien dengan penyakit kronis. Self-management memfasilitasi

pasien dalam aktivitas pencegahan dan pengobatan dan perlu adanya

kerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain. Salah satu manfaat dari self

managemen adalah mendorong kemandirian pasien sehingga mampu

mengelola kesehatannya secara mandiri (Warsi, 2012).

Self management merupakan salah satu intervensi yang dapat

dilakukan perawat untuk meningkatkan status kesehatan pasien dengan


43

kondisi kronis dengan cara berkolaborasi dengan pasien dan keluarganya

(Chen, 2010). Self management merupakan prosedur pembelajaran bagi

pasien untuk membedakan target perilaku dan mencatat tercapai atau

tidaknya target perilaku tersebut. Self management berarti mendorong diri

sendiri untuk maju, mengatur semua unsur kemampuan pribadi,

mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan

mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi pasien agar lebih baik

(Schena, 2011).

Hartini (2016) pada pasien penyakit kronis yang mempunyai

kecukupan ekonomi akan mampu menyediakan segala fasilitas yang

diperlukan selama menjalani perawatan dan mampu memenuhi kebutuhan

hidup hariannya. Hal ini tentunya berbeda dengan pasien dengan

penghasilan rendah, dimana mereka akan mengalami kesulitan dalam

menenuhi kebutuhan hidupnya temasuk dalam memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan.

Manajemen ekonomi keluarga atau lebih dikenal dengan

manajemen keuangan keluarga didefinisikan sebagai pengelolaan keuangan

yang dilakukan oleh individu atau keluarga melalui orang lain untuk

mencapai tujuan yang efisien, efektif dan bermanfaat, sehingga keluarga

tersebut menjadi keluarga yang sejahtera (Rodhiyah, 2012). Manajemen

ekonomi keluarga atau rumah tangga adalah tindakan untuk merencanakan,

melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan perolehan

dan penggunaan sumber-sumber ekonomi keluarga khususnya keuangan


44

agar tercapai tingkat pemenuhan kebutuhan secara optimum, memastikan

adanya stabilitas dan pertumbuhan ekonomi keluarga. Manajemen ekonomi

keluarga sebagai rangkaian aktifitas dalam pengelolaan sumber daya

keuangan keluarga guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti sandang,

pangan, papan dan kebutuhan sekunder, serta tersier.

Untuk dapat mengimplementasikan manajemen ekonomi keluarga,

setiap keluarga perlu memiliki sikap dasar yakni : kesadaran akan motivasi

yang kuat dari semua anggota keluarga untuk mencapai pertumbuhan dan

kehidupan ekonomi yang baik, keterbukaan, kejujuran, disiplin dan

kerjasama semua anggota keluarga. Adapun beberapa aspek yang perlu

diketahui oleh setiap keluarga dalam mengelola ekonomi keluarga adalah (1)

sumber dan besarnya pendapatan keluarga, (2) jenis dan besarnya

pengeluaran, (3) tabungan, (4) pencatatan dan monitoring dan (5) kebiasaan

bermusyawarah dalam keluarga. (Widati, 2016). Umumnya kelima aspek

tersebut diatas sudah diketahui oleh setiap keluarga namun susah untuk

diimplementasikan. Untuk dapat diimplementasikan manajemen ekonomi

keluarga maka suatu keluarga harus dapat memahami dan melaksanakan

kelima aspek tersebut dengan baik dan disiplin.

Untuk menghindari konflik keuangan dalam rumah tangga

suami istri harus bisa mempersiapkan diri untuk m a n a g e m e n

keuangan dalam keluarganya. Keuangan keluarga yang dikelola dengan

baik akan menciptakan keharmonisan dan keluarga yang memuliakan Allah

swt. Terkait dengan hal tersebut, Al-Qur'an telah menyatakannya dalam


45

beberapa ayat, antara lain dalam : (1) QS. 4 (an-Nisa') : 9, dinyatakan

bahwa hendaklah takut orang-orang yang sekiranya meninggalkan

keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap

kesejahteraannya. (2) QS. 2 (al-Baqarah) : 240, dinyatakan bahwa orang-

orang yang akan mati di antara kamu dan meninggalkan istri-istri,

hendaklah membuat wasiat untuk istri-istrinya, yaitu nafkah sampai

setahun tanpa mengeluarkannya (dari rumah). (3) QS. 59 (al- Hasyr) :

18, dinyatakan bahwa orang-orang yang beriman hendaklah bertakwalah

kepada Allah, juga setiap orang hendaklah memperhatikan apa-apa yang

telah dipersiapkannya untuk hari esok. (4) QS. 5 (al-Maidah) : 2,

dinyatakan bahwa hendaklah kalian tolong-menolong dalam mengerjakan

kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan (Sarjan, 2014).

Selain ayat-ayat tersebut di atas, Nabi Muhammad saw juga pernah

menyatakan bahwa hendaklah kalian mempersiapkan lima hal sebelum

datangnya lima hal, yakni : masa muda sebelum datangnya masa tua, masa

sehat sebelum datang sakit, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit,

dan hidup sebelum mati. Demikian pula yang pernah diungkapkan Nabi

Yusuf as dengan menerjemahkan mimpi seorang raja pada jamannya untuk

segera mempersiapkan diri akan datangnya kesusahan di masa depan,

yakni akan datang masa keemasan selama tujuh tahun.

Hal-hal tersebut adalah dasar-dasar hukum yang dapat digunakan

untuk memberikan suatu solusi alternatif terhadap pengelolaan keuangan


46

keluarga berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Jika keuangan keluarga tidak

dikelola dengan baik maka keluarga tersebut secara finansial akan

mengalami berbagai keterbatasan, dan tentunya akan mengakibakan

tekanan emosional, mental, sosial, hubungan spritual, dan malas

meningkatkan potensi dan keterampilan, bahkan dapat menyebabkan

ketidakharmonisan dalam rumah tangga.

Mengacu pada kerangka pengelolaan keuangan keluarga tersebut di

atas maka pemanfaatan pendapatan harus mencakup untuk tujuan

kebahagiaan hidup di dunia dan kesuksesan hidup di akhirat. Oleh

karenanya, masalah keuangan keluarga bukan terletak pada penghasilan

yang kurang, tapi kebiasaan dalam managemen uang. Jika demikian

adanya, maka secara sederhana hal-hal yang harus diperhatikan dalam

menggunakan keuangan dalam keluarga, yaitu: (1) memahami portofolio

keuangan keluarga, (2) menyusun rencana keuangan atau anggaran, (3)

memikirkan secara seksama pengertian antara butuh dan ingin, (4)

menghindan hutang, (5) meminimalkan belanja konsumtif, (5) Berinvestasi

dan (6) menabung (Sarjan, 2014).

Kesinambungan kehidupan keluarga menuju keharmonisan menjadi

suatu keniscayaan bagi terwujudnya keluarga. Di antara faktor penting

yang menjadi penunjang adalah pemahaman keluarga terhadap manajemen

keuangan yang tepat. Masih cukup banyak kondisi keluarga yang rentan

yang diakibatkan ekonomi rumah tangga. Dengan adanya pemahaman

yang baik tentang laporan keuangan keluarga, didukung oleh perencanaan


47

yang baik, pembagian tugas dengan pasangan dan usaha mensiasati

pengeluaran ekstra maka rumah tangga dapat melalui masalah-masalah

keuangan keluarga dengan solusi yang benar (Nofianti, 2010).


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Didapatkan 2 (dua) tema hasil analisis kualitatif untuk

dukungan ekonomi dan managemen ekonomi keluarga pada pasien

dengan luka kaki diabetik di Klinik Kitamura Pontianak, yaitu :

Dukungan ekonomi yang baik dari keluarga dan anak – anak, serta

manajemen ekonomi keluarga.

B. Saran

1. Mengembangkan dan menambah referensi item pada aspek ekonomi

yang dibutuhkan oleh pasien dengan luka kaki diabetik dengan

menambah jumlah partisipan dengan karakteristik yang lebih

bervariasi untuk penelitian selanjutnya.

2. Untuk meminimalkan biaya pengobatan pada pasien dengan luka

kaki diabetik peneliti menyarankan untuk melatih keluarga dalam

perawatan mandiri luka kaki diabetik.

3. Dalam proses asuhan keperawatan pada pasien luka kaki diabetik

peneliti menyarankan petugas kesehatan dapat mempertimbangkan

penggunaan obat-obatan dan dressing sesuai kemampuan ekonomi

pasien.

48
DAFTAR PUSTAKA
Alex, D. (2013). Mini Meta-Analysis Of Nursing Research Concerning
Adjunctive Therapies For Cancer Pain, A Manuscript Master Of
Nursing, Washington State University, April 17, 2013 Diakses 3
November 2017
Astrada, A. (2014). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terjadinya Luka Kaki
Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Balai Pengobatan
Dan Spesialis Perawatan Luka, Stoma, Dan Inkontinensia “Kitamura”
Pontianak Pada Tahun 2014. Proners, 1(1).
Creswell, J.W. (2016). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan
Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan
Melaksanakan Dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta. Trans Info
Media
Firman, A., Wulandari, I., & Rochman, D. (2012). Kualitas Hidup Pasien Ulkus
Diabetik Di Rumah Sakit Umum Daerah Serang. Tesis. Universitas
Indonesia. Jakarta
Friedman, M.M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan
Praktek. Jakarta. EGC
Hidayat, A. R., & Nurhayati, I. (2014). Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes
Militus Di Rumah. Jurnal Permata Indonesia, 5(2), 49-54.
Ibrahim. (2015). Meteodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.
Indonesia, P. E. (2011). Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Indonesia. Dalam Konsensus.
Kale, E. D. (2015). Analisis Risiko Luka Kaki Diabetik Pada Penderita DM Di
Poliklinik DM Dan Penyakit Dalam, Diakses 3 November 2017,
Https://Scholar.Google.Co.Id/Scholar?Hl=En&As_Sdt=0%2c5&Q=A
nalisis+Resiko+Luka+Kaki+Diabetik+Pada+Penderita+Dm+Di+Polik
linik+Dm+Dan+Penyakit+Dalam+&Btng=
Matsaad, A. Z., Khoo, T. L., & Halim, A. S. (2013). Wound Bed Preparation For
Chronic Diabetic Foot Ulcers. Isrn Endocrinology, 2013. Diakses 3
November 2017,
Http://Repository.Umy.Ac.Id/Handle/123456789/10882
Murti. B (2017). Kbk Ekonomi Kesehatan, Diakses 21 November 2017
Http://Www.Academia.Edu/5148559/Kbk_Ekonomi_Kesehatan_-
_Prof_Bhisma_Murti
Price. W (2006) Komplikasi-Komplikasi Luka Kaki Diabetik Diakses 6
November 2017
Putra G. J. (2017) Pengembangan Instrumen Pengkajian Luka Aspek Sosial
Kolcaba Pada Pasien Luka Kaki Diabetik Di Klinik Kitamura
Pontianak, Diakses 3 November 2017
Rodhiyah. 2012. Manajemen Keuangan Keluarga Guna Menuju Keluarga
Sejahtera.Diunduh.http://ejournal.undip.ac.id/index.p/forum/article/d
ownload/3202/2875akses 10 April 2016 pada 6:19 am

Schaper, N, C. (2012) Specific Guidelines For The Diagnosis And Treatment Of


Peripheral Arterial Disease In A Patient With Diabetes And Ulceration
Of The Foot 2011. Diabetes/Metabolism Research And Reviews.
2012;28: 236–237
Soegondo, S. (2015). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Jakarta. Balai Penerbit
FKUI Diakses 3 November 2017
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung. Alfabeta
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suriadi. (2007). Manajemen Luka. Pontianak. Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan


Muhammadiyah (2010). Manajemen Luka. Pontianak. Sekolah Tinggi
Ilmu Keperawatan Muhammadiyah, Diakses 3 November 2017,
Http://Repository.Umy.Ac.Id/Handle/123456789/10882
Sutandi,A. (2012). Self Management Education (Dsme) Sebagai Metode
Alternatif Dalam Perawatan Mandiri Pasien Diabetes Melitus Di
Dalam Keluarga. Nomor 321 Juli-Agustus, 47-52 Diakses 3
November 2017
Tiara, S., Sukawana, N. I. W., Kep, S., & Suindrayasa, N. M. (2013). Efektifitas
Perawatan Luka Kaki Diabetik Menggunakan Balutan Modern Di
Rsup Sanglah Denpasar Dan Klinik Dhalia Care.
Trisnawati, S. K., & Setyorogo, S. (2013). Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe Ii Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat
Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013, 6-11
Trisnawati. H.R.A. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Penerimaan Diri Pada Penderita Diabetes Melitus. Tesis. Tidak
Diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Ugm Diakses 3
November 2017
Upton, D. (2014). Psychological Aspects Of Wound Care: Implications For
Clinical Practice. Jcn. Vol.28, No.2. Pages 52-57
Http://Repository.Umy.Ac.Id/Handle/123456789/10882
Wagner, (1983). Klasifikasi Luka Kaki Diabetik. Diakses 6 November 2017-12-
23
Yazdanpanah, E. (2015). Literature Review On The Management Of Diabetic
Foot Ulcer. World Journal Of Diabetes, 6(1), 37–53 Diakses 3
November 2017
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai