Anda di halaman 1dari 145

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH

DI INDONESIA PERIODE 2012-2016

SKRIPSI

Oleh:
MAYA FATMAH ANDINA
NIM: 11140810000135

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA PERIODE 2012-2016

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
MAYA FATMAH ANDINA
NIM. 11140810000135

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA Faizul Mubarok, MM


NIP. 19720711 200501 1 007 NUP. 9920112711

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini kamis, 14 September 2017 setelah dilakukan Ujian Komprehensif


atas mahasiswa:
1. Nama : Maya Fatmah Andina
2. NIM :11140810000135
3. Jurusan : Manajemen/MIPS
4. Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2012-2016

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 September 2017

1. Amalia, SE., M.S.M


NIP. 197408212009012005 ( )
Penguji I

2. Mira Cahyoningtyas, SE., M.Si


NUP. 9920112701 ( )
Penguji II

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini selasa, 21 November 2017 setelah dilakukan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1. Nama : Maya Fatmah Andina
2. NIM : 11140810000135
3. Jurusan : Manajemen/MIPS
4. Judul Skripsi :Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2012-2016

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian skripsi maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 November 2017

1. Titi Dewi Warninda, S.E, M.Si


NIP. 19731221 200501 2 001 ( )
Ketua

2. Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA


NIP. 19720711 200501 1 007 ( )
Sekretaris

3. Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA


NIP. 19720711 200501 1 007 ( )
Pembimbing I

4. Faizul Mubarok, MM
NUP. 9920112711 ( )
Pembimbing II

5. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM


NIP. 19681125 201411 1 002 ( )
Penguji Ahli

iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang Bertanda Tangan di bawah ini:
Nama : Maya Fatmah Andina
NIM : 11140810000135
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen/MIPS

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan


mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 25 September 2017


Yang menyatakan,

Maya Fatmah Andina


NIM. 11140810000135

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Maya Fatmah Andina
2. Tempat & Tanggal lahir : Bogor, 29 Mei 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat :Jl. Raya Puncak Simpang Megamendung
No. 38 RT. 002/003 Kel. Cipayung Girang
Kec. Megamendung, Kab. Bogor, Jawa Barat
16750
6. Email : mayafandina@gmail.com
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. 2000-2001 : TK RA Miftahul Huda
2. 2001-2007 : SDN Cipayung 01
3. 2007-2010 : SMPN 01 Ciawi
4. 2010-2013 : SMAN 01 Ciawi
5. 2013-2016 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan
Syariah CEP-CCIT Fakultas Teknik Universitas
Indonesia
6. 2014-2017 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah jakarta
C. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. 2016 : Pelatihan Agen Asuransi Bumi Putera
2. 2016 : Pelatihan Pelayanan Prima
D. PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2010-2011 : Anggota Palang Merah Remaja SMPN 01 Ciawi
2. 2011-2012 : Bendahara Teater SMAN 01 Ciawi
3. 2016-2017 : Sekretaris UIN Berwirausaha

vi
4. 2016-2017 : Humas KKN Kelompok 116
E. PENGALAMAN KERJA
1. Januari 2016 - April 2016 :Praktek Kerja Lapangan, Pembuatan
sistem informasi berupa aplikasi desktop
untuk pengelolaan data pembiayaan akad
Ijarah di BMT Al-Fath Ikmi Tangerang
Selatan
2. Juli 2016 - Agustus 2016 :Kuliah Kerja Nyata, program pengabdian
untuk masyarakat Desa Mekarjaya, Kec.
Rumpin, Kab. Bogor

vii
ABSTRACT

Business activities conducted by Sharia Banks can work smoothly if the


banks are in a state of the healthy, so it appreas regulation PBI No.13/1/PBI/2011
to assess the health bank. The aims of this research are to analyzeand determine
the influence of the level of bank health with RGEC method. The research,
including in the study of comparative.
The process of analysis of data using the method of RGEC (Risk Profile,
Good Corporate Governance, Earning, and Capital), the normality test, and One-
Way Anova test with the help of software SPSS. The population in this research is
the Sharia Commercial Bank in Indonesia of 6 units.
The result of health level analysis using Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earnings, and Capital (RGEC) method shows the rank order of
Sharia Commercial Bank from the best, as follows: BCA Syariah, BNI Syariah,
BRI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Syariah Mandiri and the last is Bank
Syariah Bukopin. While based on the results of statistical One-Way Anova tests
the results show that of the Non Performing Financing (NPF) of six Islamic
Public Banks is the same, then on the Finance to Deposit Ratio (FDR) indicator
shows the sixth average of the same common Islamic Banks. On the Good
Corporate Governance (GCG indicator shows that the average is not the same.
Then the Return On Assets (ROA) indicates the average is not same. While the Net
Operating Margin (NOM) indicator shows the same average. And last on the
indicator Capital Adequency Ratio (CAR) shows the average does not same.

Keywords: Bank Health Level, Method of RGEC, Normality Test, One-Way Anova
test.

viii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kesehatan


Bank Umum Syariah di Indonesia menggunakan metode Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earning dan Capital (RGEC). Penelitian ini termasuk
kedalam penelitian komparatif.
Metode penelitian yang digunakan adalah pengukuran menggunakan
metode Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital (RGEC),
uji normalitas, dan uji One-Way Anova dengan bantuan software program SPSS.
Populasi dalam penelitian ini adalah 6 Bank Umum Syariah di Indonesia.
Hasil dari analisis tingkat kesehatan dengan menggunakan metode Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings, and Capital (RGEC) ini
menunjukkan urutan peringkat dari Bank Umum Syarih dari yang paling baik,
adalah sebagai berikut: BCA Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Mega
Syariah, Bank Syariah Mandiri dan terakhir adalah Bank Syariah Bukopin.
Sedangkan berdasarkan hasil uji statistik One-way Anova hasilnya menunjukkan
bahwa rata-rata pada indikator Non Performing Financing (NPF) keenam Bank
Umum Syariah tidak sama. Kemudian dalam indikator Finance to Deposit Ratio
(FDR) menunjukkan bahwa rata-rata keenam Bank Umum Syariah sama. Pada
indikator Good Corporate Governance (GCG) menunjukkan bahwa rata-rata
keenam Bank Umum Syariah tidak sama. Kemudian pada indikator Return On
Assets (ROA) menunjukkan rata-rata tidak sama. Sedangkan, pada indikator Net
Operating Margin (NOM) hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata keenam Bank
Umum Syariah sama dan pada indikator Capital Adequency Ratio (CAR)
menunjukkan hasil bahwa keenam Bank Umum Syariah memiliki rata-rata yang
tidak sama.

Kata Kunci: Tingkat Kesehatan Bank, Metode RGEC, Uji Normalitas, One-Way
Anova.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
petunjuk-Nya yang telah dilimpahkan kepada hambanya. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun judul penelitian ini adalah “Analisis Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012-2016”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Ibunda Yanti Sarsih dan Ayahanda Enjang Munawar
yang selalu memberikan cinta yang luar biasa, dukungan moral maupun
materil, serta mencurahkan kasih sayang, cinta dan doa tulus yang tidak pernah
terputus untuk kebahagiaan dan keberhasilan peneliti.
2. Kakak dan Adik tercinta Faisal, Lala, dan Rizky yang senantiasa selalu
menghibur, memberikan semangat serta doa kepada peneliti dan seluruh
kelurga besar yang peneliti sayangi.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., BKP., QIA selaku Wakil Dekan I
Bidang Akademik FEB, Br. Ade Sofyan Mulazid selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc.,
M.A selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama
FEB, yang telah memberikan jalan bagi peneliti dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Faizul Mubarok, M.M selaku Dosen Pembimbing II, yang senantiasa

x
meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk membimbing dan
memberikan

xi
arahan serta masukan yang begitu besar kepada peneliti selama penyusunan
skripsi ini.
6. Ibu Titi dewi Warninda, S.E, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi
Manajemen dan Ibu Ir. Ela Patriana, M.M selaku Sekertaris Jurusan Program
Studi Manajemen yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada
peneliti selama menjadi mahasiswa di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Dr. Ir. Muniaty Aisyah, M.M sekalu Dosen Penasehat Akademik yang
telah mengarahkan dan memotivasi selama peneliti menuntut ilmu di FEB UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang sangat
bermanfaat bagi peneliti.
9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakrta yang telah memberikan banyak kemudahan bagi peneliti
dalam proses administrasi, keuangan dan lainnya, khususnya kepada Pak Azib,
Pak Bonik, dan Pak Alfred.
10. Khresna Tsani Restu, Khulafah Sarah Iqlima, dan keluarga yang senantiasa
membantu, mendukung, mendoakan, memotivasi dan menghibur peneliti
selama penyususnan skripsi ini. Tertutama kepada Khresna Tsani Restu yang
turut memiliki dosen pembimbing yang sama. Terima kasih atas waktu yang
diberikan selama ini, suatu anugerah yang luar biasa dapat dipertemukan
dengan orang-orang hebat dan baik seperti kalian.
11. Teman-teman kost Ainnisa Nurul Safitri, Eddyta Putri Cinta Sari, Maratun
Muslimah, Risky Eriana, Mega Ayu dan Amalia Azatil Ismah yang senantiasa
selalu menghibur, mendukung, dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
12. Teman-teman seperjuangan Mananjemen Informasi Perbankan Syariah (MIPS)
angkatan 2014, terima kasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah
SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan
kebahagiaan hidup yang haqiqi.

xii
13. Keluarga besar Manajemen Informasi Perbankan Syariah (MIPS) dari angkatan
pertama hingga terakhir tanpa terkecuali. Terima kasih atas segala bentuk
dukungan, bantuan, motivasi dan berbagai arahan yang selalu menjadi sumber
semangat peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
berkontribusi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, suatu kebahagiaan
dapat dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terima kasih atas
motivasi yang telah diberikan selama ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk dapat
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, sangat besar harapan peneliti semoga
skripsi ini memberikan manfaat yang besar, khususnya bagi peneliti dan
umumnya bagi siapa saja yang membaca dan berkeinginan untuk
mengeksplorasinya lebih lanjut.

Jakarta, September 2017

Maya Fatmah Andina

xiii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
KEASLIAN KARYA ILMIAH ...............................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 11
A. Kesehatan Bank ............................................................................................ 11
1. Pengertian Kesehatan Bank.................................................................... 11
2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........................................................ 13
3. Mekanisme Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ..................................... 14
B. Metode RGEC .............................................................................................. 15
1. Penilaian Faktor Profil Risiko (Risk Profile) ......................................... 15
2. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)..................................... 23
3. Penilaian Rentabilitas ............................................................................. 24
4. Penilaian Permodalan ............................................................................. 25
C. Pengaruh Variabel Terhadap Tingkat Kesehatan Bank ............................... 28
1. Pengaruh Risk Profile Terhadap Tingkat Kesehatan Bank .................... 28
2. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Kesehatan
Bank ....................................................................................................... 29
3. Pengaruh Earnings Terhadap Tingkat Kesehatan Bank ........................ 29
4. Pengaruh Capital Terhadap Tingkat Kesehatan Bank ........................... 30
D. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 31
E. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 38
F. Hipotesis....................................................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................40

xiv
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 40
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................... 40
1. Populasi .................................................................................................. 40
2. Sampel .................................................................................................... 41
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 42
1. Data Sekunder ........................................................................................ 42
2. Studi Kepustakaan (Library Research) .................................................. 43
D. Metode Analisis Data ................................................................................... 43
1. Penentuan Tingkat Komposit Bank ....................................................... 44
2. Uji Statistik ............................................................................................ 45
E. Definisi Operasional Variabel ...................................................................... 48
1. Risk Profile ............................................................................................. 49
2. Good Corporate Governance ................................................................. 52
3. Earnings ................................................................................................. 54
4. Capital .................................................................................................... 57
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .........................................................58
A. Gambaran Umum Penelitian ........................................................................ 58
1. Tingkat Kesehatan Bank ........................................................................ 58
B. Analisis dan Pembahasan ............................................................................. 60
1. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........................................................ 60
2. Uji Statistik ............................................................................................ 75
3. Pembahasan Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah .................. 93
a.
Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ditinjau dari Aspek Risk Profile
................................................................................................................ 93
b. Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ditinjau dari Aspek Good
Corporate Governance........................................................................... 94
c. Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ditinjau dari Aspek Earnings 94
d. Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ditinjau dari Aspek Capital .. 95
BAB V PENUTUP.................................................................................................97
A. Kesimpulan .................................................................................................. 97
B. Saran ............................................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................101
LAMPIRAN .........................................................................................................106

xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah ....................................................... 5
Tabel 1. 2 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah................................................... 6
Tabel 2. 1 Kriteria Tingkat Kesehatan Bank ......................................................... 27
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 33
Tabel 3. 1 Populasi Penelitian ............................................................................... 41
Tabel 3. 2 Sampel Penelitian................................................................................. 42
Tabel 3. 3 Skor Penetapan Peringkat Komposit ................................................... 44
Tabel 3. 4 Kriteria Penetapan Peringkat NPF ....................................................... 50
Tabel 3. 5 Kriteria Penetapan Peringkat FDR ....................................................... 51
Tabel 3. 6 Kriteria Peringkat Faktor ..................................................................... 54
Tabel 3. 7 Kriteria Penetapan Peringkat ROA ...................................................... 56
Tabel 3. 8 Kriteria Penetapan Peringkat NOM ..................................................... 56
Tabel 3. 9 Kriteria Penetapan Peringkat CAR ...................................................... 57
Tabel 4. 1 Tabel Kode Emiten .............................................................................. 60
Tabel 4. 2 Tabel Hasil NPF BUS Tahun 2012-2014 (Dalam %) .......................... 62
Tabel 4. 3 Hasil FDR BUS Tahun 2012-2016 (Dalam %) ................................... 64
Tabel 4. 4 Peringkat Komponen Profil Risiko BUS Tahun 2012-2016 ................ 65
Tabel 4. 5 Hasil Peringkat Komposit GCG........................................................... 67
Tabel 4. 6 Hasil ROA BUS Pada Tahun 2012-2016 (Dalam %) .......................... 68
Tabel 4. 7 Hasil NOM BUS Tahun 2012-2016 (Dalam %) .................................. 69
Tabel 4. 8 Hasil CAR BUS Tahun 2012-2016 (Dalam %) ................................... 71
Tabel 4. 9 Peringkat Komposit BUS ..................................................................... 72
Tabel 4. 10 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test............................................... 75
Tabel 4. 11 Descriptives Statistics ........................................................................ 77
Tabel 4. 12 Homogenety of Variance .................................................................... 78
Tabel 4. 13 ANOVA ............................................................................................. 80
Tabel 4. 14 Post Hoc Test Tukey HSD .................................................................. 83
Tabel 4. 15 Subset NPF......................................................................................... 89
Tabel 4. 16 Subest FDR ........................................................................................ 90
Tabel 4. 17 Subset GCG ....................................................................................... 90
Tabel 4. 18 Subset ROA ....................................................................................... 91
Tabel 4. 19 Subset NOM ....................................................................................... 92
Tabel 4. 20 Subset CAR ........................................................................................ 92

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 38


Gambar 4. 1 Grafik Non Performing Financing Bank Umum Syariah ................ 63
Gambar 4. 2 Grafik Finance to Deposit Ratio....................................................... 65
Gambar 4. 3 Grafik Good Corporate Governance ................................................ 67
Gambar 4. 4 Grafik Return On Asset .................................................................... 69
Gambar 4. 5 Grafik Net Operating Margin .......................................................... 70
Gambar 4. 6 Grafik Capital Adequacy Ratio ........................................................ 72

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Perhitungan Variabel Penelitian ......................................... 106


Lampiran 2: Data Variabel RGEC & Peringkat Komposit ............................. 112
Lampiran 3: Uji Analisis Statistik ................................................................... 113

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Islam merupakan agama yang memegang teguh hukum-hukum Islam

sebagai pedomannya sesuai Al-Quran dan Hadist. Begitu pula dalam hal

bermuamalat, Islam melarang transaksi keuangan yang mengandung gharar

(penipuan), maisir (spekulasi), haram, riba dan juga batil (Undang-undang No.

21 tahun 2008).

Larangan terhadap gharar, maisir dan riba, bertujuan untuk

menjauhkan manusia dari tindakan mengambil harta atau hak milik orang lain

dengan jalan yang tidak baik menurut hukum Islam. Gharar dapat terjadi

karena kurangnya informasi atau pengetahuan pada pihak yang melakukan

kontrak. Maisir juga termasuk kedalam gharar, dimana maisir adalah suatu

transaksi atau tindakan spekulatif yang memberikan efek untung atau rugi

terhadap orang lain dan dirinya sendiri. Sementara itu riba merupakan suatu

transaksi yang dapat mengambil harta orang lain dengan cara yang batil,

karena dalam proses transaksinya ada tambahan dari harta pokok atau modal

yang diambil atau diakui secara batil (Saharuddin, 2015:65).

Bank syariah hadir sebagai solusi transaksi keuangan berbasis syariah

dengan berbagai tujuan diantaranya pertama mengarahkan kegiatan ekonomi

umat untuk bermuamalat secara Islam khususnya bermuamalat dalam

perbankan, kedua menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, ketiga

1
untuk meningkatkan kualitas hidup umat, keempat untuk menanggulangi

masalah ke

2
-miskinan, kelima untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter, dan yang

terakhir adalah untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap

bank non-syariah (Sudarsono, 2008:43).

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dilatarbelakangi oleh

fenomena krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 yang membuat

masyarakat harus menghadapi kenaikan harga yang telah melampaui batas

wajar. Selain itu, krisis ekonomi tersebut juga menyebabkan berkurangnya

jumlah unit bank yang pesat dari 89 menjadi 20 unit pada tahun 2000-2009

(Oyerinde, 2014:133).

Dampak dari permasalahan krisis ekonomi juga menyebabkan

penurunan tingkat kesehatan perbankan. Walaupun dampak tersebut tidak

terlalu berpengaruh terhadap sektor perbankan syariah, namun tidak menutup

kemungkinan akan mengancam eksitensi perbankan syariah (Ihsan & Putri,

2015:114).

Hal tersebut memberikan suatu pelajaran berharga bahwa aktivitas

perbankan yang dijalankan jika tidak diimbangi dengan penerapan manajemen

resiko dan Good Corporate Governance (GCG) yang memadai dapat

menimbulkan berbagai permasalahan mendasar pada sistem perbankan

(Saharuddin & Rama, 2017:290).

Penerapan manajemen resiko dan Good Corporate Governance (GCG)

yang memadai bertujuan agar bank mampu mengidentifikasi pemasalahan

secara lebih dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih

cepat sehingga bank lebih tahan dalam menghadapi krisis. Selain itu

3
penerapan Good Corporate Governance (GCG) tersebut berfungsi untuk

menurunkan cost of capital, meningkatkan ROE, dan efesiensi untuk

menerapkan perlakuan yang sama terhadap semua stakeholders (Claessens,

2003:18).

Dewasa ini perkembangan perbankan syariah sangat pesat, studi dan

konsep menegenai ekonomi syariahpun tidak hanya diterapkan oleh negara-

negara yang mayoritas penduduknya muslim saja, di negara non-muslim

seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa lainnya juga mengkaji

mengenai ekonomi syariah (Ali & Miftahurrohman, 2016:41).

Selain itu, pemerintah juga merealisasikan berbagai macam langkah

strategis dalam proses perkembangan perbankan syariah di Indonesia, yaitu

dengan memberikan izin kepada Bank Umum Konvensional untuk membuka

unit kerja yang disebut dengan Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi

sebuah bank konvensional menjadi Bank Umum Syariah (BUS).

Setelah dampak dari krisis ekonomi yang menyebabkan berkurangnya

unit bank secara pesat, kemudian perbankan syariah saat ini menunjukkan

perkembangan yang sebaliknya. Dimana banyak kantor cabang baru yang

dibuka, pembukan kantor cabang baru tersebut dinilai cukup progresif. Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan data perkembangan jumlah Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah dari mulai tahun 2011 sampai dengan tahun

2017. Adapun pada tahun 2011 jumlah BUS tercatat sebanyak 11 unit bank,

dengan jumlah kantor sebanyak 1901 unit, kemudian di tahun 2017 jumlah

BUS meningkat menjadi 13 unit namun jumlah kantor menurun menjadi 1841

4
unit. Lalu, diikuti dengan perkembangan UUS pada tahun 2011 dengan jumlah

bank sebanyak 24 unit dengan jumlah kantor sebanyak 336 unit, kemudian

selama menuju tahun 2017 UUS mengalami penurunan dan peningkatan

jumlah kantor dan pada tahun 2017 kembali seperti tahun 2011 yaitu sebanyak

336 unit.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah juga mengalami peningkatan dari

tahun 2011 yang berjumlah 155 unit dengan jumlah kantor sebanyak 364 dan

pada taun 2017 mengalami peningkatan menjadi 166 unit dengan jumlah

kantor sebanyak 454 unit pada tahun 2017.

Tabel 1. 1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah

Jaringan Kantor Perbankan Syariah


No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Bank Umum Syariah
Jumlah bank 11 11 12 12 12 13 13
Jumlah kantor 1901 1745 1998 2151 2121 1869 1841
2 Unit Usaha Syariah
Jumlah bank
umum 24 24 23 22 22 22 21
konvensional
Jumlah kantor 336 517 590 320 327 332 336
3 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Jumlah Bank 155 150 163 163 161 166 166
Jumlah kantor 364 401 402 439 433 453 454
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017

Dari tabel jaringan kantor perbankan syariah di atas dapat disimpulkan

bahwa perkembangan perbankan syariah yang terjadi dari tahun 2011 sampai

dengan tahun 2017 ini mengalami peningkatan serta penurunan, hal tersebut

terjadi karena adanya penerimaan baik oleh masyarakat dalam sistem lembaga

keuangan syariah, sehingga seiring berjalannya waktu, baik perbankan milik


5
pemerintah dan swasta saling mengembangkan sistem perbankan syariah dan

memberikan pelayanan jasa yang beragam guna meningkatkan minat

masyarakat terhadap perbankan syariah.

Akan tetapi perkembangan bank syariah tersebut tidak diikuti dengan

perkembangan rasio-rasio keuangan yang semakin menunjukkan angka yang

kurang stabil dari tahun ke tahun, terbukti perkembangan Capital Adequacy

Ratio (CAR) pada tahun 2011 sebesar 16,63% mengalami peningkatan

menjadi 16,91% pada tahun 2017, angka tersebut memperlihatkan seberapa

besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (pembiayaan,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain). Kemudian diikuti dengan

penurunan rasio Financing Deposit Ratio (FDR) pada tahun 2011 sebesar

88,94 menurun menjadi 81,36% pada tahun 2017. Lalu diikuti dengan

penurunan rasio Return On Asset (ROA) dari 1,79% menjadi 1,10%. Rasio

Net Operating Margin (NOM) mengalami peningkatan pada tahun 2014

sebesar 0,52% menjadi 1,11% pada tahun 2017. Lalu kemudian adanya

peningkatan Non Performing Financing (NPF) dari 3,02% menjadi 4,28%

yang menunjukkan buruknya kualitas pembiayaan suatu perbankan.

Tabel 1. 2 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah


dan Unit Usaha Syariah

Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah


No Rasio 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 CAR 16,63 14,13 14,42 15,74 13,76 16,63 16,91
2 ROA 1,79 2,14 2,67 0,85 1,07 0,63 1,10
3 NPF 3,02 2,22 2,62 4,86 5,1 4,42 4,28
4 FDR 88,94 100 100,32 94,62 93,94 85,99 81,36
5 NOM - - - 0,52 0,52 0,68 1,11
Sumber: Statistika Perbankan Syariah, 2017
6
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi ketidak

stabilan angka kesehatan bank syariah yang disebabkan oleh berbagai macam

aspek. Maka dari itu sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian,

bank syariah membutuhkan adanya pengawasan kinerja yang baik oleh

regulator perbankan agar stabilitas tingkat kesehatannya dapat terjaga.

Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-

fungsinya dengan baik. Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang

perbankan syariah, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya. Kesehatan

bank harus dipelihara dan ditingkatkan agar kepercayaan masyarakat terhadap

bank dapat tetap terjaga. Selain itu, tingkat kesehatan bank digunakan sebagai

salah satu sarana dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi dan

permasalahan yang dihadapi bank serta menentukan tindak lanjut untuk

mengatasi kelemahan atau permasalahan bank, baik berupa corrective action

oleh bank maupun supervisory action oleh Otoritas Jasa Keuangan (Umiyati

dan Faly, 2015:186).

Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 3 mewajibkan bank

untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank

yang menggunakan pendekatan resiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik

secara individual atau konsolidasi dengan formulasi atau matriks penilaian

berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DNPD tanggal 25

Oktober 2011. Indikator penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan PBI

No.13/1/PBI/2011 ini terdiri dari profil resiko, good corporate governance,

rentabilitas dan permodalan. Indikator tersebut merupakan perkembangan

7
yang disempurnakan dari metode sebelumnya yaitu metode dengan indikator

CAMELS.

Sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang mengukur tingkat

kesehatan bank. Asri Karnita Sari dalam penelitiannya yang berjudul

“Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank antara Bank Nasional, Bank

Campuran, dan Bank Asing dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Studi

pada Bank Umum dengan Model Inti di atas 5 Triliun Rupiah)” menunjukan

hasil bahwa penilaian dari ketiga kelompok bank menunjukkan hasil yang

baik dengan predikat bank sehat. Hal tersebut ditunjukan dengan penilaian

faktor Risk Profile, Earning dan Capital. Sedangkan untuk hasil penilaian

tingkat kesehatan yang paling baik adalah kelompok bank nasional hasil

tersebut merupakan hasil dari pengujian One-Way Anova (Sari, 2015:6).

Selain itu penelitian yang diteliti oleh Anggun Wahyuni dengan judul

“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Asean (Studi pada

Bank Umum Indonesia, Thailand, dan Filipina)”. Menunjukkan hasil bahwa

seluruh indikator rasio keuangan perbankan Indonesia adalah signifikan

berbeda dengan kinerja keuangan perbankan kedua negara ASEAN, kecuali

rasio CAR. Rata-rata rasio keuangan perbankan Indonesia lebih baik

dibandingkan dengan rata-rata tiga negara ASEAN lainnya pada rasio NPL,

ROA, NIM dan CAR sedangkan rasio LDR menunjukkan angka yang lebih

baik dari rata-rata negara ASEAN lainnya (Wahyuni, 2016:13).

Penelitian yang dilakukan oleh Haris Ahmad Hasan, dan kawan-kawan

dengan judul “Analisis Asean Banking Integration Framework (Abif) untuk

8
Kinerja Perbankan di Asean (Studi Perbankan pada Filipina, Indonesia,

Malaysia, Singapura, dan Thailand Tahun 2012-2014)”. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan uji ANOVA dan uji Kruskal Wallis. Hasil dari

penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada rasio CCA,

NIM, EEA, LDR, ROA, ROE dan AGR perbankan di negara Filipina,

Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand (Hasan et al, 2016:13)

Penelitian kali ini penulis memilih Bank Umum Syariah sebagai objek

penelitiannya. Bank Umum Syariah di Indonesia jumlahnya ada sebanyak 13

unit, namun hanya 6 Bank Umum Syariah yang sesuai dengan klasifikasi

kebutuhan penelitian. Klasifikasi tersebut ialah Bank Umum Syariah yang

menerbitkan laporan keuangan triwulan I-IV dan laporan GCG dalam periode

tahun 2012-2016.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan melakukan penelitian

menggunakan data sampel sebanyak 30 sampel. Sampel tersebut merupakan

data dari 6 Bank Umum Syariah termasuk laporan keuangan triwulan selama 5

tahun (2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016) dengan judul “Analisis Tingkat

Kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012-2016”.

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia jika

diukur dengan metode Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earnings, and Capital (RGEC)?

9
2. Bagaimana rata-rata indikator tingkat kesehatan antara keenam Bank

Umum Syariah di Indonesia apabila diukur dengan uji statistik One-Way

Anova ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka penelitian ini

terutama bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesehatan Bank Umum Syariah di

Indonesia jika diukur menggunakan metode Risk Profile, Good Corporate

Governance, Earnings, and Capital (RGEC).

2. Untuk mengetahui bagaimana rata-rata indikator tingkat kesehatan antara

keenam Bank Umum Syariah di Indonesia jika diukur menggunakan uji

statistik One-Way Anova.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat untuk bank syariah yaitu, agar dapat menjadi bahan/sumber

evaluasi bagi bank syariah itu sendiri, sehingga dapat menjadi suatu acuan

untuk memberbaiki dan meningkatkan tingkat kesehatan bank syariah

tersebut.

2. Manfaat untuk peneliti yaitu, menjadi sumber pengetahuan, menambah

wawasan serta pemahaman khususnya mengenai tingkat kesehatan suatu

bank.

3. Manfaat untuk akademisi dan lain-lain, yaitu menjadi sumber pengetahuan

baru, dan dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Bank

1. Pengertian Kesehatan Bank

Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan bank untuk

melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu

memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara yang sesuai

dengan peraturan perbankan yang berlaku (Umam, 2013:39).

Pengertian ini merupakan batasan yang sangat luas karena

kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk

melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Kegiatan tersebut

meliputi:

a. Kemampuan menghimpunan masyarakat, lembaga lain, dan modal

sendiri

b. Kemampuan mengelola dana

c. Kemampuan untuk menyalurkan dana kepada masyarakat

d. Kemampuan memenuhi kewajiban pada masyarakat, karyawan,

pemilik modal, dan pihak lain

e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku

Kesehatan atau kondisi keuangan dan non-keuangan bank

berdasarkan prinsip syariah merupakan kepentingan semua pihak terkait,

baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa

11
bank, Bank Indonesia (BI) selaku otoritas pengawasan bank maupun pihak

lainnya. Kondisi bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut

12
untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian,

kepatuhan terhadap prinsip syariah, kepatuhan terhadap ketentuan yang

berlaku, dan manajemen resiko (Rustam, 2013:311).

2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang

dilakukan terhadap resiko dan kinerja bank. Tingkat kesehatan merupakan

penjabaran dari kondisi faktor-faktor keuangan dan pengelolaan bank serta

tingkat ketaatan bank terhadap pemenuhan peraturan dengan prinsip

kehati-hatian. Bank yang tidak menjalankan prinsip tersebut dapat

mengakibatkan bank yang bersangkutan mengalami kesulitan yang dapat

membahayakan kelangsungan usahanya, bahkan bank dapat gagal

melaksanakan kewajibannya kepada nasabah.

Bagi perbankan, berdasarkan prinsip syariah, hasil penilaian

tingkat kesehatan dapat dipergunakan sebagai salah satu alat bagi

manejemen dalam menentukan kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan

bank. Sementara bagi Bank Indonesia, hasil penilaian tingkat kesehatan

dapat digunakan oleh pengawas dalam menerapkan strategi pembinaan,

pengawasan, dan pengembangan yang tepat bagi bank berdasarkan prinsip

syariah dimasa yang akan datang (Usman, 2012:44).

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 bank wajib

memelihara tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip kehati-

hatian dan manajemen resiko dalam melaksanakan kegiatan usaha. Bank

melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan


13
pendekatan resiko (risk based bank rating) baik secara individu maupun

konsolidasi. Bank juga wajib melakukan penilaian sendiri (self assestment)

atas tingkat kesehatan bank. Penliaian self assestment atas tingkat

kesehatan bank dapat dilakukan ketika:

a. Kondisi keuangan bank memburuk

b. Bank mengalami permasalahan likuiditas dan permodalan

c. Kondisi lainnya yang menurut Bank Indonesia perlu dilakukan

penilian atas tingkat kesehatan.

3. Mekanisme Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Dalam rangka pengawasan bank, BI melakukkan penilaian tingkat

kesehatan bank secara triwulan, untuk posisi akhir bulan Maret, Juni,

September dan Desember. Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan

berdasarkan hasil pemeriksaan, laporan berkala yang disampaikan bank,

dan informasi lain yang diketahui secara umum seperti hasil penilaian oleh

otoritas kesehatan atau lembaga lain yang berwenang. Bank Indonesia

dapat meminta informasi dan penjelasan dari bank dalam rangka

memperoleh hasil penilaian tingkat kesehatan bank yang sesuai dengan

kondisi bank yang sesungguhnya.

Apabila terdapat perbedaan hasil penilaian tingkat kesehatan bank

syariah yang dilakukan oleh BI dengan hasil penilaian tingkat kesehatan

bank syariah yang dilakukan oleh bank syariah itu sendiri, maka yang

berlaku adalah hasil penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh

14
BI. Apabila diperlukan, BI dapat melakukan penilaian tingkat kesehatan

bank syariah di luar waktu tersebut (Rustam, 2013:26).

B. Metode RGEC

Standar untuk menentukan penilaian tingkat kesehatan bank sudah

ditentukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia yang kini beralih

tanggung jawab kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan Peraturan

Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 dan SE No.13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan

menggunakan pendekatan resiko (Risk-based Bank Rating) baik secara

individual maupun secara konsolidasi. Tata cara penilaian ini lebih sering

dikenal dengan metode RGEC yaitu singkatan dari Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earnings dan Capital. Dengan pedoman

selengkapnya mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank,

yaitu:

1. Penilaian Faktor Profil Risiko (Risk Profile)

Penilaian faktor profil risiko merupak,an penilaian terhadap risiko

inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas

operasional Bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas sepuluh jenis

risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional,

risiko hukum, risiko strategis, risiko kepatuhan, risiko reputasi, risiko

imbal hasil dan risiko investasi.

15
Dalam menilai profil risiko, bank wajib pula memperhatikan

cakupan penerapan Manajemen Risiko sebagaimana diatur dalam

ketentuan yang berlaku mengenai penerapan Manajemen Risiko bagi Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

a. Penilaian Risiko Inheren

Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang

melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dapat dikuantifikasikan

maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan

Bank. Karakteristik risiko inheren bank ditentukan oleh faktor internal

maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis,

kompleksitas produk dan aktivitas bank, industri di mana bank

melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi.

Penilaian atas risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan

parameter/indikator yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

Penetapan tingkat risiko inheren atas masing-masing jenis risiko

mengacu pada prinsip-prinsip umum penilaian tingkat kesehatan Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Penetapan tingkat Risiko inheren untuk masing-masing jenis

dikategorikan ke dalam lima peringkat, yaitu (SEBI No.13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011) :

1) Peringkat 1 (Low/ Sangat Rendah)

2) Peringkat 2 (Low to moderate/ Rendah)

3) Peringkat 3 (Moderate/ Cukup Tinggi)

16
4) Peringkat 4 (Moderate to High/ Tinggi)

5) Peringkat 5 (High/ Sangat Tinggi)

Sedangkan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia

No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 dalam penerapan kualitas

atas Manajemen Risiko dikategorikan ke dalam peringkat, sebagai

berikut:

1) Peringkat 1 (Strong / Sangat Memadai)

2) Peringkat 2 (Satisfactory / Memadai)

3) Peringkat 3 (Fair / Cukup Memadai)

4) Peringkat 4 (Marginal / Kurang Memadai)

5) Peringkat 5 (Unsatisfactory / Tidak Memadai)

Berikut ini adalah beberapa parameter/indikator minimum yang

wajib menjadi acuan bank dalam menilai risiko inheren menurut Surat

Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.

Bank dapat menambah parameter/indikator lain yang relevan dengan

karakteristik dan kompleksitas usaha bank dengan memperhatikan

prinsip proporsionalitas.

a) Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau

pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan

perjanjian yang disepakati. Risiko kredit pada umumnya melekat

pada seluruh aktivitas penanaman dana yang dilakukan oleh bank

yang kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan

17
(counterparty), penerbit (issuer) atau kinerja peminjam dana

(borrower). Risiko kredit juga dapat diakibatkan oleh

terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah

geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu.

Risiko ini lazim disebut risiko konsentrasi pembiayaan dan wajib

diperhitungkan pula dalam penilaian risiko inheren. Dalam menilai

risiko inheren atas risiko kredit, parameter/indikator yang

digunakan adalah: komposisi portofolio aset dan tingkat

konsentrasi, kualitas penyediaan dana dan kecukupan

pencadangan, strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya

penyediaan dana, dan faktor eksternal (SEBI No.13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011).

b) Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko

berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau

disewakan. Risiko pasar meliputi antara lain risiko benchmark

suku bunga (benchmark interest rate risk), risiko nilai tukar, risiko

ekuitas, dan risiko komoditas. Penerapan manajemen risiko untuk

risiko ekuitas dan risiko komoditas wajib diterapkan oleh bank

yang melakukan konsolidasi dengan Perusahaan Anak.

Dalam menilai risiko inheren atas risiko pasar,

parameter/indikator yang digunakan adalah volume dan komposisi

18
portofolio, potensi kerugian (potential loss) dari risiko benchmark

suku bunga dalam banking book dan strategi dan kebijakan bisnis

(SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

c) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber

pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang

dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi

keuangan bank. Risiko ini disebut juga risiko likuiditas pendanaan

(funding liquidity risk). Risiko likuiditas juga dapat disebabkan

oleh ketidakmampuan bank melikuidasi aset tanpa terkena diskon

yang material karena tidak adanya pasar aktif atau adanya

gangguan pasar (market disruption) yang parah. Risiko ini disebut

sebagai risiko likuiditas pasar (market liquidity risk).

Dalam menilai risiko inheren atas risiko likuiditas,

parameter yang digunakan adalah komposisi dari aset, kewajiban,

dan transaksi rekening administratif, konsentrasi dari aset dan

kewajiban, kerentanan pada kebutuhan pendanaan, dan akses pada

sumber-sumber pendanaan (SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011).

d) Risiko Operasional

19
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan

oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses

internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya

kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Sumber

risiko operasional dapat disebabkan antara lain oleh sumber daya

manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal. Dalam menilai

risiko inheren atas risiko operasional, parameter/indikator yang

digunakan adalah karakteristik dan kompleksitas bisnis, sumber

daya manusia, teknologi informasi dan infrastruktur pendukung,

fraud baik internal maupun eksternal, dan kejadian eksternal (SEBI

No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

e) Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan

hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat

timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan

yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak

dipenuhinya syarat sahnya perjanjian atau agunan yang tidak

memadai.

Dalam menilai risiko inheren atas risiko hukum,

parameter/indikator yang digunakan adalah faktor litigasi, faktor

kelemahan perikatan, dan faktor ketiadaan/perubahan peraturan

perundang-undangan (SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober

2011).

20
f) Risiko Strategis

Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam

pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta

kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Dalam menilai risiko inheren atas risiko strategis,

parameter/indikator yang digunakan adalah kesesuaian strategi

dengan kondisi lingkungan bisnis, strategi berisiko tinggi dan

strategi berisiko rendah, posisi bisnis bank, dan pencapaian rencana

bisnis bank (SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

g) Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi

dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan

ketentuan yang berlaku, serta prinsip syariah. Sumber risiko

kepatuhan antara lain dapat disebabkan oleh kurangnya

pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan, prinsip

syariah, maupun standar bisnis yang berlaku umum.

Dalam menilai risiko inheren atas risiko kepatuhan,

parameter/indikator yang digunakan adalah jenis dan signifikansi

pelanggaran yang dilakukan, frekuensi pelanggaran yang dilakukan

atau track record ketidakpatuhan bank, dan pelanggaran terhadap

ketentuan atau standar bisnis yang berlaku umum untuk transaksi

keuangan tertentu (SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober

2011).

21
h) Resiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif

terhadap bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam

mengkategorikan sumber risiko reputasi bersifat tidak langsung

(below the line) dan bersifat langsung (above the line).

Dalam menilai risiko inheren atas risiko reputasi,

parameter/indikator yang digunakan adalah pengaruh reputasi

negatif dari pemilik bank dan perusahaan terkait, pelanggaran etika

bisnis termasuk etika bisnis syariah, kompleksitas produk dan

kerjasama bisnis bank, frekuensi, materialitas, dan eksposur

pemberitaan negatif bank, dan frekuensi dan materialitas keluhan

nasabah (SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

i) Risiko Imbah Hasil

Risiko imbah hasil (Rate of Return Risk) adalah risiko

akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada

nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima

bank dari penyaluran dana yang dapat mempengaruhi perilaku

nasabah dana pihak ketiga bank.

Dalam menilai risiko inheren atas risiko imbal hasil,

parameter/indikator yang digunakan adalah komposisi dana pihak

ketiga, strategi dan kinerja bank dalam menghasilkan

22
laba/pendapatan, dan perilaku nasabah dana pihak ketiga (SEBI

No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

j) Risiko Investasi

Risiko investasi (Equity Investment Risk) adalah risiko

akibat bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang

dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil baik yang

menggunakan metode net revenue sharing maupun yang

menggunakan metode profit and loss sharing.

Dalam menilai risiko inheren atas risiko investasi,

parameter/indikator yang digunakan adalah komposisi dan tingkat

konsentrasi pembiayaan berbasis bagi hasil, kualitas pembiayaan

berbasis bagi hasil, dan faktor eksternal (SEBI No. 13/ 24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011).

2. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas

manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip

GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG

berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG

bagi bank umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas

usaha bank. Selain itu GCG memiliki fungsi sebagai sistem tata kelola

perusahaan yang digunakan untuk memastikan kepatuhan seluruh

operasional bank syariah terhadap prinsrip syariah (Rama & Novela,

2015:111).

23
Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan analisis

atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG bank sebagaimana dimaksud,

kecukupan tata kelola (governance) atas struktur, proses, dan hasil

penerapan GCG pada bank dan informasi lain yang terkait dengan GCG

bank yang didasarkan pada data dan informasi yang relevan (SEBI

No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

3. Penilaian Rentabilitas

Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja

rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability)

rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan

mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas rentabilitas bank,

dan perbandingan kinerja bank dengan kinerja peer group, baik melalui

analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif. Dalam menentukan peer

group, bank perlu memperhatikan skala bisnis, karakteristik, dan/atau

kompleksitas usaha bank serta ketersediaan data dan informasi yang

dimiliki.

Penetapan peringkat faktor rentabilitas dilakukan berdasarkan

analisis yang komprehensif dan terstruktur terhadap parameter/indikator

rentabilitas sebagaimana dimaksud dengan memperhatikan signifikansi

masing-masing parameter/indikator serta mempertimbangkan

permasalahan lain yang mempengaruhi rentabilitas bank (SEBI

No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

24
4. Penilaian Permodalan

Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap

kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Dalam

melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengacu pada ketentuan

Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum bagi bank umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian

kecukupan permodalan, bank juga harus mengaitkan kecukupan modal

dengan profil risiko bank. Semakin tinggi risiko bank, semakin besar

modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut.

Dalam melakukan penilaian, bank perlu mempertimbangkan

tingkat, trend, struktur, dan stabilitas permodalan dengan memperhatikan

kinerja peer group serta kecukupan manajemen permodalan bank.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan parameter/indikator kuantitatif

maupun kualitatif. Dalam menentukan peer group, bank perlu

memperhatikan skala bisnis, karakteristik, dan/atau kompleksitas usaha

bank serta ketersediaan data dan informasi yang dimiliki (SEBI

No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

Parameter/indikator dalam menilai Permodalan meliputi:

1) Kecukupan modal Bank

Penilaian kecukupan modal bank perlu dilakukan secara

komprehensif, minimal mencakup:

a) Tingkat, trend, dan komposisi modal bank.

25
b) Rasio KPMM dengan memperhitungkan Risiko Kredit, Risiko

Pasar, dan Risiko Operasional.

c) Kecukupan modal bank dikaitkan dengan Profil Risiko.

2) Pengelolaan Permodalan Bank

Analisis terhadap pengelolaan permodalan bank meliputi

manajemen permodalan dan kemampuan akses permodalan. Faktor

permodalan ditetapkan berdasarkan analisis yang komprehensif

dan terstruktur terhadap parameter/indikator permodalan dengan

memperhatikan signifikansi masing-masing parameter/indikator

serta mempertimbangkan permasalahan lain yang mempengaruhi

permodalan bank (SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober

2011).

1. Penilaian Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Pasal 9 No.13/1/PBI/2011

peringkat setiap faktor yang ditetapkan Peringkat Komposit (composite

rating), sebagai berikut:

a. Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan kondisi bank yang

secara umum sangat sehat, sehingga dinilai sangat mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan

faktor eksternal lainnya.

b. Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan kondisi bank yang

secara umum sehat, sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh

26
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

eksternal lainnya.

c. Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan kondisi bank yang

secara umum cukup sehat, sehingga dinilai cukup mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan

faktor eksternal lainnya.

d. Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan kondisi bank yang

secara umum kurang sehat, sehingga dinilai kurang mampu

menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi

bisnis dan faktor eksternal lainnya.

e. Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan kondisi bank yang

secara umum tidak sehat, sehingga dinilai tidak mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan

faktor eksternal lainnya.

Tabel 2. 1 Kriteria Tingkat Kesehatan Bank


Bobot Peringkat Komposit Keterangan
86-100% Peringkat komposit 1 Sangat sehat
71-85% Peringkat komposit 2 Sehat
61-70% Peringkat komposit 3 Cukup Sehat
41-60% Peringkat komposit 4 Kurang sehat
≤ 40% Peringkat komposit 5 Tidak sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2011
Urutan Peringkat Komposit yang lebih kecil mencerminkan

kondisi bank yang lebih sehat. Otoritas Jasa Keuangan berwenang

menurunkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank dalam hal,

ditemukannya suatu permasalahan atau pelanggaran yang secara

27
signifikan akan mempengaruhi operasional dan/atau kelangsungan

usaha bank.

C. Pengaruh Variabel Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

1. Pengaruh Risk Profile Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

a Pengaruh Non Performing Financing Terhadap Tingkat Kesehatan

Bank

Non Performing Financing (NPF) atau yang lebih sering dikenal

dengan risiko pembiayaan. NPF merupakan suatu resiko akibat

kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan

pinjaman/pembiayaan yang diterima bank sesuai dengan jangka waktu

yang ditentukan atau dijadwalkan (Ismail dan Rivai, 2013:39).

Non Performing Financing (NPF) menunjukkan kemampuan

manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang

diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan

semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah

pembiayaan bermasalah semakin besar.

Pemberian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah oleh bank

mengandung risiko kegagalan atau kemacetan dalam pelunasannya,

sehingga berpengaruh terhadap kesehatan bank (Umam, 2013:46).

b Pengaruh Finance to Deposite Ratio Terhadap Tingkat Kesehatan

Bank

Variabel Finance to Deposite Ratio (FDR) yang analog dengan

Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank konvesional adalah rasio yang
28
digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan

kemampuan bank syariah untuk memenuhi kewajiban yang jatuh

tempo dari sumber pendanaan arus kas atau aset likuid berkualitas

tinggi yang dapat diangunkan, tanpa mengganggu aktivitas, dan

kondisi keuangan bank (Ikatan Bankir Indonesia, 2015:11).

Risiko Pembiayaan dan risiko likuiditas merupakan risiko yang

paling fundamental dalam industri perbankan. Disebut fundamental

karena pemicu utama kebankrutan yang dialami oleh bank. Maka dari

itu tingkat rasio FDR juga wajib dinilai, karena tinggi rendahnya dapat

mempengaruhi tingkat kesehatan suatu bank (Kasmir, 2015:11)

2. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Kesehatan

Bank

Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu sistem yang

mampu mengontrol dan mengarahkan perusahaan secara keseluruhan yang

ditetapkan baik secara internal maupun eksternal atas manajemen sebuah

entitas bisnis dengan tujuan melindungi kepentingan semua stakeholder.

Jika GCG tidak dapat dijalankan dengan baik, dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan manajemen perusahaan tidak berjalan dengan semestinya. Hal

tersebut tentunya akan mempengaruhi penelian kesehatan bank tersebut

(Saharuddin, 2015:67).

3. Pengaruh Earnings Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

a Pengaruh Return On Asset Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

29
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan yang menghasilkan laba dengan

membandingkan laba (sebelum pajak) dengan total aset bank yang

dimiliki oleh bank. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan

produktivitas dari seluruh kinerja perusahaan/bank. Semakin kecil atau

semakin rendah rasio ini, maka akan semakin kurang baik kinerja

banknya, demikian pula sebaliknya. Maka dari itu, variabel ROA dapat

dinilai karena tinggi rendahnya nilai ROA akan berpengaruh terhadap

tingkat kesehatan bank (Syardiana, et al. 2015:40).

b Pengaruh Net Operating Margin Terhadap Tingak Kesehatan

Bank

Net Operating Margin (NOM) digunakan untuk mengetahui

kemampuan aktiva produktif seperti pendapatan operasional setelah

distribusi bagi hasil dikurangi beban operasional setelah itu dibagi

dengan rata-rata aktiva produktif yang hasilnya akan menunjukkan

tingkat laba. Semakin tinggi tingkat NOM maka akan menunjukkan

semakin baik kualitas kesehatan bank. (Syardiana, et al. 2015:44).

4. Pengaruh Capital Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan

modal Bank syariah alam mengamankan eksporsur risiko posisi dan

mengantisipasi eksporsur risiko yang akan muncul. Penilaian kuantitatif

faktor permodalan dilakukan dengan menggunakan rasio Capital

30
Adequacy Ratio (CAR). Menurut Tarmidzi Achmad semakin tinggi CAR

maka semakin baik kondisi sebuah bank. (Tarmizi, et al: 2003:11)

D. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang

berkaitan dengan penelitian yang kita jalankan sekalipun arah tujuan yang

diteliti berbeda.

Sebelumnya pada tahun 2013 Nur Hasanah dalam penelitiannya yang

berjudul “Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Perbankan” menunjukkan hasil bahwa mekanisme good

corporate governance (GCG) tersebut secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja perbankan (Hasanah, 2013:3).

Selanjutnya, Lolita Yuliarty Pasaribu pada tahun 2016 melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital Dan Good Corporate

Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah”. Hasil

dari penelitiannya tersebut menyatakan bahwa variabel GCG berpengaruh

terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah (Pasaribu, 2016:5).

Berdasarkan kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa GCG

merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja suatu

bank, maka dari itu penting bagi setiap bank untuk menjalankan GCG sesuai

dengan apa yang telah di anjurkan oleh BI yang tercantum dalam Surat Edaran

Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.

31
Selain kedua penelitian tersebut, peneliti menemukan beberapa sumber

kajian lain yang telah lebih dahulu membahas terkait dengan tema yang akan

di bahas penulis. Adapun penelitian terdahulu tersebut, yaitu:

32
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu
Peneliti dan Hubungan dengan Skripsi Peneliti
Model
No Tahun Judul Hasil Penelitian
Analisis Persamaan Perbedaan
Penelitian
1 Marwanto, et Perbandingan Kinerja Uji One- Menggunakan Uji Kolmogorov Jika diukur dari rasio-rasio CAR,
al (2012) Keuangan Bank Way Anova uji One-Way Smirnov, metode RORA, NPM, ROA dan OR,
Pemerintah dan Bank Anova RGEC, objek ternyata tidak terdapat perbedaan
Swasta Nasional penelitian kinerja keuangan antara bank
dilakukan pada 6 pemerintah dan bank swasta
Bank Umum nasional. Namun jika dilihat dari
Syariah di LDR dan CAR, ternyata terdapat
Indonesia, variabel perbedaan kinerja keuangan
yang digunakan antara bank pemerintah dan bank
NPF, FDR, ROA, swasta nasional
BOPO, GCG dan
CAR
2 Welthi Analisis Kinerja Metode Menggunakan Uji Kolmogorov Variabel KAP dan NIM
Sugiarti Keuangan Dan CAMEL, uji One-Way Smirnov, metode berpengaruh signifikan terhadap
(2012) Prediksi Tingkat Regresi Anova RGEC dan objek tingkat kesehatan. Sedangkan
Kesehatan Bank linier penelitian variabel CAR, ROA, BOPO dan
dengan berganda, dilakukan pada 6 LDR berpengaruh tidak
Menggunakan dan BUS di Indonesia, signifikan terhadap tingkat
Metode CAMEL ujiOne- variabel yang kesehatan bank. Selama periode
pada Bank Umum Way Anova digunakan NPF, 2009-2011 terdapat 70% bank
yang Tercatat di FDR, ROA, BOPO, menunjukkan kondisi yang stabil
Bursa Efek Indonesia GCG dan CAR atau bank berada pada predikat
“Cukup Sehat”.
33
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
Peneliti dan Hubungan dengan Skripsi Peneliti
Model
No Tahun Judul Hasil Penelitian
Analisis Persamaan Perbedaan
Penelitian
3 Rizki Yudha Analisis Tingkat Ujimultikol MenggunakanUji Kolmogorov Variabel NPL, Liquidity Risk,
Wirawan Kesehatan Keuangan inieritas, uji One-Way
Smirnov, metode IRR, ROA, ROE, NIM, serta
(2013) Terhadap heterosked Anova RGEC dan objek BOPO secara parsial berpengaruh
Pertumbuhan Laba astisitas,reg penelitian signifikan terhadap pertumbuhan
Pada Perusahaan resi linier dilakukan pada 6 laba dengan nilai signifikan yang
BUMN Sektor berganda, BUS di Indonesia, lebih kecil dari 0,05. Untuk
Perbankan di uji one-way variabel yang variabel Deposit Ratio, FACR,
Indonesia anova digunakan NPF, dan CAR tidak berpengaruh
FDR, ROA, BOPO, terhadap pertumbuhan laba pada
GCG dan CAR tingkat signifikansi 5%.
4 I Gusti Ayu Analisis Komparatif Uji Menggunakanuji Metode RGEC dan Semua rasio keuangan yang
Purnamawati Kinerja Keuangan Kolmogoro Kolmogorov objek penelitian merupakan indikator kinerja
(2014) Perbankan ASEAN v Smirnov Smirnov dan uji dilakukan pada 6 keuangan perbankan di Indonesia,
setelah Krisis Global dan uji One-Way Anova BUS di Indonesia, Thailand, dan Malaysia
one-way variabel yang menunjukkan data yang
anova digunakan NPF, berdistribusi normal. Nilai K-S
FDR, ROA, BOPO, untuk variabel ROA, ROE, LDR,
GCG dan CAR dan CAR dengan probabilitas
signifikansi yang nilainya di atas
0,05, hal ini berarti hipotesis nol
diterima atau data berdistribusi
normal

34
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
Peneliti dan Hubungan dengan Skripsi Peneliti
Model
No Tahun Judul Hasil Penelitian
Analisis Persamaan Perbedaan
Penelitian
5 Asri Karnita Analisis Perbandingan RGEC Menggunakan Objek penelitian Penilaian dari ketiga kelompok bank
Sari, 2015 Tingkat Kesehatan dan Uji model analisis dilakukan pada 6 menunjakan hasil yang baik dengan
Bank antara Bank Statistik RGEC dan Bank Umum predikat bank sehat. Hal tersebut
Nasional, Bank One- One-Way Syariah di ditunjukan dengan penilaian faktor Risk
Campuran, dan Bank Way Anova Indonesia, variabel Profile, Earning dan Capital.
Asing dengan Anova yang digunakan Sedangkan untuk hasil penilaian
Menggunakan NPF, FDR, ROA, tingkat kesehatan yang paling baik
Pendekatan RGEC BOPO, GCG dan adalah kelompok bank nasional hasil
(Studi pada Bank CAR tersebut merupakan hasil dari
Umum dengan Model pengujian One-WayAnova
Inti di atas 5 Triliun
Rupiah)
6 Jayanti Analisis Kinerja Metode Menggunakan Uji Kolmogorov Hasil penelitian menunjukkan secara
Mandasari Keuangan dengan RGEC metode Smirnov, uji one- keseluruhan kinerja keuangan Bank
(2015) Pendekatan Metode RGEC way anova, dan BUMN selama periode 2012-2013 dari
RGEC pada Bank objek penelitian segi profil risiko yaitu dengan
BUMN Periode 2012- dilakukan pada 6 menganalisis risiko kredit yang
2013 BUS di Indonesia, diwakili dengan rasio NPL dikatakan
variabel yang baik dan dari analisis risiko likuiditas
digunakan NPF, yang diwakili dengan rasio LDR dapat
FDR, ROA, BOPO, dikatakan Cukup Likuid. Sedangkan
GCG dan CAR dari segi Good Corporate Governance
(GCG) kinerja bank Sangat Baik
35
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
Peneliti dan Hubungan dengan Skripsi Peneliti
Model
No Tahun Judul Hasil Penelitian
Analisis Persamaan Perbedaan
Penelitian
7 Silfiya Pengaruh Tingkat RGEC Menggunakan Objek penelitian Tingkat kesehatan Bank Muamalat
Meithofani Kesehatan Bank dan Uji model dilakukan pada Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank
Abdillah dengan Metode RGEC Statistik analisis 6BUS di Indonesia, Mega Syariah dan BNI Syariah
(2015) Terhadap Profitabilitas One-Way RGEC dan variabel yang mendapatkan PK-2 yaitu bank dengan
bank Umum Syariah Anova, One-Way digunakan NPF, predikat sehat.
di Indonesia Periode Regresi Anova FDR, ROA, BOPO,
Tahun 2011-2014 Linier GCG dan CAR
Berganda
8 Anggun Analisis Perbandingan RGEC Menggunakan Objek penelitian Indikator rasio keuangan perbankan
Wahyuni Kinerja Keuangan dan Uji model dilakukan pada 6 Indonesia adalah signifikan berbeda
(2016) Perbankan Asean Statistik analisis Bank Umum dengan kinerja keuangan perbankan
(Studi pada Bank One-Way RGEC dan Syariah di kedua negara ASEAN, kecuali rasio
Umum Indonesia, Anova One-Way Indonesia, variabel CAR.
Thailand, dan Filipina) Anova yang digunakan
NPF, FDR, ROA,
BOPO, GCG dan
CAR

36
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan
Peneliti Hubungan dengan Skripsi Peneliti
Model
No dan Tahun Judul Hasil Penelitian
Analisis Persamaan Perbedaan
Penelitian
9 Haris Analisis Asean Uji One- Menggunakan Uji Kolmogorov Hasil dari penelitian menunjukkan
Ahmad Banking Integration wayAno uji One-Way Smirnov,metode bahwa terdapat perbedaan signifikan
Hasan, et Framework (Abif) va dan Anova RGEC dan objek pada rasio CCA, NIM, EEA, LDR,
al (2016) untuk Kinerja Uji penelitian ROA, ROE dan AGR perbankan di
Perbankan di Asean Kruskal dilakukan pada negara Filipina, Indonesia, Malaysia,
(Studi Perbankan pada Wallis 6BUS di Singapura, dan Thailand
Filipina, Indonesia, Indonesia,variabel
Malaysia, Singapura, yang digunakan
dan Thailand Tahun NPF, FDR, ROA,
2012-2014) BOPO, GCG dan
CAR
10 Sita Ayu Analisis Perbedaan RGEC Menggunakan Uji Kolmogorov Kedua belas bank yang menjadi sampel
Hidayatika Tingkat Kesehatan dan Uji model analisis Smirnov danobjek penelitian dalam kedaan sehat. Bank
(2016) Bank Konvensional Statistik RGEC dan penelitian yang diteliti rata-rata memperoleh
dengan Menggunakan One- One- dilakukan pada 6 peringkat komposit 1 yang berarti
Metode RGEC (Studi Way WayAnova BUS di Indonesia, sangat sehat sehingga bank dapat
pada Bank Anova variabel yang diasumsikan dapat menghadapi
Konvensional yang digunakan NPF, pengaruh negatif baik dari lingkungan
Listing di BEI 2011- FDR, ROA, BOPO, internal perusahaan maupun eksternal
2014) GCG dan CAR perusahaan

37
E. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bank Umum Syariah


1. Bank Mandiri Syariah
2. Bank BCA Syariah
3. Bank BRI Syariah
4. Bank Syariah Bukopin
5. Bank Mega Syariah
6. Bank BNI Syariah

Laporan Keuangan dan Laporan GCG

Risk Profile: Good Corporate Earnings: Capital :


1. NPF Governance 1. ROA 1.CAR
2. FDR 2. NOM

Metode RGEC

Uji Statistik
1. Deskriptif
2. Normalitas
3. One Way Anova

Hasil dan Interprestasi

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

38
F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran mengenai “Analisis Tingkat

Kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Tahun 2012-2016”,

maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1 :: Rata-rata pada indikator Non Performing Financing (NPF)

keenam Bank Umum Syariah di Indonesia tidak sama.

2. H2 : Rata-rata pada indikator Finance to Deposit Ratio (FDR)

keenam Bank Umum Syariah di Indonesia tidak sama.

3. H3 : Rata-rata pada indikator Good Corporate Governance (GCG)

keenam Bank Umum Syariah di Indonesia tidak sama.

4. H4 : Rata-rata pada indikator Return On Assets (ROA) keenam

Bank Umum Syariah di Indonesia tidak sama.

5. H5 : Rata-rata pada indikator Net Operating Margin (NOM)

keenam Bank Umum Syariah di Indonesia tidak sama.

6. H6 : Rata-rata pada indikator Capital Adequancy Ratio (CAR)

Bank Umum Syariah di Indonesia tidak sama.

39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti. Ruang

lingkup penelitian ini yaitu Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia. Data

yang berkaitan dengan penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang

telah dipublikasikan pada website resmi masing-masing banknya. Jenis data

yang dikumpulkan mencakup data laporan keuangan triwulan pada kuartal I-

IV selama periode 2012 sampai dengan 2016. Penelitian ini dilakukan untuk

menilai tingkat kesehatan bank serta mengetahui adakah perbedaan tingkat

kesehatan antar Bank Umum Syariah tersebut.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengambilan sampel

dengan teknik purposive sampling, salah satu teknik dari pengambilan

sample non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria

tertentu yang disesuaikan dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

representatif sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.

Bank Umum Syariah yang berada di Indonesia kemudian menjadi

populasi dalam penelitian kali. Adapun nama-nama Bank Umum Syariah

tersebut adalah sebagai berikut:

40
Tabel 3. 1 Populasi Penelitian

No Bank Umum Syariah


1 Bank Muamalat Indonesia
2 Bank Victoria Syariah
3 BRI Syariah
4 Bank Jabar Banten Syariah
5 BNI Syariah
6 Bank Syariah Mandiri
7 Bank Mega Syariah
8 Bank Panin Syariah
9 Bank Syariah Bukopin
10 BCA Syariah
11 Maybank Syariah Indonesia
12 BTPN Syariah
13 Bank Aceh Syariah
Sumber: Statistika Perbankan Syariah, 2017

2. Sampel

Berikut ini adalah kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel

berdasarkan populasi yang telah diuraikan di atas:

a. Bank Umum Syariah yang telah berdiri sendiri (bukan Unit Usaha

Syariah).

b. Merupakan Bank Umum Syariah di Indonesia yang memiliki laporan

keuangan triwulan lengkap dari kuartal I-IVpada tahun 2012-2016.

c. Merupakan Bank Umum Syariah yang memiliki laporan GCG tahun

2012 sampai tahun 2016 yang dapat diakses dari website-nya sendiri.

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas maka dapat disimpulkan bahwa

sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

41
Tabel 3. 2 Sampel Penelitian
Laporan Laporan
Jumlah
Bank Umum Syariah Triwulan I-IV GCG
Sampel
(2012-2016) (2012-2016)
Bank Muamalat
V
Indonesia -
Bank Victoria Syariah - V
BRI Syariah V V v
Bank Jabar Banten
Syariah - -
BNI Syariah V V v
Bank Syariah Mandiri V V v
Bank Mega Syariah V V v
Bank Panin Syariah - V
Bank Syariah Bukopin V V v
BCA Syariah V V v
Maybank Syariah
Indonesia - -
BTPN Syariah - -
Bank Aceh Syariah - -
Total 6 9 6
Sumber: Data diolah Peneliti, 2017

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Data Sekunder

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data

sekunder, dimana data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari

sumbernya. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Sugiyono, 2009).

42
Data-data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Data laporan keuangan triwulan I-IV selama periode 2012 sampai

dengan 2016. Data tersebut diperoleh dari laporan triwulan yang

dipublikasi pada website resmi perbankan yang bersangkutan yaitu,

Bank Syariah Mandiri (www.syariahmandiri.co.id), BNI Syariah

(www.bnisyariah.co.id), BCA Syariah (www.bcasyariah.co.id), Bank

Syariah Bukopin (www.syariahbukopin.co.id), Bank Mega Syariah

(www.megasyariah.co.id), BRI Syariah (www.brisyariah.co.id), Bank

Indonesia (www.bi.go.id).

b. Data laporan Good Corporate Governance (GCG) setiap tahun selama

periode 2012 sampai dengan 2016, diperoleh dari laporan GCG pada

website perbankan yang bersangkutan.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan metode

dokumentasi. Data-data mengenai studi kepustakaan diperoleh dari buku-

buku, internet, skripsi, maupun jurnal yang berhubungan dengan

pembahasan dalam penelitian ini, serta ditunjang dengan literatur-literatur

lainnya.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

kuantitatif, dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka.

43
Sesuai dengan bentuknya data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis dengan

menggunakan teknik perhitungan statistik (Abdillah, 2015:37).

Berikut adalah metode analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini:

1. Penentuan Tingkat Komposit Bank

Data yang telah terkumpul kemudian akan diolah dan dianalisa

sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data yang diperoleh dari laporan

keuangan triwulan dan laporan GCG bank yang menjadi sampel dalam

penelitian ini akan dilakukan perhitungan pada indikator Risk Profile,

Good Corporate Governance, Earnings, and Capital (RGEC) sebagai

ukuran tingkat kesehatan bank. Teknik analisis faktor RGEC adalah

menghitung faktor profil resiko, GCG, rentabilitas, dan permodalan yang

dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif.

Setelah nilai faktor-faktor RGEC diketahui selanjutnya diberikan

peringkat tingkat kesehatan bank sesuai dengan kriteria yang ada. Matriks

kriteria penetapan peringkat komposit dilakukan dengan pemberian skor

pada masing-masing peringkat faktor dengan kriteria yang dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3. 3 Skor Penetapan Peringkat Komposit


Faktor/peringkat 1 2 3 4 5
Risk Profile 5 4 3 2 1
Good Corporate Governance 5 4 3 2 1
Earnings 5 4 3 2 1
Capital 5 4 3 2 1
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2011

44
Skor masing-masing faktor kemudian dijumlahkan sehingga

menghasilkan total skor yang digunakan untuk menetapkan peringkat

komposit ketentuan berikut:

a. Total skor 1-4 berperingkat komposit 5

b. Total skor 5-8 berperingkat komposit 4

c. Total skor 9-12 berperingkat komposit 3

d. Total skor 13-16 berperingkat komposit 2

e. Total skor 17-20 berperingkat komposit 1

2. Uji Statistik

a. Uji Normalitas

Metode analisis data dalam penelitian ini juga didukung dengan

menggunakan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-

pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka

uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat

digunakan (Ghozali, 2009:88).

Dalam penelitian kali ini uji normalitas yang digunakan yaitu

Kolmogrov-Smirnov test yang memiliki prinsip kerja untuk

membandingkan frekuensi komulatif distribusi teoritik dengan

frekuensi komulatif distribusi empirik (observasi) (Hasan et al,

2016:19):

45
Uji Kolmogrov-Smirnov dilakukan dengan tingkat signifikan α

= 5%. Apabila P value > 5% berarti menerima H0 dan menolak H1.

Adapun hipotesis pada uji normalitas sebagai berikut:

H0 : data terdistribusi normal.

H1 : data tidak terdistribusi normal.

b. Uji One-Way ANOVA

Uji One-Way ANOVA atau anova satu faktor merupakan

generalisasi dari uji t yang akan menghasilkan analisis satu faktor

untuk sebuah variabel tergantung dengan sebuah variabel bebas.

Kegunaan utama teknik ini ialah untuk menguji hipotesis yang

membandingkan variansi tiga kelompok atau lebih. Lebih dari sekedar

membandingkan nilai rata-rata, uji anova juga mempertimbangkan

keragaman data yang dimanifestasikan dalam nilai varians (Sarwono,

2015:155).

Sebelum melakukan uji One-Way ANOVA maka data yang

telah diolah harus dipastikan terdistribusi normal. Adapun beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan uji One-Way Anova

adalah sebagai berikut:

1) Populasi yang akan diuji berdistribusi normal.

2) Sampel berasal dari kelompok yang independen.

3) Varian antar kelompok harus homogeny.

46
Selain beberapa persyaratan yang telah diuraikan di atas,

berikut ini adalah beberapa test yang harus dilakukan dalam

melakukan uji One-Way Anova menurut (Sarwono, 2015:155):

1) Descriptive, untuk melihat ringkasan statistik dan melihat

perbedaan rata-rata dari banyaknya sampel, serta untuk

mempermudah mengetahui gambaran perbankan dalam melakukan

perbandingan data-data yang ada. Data dalam penelitian ini

dianalisis secara deskriptif tentang tingkat kesehatan bank dengan

menggunakan metode Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earnings, and Capital (RGEC).

2) Test of Homogenety of Variances, untuk menguji berlaku tidaknya

salah satu asumsi ANOVA, yaitu apakah ke-6 sampel mempunyai

variance yang sama dengan melihat Levene statistic dan tingkat

probabilitas.

3) ANOVA digunakan untuk menguji apakah ke-6 sampel

mempunyai rata-rata (mean) yang sama atau beda dengan

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ke-enam rata-rata indikator adalah sama

H1 : ke-enam rata-rata indikator adalah tidak sama

Setelah itu pengambilan keputusan dilakukan dengan

menentukan nilai F tabel: jika F dihitung > F tabel, maka H0

ditolak, jika F hitung < F tabel maka H0 tidak dapat ditolak.

47
4) Post Hoc test, untuk menentukan apakah keenam rata-rata berbeda

secara signifikan dalam jumlah analisis varian dengan merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H0 : Rata-rata indikator tingkat kesehatan bank sama

H1 : Rata-rata indikator tingkat kesehatan bank tidak sama

5) Homogenerous Subset, untuk melihat kesamaan rata-rata, jika ke-6

sampel berada dalam 1 subset menandakan tidak terdapat

perbedaan rata-rata yang signifikan.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada metode

analisis yang akan digunakan yaitu, Risk Profile, Good Corporate

Governance, Earnings, and Capital (RGEC). Standar untuk menentukan

penilaian tingkat kesehatan bank sudah ditentukan oleh pemerintah melalui

Bank Indonesia yang kini beralih tanggung jawab kepada Otoritas Jasa

Keuangan (OJK). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

dan SE No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Sistem Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan resiko (Risk-based

Bank Rating) baik secara individual maupun secara konsolidasi. Tata cara

penilaian ini lebih sering dikenal dengan metode RGEC.

Adapun penjelasan dari variabel-variabel metode RGEC adalah

sebagai berikut:

48
1. Risk Profile

Penilaian faktor profil resiko merupakan penilaian terhadap resiko

inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas

operasional bank. Dalam penelitian kali ini, peneliti hanya akan

menggunakan 2 penilaian risiko yaitu risiko pembiayaan dan risiko

likuiditas. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Risiko Pembiayaan

Risiko pembiayaan atau sering disebut pula default risk yang

merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan

nasabah dalam mengembalikan pinjaman/pembiayaan yang diterima

bank sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan atau dijadwalkan.

Ketidakmampuan nasabah memenuhi perjanjian yang telah disepakati

kedua belah pihak secara teknis keadaan terebut merupakan default

(Ismail dan Rivai, 2013:39).

Resiko pembiayaan dihitung dengan menggunakan rasio Non

Performing Financing (NPF).

NPF = X 100%

Non Performing Financing (NPF) menunjukkan kemampuan

manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang

diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan

semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah

pembiayaan bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah semakin besar.


49
Pemberian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah oleh bank

mengandung risiko kegagalan atau kemacetan dalam pelunasannya,

sehingga berpengaruh terhadap kesehatan bank (Umam, 2013:46).

Tabel 3. 4 Kriteria Penetapan Peringkat NPF


Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat sehat 0% < NPF < 2%
2 Sehat 2% ≤ NPF < 5%
3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF <8%
4 Kurang sehat 8% < NPF ≤ 11%
5 Tidak sehat NPF > 11%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2011

b. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah ketidakmampuan bank syariah untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus

kas atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diangunkan, tanpa

mengganggu aktivitas, dan kondisi keuangan bank (Ikatan Bankir

Indonesia, 2015:11).

Ketidakmampuan memperoleh sumber pendanaan arus kas

sehingga menimbulkan risiko likuiditas da<pat disebabkan antara lain

oleh hal-hal berikut:

1) Ketidakmampuan menghasilkan arus kas, baik yang berasal dari

aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk

aset likuid.

50
2) Ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari

penghimpunan dana, transaksi antar bank syariah, dan dari

pinjaman yang diterima.

Risiko Pembiayaan dan risiko likuiditas merupakan risiko yang

paling fundamental dalam industri perbankan. Disebut fundamental

karena pemicu utama kebankrutan yang dialami oleh bank bukanlah

kerugian yang dideritanya melainkan ketidakmampuan bank tersebut

memenuhi kebutuhan likuiditasnya (Kasmir, 2015:24).

Risiko likuiditas dihitung dengan menggunakan rasio

Financing to Deposite Ratio (FDR).

FDR = X 100%

Rasio FDR yang analog dengan Loan to Deposit Ratio (LDR)

pada bank konvesional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk

memenuhi permintaan pembiayaan dengan menggunakan total aset

yang dimiliki bank.

Tabel 3. 5 Kriteria Penetapan Peringkat FDR


Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat sehat 50%< FDR≤ 75%
2 Sehat 75%< FDR ≤ 85%
3 Cukup Sehat 85% < FDR≤ 100%
4 Kurang sehat 100% < FDR ≤ 120%
5 Tidak sehat FDR >120%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2011

51
2. Good Corporate Governance

Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu sistem yang

mampu mengontrol dan mengarahkan perusahaan secara keseluruhan yang

ditetapkan baik secara internal maupun eksternal atas manajemen sebuah

entitas bisnis dengan tujuan melindungi kepentingan semua stakeholder

(Saharuddin, 2015:67).

Pelaksanaan GCG pada industri perbankan syariah harus

berlandaskan pada lima prinsip dasar, yaitu (Saharuddin, 2015:69):

a. Transparancy

Transparansi adalah keterbukaan dalam mengemukakan

informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses

pengambilan keputusan.

Pengungkapan informasi merupakan hal penting, sehingga

semua pihak yang berkepentingan tahu pasti apa yang telah dan akan

terjadi. Laporan tahunan perusahaan harus memuat berbagai informasi

yang diperlukan, demikian pula perusahaan go-public. Persyaratan

untuk ini antara lain disusun oleh Komite Nasional Bagi pengelolaan

Perusahaan yang baik (KNPB).

b. Accountability

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi dan pelakasanaan

pertanggungjawaban organisasi bank sehingga pengelolaannya

berjalan secara efektif (Rustam, 2013:414).

52
Adanya pengawasan yang efektif berdasarkan keseimbangan

kekuasaan antara pemegang saham, komisaris, dan direksi. Ada

pertanggungjawaban dari komisaris dan direksi, serta ada perlindungan

untuk karir karyawan. Perlu ditetapkan berapa kali rapat dalam kurun

waktu tertentu (Ismail dan Rivai, 2013:115).

c. Responsibility

Pertanggungjawaban (responsibilty) adalah kesesuaian

pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat (Rustam, 2013:415).

d. Professional

Profesional adalah memiliki kompetensi, mampu bertindak

objektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun

(independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk

mengembangkan bank syariah (Rustam, 2013:416).

e. Fairness

Good Corporate yang baik mensyaratkan adanya perlindungan

untuk hak minoritas. Perlakuan yang sama dan adil pada semua

pemegang saham, melarang kecurangan insider trading, dll (Ismail dan

Rivai, 2013:120).

Bank wajib melakukan self assesment atas pelaksanaan GCG

minimal satu kali dalam setahun. Adapun tahapan dalam melakukan

self assessment adalah sebagai berikut:

53
1) Menyusun analisis self assessment dengan cara membandingkan

pemenuhan setiap kriteria/indikator dengan kondisi bank

berdasarkan data dan informasi yang relevan.

2) Menetapkan peringkat subfaktor berdasarkan hasil analisis self

assessment.

3) Menetapkan peringkat faktor berdasrkan peringkat subfaktor.

4) Menyusun kesimpulan untuk masing-masing faktor.

Tabel 3. 6 Kriteria Peringkat Faktor


Good Corporate Governance
Peringkat Nilai Komposit Keterangan
1 Nilai komposit ≤ 1,5 Sangat baik
2 1,5 – 2,5 Baik
3 2,5 – 3,5 Cukup baik
4 3,5 – 4,5 Kurang baik
5 4,5 – 5 Tidak baik
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2011

3. Earnings

Penilaian earnings (rentabilitas) merupakan penilaian terhadap

kondisi kemampuan bank dan UUS untuk menghasilkan keuntungan

dalam rangka mendukung kegiatan opersioanal dan permodalan bank.

Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan

bank dalam menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas

dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen

sebagai berikut:

54
a. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan yang menghasilkan laba dengan

membandingkan laba (sebelum pajak) dengan total aset bank yang

dimiliki oleh bank. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan

produktivitas dari seluruh kinerja perusahaan/bank. Semakin kecil atau

semakin rendah rasio ini, maka akan semakin kurang baik kinerja

banknya, demikian pula sebaliknya (Syardiana, et al. 2015:40).

Rumus perhitungan return on assets (ROA) menurut Surat

Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober

2011 adalah sebagai berikut:

ROA = x 100%

ROA merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam manghasilkan profit atas aktiva, rasio ini mengukur

operasional manajemen perusahaan atau bank. Analisa ROA dalam

analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah

satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh

(komprehensif). ROA ini sudah merupakan teknik analisis yang lazim

digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari

keseluruhan operasi perusahaan dan untuk dapat mengukur

kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan

dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan atau bank

dalam menghasilkan keuntungan.

55
Tabel 3. 7 Kriteria Penetapan Peringkat ROA
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat sehat 2% <ROA
2 Sehat 1,25% < ROA ≤ 2%
3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%
4 Kurang sehat 0% < ROA ≤ 0,5%
5 Tidak sehat ROA ≤ 0% (atau negatif)
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2011

b. Net Operating Margin (NOM)

NOM digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva

produktif dalam menghasilkan laba. NOM dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

NOM = x 100%

 PO adalah pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil.

 BO adalah beban operasional.

 Rata-rata aktiva produktif adalah jumlah aktiva produktif tahun ini

ditambahan jumlah aktiva tahun lalu, kemudian dibagi 2.

Tabel 3. 8 Kriteria Penetapan Peringkat NOM

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat sehat > 3%
2 Sehat 2,01% < NOM ≤ 3%
3 Cukup Sehat 1,5% < NOM ≤ 2%
4 Kurang sehat 1% < NOM ≤ 1,49%
5 Tidak sehat NOM < 1% (atau negatif)
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2011

56
4. Capital

Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan

modal Bank syariah alam mengamankan eksporsur risiko posisi dan

mengantisipasi eksporsur risiko yang akan muncul. Penilaian terhadap

faktor permodalan adalah sebagai berikut:

a. Kecukupan, proyeksi permodalan dan kemampuan permodalan meng-

cover risiko.

b. Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal

dari keuntungan, rencana permodalan utnuk mendukung pertumbuhan

usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan

pemegang saham (Tarmizi, et al. 2003:11)

Penilaian kuantitatif faktor permodalan dilakukan dengan

menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut Tarmidzi

Achmas semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi sebuah bank.

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

CAR = x 100%

Tabel 3. 9 Kriteria Penetapan Peringkat CAR


Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat sehat CAR ≥ 12%
2 Sehat 9% - 12%
3 Cukup Sehat 8% - 9%
4 Kurang sehat 6% - 8%
5 Tidak sehat CAR ≤ 6%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2011

57
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Tingkat Kesehatan Bank

Sebagai lembaga keuangan baik konvensional maupun syariah

wajib untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan banknya. Tujuannya

yaitu untuk mengetahui kondisi sesungguhnya bank tersebut. Apakah

kondisinya dalam keadaan sehat, kurang sehat, atau mungkin tidak sehat.

Apabila ternyata kondisi bank tersebut dalam kondisi sehat, maka hal

tersebut harus dipertahankan. Akan tetapi, jika kondisinya dalam keadaan

tidak sehat maka pihak manajemen bank harus segera mengambil tindakan

untuk memperbaiki kondisi tersebut menjadi sehat kembali. Dengan

melakukan analisis tingkat kesehatan ini hasilnya akan menunjukkan

bagaimana kinerja suatu bank (Kasmir, 2015:300).

Kinerja bank ini merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank

tersebut. Selain itu kinerja juga merupakan pedoman bahan evaluasi untuk

memperbaiki kesalahan apa saja yang membuat rendahnya tingkat kinerja

suatu bank (Kasmir, 2015:302).

Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat digunakan dengan

berbagai macam metode. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.

23/21/BPPP tanggal 28 Februari 1991, metode penilaian tingkat kesehatan

bank yang pertama yaitu CAMEL (Capital, Asset Quality, Management,

Earning, dan Liquidity). Pada metode CAMEL tersebut, sebagian besar

58
proses penilaian tingkat kesehatannya menggunakan rumus-rumus

matematika dan sistem scoring dari hasil penilaian untuk setiap parameter,

yaitu dengan skala 0 sampai 100 (SEBI No. 23/21/BPPP tanggal 28

Februari 1991).

Selanjutnya regulasi CAMEL tersebut disempurnakanoleh regulasi

yang baru, yang tercantum dalam Surat Edaran Bank Indonesia

No.6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004. Isi dari regulasi tersebut yaitu

menggantikan metode CAMEL menjadi CAMELS, dimana semua

komponen lebih mengarah pada ukuran-ukuran kinerja bank secara

internal, mulai dari Asset Quality, Management, Earning Power, Liquidity,

dan Sensitivy to Market Risk (SEBI No.6/23/DPNPtanggal 31 mei 2004).

Pada tahun 2011 Bank Indonesia kembali mengelurakan Surat

Edaran yang mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia

No.13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan Bank Umum, yang

isinya bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan

menggunakan pendekatan berdasarkan risiko (Risk-based Bank Rating).

Penilaian tingkat kesehatan bank tersebut dilakukan terhadap bank secara

individual maupun konsolidasi (PBI No.13/1/PBI/2011).

Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober

2011 ini merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya, yang

kemudian menggantikan metode CAMELS menjadi metode RGEC (Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital) sebagai

metode untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank. Dalam penilaiannya

59
metode RGEC perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut ini

sebagai landasan dalam menilai tingkat kesehatan Bank, yaitu harus

berorientasi pada risiko, proporsionalitas, materialitas, signifikansi serta

komprehensif dan terstruktur (SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober

2011).

B. Analisis dan Pembahasan

Sebelum menganalisis serta membahas hasil dari penelitian ini, maka

dapat diketahui bahwa populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum

Syariah yang mempublikasikan laporan keuangan triwulanan dan laporan

Good Corporate Governance (GCG) pada periode 2012 sampai dengan 2016

di website perusahaannya masing-masing berdasarkan purposive sampling

yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini adalah Bank Umum Syariah

yang menjadi sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4. 1 Tabel Kode Emiten

No Nama Perusahaan Kode Emiten


1 Bank Syariah Mandiri BSM
2 Bank BNI Syariah BNIS
3 Bank BRI Syariah BRIS
4 Bank BCA Syariah BCAS
5 Bank Mega Syariah BSMI
6 Bank Syariah Bukopin BSB
Sumber : Data diolah, 2017

Berikut ini adalah analisa dan pembahasan hasil dari penelitian yang

dilakukan:

1. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian kesehatan bank merupakan penilaian terhadap

kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan


60
secara normal dan kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya.

Penilaian kesehatan bank sangat penting untuk mempertahankan

kepercayaan dari masyarakat dan hanya bank yang benar-benar sehat saja

yang dapat melayani masyarakat. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

No.13/1/PBI/2011 dan SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011

tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Penilaian

kesehatan bank meliputi faktor-faktor sebagai berikut:

a. Tingkat Kesehatan Bank Ditinjau dari Aspek Risk Profile

Untuk menilai tingkat kesehatan bank yang pertama kali

dilakukan adalah melihat tingkat risiko inheren. Setiap bank memiliki

tingkat risiko inheren yang berbeda-beda. Berikut ini adalah penilaian

tingkat kesehatan Bank Umum Syariah ditinjau dari aspek risk profile.

Adapun variabel yang dihitung berdasarkan aspek risk profile ini

adalah sebagai berikut:

1) Risiko Pembiayaan (Non Performing Financing)

Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan

bank, dimana salah satu indikator penilaian kesehatan bank

berdasarkan penilaian risiko kredit atau lebih dikenal dengan nama

rasio Non Performing Financing (NPF). Rasio keuangan ini

menerangkan bahwa NPF diperoleh dari pembiayaan bermasalah

yaitu pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank yang tergolong

kurang lancar, diragukan dan macet dibagi dengan total

61
pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank. Dengan demikian

maka perhitungan rasio NPF adalah sebagai berikut:

NPF = X 100%

Tabel 4. 2 Tabel Hasil NPF BUS Tahun 2012-2014 (Dalam %)

Bank Umum Tahun


Syariah 2012 2013 2014 2015 2016
BSM 3.75 4.59 8.00 7.21 6.40
BNIS 2.67 3.11 2.52 2.53 3.39
BRIS 3.02 2.38 4.79 5.04 5.00
BCAS 0.10 0.02 0.03 0.71 0.70
BSMI 17.62 18.74 15.38 4.62 3.95
BSB 4.56 4.99 3.41 4.93 3.91
Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan pada

tahun 2012 rasio NPF tertinggi ada pada BSMI dengan nilai

17.62%, artinya dari total pembiayaan yang disalurkan oleh BSMI

sebesar 17.62% adalah pembiayaan bermasalah. Sedangkan rasio

NPF terendah ada pada BCAS dengan nilai 0.10%.

Pada tahun 2013-2016 nilai rasio NPF mengalami fluktuasi

pada setiap BUS kecuali pada BRIS dan BCAS nilai rasionya

mulai stabil pada tahun 2015-2016. Fluktuasi pada rasio NPF ini

masih berada di bawah 8% kecuali NPF BSMI pada tahun 2012-

2014 yang nilainya lebih besar dari 8%. Untuk melihat perbedaan

rasio NPF dengan lebih jelas, maka dapat dilihat dari grafik

dibawah ini yang menunjukkan bahwa semakin rendah grafik maka

tingkat kesehatan bank tersebut semakin tinggi, dan sebaliknya jika

grafik menunjukkan semakin tinggi berarti tingkat kesehatan bank


62
tersebut sedang berada diposisi tidak sehat. Hasil dari penilaian

NPF ini menunjukkan bahwa BNI Syariah dan BCA Syariah

memiliki tingkat NPF yang stabil dalam periode tahun 2012

sampai 2016 sedangkan beberapa bank lainnya mengalami tingkat

NPF yang cukup fluktuatif, maka dapat disimpulkan bahwa bank

yang menunjukkan kondisinya tidak sehat yaitu BSM pada tahun

2015-206, BSMI pada tahun 2012-2014 dan BSB pada tahun 2016.

Hal tersebut meunjukkan bahwa ketiga bank tersebut tidak dapat

mengelola manajemen resiko pembiayaan sehingga banyak

nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah.

NPF
20

15

10

0
BSM BNIS BRIS BCAS BMSI BSB

2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 4. 1 Grafik Non Performing Financing Bank Umum


Syariah

2) Risiko Likuiditas (Finance to Deposit Ratio)

Selain mengukur tingkat kesehatan berdasarkan risiko

kredit, dalam penelitian ini juga mengukur rasio likuditas atau

lebih dikenal dengan nama rasio Finance to Deposit Ratio (FDR).

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang


63
menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan

pembiayaan dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank.

Untuk menghitung rasio FDR maka digunakan rumus

sebagai berikut:

FDR = X 100%

Tabel 4. 3 Hasil FDR BUS Tahun 2012-2016 (dalam %)

Bank Umum Tahun


Syariah 2012 2013 2014 2015 2016
BSM 53.37 42.40 54.37 98.00 104.34
BNIS 37.51 33.41 34.80 130.15 130.11
BRIS 40.54 47.74 41.17 100.74 107.88
BCAS 50.66 50.52 59.24 79.85 96.47
BSMI 0.77 0.43 22.74 89.62 94.63
BSB 27.23 31.52 49.31 198.75 206.14
Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rasio

yang dimiliki bank umum syariah tahun 2012-2016 dapat

dikatakan cukup baik karena semua nilai rasio FDR di bawah

100%, kecuali nilai FDR yang di atas 100% dapat dikatakan

kurang baik karena sudah melebihi standar yang sudah ditetapkan

oleh BI yaitu 78%-100%. Jika dilihat pada dua tahun terakhir

tingkat FDR mengalami peningkatan, yang artinya tingkat

kesehatan bank tersebut mengalami penurunan. Untuk melihat

perbedaan yang lebih jelas, dapat memperhatikan grafik dibawah

ini, yang menunjukkan terjadinya lonjakan kenaikan rasio FDR

dari tingkat kesehatannya yang sehat menjadi dalam posisi kurang

sehat bahkan tidak sehat.

64
FDR
250
200
150
100
50
0
BSM BNIS BRIS BCAS BMSI BSB

2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 4. 2 Grafik Finance to Deposit Ratio


Dari hasil penilian rasio NPF dan FDR maka dapat

disimpulkan bahwa nilai komposit profil risiko untuk masing-

masing bank umum syariah tahun 2012-2016 adalah:

Tabel 4. 4 Peringkat Komponen Profil Risiko BUS Tahun 2012-


2016

Bank Tahun
Umum 2012 2013 2014 2015 2016
Syariah RI KPM RI KPM RI KPM RI KPM RI KPM
BSM Lm S Lm S M S Mh Fa Mh M
BNIS Mh S Mh S Mh S Mh Us Mh Us
BRIS M S M S Mh S Mh M Mh M
BCAS H S H S H S H Fa H Fa
BSMI Mh S Mh S L S L Fa L Fa
BSB Mh S Mh S Mh S Mh Us Mh Us
Sumber: Data diolah, 2017

Keterangan:
RI = Risiko Inheren KPM = Kualitas Penerapan Manajemen
L = Low S = Strong
Lm = Low to Moderate Sa = Satisfactory
M = Moderate Fa = Fair
Mh = Moderate to High M = Marginal
H = High Us =Unsatisfactory

65
Berdasarkan hasil penilaian profil risiko bank umum syariah

pada tahun 2012-2014 untuk penilaian terhadap rata-rata risiko inheren

adalah Moderate to High dengan kualitas penerapan manajemen

adalah Strong. Ini menandakan bahwa risiko kerugian atas aktivitas

usaha yang dilakukan BUS dinilai cukup baik.

Untuk tahun 2015 dan 2016 penilaian terhadap profil risiko

menunjukkan bahwa rata-rata nilai risiko inheren bank umum syariah

adalah Moderate to High dengan kualitaspenerapan manajemen adalah

Fair, artinya adalah risiko kerugian atas aktivitas usaha yang dilakukan

bank umum syariah dinilai cukup rendah, karena kualitas manajemen

yang diterapkan dengan kurang baik oleh bank umum syariah.

b. Tingkat Kesehatan Bank Ditinjau dari Good Corporate


Governance

Selanjutnya penilaian tingkat kesehatan bank juga ditinjau dari

penilaian laporan Good Corporate Governance (GCG) dengan

mempertimbangkan aspek-aspek seperti: Transparency,

Accountability, Responsibility, Professional, Fairness.

Pada tabel di bawah ini dapat disimpulkan bahwa setiap bank

setelah menjalani kewajibannya dengan cukup baik yang berarti setiap

bank berada dalam posisi yang sehat dengan peringkat komposit

berada dalam keadaan Sangat Baik dan Baik. BNIS berada di posisi

stabil dengan hasil peringkat GCG Sangat Baik dari tahun 2012-2106,

sedangkan pada BUS lainnya hasil peringkat GCG masih belum stabil

yaitu pada posisi Sangat Baik dan Baik.


66
Tabel 4. 5 Hasil Peringkat Komposit GCG

Bank Tahun
Umum 2012 2013 2014 2015 2016
Syariah Nk Ket Nk Ket Nk Ket Nk Ket Nk Ket
BSM 1.6 B 1.6 B 1.75 B 1.6 B 1.575 B
BNIS 1.25 SB 1.3 SB 1.4 SB 1.4 SB 1.4 SB
BRIS 1.4 SB 1.35 SB 1.85 B 1.5 SB 1.5 SB
BCAS 1.5 SB 1.5 SB 1.85 B 1.4 SB 1.35 SB
BSMI 1.6 B 1.6 B 1.4 SB 1.575 B 1.66 SB
BSB 1.85 B 1.85 B 1.6 B 1.6 B 1.5 SB
Sumber: Data diolah, 2017

Dimana:
Nk = Nilai Komposit SB = Sangat Baik
Ket = Keterangan B = Baik
Berdasarkan penilaian terhadap GCG didapatkan hasil bahwa

nilai komposit GCG rata-rata bank umum syariah tahun 2012-2016

masuk ke dalam peringkat yang baik, karena indeks nilai komposit

penerapan GCG bank umum syariah masih di bawah 2.5. Berikut ini

adalah grafik yang menunjukan nilai komposit peringkat komposit

pada rasio GCG.

GCG
2

1.5

0.5

0
BSM BNIS BRIS BCAS BMSI BSB

2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 4. 3 Grafik Good Corporate Governance


67
c. Tingkat Kesehatan Bank Ditinjau dari Earnings

Penilaian rentabilitas dalam penelitian kali ini dimaksudkan

untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian

kuantitatif faktor rentabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian

terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

1) Return On Asset (ROA)

ROA merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam manghasilkan profit atas aktiva, rasio ini

mengukur operasional manajemen perusahaan atau bank. Berikut

ini adalah rumus untuk menghitung rasio ROA:

ROA = x 100%

Tabel 4. 6 Hasil ROA BUS Pada Tahun 2012-2016 (Dalam %)

Tahun
Bank Umum Syariah
2012 2013 2014 2015 2016
BSM 1.41 1.05 0.47 0.33 0.37
BNIS 0.76 0.88 0.69 0.85 0.82
BRIS 0.70 0.87 0.09 0.47 0.60
BCAS 0.39 0.62 0.34 0.52 0.60
BSMI 2.70 1.81 1.29 -0.20 2.07
BSB 0.41 0.54 0.16 0.40 0.57
Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-

rata ROA tertinggi pada tahun 2010-2015 ada pada BSMI dengan

nilai rasio lebih dari standar yang ditetapkan oleh BI yaitu 1.22%,

kecuali nilai rasio ditahun 2015 BSMI mengalami penurunan yang

cukup besar dengan nilai rasio sebesar -0,20%. Hasil rasio dengan

68
nilai kurang dari 0.5% menunjukkan kondisi BUS yang kurang

baik.

Berikut ini adalah grafik yang menunjukan perkembangan

ROA berdasarkan data tabel di atas:

ROA
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
BSM BNIS BRIS BCAS BMSI BSB
-0.5

2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 4. 4 Grafik Return On Asset

2) Net Operating Margin (NOM)

Selain ROA, Net Operating Margin (NOM) juga dihitung

sebagai variabel dalam mengukur tingkat kesehatan bank. NOM

digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam

menghasilkan laba. NOM dihitung dengan rumus sebagai berikut:

NOM = x 100%

Tabel 4. 7 Hasil NOM BUS Tahun 2012-2016 (Dalam %)

Tahun
Bank Umum Syariah
2012 2013 2014 2015 2016
BSM 2.13 1.12 0.41 1.13 2.61
BNIS 0.83 1.04 0.82 4.93 3.53
BRIS 0.01 0.78 0.09 2.52 3.41
BCAS 0.50 0.65 0.47 1.19 0.32

69
BSMI 2.70 1.85 0.35 1.06 -2.14
BSB 0.51 1.00 0.23 0.70 0.57
Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diatarik kesimpulan bahwa

rata-rata nilai rasio NOM kurang dari 2%, yang artinya rasio NOM

berada di posisi kurang baik. Hal tersebut bisa terjadi jika aktiva

produktif yang dimiliki bank tidak mampu untuk menghasilkan

laba lebih tinggi dari aktiva produktifnya. Berikut ini adalah grafik

perkembangan Net Operating Margin:

NOM

0
BSM BNIS BRIS BCAS BMSI BSB
-1

-2

-3

2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 4. 5 Grafik Net Operating Margin

d. Tingkat kesehatan Bank Ditinjau dari Capital

Dalam penilaian tingkat kesehatan bank dijintau dari capital,

maka rasio menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR

menilai kecukupan modal bank dalam mengamankan eksporsur risiko

posisi dan mengantisipasi eksporsur risiko yang akan muncul. Untuk

menghitung rasio CAR maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:


70
CAR = x 100%

Tabel 4. 8 Hasil CAR BUS Tahun 2012-2016 (Dalam %)

Bank Umum Periode


Syariah 2012 2013 2014 2015 2016
BSM 13.97 14.48 14.85 12.95 13.65
BNIS 16.82 16.45 16.99 15.27 15.39
BRIS 13.05 13.20 13.72 13.00 15.91
BCAS 37.84 26.43 27.07 30.01 37.75
BSMI 12.66 13.05 16.59 17.18 22.90
BSB 13.22 11.69 13.50 15.29 15.63
Sumber: Data diolah, 2017

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil rasio CAR

menunjukkan semua bank umum syariah pada tahun 2012-2016 berada

diposisi sangat baik, karena nilai rasio lebih dari 8% dari yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia. Semakin tinggi nilai rasio CAR

menunjukkan potensi bank yang sangat baik, artinya bank umum

syariah dapat mengcover segala kemungkinan buruk yang terjadi pada

bank tersebut. Bank BCAS unggul dalam hasil rasio CAR, karena nilai

rasionya menunjukkan angka tertinggi pada tahun 2012-2016

dibandingkan dengan bank umum syariah lainnya. Berikut ini adalah

grafik untuk rasio CAR.

71
CAR
40

30

20

10

0
BSM BNIS BRIS BCAS BMSI BSB

2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 4. 6 Grafik Capital Adequacy Ratio

e. Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

Setelah melakukan pengurukan tingkat kesehatan Bank Umum

Syariah berdasarkan aspek-aspek metode REGC, maka kita dapat

melihat perbandingan tingkat kesehatan Bank Umum Syariah periode

tahun 2012-2016. Berikut ini adalah tabel perbandingan tingkat

kesehatan Bank Umum Syariah tersebut:

Tabel 4. 9 Peringkat Komposit BUS


Tahun BSM BNIS BRIS BCAS BSMI BSB
2012 PK-2 PK-2 PK-2 PK-2 PK-2 PK-3
PK- 2013 PK-2 PK-1 PK-2 PK-1 PK-2 PK-3
Komposit 2014 PK-3 PK-3 PK-3 PK-3 PK-2 PK-3
2015 PK-3 PK-2 PK-2 PK-1 PK-3 PK-4
2016 PK-3 PK-2 PK-2 PK-2 PK-2 PK-2
Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.9 dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

kesehatan pada Bank Umum Syariah mengalami perubahan yang

cukup fluktuatif dari tahun ke tahun. Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa aspek seperti aspek risk profile, good corporate governance,

earnings, dan capital seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab


72
sebelumnya. Tingkat kesehatan BUS pada tahun 2012 berada pada

posisi sehat dengan menunjukkan angka peringkat komposit PK-2

yang artinya bank berada pada posisi sehat, kecuali Bank Syariah

Bukopin yang hanya bisa meraih peringkat komposit PK-3, namun

demikian, BSB masih berada diposisi tingkat kesehatan yang cukup

sehat.

Pada tahun 2013 tingkat kesehatan mengalami sedikit

perubahan, BNIS dan BCAS meraih peringkat komposit PK-1

sehingga dapat dikatakan bahwa ditahun 2013 BNIS dan BCAS

mengalami perkembangan yang cukup baik, sehingga mereka dapat

dikatan sebagai bank dengan predikat sangat sehat. Selain itu ke-empat

bank lainnya masih berada diposisi peringkat komposit yang sama

seperti tahun sebelumnya.

Pada tahun 2014 tingkat kesehatan mengalami penurunan 5

dari 6 bank tersebut berada diposisi peringkat komposit PK-3 sehingga

dapat dikatakan bahwa ada permasalahan yang sama terjadi di tahun

2014 sehingga mempengaruhi tingkat kesehatan BUS pada saat ini.

Namun demikian, walaupun posisinya berada di PK-3 kelima bank

tersebut masih dapat dikatakan sebagai bank dengankondisi cukup

sehat, kecuali BSMI yang peringkat kompositnya masih bertahan

diposisi sehat.

Pada tahun selanjutnya, yaitu tahun 2015 tingkat kesehatan

mengalami perubahan. BSM harus cukup puas dengan peringkat

73
kesehatan dengan predikat cukup sehat karena berada diposisi

peringkat komposit PK-3 masih sama seperti pada tahun sebelumnya.

Disisi lain, BNIS dan BRIS menunjukkan kondisi kesehatannya yang

membaik dari cukup sehat menjadi sehat dengan peringkat komposit

PK-2. BCAS pun rupanya menunjukkan perubahan kondisi kesehatan

dari kondisi cukup sehat menjadi sangat sehat dengan peringkat

komposit PK-1. Selain keempat bank tersebut, ternyata BSMI justru

mengalami perubahan konsidi kesehatan dari kondisi sehat menjadi

cukup sehat dan BSB dari kondisi cukup sehat menjadi kurang sehat.

Pada tahun penelitian terakhir, yaitu tahun 2016 BSM, BNIS,

BRIS masih berada pada pada kondisi kesehatan yang sama pada tahun

sebelumnya. Sedangkan, BCAS, BSMI, dan BSB mengalami

perubahan kondisi kesehatan menjadi sehat.

Jadi berdasarkan hasil dari analisa penelitian tentang tingkat

kesehatan bank, kesehatan Bank Umum Syariah berada diposisi yang

tidak stabil. Hal tersebut terbukti karena pada setiap tahun bank

menunjukkan perubahan yang naik-turun pada posisi kesehatan

banknya. Untuk mengatasi hal tersebut maka pihak manajemen bank

harus mengevaluasi serta mengatasi masalah-masalah yang

mengganggu atau mempengaruhi operasional banknya masing-masing.

Sehingga kondisi kesehatan bank selalu berada dalam kondisi sehat.

Jika bank tersebut berada dalam kondisi sehat maka dapat dikatakan

bahwa bank tersebut memiliki kinjerna yang baik, hal tersebut

74
tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan dan loyalitas

masyarakat yang menjadi nasabah bank tersebut.

2. Uji Statistik

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan data nilai residual yang

diuji dengan Kolmogrof-Smirnov test (K-S) melalui pengukuran α =

5%. Jika nilai Asymp Sig (2-teiled) lebih besar dari 0,05 maka data

dikatakan normal (Ghozali, 2009).

Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji menunjukkan data terdistribusi

normal kecuali Non Performing Financing (NPF) dan Capital

Adequency Ratio (CAR). Perbedaan ini terjadi karena adanya

perbedaan mean dan median antar Bank Umum Syariah sehingga

menyebabkan data tidak bisa diolah secara normal. Untuk mengatasi

hal tersebut, peneliti melakukan teknik transformasi data. Transformasi

data hakikatnya tidak mengubah data meski mengubah nilai datanya.

Karena yang diubah adalah semua nilai data, sehingga perbedaan nilai

tiap sampel akan tetap. Dari penyesuaian ini ditemukan perbaikan

distribusi menjadi normal.

Tabel 4. 10 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test


Indikator N Mean Std. KS-Z Asym. Sig
Deviation
*NPF 30 1.9842 0.99917 1.079 0.195
FDR 30 70.4537 4.98651 1.058 0.213

75
GCG 30 1.5575 0.17946 0.785 0.569
ROA 30 0.7527 0.59968 1.183 0.122
NOM 30 1.1773 1.33063 1.257 0.085
*CAR 30 0.44468 0.04654 1.313 0.064
Sumber: Data diolah, 2017
Keterangan: *) ditransformasikan

b. Uji One-Way Anova

Setelah memastikan bahwa data telah terdistribusi normal,

selanjutnya uji one-way ANOVA dilakukan untuk hipotesis yang telah

ditetapkan, membandingkan nilai rata-rata, dan mempertimbangkan

keragaman data yang dimanifestasikan dalam nilai varians. Berikut ini

adalah beberapa test yang dilakukan dalam uji one-way Anova:

1) Uji Analisis Descriptive

Uji analisis descriptive ini digunakan untuk melihat

ringkasan statistik dan rata-rata dari banyaknya sampel.

Berdasarkan data pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa masing-

masing rasio keuangan Bank Umum Syariah memiliki nilai rata-

rata (mean) yang berbeda. Berdasarkan analisis deskriptif pada

tabel 4.10 tersebut maka rasio keuangan tertinggi yaitu Finance to

Deposit Ratio (FDR) dengan total nilai rata-rata (mean) sebesar

70.4537 dan nilai standar deviasinya sebesar 49.86509. Selanjutnya

nilai rata-rata (mean) diperingkat kedua yaitu rasio Capital

Adequency Ratio dengan nilai sebesar 17.6733 dengan nilai

standar deviasinya sebesar 7.07960. Selanjutnya rasio Non

Performing Financing (NPF) nilai rata-ratanya sebesar 4.9020

dengan standar deviasi sebesar 4.64786. Selanjutnya rasio Good


76
Corporate Governance (GCG) berada diperingkat keempat dengan

nilai rata-rata sebesar 1.5575 dan standar deviasinya sebesar

0.17946. Selanjutnya rasio Net Operating Margin (NOM) dengan

nilai rata-rata sebesar 1.1773 dan standar deviasinya sebesar

1.33063, dan yang terakhir adalah rasio Return On Asset (ROA)

dengan nilai rata-ratanya sebesar 0.7527 dan standar deviasinya

sebesar 0.59968.

Tabel 4. 11 Descriptives Statistics

N Min Max Mean Std. Deviation


NPF 30 .02 18.74 4.9020 4.64786
FDR 30 .43 206.14 70.4537 49.86509
GCG 30 1.25 1.85 1.5575 .17946
ROA 30 -.20 2.70 .7527 .59968
NOM 30 -2.14 4.93 1.1773 1.33063
CAR 30 11.69 37.84 17.6733 7.07960
Valid N 30
Sumber: Data diolah, 2017
2) Test of Homogenety of Variance

Uji homogenitas bertujuan menguji variabel dan hasilnya

dapat digunakan untuk mengetahui apakah variabel memiliki

variasi yang sama. Berdasarkan hasil Levene test pada tabel 4.12

menunjukkan bahwa nilai Levene test terbesar 35.838 (NPF)

dengan nilai signifikan 0.000. Rasio FDR memiliki nilai Levene

test sebesar 17.415 dengan tingkat signifikan 0.000. Sedangkan

dalam rasio GCG nilai Levene test sebesar 0.833 dengan tingkat

signifikan 0.539. Pada rasio ROA nilai Levene test sebesar 4.803

77
dengan nilai signifikan 0.003. Rasio NOM memiliki nilai Levene

test sebesar 5.163 dengan nilai signifikan 0.002 dan rasio CAR

nilai Levene testnya sebesar 7.675 dengan nilai signifikan 0.000.

Dari hasil uji homogenitas ini, rasio yang memenuhi asumsi

homogen hanya GCG. Menurut ghozali, apabila ada data yang

tidak homogen, sepanjang grup memiliki ukuran sampel yang sama

maka tidak fatal untuk anova dan analisis masih dapat diteruskan.

Tabel 4. 12 Homogenety of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.


NPF 35.838 5 24 .000
FDR 17.415 5 24 .000
GCG .833 5 24 .539
ROA 4.803 5 24 .003
NOM 5.163 5 24 .002
CAR 7.675 5 24 .000
Sumber: Data diolah, 2017

3) ANOVA

Pada tabel 4.13 terlihat bahwa nilai F hitung NPF sebesar

7.391 dengan probabilitas 0.000 yang berarti p < 0,05 maka

keenam sampel tidak mempunyai rata-rata NPF yang sama.

Dengan demikain H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya, rata-

rata keenam NPF Bank Umum Syariah tersebut berbeda secara

signifikan. Sedangkan nilai F hitung FDR sebesar 0.723 dengan

probabilitas 0.613 yang berarti p > 0,05 maka keenam sampel

mempunyai rata-rata yang sama. Dengan demikian H0 diterima dan

78
menolak H2, kesimpulannya, rata-rata keenam FDR Bank Umum

Syariah tersebut tidak berbeda secara signifikan.

Pada rasio selanjutnya terlihat bahwa uji F hitung GCG

sebesar 5.319 dengan probabilitas 0.02 yang berarti p < 0,05 maka

keenam sampel tidak mempunyai rata-rata GCG yang sama.

Dengan demikian H0 ditolak dan menerima H3, kesimpulannya,

rata-rata keenam GCG Bank Umum Syariah tersebut berbeda

secara signifikan.

Pada rasio ROA terlihat bahwa uji F hitung sebesar 3.213

dengan probabilitas 0.023 yang berarti p < 0,05 maka keenam

sampel tidak mempunyai rata-rata ROA yang sama. Dengan

demikian H0 ditolak dan menerima H4. Kesimpulannya, rata-rata

keenam ROA Bank Umum Syariah tersebut berbeda secara

signifikan.

Pada rasio NOM terlihat bahwa uji F hitung sebesar 1.190

dengan probabilitas 0.344 yang berarti p > 0.05 maka keenam

sampel mempunyai rata-rata NOM yang sama. Dengan demikian

H0 diterima dan menolak H5. Kesimpulannya, rata-rata keenam

NOM Bank Umum Syariah tidak berbeda secara signifikan.

Terakhir, pada rasio CAR terhlihat bahwa uji F hitung

sebesar 27.550 dengan probabilitas 0.000 yang berarti p < 0.05

maka keenam sampel tidak mempunyai rata-rata CAR yang sama.

Dengan demikian H0 ditolak dan menerima H6. Kesimpulannya,

79
rata-rata keenam CAR Bank Umum Syariah berbeda secara

signifikan.

Tabel 4. 13 ANOVA

Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Between
379.818 5 75.964 7.391 .000
Groups
NPF
Within Groups 246.657 24 10.277

Total 626.474 29

Tabel ANOVA Lanjutan

Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square
Between Groups 9437.328 5 1887.466 .723 .613
FDR Within Groups 62671.975 24 2611.332
Total 72109.303 29
Between Groups .491 5 .098 5.319 .002
GCG Within Groups .443 24 .018
Total .934 29
Between Groups 4.182 5 .836 3.213 .023
ROA Within Groups 6.247 24 .260
Total 10.429 29
Between Groups 10.198 5 2.040 1.190 .344
NOM Within Groups 41.149 24 1.715
Total 51.347 29
Between Groups 1237.837 5 247.567 27.550 .000
CAR Within Groups 215.666 24 8.986
Total 1453.503 29
Sumber: Data diolah, 2017

4) Post Hoc Test

Hasil uji Post Hoc Test indikator risk profile pada tabel

4.14 menunjukan bahwa rasio NPF BSM dengan NPF BNIS,

80
BRIS, BCAS dan BSB memiliki rata-rata yang sama. Sedangkan

rasio NPF BNIS memiliki rata-rata yang sama dengan NPF BSM,

BRIS, BCAS, dan BSB. Kecuali dengan NPF BSMI yang hasilnya

menunjukkan tidak memiliki rata-rata yang sama dengan nilai

signifikan sebesar 0.002, perbedaan rata-rata tersebut ditunjukkan

juga pada nilai mean difference sebesar -9.02000*. Selanjutnya

pada rasio NPF BRIS hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata

dengan NPF BRIS dengan NPF BSM, BNIS, BCAS, dan BSB

sama, kecuali dengan NPF BSMI tidak menunjukkan rata-rata

yang sama, dengan nilai signifikan sebesar 0.009 dan nilai mean

difference sebesar -7.81600*. Rasio NPF BCAS menunjukkan

bahwa memiliki rata-rata yang sama dengan NPF BSM, BNIS,

BRIS, dan BSB, kecuali dengan NPF BSMI yaitu tidak memiliki

rata-rata yang sama. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai

signifikan sebesar 0.000 dan nilai mean difference-nya sebesa4 -

11.55000*. Rasio NPF BSMI hasilnya tidak menunjukan rata-rata

yang sama dengan seluruh NPF kelima bank lainnya, kecuali

dengan NPF BSM yang hasilnya menunjukkan memiliki nilai rata-

rata yang sama. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikan

sebesar 0.076. Terakhir adalah rasio NPF BSB, hasilnya

menunjukkan bahwa memiliki rata-rata yang sama dengan NPF

BSM, BNIS, BRIS dan BCAS, kecuali dengan NPF BSMI tidak

memiliki rata-rata yang sama dengan menunjukkan angka

81
signifikan sebesar 0.013 dan angka mean difference sebesar -

7.50200*.

Rasio FDR menunjukkan hasil H2 ditolak sehingga dapat

dikatakan bahwa keenam Bank Umum Syariah memiliki rata-rata

FDR yang sama.

Rasio GCG menunjukkan hasil bahwa keenam Bank

Umum Syariah memiliki rata-rata yang sama, kecuali GCG antara

BSM dengan GCG BNIS tidak memiliki rata-rata yang sama

dengan menujukkan angka signifikan sebesar 0.001 dengan nilai

mean difference sebesar 0.43000*.

Rasio ROA menunjukkan hasil H4 ditolak sehingga dapat

dikatakan bahwa keenam Bank Umum Syariah memiliki rata-rata

yang sama. Kecuali, antara ROA BSMI dengan BCAS yang

menunjukkan nilai signifikan 0.038 dan BSMI dengan BSB yang

menunjukkan nilai signifikan 0.022.

Rasio NOM menunjukkan hasil H5 ditolak sehingga dapat

dikatakan bahwa keenam Bank Umum Syariah memiliki rata-rata

yang sama yaitu ditunjukkan dengan nilai signifikan > 0.05.

Rasio CAR menunjukkan hasil H6 ditolak sehingga dapat

dikatakan bahwa keenam Bank Umum Syariah memiliki rata-rata

yang sama, kecuali antara CAR BSMI dengan BSM, BNIS, BRIS,

BSMI, BSB yang menunjukkan rata-rata yang tidak sama.

82
Tabel 4. 14 Post Hoc Test Tukey HSD

(I) (J) 95% Confidence


Dep Bank Bank Interval
Mean
ende Umu Umu
Difference Std. Error Sig.
nt m m Lower Upper
(I-J)
Vari Syaria Syaria Bound Bound
able h h
BNIS 3.14800 2.02755 .635 -3.1210 9.4170
BRIS 1.94400 2.02755 .926 -4.3250 8.2130
BSM BCAS 5.67800 2.02755 .092 -.5910 11.9470
BSMI -5.87200 2.02755 .076 -12.1410 .3970
BSB 1.63000 2.02755 .964 -4.6390 7.8990
BSM -3.14800 2.02755 .635 -9.4170 3.1210
BRIS -1.20400 2.02755 .990 -7.4730 5.0650
BNIS BCAS 2.53000 2.02755 .809 -3.7390 8.7990
BSMI -9.02000* 2.02755 .002 -15.2890 -2.7510
BSB -1.51800 2.02755 .973 -7.7870 4.7510
BSM -1.94400 2.02755 .926 -8.2130 4.3250
BNIS 1.20400 2.02755 .990 -5.0650 7.4730
BRIS BCAS 3.73400 2.02755 .460 -2.5350 10.0030
BSMI -7.81600* 2.02755 .009 -14.0850 -1.5470
BSB -.31400 2.02755 1.000 -6.5830 5.9550
NPF
BSM -5.67800 2.02755 .092 -11.9470 .5910
BNIS -2.53000 2.02755 .809 -8.7990 3.7390
BCAS BRIS -3.73400 2.02755 .460 -10.0030 2.5350
BSMI -11.55000* 2.02755 .000 -17.8190 -5.2810
BSB -4.04800 2.02755 .373 -10.3170 2.2210
BSM 5.87200 2.02755 .076 -.3970 12.1410
BNIS 9.02000* 2.02755 .002 2.7510 15.2890
BSMI BRIS 7.81600* 2.02755 .009 1.5470 14.0850
BCAS 11.55000* 2.02755 .000 5.2810 17.8190
BSB 7.50200* 2.02755 .013 1.2330 13.7710
BSM -1.63000 2.02755 .964 -7.8990 4.6390
BNIS 1.51800 2.02755 .973 -4.7510 7.7870
BSB BRIS .31400 2.02755 1.000 -5.9550 6.5830
BCAS 4.04800 2.02755 .373 -2.2210 10.3170
BSMI -7.50200* 2.02755 .013 -13.7710 -1.2330
Sumber: Data diolah, 2017
83
Tabel Post Hoc Test Tukey HSD Lanjutan

(I) (J) 95% Confidence


Dep Bank Bank Interval
Mean
ende Umu Umu Std.
Difference Sig.
nt m m Error
(I-J)
Vari Syaria Syaria Lower Upper
able h h Bound Bound
BNIS -2.54000 32.31923 1.000 -102.4688 97.3888
BRIS 2.88200 32.31923 1.000 -97.0468 102.8108
BSM BCAS 3.14800 32.31923 1.000 -96.7808 103.0768
BSMI 28.85800 32.31923 .945 -71.0708 128.7868
BSB -32.09400 32.31923 .916 -132.0228 67.8348
BSM 2.54000 32.31923 1.000 -97.3888 102.4688
BRIS 5.42200 32.31923 1.000 -94.5068 105.3508
BNIS BCAS 5.68800 32.31923 1.000 -94.2408 105.6168
BSMI 31.39800 32.31923 .923 -68.5308 131.3268
BSB -29.55400 32.31923 .939 -129.4828 70.3748
BSM -2.88200 32.31923 1.000 -102.8108 97.0468
BNIS -5.42200 32.31923 1.000 -105.3508 94.5068
BRIS BCAS .26600 32.31923 1.000 -99.6628 100.1948
BSMI 25.97600 32.31923 .964 -73.9528 125.9048
BSB -34.97600 32.31923 .884 -134.9048 64.9528
FDR
BSM -3.14800 32.31923 1.000 -103.0768 96.7808
BNIS -5.68800 32.31923 1.000 -105.6168 94.2408
BCAS BRIS -.26600 32.31923 1.000 -100.1948 99.6628
BSMI 25.71000 32.31923 .966 -74.2188 125.6388
BSB -35.24200 32.31923 .880 -135.1708 64.6868
BSM -28.85800 32.31923 .945 -128.7868 71.0708
BNIS -31.39800 32.31923 .923 -131.3268 68.5308
BSMI BRIS -25.97600 32.31923 .964 -125.9048 73.9528
BCAS -25.71000 32.31923 .966 -125.6388 74.2188
BSB -60.95200 32.31923 .434 -160.8808 38.9768
BSM 32.09400 32.31923 .916 -67.8348 132.0228
BNIS 29.55400 32.31923 .939 -70.3748 129.4828
BSB BRIS 34.97600 32.31923 .884 -64.9528 134.9048
BCAS 35.24200 32.31923 .880 -64.6868 135.1708
BSMI 60.95200 32.31923 .434 -38.9768 160.8808
Sumber: Dara diolah, 2017
84
Tabel Post Hoc Test Tukey HSD Lanjutan

(I) (J) 95% Confidence


Bank Bank Interval
Mean
Depe Umu Umu
Difference Std. Error Sig.
ndent m m Lower Upper
(I-J)
Varia Syaria Syaria Bound Bound
ble h h
BNIS .43000* .08593 .001 .1643 .6957
BRIS .26000 .08593 .058 -.0057 .5257
BSM BCAS .26000 .08593 .058 -.0057 .5257
BSMI .21500 .08593 .163 -.0507 .4807
BSB .17000 .08593 .383 -.0957 .4357
*
BSM -.43000 .08593 .001 -.6957 -.1643
BRIS -.17000 .08593 .383 -.4357 .0957
BNIS BCAS -.17000 .08593 .383 -.4357 .0957
BSMI -.21500 .08593 .163 -.4807 .0507
BSB -.26000 .08593 .058 -.5257 .0057
BSM -.26000 .08593 .058 -.5257 .0057
BNIS .17000 .08593 .383 -.0957 .4357
BRIS BCAS .00000 .08593 1.000 -.2657 .2657
BSMI -.04500 .08593 .995 -.3107 .2207
BSB -.09000 .08593 .897 -.3557 .1757
GCG
BSM -.26000 .08593 .058 -.5257 .0057
BNIS .17000 .08593 .383 -.0957 .4357
BCAS BRIS .00000 .08593 1.000 -.2657 .2657
BSMI -.04500 .08593 .995 -.3107 .2207
BSB -.09000 .08593 .897 -.3557 .1757
BSM -.21500 .08593 .163 -.4807 .0507
BNIS .21500 .08593 .163 -.0507 .4807
BSMI BRIS .04500 .08593 .995 -.2207 .3107
BCAS .04500 .08593 .995 -.2207 .3107
BSB -.04500 .08593 .995 -.3107 .2207
BSM -.17000 .08593 .383 -.4357 .0957
BNIS .26000 .08593 .058 -.0057 .5257
BSB BRIS .09000 .08593 .897 -.1757 .3557
BCAS .09000 .08593 .897 -.1757 .3557
BSMI .04500 .08593 .995 -.2207 .3107
Sumber: Data diolah, 2017
85
Tabel Post Hoc Test Tukey HSD Lanjutan

(I) (J) 95% Confidence


Depe Bank Bank Interval
Mean
ndent Umu Umu
Difference Std. Error Sig.
Varia m m Lower Upper
(I-J)
ble Syaria Syaria Bound Bound
h h
BNIS -.07400 .32267 1.000 -1.0717 .9237
BRIS .18000 .32267 .993 -.8177 1.1777
BSM BCAS .23200 .32267 .978 -.7657 1.2297
BSMI -.80800 .32267 .162 -1.8057 .1897
BSB .31000 .32267 .926 -.6877 1.3077
BSM .07400 .32267 1.000 -.9237 1.0717
BRIS .25400 .32267 .967 -.7437 1.2517
BNIS BCAS .30600 .32267 .929 -.6917 1.3037
BSMI -.73400 .32267 .243 -1.7317 .2637
BSB .38400 .32267 .837 -.6137 1.3817
BSM -.18000 .32267 .993 -1.1777 .8177
BNIS -.25400 .32267 .967 -1.2517 .7437
BRIS BCAS .05200 .32267 1.000 -.9457 1.0497
BSMI -.98800 .32267 .053 -1.9857 .0097
BSB .13000 .32267 .998 -.8677 1.1277
ROA
BSM -.23200 .32267 .978 -1.2297 .7657
BNIS -.30600 .32267 .929 -1.3037 .6917
BCAS BRIS -.05200 .32267 1.000 -1.0497 .9457
*
BSMI -1.04000 .32267 .038 -2.0377 -.0423
BSB .07800 .32267 1.000 -.9197 1.0757
BSM .80800 .32267 .162 -.1897 1.8057
BNIS .73400 .32267 .243 -.2637 1.7317
BSMI BRIS .98800 .32267 .053 -.0097 1.9857
*
BCAS 1.04000 .32267 .038 .0423 2.0377
*
BSB 1.11800 .32267 .022 .1203 2.1157
BSM -.31000 .32267 .926 -1.3077 .6877
BNIS -.38400 .32267 .837 -1.3817 .6137
BSB BRIS -.13000 .32267 .998 -1.1277 .8677
BCAS -.07800 .32267 1.000 -1.0757 .9197
*
BSMI -1.11800 .32267 .022 -2.1157 -.1203
Sumber: Data diolah, 2017
86
Tabel Post Hoc Test Tukey HSD Lanjutan

(I) 95% Confidence


Bank (J) Interval
Mean
DDepen Umu Bank
Difference Std. Error Sig.
dent m Umum Lower Upper
(I-J)
Varia Syaria Syariah Bound Bound
ble h
BNIS -.75000 .82814 .941 -3.3105 1.8105
BRIS .11800 .82814 1.000 -2.4425 2.6785
BSM BCAS .85400 .82814 .903 -1.7065 3.4145
BSMI .71600 .82814 .951 -1.8445 3.2765
BSB .87800 .82814 .892 -1.6825 3.4385
BSM .75000 .82814 .941 -1.8105 3.3105
BRIS .86800 .82814 .897 -1.6925 3.4285
BNIS BCAS 1.60400 .82814 .405 -.9565 4.1645
BSMI 1.46600 .82814 .502 -1.0945 4.0265
BSB 1.62800 .82814 .390 -.9325 4.1885
BSM -.11800 .82814 1.000 -2.6785 2.4425
BNIS -.86800 .82814 .897 -3.4285 1.6925
BRIS BCAS .73600 .82814 .946 -1.8245 3.2965
BSMI .59800 .82814 .977 -1.9625 3.1585
BSB .76000 .82814 .938 -1.8005 3.3205
NOM
BSM -.85400 .82814 .903 -3.4145 1.7065
BNIS -1.60400 .82814 .405 -4.1645 .9565
BCAS BRIS -.73600 .82814 .946 -3.2965 1.8245
BSMI -.13800 .82814 1.000 -2.6985 2.4225
BSB .02400 .82814 1.000 -2.5365 2.5845
BSM -.71600 .82814 .951 -3.2765 1.8445
BNIS -1.46600 .82814 .502 -4.0265 1.0945
BSMI BRIS -.59800 .82814 .977 -3.1585 1.9625
BCAS .13800 .82814 1.000 -2.4225 2.6985
BSB .16200 .82814 1.000 -2.3985 2.7225
BSM -.87800 .82814 .892 -3.4385 1.6825
BNIS -1.62800 .82814 .390 -4.1885 .9325
BSB BRIS -.76000 .82814 .938 -3.3205 1.8005
BCAS -.02400 .82814 1.000 -2.5845 2.5365
BSMI -.16200 .82814 1.000 -2.7225 2.3985
Sumber: Data diolah, 2017
87
Tabel Post Hoc Test Tukey HSD Lanjutan

95% Confidence
(I) Interval
Depe Bank (J) Bank Mean
ndent Umum Umum Difference Std. Error Sig. Lower Upper
Varia Syariah Syariah (I-J)
Bound Bound
ble
BNIS -2.26600 1.89590 .835 -8.1280 3.5960
BRIS .14200 1.89590 1.000 -5.7200 6.0040
BSM BCAS -17.90200* 1.89590 .000 -23.7640 -12.0400
BSMI -2.55800 1.89590 .755 -8.4200 3.3040
BSB .05200 1.89590 1.000 -5.8100 5.9140
BSM 2.26600 1.89590 .835 -3.5960 8.1280
BRIS 2.40800 1.89590 .798 -3.4540 8.2700
BNIS BCAS -15.63600* 1.89590 .000 -21.4980 -9.7740
BSMI -.29200 1.89590 1.000 -6.1540 5.5700
BSB 2.31800 1.89590 .822 -3.5440 8.1800
BSM -.14200 1.89590 1.000 -6.0040 5.7200
BNIS -2.40800 1.89590 .798 -8.2700 3.4540
BRIS BCAS -18.04400* 1.89590 .000 -23.9060 -12.1820
BSMI -2.70000 1.89590 .713 -8.5620 3.1620
BSB -.09000 1.89590 1.000 -5.9520 5.7720
CAR
BSM 17.90200* 1.89590 .000 12.0400 23.7640
BNIS 15.63600* 1.89590 .000 9.7740 21.4980
BCAS BRIS 18.04400* 1.89590 .000 12.1820 23.9060
BSMI 15.34400* 1.89590 .000 9.4820 21.2060
BSB 17.95400* 1.89590 .000 12.0920 23.8160
BSM 2.55800 1.89590 .755 -3.3040 8.4200
BNIS .29200 1.89590 1.000 -5.5700 6.1540
BSMI BRIS 2.70000 1.89590 .713 -3.1620 8.5620
BCAS -15.34400* 1.89590 .000 -21.2060 -9.4820
BSB 2.61000 1.89590 .740 -3.2520 8.4720
BSM -.05200 1.89590 1.000 -5.9140 5.8100
BNIS -2.31800 1.89590 .822 -8.1800 3.5440
BSB BRIS .09000 1.89590 1.000 -5.7720 5.9520
BCAS -17.95400* 1.89590 .000 -23.8160 -12.0920
BSMI -2.61000 1.89590 .740 -8.4720 3.2520
Sumber: Data diolah, 2017

88
5) Homogenerous Subset Test of Homogenety of Variance

Test ini dilakukan untuk mencari grup mana saja yang

terlihat, jika keenam sampel berada dalam 1 subset menunjukkan

memiliki rata-rata yang sama.

Dilihat dari tabel dibawah ini menunjukkan adanya 2 subset

yang pertama bahwa NPF BCAS, BNIS, BRIS, dan BSB berada

pada subset 1 yang berarti memiliki rata-rata yang sama.

Sedangkan pada subset 2 NPF BSM dan BSMI menunjukan kedua

Bank Umum Syariah tersebut memiliki rata-rata yang sama.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima rasio NPF tidak

sama. Dengan demikian, rasio NPF yang berpengaruh terhadap

tingkat kesehatan bank hanya NPF BCAS, BNIS, BRID, BSB, dan

BSMI.

Tabel 4. 15 Subset NPF

Subset for alpha = 0.05


Bank Umum Syariah N
1 2
BCAS 5 .3120
BNIS 5 2.8420
BRIS 5 4.0460
Tukey BSB 5 4.3600
HSDa
BSM 5 5.9900 5.9900
BSMI 5 11.8620
Sig. .092 .076
Sumber: Data diolah, 2017
Sedangkan pada tabel dibawah ini keenam Bank Umum

Syariah berada pada 1 subset yang sama, artinya memiliki rata-rata

89
yang sama antara keenam variabel FDR dimasing-masing Bank

Umum Syariah dengan nilai total signifikan 0.434.

Tabel 4. 16 Subest FDR

Subset for alpha =


Bank Umum Syariah N 0.05
1
BSMI 5 41.6380
BCAS 5 67.3480
BRIS 5 67.6140
Tukey BSM 5 70.4960
HSDa
BNIS 5 73.0360
BSB 5 102.5900
Sig. .434
Sumber: Data Sekunder diolah, 2017

Pada tabel dibawah ini menunjukan bahwa rasio GCG

dibagi menajadi 2 subset. Pada subset 1 GCG BNIS, BRIS, BCAS,

BSMI, dan BSB memiliki rata-rata yang sama. Sedangkan pada

subset 2 GCG BRIS, BCAS, BSMI, BSB dan BSM memiliki rata-

rata yang sama. Dari hasil penelitian tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa hanya GCG BNIS dan BSM yang rata-ratanya

berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank.

Tabel 4. 17 Subset GCG

Subset for alpha = 0.05


Bank Umum Syariah N
1 2
BNIS 5 1.3500
BRIS 5 1.5200 1.5200
Tukey
BCAS 5 1.5200 1.5200
HSDa
BSMI 5 1.5650 1.5650
BSB 5 1.6100 1.6100
90
BSM 5 1.7800
Sig. .058 .058
Sumber: Data diolah, 2017

Pada tabel dibawah ini menunjukkan hasil dari subset ROA

yang membagi kedalam 2 kelompok dimana, pada subset ROA

BSB, BCAS, BRIS, BSM, dan BNIS memiliki rata-rata yang sama.

Sedangkan pada subset 2 hanya ROA BSM, BNIS, dan BSMI yang

memiliki rata-rata yang sama. Jadi dari hasil penelitian tersebut

dapat diambil kesimpulan, bahwa hanya ROA BSB, BCAS dan

BSMI yang memiliki pengaruh rata-rata signfikan terhadap tingkat

kesehatan bank. masing-masing kelompok memiliki nilai subset

0.837 dan 0.053 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

cukup signifikan.

Tabel 4. 18 Subset ROA

Bank Umum Subset for alpha = 0.05


N
Syariah 1 2
BSB 5 .4160
BCAS 5 .4940
BRIS 5 .5460 .5460
Tukey
BSM 5 .7260 .7260
HSDa
BNIS 5 .8000 .8000
BSMI 5 1.5340
Sig. .837 .053
Sumber: Data Sekunder diolah, 2017

Pada tabel dibawah ini rasio NOM menunjukkan bahwa

keenam sampel memiliki rata-rata yang sama dan berada pada

subset yang sama dengan nilai signifikan 0.390.

91
Tabel 4. 19 Subset NOM

Bank Umum Subset for alpha = 0.05


N
Syariah 1
BSB 5 .6020
BCAS 5 .6260
BSMI 5 .7640
Tukey
BRIS 5 1.3620
HSDa
BSM 5 1.4800
BNIS 5 2.2300
Sig. .390
Sumber: Data Sekunder diolah, 2017

Pada tabel dibawah ini rasio CAR menunjukan adanya

perbedaan antara keenam kelompok Bank Umum Syariah. Hal

tersebut dapat dilihat dari adanya 2 kelompok subset, dimana pada

subset 1 menunjukkan hasil CAR BRIS, BSB, BSM, BNIS, dan

BSMI memiliki rata-rata yang sama. Sedangkan pada subset 2

hanya BCAS yang memiliki pengaruh rata-rata yang sama. Jadi,

dapat ditarik kesimpulan bahwa CAR keenam Bank Umum

Syariah memiliki pengaruh rata-rata yang signifikan terhadap

tingkat kesehatan bank.

Tabel 4. 20 Subset CAR

Bank Umum Subset for alpha = 0.05


N
Syariah 1 2
BRIS 5 13.7760
BSB 5 13.8660
BSM 5 13.9180
Tukey
BNIS 5 16.1840
HSDa
BSMI 5 16.4760
BCAS 5 31.8200
Sig. .713 1.000
Sumber: Data diolah, 2017
92
3. Pembahasan Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

a. Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ditinjau dari Aspek Risk


Profile

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesehatan bank terhadap

hipotesis 1, dimana hasil uji melalui One-way Anova pada faktor Risk

Profile Non Performing Financing (NPF) menunjukkan hasil bahwa

keenam rasio NPF tersebut tidak memiliki rata-rata yang sama. Hal

tersebut ditunjukkan oleh angka siginifikan sebesar 0.000. sedangkan

dalam hasil analisis judgement dapat diketahui bahwa NPF BCAS

menunjukkan angka yang lebih rendah dari bank lainnya. rendahnya

NPF menjadikkan suatu kemampuan suatu bank dalam menciptakan

pendapatan operasional yang lebih tinggi, karena pembiayaan

bermasalah yang rendah. Hal ini selaras dengan penelitian yang

dilakukan oleh Anggun Wahyuni (2016) dengan judul “Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan ASEAN” yang

menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator

risk profile NPF antara 3 Perbankan Syariah di ASEAN.

Sedangkan rasio FDR menunjukkan nilai signifikan sebesar

0.631 yang artinya rata-rata FDR keenam Bank Umum Syariah

tersebut sama. Hasil dari pengujian hipotesis 2 ini yaitu H0 diterima

dan menolak H2, yaitu memiliki rata-rata yang sama antara keenam

Bank Umum Syariah. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sita Ayu Hidayatika (2016) dengan judul “Analisis Perbedaan

93
Tingkat Kesehatan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode

RGEC”.

b. Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ditinjau dari Aspek Good


Corporate Governance

Hasil pengujian hipotesis 3 melali hasil uji One-way Anova

menunjukkan bahwa keenam Bank Umum Syariah tersebut berada

dalam posisi kesehatan yang stabil. Rasio GCG menunjukkan hasil H3

ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa, keenam Bank Umum

Syariah tersebut tidak memiliki rata-rata yang sama. Hal tersebut

ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.002. Sedangkan pada

hasil uji secara judgement menyatakan bahwa GCG keenam bank

masih berada dalam posisi sehat. Hal tersebut selaras dengan

penelitian yang dilakukan oleh Silfiya Meithofani (2015) dengan

judul “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earnings, and Capital (RGEC)

Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

Tahun 2011-2014”.

c. Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ditinjau dari Aspek


Earnings

Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa rasio ROA

menolak H0 dan menerima H4, yang artinya keenam rata-rata ROA

Bank Umum Syariah tersebut memiliki nilai rata-rata yang berbeda.

BSMI memiliki nilai rata-rata ROA tertinggi dengan nilai sebesar

1.5340, kemudian BNIS, BSM, BRIS, BCAS dan BSB. Tingkat rata-

94
rata tersebut juga sesuai dengan hasil analisa judgement. Hal tersebut

juga selaras dengan hasil penelitian oleh Anggun Wahyuni (2016)

dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan

ASEAN” yang menyatakan bahwa tingginya ROA menunjukkan bahwa

aktiva bank yang telah digunakan dengan optimal untuk memperoleh

pendapatan bank, sehingga setiap bank dapat mempunyai kemampuan

yang lebih baik dalam menghasilkan keuntngan dari total aktiva yang

dimiliki.

Sedangkan hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa H0

diterima dan menolak H5, yang memiliki arti bahwa keenam Bank

Umum Syariah tersebut memiliki rata-rata NOM yang sama. Hal

tersebut selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asri

Karnita Sari (2015) dengan judul “Analisis Perbandingan Tingkat

Kesehatan Bank Antara Bank Nasional, Bank Campuran, dan Bank

Asing dengan Menggunakan Pendekatan RGEC”.

d. Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ditinjau dari Aspek


Capital

Hasil pengujian hipotesis 6 menunjukkan bahwa menerima H6,

yaitu rata-rata indikator Capital Adequency Ratio (CAR) keenam Bank

Umum Syariag tersebut tidak sama. Sedangkan hasil rata-rata

tertingginya diraih oleh BCAS. Hal tersebut selaras dengan penelitian

oleh Sita Ayu (2016) dengan judul “Analisis Perbedaan Tingkat

Kesehatan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode RGEC”

95
yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari rata-

rata indikator CAR.

96
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis tingkat kesehatan dengan metode Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earnings, and Capital (RGEC) pada Bank Umum

Syariah di Indonesia periode 2012-2016 adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kesehatan BSM dari tahun 2012-2013 berada dalam posisi

sehat, sedangkan pada tahun 2014-2016 berada dalam posisi cukup

sehat. Sedangkan tingkat kesehatan BNIS pada tahun 2012 berada

pada posisi sehat, lalu ditahun 2013 berubah menjadi sangat sehat.

pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi cukup sehat dan pada

tahun 2015-2016 kembali berubah menjadi sehat.

BRIS mengalami tingkat kesehatan yang stabil yaitu pada

posisi sehat kecuali pada tahun 2014 sempat mengalami perubahan

menjadi cukup sehat. BCAS mengalami tingkat kesehatan yang cukup

fluktuatif, 2012-2013 berada diposisi sehat dan sangat sehat, kemudian

pada tahun 2014 berada diposisi cukup sehat dan berubah kembali

menjadi sangat sehat ditahun 2015. Pada tahun 2016 BCAS berubah

kembali kedalam kondisi sehat.

BSMI dari tahun 2012-2016 berada dalam posisi stabil yaitu

sehat, kecuali pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi cukup

97
sehat. Terakhir tingkat kesehatan untuk BSB berada dalam posisi

cukup sehat dari tahun 2012-2014 lalu berubah menjadi kurang sehat

pada tahun 2015. Perubahan itu kemudian diperbaiki kedalam posisi

sehat pada tahun 2016.

2. Hasil dari analisis tingkat kesehatan dengan menggunakan metode Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earnings, and Capital (RGEC) ini

menunjukkan urutan peringkat dari Bank Umum Syarih dari yang paling

baik, adalah sebagai berikut:

a. BCA Syariah

b. BNI Syariah

c. BRI Syariah

d. Bank Mega Syariah

e. Bank Syariah Mandiri

f. Bank Syariah Bukopin

3. Hasil analisis tingkat kesehatan Bank Umum Syariah dengan

menggunakan uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata pada

indikator Non Performing Financing (NPF) keenam Bank Umum Syariah

di Indonesia tidak sama. Kemudian dalam indikator Finance to Deposit

Ratio (FDR) menunjukkan bahwa rata-rata keenam Bank Umum Syariah

sama.

Hasil uji indikator Good Corporate Governance menunjukkan

bahwa rata-rata keenam Bank Umum Syariah di Indonesia tidak sama.

98
Kemudian rata-rata dari indikator Return On Assets (ROA) antara kinerja

keuangan keenam Bank Umum Syariah di Indonesia tidak sama.

Dalam hasil uji indikator Net Operating Margin (NOM) antara

kinerja keuangan keenam Bank Umum Syariah di Indonesia dinyatakan

memiliki rata-rata sama. Sedangkan hasil uji indikator Capital Adequency

Ratio (CAR) menyatakan bahwa rata-rata keenam Bank Umum Syariah

tidak sama.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti mencoba

mengemukakan saran yang mungkin dapat bermanfaat seperti berikut:

1. Bagi industri perbankan syariah yang bersangkutan untuk dapat selalu

memperbaiki dan mempertahankan kinerja yang sudah baik, serta dapat

terus meningkatkan dengan berbagai macam upaya seperti membuat tata

kelola perusahaan menjadi lebih baik lagi, mengelola aset perusahaan

dengan baik, serta menjaga kesehatan kinerja perusahaannya untuk

memperoleh kinerja keuangan yang optimal dan stabil, selain itu juga

untuk meningkatkan tingkan kepercayaan dan loyalitas nasabah kepada

perusahaan.

a. Bagi masyarakat atau nasabah bank syariah, penelitian ini

diharapkan dapat menjadi referensi atau sumber informasi yang

dapat dijadikan sebagai acuan dalam menilai kinerja keuangan

perbankan syariah untukmembuat suatu keputusan perbankan syariah

mana yang terbaik dan optimal dalam pengelolaan dana nasabahnya.

99
2. Bagi akademisi semoga penelitian ini memberikan bukti yang empiris

terkait faktor-faktor yang memperngaruhi tingkat kesehatan suatu bank

syariah. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya, dengan mengembangkan materi serta

menambahkan variabel-variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi

tingkat kesehehatan suatu bank syariah. Demi perkembangan ilmu

pengetahuan pada sektor perbankan khususnya syariah yang masih

berkembang sampai saat ini.

100
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, S. M. (2015). Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode RGEC


Terhadap Profitabilitas bank Umum Syariah di Indonesia Periode Tahun
2011-2014. Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ali, Herni, dan Miftahurrohman. (2016). Determinan yang Mempengaruhi


Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal
Esensi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Volume 6
(1).

Bank Indonesia. (1991). Surat Edaran Bank IndonesiaNo.23/21/BPPP.

Bank Indonesia. (2004). Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP.

Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP.

Bank Indonesia. (2011). Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011. Tentang


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Claessens, S. (2003). Corporate Governance and Development. Focus.

Ghozali, I. (2009). Ekonometrika (Teori, konsep dan aplikasi dengan SPSS 17).
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasan, H. A., Suhadak, dan Sulasmiyati, S. (2016). Analisis Asean Banking


Integration Framework (ABIF) Untuk Kinerja Perbankan di ASEAN (Studi
Perbankan pada Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand
Tahun 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis: Universitas Brawijaya
Malang, 19.

Hasanah, Nur. (2013). Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate


Governance Terhadap Kinerja Perbankan. Skripsi: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

101
Hidayatika, S. A. (2016). Analisis Perbedaan Tingkat Kesehatan Bank
Konvensional dengan Menggunakan Metode RGEC (Studi pada Bank
Konvensional yang Listing di BEI 2011-2014. Skripsi: Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ihsan, Dwi Nur'aini, dan Kartika, Sharfina Putri. (2015). Potensi Kebangkrutan
Pada Sektor Perbankan Syariah untuk Menghadapi Perubahan
Lingkungan Bisnis. Jurnal Etikonomi: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Volume 14 (2).

Ikatan Bankir Indonesia. (2015). Manajemen Risiko 1. Jakarta Pusat: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Ismail, R., dan Rivai, V. (2013). Islamic Risk Management For Islamic Bank.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mandasari, Jayanti. (2015). Analisis Kinerja Keuangan dengan Pendekatan


Metode RGEC pada Bank BUMN Periode 2012-2013. Jurnal: Ilmu
Administrasi Bisnis. Volume 3 (2).

Kasmir. (2015). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Marsuki, Marwanto., Pahlevi, C., dan Pono, M. (2012). Perbandingan Kinerja


Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional. Jurnal Analisis,
Volume 1 (1). 66.

Muhammad. (2005). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Statistik Perbankan Syariah. Jakarta: Otoritas


Jasa Keuangan Republik Indonesia.

Oyerinde, A. A. (2014). Corporate Governance and Bank Performance in


Nigeria: Further Evidence from Nigeria. International Journal of Business
and Management, Volume 9 (8).

102
Pasaribu, Lolita Yuliarty. (2016). Pengaruh Intellectual Capital dan Good
Coporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah.
Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Purnamawati, I. G. (2014). Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Perbankan


ASEAN Setelah Krisis Global. Jurnal Keuangan dan Perbankan:
Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 18 (2). 294.

Rama, Ali, dan Novela, Yela. (2015). Shariah Governance dan Kualitas Tata
Kelola Perbankan Syariah. Jurnal Signifikan: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Volume 4 (2).

Rustam, B. R. (2013). Manajemen Resiko Perbankan Syariah di Indonesia.


Jakarta Selatan: Salemba.

Saharuddin, Desmadi. (2015). Pembayaran Ganti Rugi pada Asuransi Syariah.


Jakarta: Prenada Media Group.

Saharuddin, Desmadi, dan Ali, Rama. (2017). Currency System and It’s Impact
On Economic Stability. Jurnal Al-Iqtishad: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Volume 9 (2).

Sari, A. K. (2015). Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Antara Bank


Nasional, Bank Campuran dan Bank Asing Dengan Menggunakan
Pendekatan Rgec (Studi Pada Bank Umum Dengan Modal Inti Diatas 5
Triliun Rupiah). Jurnal Ilmiah: Universitas Brawijaya Malang, 6.

Sarwono, J. (2015). Rumus-Rumus Populer dalam SPSS 22 untuk Riset Skripsi.


Yogyakarta: C.V Andi.

Sudarsono, H. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:


EKONISIA.

Sugiarti, W. (2012). Analisis Kinerja Keuangan dan Prediksi Tingkat.Jurnal


Akuntansi: Universitas Gunadarma, 6.

103
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.
Alfabeta.

Syardiana, G., Rodoni, Ahmad., dan Putri, Z. E. (2015). Pengaruh Investment


Opportunity Set, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return
On Asset terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntabilitas: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Volume 8 (1).

Tarmizi, Achmad, dan Kusuno, Willyanto Kartiko. (2003). Analisis Rasio-Rasio


Keuangan sebagaio Indikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan
Perbankan di Indonesia. Media Ekonomi & Bisnis. Vo.XV. No.1. Juni
2003.

Umam, K. (2013). Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia.

Umiyati, dan Faly, Q. P. (2015). Pengukuran Kinerja Bank Syariah dengan


Metode RGEC. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 186.

Usman, R. (2012). Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: Sinar


Grafika.

Wahyuni, A. (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Asean


(Studi Pada Bank Umum Indonesia, Thailand Dan Filipina). Jurnal
Nominal, Volume 5 (2): Universitas Negeri Yogyakarta, 13.

Wirawan, R. Y. (2013). Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Terhadap


Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan BUMN Sektor Perbankan di
Indonesia. Skripsi: Universitas Hasanuddin Makassar.

www.bi.go.id (25 Maret 2017)

www.brisyariah.co.id (25 Maret 2017)

www.bnisyariah.co.id (25 Maret 2017)

104
www.bcasyariah.co.id (25 Maret 2017)

www.megasyariah.co.id (25 Maret 2017)

www.syariahmandiri.co.id (25 Maret 2017)

www.syariahbukopin.co.id (25 Maret 2017)

105
LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Perhitungan Variabel Penelitian


Variabel NPF

BUS Tahun Rata-Rata NPF PK Keterangan


2012 0.10 1 Sangat Sehat
2013 0.02 1 Sangat Sehat
BCAS 2014 0.03 1 Sangat Sehat
2015 0.71 1 Sangat Sehat
2016 0.70 1 Sangat Sehat
2012 17.62 5 Tidak Sehat
2013 18.74 5 Tidak Sehat
BSMI 2014 15.38 5 Tidak Sehat
2015 4.62 2 Sehat
2016 3.95 2 Sehat
2012 3.75 1 Sangat Sehat
2013 4.59 2 Sehat
BSM 2014 8.00 2 Sehat
2015 7.21 3 Cukup Sehat
NPF 2016 6.40 4 Kurang Sehat
2012 4.56 2 Sehat
2013 4.99 2 Sehat
BSB 2014 3.41 2 Sehat
2015 4.93 2 Sehat
2016 3.91 2 Sehat
2012 3.02 2 Sehat
2013 2.38 2 Sehat
BRIS 2014 4.79 2 Sehat
2015 5.04 3 Cukup Sehat
2016 5.00 3 Cukup Sehat
2012 2.67 2 Sehat
2013 3.11 2 Sehat
BNIS 2014 2.52 2 Sehat
2015 2.52 2 Sehat
2016 3.39 2 Sehat
Sumber: Data diolah, 2017

106
Variabel FDR

BUS Tahun Rata-Rata FDR PK Keterangan


2012 50.66 1 Sangat Sehat
2013 50.52 1 Sangat Sehat
BCAS 2014 59.24 1 Sangat Sehat
2015 79.85 2 Sehat
2016 96.47 3 Cukup Sehat
2012 0.77 1 Sangat Sehat
2013 0.43 1 Sangat Sehat
BSMI 2014 22.74 1 Sangat Sehat
2015 89.62 3 Cukup Sehat
2016 94.63 3 Cukup Sehat
2012 53.37 1 Sangat Sehat
2013 42.40 1 Sangat Sehat
BSM 2014 54.37 1 Sangat Sehat
2015 98.00 3 Cukup Sehat
FDR 2016 104.34 4 Kurang Sehat
2012 27.23 1 Sehat
2013 31.52 1 Sehat
BSB 2014 49.31 1 Sehat
2015 198.75 5 Tidak Sehat
2016 206.14 5 Tidak Sehat
2012 40.54 1 Sehat
2013 47.74 1 Sehat
BRIS 2014 41.17 1 Sehat
2015 100.74 4 Kurang Sehat
2016 107.88 4 Kurang Sehat
2012 37.51 1 Sangat Sehat
2013 33.41 1 Sangat Sehat
BNIS 2014 34.80 1 Sangat Sehat
2015 130.15 5 Tidak Sehat
2016 130.11 5 Tidak Sehat
Sumber: Data diolah, 2017

107
Variabel GCG

BUS Tahun Rata-Rata GCG PK Keterangan


2012 1.400 1 Sangat Baik
2013 1.350 1 Sangat Baik
BCAS 2014 1.850 2 Baik
2015 1.500 1 Sangat Baik
2016 1.500 1 Sangat Baik
2012 1.600 2 Baik
2013 1.600 2 Baik
BSMI 2014 1.400 1 Sangat Baik
2015 1.575 2 Baik
2016 1.650 2 Baik
2012 1.850 1 Sangat Baik
2013 1.850 2 Baik
BSM 2014 1.575 2 Baik
2015 1.600 2 Baik
GCG 2016 1.600 2 Baik
2012 1.850 2 Sehat
2013 1.600 2 Baik
BSB 2014 1.850 2 Baik
2015 1.600 2 Baik
2016 1.600 2 Baik
2012 1.400 1 Sangat Baik
2013 1.350 1 Sangat Baik
BRIS 2014 1.850 2 Baik
2015 1.500 1 Sangat Baik
2016 1.500 1 Sangat Baik
2012 1.250 1 Sangat Baik
2013 1.300 1 Sangat Baik
BNIS 2014 1.400 1 Sangat Baik
2015 1.400 1 Sangat Baik
2016 1.400 1 Sangat Baik
Sumber: Data diolah, 2017

108
Variabel ROA

BUS Tahun Rata-Rata ROA PK Keterangan


2012 0.39 4 Kurang Sehat
2013 0.62 3 Cukup Sehat
BCAS 2014 0.34 4 Kurang Sehat
2015 0.52 3 Cukup Sehat
2016 0.60 3 Cukup Sehat
2012 2.70 1 Sangat Sehat
2013 1.81 2 Sehat
BSMI 2014 1.29 2 Sehat
2015 -0.20 5 Tidak Sehat
2016 2.07 1 Sangat Sehat
2012 1.41 2 Sehat
2013 1.05 3 Cukup Sehat
BSM 2014 0.47 4 Kurang Sehat
2015 0.33 4 Kurang Sehat
ROA 2016 0.37 4 Kurang Sehat
2012 0.41 4 Kurang Sehat
2013 0.54 3 Cukup Sehat
BSB 2014 0.16 4 Kurang Sehat
2015 0.40 4 Kurang Sehat
2016 0.57 3 Cukup Sehat
2012 0.70 3 Cukup Sehat
2013 0.87 3 Cukup Sehat
BRIS 2014 0.09 4 Kurang Sehat
2015 0.47 4 Kurang Sehat
2016 0.60 3 Cukup Sehat
2012 0.76 3 Cukup Sehat
2013 0.88 3 Cukup Sehat
BNIS 2014 0.69 3 Cukup Sehat
2015 0.85 3 Cukup Sehat
2016 0.82 3 Cukup Sehat
Sumber: Data diolah, 2017

109
Variabel NOM

BUS Tahun Rata-Rata NOM PK Keterangan


2012 0.50 5 Tidak Sehat
2013 0.65 5 Tidak Sehat
BCAS 2014 0.47 5 Tidak Sehat
2015 1.19 4 Kurang Sehat
2016 0.32 5 Tidak Sehat
2012 2.70 2 Sehat
2013 1.85 3 Cukup Sehat
BSMI 2014 0.35 5 Tidak Sehat
2015 1.06 4 Kurang Sehat
2016 -2.14 5 Tidak Sehat
2012 2.13 2 Sehat
2013 1.12 3 Cukup Sehat
BSM 2014 0.41 5 Tidak Sehat
2015 1.13 3 Cukup Sehat
NOM 2016 2.61 2 Sehat
2012 0.51 5 Tidak Sehat
2013 1.00 4 Kurang Sehat
BSB 2014 0.23 5 Tidak Sehat
2015 0.70 5 Tidak Sehat
2016 0.57 5 Tidak Sehat
2012 0.01 5 Tidak Sehat
2013 0.78 5 Tidak Sehat
BRIS 2014 0.09 5 Tidak Sehat
2015 2.52 2 Sehat
2016 3.41 1 Sangat Sehat
2012 0.83 5 Tidak Sehat
2013 1.04 4 Kurang Sehat
BNIS 2014 0.82 5 Tidak Sehat
2015 4.93 1 Sangat Sehat
2016 3.53 1 Sangat Sehat
Sumber: Data diolah, 2017

110
Variabel CAR

BUS Tahun Rata-Rata CAR PK Keterangan


2012 37.84 1 Sangat Sehat
2013 26.43 1 Sangat Sehat
BCAS 2014 27.07 1 Sangat Sehat
2015 30.01 1 Sangat Sehat
2016 37.75 1 Sangat Sehat
2012 12.66 1 Sangat Sehat
2013 13.05 1 Sangat Sehat
BSMI 2014 16.59 1 Sangat Sehat
2015 17.18 1 Sangat Sehat
2016 22.90 1 Sangat Sehat
2012 13.22 1 Sangat Sehat
2013 11.69 2 Sehat
BSM 2014 13.50 1 Sangat Sehat
2015 15.29 1 Sangat Sehat
CAR 2016 15.63 1 Sangat Sehat
2012 13.66 1 Sangat Sehat
2013 14.48 1 Sangat Sehat
BSB 2014 14.85 1 Sangat Sehat
2015 12.95 1 Sangat Sehat
2016 13.65 1 Sangat Sehat
2012 13.05 1 Sangat Sehat
2013 13.20 1 Sangat Sehat
BRIS 2014 13.72 1 Sangat Sehat
2015 13.00 1 Sangat Sehat
2016 15.91 1 Sangat Sehat
2012 16.82 1 Sangat Sehat
2013 16.45 1 Sangat Sehat
BNIS 2014 16.99 1 Sangat Sehat
2015 15.27 1 Sangat Sehat
2016 15.39 1 Sangat Sehat
Sumber: Data diolah, 2017

111
Lampiran 2: Data Variabel RGEC & Peringkat Komposit

Nama Risk Profile Earnings


Tahun GCG CAR RGEC PK Ket
Perusahaan NPF FDR ROA NOM
2012 2 1 2 2 2 1 1.625 2 Sehat
2013 2 1 2 3 3 1 2.125 2 Sehat
BSM 2014 3 1 2 4 5 1 3 3 Cukup Sehat
2015 4 3 2 4 3 1 2.875 3 Cukup Sehat
2016 4 4 2 4 2 1 2.75 3 Cukup Sehat
2012 2 1 1 3 5 1 1.625 2 Sehat
2013 2 1 1 3 4 1 1.5 1 Sangat Sehat
BNIS
2014 2 1 2 3 5 1 2.625 3 Cukup Sehat
2016 2 5 1 3 1 1 1.625 2 Sehat
2012 2 1 1 3 5 1 1.625 2 Sehat
2013 2 1 1 3 5 1 1.625 2 Sehat
BRIS 2014 2 1 2 4 5 1 2.875 3 Cukup Sehat
2015 3 4 1 4 2 1 1.875 2 Sehat
2016 3 4 1 3 1 1 1.625 2 Sehat
2012 1 1 1 4 5 1 1.625 2 Sehat
2013 1 1 1 3 5 1 1.5 1 Sangat Sehat
BCAS 2014 1 1 2 4 5 1 2.75 3 Cukup Sehat
2015 1 2 1 3 4 1 1.5 1 Sangat Sehat
2016 1 3 1 3 5 1 1.75 2 Sehat
2012 5 1 2 1 2 1 1.75 2 Sehat
2013 5 1 2 2 3 1 2.25 2 Sehat
BMSI 2014 5 1 1 2 5 1 1.875 2 Sehat
2015 2 3 2 5 4 1 3.125 3 Cukup Sehat
2016 2 3 1 1 5 1 1.625 2 Sehat
2012 2 1 2 4 5 1 2.875 3 Cukup Sehat
2013 2 1 2 3 4 2 2.625 3 Cukup Sehat
BSB 2014 2 1 2 4 5 1 2.875 3 Cukup Sehat
2015 2 5 2 4 5 1 3.375 4 Kurang Sehat
2016 4 5 1 3 5 1 2.375 2 Sehat
Sumber: Data diolah, 2017

112
Lampiran 3: Uji Analisis Statistik

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


NPF FDR GCG ROA NOM CAR
N 30 30 30 30 30 30
Normal Parametersa,b Mean 4.9020 70.4537 1.5575 .7527 1.1773 17.6733
Std.
49.8650 1.3306
Deviati 4.64786 .17946 .59968 7.07960
9 3
on
Most Extreme Absolut
.288 .193 .143 .216 .230 .328
Differences e
Positive .288 .193 .143 .216 .230 .328
Negativ
-.147 -.103 -.115 -.140 -.157 -.206
e
Test Statistic .288 .193 .143 .216 .230 .328
c c c
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .006 .119 .001c .000c .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPF 30 .02 18.74 4.9020 4.64786
FDR 30 .43 206.14 70.4537 49.86509
GCG 30 1.25 1.85 1.5575 .17946
ROA 30 -.20 2.70 .7527 .59968
NOM 30 -2.14 4.93 1.1773 1.33063
CAR 30 11.69 37.84 17.6733 7.07960
Valid N (listwise) 30

Uji Homogenety of Variances

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic df1 df2 Sig.
NPF 35.838 5 24 .000
FDR 17.415 5 24 .000
GCG .833 5 24 .539
ROA 4.803 5 24 .003
113
NOM 5.163 5 24 .002
CAR 7.675 5 24 .000

Uji One-way Anova

ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
NPF Between
379.818 5 75.964 7.391 .000
Groups
Within
246.657 24 10.277
Groups
Total 626.474 29
FDR Between
9437.328 5 1887.466 .723 .613
Groups
Within
62671.975 24 2611.332
Groups
Total 72109.303 29
GCG Between
.491 5 .098 5.319 .002
Groups
Within
.443 24 .018
Groups
Total .934 29
ROA Between
4.182 5 .836 3.213 .023
Groups
Within
6.247 24 .260
Groups
Total 10.429 29
NOM Between
10.198 5 2.040 1.190 .344
Groups
Within
41.149 24 1.715
Groups
Total 51.347 29
CAR Between
1237.837 5 247.567 27.550 .000
Groups
Within
215.666 24 8.986
Groups
Total 1453.503 29

114
Post Hoc Test

Multiple Comparisons
(I) Bank (J) Bank 95% Confidence Interval
Umum Umum Mean Difference
Dependent Variable Syariah Syariah (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

NPF Tukey HSD BSM BNIS 3.14800 2.02755 .635 -3.1210 9.4170

BRIS 1.94400 2.02755 .926 -4.3250 8.2130

BCAS 5.67800 2.02755 .092 -.5910 11.9470

BSMI -5.87200 2.02755 .076 -12.1410 .3970

BSB 1.63000 2.02755 .964 -4.6390 7.8990

BNIS BSM -3.14800 2.02755 .635 -9.4170 3.1210

BRIS -1.20400 2.02755 .990 -7.4730 5.0650

BCAS 2.53000 2.02755 .809 -3.7390 8.7990


*
BSMI -9.02000 2.02755 .002 -15.2890 -2.7510

BSB -1.51800 2.02755 .973 -7.7870 4.7510

BRIS BSM -1.94400 2.02755 .926 -8.2130 4.3250

BNIS 1.20400 2.02755 .990 -5.0650 7.4730

BCAS 3.73400 2.02755 .460 -2.5350 10.0030

BSMI -7.81600* 2.02755 .009 -14.0850 -1.5470

BSB -.31400 2.02755 1.000 -6.5830 5.9550

BCAS BSM -5.67800 2.02755 .092 -11.9470 .5910

BNIS -2.53000 2.02755 .809 -8.7990 3.7390

BRIS -3.73400 2.02755 .460 -10.0030 2.5350


*
BSMI -11.55000 2.02755 .000 -17.8190 -5.2810

BSB -4.04800 2.02755 .373 -10.3170 2.2210

BSMI BSM 5.87200 2.02755 .076 -.3970 12.1410

BNIS 9.02000* 2.02755 .002 2.7510 15.2890


*
BRIS 7.81600 2.02755 .009 1.5470 14.0850

BCAS 11.55000* 2.02755 .000 5.2810 17.8190


*
BSB 7.50200 2.02755 .013 1.2330 13.7710

BSB BSM -1.63000 2.02755 .964 -7.8990 4.6390

BNIS 1.51800 2.02755 .973 -4.7510 7.7870

BRIS .31400 2.02755 1.000 -5.9550 6.5830

BCAS 4.04800 2.02755 .373 -2.2210 10.3170

BSMI -7.50200* 2.02755 .013 -13.7710 -1.2330

115
Bonferroni BSM BNIS 3.14800 2.02755 1.000 -3.4585 9.7545

BRIS 1.94400 2.02755 1.000 -4.6625 8.5505

BCAS 5.67800 2.02755 .149 -.9285 12.2845

BSMI -5.87200 2.02755 .119 -12.4785 .7345

BSB 1.63000 2.02755 1.000 -4.9765 8.2365

BNIS BSM -3.14800 2.02755 1.000 -9.7545 3.4585

BRIS -1.20400 2.02755 1.000 -7.8105 5.4025

BCAS 2.53000 2.02755 1.000 -4.0765 9.1365

BSMI -9.02000* 2.02755 .003 -15.6265 -2.4135

BSB -1.51800 2.02755 1.000 -8.1245 5.0885

BRIS BSM -1.94400 2.02755 1.000 -8.5505 4.6625

BNIS 1.20400 2.02755 1.000 -5.4025 7.8105

BCAS 3.73400 2.02755 1.000 -2.8725 10.3405


*
BSMI -7.81600 2.02755 .011 -14.4225 -1.2095

BSB -.31400 2.02755 1.000 -6.9205 6.2925

BCAS BSM -5.67800 2.02755 .149 -12.2845 .9285

BNIS -2.53000 2.02755 1.000 -9.1365 4.0765

BRIS -3.73400 2.02755 1.000 -10.3405 2.8725

BSMI -11.55000* 2.02755 .000 -18.1565 -4.9435

BSB -4.04800 2.02755 .860 -10.6545 2.5585

BSMI BSM 5.87200 2.02755 .119 -.7345 12.4785


*
BNIS 9.02000 2.02755 .003 2.4135 15.6265

BRIS 7.81600* 2.02755 .011 1.2095 14.4225


*
BCAS 11.55000 2.02755 .000 4.9435 18.1565

BSB 7.50200* 2.02755 .017 .8955 14.1085

BSB BSM -1.63000 2.02755 1.000 -8.2365 4.9765


BNIS 1.51800 2.02755 1.000 -5.0885 8.1245

BRIS .31400 2.02755 1.000 -6.2925 6.9205

BCAS 4.04800 2.02755 .860 -2.5585 10.6545


*
BSMI -7.50200 2.02755 .017 -14.1085 -.8955
FDR Tukey HSD BSM BNIS -2.54000 32.31923 1.000 -102.4688 97.3888
BRIS 2.88200 32.31923 1.000 -97.0468 102.8108
BCAS 3.14800 32.31923 1.000 -96.7808 103.0768
BSMI 28.85800 32.31923 .945 -71.0708 128.7868
BSB -32.09400 32.31923 .916 -132.0228 67.8348
BNIS BSM 2.54000 32.31923 1.000 -97.3888 102.4688
116
BRIS 5.42200 32.31923 1.000 -94.5068 105.3508
BCAS 5.68800 32.31923 1.000 -94.2408 105.6168
BSMI 31.39800 32.31923 .923 -68.5308 131.3268
BSB -29.55400 32.31923 .939 -129.4828 70.3748
BRIS BSM -2.88200 32.31923 1.000 -102.8108 97.0468
BNIS -5.42200 32.31923 1.000 -105.3508 94.5068
BCAS .26600 32.31923 1.000 -99.6628 100.1948
BSMI 25.97600 32.31923 .964 -73.9528 125.9048
BSB -34.97600 32.31923 .884 -134.9048 64.9528
BCAS BSM -3.14800 32.31923 1.000 -103.0768 96.7808
BNIS -5.68800 32.31923 1.000 -105.6168 94.2408
BRIS -.26600 32.31923 1.000 -100.1948 99.6628
BSMI 25.71000 32.31923 .966 -74.2188 125.6388
BSB -35.24200 32.31923 .880 -135.1708 64.6868
BSMI BSM -28.85800 32.31923 .945 -128.7868 71.0708
BNIS -31.39800 32.31923 .923 -131.3268 68.5308
BRIS -25.97600 32.31923 .964 -125.9048 73.9528
BCAS -25.71000 32.31923 .966 -125.6388 74.2188
BSB -60.95200 32.31923 .434 -160.8808 38.9768
BSB BSM 32.09400 32.31923 .916 -67.8348 132.0228
BNIS 29.55400 32.31923 .939 -70.3748 129.4828
BRIS 34.97600 32.31923 .884 -64.9528 134.9048
BCAS 35.24200 32.31923 .880 -64.6868 135.1708
BSMI 60.95200 32.31923 .434 -38.9768 160.8808
Bonferroni BSM BNIS -2.54000 32.31923 1.000 -107.8484 102.7684
BRIS 2.88200 32.31923 1.000 -102.4264 108.1904
BCAS 3.14800 32.31923 1.000 -102.1604 108.4564
BSMI 28.85800 32.31923 1.000 -76.4504 134.1664
BSB -32.09400 32.31923 1.000 -137.4024 73.2144
BNIS BSM 2.54000 32.31923 1.000 -102.7684 107.8484
BRIS 5.42200 32.31923 1.000 -99.8864 110.7304
BCAS 5.68800 32.31923 1.000 -99.6204 110.9964
BSMI 31.39800 32.31923 1.000 -73.9104 136.7064
BSB -29.55400 32.31923 1.000 -134.8624 75.7544
BRIS BSM -2.88200 32.31923 1.000 -108.1904 102.4264
BNIS -5.42200 32.31923 1.000 -110.7304 99.8864
BCAS .26600 32.31923 1.000 -105.0424 105.5744

117
BSMI 25.97600 32.31923 1.000 -79.3324 131.2844
BSB -34.97600 32.31923 1.000 -140.2844 70.3324
BCAS BSM -3.14800 32.31923 1.000 -108.4564 102.1604
BNIS -5.68800 32.31923 1.000 -110.9964 99.6204
BRIS -.26600 32.31923 1.000 -105.5744 105.0424
BSMI 25.71000 32.31923 1.000 -79.5984 131.0184
BSB -35.24200 32.31923 1.000 -140.5504 70.0664
BSMI BSM -28.85800 32.31923 1.000 -134.1664 76.4504
BNIS -31.39800 32.31923 1.000 -136.7064 73.9104
BRIS -25.97600 32.31923 1.000 -131.2844 79.3324
BCAS -25.71000 32.31923 1.000 -131.0184 79.5984
BSB -60.95200 32.31923 1.000 -166.2604 44.3564
BSB BSM 32.09400 32.31923 1.000 -73.2144 137.4024
BNIS 29.55400 32.31923 1.000 -75.7544 134.8624
BRIS 34.97600 32.31923 1.000 -70.3324 140.2844
BCAS 35.24200 32.31923 1.000 -70.0664 140.5504
BSMI 60.95200 32.31923 1.000 -44.3564 166.2604
*
GCG Tukey HSD BSM BNIS .43000 .08593 .001 .1643 .6957
BRIS .26000 .08593 .058 -.0057 .5257
BCAS .26000 .08593 .058 -.0057 .5257
BSMI .21500 .08593 .163 -.0507 .4807
BSB .17000 .08593 .383 -.0957 .4357
*
BNIS BSM -.43000 .08593 .001 -.6957 -.1643
BRIS -.17000 .08593 .383 -.4357 .0957
BCAS -.17000 .08593 .383 -.4357 .0957
BSMI -.21500 .08593 .163 -.4807 .0507
BSB -.26000 .08593 .058 -.5257 .0057
BRIS BSM -.26000 .08593 .058 -.5257 .0057
BNIS .17000 .08593 .383 -.0957 .4357
BCAS .00000 .08593 1.000 -.2657 .2657
BSMI -.04500 .08593 .995 -.3107 .2207
BSB -.09000 .08593 .897 -.3557 .1757
BCAS BSM -.26000 .08593 .058 -.5257 .0057
BNIS .17000 .08593 .383 -.0957 .4357
BRIS .00000 .08593 1.000 -.2657 .2657
BSMI -.04500 .08593 .995 -.3107 .2207
BSB -.09000 .08593 .897 -.3557 .1757

118
BSMI BSM -.21500 .08593 .163 -.4807 .0507
BNIS .21500 .08593 .163 -.0507 .4807
BRIS .04500 .08593 .995 -.2207 .3107
BCAS .04500 .08593 .995 -.2207 .3107
BSB -.04500 .08593 .995 -.3107 .2207
BSB BSM -.17000 .08593 .383 -.4357 .0957
BNIS .26000 .08593 .058 -.0057 .5257
BRIS .09000 .08593 .897 -.1757 .3557
BCAS .09000 .08593 .897 -.1757 .3557
BSMI .04500 .08593 .995 -.2207 .3107
*
Bonferroni BSM BNIS .43000 .08593 .001 .1500 .7100
BRIS .26000 .08593 .088 -.0200 .5400
BCAS .26000 .08593 .088 -.0200 .5400
BSMI .21500 .08593 .293 -.0650 .4950
BSB .17000 .08593 .892 -.1100 .4500
*
BNIS BSM -.43000 .08593 .001 -.7100 -.1500
BRIS -.17000 .08593 .892 -.4500 .1100
BCAS -.17000 .08593 .892 -.4500 .1100
BSMI -.21500 .08593 .293 -.4950 .0650
BSB -.26000 .08593 .088 -.5400 .0200
BRIS BSM -.26000 .08593 .088 -.5400 .0200
BNIS .17000 .08593 .892 -.1100 .4500
BCAS .00000 .08593 1.000 -.2800 .2800
BSMI -.04500 .08593 1.000 -.3250 .2350
BSB -.09000 .08593 1.000 -.3700 .1900
BCAS BSM -.26000 .08593 .088 -.5400 .0200
BNIS .17000 .08593 .892 -.1100 .4500
BRIS .00000 .08593 1.000 -.2800 .2800
BSMI -.04500 .08593 1.000 -.3250 .2350
BSB -.09000 .08593 1.000 -.3700 .1900
BSMI BSM -.21500 .08593 .293 -.4950 .0650
BNIS .21500 .08593 .293 -.0650 .4950
BRIS .04500 .08593 1.000 -.2350 .3250
BCAS .04500 .08593 1.000 -.2350 .3250
BSB -.04500 .08593 1.000 -.3250 .2350
BSB BSM -.17000 .08593 .892 -.4500 .1100
BNIS .26000 .08593 .088 -.0200 .5400

119
BRIS .09000 .08593 1.000 -.1900 .3700
BCAS .09000 .08593 1.000 -.1900 .3700
BSMI .04500 .08593 1.000 -.2350 .3250
ROA Tukey HSD BSM BNIS -.07400 .32267 1.000 -1.0717 .9237
BRIS .18000 .32267 .993 -.8177 1.1777
BCAS .23200 .32267 .978 -.7657 1.2297
BSMI -.80800 .32267 .162 -1.8057 .1897
BSB .31000 .32267 .926 -.6877 1.3077
BNIS BSM .07400 .32267 1.000 -.9237 1.0717
BRIS .25400 .32267 .967 -.7437 1.2517
BCAS .30600 .32267 .929 -.6917 1.3037
BSMI -.73400 .32267 .243 -1.7317 .2637
BSB .38400 .32267 .837 -.6137 1.3817
BRIS BSM -.18000 .32267 .993 -1.1777 .8177
BNIS -.25400 .32267 .967 -1.2517 .7437
BCAS .05200 .32267 1.000 -.9457 1.0497
BSMI -.98800 .32267 .053 -1.9857 .0097
BSB .13000 .32267 .998 -.8677 1.1277
BCAS BSM -.23200 .32267 .978 -1.2297 .7657
BNIS -.30600 .32267 .929 -1.3037 .6917
BRIS -.05200 .32267 1.000 -1.0497 .9457
*
BSMI -1.04000 .32267 .038 -2.0377 -.0423
BSB .07800 .32267 1.000 -.9197 1.0757
BSMI BSM .80800 .32267 .162 -.1897 1.8057
BNIS .73400 .32267 .243 -.2637 1.7317
BRIS .98800 .32267 .053 -.0097 1.9857
*
BCAS 1.04000 .32267 .038 .0423 2.0377
*
BSB 1.11800 .32267 .022 .1203 2.1157
BSB BSM -.31000 .32267 .926 -1.3077 .6877
BNIS -.38400 .32267 .837 -1.3817 .6137
BRIS -.13000 .32267 .998 -1.1277 .8677
BCAS -.07800 .32267 1.000 -1.0757 .9197
BSMI -1.11800* .32267 .022 -2.1157 -.1203
Bonferroni BSM BNIS -.07400 .32267 1.000 -1.1254 .9774
BRIS .18000 .32267 1.000 -.8714 1.2314
BCAS .23200 .32267 1.000 -.8194 1.2834
BSMI -.80800 .32267 .292 -1.8594 .2434

120
BSB .31000 .32267 1.000 -.7414 1.3614
BNIS BSM .07400 .32267 1.000 -.9774 1.1254
BRIS .25400 .32267 1.000 -.7974 1.3054
BCAS .30600 .32267 1.000 -.7454 1.3574
BSMI -.73400 .32267 .482 -1.7854 .3174
BSB .38400 .32267 1.000 -.6674 1.4354
BRIS BSM -.18000 .32267 1.000 -1.2314 .8714
BNIS -.25400 .32267 1.000 -1.3054 .7974
BCAS .05200 .32267 1.000 -.9994 1.1034
BSMI -.98800 .32267 .080 -2.0394 .0634
BSB .13000 .32267 1.000 -.9214 1.1814
BCAS BSM -.23200 .32267 1.000 -1.2834 .8194
BNIS -.30600 .32267 1.000 -1.3574 .7454
BRIS -.05200 .32267 1.000 -1.1034 .9994
BSMI -1.04000 .32267 .054 -2.0914 .0114
BSB .07800 .32267 1.000 -.9734 1.1294
BSMI BSM .80800 .32267 .292 -.2434 1.8594
BNIS .73400 .32267 .482 -.3174 1.7854
BRIS .98800 .32267 .080 -.0634 2.0394
BCAS 1.04000 .32267 .054 -.0114 2.0914
BSB 1.11800* .32267 .030 .0666 2.1694
BSB BSM -.31000 .32267 1.000 -1.3614 .7414
BNIS -.38400 .32267 1.000 -1.4354 .6674
BRIS -.13000 .32267 1.000 -1.1814 .9214
BCAS -.07800 .32267 1.000 -1.1294 .9734
*
BSMI -1.11800 .32267 .030 -2.1694 -.0666
NOM Tukey HSD BSM BNIS -.75000 .82814 .941 -3.3105 1.8105
BRIS .11800 .82814 1.000 -2.4425 2.6785
BCAS .85400 .82814 .903 -1.7065 3.4145
BSMI .71600 .82814 .951 -1.8445 3.2765
BSB .87800 .82814 .892 -1.6825 3.4385
BNIS BSM .75000 .82814 .941 -1.8105 3.3105
BRIS .86800 .82814 .897 -1.6925 3.4285
BCAS 1.60400 .82814 .405 -.9565 4.1645
BSMI 1.46600 .82814 .502 -1.0945 4.0265
BSB 1.62800 .82814 .390 -.9325 4.1885
BRIS BSM -.11800 .82814 1.000 -2.6785 2.4425

121
BNIS -.86800 .82814 .897 -3.4285 1.6925
BCAS .73600 .82814 .946 -1.8245 3.2965
BSMI .59800 .82814 .977 -1.9625 3.1585
BSB .76000 .82814 .938 -1.8005 3.3205
BCAS BSM -.85400 .82814 .903 -3.4145 1.7065
BNIS -1.60400 .82814 .405 -4.1645 .9565
BRIS -.73600 .82814 .946 -3.2965 1.8245
BSMI -.13800 .82814 1.000 -2.6985 2.4225
BSB .02400 .82814 1.000 -2.5365 2.5845
BSMI BSM -.71600 .82814 .951 -3.2765 1.8445
BNIS -1.46600 .82814 .502 -4.0265 1.0945
BRIS -.59800 .82814 .977 -3.1585 1.9625
BCAS .13800 .82814 1.000 -2.4225 2.6985
BSB .16200 .82814 1.000 -2.3985 2.7225
BSB BSM -.87800 .82814 .892 -3.4385 1.6825
BNIS -1.62800 .82814 .390 -4.1885 .9325
BRIS -.76000 .82814 .938 -3.3205 1.8005
BCAS -.02400 .82814 1.000 -2.5845 2.5365
BSMI -.16200 .82814 1.000 -2.7225 2.3985
Bonferroni BSM BNIS -.75000 .82814 1.000 -3.4484 1.9484
BRIS .11800 .82814 1.000 -2.5804 2.8164
BCAS .85400 .82814 1.000 -1.8444 3.5524
BSMI .71600 .82814 1.000 -1.9824 3.4144
BSB .87800 .82814 1.000 -1.8204 3.5764
BNIS BSM .75000 .82814 1.000 -1.9484 3.4484
BRIS .86800 .82814 1.000 -1.8304 3.5664
BCAS 1.60400 .82814 .969 -1.0944 4.3024
BSMI 1.46600 .82814 1.000 -1.2324 4.1644
BSB 1.62800 .82814 .915 -1.0704 4.3264
BRIS BSM -.11800 .82814 1.000 -2.8164 2.5804
BNIS -.86800 .82814 1.000 -3.5664 1.8304
BCAS .73600 .82814 1.000 -1.9624 3.4344
BSMI .59800 .82814 1.000 -2.1004 3.2964
BSB .76000 .82814 1.000 -1.9384 3.4584
BCAS BSM -.85400 .82814 1.000 -3.5524 1.8444
BNIS -1.60400 .82814 .969 -4.3024 1.0944
BRIS -.73600 .82814 1.000 -3.4344 1.9624

122
BSMI -.13800 .82814 1.000 -2.8364 2.5604
BSB .02400 .82814 1.000 -2.6744 2.7224
BSMI BSM -.71600 .82814 1.000 -3.4144 1.9824
BNIS -1.46600 .82814 1.000 -4.1644 1.2324
BRIS -.59800 .82814 1.000 -3.2964 2.1004
BCAS .13800 .82814 1.000 -2.5604 2.8364
BSB .16200 .82814 1.000 -2.5364 2.8604
BSB BSM -.87800 .82814 1.000 -3.5764 1.8204
BNIS -1.62800 .82814 .915 -4.3264 1.0704
BRIS -.76000 .82814 1.000 -3.4584 1.9384
BCAS -.02400 .82814 1.000 -2.7224 2.6744
BSMI -.16200 .82814 1.000 -2.8604 2.5364
CAR Tukey HSD BSM BNIS -2.26600 1.89590 .835 -8.1280 3.5960

BRIS .14200 1.89590 1.000 -5.7200 6.0040

BCAS -17.90200* 1.89590 .000 -23.7640 -12.0400

BSMI -2.55800 1.89590 .755 -8.4200 3.3040

BSB .05200 1.89590 1.000 -5.8100 5.9140

BNIS BSM 2.26600 1.89590 .835 -3.5960 8.1280

BRIS 2.40800 1.89590 .798 -3.4540 8.2700


*
BCAS -15.63600 1.89590 .000 -21.4980 -9.7740

BSMI -.29200 1.89590 1.000 -6.1540 5.5700

BSB 2.31800 1.89590 .822 -3.5440 8.1800


BRIS BSM -.14200 1.89590 1.000 -6.0040 5.7200

BNIS -2.40800 1.89590 .798 -8.2700 3.4540

BCAS -18.04400* 1.89590 .000 -23.9060 -12.1820

BSMI -2.70000 1.89590 .713 -8.5620 3.1620

BSB -.09000 1.89590 1.000 -5.9520 5.7720


*
BCAS BSM 17.90200 1.89590 .000 12.0400 23.7640

BNIS 15.63600* 1.89590 .000 9.7740 21.4980


*
BRIS 18.04400 1.89590 .000 12.1820 23.9060

BSMI 15.34400* 1.89590 .000 9.4820 21.2060


*
BSB 17.95400 1.89590 .000 12.0920 23.8160

BSMI BSM 2.55800 1.89590 .755 -3.3040 8.4200

BNIS .29200 1.89590 1.000 -5.5700 6.1540

BRIS 2.70000 1.89590 .713 -3.1620 8.5620


*
BCAS -15.34400 1.89590 .000 -21.2060 -9.4820

123
BSB 2.61000 1.89590 .740 -3.2520 8.4720

BSB BSM -.05200 1.89590 1.000 -5.9140 5.8100

BNIS -2.31800 1.89590 .822 -8.1800 3.5440

BRIS .09000 1.89590 1.000 -5.7720 5.9520

BCAS -17.95400* 1.89590 .000 -23.8160 -12.0920

BSMI -2.61000 1.89590 .740 -8.4720 3.2520

Bonferroni BSM BNIS -2.26600 1.89590 1.000 -8.4436 3.9116

BRIS .14200 1.89590 1.000 -6.0356 6.3196

BCAS -17.90200* 1.89590 .000 -24.0796 -11.7244

BSMI -2.55800 1.89590 1.000 -8.7356 3.6196

BSB .05200 1.89590 1.000 -6.1256 6.2296

BNIS BSM 2.26600 1.89590 1.000 -3.9116 8.4436


BRIS 2.40800 1.89590 1.000 -3.7696 8.5856
*
BCAS -15.63600 1.89590 .000 -21.8136 -9.4584

BSMI -.29200 1.89590 1.000 -6.4696 5.8856

BSB 2.31800 1.89590 1.000 -3.8596 8.4956

BRIS BSM -.14200 1.89590 1.000 -6.3196 6.0356

BNIS -2.40800 1.89590 1.000 -8.5856 3.7696

BCAS -18.04400* 1.89590 .000 -24.2216 -11.8664

BSMI -2.70000 1.89590 1.000 -8.8776 3.4776

BSB -.09000 1.89590 1.000 -6.2676 6.0876


*
BCAS BSM 17.90200 1.89590 .000 11.7244 24.0796
BNIS 15.63600* 1.89590 .000 9.4584 21.8136
*
BRIS 18.04400 1.89590 .000 11.8664 24.2216

BSMI 15.34400* 1.89590 .000 9.1664 21.5216


*
BSB 17.95400 1.89590 .000 11.7764 24.1316

BSMI BSM 2.55800 1.89590 1.000 -3.6196 8.7356

BNIS .29200 1.89590 1.000 -5.8856 6.4696

BRIS 2.70000 1.89590 1.000 -3.4776 8.8776


*
BCAS -15.34400 1.89590 .000 -21.5216 -9.1664

BSB 2.61000 1.89590 1.000 -3.5676 8.7876

BSB BSM -.05200 1.89590 1.000 -6.2296 6.1256

BNIS -2.31800 1.89590 1.000 -8.4956 3.8596

BRIS .09000 1.89590 1.000 -6.0876 6.2676

BCAS -17.95400* 1.89590 .000 -24.1316 -11.7764

124
BSMI -2.61000 1.89590 1.000 -8.7876 3.5676

*. The mean difference is significant


at the 0.05 level.

Uji Homogeneous Subset

NPF

Subset for alpha = 0.05

Bank Umum Syariah N 1 2


a
Tukey HSD BCAS 5 .3120

BNIS 5 2.8420

BRIS 5 4.0460
BSB 5 4.3600

BSM 5 5.9900 5.9900

BSMI 5 11.8620

Sig. .092 .076

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

FDR

Subset for alpha =


0.05

Bank Umum Syariah N 1


a
Tukey HSD BSMI 5 41.6380

BCAS 5 67.3480

BRIS 5 67.6140

BSM 5 70.4960
BNIS 5 73.0360

BSB 5 102.5900

Sig. .434

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

125
GCG
Subset for alpha = 0.05

Bank Umum Syariah N 1 2

Tukey HSDa BNIS 5 1.3500

BRIS 5 1.5200 1.5200

BCAS 5 1.5200 1.5200

BSMI 5 1.5650 1.5650

BSB 5 1.6100 1.6100

BSM 5 1.7800

Sig. .058 .058

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
ROA
Subset for alpha = 0.05

Bank Umum Syariah N 1 2

Tukey HSDa BSB 5 .4160

BCAS 5 .4940

BRIS 5 .5460 .5460

BSM 5 .7260 .7260

BNIS 5 .8000 .8000

BSMI 5 1.5340

Sig. .837 .053

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
NOM
Subset for alpha =
0.05
Bank Umum Syariah N 1

Tukey HSDa BSB 5 .6020

BCAS 5 .6260

BSMI 5 .7640

BRIS 5 1.3620

BSM 5 1.4800

BNIS 5 2.2300

Sig. .390

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

126
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
CAR
Subset for alpha = 0.05

Bank Umum Syariah N 1 2

Tukey HSDa BRIS 5 13.7760

BSB 5 13.8660

BSM 5 13.9180

BNIS 5 16.1840

BSMI 5 16.4760

BCAS 5 31.8200

Sig. .713 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

127

Anda mungkin juga menyukai